NIM : 1421102002
SINOPSIS
TESIS
2. JUDUL
STRATEGI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS KEARIFAN
LOKAL DALAM PENINGKATAN PEREKONOMIAN
(STUDI KHASUS DI KABUPATEN JAYAWIJAYA)
Kabupaten Jayawijaya salah satu wilayah yang ada di Tengah pegunungan Papua.
Kabupaten Jayawijaya atau Kota Wamena biasa juga disebut dengan Lembah Balim,
karena memiliki letak yang strategis dan dikelilingi oleh Gunung-gunung yang menjulang
tinggi dan kokoh. Makah dari itu ia memiliki kekayaan Budayah dan Keunikan Tersendiri
Serta Pemandangan yang indah.
Pariwisata adalah salah satu instrument dalam peningkatan perekenomian
masyarakat. Pariwisata yang Unik akan Kekayaan budaya mampu menarik minat para
wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut sehingga kunjungan para wisatawan
mampu meningkatkan pendapatan Daerah terutama para wisatawan asing yang berkunjung
ke negara. Maka dari itu peningkatan sector pariwisata sangat baik dalam peningkatan
perekonomian masyarakat.
Pariwisata di akui telah berperan penting dalam pembangunan karena
memberikan dampak terhadap perekonomian suatu negara atau daerah yang menjadi
objek wisata. Pariwisata dan kegiatan pendukungnya merupakan salah satu sektor
yang memiliki peran dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah dan
akhirnya memberi kontribusi bagi pendapatan suatu daerah dan masyarakat Ada beberapa
karakteristik unggul dari sektor pariwisata atau industri keparawisataan yang
menyebabkan industri ini mampu berperan sebagai lokomotif bagi pertumbuhan
ekonomi suatu negara atau daerah, diantaranya adalah: (1) Sektor keparawisataan adalah
sebuah industri yang mempunyai keterkaitan rantai nilai (multiplier effect) yang sangat
panjang dan mampu menjalin sinergi pertumbuhan dengan berbagai usaha mikro
termasuk kegiatan home industry. (2) Usaha keparawisataan mampu menyerap banyak
sumber daya setempat (local resources based) dan utamanya berbahan baku yang relative
tidak pernah habis atau terbeharui (renewable resources). (3) industri keparawisataan
tidak ada over supply karena mempunyai karakteristik produk yang khas, dan relative tidak
terpengaruh oleh situasi resesi atau krisis ekonomi pada suatu negara. (Sunaryo 2013:35).
Tempat wisata yang memiliki keunikan yang ada di kota Wamena Yaitu : Pasir
Putih, Goa lokalek, wisata mumi, serta danau habema yang memiliki ketinggian dan
dinobatkan danau tertinggi yang ada di Indonesia maka dari itu sangat menarik minat para
wisatawan untuk berkunjung ke Wamena dan salah satu slogan yang menarik minat para
wisatawan yaitu, Slogan ”Orang yang belum Ke Wamena berarti mereka belum Ke Papua”
karna Wamena Adalah Wajah Kebudayaan Masyarakat Papua yang ada di pegunungan
Tengah. Dan masi banyak keunikan wisata yang ada di kota Wamena
rasional segenap kegiatan atau aktivitas keparawisataan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dan merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan
tersebut secara optimal dengan mengalokasikan keseluruhan sumber daya yang tersedia
secara efektif dan efisien. Berdasarkan pengamatan penulis apa yang telah dilaksanakan
Dinas Parawisata Kabupaten Jayawijaya dalam rangka pembangunan pariwisata lebih
mengarah pada program pemasaran pariwisata dibandingkan mengembangkan daya tarik
wisata atau destinasi wisata yang sudah ada padahal destinasi yang sudah ada seharusnya
dikembangkan dahulu baru kemudian di laksanakan pemasaran pariwisata agar
wisatawan datang berkunjung.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah strategi perencanaan pembangunan pariwisata berbasis kearifan lokal
dalam rangka meningkatkan perekonomian Di Kabupaten Jayawijaya.
b. Bagaimanakah keterlibatan stakeholders dalam strategi perencanaan pembangunan
pariwisata berbasis kearifan lokal dalam rangka meningkatkan perekonomian di
Kabupaten Jayawijaya.
c. Apakah faktor penghambat strategi perencanaan pembangunan pariwisata berbasis
kearifan lokal dalam rangka meningkatkan perekonomian di Kabupaten Jayawijaya.
Manfaat penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dapat di gunakan Bagi
masyarakat sebagai pengetahuan mengenai pentingnya peranan Dinas Kebudayaan
dan Parawisata Kabupaten Jayawijaya dalam melakukan Perencanaan
Pembangunan Parawisata
4. Keyword
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan dan gambaran bagi kalangan
pemerintah dan pelaku (stakeholder) yang terlibat dalam kegiatan Perencanaan
Pembangunan Parawisata di Kabupaten Jayawijaya.
REVIEW JOURNAL
Subject : Tourism
Judul: Memahami Resiko Perjalanan di Negara Berkembang: Pendekatan Butoom Up. Penulis:
Sari Lenggogeni, Brent W. Ritchie dan Lee Slaughter. Jurnal : Jurnal Pemasaran Perjalanan dan
Pariwisata.
Dalam pariwisata, memahami mengapa turis memilih untuk melakukan destinasi wisata
ke suatu tujuan adalah hal yang penting. Karena persepsi wisatawan terhadap pilihan mereka untuk
berkunjung ke destinasi wisata memiliki pengaruh yang signifikan dengan keamanan di destinasi
tersebut seperti yang diungkapkan oleh (Hasan, Ismail, & Islam, 2017; Sharifpour, Walters, &
Ritchie, 2014). Penting untuk memahami resiko perjalanan terkait kedua jenis bencana, bencana
karena ulah manusia dan bencana alam. Meningkat nya jumlah bencana alam akan mempengaruhi
industri pariwisata dikarenakan muncul dampak negatif seperti kerusakan alam dan penurunan
pengunjung. Berdasarkan data dari Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Strategi Internasional
Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR), bahwa skala bencana alam meningkat di ASIA,
termasuk Indonesia. Dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, membantu peneliti
untuk memahami resiko perjalan terkait bencana alam di negara berkembang dengan tujuan
penelitian untuk mengeksplorasi risiko perjalanan wisata domestik di destinasi negara rawan
bencana, yaitu Indonesia.
Ada 7 jenis resiko perjalanan terkait bencana alam dari hasil penelitian:
1. Ketidakberdayaan, risiko yang terkait dengan risiko psikologis, karena memiliki efek
negatif pada pikiran wisatawan. Perasaan negatif akan kekhawatiran ini muncul ketika
kerabat dekat menjadi korban dari bencana alam.
2. Perasaan terjebak, juga termasuk dalam risiko psikologis, khususnya ketika wisatawan
sampai di tempat tujuan yang memiliki risiko tinggi akan terjadi bencana alam yang tidak
bisa dihindari.
3. Kesadaran mitigasi, kurangnya informasi yang diperoleh wisatawan terkait mitigasi
bencana sehingga menjadi kekhawatiran bagi para wisatawan untuk berkunjung ke
destinasi tujuan wisata tersebut.
4. Kesiapsiagaan pemerintah, kurangnya pemeliharaan infrastruktur mitigasi mempengaruhi
wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata. Karena sangat penting sebagai tempat
perlindungan wisatawan jika terjadi bencana.
5. Kecemasan gempa, resiko ini terkait dengan situasi dan emosi, yang berupa suara tangisan
dari korban gempa, situasi yang kacau, suara gemuruh akibat gempa sehingga berkaitan
erat dengan kondisi psikologis wisatawan.
6. Resiko tsunami, berkunjung ke pantai bisa mempengaruhi resiko fisik wisatawan karena
kekhawatiran akan kematian akibat tsunami, sehinga wisatawan sangat memperhatikan
aturan keamanan saat berada di lokasi pantai
NAMA : YUSMAN
NIM : 1421102002
Daftar pustaka :
Hasan, M. K., Ismail, A. R., & Islam, M. F. (2017). Tourist risk perceptions and revisit intention:
A critical review of literature. Cogent Business and Management, 4(1).
https://doi.org/10.1080/23311975.2017.1412874
Lenggogeni, S., Ritchie, B. W., & Slaughter, L. (2019). Understanding travel risks in a
developing country: a bottom up approach. Journal of Travel and Tourism Marketing,
36(8), 941–955. https://doi.org/10.1080/10548408.2019.1661329
Sharifpour, M., Walters, G., Ritchie, B. W., & Winter, C. (2014). Investigating the Role of Prior
Knowledge in Tourist Decision Making: A Structural Equation Model of Risk Perceptions
and Information Search. Journal of Travel Research, 53(3), 307–322.
https://doi.org/10.1177/0047287513500390