PROFIL KEPARIWISATAAN
KABUPATEN MUNA BARAT
Kabupaten Muna Barat yang berdiri kurang lebih 1 dekade lalu dari
pemekaran dengan Kabupaten Muna menyimpan potensi kepariwisataan yang
dapat menjadi tonggak capaian daerah menuju ke arah yang lebih baik, tetapi
hingga dewasa ini masih banyak permasalahan yang hinggap pada proses
pengembangan pariwisata.
67
sekitarnya. Posisi Kabupaten Muna Barat yang dapat dikatakan berada di
tengah-tengah daerah ini, harus berusaha keras untuk meraih pasar
wisatawan yang selama ini sudah terbagi ke destinasi-destinasi yang
dijelaskan diatas. Oleh karena itu, perlu diciptakan produk (atraksi) yang
dapat menjaring atau mengambil peran serta dalam pemenuhan pasara
wisatawan untuk berkunjung ke destinasi-destinasi wisata yang ada di
Kabupaten Muna Barat.
c. Infrastruktur
Dalam hal ini, kendala infrastruktur berkaitan dengan infrastruktur jalan,
serta masih terbatasanya infrastruktur perairan. Keterbatasan
infrastruktur jalan menuju daya tarik wisata dapat terlihat pada peta
sebaran daya tarik wisata maupun pengamatan lapangan. Daya tarik wisata
yang dapat dijangkau dengan faslitias jalan yang memadai hanya pada daya
tarik wisata yang berada di radius jalan nasional sampai jalan lokal.
Semnatara itu, sebagian dan beberapa daya tarik wisata tersebar dan dapat
dijangkau dengan jalan lokal atau lingkungan yang kondisinya masih buruk
dan sulit dilalui kendaraan bermotor, hal ini tentu akan menyulitkan
wisatawan yang akan berkunjung ke destinasi yang ingin dituju. Kondisi ini
pun nantinya tidak akan menguntungkan bagi Pemerintah Daerah jika
dibiarkan berlarut ataupun pihak yang akan melakukan investasi dan
berencana mengembangkan daya tarik tersebut. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa ketersediaan infrastruktur juga menjadi syarat utama
dalam peningkatan konektivitas, baik itu transportasi maupun
telekomunikasi. Hal ini memerlukan peran aktif daerah dalam melakukan
kerja sama dengan berbagai pihak dalam pemenuhan infrastruktur karena
tidak semua dapat di cover oleh APBD yang terbatas dengan waktu yang
relatif singkat.
d. SDM dan kelembagaan
Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muna Barat masih
dihadapkan pada persoalan kurangnya kompetensi SDM. Hal ini terjadi
karena dua hal, yaitu minimnya SDM lulusan dari sekolah pariwisata,
bidang ilmu pariwisata, ataupun yang memahami kepariwisataan yang
bekerja di organisasi perangkat daerah terkait dengan kelembagaan
68
pariwisata yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat.
Yang kedua adalah kurangnya tenaga kerja yang terampil dan mempunyai
pengetahuan hospitality yang baik dan disamping itu masih kurangnya
kerjasama pada pemasaran pariwisata. Kelembagaan kepariwisataan di
daerah ini juga dihadapkan pada tantangan koordinasi dan sinergi antar
OPD, masyarakat, dan swasta dalam pelaksanaan program-program
kepariwisataan agar berhasil dengan baik.
e. Kerusakan lingkungan
Tantangan lainnya dalam pembangunan pariwisata di Kabupaten Muna
Barat adalah aktivitas dari penangkapan ikan dengan bahan kimia maupun
bom yang bisa merusak ekosistem biota laut dan terumbu karang serta
pembukaan spot pada destinasi pariwisata yang nantinya akan
mengharuskan adanya upaya pelestarian lingkungan terutama pada
kawasan-kawasan yang ditumbuhi mangrove atau tanaman pelindung
lainnya dari ancaman bahaya air pasang dan kenaikan air laut. Hal ini
menjadi perhatian serius nantinya didalam perumusan strategi dan konsep
pengembangan di destinasi pariwisata yang akan dikembangkan dalam
RIPPDA ini.
69
Lemahnya koordinasi antar lembaga baik itu dinas maupun badan untuk
peruntukan percepatan pengembangan pariwisata dalam konteks
pembangunan kepariwisataan daerah. Lemahnya koordinasi ini ditandai
dengan kurang bersinerginya program pada destinasi atau daya tarik
wisata yang ada di Kabupaten Muna Barat.
c. Pengelolaan kualitas.
Sebagian besar daya tarik wisata di Kabupaten Muna Barat berada pada
taraf embrio dan menonjol sehingga masih perlu ditingkatkan pengelolaan
kualitas objek daya tarik wisata unggulan dengan sentuhan-sentuhan lokal
budaya setempat.
d. Kurangnya perawatan.
Fasilitas wisata di beberapa daya tarik wisata kurang dirawat bahkan
cenderung terabaikan dan kondisinya memprihatinkan, yang semula
dibangun dan berkembang dengan cepat dan peningkatan kunjungan
wisatawan, tetapi dalam perkembangan waktu daya tarik tersebut seakan
tidak terurus lagi seperti pada destinasi wisata Pantai Pajala, dan di Pulau
Indo.
e. Kualitas dan kuantitas pelayanan.
Kualitas dan kuantitas pelayanan industri pariwisata masih sangat terbatas.
Misalnya, frontliner di perhotelan atau pintu kedatangan bandara. Hal ini
menjadi tantangan dalam pengembangan pariwisata dan salah satu isu
strategis dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muna Barat.
Kunci sukses dalam memenangkan persaingan bisnis pariwisata adalah
pelayanan prima dan hospitality. Dalam hal ini, wisatawan merupakan
konsumen akhir pada suatu pelayanan kegiatan wisata sebagai pihak yang
menggunakan dan menikmati jasa yang ditawarkan (Damanik, 2013).
f. Pemasaran.
Pemasaran yang dilakukan belum bertarget jelas sehingga besar
kemungkinan akan tidak tepat pada sasaran. Selain itu, jalur pemasaran
melalui internet dan platform digital (digital tourism) belum dikembangkan
secara optimal. Jejaring pemasaran juga belum dikembangkan secara masif
dengan pihak-pihak lain, seperti kabupaten/kota di sekitarnya, biro
perjalanan wisata, marketplace, dan komunitas-komunitas peduli
70
pariwisata yang aktif di media sosial. Persoalan lain terkait promosi
pariwisata Kabupaten Muna Barat adalah brand image. Brand image yang
benar-benar sesuai dengan potensi alam, budaya, sejarah harus
disosialisasikan dalam berbagai kesempatan dan media. Oleh sebab itu,
perlu diciptakan juga hubungan yang baik dengan insan pers agar
menyebarkan warta yang positif tentang daerah dan terutama pariwisata di
Kabupaten Muna Barat.
g. Terbatasnya SDM
Masih terbatasnya SDM kepariwisataan, baik itu oleh aparatur,
swasta/pelaku, maupun masyarakat, yang memiliki pengetahuan dalam
bidang perencanaan dan pengelolaan pariwisata.
h. Terbatasnya sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana pendukung kegiatan kepariwisataan (fasilitas dasar
dan amenitas) yang tersedia di Kabupaten Muna Barat masih terbatas, baik
dari segi jumlah, kelengkapan, maupun kualitas. Misalnya, belum
tersedianya hotel yang represntatif, rumah makan yang cukup memadai
dan tersebar pada spot-spot objek wisata, dan toko cindera mata yang
masih kurang.
i. Terbatasnya anggaran Pemkab
Anggaran pemerintah kabupaten dalam pembangunan kepariwisataan
masih terbatas sehingga pemkab dituntut mampu menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak luar (swasta) dalam pembangunan kepariwisataan
terutama keterbukaan terhadap adanya minat investor untuk membuka
akses pada objek pariwisata
j. Tidak ada asosiasi industri pariwisata.
Belum terbentuknya asosiasi industri pariwisata, seperti Himpunan
Pemandu Indonesia (HPI), Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI),
dan Association of The Indonesian Tours dan Travel Agencies (ASITA). Selain
itu, belum terdapat badan promosi pariwisata daerah.
k. Sinergitas belum berjalan optimal.
Sinergitas antardinas atau lembaga di Kabupaten Muna Barat hingga kini
masih belum mampu berjalan secara optimal. Oleh sebab itu, peran Litbang
sebagai simpul koordinasi antardinas perlu dioptimalkan. Setiap dinas atau
71
lembaga juga diharapkan terbuka satu sama lain sehingga berbagai
perencanaan yang hendak disusuk dapat terpadu sesuai dengan
perencanaan dan visi pembangunan daerah. Dalam hal ini kepariwisataan
bersifat lintas sektor. Dengan demikian, peran setiap sektor menjadi sangat
diperlukan, yang nantinya pengharapan dengan tercapainya maksud
tersebut pengembangan pariwisata di Kabupaten Muna Barat tidak berjalan
sendiri-sendiri.
4.2. Potensi dan Daya Tarik Pariwisata
4.2.1. Sejarah Sebagai Potensi Pariwisata
72
Gambar 4. 1 Layangan Kahgati Kolope
Sumber: Detik Travel, 2023
b. Tarian Kuda Khas Muna Barat
Adu kuda atau perkelahian kuda merupakan salah satu atraksi budaya
warisan para raja-raja muna yang sudah turun-temurun dilakukan oleh
masyarakat di Kabupaten Muna Barat. Tradisi adu kuda ini merupakan
satu-satunya di Indonesia, yang dalam bahasa lokal setempat disebut
“Kapogiraha adhara”.
Dahulu kala ajang adu kuda hanya diselenggarakan dalam rangka
menyambut dan menghormati tamu-tamu Kerajaan Muna. Namun dewasa
ini, juga ditampilkan menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI, Hari Raya
Idul Fitri dan Idul Adha, serta hajatan-hajatan besar lainnya.
Sumber: iNews.id,
Gambar 2023
4. 2 Atraksi Kapogiraha Adhara
c. Benteng-Benteng Bersejarah
Benteng-benteng bersearah yang ada di Kabupaten Muna Barat
berdasarkan studi penelusuran jejak sejarah dan peninggalan budaya
Kabupaten Muna Barat adalah Benteng Tiworo, Benteng Lasiapamu I,
Benteng Lasiapamu II, Benteng Kaotaloha, Benteng Latompui dan Benteng
Wa Obu. Diantara benteng-benteng yang ada, yang paling terkenal adalah
Benteng Tiworo yang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Tiworo di
masa lampau yang berpusat di Kambara.
74
baik lindung maupun hutan yang ditanami pohon atau hutan rakyat serta
padang rumput yang masih cukup besar arealnya.
1. Kecamatan Maganti
75
Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Pasir Merah Pajala Wisata bahari Desa Pajala
2. Pasir Putih Pajala Wisata bahari Desa Pajala
3. Pulau Bangko Wisata bahari Desa Bangko
4. Pulau Bangko Panjang Wisata bahari Desa Bangko
5. Pulau Gala Wisata bahari Desa Gala
6. Pulau Gala Kecil Wisata bahari Desa Gala
7. Pulau Maginti Wisata bahari Desa Maginti
8. Pulau Pasipadanga Wisata bahari Desa Pasipadanga
9. Pulau Pasitoboang Wisata bahari Desa Pasipadanga
10. Pulau Pasimatha Wisata bahari Desa Pasipadanga
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Maginti merupakan objek wisata bahari, berupa
pulau-pulau kecil baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni.
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Kusambi sebagian besar merupakan objek wisata
alam.
76
Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
5. Snorkling dan Diving Pulau Wisata bahari Desa Lasama
Indo
6. Tambak Alam Lasama Wisata alam Desa Lasama
7. Aliran Sungai Tiworo Wisata alam Kelurahan Tiworo
8. Benteng Tiworo Wisata sejarah Kelurahan
Waumere
9. Gua sejarah Wabayango Wisata sejarah Kelurahan
Waumere
10. Makam Raja-Raja Tiworo Wisata sejarah Kelurahan Tiworo
11. Batu Pelantikan Raja Wisata sejarah Kelurahan Tiworo
12 Masjid Tua Sangia Bharakati Wisata sejarah Kelurahan Tiworo
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
4. Kecamatan Barangka
5. Kecamatan Lawa
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Lawa didominasi oleh wisata budaya dan alam.
6. Kecamatan Sawerigadi
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Sawerigadi didominasi oleh wisata budaya dan alam.
7. Kecamatan Kusambi
78
Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
5. Pusat Jajanan dan Kuliner Wisata kuliner Kelurahan
Konawe
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Kusambi didominasi oleh wisata dan alam.
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Tiworo Tengah didominasi oleh wisata agro, dimana
hal ini didukung oleh banyaknya lahan perkebunan yang diusahakan oleh
masyarakat setempat sejak dahulu.
79
10. Kecamatan Tiworo Utara
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Tiworo merupakan objek wisata bahari, berupa
pulau-pulau kecil baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni.
a. Benteng Tiworo
81
Kepulauan, Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Sejarah
Situs Benteng Tiworo merupakan tinggalan sejarah yang dulunya
berfungsi sebagai basis pertahanan melawan Belanda sekaligus
pemukiman para raja. Situs ini dilengkapi dengan komponen bangunan
lainnya seperti 1) Masjid Sangia Barakati, 2) Makam-makam Raja, dan
3) Batu Pelantikan Raja
82
Gambar 4. 3 Gapura dan citra satelit Benteng Tiworo
83
Kambara (benteng Tiworo saat ini). Posisi Kerjaan Tiworo dalam
lingkup pemerintah Kesultanan Buton merupakan sebuah kerajaan
otonom yang disebut sebagai Kerajaan Barata, sehingga Kerajaan
Tiworo dikenal dengan nama Barat Tiworo yang merupakan satu dari 4
(empat) wilayah barata yang membantu Kesultanan Buton sebagai
wilayah pertahanan terluar. Eksistensi Kerajan Tiworo ini sejalan
dengan eksistensi perjalanan Kesultanan Buton karena Kerajaan Buton
tidak terlepaskan dari wilayah baratanya. Eksistensi Kerajaan Tiworo
hari masa lalu meninggalkan berbagai macam situs sejarah yang masih
bisa dilihat sampai saat ini. Hal inilah yang menjadi potensi besar
pengembangan wisata sejarah dan budaya di Kabupaten Muna Barat.
Benteng Tiworo terdiri atas beberapa komponen bangunan lainnya,
yakni:
1. Situs Benteng Tiworo Benteng Tiworo memiliki bentuk denah dasar
persegi dengan luas stuktur 25 meter 2 dan luas lahan bagian dalam
benteng 3200 meter2. Bangunan benteng ini terbentuk dari
susunan batu karang sebagaimana ciri dari benteng- benteng
tradsional wilayah kepulauan di Sulawesi Tenggara.
2. Masjid Sangia Barakati Pemberian nama Sangia Barakati pada
masjid tersebut merupakan gelar dari Raja Sangia Riarana yang
merupakan raja kedua dari Kerajaan Tiworo. Keberadaan bangunan
masjid dalam suatu daerah menunjukkan adanya pengaruh Islam
yang berkembang dan dapat diterima ajarannya oleh masyarakat
setempatBerdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat
setempat menyatakan bahwa masjid ini telah ada sejak zaman dulu
dan hingga kini masih aktif digunakan oleh masyarakat setempat
untuk sholat 5 (lima) waktu dan juga ketika sholat Idul Fitri
maupun Idul Adha di tiap tahunnya. Dalam hal ini, keturunan yang
dimaksudkan berdasarkan ungkapan tersebut adalah masyarakat
asli keturunan Tiworo yang pada saat itu tinggal di Ternate. Setelah
pengaruh Islam telah diterima yang merupakan ajaran langsung
dari Ternate, maka di bangunlah masjid yang juga merupakan
masjid pertama di Tiworo yang terletak di dalam benteng.
84
3. Makam-makam Raja Kawasan Benteng Tiworo yang di dalamnya
terdapat makam-makam kuno secara turun-temurun dipercayai
oleh masyarakat setempat sebagai makam para raja yang pernah
memerintah di Kerajaan Tiworo. Lokasi makam tersebar di
beberapa titik di sekitaran benteng, seperti makam yang
mempelihatkan ciri kekunoan berada di bagian dalam benteng,
dekat dengan stuktur dinding dan gerbang barat. Makam tersebut
dikelilingi oleh pagar yang merupakan susunan batu karang
menyerupai benteng. Makam-makam tersebut ada yang hanya
dilengkapi dengan satu atau sepasang nisan. Tipe nisan yang
digunakan berupa potongan batu karang dari stalagtit/stalagmit.
4. Batu Pelantikan Raja Keberadaan batu ini terletak di luar area
benteng di struktur dinding utara dan di bagian tepi sungai Tiworo.
Jika dilihat dari bentuknya hampir sama dengan bentuk makam
pada umumnya dengan dilengkapi batu yang masih kokoh berdiri
menyerupai batu nisan dengan adanya penambahan stuktur
tembok berbentuk U. Pada bagian luar batu pelantikan terdapat
bongkahan batu karang yang bentuknya seperti melingkar yang
digunakan sebagai tempat duduk para pemuka adat jika
dilangsungkan saat prosesi adat berlangsung di batu pelantikan.
2. Wisata Alam
Tabel 4.12. Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Muna Barat
Nama Objek Dan Potensi
No. Jenis Wisata Lokasi
Wisata
Mata Air dan DAS Sungai Wisata Alam Desa Kasimpa Jaya
1.
Kasimpa
Mata Air dan DAS Langku- Wisata Alam Desa Langku-
2.
Langku Langku
3. Mata Air dan DAS Lakabu Wisata Alam Desa Lakabu
4. Aliran Sungai Tiworo Wisata Alam Kec. Tikep
Desa Lasama, Kec.
5. Tambak Alam Lasama Wisata Alam
Tikep
Desa Sawerigadi,
6. Permandian Alami Mokokau Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Lagadi, Kec.
7. Mata Air Lameeo Wisata Alam
Lawa
8. Mata Air Ghulu Wisata Alam Desa Katobu, Kec.
85
Nama Objek Dan Potensi
No. Jenis Wisata Lokasi
Wisata
Wadaga
Permandian Alami dan Mata Desa Barangka,
9. Wisata Alam
Air Matakidi Kec. Barangka
Desa Barangka,
10. Mata Air Ambolo Kidi Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Barangka,
11. Mata Air Ambolo Kidi Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Barangka,
12. Mata Air Ambolo Balano Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Sawerigadi,
13. Mata Air Andola Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Bungkolo,
14. Mata Air Hondola Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Bungkolo,
15. Mata Air Rambu Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Walelei, Kec.
16. Mata Air Lambaka Wisata Alam
Barangka
Desa Latugho, Kec.
17. Mata Air Batakalambe Wisata Alam
Lawa
Desa Lakanaha,
18. Mata Air Wakante Wisata Alam
Kec. Wadaga
Desa Lailangga,
19. Mata Air Kaaghi Wisata Alam
Kec. Wadaga
Desa Lakalamba,
20. Mata Air Makadenge Wisata Alam
Kec. Sawerigadi
Desa
21. Mata Air Kaobalo Wisata Alam Tangkumaho, Kec.
Napanokusambi
Desa Marobea,
22. Mata Air Panas Matambulogo Wisata Alam
Kec. Sawerigadi
Desa Lakanaha,
23. Mata Air Matandasa Wisata Alam
Kec. Wadaga
Desa Barangka,
24. Mata Air Kolangkuno Dahu Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Barangka,
25. Mata Air Ambolo Kidi Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Sawerigadi,
26. Permandian Alami Mokokau Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Sangia
27. Mata Air Fotuno Sangia Wisata Alam Tiworo, Kec.
Tiworo Selatan
Desa Lapolea, Kec.
28. Mata Air Lanobangka Wisata Alam
Barangka
Desa Wakuni, Kec.
29. Mata Air Wakuni Wisata Alam
Sawerigadi
Odtw Pendakian Dan Lereng Kel. Wamelai, Kec.
30. Wisata Alam
Gunung Kaloa Lawa
31. Pendakian Dan Lereng Wisata Alam Desa Latugho, Kec.
86
Nama Objek Dan Potensi
No. Jenis Wisata Lokasi
Wisata
Gunung Lasiapamu Lawa
Pendakian Dan Lereng Desa Lasosodo,
32. Wisata Alam
Gunung Lapaindoro Kec. Wadaga
Desa Sawerigadi,
33. Gunung Batu Awu Wisata Alam
Kec. Barangka
Pendakian Dan Lereng Desa Sawerigadi,
34. Wisata Alam
Gunung Tumonduno Kec. Barangka
Pendakian Dan Lereng Desa Madampi,
35. Wisata Alam
Gunung Madampi Kec. Lawa
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
87
c. Waktu Tempuh dari : 30-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat Permandian Alam Wakante, Permandian
. Koke, Telaga Kasiono Oe
11 Prospek Pengembangan :
.
88
kesegaran air Matakidi. Suasana di area permandian ini juga masih
sangat alami. Di sisi kanan kiri sumber mata air terdapat pepohonan
rindang yang tumbuh subur. Usianya sudah cukup tua sehingga
terlihat akar-akarnya yang bergelantung dengan kokoh. Selain
menjadikan suasana rindang, adanya pepohonan juga membuat
udara terasa semakin sejuk. Bahkan di saat teriknya matahari,
suasana di Permandian Matakidi tetap saja nyaman untuk dinikmati.
Banyak pengunjung yang tetap melakukan aktivitas berenang
ataupun bermain air dengan merasakan sensasinya yang dingin
segar.
Di lokasi Permandian Matakidi, pengunjung juga bisa melihat
adanya beberapa satwa khas daerah setempat. Diantaranya yakni
burung endemik Sulawesi Tenggara dan juga monyet ekor panjang.
Di saat momen-momen tertentu pengunjung dapat menjumpai
adanya sekelompok monyet ekor panjang yang bergelantungan di
pohon-pohon. Momen seperti ini menambah suasana wisata menjadi
semakin alami.
Selain menjadi lokasi wisata, tak sedikit pula masyarakat
setempat yang menjadikan permandian ini sebagai tempat untuk
mengambil air tower, mencuci bahkan sekedar ingin mandi.
Kemudian, sekitar 20 meter di sebelah kanan Matakidi, terdapat
lokasi mata air dengan nama Ambolokidi. Mata air ini bukan untuk
berenang melainkan dijadikan lokasi ritual adat sejak zaman dahulu.
89
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 30-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Permandian Alam Matakidi,
. Permandian Koke
11 Prospek Pengembangan :
.
90
Gambar 4. 8 Kondisi Eksisting dan Masterplan Wisata Alam
Permandian Wakante
Permandian Wakante adalah salah satu destinasi favorit di
Muna Barat, hampir semua kalangan datang berkunjung kesini.
Apalagi saat akhir pekan di hari Sabtu dan Minggu permandian ini
sangat ramai dikunjungi oleh pengunjung Masyarakat lokal maupun
dari luar daerah. Pengunjung bisa menikmati kesegaran airnya,
berendam dan berenang didalam kolam permandian. Saat matahari
terik, pengunjung tidak perlu kuatir akan terkena langsung sinar UV,
karena permandian ini dikelilingi pohon pohon besar dan
lebat. Banyak pengunjung yang berdatangan ketika pada hari libur
maupun hari biasa.
Bukan hanya permandian alam Wakantee tetapi ada juga
pertunjukan kuda. serta kuda tersebut bisa ditunggangi oleh para
pengunjung. Selain dapat menunggangi kuda, pengunjung juga dapat
berenang dengan sesuka hati pada tempat yang disediakan untuk
area berenang, karena ada juga tempat yang dilarang untuk
berenang, salah satunya empang milik warga setempat. Banyak
pengunjung yang datang untuk berenang, karena sumber airnya dari
mata air langsung yang masih terasa sejuk, selain berenang, para
pengunjung bisa menikmati terapi ikan koi serta pengunjung dapat
berfoto di empang bersama ikan-ikan koi atau pun jenis ikan lainnya.
Permandian Alam Wakantee berada di Desa Latugho Kecamatan
Lawa. Hanya berjarak 19 km atau sekitar 30 menit dari Bandara Sugi
Manuru. Atau jika wisatawan melewati jalur dari Raha, Ibu Kota
91
Kabupaten Muna, wisatawan dapat menempuh waktu sekitar 35
menit.
11 Prospek Pengembangan :
92
.
93
masuk ke Gua Bangkudu masih masuk dalam kawasan perkebunan
masyarakat, sehingga kealamian gua akan terus terjaga.
3. Wisata Budaya
Yang dimaksud dengan budaya, adalah budaya yang berarti
luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tingkat tinggi seperti
kesenian atau perikehidupan kerajaan di masa lampau, tetapi juga
meliputi adat-istiadat dan segala kebiasaan yang hidup ditengah-
tengah suatu masyarakat dan tetap dilestarikan hingga saat ini. Hal
ini juga tentunya tidak terlepas dari sejarah masa lalu Kabupaten
Muna Barat yang banyak menyimpan pesona dan atraksi dalam hal
kebudayaan. Berikut beberapa hasil identifikasi terkait atraksi dan
objek wisata budaya yang ada di Kabupaten Muna Barat.
94
a. Atraksi Perkelahian Kuda (Pogihara Adhara)
95
Gambar 4. 10 Atraksi Perkelahian Kuda (Pogihara Adhara)
Perkelahian kuda yang dalam bahasa Muna disebut pogiraha
adhara itu jarang digelar. Hanya pada acara khusus, salah
satunya menyambut tamu yang sebelumnya mengikuti Festival
Napabale, acara pariwisata tahunan di daerah itu. Atraksi
Perkelahian Kuda (Pogihara Adhara)adalah salah satu pertunjukan
budaya di daerah Kabupaten Muna maupun Kabupaten Muna Barat
dimana seorang pawang kuda membawa dua ekor kuda jantan agar
saling beradu kekuatan / berkelahi memperebutkan seekor kuda
betina. tradisi tersebut dengan cara dua ekor kuda jantan yang sudah
dewasa dengan ukuran sama dipertarungkan. Adu kuda dipimpin oleh
seorang pawang yang sudah memiliki pengalaman dalam
mempertontonkan aduan kuda yang baik dan memukau.
Untuk lebih menggairahkan kuda dalam bertarung, para pawang
akan menyediakan kuda-kuda betina sebagai pemantik perkelahian kuda
aduan tersebut. Setelah amarah kuda memuncak, kuda betina dikeluarkan
dari arena, kemudian para pawang memainkan kelihaiannya untuk
memandu kuda dalam bertarung hingga memukau penonton. masyarakat
Muna secara umum menjadikan pertarungan kuda sebagai ajang
pertaruhan harga diri. Bahwa seekor kuda akan berkelahi jika harga
dirinya terusik. Namun kian ke sini, tradisi itu hanya untuk hiburan
semata. Pertunjukan ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan
di buktikan dengan adanya lukisan-lukisan purbakala pada dinding
gua Situs Peninggalan Purbakala Liang Kobori dan Metanduno.
97
Gambar 4. 11 Atraksi Ewa Wuna
99
Festival ogoh-ogoh diketahui sebagai salah satu kearifan lokal
yang patut dilestarikan, di mana festival ini sebagai salah satu
rangkaian umat Hindu jelang perayaan hari besar. Terlebih Muna
Barat sebagai salah satu daerah yang beragam dengan budaya atau
sering dijuluki daerah miniatur budaya Indonesia, pasalnya beragam
ras, suku, adat ada di Muna Barat. Sehingga dengan keanekaragaman
itu bisa bersatu dalam membangun Muna Barat.
Festival ogoh-ogoh ialah tradisi yang telah lama digelar oleh
leluhur umat Hindu, bagian dari kelanjutan upacara tawur agung
kesanga atau suatu ritual untuk wujudkan keseimbangan dan
keharmonisan dalam semesta. Selain itu, festival ogoh-ogoh sebagai
simbol dari sifat angkara murka, kesombongan dan perilaku buruk
yang ada pada diri manusia yang diwujudkan dalam bentuk ogoh-
ogoh. Selanjutnya ditandai dengan diaraknya ogoh-ogoh keliling
desa dan dibakar yang diartikan agar perilaku buruk atau negatif
yang ada pada diri manusia dibakar habis bersama ogoh-ogoh.
4. Wisata Bahari
100
No
Nama Objek Dan Potensi Wisata Jenis Wisata Lokasi
.
13 Pulau Mbela-Mbela Besar Wisata Bahari Desa Santiri, Kec. Tiworo
Utara
14 Pulau Mbela-Mbela Kecil Wisata Bahari Desa Santiri, Kec. Tiworo
Utara
15 Pulau Latoa Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
16 Pulau Maloang Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
17 Pulau Sanggalea Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
18 Pulau Simoa Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
19 Pulau Tasipi Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
20 Pulau Santigi Wisata Bahari Desa Santigi, Kec. Tiworo
Utara
21 Pulau Mandike Wisata Bahari Desa Tiga, Kec. Tiworo
Utara
22 Pulau Bero Wisata Bahari Desa Mandike, Kec.
Tiworo Utara
23 Pulau Tiga Wisata Bahari Desa Bero, Kec. Tiworo
Utara
24 Pulau Balu Wisata Bahari Desa Santiri, Kec. Tiworo
Utara
25 Pulau Katela Wisata Bahari Desa Katela, Kec. Tikep
26 Pulau Ransaweta Wisata Bahari Desa Katela, Kec. Tikep
27 Kkld Selat Tiworo Wisata Bahari Kec. Tikep Dan Tiworo
Utara
28 Kawasan Karang Selat Latoa Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
29 Karang Selat Sanggalea Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
30 Karang Dan Akar Bahar Raksasa Wisata Bahari Desa Bero, Kec. Tiworo
Utara
31 Gugusan Pasir Timbul Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
32 Pasir Timbul Mbela-Mbela Wisata Bahari Desa Lasama, Kec. Tikep
33 Pasir Timbul Latoa Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
34 Pasir Timbul Maloang Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
35 Pasir Timbul Sanggalea Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
36 Pasir Timbul Simoa Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
37 Pasir Timbul Masaringa Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
38 Pantai Pasir Merah Wisata Bahari Desa Pajala, Kec. Maginti
39 Pantai Pasir Putih Wisata Bahari Desa Pajala, Kec. Maginti
40 Pantai Katangana Wisata Bahari Desa Momuntu, Kec.
Tiworo Tengah
41 Lokasi Diving Dan Snorkeling Pulau Wisata Bahari Desa Lasama, Kec. Tikep
Indo
42 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Kajuangin
43 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Bero
44 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Santigi
101
No
Nama Objek Dan Potensi Wisata Jenis Wisata Lokasi
.
45 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Tiga
46 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Maginti
47 Kawasan Pasir Putih Pantai Latawe Wisata Bahari Desa Latawe, Kec.
Napano Kusambi
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
102
2. Menuju Pelabuhan Tondasi 20 menit
dan
penyebrangan ke Pulau Indo 30 menit
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pasi Laroki dan Pulau Katela
.
11 Prospek Pengembangan :
.
b. Pantai Pajala
104
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 31-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pulau Gala Kecil, Pasir Putih, dan Pasir
. Merah
11 Prospek Pengembangan :
.
105
Gambar 4. 15 Eksisting dan Master Plan Pantai Pajala
c. Pulau Rangku
107
Gambar 4. 16 Wisata Pulau Rangku
d. Pulau Masaringan
108
b. Kondisi Jalan : Jalur Laut, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari :-
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Tidak Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pulau Indo, Pulau Ransaweta, Pulau
. Kayuangi, dan Pulau Mandike
11 Prospek Pengembangan :
.
109
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Perahu dan Kapal
b. Kondisi Jalan : Jalur Laut, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 45 menit menuju Pelabuhan Pajala dan
Kota 5-10 menit menuju Pulau Masaringan
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pantai Pajala
.
11 Prospek Pengembangan :
.
110
pemandangan pantai yang sangat bersih dan air laut berwarna biru
tosca menawarkan pesona bawah laut cantik dan memikat serta
terumbu karang yang masih terjaga sampai saat ini.
Untuk mencapai Pulau gala kecil, pengunjung harus
menyebrang menggunakan perahu nelayan dari pelabuhan pajala
dibutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 menit melakukan
penyebrangan ini. Selain menggunakan perahu nelayan, pengunjung
juga bisa melakukan perjalanan melalui pulau bangko. Perjalanan
akan ditempuh kurang lebih selama 15 menit. Harga sewanya
beragam berdasarkan kesepakan antara pengunjung dan pemilik
perahu.
Walau dengan ukuran kecil, pulau ini tak kalah eksotisnya
dibandingkan dengan tempat wisata lainnya, di sini terdapat
beberapa jenis tumbuhan dan pepohonan yang hidup subur,
pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan pantai yang masih
bersih, serta air laut yang sangat jernih, sangat cocok bagi
pengunjung yang akan melakukan snorkeling ataupun diving.
Keindahan dasar laut dengan karangnya indah dan biota laut yang
masih alami serta hidup beragam spesies.
Maka dapat disimpulkan bahwa pulau gala kecil dapat
dijadikan salah wisata bahari yang dimana didalamnya terdapat
potensi wisata yaitu pantainya bersih , air lautnya indah berwarna
biru, bebatuan serta dapat diakses dengan mudah melalui perahu
ketinting kurang lebih 5 sampai 10 menit selanjutnya, ketika
pengunjung mengelilingi pulau, pengunjung akan menjumpai
beberapa rumah singgah (bagang) yang dibangun dengan konstruksi
sederhana, bagang ini digunakan oleh nelayan sekitar untuk istirahat
demi melepas penat, serta dapat digunakan untuk memperbaiki alat
penangkap ikan.
111
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Permandian, Snorkeling, dan Diving
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Perahu
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 45 menit menuju Pelabuhan Pajala dan
Kota 5-10 menit menuju Pulau Masaringan
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pulau Maginti, Pulau Pasi Mataha, dan
. Pulau Pasi Padanga
11 Prospek Pengembangan :
.
112
Wisata Pulau Pasi Toboang Merupakan destinasi wisata yang
ada di Desa Gala, Kecamatan Maginti, Kabupaten Muna Barat yang
memiliki hamparan timbul pasir putih dan tingkat visibilitas air
yang tinggi.
g. Pulau Balu
113
Gambar 4. 20 Kondisi Wisata Pulau Balu
114
Kawasan wisata pulau Balu secara administratif berada di Desa
Santiri Kecamatan Tiworo Utara dengan presentase luas wilayah
17,88 Km2 dan ketinggian 3,00 Meter di atas permukaan air laut.
Sebelah utara dan barat berbatasan dengan gugusan kepulauan kecil
yang salah satu pulau terbesarnya adalah pulau Bangkomalampe,
arah selatan dan timur merupakan wilayah daratan Kabupaten
Muna Barat. Secara morfologikal, pulau Balu berbentuk persegi
empat memita dengan konfigurasi pada wilayah timur berfungsi
sebagai permukiman penduduk, dan lainnya merupakan hutan khas
wilayah kepulauan kecil yangmana, hutan bakau memagari pulaua
Balu pada setiap garis-garis pantainya. Kawasan wisata pulau Balu
(desa Santiri) menyumbang jumlah penduduk terbesar di
kecamatan Tiworo Utara dengan jumlah penduduk mencapai 1.787
Jiwa.
5. Wisata Buatan
117
A B
B
C D
119
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 15-20 Menit, 20-24 Menit, dan 55-60
Kota Menit
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.
120
Gambar 4. 24 Usaha Tenun Khas Muna Barat
121
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 30-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.
122
4.3.3. Fasilitas Pariwisata Kabupaten Muna Barat
1. Akomodasi
Ketersediaan akomodasi baik itu berupa penginapan, seperti
hotel, motel atau homestay, yang bersifat wajib untuk
meningkatkan minat dan kunjungan serta kenyamanan pengunjung
saat berwisata.
Hotel yang ada di Kabupaten Muna Barat saat ini hanya ada
satu yakni Hotel Mekarjaya yang berada di Desa Mekar Jaya
Kecamatan Tiworo Tengah. Hotel ini menyediakan 7 kamar dengan
tarif berkisar 150-300 ribu permalam. Sedangkan homestay,
dewasa ini pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata tengah
membina masyarakat untuk penyediaan homestay di wilayah-
wilayah yang telah diidintifikasi memiliki objek wisata, berikut
daftar akomodasi yang ada di Kabupaten Muna Barat.p
Tabel 4.16. Akomodasi yang tersedia di Kabupaten Muna Barat
No Nama Akomodasi Alamat
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
1. Hotel Mekarjaya
Tengah
Jln. Ade Irma Nasution, Desa
2. Homestay
Suka Damai
3. Homestay Jln. S. Goldarya, Kel. Tiworo
4. Homestay Desa Santiri
5. Homestay Desa Bangko
6. Homestay Desa Tasipi
7. Homestay Jln Poros Desa Marobea
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
2. Restoran/Rumah Makan
Salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam
kepariwisataan adalah tersedianya restoran atau rumah makan
yang memadai wisatawan yang berkunjung pada suatu daerah.
Berikut disajikan daftar rumah makan yang telah terdata di
Kabupaten Muna Barat.
123
No Nama Akomodasi Alamat
Desa Sawerigadi, Kec.
2. Rm. Fehulai
Barangka
3. Rm. Maitora Desa Wamelai, Kec. Lawa
4. Rm. Harapan Desa Lapolea, Kec. Bharangka
5. Rm. Medan Kel. Wamelai, Kec. Lawa
6. Rm. Bambu Kuning Kel. Lapadaku, Kec. Lawa
7. Rm. Rista Desa Watumela, Kec. Lawa
Desa Barangka, Kec.
8. Rm. Rezeky
Barangka
Desa Barangka, Kec.
9. Rm. M.M
Barangka
Desa Barangka, Kec.
10. Rm. Singga Sini
Barangka
Desa Marobea, Kec.
11. Rm. Karoma
Sawerigadi
Desa Marobea, Kec.
12. Rm. Rizky Amalia
Sawerigadi
Desa Marobea, Kec.
13. Rm. Laworo Pratama
Sawerigadi
Desa Lombu Jaya, Kec.
14. Rm. Laworoku
Sawerigadi
15. Rm. Fauziah Desa Guali, Kec. Kusambi
16. Rm. Ayyuna Nusantara Kel. Tiworo, Kec. Tikep
17. Rm. Arema Kel. Waumere, Kec. Tikep
Desa Wapae, Kec. Tiworo
18. Kedai Bukit Ganarum
Tengah
Desa Wapae Jaya, Kec.
19. Rm. Paraikatte
Tiworo Tengah
Desa Kasipa Jaya, Kec. Tiworo
20. Rm. Sumber Rejeki 1
Tengah
Desa Wapae Jaya, Kec.
21. Rm. Sumber Rejeki 2
Tiworo Tengah
Desa Wapae, Kec. Tiworo
22. Rm. Al-Daghdadi
Tengah
Desa Wapae, Kec. Tiworo
23. Rm. Ayam Goreng Sulawesi
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
24. Rm. Ayam Goreng Murni
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
25. Rm. Mas Yaim
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
26. Rm. Mbak Elva
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
27. Rm. Dan Caffe Mas Bambang
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
28. Rm. Tirta Pasundaran
Tengah
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
124
3. Informasi Pelayanan Wisata (TIC)
125
No Agen Perjalanan Alamat
Desa Wapae Jaya, kec. Tiworo
1. Adhitiya Travel
tengah
2. Musabaqa Travel Desa Watumela, kec. Lawa
3. Barangka Travel Desa Bharangka, kec. Barangka
Biro Perjalanan Perwakilan PO Desa Wapae jaya, Kec. Tiworo
4.
Damri tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental Desa Wapae jaya, Kec. Tiworo
5.
Mobil H. Asse tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental Desa Wapae jaya, Kec. Tiworo
6.
Mobil H. Saprudin tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental
7. Kel. Tiworo, kec. Tikep
Mobil H. LD. Ofi
O Angkutan Umum Dan Rental
8. Kel. Tiworo, kec. Tikep
Mobil Mitra City
PO Angkutan Umum Dan Rental
9. Desa Wandoke, kec. Tikep
Mobil Karyono
PO Angkutan Umum Dan Rental Desa Sukadamai, Kec. Tiworo
10.
Mobil Rusdin tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental Desa Sukadamai, Kec. Tiworo
11.
Mobil Disman tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental
12. Kel. Tiworo, kec. Tikep
Mobil Ritha
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
b. Sarana Kesehatan
126
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
kesehatan kepada masyarakat maupun wisatawan, memiliki
peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan
derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah
didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana
tersebut.
Dasar penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan
desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada.
Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks
lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini
akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait
dengan kebutuhan dasar sarana.
Tabel 4.21. Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut
Kecamatan
Rumah
Rumah Praktik Praktik
No Kecamatan Sakit Puskesmas Apotek
Sakit Bidang Dokter
Bersalin
Tiworo
1. - - - 4 2 3
Kepulauan
2. Maginti - - - 5 - -
Tiworo
3. - - 2 2 1 1
Tengah
Tiworo
4. - - - 5 - 1
Selatan
Tiworo
5. - - - 5 1 -
Utara
6. Lawa - - - 5 - 3
7. Sawerigadi 1 - 1 6 - 2
8. Barangka - - 2 4 1
9. Wadaga - - - 2 - 2
10. Kasambi - - - 3 1 1
Napano
11. - - - 4 - 1
Kusambi
Muna Barat 1 - 6 45 6 9
Sumber : BPS Kabupaten Muna Barat, 2023
c. Tempat Ibadah
Tempat Ibadah merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan yang direncanakan
sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan
masyarakat yang bersangkutan.
Tabel 4.23. Jumlah Tempat Ibadah
Gereja Gereja
No Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katolik
Tiworo
1. 15 3 - - 3 1
Kepulauan
2. Maginti 9 3 - 1 1 -
Tiworo
3. 10 12 - 1 5 1
Tengah
Tiworo
4. 10 11 - 1 2 -
Selatan
5. Tiworo Utara 9 8 - - - -
6. Lawa 9 6 - - - -
7. Sawerigadi 13 4 - - 1 -
8. Barangka 9 2 - - - -
9. Wadaga 8 2 - - - -
10. Kasambi 16 6 - 1 - -
Napano
11. 7 6 - - - -
Kusambi
Muna Barat 115 63 - 4 12 -
Sumber : BPS Kabupaten Muna Barat, 2023
128
Air bersih merupakan komponen prasarana penting yang perlu
untuk diperhatikan. Ketersediaan air bersih merupakan faktor
kritis untuk mengembangkan pariwisata di suatu daerah.
Fasilitas pariwisata akan membutuhkan air bersih baik sebagai
kebutuhan dasar maupun sebagai bentuk pelayanan. Oleh
karena itu kualitas dan ketersediaan air bersih di suatu daerah
perlu dipertimbangkan secara khusus terutama untuk daerah-
daerah yang akan dipilih untuk pengembangan pariwisata.
Sarana air bersih dilayani oleh pemerintah daerah oleh PDAM.
Kondisi air bersih di Kabupaten Muna Barat
b. Telekomunikasi
Jaringan telepon merupakan prasarana pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan alat komunikasi antar penduduk. Di
lingkungan objek wisata, jaringan telepon ini menjadi salah satu
kebutuhan pokok terutama untuk objek wisata yang mempunyai
skala pelayanan regional maupun nasional. Untuk objek wisata,
pelayanan telepon ini menyangkut penyediaan telepon umum,
baik lokal maupun interlokal. Sedangkan untuk akomodasi
wisata, penyediaannya beragam antara penyediaan sambungan
tiap unit kamar sampai akomodasi yang tidak mempunyai
sambungan telepon. Keberadaan jaringan telepon di akomodasi
wisata sudah menjadi kebutuhan pokok sebagai alat komunikasi
bagi pengguna akomodasi wisata tersebut.
Kabupaten Muna Barat, pengembangan jaringan telepon telah
mencapai Kota-kota Kecamatan sehingga untuk objek-objek
wisata yang berada di sekitar jalan utama sudah dapat
dijangkau oleh jaringan telepon tersebut. Jaringan Selular dan
Internet kini telah tersebar diseluruh wilayah kecamatan dan
pada Objek wisata.
c. Listrik
129
Kabupaten Muna Barat, kebutuhan masyarakat akan tenaga
listrik sebagian besar diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) Rayon Raha, yang sebelumnya merupakan ranting dari
PLN Cabang Bau-Bau, sedangkan bagi masyarakat yang tidak
terjangkau dengan jaringan listrik dari PLN biasanya
menggunakan lampu minyak tanah dan tenaga listrik non PLN
sebagai alat penerangan.
Tabel 4.24. Jumlah Pelanggan Listrik Dan Kapasitas Listrik
Terpasang
130
Gambar 4. 26 Rute Penerbangan Kabupaten Muna Barat – Kota
Makassar
b. Aksesibilitas Laut
Pelabuhan Laut Tondasi adalah pelabuhan penyebrangan laut
antara Kabupaten Muna Barat dan Sulawesi Selatan dan
wilayah-wilayah sekitarnya, seperti Dongkala, Mawasangka, dan
Kasipute. Selain aktivitas penyebrangan antar provinsi dan
kabupaten, pelabuhan ini juga didukung oleh oleh aktivitas
pelayaran antar pulau-pulau kecil yang ada di Kabupaten Muna
Barat sehingga pelabuhan ini beroperasi setiap hari.
c. Aksesibilitas Darat
131
Kondisi infrastruktur terutama jalan di Kabupaten Muna Barat
cukup baik. Pembangunan Akses Jalan terus dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Muna Barat guna menunjang Aktivitas
Kepariwisataan. Saat ini pembangunan infrastruktur jalan telah
dilakukan merata diseluruh daerah Kabupaten Muna Barat.
132
setiap tahun dapat bertambah dan berkembang tersebar ke setiap
objek wisata. Untuk lebih jelasnya jumlah kunjungan Wisatawan
Nusantara dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
N Wisatawa
2016 2017 2018 2019 2020
o n
Wisatawan 56.12 108.69 119.99 112.30
1. 8.204
Nusantara 7 1 8 4
N
Wisatawan 2016 2017 2018 2019 2020
o
Sumber :
Wisatawan
Dinas
1. Mancanegar 45 87 134 57 0
a
Pariwisata Kabupaten Muna Barat
133
ke Kabupaten Muna Barat dengan menggunakan strategi pengembangan
antara lain: Strategi Pemasaran, Promosi, Media dan Waktu Promosi.
DESTINATION
(DESTINASI)
134
ORIGIN Mancanegara
(ASAL)
Nusantara
TIME
(WAKTU)
2. Strategi Promosi
135
3. Portofolio Produk Pariwisata
Pembentukan portofolio produk pariwisata bermanfaat sebagai
gambaran dalam penentuan fokus prioritas pelaksanaan pemasaran
objek wisata yang akan dilakukan. Bisnis pariwisata perlu
membentuk portofolio pasar yang menyasar pada wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara. Portofolio wisatawan juga
perlu di diversifikasi berdasarkan jenis produk wisatanya.
Pembentukan portofolio ini diperlukan untuk mengurangi risiko
ketergantungan pada satu kelompok produk saja.
Tabel 4.28. Portofolio Produk Pariwisata
Alam (%)
4. Persaingan
Persaingan bisa didefinisikan antardestinasi (provinsi maupun
kabupaten) maupun antardaya tarik wisata (misalnya, pantai
versus pantai atau pegunungan versus pegunungan). Dalam
industri pariwisata, persaingan antardestinasi sangat intens, dan
masing-masing destinasi berusaha mengembangkan produk wisata
yang unik dan berdaya saing, serta memasarkannya dengan efektif.
136
Baur Pemasaran Pariwisata dirancang dan dirumuskan sebagai
operasionalisasi atau strategi implementasi dari keputusan strategi
pemasaran di Kabupaten Muna Barat. Marketing mix dalam
pemasaran pariwisata meliputi 8 P yang merupakan ekstensi dari 4
P tradisional yang berlaku untuk produk secara umum. Kedelapan
‘P’ tersebut adalah product, price, place, promotion, packaging,
programming, people, dan partnership.
137