Anda di halaman 1dari 71

BAB IV

PROFIL KEPARIWISATAAN
KABUPATEN MUNA BARAT

4.1. Tantangan dan Isu Strategis Pariwisata Kabupaten Muna


Barat

Kabupaten Muna Barat yang berdiri kurang lebih 1 dekade lalu dari
pemekaran dengan Kabupaten Muna menyimpan potensi kepariwisataan yang
dapat menjadi tonggak capaian daerah menuju ke arah yang lebih baik, tetapi
hingga dewasa ini masih banyak permasalahan yang hinggap pada proses
pengembangan pariwisata.

4.1.1. Tantangan Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Muna Barat

Dalam pembangunan kepariwisataan Kabupaten Muna Barat, kendala


yang dihadapi adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan daya tarik wisata.
Perkembangan tersebut masih tergolong embrio dan beberapa yang
menonjol masih sekedar ditujukan untuk pasar wisatawan lokal Pulau
Muna, dan beberapa wilayah seperti dari Kendari yang kebanyakan adalah
masyarakat Muna Barat itu sendiri yang berkegiatan di Kota dan kembali ke
kampung halaman untuk melepas penat. Daya tarik wisata yang ada pada
saat ini menonjol relatif belum mampu bersaing dengan destinasi
b. Penempatan posisi destinasi Muna Barat
Tantangan ini terkait dengan penempatan posisi destinasi wisata
Kabupaten Muna Barat yang berada di tengah kawasan prioritas yang
berada disekitarnya seperti yang tertuang didalam PP Nomor 50 tahun
2010 tentang RIPPARNAS tahun 2010-2025 dimana menetapkan beberapa
destinasi pariwisata nasional yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara
seperti KPPN Baubau dan sekitarnya, KPPN Kendari dan sekitarnya, KPPN
Rawa Aopa Watumohai dan sekitaranya dan KSPN Wakatobi dan

67
sekitarnya. Posisi Kabupaten Muna Barat yang dapat dikatakan berada di
tengah-tengah daerah ini, harus berusaha keras untuk meraih pasar
wisatawan yang selama ini sudah terbagi ke destinasi-destinasi yang
dijelaskan diatas. Oleh karena itu, perlu diciptakan produk (atraksi) yang
dapat menjaring atau mengambil peran serta dalam pemenuhan pasara
wisatawan untuk berkunjung ke destinasi-destinasi wisata yang ada di
Kabupaten Muna Barat.
c. Infrastruktur
Dalam hal ini, kendala infrastruktur berkaitan dengan infrastruktur jalan,
serta masih terbatasanya infrastruktur perairan. Keterbatasan
infrastruktur jalan menuju daya tarik wisata dapat terlihat pada peta
sebaran daya tarik wisata maupun pengamatan lapangan. Daya tarik wisata
yang dapat dijangkau dengan faslitias jalan yang memadai hanya pada daya
tarik wisata yang berada di radius jalan nasional sampai jalan lokal.
Semnatara itu, sebagian dan beberapa daya tarik wisata tersebar dan dapat
dijangkau dengan jalan lokal atau lingkungan yang kondisinya masih buruk
dan sulit dilalui kendaraan bermotor, hal ini tentu akan menyulitkan
wisatawan yang akan berkunjung ke destinasi yang ingin dituju. Kondisi ini
pun nantinya tidak akan menguntungkan bagi Pemerintah Daerah jika
dibiarkan berlarut ataupun pihak yang akan melakukan investasi dan
berencana mengembangkan daya tarik tersebut. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa ketersediaan infrastruktur juga menjadi syarat utama
dalam peningkatan konektivitas, baik itu transportasi maupun
telekomunikasi. Hal ini memerlukan peran aktif daerah dalam melakukan
kerja sama dengan berbagai pihak dalam pemenuhan infrastruktur karena
tidak semua dapat di cover oleh APBD yang terbatas dengan waktu yang
relatif singkat.
d. SDM dan kelembagaan
Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muna Barat masih
dihadapkan pada persoalan kurangnya kompetensi SDM. Hal ini terjadi
karena dua hal, yaitu minimnya SDM lulusan dari sekolah pariwisata,
bidang ilmu pariwisata, ataupun yang memahami kepariwisataan yang
bekerja di organisasi perangkat daerah terkait dengan kelembagaan

68
pariwisata yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat.
Yang kedua adalah kurangnya tenaga kerja yang terampil dan mempunyai
pengetahuan hospitality yang baik dan disamping itu masih kurangnya
kerjasama pada pemasaran pariwisata. Kelembagaan kepariwisataan di
daerah ini juga dihadapkan pada tantangan koordinasi dan sinergi antar
OPD, masyarakat, dan swasta dalam pelaksanaan program-program
kepariwisataan agar berhasil dengan baik.
e. Kerusakan lingkungan
Tantangan lainnya dalam pembangunan pariwisata di Kabupaten Muna
Barat adalah aktivitas dari penangkapan ikan dengan bahan kimia maupun
bom yang bisa merusak ekosistem biota laut dan terumbu karang serta
pembukaan spot pada destinasi pariwisata yang nantinya akan
mengharuskan adanya upaya pelestarian lingkungan terutama pada
kawasan-kawasan yang ditumbuhi mangrove atau tanaman pelindung
lainnya dari ancaman bahaya air pasang dan kenaikan air laut. Hal ini
menjadi perhatian serius nantinya didalam perumusan strategi dan konsep
pengembangan di destinasi pariwisata yang akan dikembangkan dalam
RIPPDA ini.

4.1.2. Isu Strategis Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Muna Barat

Isu strategis pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Muna Barat


terkait dengan tantangan yang dihadapi oleh wilayah adalah sebagai berikut :
a. Kondisi infrastruktur, khususnya jalan yang kurang memadai.
Sebagian besar daya tarik wisata yang berada di pulau-pulau atau yang
berada ditempat-tempat yang belum dapat dijangkau dengan transportasi
darat secara memadai , ini mempengaruhi pada biaya sewa yang cukup
mahal. Pun begitu pada indikator kenyamanan wisatawan dalam
melakukan kunjungan karena harus melalui jalan-jalan yang kurang
nyaman dan memakan waktu tempuh cukup lama untuk sampai di
destinasi yang ingin dituju.
b. Kelemahan koordinasi.

69
Lemahnya koordinasi antar lembaga baik itu dinas maupun badan untuk
peruntukan percepatan pengembangan pariwisata dalam konteks
pembangunan kepariwisataan daerah. Lemahnya koordinasi ini ditandai
dengan kurang bersinerginya program pada destinasi atau daya tarik
wisata yang ada di Kabupaten Muna Barat.
c. Pengelolaan kualitas.
Sebagian besar daya tarik wisata di Kabupaten Muna Barat berada pada
taraf embrio dan menonjol sehingga masih perlu ditingkatkan pengelolaan
kualitas objek daya tarik wisata unggulan dengan sentuhan-sentuhan lokal
budaya setempat.
d. Kurangnya perawatan.
Fasilitas wisata di beberapa daya tarik wisata kurang dirawat bahkan
cenderung terabaikan dan kondisinya memprihatinkan, yang semula
dibangun dan berkembang dengan cepat dan peningkatan kunjungan
wisatawan, tetapi dalam perkembangan waktu daya tarik tersebut seakan
tidak terurus lagi seperti pada destinasi wisata Pantai Pajala, dan di Pulau
Indo.
e. Kualitas dan kuantitas pelayanan.
Kualitas dan kuantitas pelayanan industri pariwisata masih sangat terbatas.
Misalnya, frontliner di perhotelan atau pintu kedatangan bandara. Hal ini
menjadi tantangan dalam pengembangan pariwisata dan salah satu isu
strategis dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muna Barat.
Kunci sukses dalam memenangkan persaingan bisnis pariwisata adalah
pelayanan prima dan hospitality. Dalam hal ini, wisatawan merupakan
konsumen akhir pada suatu pelayanan kegiatan wisata sebagai pihak yang
menggunakan dan menikmati jasa yang ditawarkan (Damanik, 2013).
f. Pemasaran.
Pemasaran yang dilakukan belum bertarget jelas sehingga besar
kemungkinan akan tidak tepat pada sasaran. Selain itu, jalur pemasaran
melalui internet dan platform digital (digital tourism) belum dikembangkan
secara optimal. Jejaring pemasaran juga belum dikembangkan secara masif
dengan pihak-pihak lain, seperti kabupaten/kota di sekitarnya, biro
perjalanan wisata, marketplace, dan komunitas-komunitas peduli

70
pariwisata yang aktif di media sosial. Persoalan lain terkait promosi
pariwisata Kabupaten Muna Barat adalah brand image. Brand image yang
benar-benar sesuai dengan potensi alam, budaya, sejarah harus
disosialisasikan dalam berbagai kesempatan dan media. Oleh sebab itu,
perlu diciptakan juga hubungan yang baik dengan insan pers agar
menyebarkan warta yang positif tentang daerah dan terutama pariwisata di
Kabupaten Muna Barat.
g. Terbatasnya SDM
Masih terbatasnya SDM kepariwisataan, baik itu oleh aparatur,
swasta/pelaku, maupun masyarakat, yang memiliki pengetahuan dalam
bidang perencanaan dan pengelolaan pariwisata.
h. Terbatasnya sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana pendukung kegiatan kepariwisataan (fasilitas dasar
dan amenitas) yang tersedia di Kabupaten Muna Barat masih terbatas, baik
dari segi jumlah, kelengkapan, maupun kualitas. Misalnya, belum
tersedianya hotel yang represntatif, rumah makan yang cukup memadai
dan tersebar pada spot-spot objek wisata, dan toko cindera mata yang
masih kurang.
i. Terbatasnya anggaran Pemkab
Anggaran pemerintah kabupaten dalam pembangunan kepariwisataan
masih terbatas sehingga pemkab dituntut mampu menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak luar (swasta) dalam pembangunan kepariwisataan
terutama keterbukaan terhadap adanya minat investor untuk membuka
akses pada objek pariwisata
j. Tidak ada asosiasi industri pariwisata.
Belum terbentuknya asosiasi industri pariwisata, seperti Himpunan
Pemandu Indonesia (HPI), Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI),
dan Association of The Indonesian Tours dan Travel Agencies (ASITA). Selain
itu, belum terdapat badan promosi pariwisata daerah.
k. Sinergitas belum berjalan optimal.
Sinergitas antardinas atau lembaga di Kabupaten Muna Barat hingga kini
masih belum mampu berjalan secara optimal. Oleh sebab itu, peran Litbang
sebagai simpul koordinasi antardinas perlu dioptimalkan. Setiap dinas atau

71
lembaga juga diharapkan terbuka satu sama lain sehingga berbagai
perencanaan yang hendak disusuk dapat terpadu sesuai dengan
perencanaan dan visi pembangunan daerah. Dalam hal ini kepariwisataan
bersifat lintas sektor. Dengan demikian, peran setiap sektor menjadi sangat
diperlukan, yang nantinya pengharapan dengan tercapainya maksud
tersebut pengembangan pariwisata di Kabupaten Muna Barat tidak berjalan
sendiri-sendiri.
4.2. Potensi dan Daya Tarik Pariwisata
4.2.1. Sejarah Sebagai Potensi Pariwisata

Berdasarkan literatur yang membahas tentang Kesultanan Buton


menjelaskan bahwa pada zaman dahulu di wilayah Kabupaten Muna Barat
terdapat kerajaan yakni Kerajaan Tiworo yang berpusat di Kambara (Benteng
Tiworo saat ini). Posisi kerajaan Tiworo dalam lingkup pemerintahan
Kesultanan Buton merupakan sebuah kerjaan otonom yang disebut sebagai
Kerajaan Barata, yang dimana juga dikenal dengan nama Barat Tiworo yang
merupakan salah satu dari empat (4) wilayah barata yang membantu
Kesultanan Buton sebagai wilayah pertahanan terluar. Eksistensi kerajaan
Tiworo ini sejalan dengan eksistensi perjalanan Kesultanan Buton yang tidak
terlepas dari wilayah baratanya. Eksistensi Kerajaan Tiworo pada masa lalu
meninggalkan berbagai macam situs sejarah yang masih dapat ditemukan
hingga saat ini. Hal inilah yang menjadi potensi besar pengembangan wisata
searah dan budata di Kabupaten Muna Barat. Beberapa contoh jenis
peninggalan sejarah dan budaya di Kabupaten Muna Barat adalah :
a. Layang-layang khas Muna Barat
Layang-layang khas Muna Barat merupakan layang-layang yang unik
karena terbuat dari daun gadung atau umbi hutan dan kesemua bagiannya
terbuat dan bersumber dari alam.

72
Gambar 4. 1 Layangan Kahgati Kolope
Sumber: Detik Travel, 2023
b. Tarian Kuda Khas Muna Barat
Adu kuda atau perkelahian kuda merupakan salah satu atraksi budaya
warisan para raja-raja muna yang sudah turun-temurun dilakukan oleh
masyarakat di Kabupaten Muna Barat. Tradisi adu kuda ini merupakan
satu-satunya di Indonesia, yang dalam bahasa lokal setempat disebut
“Kapogiraha adhara”.
Dahulu kala ajang adu kuda hanya diselenggarakan dalam rangka
menyambut dan menghormati tamu-tamu Kerajaan Muna. Namun dewasa
ini, juga ditampilkan menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI, Hari Raya
Idul Fitri dan Idul Adha, serta hajatan-hajatan besar lainnya.

Sumber: iNews.id,
Gambar 2023
4. 2 Atraksi Kapogiraha Adhara
c. Benteng-Benteng Bersejarah
Benteng-benteng bersearah yang ada di Kabupaten Muna Barat
berdasarkan studi penelusuran jejak sejarah dan peninggalan budaya
Kabupaten Muna Barat adalah Benteng Tiworo, Benteng Lasiapamu I,
Benteng Lasiapamu II, Benteng Kaotaloha, Benteng Latompui dan Benteng
Wa Obu. Diantara benteng-benteng yang ada, yang paling terkenal adalah
Benteng Tiworo yang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Tiworo di
masa lampau yang berpusat di Kambara.

4.2.2. Kekayaan Ekologis Sebagai Potensi Wisata


73
Kabupaten Muna Barat memiliki potensi sumberdaya alam dan sektor
unggulan termasuk pada sektor perikanan, pertanian, perkebunan dan
kehutanan yang dapat memberikan kontribusi penting terhadap
pengembangan kepariwisataan. Berdasarkan data statistik daerah Kabupaten
Muna Barat tahun 2023, sektor pertanian memiliki peranan penting didalam
mendukung pengembangan kepariwisataan sebagai berikut :
a. Kabupaten Muna Barat berdasarkan data yang dihimpun oleh BPS pada
tahun 2022 mencapai 1.989 hektar yang terdiri dari 1.937 hektar sawah
irigasi dan 52 hektar sawah non irigasi. Dimana tanaman pangan yang
diusahakan yang utama adalah padi sawah, jagung, kacang tanah, kacang
kedelai, ubi kayu dan ubi jalar.
b. Wilayah Kabupaten Muna Barat juga memiliki potensi besar pada komoditi
hortikultura seperti cabai rawit, kacang panjang, kangkung, sawi, cabai
besar, bawang daun, tomat, terung dan ketimun
c. Komoditi buah-buahan di juga banyak ditanam di Kabupaten Muna Barat
seperti pisang, pepaya, rambutan dan nenas yang menjadi komoditas utama
di Kabupaten Muna Barat. Produksi keempat tanaman buah-buahan
tersebut masing-masing 30.155 kuintal, 11.576 kuintal, 6.753 kuintal dan
3.690 kuintal. Sedangkan untuk perkebunan jambu mete menjadi komoditi
yang paling banyak diusahakan, dimana luasan tanam jambu mete
mencapai 9.285 hektar dengan produksi sebesar 3.635,72 ton.
d. Produksi ayam ras potong, ayam ras petelur dan ayam kampung
merupakan komoditi paling banyak di Kabupaten Muna Barat untuk
peternakan, dimana ketiganya mencapai 171.300 Kg pada tahun 2022.
e. Sektor perikanan di Kabupaten Muna Barat adalah perikanan tangkap di
laut, dengan jenis ikan bersirip, rajungan, teripang, dan ikan teri. Dengan
potensi sektor perikanan yang cukup melimpah diharapkan dapat
memberikan kontribusi besar terhadap kebutuhan industri pariwisata
terutama ketersediaan stock ikan dan makanan laut lainnya di hotel dan
restoran jika melihat prospek peningkatan setiap tahunnya.
f. Pada sektor kehutanan juga memiliki potensi dalam mendukung
kepariwisataan di Kabupaten Muna Barat, yang masih memiliki hutan asri

74
baik lindung maupun hutan yang ditanami pohon atau hutan rakyat serta
padang rumput yang masih cukup besar arealnya.

4.2.3. Penduduk Sebagai Potensi Sumber Daya Manusia Pariwisata

Kondisi kependudukan Kabupaten Muna Barat telah dijelaskan pada


bab sebelumnya. Dalam kepariwisataan ini juga dapat menjadi salah satu
potensi dalam mendukung terciptanya kegiatan berwisata yang menarik,
aman dan nyaman. Bukan hanya pada atraksi wisata atau daya tarik wisata di
suatu daerah tujuan wisata, tetapi faktor manusia juga dalam hal ini penduduk
lokal akan menentukan apakah wisatawan akan memperoleh pengalaman
total dan akan berkunjung kembali.
Pengembangan SMD di industri pariwisata saat ini menghadapi tantang
global yang memerlukan solusi dengan menembus batasan-batasan negara.
Salah satu solusi yang perlu ditempuh melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan yang tepat. Lebih tegas lagi ada regulasi yang
mengatur tentang SDM pariwisata, salah satu diantaranya adalah Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan menyatakan sumber
daya manusia di bidang pariwisata adalah sumber daya manusia yang terlibat
dalam berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang tersedia oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.

4.3. Daya Tarik dan Sumber Daya Wisata

Daya tarik wisata menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009


tentang kepariwisataan adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, nilai
dan kemudahan berupa keanekaragaman alam, budaya dan hasil buatan
manusia yang menjadi kunjungan wisatawan. Berikut ini disajikan daya tarik
wisata yang tersebar di Kabupaten Muna Barat berdasarkan letaknya di
administrasi kecamatan dan juga berdasarkan klasifikasi jenis wisata.

4.3.1. Objek Daya Tarik Wisata Berdasarkan Kecamatan

1. Kecamatan Maganti

Tabel 4.1. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Maginti

75
Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Pasir Merah Pajala Wisata bahari Desa Pajala
2. Pasir Putih Pajala Wisata bahari Desa Pajala
3. Pulau Bangko Wisata bahari Desa Bangko
4. Pulau Bangko Panjang Wisata bahari Desa Bangko
5. Pulau Gala Wisata bahari Desa Gala
6. Pulau Gala Kecil Wisata bahari Desa Gala
7. Pulau Maginti Wisata bahari Desa Maginti
8. Pulau Pasipadanga Wisata bahari Desa Pasipadanga
9. Pulau Pasitoboang Wisata bahari Desa Pasipadanga
10. Pulau Pasimatha Wisata bahari Desa Pasipadanga
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Maginti merupakan objek wisata bahari, berupa
pulau-pulau kecil baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni.

2. Kecamatan Napano Kusambi

Tabel 4.2. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Napano Kusambi


Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Mangrove Lahaji Wisata Alam Desa Lahaji
2. Mangrove Kombikuno Wisata Alam Desa Kombikuno
3. Mangrove Latawe Wisata Alam Desa Latawe
4. Permandian Matano Bheka Wisata Alam Desa Tangkumaho
5. Pasir putih Latawe Wisata Bahari Desa Latawe
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Kusambi sebagian besar merupakan objek wisata
alam.

3. Kecamatan Tiworo Kepulauan

Tabel 4.3. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Tiworo Kepulauan


Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Pulau Indo Wisata bahari Desa Lasama
2. Pulau Katela Wisata bahari Desa Katela
3. Pulau Ransaweta Wisata bahari Desa Katela
4. Pasir Timbul Mbela-Mbela Wisata bahari Desa Lasama

76
Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
5. Snorkling dan Diving Pulau Wisata bahari Desa Lasama
Indo
6. Tambak Alam Lasama Wisata alam Desa Lasama
7. Aliran Sungai Tiworo Wisata alam Kelurahan Tiworo
8. Benteng Tiworo Wisata sejarah Kelurahan
Waumere
9. Gua sejarah Wabayango Wisata sejarah Kelurahan
Waumere
10. Makam Raja-Raja Tiworo Wisata sejarah Kelurahan Tiworo
11. Batu Pelantikan Raja Wisata sejarah Kelurahan Tiworo
12 Masjid Tua Sangia Bharakati Wisata sejarah Kelurahan Tiworo
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Objek daya tarik wisata di Kecamatan Tiworo Kepulauan yang telah


diidentifikasi terdiri dari wisata bahari, wisata alam dan wisata sejarah
yang sama-sama potensial untuk dikembangkan.

4. Kecamatan Barangka

Tabel 4.4. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Barangka


Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Permandian Mokokau Wisata alam Desa Sawerigadi
2. Mata air Ambolo Kidi Wisata alam Desa Barangka
3. Mata air Ambolo Balano Wisata alam Desa Barangka
4. Mata air Hondola Wisata alam Desa Sawerigadi
5. Mata air Andola Wisata alam Desa Barangka
6. Mata Air Batakalambe Wisata alam Desa Walelei
7. Mata Air Lanobangka Wisata alam Desa Lapolea
8. Benteng Asiapamu ii Wisata sejarah Desa Sawerigadi
9. Gua Toko Wisata sejarah Desa Sawerigadi
10. Pasar Khusus Buah Lagadi Wisata kuliner Desa Sawerigadi
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
Objek daya tarik wisata di Kecamatan Barangka didominasi wisata
alam berupa permandian dan mata air.

5. Kecamatan Lawa

Tabel 4.5. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Lawa


Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Mata Air Wakante Wisata alam Desa Latugho
2. Kolam Pemancingan Alam Wisata alam Desa Latugho
77
Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
Wakantee
3. Pendakian dan Lereng Wisata alam Desa Madampi
Gunung Madampi
4. Benteng Latumpui Wisata sejarah Desa Watumelaa
5. Benteng Asiapamu I Wisata sejarah Desa Lapadaku
6. Tarian Modero Wisata budaya Kelurahan
Wamelai
7. Musik Gambus Wisata budaya Kelurahan
Wamelai
8. Perkelahian Kuda Wisata budaya Desa Latugho
9. Mata Air Lameeo Wisata alam Desa Lagadi
10. Gua Latumpui Wisata sejarah Desa Watumelaa
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Lawa didominasi oleh wisata budaya dan alam.

6. Kecamatan Sawerigadi

Tabel 4.6. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Sawerigadi


Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Mata air Matandasa Wisata alam Desa Marobea
2. Bendungan Cek Dum
Wisata alam Desa Lawada
Marobea
3. Kawasan Buah Langsat Wisata alam Desa Marobea
4. Mangrove Waekuni Wisata alam Desa Waekuni
5. Mangrove Lemoambo Wisata alam Desa Lemoambo
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Sawerigadi didominasi oleh wisata budaya dan alam.

7. Kecamatan Kusambi

Tabel 4.7. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Kusambi


Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Mangrove Wakoila Wisata alam Desa Wakoila
2. Mangrove Lakawoghe Wisata alam Desa Lakawoghe
3. Mangrove Tanjung Pinang Wisata alam Desa Tanjung
Pinang
4. Mangrove Masara Wisata alam Desa Masara

78
Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
5. Pusat Jajanan dan Kuliner Wisata kuliner Kelurahan
Konawe
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Kusambi didominasi oleh wisata dan alam.

8. Kecamatan Tiworo Selatan

Objek daya tarik wisata di Kecamatan Tiworo Selatan yang telah


diidentifikasi yakni Mata Air Fotuno Sangia yang menawarkan atraksi
wisata alam.

9. Kecamatan Tiworo Tengah

Tabel 4.8. Daya Tarik Wisata di KecamatanTiworo Tengah


Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Kawasan Mangrove dan Rawa Wisata alam Kec. Tiworo
Buaya Tengah
2. Buah Rambutan Labokolo Wisata agro Kec. Tiworo
Tengah
3. Buah Rambutan Wapae Jaya Wisata agro Kec. Tiworo
Tengah
4. Buah Rambutan Mekar Jaya Wisata agro Kec. Tiworo
Tengah
5. Buah Jeruk Labokolo Wisata agro Kec. Tiworo
Tengah
6. Pasar Tradisional Mekar Jaya Wisata kuliner Kec. Tiworo
Tengah
7. Pasar Tradisional Sukadamai Wisata kuliner Kec. Tiworo
Tengah
8. Pasar Tradisional Wanseriwu Wisata kuliner Kec. Tiworo
Tengah
9. Mata air dan Das Langku - Wisata alam Kec.Tiworo
Langku Tengah
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Tiworo Tengah didominasi oleh wisata agro, dimana
hal ini didukung oleh banyaknya lahan perkebunan yang diusahakan oleh
masyarakat setempat sejak dahulu.
79
10. Kecamatan Tiworo Utara

Tabel 4.9. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Tiworo Utara


Nama objek dan potensi
No. Jenis wisata Lokasi
wisata
1. Pulau Rangku Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
2. Pulau Kajuangin Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
3. Pulau Mbela-Mbela Besar Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
4. Pulau Mbela-Mbela Kecil Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
5. Pulau Bero Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
6. Pulau Latoa Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
7. Pulau Maloang Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
8. Pulau Sanggalea Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
9. Pulau Simoa Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
10. Pulau Tasipi Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
11. Pulau Santigi Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
12. Pulau Mandike Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
13. Pulau Balu Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
14. Pulau Tiga Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
15. Selat Tiworo Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
16. Kawasan Karang Selat Latoa Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
17. Karang Selat Sanggalea Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
18. Karang dan Akar Bahar Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
Raksasa
19. Pasir Timbul Mbela-Mbela Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
20. Pasir Timbul Latoa Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
21. Pasir Timbul Maloang Wisata bahari Kec.Tiworo Utara
22. Pasir Timbul Sanggalea Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
23. Pasir Timbul Simoa Wisata bahari Kec. Tiworo Utara
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa objek daya tarik wisata yang
berada di Kecamatan Tiworo merupakan objek wisata bahari, berupa
pulau-pulau kecil baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni.

11. Kecamatan Wadaga


Tabel 4.10. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Wadaga
Nama Objek Dan Potensi
No. Jenis Wisata Lokasi
Wisata
1. Mata Air Ghulu Wisata alam Desa Katobu
2. Mata Air Kaaghi Wisata alam Desa Lakanaha
3. Gua Ghulu Wisata sejarah Desa Katobu
4. Kawasan Buah Langsat Wisata agro Desa Lakanaha
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023
80
4.3.2. Objek Daya Tarik Wisata Berdasarkan Jenis Wisata
1. Wisata Sejarah
Sebagai salah satu daerah yang pernah menjadi bagian dari
Kesultanan Buton yang pada masa lampau merupakan salah satu
kerajaan terbesar di timur Nusantara, keberadaan artefak
bersejarah pun dapat ditemukan yang menandai sebuah peradaban
masa lalu, tentunya hal ini menjadi kekayaan sejarah dan juga
budaya Kabupaten Muna Barat dan perlu dilestarikan
keberlangsungannya.

Tabel 4.11. Daya Tarik Wisata Sejarah di Kabupaten Muna Barat


No. Nama Objek Dan Potensi Wisata Jenis Wisata Lokasi
Kelurahan
1. Benteng Tiworo Wisata Sejarah Waumere, Kec.
Tikep
Desa Watumelaa,
2. Benteng Latumpui Wisata Sejarah
Kec. Lawa
Desa Sawerigadi,
3. Benteng Lapadaku Wisata Sejarah
Kec. Sawerigadi
Desa Lapadaku,
4. Benteng Asiapamu I Wisata Sejarah
Kec. Lawa
Desa Sawerigadi,
5. Benteng Asiapamu II Wisata Sejarah
Kec. Sawerigadi
Desa Sawerigadi,
6. Benteng Kaotaloha Wisata Sejarah
Kec. Sawerigadi
Desa Sawerigadi,
7. Benteng Waobu Wisata Sejarah
Kec. Sawerigadi
Desa Marobea,
8. Benteng Liang Kabe Wisata Sejarah
Kec. Sawerigadi
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Dari banyaknya wisata sejarah yang ada, beberapa obyek


daya tarik wisata yang cukup dikenal dan diperkenalkan sebagai
obyek daya tarik wisata sejarah di Kabupaten Muna diantaranya
sebagai berikut:

a. Benteng Tiworo

1. Nama ODTW : Wisata Sejarah Benteng Tiworo


2. Lokasi : Kelurahan Tiworo, Kecamatan Tiworo

81
Kepulauan, Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Sejarah
Situs Benteng Tiworo merupakan tinggalan sejarah yang dulunya
berfungsi sebagai basis pertahanan melawan Belanda sekaligus
pemukiman para raja. Situs ini dilengkapi dengan komponen bangunan
lainnya seperti 1) Masjid Sangia Barakati, 2) Makam-makam Raja, dan
3) Batu Pelantikan Raja

4. Skala Pemasaran : Regional


5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi dan Umum
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 25-30 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.

82
Gambar 4. 3 Gapura dan citra satelit Benteng Tiworo

Gambar 4. 4 Situs Peninggalan Benteng Tiworo

Gambar 4. 5 Kondisi Eksisting dan Masterplan Benteng Tiworo

Berdasarkan literatur yang membahas tentang Kesultanan Buton


menjelaskan bahwa dahulu kala di wilayah Kabupaten Muna Barat
terdapat sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Tiworo yang berpusat di

83
Kambara (benteng Tiworo saat ini). Posisi Kerjaan Tiworo dalam
lingkup pemerintah Kesultanan Buton merupakan sebuah kerajaan
otonom yang disebut sebagai Kerajaan Barata, sehingga Kerajaan
Tiworo dikenal dengan nama Barat Tiworo yang merupakan satu dari 4
(empat) wilayah barata yang membantu Kesultanan Buton sebagai
wilayah pertahanan terluar. Eksistensi Kerajan Tiworo ini sejalan
dengan eksistensi perjalanan Kesultanan Buton karena Kerajaan Buton
tidak terlepaskan dari wilayah baratanya. Eksistensi Kerajaan Tiworo
hari masa lalu meninggalkan berbagai macam situs sejarah yang masih
bisa dilihat sampai saat ini. Hal inilah yang menjadi potensi besar
pengembangan wisata sejarah dan budaya di Kabupaten Muna Barat.
Benteng Tiworo terdiri atas beberapa komponen bangunan lainnya,
yakni:
1. Situs Benteng Tiworo Benteng Tiworo memiliki bentuk denah dasar
persegi dengan luas stuktur 25 meter 2 dan luas lahan bagian dalam
benteng 3200 meter2. Bangunan benteng ini terbentuk dari
susunan batu karang sebagaimana ciri dari benteng- benteng
tradsional wilayah kepulauan di Sulawesi Tenggara.
2. Masjid Sangia Barakati Pemberian nama Sangia Barakati pada
masjid tersebut merupakan gelar dari Raja Sangia Riarana yang
merupakan raja kedua dari Kerajaan Tiworo. Keberadaan bangunan
masjid dalam suatu daerah menunjukkan adanya pengaruh Islam
yang berkembang dan dapat diterima ajarannya oleh masyarakat
setempatBerdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat
setempat menyatakan bahwa masjid ini telah ada sejak zaman dulu
dan hingga kini masih aktif digunakan oleh masyarakat setempat
untuk sholat 5 (lima) waktu dan juga ketika sholat Idul Fitri
maupun Idul Adha di tiap tahunnya. Dalam hal ini, keturunan yang
dimaksudkan berdasarkan ungkapan tersebut adalah masyarakat
asli keturunan Tiworo yang pada saat itu tinggal di Ternate. Setelah
pengaruh Islam telah diterima yang merupakan ajaran langsung
dari Ternate, maka di bangunlah masjid yang juga merupakan
masjid pertama di Tiworo yang terletak di dalam benteng.

84
3. Makam-makam Raja Kawasan Benteng Tiworo yang di dalamnya
terdapat makam-makam kuno secara turun-temurun dipercayai
oleh masyarakat setempat sebagai makam para raja yang pernah
memerintah di Kerajaan Tiworo. Lokasi makam tersebar di
beberapa titik di sekitaran benteng, seperti makam yang
mempelihatkan ciri kekunoan berada di bagian dalam benteng,
dekat dengan stuktur dinding dan gerbang barat. Makam tersebut
dikelilingi oleh pagar yang merupakan susunan batu karang
menyerupai benteng. Makam-makam tersebut ada yang hanya
dilengkapi dengan satu atau sepasang nisan. Tipe nisan yang
digunakan berupa potongan batu karang dari stalagtit/stalagmit.
4. Batu Pelantikan Raja Keberadaan batu ini terletak di luar area
benteng di struktur dinding utara dan di bagian tepi sungai Tiworo.
Jika dilihat dari bentuknya hampir sama dengan bentuk makam
pada umumnya dengan dilengkapi batu yang masih kokoh berdiri
menyerupai batu nisan dengan adanya penambahan stuktur
tembok berbentuk U. Pada bagian luar batu pelantikan terdapat
bongkahan batu karang yang bentuknya seperti melingkar yang
digunakan sebagai tempat duduk para pemuka adat jika
dilangsungkan saat prosesi adat berlangsung di batu pelantikan.

2. Wisata Alam
Tabel 4.12. Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Muna Barat
Nama Objek Dan Potensi
No. Jenis Wisata Lokasi
Wisata
Mata Air dan DAS Sungai Wisata Alam Desa Kasimpa Jaya
1.
Kasimpa
Mata Air dan DAS Langku- Wisata Alam Desa Langku-
2.
Langku Langku
3. Mata Air dan DAS Lakabu Wisata Alam Desa Lakabu
4. Aliran Sungai Tiworo Wisata Alam Kec. Tikep
Desa Lasama, Kec.
5. Tambak Alam Lasama Wisata Alam
Tikep
Desa Sawerigadi,
6. Permandian Alami Mokokau Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Lagadi, Kec.
7. Mata Air Lameeo Wisata Alam
Lawa
8. Mata Air Ghulu Wisata Alam Desa Katobu, Kec.

85
Nama Objek Dan Potensi
No. Jenis Wisata Lokasi
Wisata
Wadaga
Permandian Alami dan Mata Desa Barangka,
9. Wisata Alam
Air Matakidi Kec. Barangka
Desa Barangka,
10. Mata Air Ambolo Kidi Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Barangka,
11. Mata Air Ambolo Kidi Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Barangka,
12. Mata Air Ambolo Balano Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Sawerigadi,
13. Mata Air Andola Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Bungkolo,
14. Mata Air Hondola Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Bungkolo,
15. Mata Air Rambu Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Walelei, Kec.
16. Mata Air Lambaka Wisata Alam
Barangka
Desa Latugho, Kec.
17. Mata Air Batakalambe Wisata Alam
Lawa
Desa Lakanaha,
18. Mata Air Wakante Wisata Alam
Kec. Wadaga
Desa Lailangga,
19. Mata Air Kaaghi Wisata Alam
Kec. Wadaga
Desa Lakalamba,
20. Mata Air Makadenge Wisata Alam
Kec. Sawerigadi
Desa
21. Mata Air Kaobalo Wisata Alam Tangkumaho, Kec.
Napanokusambi
Desa Marobea,
22. Mata Air Panas Matambulogo Wisata Alam
Kec. Sawerigadi
Desa Lakanaha,
23. Mata Air Matandasa Wisata Alam
Kec. Wadaga
Desa Barangka,
24. Mata Air Kolangkuno Dahu Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Barangka,
25. Mata Air Ambolo Kidi Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Sawerigadi,
26. Permandian Alami Mokokau Wisata Alam
Kec. Barangka
Desa Sangia
27. Mata Air Fotuno Sangia Wisata Alam Tiworo, Kec.
Tiworo Selatan
Desa Lapolea, Kec.
28. Mata Air Lanobangka Wisata Alam
Barangka
Desa Wakuni, Kec.
29. Mata Air Wakuni Wisata Alam
Sawerigadi
Odtw Pendakian Dan Lereng Kel. Wamelai, Kec.
30. Wisata Alam
Gunung Kaloa Lawa
31. Pendakian Dan Lereng Wisata Alam Desa Latugho, Kec.

86
Nama Objek Dan Potensi
No. Jenis Wisata Lokasi
Wisata
Gunung Lasiapamu Lawa
Pendakian Dan Lereng Desa Lasosodo,
32. Wisata Alam
Gunung Lapaindoro Kec. Wadaga
Desa Sawerigadi,
33. Gunung Batu Awu Wisata Alam
Kec. Barangka
Pendakian Dan Lereng Desa Sawerigadi,
34. Wisata Alam
Gunung Tumonduno Kec. Barangka
Pendakian Dan Lereng Desa Madampi,
35. Wisata Alam
Gunung Madampi Kec. Lawa
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Dari banyaknya wisata alam yang telah diidentifikasi ,


beberapa obyek daya tarik wisata yang cukup dikenal dan
diperkenalkan sebagai obyek daya tarik wisata alam di Kabupaten
Muna diantaranya sebagai berikut:

a. Permandian Alam Matakadi

1. Nama ODTW : Permandian Alam Matakidi


2. Lokasi : Desa Barangka, Kecamatan Barangka,
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Permandian
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi dan Umum
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah dijangkau

87
c. Waktu Tempuh dari : 30-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat Permandian Alam Wakante, Permandian
. Koke, Telaga Kasiono Oe

11 Prospek Pengembangan :
.

Gambar 4. 6 Wisata Alam Permandian Matakidi

Destinasi Wisata Alam unggulan yang ada di Kabupaten Muna


Barat yang memiliki 7 mata air yang menjadi primadona wisata
masyarakat lokal ialah Permandian Matakidi. Permandian Matakidi
adalah sebuah tempat permandian di daerah Muna Barat, Sulawesi
Tenggara yang memiliki sumber mata air alami dari bebatuan kapur.
Untuk bisa menuju ke lokasi permandian, pengunjung tidak perlu
melakukan perjalanan yang sulit. Cukup memerlukan perjalanan
sekitar 35 menit dari Kota Raha, Muna, Sulawesi Tenggara. Kondisi
airnya sangatlah jernih, bersih, dan dingin. Banyak pengunjung yang
menjadikannya sebagai tujuan untuk mandi merasakan sensasi

88
kesegaran air Matakidi. Suasana di area permandian ini juga masih
sangat alami. Di sisi kanan kiri sumber mata air terdapat pepohonan
rindang yang tumbuh subur. Usianya sudah cukup tua sehingga
terlihat akar-akarnya yang bergelantung dengan kokoh. Selain
menjadikan suasana rindang, adanya pepohonan juga membuat
udara terasa semakin sejuk. Bahkan di saat teriknya matahari,
suasana di Permandian Matakidi tetap saja nyaman untuk dinikmati.
Banyak pengunjung yang tetap melakukan aktivitas berenang
ataupun bermain air dengan merasakan sensasinya yang dingin
segar.
Di lokasi Permandian Matakidi, pengunjung juga bisa melihat
adanya beberapa satwa khas daerah setempat. Diantaranya yakni
burung endemik Sulawesi Tenggara dan juga monyet ekor panjang.
Di saat momen-momen tertentu pengunjung dapat menjumpai
adanya sekelompok monyet ekor panjang yang bergelantungan di
pohon-pohon. Momen seperti ini menambah suasana wisata menjadi
semakin alami.
Selain menjadi lokasi wisata, tak sedikit pula masyarakat
setempat yang menjadikan permandian ini sebagai tempat untuk
mengambil air tower, mencuci bahkan sekedar ingin mandi.
Kemudian, sekitar 20 meter di sebelah kanan Matakidi, terdapat
lokasi mata air dengan nama Ambolokidi. Mata air ini bukan untuk
berenang melainkan dijadikan lokasi ritual adat sejak zaman dahulu.

b. Permandian Alam Wakante

1. Nama ODTW : Permandian Alam Wakante


2. Lokasi : Desa Latugho, Kecamatan Lawa,
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Permandian
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)

89
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 30-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Permandian Alam Matakidi,
. Permandian Koke

11 Prospek Pengembangan :
.

Gambar 4. 7 Wisata Alam Permandian Wakante

90
Gambar 4. 8 Kondisi Eksisting dan Masterplan Wisata Alam
Permandian Wakante
Permandian Wakante adalah salah satu destinasi favorit di
Muna Barat, hampir semua kalangan datang berkunjung kesini.
Apalagi saat akhir pekan di hari Sabtu dan Minggu permandian ini
sangat ramai dikunjungi oleh pengunjung Masyarakat lokal maupun
dari luar daerah. Pengunjung bisa menikmati kesegaran airnya,
berendam dan berenang didalam kolam permandian. Saat matahari
terik, pengunjung tidak perlu kuatir akan terkena langsung sinar UV,
karena permandian ini dikelilingi pohon pohon besar dan
lebat. Banyak pengunjung yang berdatangan ketika pada hari libur
maupun hari biasa.
Bukan hanya permandian alam Wakantee tetapi ada juga
pertunjukan kuda. serta kuda tersebut bisa ditunggangi oleh para
pengunjung. Selain dapat menunggangi kuda, pengunjung juga dapat
berenang dengan sesuka hati pada tempat yang disediakan untuk
area berenang, karena ada juga tempat yang dilarang untuk
berenang, salah satunya empang milik warga setempat. Banyak
pengunjung yang datang untuk berenang, karena sumber airnya dari
mata air langsung yang masih terasa sejuk, selain berenang, para
pengunjung bisa menikmati terapi ikan koi serta pengunjung dapat
berfoto di empang bersama ikan-ikan koi atau pun jenis ikan lainnya.
Permandian Alam Wakantee berada di Desa Latugho Kecamatan
Lawa. Hanya berjarak 19 km atau sekitar 30 menit dari Bandara Sugi
Manuru. Atau jika wisatawan melewati jalur dari Raha, Ibu Kota

91
Kabupaten Muna, wisatawan dapat menempuh waktu sekitar 35
menit.

c. Wisata Geopark Gua Bangkudu


1. Nama ODTW : Wisata Geopark Gua Bangkudu
2. Lokasi : Desa Lalemba, Kecamatan Lawa,
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Geopark
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah dijangkau untuk akses
jalan dan dilanjutkan jalan kaki
melewati kebun
c. Waktu Tempuh dari : 35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Telaga Kasino Oe, Permandian Alam
. Wakante, Permandian Matakidi

11 Prospek Pengembangan :

92
.

Gambar 4. 9 Wisata Geopark Gua Bangkudu


Gua Bangkudu merupakan Gua Prasejarah yang memiliki luas
sekitar 100 meter persegi. Menurut masyarakat sekitar, gua ini
dahulunya digunakan sebagai tempat persembunyian keluarga
kerajaan. Gua ini memiliki 2 pintu sebagai akses dan hingga saat ini
Gua ini masih dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat mengambil
air minum yang berasal dari tetesan stalagtit yang ada pada langit
langit gua. Gua Bangkudu cukup mudah dijangkau dari pusat kota
laworo, Muna Barat, Di dalam gua, terdapat chamber yang
berukuran kurang lebih 100 x 30 meter dan tinggi sekitar 30 meter.
Ini menjadi salah satu daya tarik gua bangkudu yang tidak dimiliki
gua lainnya yang berada di Sultra. Saat memasuki mulut gua, kondisi
medan sedikit menurun dan melewati pilar pilar gua, setelah 10
meter menelusur, akan tampak chamber yang luar dengan langit gua
yang terbuka, sehingga cahaya leluasa menyinari ruangan gua.
Siang hari menjadi waktu yang tepat untuk menelusuri gua,
cahaya matahari menerobos masuk melalui lubang besar diatap gua,
waktu terbaik antara jam 10 pagi sampai jam 2 siang. Cahaya yang
masuk akan menerangkan seluruh ruangan gua, sehingga sangat
bagus untuk berswafoto. Hal unik lainnya, gua ini menjadi salah satu
sumber air bagi masyarakat yang bermukim di kebun. Kini kawasan

93
masuk ke Gua Bangkudu masih masuk dalam kawasan perkebunan
masyarakat, sehingga kealamian gua akan terus terjaga.

3. Wisata Budaya
Yang dimaksud dengan budaya, adalah budaya yang berarti
luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tingkat tinggi seperti
kesenian atau perikehidupan kerajaan di masa lampau, tetapi juga
meliputi adat-istiadat dan segala kebiasaan yang hidup ditengah-
tengah suatu masyarakat dan tetap dilestarikan hingga saat ini. Hal
ini juga tentunya tidak terlepas dari sejarah masa lalu Kabupaten
Muna Barat yang banyak menyimpan pesona dan atraksi dalam hal
kebudayaan. Berikut beberapa hasil identifikasi terkait atraksi dan
objek wisata budaya yang ada di Kabupaten Muna Barat.

Tabel 4.13. Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten


Muna Barat
Nama Objek Dan Potensi
No. Jenis Wisata Lokasi
Wisata
Atraksi Perkelahian Kuda Kabupaten Muna
1. Wisata Sejarah
(Pogihara Adhara) Barat
Atraksi Silat Wuan (Ewa Kabupaten Muna
2. Wisata Sejarah
Wuna) Barat
Kabupaten Muna
3. Rumah Tenunan Desa Waulai Wisata Sejarah
Barat
Kabupaten Muna
4. Pesta Upacara Adat Katoba Wisata Sejarah
Barat
Kabupaten Muna
5. Pesta Upacara Adat Karia Wisata Sejarah
Barat
Kabupaten Muna
6. Atraksi Silat Manca Suku Bajo Wisata Sejarah
Barat
Kabupaten Muna
7. Atraksi Kuda Lumping Wisata Sejarah
Barat
Kabupaten Muna
8. Atraksi Reog Ponorogo Wisata Sejarah
Barat
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Beberapa obyek daya tarik wisata yang cukup dikenal dan


diperkenalkan sebagai obyek daya tarik wisata alam di Kabupaten
Muna diantaranya sebagai berikut.

94
a. Atraksi Perkelahian Kuda (Pogihara Adhara)

1. Nama ODTW : Atraksi Perkelahian Kuda (Pogihara


Adhara)
2. Lokasi : Desa Latugho, Kecamatan Lawa,
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Budaya
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.

95
Gambar 4. 10 Atraksi Perkelahian Kuda (Pogihara Adhara)
Perkelahian kuda yang dalam bahasa Muna disebut pogiraha
adhara itu jarang digelar. Hanya pada acara khusus, salah
satunya menyambut tamu yang sebelumnya mengikuti Festival
Napabale, acara pariwisata tahunan di daerah itu. Atraksi
Perkelahian Kuda (Pogihara Adhara)adalah salah satu pertunjukan
budaya di daerah Kabupaten Muna maupun Kabupaten Muna Barat
dimana seorang pawang kuda membawa dua ekor kuda jantan agar
saling beradu kekuatan / berkelahi memperebutkan seekor kuda
betina. tradisi tersebut dengan cara dua ekor kuda jantan yang sudah
dewasa dengan ukuran sama dipertarungkan. Adu kuda dipimpin oleh
seorang pawang yang sudah memiliki pengalaman dalam
mempertontonkan aduan kuda yang baik dan memukau.
Untuk lebih menggairahkan kuda dalam bertarung, para pawang
akan menyediakan kuda-kuda betina sebagai pemantik perkelahian kuda
aduan tersebut. Setelah amarah kuda memuncak, kuda betina dikeluarkan
dari arena, kemudian para pawang memainkan kelihaiannya untuk
memandu kuda dalam bertarung hingga memukau penonton. masyarakat
Muna secara umum menjadikan pertarungan kuda sebagai ajang
pertaruhan harga diri. Bahwa seekor kuda akan berkelahi jika harga
dirinya terusik. Namun kian ke sini, tradisi itu hanya untuk hiburan
semata. Pertunjukan ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan
di buktikan dengan adanya lukisan-lukisan purbakala pada dinding
gua Situs Peninggalan Purbakala Liang Kobori dan Metanduno.

b. Atraksi Ewa Wuna

1. Nama ODTW : Atraksi Ewa Wuna


96
2. Lokasi : Seluruh Daerah Muna Barat
3. Daya Tarik : Budaya
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah dijangkau
c. Waktu Tempuh dari :
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.

97
Gambar 4. 11 Atraksi Ewa Wuna

Salah satu seni, budaya yang dimiliki Suku Muna yang


menempati Pulau Muna di Sulawesi Tenggara adalah Seni Beladiri
Ewa Wuna. Ewa dalam bahasa Muna berarti silat. Silat ewa Wuna
merupakan seni bela diri silat dengan teknik yang khas Kabupaten
Muna. Silat ini menjadi bagian dari seni tari yang dikembangkan dari
generasi ke generasi. Ewa Wuna merupakan salah satu kekayaan
budaya yang tidak hanya memiliki nilai-nilai historis melainkan juga
terkandung spirit, kearifan lokal, bahkan sikap hidup.
Silat khas Muna ini memadukan antara gerakan seni dan bela
diri. Dalam praktiknya, ewa Wuna dapat menggunakan senjata,
berupa keris, parang, tombak, ataupun hanya tangan kosong.
Permainan ini diiringi oleh musik rambu Wuna. Seluruh pemain
berusaha saling menyerang akan tetapi terhalang oleh seorang
pemain petombi (pemegang bendera) sehingga seluruh pemain
terhindar dari bahaya. Dizaman dahulu Ewa Wuna telah dipelajari
orang-orang tertentu sebagai pembelaan/ pertahanan kerajaan jika
terjadi serangan dari luar. Pada saat ini ewa Wuna sudah populer
sebagai tradisi yang dipertunjukkan saat ada pesta adat atau
penyambutan tamu.

c. Reog Ponorogo dan Ogoh-Ogoh

1. Nama ODTW : Reong Ponorogo dan Ogoh-Ogoh


2. Lokasi : Tiworo Tengah dan Tiworo Selatan
3. Daya Tarik : Budaya
4. Skala Pemasaran : Regional
98
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 15-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.

Gambar 4. 12 Atraksi Ponorogo atau Ogoh-Ogoh

99
Festival ogoh-ogoh diketahui sebagai salah satu kearifan lokal
yang patut dilestarikan, di mana festival ini sebagai salah satu
rangkaian umat Hindu jelang perayaan hari besar. Terlebih Muna
Barat sebagai salah satu daerah yang beragam dengan budaya atau
sering dijuluki daerah miniatur budaya Indonesia, pasalnya beragam
ras, suku, adat ada di Muna Barat. Sehingga dengan keanekaragaman
itu bisa bersatu dalam membangun Muna Barat.
Festival ogoh-ogoh ialah tradisi yang telah lama digelar oleh
leluhur umat Hindu, bagian dari kelanjutan upacara tawur agung
kesanga atau suatu ritual untuk wujudkan keseimbangan dan
keharmonisan dalam semesta. Selain itu, festival ogoh-ogoh sebagai
simbol dari sifat angkara murka, kesombongan dan perilaku buruk
yang ada pada diri manusia yang diwujudkan dalam bentuk ogoh-
ogoh. Selanjutnya ditandai dengan diaraknya ogoh-ogoh keliling
desa dan dibakar yang diartikan agar perilaku buruk atau negatif
yang ada pada diri manusia dibakar habis bersama ogoh-ogoh.

4. Wisata Bahari

Tabel 4.14. Daya Tarik Wisata Bahari di Kabupaten Muna Barat


No
Nama Objek Dan Potensi Wisata Jenis Wisata Lokasi
.
1 Pulau Indo (Unggulan) Wisata Bahari Desa Lasama, Kec. Tikep
2 Pulau Maegangan Wisata Bahari Desa Lasama, Kec. Tikep
3 Pulau Rangku (Unggulan) Wisata Bahari Desa Santiri, Kec. Tiworo
Utara
4 Pulau Kajuangin (Unggulan) Wisata Bahari Desa Tiga, Kec. Tiworo
Utara
5 Pulau Maginti Wisata Bahari Desa Maginti, Kec.
Maginti
6 Pasi Padanga Wisata Bahari Desa Pasipadanga, Kec.
Maginti
7 Pasi Toboang Wisata Bahari Desa Pasipadanga, Kec.
Maginti
8 Pasi Mataha Wisata Bahari Desa Pasipadanga, Kec.
Maginti
9 Pulau Gala Wisata Bahari Desa Gala, Kec. Maginti
10 Pulau Gala Kecil (Unggulan) Wisata Bahari Desa Gala, Kec. Maginti
11 Pulau Bangko Wisata Bahari Desa Bangko, Kec.
Maginti
12 Pulau Bangko Panjang Wisata Bahari Desa Bangko, Kec.
Maginti

100
No
Nama Objek Dan Potensi Wisata Jenis Wisata Lokasi
.
13 Pulau Mbela-Mbela Besar Wisata Bahari Desa Santiri, Kec. Tiworo
Utara
14 Pulau Mbela-Mbela Kecil Wisata Bahari Desa Santiri, Kec. Tiworo
Utara
15 Pulau Latoa Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
16 Pulau Maloang Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
17 Pulau Sanggalea Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
18 Pulau Simoa Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
19 Pulau Tasipi Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
20 Pulau Santigi Wisata Bahari Desa Santigi, Kec. Tiworo
Utara
21 Pulau Mandike Wisata Bahari Desa Tiga, Kec. Tiworo
Utara
22 Pulau Bero Wisata Bahari Desa Mandike, Kec.
Tiworo Utara
23 Pulau Tiga Wisata Bahari Desa Bero, Kec. Tiworo
Utara
24 Pulau Balu Wisata Bahari Desa Santiri, Kec. Tiworo
Utara
25 Pulau Katela Wisata Bahari Desa Katela, Kec. Tikep
26 Pulau Ransaweta Wisata Bahari Desa Katela, Kec. Tikep
27 Kkld Selat Tiworo Wisata Bahari Kec. Tikep Dan Tiworo
Utara
28 Kawasan Karang Selat Latoa Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
29 Karang Selat Sanggalea Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
30 Karang Dan Akar Bahar Raksasa Wisata Bahari Desa Bero, Kec. Tiworo
Utara
31 Gugusan Pasir Timbul Wisata Bahari Desa Tasipi, Kec. Tiworo
Utara
32 Pasir Timbul Mbela-Mbela Wisata Bahari Desa Lasama, Kec. Tikep
33 Pasir Timbul Latoa Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
34 Pasir Timbul Maloang Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
35 Pasir Timbul Sanggalea Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
36 Pasir Timbul Simoa Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
37 Pasir Timbul Masaringa Wisata Bahari Kec. Tiworo Utara
38 Pantai Pasir Merah Wisata Bahari Desa Pajala, Kec. Maginti
39 Pantai Pasir Putih Wisata Bahari Desa Pajala, Kec. Maginti
40 Pantai Katangana Wisata Bahari Desa Momuntu, Kec.
Tiworo Tengah
41 Lokasi Diving Dan Snorkeling Pulau Wisata Bahari Desa Lasama, Kec. Tikep
Indo
42 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Kajuangin
43 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Bero
44 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Santigi

101
No
Nama Objek Dan Potensi Wisata Jenis Wisata Lokasi
.
45 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Tiga
46 Lokasi Diving Dan Snorkeling Wisata Bahari Pulau Maginti
47 Kawasan Pasir Putih Pantai Latawe Wisata Bahari Desa Latawe, Kec.
Napano Kusambi
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

Beberapa obyek daya tarik wisata yang cukup dikenal dan


diperkenalkan sebagai obyek daya tarik wisata alam di Kabupaten
Muna diantaranya sebagai berikut.

a. Wisata Pulau Indo

1. Nama ODTW : Wisata Pulau Indo


2. Lokasi : Desa Lasama, Kecamatan Tiworo
Kepulauan, Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Permandian, Snorkling, dan Sight Seeing
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Angkutan Perahu
b. Kondisi Jalan : Jalur Laut, Mudah dijangkau, berada di
Selat
Tiworo
c. Waktu Tempuh dari : 1. Menuju Desa Guali. 24 menit dan
Kota penyebrangan ke Pulau Indo 10-15
menit

102
2. Menuju Pelabuhan Tondasi 20 menit
dan
penyebrangan ke Pulau Indo 30 menit
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pasi Laroki dan Pulau Katela
.
11 Prospek Pengembangan :
.

Gambar 4. 13 Wisata Pulau Indo

Destinasi Wisata Bahari unggulan yang ada di Kabupaten


Muna Barat, Pulaunya yang berada di Selat Tiworo dan jarak yang
dekat dengan hanya 25 menit di tempuh melalui Jalur Laut
Pelabuhan Very Tondasi menjadikan destinasi Wisata ini menjadi
detinasi Favorit Masyarakat Lokal Maupun Mancanegara.
Sebelumnya pulau kecil ini merupakan wilayah pesisir yang tidak
ada penghuninya. Hingga kemudian pemerintah setempat
melakukan pembenahan. Karena melihat potensi dari keberadaan
103
wilayah ini sangat menjanjikan jika dikembangkan dengan baik.
Terbukti kini Pulau Indo berhasil menggaet turis lokal maupun asing.
Dengan keindahannya pantainya sehingga dijadikan sebagai
ikon wisata dari Kabupaten Muna Barat. Objek wisata ini tergolong
ramai pengunjung, ramainya wisatawan yang berkunjung juga
terlihat ketika memasuki hari libur nasional ataupun di akhir pekan
yang merupakan waktu yang tepat untuk liburan bersama keluarga.
Di sepanjang pantai terdapat gazebo maupun hammock untuk
wisatawan bisa bersantai menikmati pemandangan baharinya.
Pemandangan bawah laut di Pulau Indo terbilang indah. Terumbu
karang hingga aneka ragam biota lautnya yang masih terjaga,
memungkinkan wisatawan jelajahi dengan melakukan diving hingga
snorkeling. Selain snorkeling, pihak pengelola juga menyediakan
permainan air seperti banana boat.
Untuk mencapai Pulau Indo, pengunjung harus menyebrang
menggunakan perahu nelayan dari Desa Guali dan melewati sebuah
muara yang mirip dengan sungai kemudian tiba di Pulau Indo.
Dibutuhkan waktu sekitar 10 hingga 15 menit melakukan
penyebrangan ini. Selain menggunakan perahu nelayan, pengunjung
juga bisa melakukan perjalanan dari Pelabuhan Tondasi. Perjalanan
akan ditempuh kurang lebih selama 30 menit.

b. Pantai Pajala

1. Nama ODTW : Pantai Pajala


2. Lokasi : Desa Pajala, Kecamatan Maginti,
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Permandian, Sight Seeing
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir : Ada

104
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 31-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pulau Gala Kecil, Pasir Putih, dan Pasir
. Merah

11 Prospek Pengembangan :
.

Gambar 4. 14 Wisata Pantai Pajala

105
Gambar 4. 15 Eksisting dan Master Plan Pantai Pajala

Objek wisata Pantai Pajala yang berlokasi di Kecamatan


Maginti, Kabupaten Muna Barat. Objek wisata ini tergolong ramai
pengunjung. Daya tarik paling utama yang dimiliki oleh pantai yang
juga dikenal dengan nama “Bone Kadea” ini adalah pasirnya yang
berwarna merah. Pasir pantai tersebut tergolong langkah karena
hanya beberapa pantai di Indonesia yang memilikinya, dimana salah
satunya ada di Provinsi Sulawesi Tenggara ini. Selain memiliki pantai
pasir berwarna merah yang menjadi daya tarik, pantai ini juga
memiliki hamparan hutan mangrove yang sangat hijau dan
menambah keindahan pantai ini. Selain itu, pantai ini juga ditumbuhi
oleh beberapa pohon bakau yang tumbur tersebar di beberapa
bagian antai sehingga akan menciptakan pemandangan yang sangat
unik. Terakhir adanya gazebo diatas kolam air tawar membuat pantai
menawan ini menjadi populer. Gazebo tersebut memang dibuat
berbeda dengan gazebo pada umumnya, tujuannya adalah untuk
menarik minat wisatawan.
Untuk rute perjalanannya wisatawan bisa menempuh selama
35 menit dari Ibukota Kabupaten Muna Barat. Untuk sementara
akses masuk ke Pantai Pajala masih belum dikenai biaya alias gratis.
Meskipun begitu wisatawan perlu menyiapkan uang lebih karena di
waktu tertentu terkadang harga tiket ditentukan oleh pihak
pengelola pantai.

c. Pulau Rangku

1. Nama ODTW : Pulau Rangku


106
2. Lokasi : Desa Santiri, Kecamatan Tiworo Utara,
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Permandian, Snorkeling, dan Diving
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Perahu atau Kapal dari Pelabuhan
Tondasi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Jalur Laut
c. Waktu Tempuh dari : 34 menit menuju Pelabuhan Tondasi
Kota dan 30 menit dari Pelabuhan Tondasi
8. Dampak Terhadap Sosial : Tidak Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pulau Balu dan Pulau Maginti
.
11 Prospek Pengembangan :
.

107
Gambar 4. 16 Wisata Pulau Rangku

Pulau Rangku adalah pulau kecil yang terletak di antara Pulau


Balu dan Pulau Maginti. Pulau ini memiliki air yang jernih dan
memiliki banyak kerang-kerang laut. Pulau ini Nampak bersih dan
masih terawat. Merupakan destinasi wisata Pulau dengan Luas
sekitar 2 Hektar dengan hamparan pasir putih dan tingkat
visibilitas air yang tinggi sehingga tempat ini menjadi tempat yang
cocok untuk snorkeling, diving, dan berbagai aktivitas lainnya.

d. Pulau Masaringan

1. Nama ODTW : Pulau Masaringan


2. Lokasi : Desa Santiri, Kecamatan Tiworo Utara,
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Permandian, Snorkeling, dan Diving
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Perahu atau Kapal

108
b. Kondisi Jalan : Jalur Laut, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari :-
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Tidak Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pulau Indo, Pulau Ransaweta, Pulau
. Kayuangi, dan Pulau Mandike
11 Prospek Pengembangan :
.

Gambar 4. 17 Pulau Masaringan

Pulau Masaringan Merupakan destinasi wisata Pulau dengan


Luas sekitar 3 Hektar dengan hamparan pasir putih dan tingkat
visibilitas air yang tinggi sehingga tempat ini menjadi tempat yang
cocok untuk snorkeling, diving, dan berbagai aktivitas lainnya.

e. Pulau Gala Kecil

1. Nama ODTW : Pulau Gala Kecil


2. Lokasi : Tiworo Tengah dan Tiworo Selatan
3. Daya Tarik : Permandian, Snorkeling, dan Diving
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :

109
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Perahu dan Kapal
b. Kondisi Jalan : Jalur Laut, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 45 menit menuju Pelabuhan Pajala dan
Kota 5-10 menit menuju Pulau Masaringan
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pantai Pajala
.
11 Prospek Pengembangan :
.

Gambar 4. 18 Wisata Pulau Gala Kecil

Pulau Gala kecil terletak di desa gala di Kecamatan Maginti,


Kabupaten Muna Barat pulau gala kecil merupakan destinasi wisata
yang indah dengan hamparan pasir putih, destinasi wisata yang
belum terjamah oleh tangan manusia merupakan sekumpulan
gugusan pulau kecil dengan wilayah yang tak luas, namun potensi
wisata yang dimilikinya sangat mengagumkan. Pulau ini sangat
cocok bagi para wisatawan yang gemar berpetualang, sebab di pulau
ini, kita dapat melakukan snorkeling dengan disajikan oleh

110
pemandangan pantai yang sangat bersih dan air laut berwarna biru
tosca menawarkan pesona bawah laut cantik dan memikat serta
terumbu karang yang masih terjaga sampai saat ini.
Untuk mencapai Pulau gala kecil, pengunjung harus
menyebrang menggunakan perahu nelayan dari pelabuhan pajala
dibutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 menit melakukan
penyebrangan ini. Selain menggunakan perahu nelayan, pengunjung
juga bisa melakukan perjalanan melalui pulau bangko. Perjalanan
akan ditempuh kurang lebih selama 15 menit. Harga sewanya
beragam berdasarkan kesepakan antara pengunjung dan pemilik
perahu.
Walau dengan ukuran kecil, pulau ini tak kalah eksotisnya
dibandingkan dengan tempat wisata lainnya, di sini terdapat
beberapa jenis tumbuhan dan pepohonan yang hidup subur,
pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan pantai yang masih
bersih, serta air laut yang sangat jernih, sangat cocok bagi
pengunjung yang akan melakukan snorkeling ataupun diving.
Keindahan dasar laut dengan karangnya indah dan biota laut yang
masih alami serta hidup beragam spesies.
Maka dapat disimpulkan bahwa pulau gala kecil dapat
dijadikan salah wisata bahari yang dimana didalamnya terdapat
potensi wisata yaitu pantainya bersih , air lautnya indah berwarna
biru, bebatuan serta dapat diakses dengan mudah melalui perahu
ketinting kurang lebih 5 sampai 10 menit selanjutnya, ketika
pengunjung mengelilingi pulau, pengunjung akan menjumpai
beberapa rumah singgah (bagang) yang dibangun dengan konstruksi
sederhana, bagang ini digunakan oleh nelayan sekitar untuk istirahat
demi melepas penat, serta dapat digunakan untuk memperbaiki alat
penangkap ikan.

f. Wisata Pasi toboang

1. Nama ODTW : Pulau Pasitobang


2. Lokasi : Desa Gala, Kecamatan Maginti,

111
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Permandian, Snorkeling, dan Diving
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Perahu
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 45 menit menuju Pelabuhan Pajala dan
Kota 5-10 menit menuju Pulau Masaringan
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat : Pulau Maginti, Pulau Pasi Mataha, dan
. Pulau Pasi Padanga
11 Prospek Pengembangan :
.

Gambar 4. 19 Wisata Pulau Pasi Toboang

112
Wisata Pulau Pasi Toboang Merupakan destinasi wisata yang
ada di Desa Gala, Kecamatan Maginti, Kabupaten Muna Barat yang
memiliki hamparan timbul pasir putih dan tingkat visibilitas air
yang tinggi.

g. Pulau Balu

1. Nama ODTW : Pulau Balu


2. Lokasi : Desa Santiri, Kecamatan Tiworo Utara
3. Daya Tarik : Permandian, Snorkeling, dan Diving
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 15-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Belum Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.

113
Gambar 4. 20 Kondisi Wisata Pulau Balu

Gambar 4. 21 Kondisi Eksisting Desa Wisata Pulau Balu

Gambar 4. 22 Peta Pengembangan Klaster Pengembangan


Kawasan Desa Wisata Pulau Balu

114
Kawasan wisata pulau Balu secara administratif berada di Desa
Santiri Kecamatan Tiworo Utara dengan presentase luas wilayah
17,88 Km2 dan ketinggian 3,00 Meter di atas permukaan air laut.
Sebelah utara dan barat berbatasan dengan gugusan kepulauan kecil
yang salah satu pulau terbesarnya adalah pulau Bangkomalampe,
arah selatan dan timur merupakan wilayah daratan Kabupaten
Muna Barat. Secara morfologikal, pulau Balu berbentuk persegi
empat memita dengan konfigurasi pada wilayah timur berfungsi
sebagai permukiman penduduk, dan lainnya merupakan hutan khas
wilayah kepulauan kecil yangmana, hutan bakau memagari pulaua
Balu pada setiap garis-garis pantainya. Kawasan wisata pulau Balu
(desa Santiri) menyumbang jumlah penduduk terbesar di
kecamatan Tiworo Utara dengan jumlah penduduk mencapai 1.787
Jiwa.

Berdasarkan pada jumlah penduduk, dapat diambil kesimpulan


persepsi bahwa, Desa Santiri (pulau Balu) merupakan desa yang
memiliki tingkat ekonomi melebihi desa-desa lainnya di Kecamatan
Tiworo Utara. Pulau ini dihuni lebih dari seribuan jiwa penduduk
dari etnis Bajo, Bugis dan Muna. Seluruh penghuni pulau ini
beragama Islam dengan mata pencaharian sebagai nelayan,
pembudidaya rumput laut, pembudidaya ikan, pedagang, PNS,
tukang kayu dan tukang batu. Di pulau yang tak jauh dari dermaga
Tondasi itu memiliki fasilitas/sarana infrastruktur berupa dermaga,
balai desa, puskesmas, mesjid, dan mushollah.

5. Wisata Buatan

Tabel 4.15. Daya Tarik Wisata Buatan di Kabupaten Muna Barat


No
Nama Objek Dan Potensi Wisata Jenis Wisata Lokasi
.
Desa Lapolea, Kec.
1 Pasar Tradisional Matakidi Wisata Kuliner
Barangka
Desa Mekar Jaya, Kec.
2 Pasar Tradisional Mekar Jaya Wisata Kuliner
Tiworo Tengah
3 Pasar Tradisional Wanseriwu Wisata Kuliner Desa Wanseriwu, Kec.
115
No
Nama Objek Dan Potensi Wisata Jenis Wisata Lokasi
.
Tiworo Tengah
Desa Sukadamai, Kec.
4 Pasar Tradisional Sukadamai Wisata Kuliner
Tiworo Tengah
Desa Sinar Surya, Kec.
5 Pasar Tradisional Sinar Surya Wisata Kuliner
Tiworo Selatan
Kel. Konawe, Kec.
6 Pusat Jajanan Dan Kuliner Wisata Kuliner
Kusambi
Desa Mekar Jaya, Kec.
7 Pusat Jajanan Dan Kuliner Wisata Kuliner
Tiworo Tengah
Pasar Khusus Dan Tempat Wisata Kuliner Desa Latawe, Kec.
8
Pendaratan Ikan Latawe Napano Kusambi
Pasar Khusus Dan Tempat Wisata Kuliner
9 Tanjung Pinang
Pendaratan Ikan Tanjung Pinang
Pasar Khusus Dan Tempat Wisata Kuliner
10 Desa Pajala, Kec. Maginti
Pendaratan Ikan Pajala
Desa Sawerigadi, Kec.
11 Pasar Khusus Buah Lagadi Wisata Kuliner
Barangka
Wisata Kerajinan Desa Waulai, Kec.
12 Kawasan Pandai Besi Desa Waulai
Barangka
Wisata Kerajinan Desa Lapolea, Kec.
13 Kawasan Pandai Besi Desa Lapolea
Barangka
Desa Santiri, Kec. Tiworo
14 Sourvenir Kerajinan Tangan Wisata Kerajinan Utara

Desa Suka Damai, Kec.


15 Sourvenir Kerajinan Tangan Wisata Kerajinan Tiworo Tengah

Wisata Kerajinan Desa Waulai, Kec.


16 Usaha Tenun Khas Muna Barat
Barangka
Wisata Kerajinan Desa Lapolea, Kec.
17 Usaha Tenun Khas Muna Barat
Barangka
Wisata Kerajinan Desa Lahaji, Kec. Napano
18 Usaha Tenun Khas Muna Barat
Kusambi
Wisata Alam Buatan Desa Tondasi, Kec.
19 Tracking Mangrove Tondasi
Tiworo

Beberapa obyek daya tarik wisata yang cukup dikenal dan


diperkenalkan sebagai obyek daya tarik wisata buatan di
Kabupaten Muna diantaranya sebagai berikut.

a. Pasar Kuliner Tradisional

1. Nama ODTW : Pasar Kuliner Tradisional


2. Lokasi : Desa Lindo, Kecamatan Wadaga dan
Desa Waulai, Kecamatan Barangka
3. Daya Tarik : Kuliner
4. Skala Pemasaran : Regional
116
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 50-60 Menit dan 15-20 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.

117
A B
B

C D

Gambar 4. 23 Makanan Tradisional Kabupaten Muna Barat


(A) Kaparande, (B) Kambuse, (C) Kabuto, (D) Katumbu Gola

Jika berkunjung ke Muna, maka akan terasa kurang jika belum


mencoba Kaparende yang merupakan kuliner berkuah yang sangat
nikmat. Dengan menggunakan bumbu-bumbu alami yang khas tanpa
tambahan bahan pengawet dan ayam galoh yang sangat lezat,
makanan satu ini sudah tentu wajib untuk dicicipi. Tidak hanya
ayam, kaparande juga terkadang dimasak dengan menggunakan
ikan. Keduanya dimasak dengan cara yang hampir sama. Kaparende
dengan menggunakan daging ayam hanya membutuhkan garam dan
kedondong untuk menambah rasa asam.
Kambuse juga merupakan olahan jagung yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat Muna, bahkan selalu disajikan sebagai
makanan sehari-hari maupun acara adat. Makanan ini sangat disukai
masyarakat Muna baik dewasa maupun anak-anak. Kambuse juga
menggunakan jagung yang sudah tua, biji jagung juga tidak memiliki
kulit tipis yang menyelimuti. Memasak kambuse sangat sederhana.
Jagung direbus kemudian ditambahkan dengan serbuk kapur.
Takaran serbuk kapur tidak bisa sembarangan. Jika menggunakan
takaran yang pas, maka kulit jagung akan mudah terkelupas.
118
Sedangkan jika terlalu banyak, maka kambuse tidak bisa dimakan.
Tidak adanya kulit jagung ini yang akan membuat olahan dari
kombose jadi lebih lembut. Saat ini bahkan ada inovasi lain dalam
menyantap kambuse yaitu dengan menggunakan kuah santan dan
salad buah.
Bertekstur kenyal dan rasa yang khas, kabuto adalah salah satu
makanan tradisional Muna dengan menggunakan bahan dasar
singkong atau ubi kayu yang telah dijemur sampai kering. Makanan
ini telah menjadi pengganti nasi sejak zaman dahulu. Karenanya
sampai saat ini masih menjadi makanan yang banyak dikonsumsi.
Jika berkunjung ke Muna, maka akan terasa kurang jika belum
mencoba Kaparende yang merupakan kuliner berkuah yang sangat
nikmat. Dengan menggunakan bumbu-bumbu alami yang khas tanpa
tambahan bahan pengawet dan ayam galoh yang sangat lezat,
makanan satu ini sudah tentu wajib untuk dicicipi.
Katumbu gola sudah populer dan menjadi makanan khas Muna
bahkan sejak masih zaman kerajaan. Makanan ini berbahan dasar
jagung yang sudah tua dan baru dipanen karena menggunakan
jagung yang lebih muda dan disimpan di lumbung akan membuat
cita rasa menjadi berbeda. Bahan dasar jagung ini kemudian
dicampur dengan gula pasir atau gula merah.

b. Usaha Tenun Khas Muna Barat


1. Nama ODTW : Usaha Tenun Khas Muna Barat
2. Lokasi : Desa Waulai Kec. Barangka, Desa
Lapolea Kec. Barangka, dan Desa Lahaji
Kec. Napano Kusambi
3. Daya Tarik : Kain Tenun
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :

119
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 15-20 Menit, 20-24 Menit, dan 55-60
Kota Menit
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.

120
Gambar 4. 24 Usaha Tenun Khas Muna Barat

Kain tenun khas Muna Barat mampu bersaing dengan kain


tenun khas daerah lainnya di tanah air Rata-rata para penenun
hanya menggunakan mesin tenun tradisional, sehingga bisa
dimaklumi dibutuhkan waktu yang lama untuk bisa
menyelesaikan satu lembar kain tenun yang cantik. Hasil tenunan
berupa sarung, baju, celana dan rok hanya diperjual belikan untuk
kebutuhan lokal dalam jumlah terbatas sehingga penenun tidak
menghasilkan produksi maksimal. Satu lembar sarung motif lokal
membutuhkan waktu pengerjaan empat hari sedangkan baju
dengan motif yang bervariasi dikerjakan hingga 10 hari.

c. Tracking Mangrove Tondasi

1. Nama ODTW : Tracking Mangrove Tondasi/Taman


Bakau Tondasi
2. Lokasi : Desa Tondasi Kecamatan Tiworo Utara
Kabupaten Muna Barat
3. Daya Tarik : Tracking Mangrove
4. Skala Pemasaran : Regional
5. Jumlah Pengunjung :-
6. Kondisi Sarana (Kapasitas dan Kualitas)
KM/WC Umum :
Parkir :
Musholla :
Tempat Makan :
Toko :

121
Souvenir :
Keamanan :
Kebersihan :
7. Aksesbilitas
a. Sarana Transportasi : Kendaraan Pribadi
b. Kondisi Jalan : Bagus, Mudah Dijangkau
c. Waktu Tempuh dari : 30-35 Menit
Kota
8. Dampak Terhadap Sosial : Ada
Ekonomi Masyarakat
9. Dampak Terhadap Kondisi : Tidak ada
Lingkungan
10 ODTW Lain Yang Dekat :
.
11 Prospek Pengembangan :
.

Gambar 4. 25 Tracking Mangrove Tondasi


Taman Bakau Tondasi menjadi destinasi wisata terbaru
Kabupaten Muna Barat yang tengah viral. Taman yang menyajikan
eksotisme mangrove ini terletak di Desa Tondasi, Tiworo Utara,
ramai dikunjungi warga hingga luar Kabupaten Muna Barat. Rimbun
tanaman bakau yang tumbuh diantara jembatan warna warni
menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke
Taman Bakau Tondasi. Ditambah lagi letaknya yang berada di atas
biru laut, pengunjung bisa sekaligus menikmati pemandangan
kawasan pesisir berpadu hijau pohon mangrove dari atas titian.

122
4.3.3. Fasilitas Pariwisata Kabupaten Muna Barat
1. Akomodasi
Ketersediaan akomodasi baik itu berupa penginapan, seperti
hotel, motel atau homestay, yang bersifat wajib untuk
meningkatkan minat dan kunjungan serta kenyamanan pengunjung
saat berwisata.
Hotel yang ada di Kabupaten Muna Barat saat ini hanya ada
satu yakni Hotel Mekarjaya yang berada di Desa Mekar Jaya
Kecamatan Tiworo Tengah. Hotel ini menyediakan 7 kamar dengan
tarif berkisar 150-300 ribu permalam. Sedangkan homestay,
dewasa ini pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata tengah
membina masyarakat untuk penyediaan homestay di wilayah-
wilayah yang telah diidintifikasi memiliki objek wisata, berikut
daftar akomodasi yang ada di Kabupaten Muna Barat.p
Tabel 4.16. Akomodasi yang tersedia di Kabupaten Muna Barat
No Nama Akomodasi Alamat
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
1. Hotel Mekarjaya
Tengah
Jln. Ade Irma Nasution, Desa
2. Homestay
Suka Damai
3. Homestay Jln. S. Goldarya, Kel. Tiworo
4. Homestay Desa Santiri
5. Homestay Desa Bangko
6. Homestay Desa Tasipi
7. Homestay Jln Poros Desa Marobea
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

2. Restoran/Rumah Makan
Salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam
kepariwisataan adalah tersedianya restoran atau rumah makan
yang memadai wisatawan yang berkunjung pada suatu daerah.
Berikut disajikan daftar rumah makan yang telah terdata di
Kabupaten Muna Barat.

Tabel 4.17. Daftar Restoran dan Rumah Makan di Kabupaten Muna


Barat
No Nama Akomodasi Alamat
Desa Sawerigadi, Kec.
1. Rm. Chareza Butur
Barangka

123
No Nama Akomodasi Alamat
Desa Sawerigadi, Kec.
2. Rm. Fehulai
Barangka
3. Rm. Maitora Desa Wamelai, Kec. Lawa
4. Rm. Harapan Desa Lapolea, Kec. Bharangka
5. Rm. Medan Kel. Wamelai, Kec. Lawa
6. Rm. Bambu Kuning Kel. Lapadaku, Kec. Lawa
7. Rm. Rista Desa Watumela, Kec. Lawa
Desa Barangka, Kec.
8. Rm. Rezeky
Barangka
Desa Barangka, Kec.
9. Rm. M.M
Barangka
Desa Barangka, Kec.
10. Rm. Singga Sini
Barangka
Desa Marobea, Kec.
11. Rm. Karoma
Sawerigadi
Desa Marobea, Kec.
12. Rm. Rizky Amalia
Sawerigadi
Desa Marobea, Kec.
13. Rm. Laworo Pratama
Sawerigadi
Desa Lombu Jaya, Kec.
14. Rm. Laworoku
Sawerigadi
15. Rm. Fauziah Desa Guali, Kec. Kusambi
16. Rm. Ayyuna Nusantara Kel. Tiworo, Kec. Tikep
17. Rm. Arema Kel. Waumere, Kec. Tikep
Desa Wapae, Kec. Tiworo
18. Kedai Bukit Ganarum
Tengah
Desa Wapae Jaya, Kec.
19. Rm. Paraikatte
Tiworo Tengah
Desa Kasipa Jaya, Kec. Tiworo
20. Rm. Sumber Rejeki 1
Tengah
Desa Wapae Jaya, Kec.
21. Rm. Sumber Rejeki 2
Tiworo Tengah
Desa Wapae, Kec. Tiworo
22. Rm. Al-Daghdadi
Tengah
Desa Wapae, Kec. Tiworo
23. Rm. Ayam Goreng Sulawesi
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
24. Rm. Ayam Goreng Murni
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
25. Rm. Mas Yaim
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
26. Rm. Mbak Elva
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
27. Rm. Dan Caffe Mas Bambang
Tengah
Desa Mekar Jaya, Kec. Tiworo
28. Rm. Tirta Pasundaran
Tengah
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

124
3. Informasi Pelayanan Wisata (TIC)

Tourist Information Center (TIC) merupakan salah satu


fasilitas pariwisata yang bertujuan untuk melayani kebutuhan
wisatawan dalam hal penyediaan informasi pariwisata. Tidak hanya
penyediaan informasi, akan tetapi dapat dioptimalkan lagi melalui
kerjasama pengelolaan antara Pemerintah Daerah dan pelaku usaha
pariwisata seperti penyediaan kios cindera mata serta UMKM
lainnya yang ada di Kabupaten Muna Barat. Dewasa ini Pemerintah
Kabupaten Muna Barat telah mengupayakan hal tersebut dan telah
mengidentifikasi beberapa peluang usaha yang dapat menunjang
diantaranya seperti yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.18. Informasi Pelayanan Wisata


Nama Informasi Pelayanan
No Alamat
Wisata
Desa Suka Damai, Kec.
1. Souvenir/Kerajinan Tangan
Tiworo Tengah
Desa Santiri, Kec. Tiworo
2. Souvenir/Kerajinan Tangan Utara
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

4. Biro Perjalanan Wisata


Biro Perjalanan Wisata memiliki peran yang penting dalam industri
pariwisata yang berperan penting dalam membantu wisatawan
untuk merencanakan dan mengatur perjalanan wisatawan agar
lebih mudah dan menyenangkan. Fungsi dari Biro Perjalanan
Wisata adalah untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan
bagi wisatawan dalam merencanakan dan melakukan perjalanan.
Keberadaan agen perjalanan akan memudahkan wisatawan yang
membutuhkan pendampingan dalam melakukan kegiatan wisata.
Adapun beberapa agen perjalanan atau usaha biro perjalanan
wisata yang ada di Kabupaten Muna Barat dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 4.19. Biro Perjalanan Wisata

125
No Agen Perjalanan Alamat
Desa Wapae Jaya, kec. Tiworo
1. Adhitiya Travel
tengah
2. Musabaqa Travel Desa Watumela, kec. Lawa
3. Barangka Travel Desa Bharangka, kec. Barangka
Biro Perjalanan Perwakilan PO Desa Wapae jaya, Kec. Tiworo
4.
Damri tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental Desa Wapae jaya, Kec. Tiworo
5.
Mobil H. Asse tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental Desa Wapae jaya, Kec. Tiworo
6.
Mobil H. Saprudin tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental
7. Kel. Tiworo, kec. Tikep
Mobil H. LD. Ofi
O Angkutan Umum Dan Rental
8. Kel. Tiworo, kec. Tikep
Mobil Mitra City
PO Angkutan Umum Dan Rental
9. Desa Wandoke, kec. Tikep
Mobil Karyono
PO Angkutan Umum Dan Rental Desa Sukadamai, Kec. Tiworo
10.
Mobil Rusdin tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental Desa Sukadamai, Kec. Tiworo
11.
Mobil Disman tengah
PO Angkutan Umum Dan Rental
12. Kel. Tiworo, kec. Tikep
Mobil Ritha
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat, 2023

5. Fasilitas Umum Pendukung Pariwisata


a. Perbankan
Ketersediaan fasilitas perbankan dan ATM yang memiliki peran
penting untuk memberikan kemudahan transaksi keuangan dan
bisnis untuk mendukung pengembangan kepariwisataan di
Kabupaten Muna Barat. Adapun fasilitas perbankan di
Kabupaten Muna Barat, sebagai berikut:
Tabel 4.20. Fasilitas Perbankan

No Fasilitas Perbankan Alamat

b. Sarana Kesehatan

126
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
kesehatan kepada masyarakat maupun wisatawan, memiliki
peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan
derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah
didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana
tersebut.
Dasar penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan
desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada.
Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks
lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini
akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait
dengan kebutuhan dasar sarana.
Tabel 4.21. Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut
Kecamatan

Rumah
Rumah Praktik Praktik
No Kecamatan Sakit Puskesmas Apotek
Sakit Bidang Dokter
Bersalin
Tiworo
1. - - - 4 2 3
Kepulauan
2. Maginti - - - 5 - -
Tiworo
3. - - 2 2 1 1
Tengah
Tiworo
4. - - - 5 - 1
Selatan
Tiworo
5. - - - 5 1 -
Utara
6. Lawa - - - 5 - 3
7. Sawerigadi 1 - 1 6 - 2
8. Barangka - - 2 4 1
9. Wadaga - - - 2 - 2
10. Kasambi - - - 3 1 1
Napano
11. - - - 4 - 1
Kusambi
Muna Barat 1 - 6 45 6 9
Sumber : BPS Kabupaten Muna Barat, 2023

Tabel 4.22. Jumlah Tenaga Kesehatan

Dokter Dokter Ahli


No Kecamatan Perawat Bidan Apoteker
Umum Spesialis Gizi
Tiworo
1. 1 - 9 12 1 1
Kepulauan
127
Dokter Dokter Ahli
No Kecamatan Perawat Bidan Apoteker
Umum Spesialis Gizi
2. Maginti 2 - 21 23 2 2
Tiworo
3. 1 - 11 14 2 2
Tengah
Tiworo
4. 1 - 11 12 - 1
Selatan
5. Tiworo Utara 1 - 10 7 1 1
6. Lawa 2 - 18 16 1 2
7. Sawerigadi 12 6 105 87 9 6
8. Barangka 2 - 19 33 2 4
9. Wadaga 1 - 8 12 1 2
10. Kasambi 3 - 24 28 2 3
Napano
11. 2 - 13 15 1 1
Kusambi
Muna Barat 28 6 249 259 22 25
Sumber : BPS Kabupaten Muna Barat, 2023

c. Tempat Ibadah
Tempat Ibadah merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan yang direncanakan
sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan
masyarakat yang bersangkutan.
Tabel 4.23. Jumlah Tempat Ibadah

Gereja Gereja
No Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katolik
Tiworo
1. 15 3 - - 3 1
Kepulauan
2. Maginti 9 3 - 1 1 -
Tiworo
3. 10 12 - 1 5 1
Tengah
Tiworo
4. 10 11 - 1 2 -
Selatan
5. Tiworo Utara 9 8 - - - -
6. Lawa 9 6 - - - -
7. Sawerigadi 13 4 - - 1 -
8. Barangka 9 2 - - - -
9. Wadaga 8 2 - - - -
10. Kasambi 16 6 - 1 - -
Napano
11. 7 6 - - - -
Kusambi
Muna Barat 115 63 - 4 12 -
Sumber : BPS Kabupaten Muna Barat, 2023

6. Prasarana Umum Pendukung Pariwisata


a. Air Bersih

128
Air bersih merupakan komponen prasarana penting yang perlu
untuk diperhatikan. Ketersediaan air bersih merupakan faktor
kritis untuk mengembangkan pariwisata di suatu daerah.
Fasilitas pariwisata akan membutuhkan air bersih baik sebagai
kebutuhan dasar maupun sebagai bentuk pelayanan. Oleh
karena itu kualitas dan ketersediaan air bersih di suatu daerah
perlu dipertimbangkan secara khusus terutama untuk daerah-
daerah yang akan dipilih untuk pengembangan pariwisata.
Sarana air bersih dilayani oleh pemerintah daerah oleh PDAM.
Kondisi air bersih di Kabupaten Muna Barat

b. Telekomunikasi
Jaringan telepon merupakan prasarana pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan alat komunikasi antar penduduk. Di
lingkungan objek wisata, jaringan telepon ini menjadi salah satu
kebutuhan pokok terutama untuk objek wisata yang mempunyai
skala pelayanan regional maupun nasional. Untuk objek wisata,
pelayanan telepon ini menyangkut penyediaan telepon umum,
baik lokal maupun interlokal. Sedangkan untuk akomodasi
wisata, penyediaannya beragam antara penyediaan sambungan
tiap unit kamar sampai akomodasi yang tidak mempunyai
sambungan telepon. Keberadaan jaringan telepon di akomodasi
wisata sudah menjadi kebutuhan pokok sebagai alat komunikasi
bagi pengguna akomodasi wisata tersebut.
Kabupaten Muna Barat, pengembangan jaringan telepon telah
mencapai Kota-kota Kecamatan sehingga untuk objek-objek
wisata yang berada di sekitar jalan utama sudah dapat
dijangkau oleh jaringan telepon tersebut. Jaringan Selular dan
Internet kini telah tersebar diseluruh wilayah kecamatan dan
pada Objek wisata.

c. Listrik

129
Kabupaten Muna Barat, kebutuhan masyarakat akan tenaga
listrik sebagian besar diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) Rayon Raha, yang sebelumnya merupakan ranting dari
PLN Cabang Bau-Bau, sedangkan bagi masyarakat yang tidak
terjangkau dengan jaringan listrik dari PLN biasanya
menggunakan lampu minyak tanah dan tenaga listrik non PLN
sebagai alat penerangan.
Tabel 4.24. Jumlah Pelanggan Listrik Dan Kapasitas Listrik
Terpasang

Kapasitas Listrik Kapasitas Listrik


No Kategori Pelanggan
Terpasang Terpasang
1. Sosial 1.711 3.023.600
2. Rumah Tangga 65.777 63.532.450
3. Bisnis/Usaha 1.760 6.420.800
4. Industri 37 1.177.900
5. Penerangan Jalan 108 919.050
6. Jawatan/Instansi 1011 3.252.750
7. Lainnya 8 61.500
Jumlah/Total 870.412 78.388.050
Sumber : BPS Kabupaten Muna Barat, 2023

7. Aksesibilitas Pendukung Pariwisata


Aksesibilitas sangat penting dan menjadi dasar yang harus di
penuhi baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam
mendukung pengembangan kepariwisataan termasuk infrastruktur
jalan menuju destinasi wisata.
a. Aksesibilitas Udara
Bandar Udara Sugimanuru, adalah bandar udara yang terletak di
Kabupaten Muna Barat, tepatnya di Kecamatan Kusambi, Muna
Barat, Sulawesi Tenggara. Bandar udara ini memiliki ukuran
landasan pacu 1600 × 23 m. Jarak dari kota Raha sekitar 26 km.
meter menjadi 07/25 berukuran 2.900 by 90 meter. Saat ini
melayani penerbangan Makassar dan Kendari dengan maskapai
Citilink, Wings Air dan TransNusa (pesawat jenis ATR).

130
Gambar 4. 26 Rute Penerbangan Kabupaten Muna Barat – Kota
Makassar

Gambar 4. 27 Rute Penerbangan Kabupaten Muna Barat –


Kota Kendari

b. Aksesibilitas Laut
Pelabuhan Laut Tondasi adalah pelabuhan penyebrangan laut
antara Kabupaten Muna Barat dan Sulawesi Selatan dan
wilayah-wilayah sekitarnya, seperti Dongkala, Mawasangka, dan
Kasipute. Selain aktivitas penyebrangan antar provinsi dan
kabupaten, pelabuhan ini juga didukung oleh oleh aktivitas
pelayaran antar pulau-pulau kecil yang ada di Kabupaten Muna
Barat sehingga pelabuhan ini beroperasi setiap hari.
c. Aksesibilitas Darat

131
Kondisi infrastruktur terutama jalan di Kabupaten Muna Barat
cukup baik. Pembangunan Akses Jalan terus dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Muna Barat guna menunjang Aktivitas
Kepariwisataan. Saat ini pembangunan infrastruktur jalan telah
dilakukan merata diseluruh daerah Kabupaten Muna Barat.

4.4. Pasar Pariwisata Dan Upaya Pemasaran


4.4.1. Jumlah dan Perkembangan Pasar Wisatawan
Pariwisata adalah sektor unggulan. Hal ini dikarenakan pariwisata
dapat dijadikan sebagai kunci pembangunan, kesejahteraan maupun
kebahagiaan. Meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata, menadikan
Pariwisata sebagai faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan
lapangan kerja, pengembanganusaha dan infrastruktur. Pariwisata telah
mengalami ekspansi dan diversifikasi berkelanjutan, dan menjadi salah satu
sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya di dunia.
Jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Muna Barat tahun 2023
sebanyak 34235 orang dan meningkat sebesar 3,90% menjadi 5656747
orang. Dari data yang diperoleh menunjukkan perkembangan dan kenaikan
jumlah wisatawan menjadi sebagaimana tertera pada tabel berikut.
Tabel
Perkembangan jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Muna
Barat diharapkan setiap tahun akan dapat bertambah dan berkembang yang
destinasinya tersebar ke setiap objek wisata.
4.4.2. Karakteristik Pasar Wisatawan
1. Pasar Wisatawan Nusantara
Jumlah kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kabupaten Muna Barat
tahun 2016 sebanyak 56.127 orang dan meningkat menjadi
108.691 orang pada tahun 2017. Pada tahun 2018 juga mengalami
kenaikan jumlah wisatawan menjadi 120.132 orang dan pada tahun
2019 dan 2020 mengalami penurunan menjadi 112.361 orang dan
menurun drastis hingga 8.204 orang. Perkembangan jumlah
wisatawan yang datang ke Kabupaten Muna Barat diharapkan

132
setiap tahun dapat bertambah dan berkembang tersebar ke setiap
objek wisata. Untuk lebih jelasnya jumlah kunjungan Wisatawan
Nusantara dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.25. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara

N Wisatawa
2016 2017 2018 2019 2020
o n
Wisatawan 56.12 108.69 119.99 112.30
1. 8.204
Nusantara 7 1 8 4

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Muna Barat

2. Pasar Wisatawan Mancanegara


Jumlah kunjungan Wisatawan Mncanegara ke Kabupaten Muna
Barat tahun 2016 sebanyak 45 orang dan meningkat pada tahun
2017 dan 2018 sebanyak 87 orang dan 134 orang. Namun, terjadi
penurunan jumlah kunjungan pada tahun 2019 yaitu hanya 57
orang yang berkunjung. Serta pada tahun 2020 tidak ada kunjungan
Wisatawan Mancanegara karena disebabkan akibat pandemic
covid-19. Perkembangan jumlah Wisatawan Mancanegara yang
datang ke Kabupaten Muna Barat diharapkan setiap tahun dapat
bertambah dan berkembang tersebar ke setiap objek wisata. Untuk
lebih jelasnya jumlah kunjungan Wisatawan Mancanegara dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.26. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

N
Wisatawan 2016 2017 2018 2019 2020
o
Sumber :
Wisatawan
Dinas
1. Mancanegar 45 87 134 57 0
a
Pariwisata Kabupaten Muna Barat

4.4.3. Upaya Pemasaran yang Dilakukan Pemerintah Daerah


Upaya pemasaran difokuskan pada bagaimana pengembangan
pariwisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan perjalanan wisatawan

133
ke Kabupaten Muna Barat dengan menggunakan strategi pengembangan
antara lain: Strategi Pemasaran, Promosi, Media dan Waktu Promosi.

Gambar 4. 28 Implementasi Strategi Pengembangan


Sumber : Kementrian Pariwisata

1. Strategi Pemasaran Menurut Pendekatan “DOT”


Berdasarkan analisis situasi pasar yang telah dilakukan pada bagian
sebelumnya, maka dapat dibuat suatu strategi pemasaran yang
terdiri dari destination (destinasi), origin (asal), dan time (waktu).
Strategi ini lazim disingkat dengan DOT. Pemerintah Daerah
Kabupaten Muna Barat perlu memperhatikan secara seksama item-
item yang terdapat dalam strategi ini untuk mencapai keberhasilan
pemasaran produk pariwisatanya. Pengelolaan, persiapan
pemasaran, serta penyambutan yang sesuai dengan karakteristik
asal wisatawan maupun penentuan waktu promosi perlu
diperhatikan secara seksama agar tidak melenceng dari sasaran
yang telah ditentukan. Berikut ini dipaparkan mengenai
implementasi strategi pemasaran berdasarkan pendekatan “DOT”.
Tabel 4.27. Implementasi Strategi Pemasaran Menurut
Pendekatan “DOT”

DESTINATION
(DESTINASI)

134
ORIGIN Mancanegara
(ASAL)
Nusantara

TIME
(WAKTU)

2. Strategi Promosi

Gambar 4. 29 Implementasi Strategi Promosi


Sumber : Kementrian Pariwisata

Dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan


mancanegara dan jumlah perjalanan wisatawan nusantara, strategi
BAS sangat tepat digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Muna Barat.
Pemilihan Branding yang tepat akan memperkenalkan destinasi
pariwisata, melalui Periklanan (Advertising), maka akan menarik
kunjungan wisatawan ke suatu destinasi serta mengikuti Selling atau
membuat event menjadi bagian dalam strategi untuk peningkatan
jumlah kunjungan wisatawan ke suatu destinasi di Kabupaten Muna
Barat.
Pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat perlu bergerak
secara cepat dan tepat mengimplementasikan komponen-komponen
yang terdapat dalam tabel tersebut di atas agar peningkatkan
produktivitas dan daya saing daya tarik wisata dapat terealisasi.

135
3. Portofolio Produk Pariwisata
Pembentukan portofolio produk pariwisata bermanfaat sebagai
gambaran dalam penentuan fokus prioritas pelaksanaan pemasaran
objek wisata yang akan dilakukan. Bisnis pariwisata perlu
membentuk portofolio pasar yang menyasar pada wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara. Portofolio wisatawan juga
perlu di diversifikasi berdasarkan jenis produk wisatanya.
Pembentukan portofolio ini diperlukan untuk mengurangi risiko
ketergantungan pada satu kelompok produk saja.
Tabel 4.28. Portofolio Produk Pariwisata

Alam (%)

PRODUK UTAMA Sejarah (%)

Buatan Budaya (%)

4. Persaingan
Persaingan bisa didefinisikan antardestinasi (provinsi maupun
kabupaten) maupun antardaya tarik wisata (misalnya, pantai
versus pantai atau pegunungan versus pegunungan). Dalam
industri pariwisata, persaingan antardestinasi sangat intens, dan
masing-masing destinasi berusaha mengembangkan produk wisata
yang unik dan berdaya saing, serta memasarkannya dengan efektif.

Gambar. Perbandingan Destinasi Wisata di Kabupaten Muna Barat


dan Pesaing

5. Baur Pemasaran Pariwisata

136
Baur Pemasaran Pariwisata dirancang dan dirumuskan sebagai
operasionalisasi atau strategi implementasi dari keputusan strategi
pemasaran di Kabupaten Muna Barat. Marketing mix dalam
pemasaran pariwisata meliputi 8 P yang merupakan ekstensi dari 4
P tradisional yang berlaku untuk produk secara umum. Kedelapan
‘P’ tersebut adalah product, price, place, promotion, packaging,
programming, people, dan partnership.

Tabel 4.29. Marketing Mix dalam Pemasaran Pariwisata

137

Anda mungkin juga menyukai