Anda di halaman 1dari 7

PEGEMBANGAN OBJEK WISATA POLEWALI MANDAR

Nama : sri dita ayuningsi

NIM : 31656820037

Jurusan : Ilmu pemerintahan

Ringkasan eksekutif

Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar mengambil langkah strategis dalam merumuskan


kebijakan pengembangan objek wisata untuk meningkatkan daya tarik dan kontribusi
ekonomi sektor pariwisata. Fokus utama kebijakan ini adalah pada pemberdayaan masyarakat
lokal, pelestarian budaya, dan pembangunan infrastruktur pendukung.

Pengembangan objek wisata akan didasarkan pada identifikasi dan pemanfaatan potensi alam
dan budaya unik di daerah ini, termasuk pantai eksotis, warisan budaya, dan atraksi alam
lainnya. Langkah selanjutnya adalah melibatkan aktif masyarakat dalam pengelolaan
destinasi wisata, memberikan pelatihan, dan menciptakan peluang kerja di sektor pariwisata.

Jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Polewali Mandar tidak mengalami


peningkatan yang signifikan. Sedangkan, salah satu indikator keberhasilan pemerintah daerah
dalam upaya pengembangan pariwisata dapat dilihat dari jumlah pengunjung ke daerah
tersebut. Semakin indah dan menarik sebuah objek wisata maka semakin tinggi pula jumlah
pengunjung yang berkunjung ke daerah sebut. Namun, dalam mengoptimalkan potensi wisata
tersebut, peran pemerintah memiliki dampak yang signifikan. Keterlibatan pemerintah dalam
pengembangan objek wisata bukan hanya sebatas penyediaan infrastruktur, tetapi juga
melibatkan perumusan kebijakan, pengelolaan berkelanjutan, dan promosi destinasi wisata.

Kebijakan ini juga mencakup investasi dalam infrastruktur, seperti perbaikan aksesibilitas dan
fasilitas pendukung, untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan wisatawan. Selain itu,
penerapan teknologi informasi dan promosi melalui platform digital akan ditingkatkan untuk
meningkatkan visibilitas dan daya tarik destinasi wisata Kabupaten Polewali Mandar.

Pendahuluan

Dalam pengembangan sektor pariwisata, tentu hal utama yang perlu dikembangkan adalah
Objek-objek yang mempunyai daya tarik untuk menjadi tujuan wisata. Objek Wisata sendiri
ada banyak jenisnya,tergantung pakar yang mendefinisikannya, tetapi menurut Mappi dalam
(pradikta, 2013:15) Objek atau Daya Tarik Wisata umumnya dapat dibagi 3 jenis yaitu :
Objek Wisata Alam, Objek Wisata Budaya dan Objek Wisata Buatan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor.8 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar, potensi kepariwisataan di Kabupaten Polewali
Mandar perlu dikembangkan guna menunjang pembangunan daerah dan pembangunan
kepariwisataan pada khususnya.

Polewali mandar merupakan salah satu dari enam kabupaten yang ada di provinsi sulawesi
barat yang terletak di sepanjang garis pantai barat pulau sulawesi dan berbatasan dengan
kabupaten majene dengan kondisi fisik pegunungan. Sebagai salah satu kota kecil di provinsi
sulawesi barat, kabupaten polewali mandar memiliki potensi yang besar dibandingkan daerah
lainnya pada sektor pariwisata yang mempunyai peluang cukup besar untuk dikembangkan,
karena objek wisata yang ada cukup beragam. Sektor pariwisata tersebut meliputi wisata
bahari, wisata alam, wisata budaya dan kerajinan yang tersebar di beberapa kecamatan.
Meskipun pemerintah daerah telah banyak melakukan usaha promosi agar menarik para
wisatawan, namun masih diperlukan lagi cara promosi lainnya yang lebih baik untuk menarik
minat para wisatawan berkunjung ke objek-objek wisata yang ada di kabupaten polewali
mandar.

Hal ini tentu dapat menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah apabila dapat dikembangkan
dengan baik. Namun, hingga kini potensi pariwisata yang ada belum seluruhnya
dikembangkan dengan baik oleh pemerintah. Sehingga, akan berpengaruh pada jumlah
kunjungan wisatawan yang berkunjungan ke Kabupaten Polewali Mandar.

Ketidakoptimalannya pengembangan atau meningkatkan potensi Objek wisata di kabupaten


poewali mandar dapat dilihat sebagai berikut:

Pertama: Jumlah wisatawan yang masih sangat jauh dari dari pada jumlah wisatawan
yang ad di daerah-daerah di provinsi terdekat seperti Sulawesi selatan, karena belum begitu
populer di kalangan wisatawan di berbagai daerah sehingga pengembangan dan promosi
masih harus di tingkatkan.

Hal ini tentu dapat menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah apabila dapat dikembangkan
dengan baik. Namun, hingga kini potensi pariwisata yang ada belum seluruhnya
dikembangkan dengan baik oleh pemerintah. Sehingga, akan berpengaruh pada jumlah
kunjungan wisatawan yang berkunjungan ke Kabupaten Polewali Mandar.
Ke-dua: Pemeliharaan fasilitas wisata sering menjadi faktor yang terabaikan pada
destinasi wisata yang sedang berkembang. Pengelola lebih fokus pada upaya pengembangan
dan mendatangkan pengunjung. Hal ini karena pemeliharaan fasilitas wisata cenderung
mendatangkan biaya dari pada keuntungan.

Maka, salah satu masalah dari pengembangan objek wisata ialah fasilitas penunjang objek
wisata yang belum memadai, dan adapun objek wisata yang telah memiliki fasilitas tapi
belum terpelihara dengan baik sehingga mengalami kerusakan.

Faktanya masih banyak ditemukan beberapa destinasi wisata yang tidak memiliki
fasilitas umum yang lengkap, sehingga menyulitkan wisatawan. Bahkan ada juga yang sudah
memiliki fasilitas penunjang, namun tidak dirawat dengan baik dan dibiarkan kotor begitu
saja. Padahal apabila disediakan fasilitas yang lengkap dapat memudahkan serta membuat
wisatawan nyaman saat liburan.

Ke-tiga: Dari segi aksesibilitas yaitu kemudahan alam mencapai tujuan destinasi wisata.
Contohnya akses menuju rumah penyu yang belum layak ( jalanan rusak ), Selain itu juga
penunjuk jalan menuju beberapa destinasi wisata yang belum ada.

Aksebilitas ke objek wisata yang belum baik dapat menjadi hambatan bagi wisatawan yang
ingin berkunjung. Seperti yang dijelaskan oleh (Gamal, 1997) Aksesibilitas yang baik akan
menentukan mudah atau tidaknya lokasi untuk dijangkau. Selain itu Jaringan jalan juga
merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap kelancaran pelayanan umum yang sangat
penting. Ketersediaan aksesibilitas di daerah objek wisata Pantai Pasir Putih belum diketahui
secara pasti apakah berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan sehingga harus
dilakukan pengkajian lebih lanjut.

Rekomendasi strategi

Agar pengembangan objek wisata di kabupaten polewali mandar dapat berhasil dalam
meningkatkan wisata memerlukan strategi seperti;

1. Peningkatan aksesibilitas : Pemerintah daerah dapat meningkatkan aksesibilitas ke


objek wisata dengan memperbaiki infrastruktur jalan dan transportasi, serta memperluas
jangkauan promosi pariwisata melalui media online.

Untuk mengatasi masalah Dari segi aksesibilitas yaitu kemudahan dalam mencapai tujuan
destinasi wisata dapat dilakukan dengan cara
a. Sediakan informasi aksesibilitas yang jelas dan mudah diakses, baik melalui situs web,
brosur, atau papan informasi di tempat objek wisata.

b. Kerja sama antara pihak terkait baik pemerintah daerah, pihak pengelola dan masyarakat
untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi publik ke objek wisata.

2. Optimalisasi pengembangan dan promosi : Pemerintah daerah dapat mengoptimalkan


pengembangan dan promosi pariwisata dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
meningkatkan kualitas SDM pengelola pariwisata, serta memperkuat kerjasama antara
pemangku kepentingan.

Tujuan pokok dalam kegiatan promosi adalah membujuk, memberitahu, dan mengingatkan
konsumen mengenai perusahaan serta produk yang dipasarkan. Dan jika produk yang
ditawarkan adalah berupa objek wisata, maka tentu promosi yang dilakukan guna untuk
meningkatkan kunjungan dan minat masyarakat terkait produk wisata yang ada, selain itu
buah dari promosi adalah terbangunnya branding atau citra dari objek wisata maupun daerah
yang dipromosikan.

Kegiatan promosi umumnya dilakukan melalui media cetak, event, dan iklan. Namun
semakin berkembangnya zaman, maka kegiatan promosi yang dilakukan semakin variati
caranya, saat ini kita dapat memanfaatkan media online, seperti youtube, social media dan
pengaruh dari mereka yang memiliki banyak pengikut di social media.

3. Pengembangan sarana dan prasarana : Pemerintah daerah dapat meningkatkan


pengembangan sarana dan prasarana di objek wisata, terutama aksesibilitas, fasilitas
pendukung, dan keamanan.

Maka, salah satu masalah dari pengembangan objek wisata ialah fasilitas penunjang objek
wisata yang belum memadai, dan adapun objek wisata yang telah memiliki fasilitas tapi
belum terpelihara dengan baik sehingga mengalami kerusakan.

Adapun strategi-strategi pengembangan objek wisata dalam hal fasilitas yang belum memadai
dan tidak terpelihara dengan baik dapat dilakukan dengan:

a. Melihat atau menilai secara langsung suatu objek wisata yang memerlukan fasilitas atau
memerlukan perbaikan serta perawatan fasilitas untuk mengembangkan atau meningkatkan
jumlah penduduk.
b. Pengelolaan dana, dengan membuat rencana anggaran yang jelas untuk perbaikan dan
perawatan fasilitas.termasuk dana internal dari objek wisata, sponsor, atau bantuan
pemerintah.

c. Berikan pelatihan kepada staf objek wisata untuk meningkatkan keterampilan perawatan
dan pemeliharaan fasilitas. Pastikan mereka memahami pentingnya peran mereka dalam
menjaga kualitas objek wisata.

d. Libatkan pengunjung dalam program edukasi yang mendorong kesadaran tentang


pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan fasilitas.

4. Pengembangan objek wisata : Pemerintah daerah dapat mengembangkan desa wisata


sebagai salah satu bentuk pengembangan pariwisata, dengan memperkuat kerjasama antara
pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat lokal.

Pengembangan desa wisata sebagai bentuk pengembangan pariwisata memerlukan strategi


yang terintegrasi dan melibatkan kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan
masyarakat lokal. Berikut adalah beberapa strategi kebijakan yang dapat diterapkan:

a. Pengembangan Master Plan Desa Wisata.

seperti Membuat rencana strategis yang jelas dan terukur untuk pengembangan desa wisata
dan Identifikasi potensi dan keunikan lokal, serta identifikasi tantangan yang mungkin
dihadapi.

b. Partisipasi Masyarakat Lokal.

Libatkan masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Dan Bangun
kesadaran serta pemahaman masyarakat tentang manfaat dan dampak positif pengembangan
desa wisata.

c. Pelibatan Sektor Swasta.

Bangun kemitraan strategis antara pemerintah dan pelaku bisnis untuk memaksimalkan
potensi ekonomi desa.

d. Pemberdayaan Ekonomi Lokal:

Dorong pengembangan usaha mikro dan kecil oleh masyarakat setempat. Dengan Berikan
pelatihan dan dukungan teknis untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan lokal.

e. Infrastruktur dan Aksesibilitas.


- Perbaiki infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan air bersih.

- Pastikan aksesibilitas yang baik ke desa wisata melalui transportasi umum atau fasilitas
lainnya.

f. Pemasaran dan Promosi.

- Bentuk tim pemasaran khusus untuk mempromosikan desa wisata.

- Manfaatkan media sosial, situs web, dan kampanye pemasaran untuk meningkatkan
visibilitas.

g. Pembinaan Sumber Daya Manusia.

Kembangkan program pelatihan untuk memperkuat kapasitas pengelola dan pekerja di sektor
pariwisata.

h. Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan.

- Terapkan praktik pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga keindahan


alam dan budaya.

- Sosialisasikan perilaku ramah lingkungan kepada wisatawan dan komunitas lokal.

Dari kebijakan pengembangan objek wisata di Kabupaten Polewali Mandar adalah


peningkatan jumlah wisatawan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat setempat. Selain itu, pengembangan pariwisata juga dapat
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya lokal, serta
memperkuat kerjasama antara pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan.

Daftar pustaka

https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp/article/view/8932

https://kebijakankesehatanindonesia.net/images/2019/PB/
Policy_Brief_Menggalang_aksi_penanggulangan_stunting_di_masyarakat_akar_rumput.pdf

https://www.semanticscholar.org/paper/Prospek-Pengembangan-Objek-Wisata-Taman-Raya-
Lemor-Wirakalam-Syukriati/0b901da098a2d5dc7444c7104ab50dfcb3517a1e

http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/24086/

Anda mungkin juga menyukai