Anda di halaman 1dari 11

DAMPAK OBJEK WISATA CURUG CIPEUTEUY

TERHADAP SOSIAL EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH


DI DESA BANTARAGUNG

Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani


Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
e-mail: ibnu_maksum03@yahoo.com, wasman1959@yahoo.co.id
dan fitriyani_f@yahoo.com

Abstract

The existence of a tourist attraction in an area will certainly have an impact for the area and
its surroundings. The impact of its management will affect the socio-economic conditions and
will certainly affect the level of local revenue in the area. Departing from the problem then
conducted research that aims to know the impact, and in stacking the formulation of the
problems such as, how is the management system of tourist attraction cipeuteuy water fall?
What is the impact of tourism management on socio-economic and local revenue? This
research uses descriptive research with qualitative approach. The data collecting of this
research is done by observation or observation, Interview to the management of cipeuteuy
curug tourist object and the surrounding community. Based on the results of research and
analysis conducted then got the conclusion that the curug tourist attraction cipeuteuy is
managed with the community empowerment system that is all the management and
development involves only local people. And the impact is a lot of job openings and economic
improvement of the community and increase local revenue.

Keywords: Tourism Object, Socio Economic, Local Revenue.

Abstrak

Keberadaan objek wisata di suatu daerah tentu akan memberikan dampak untuk daerah
tersebut dan sekitarnya. Dampak dari pengelolaannya akan berpengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi dan tentu akan mempengaruhi terhadap tingkat Pendapatan Asli Daerah di
daerah tersebut. Berangkat dari permasalahan tersebut maka dilakukanlah penelitian yang
bertujuan utntuk mengetahui dampak tersebut, dan disusunlah rumusan permasalahan
diantaranya, bagaimana sistem pengelolaan objek wisata Curug Cipeuteuy? Bagaimana
dampak pengelolaan objek wisata terhadap sosial ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah?
Penelitian ini meggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan
data penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi, Wawancara kepada
pihak pengelola objek wisata curug cipeuteuy dan masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil
penelitian dan analisis yang dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa objek wisata
curug cipeuteuy ini dikelola dengan sistem pemberdayaan masyarakat yaitu seluruh
pengelolaan dan pembangunannya hanya melibatkan warga sekitar. Dan dampaknya adalah
banyak membuka lapangan pekerjaan dan perbaikan ekonomi masyarakat serta
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Kata Kunci: Objek Wisata, Sosial Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah.

240

Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Islam


Vol. 2, No. 2, Desember 2017
Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

PENDAHULUAN kemajuan dalam usaha-usaha pembuatan


Segala kekayaan alam yang dimiliki oleh dan perbaikan berbagai sarana dan prasarana
Indonesia bisa dimanfaatkan untuk yang ada di sekitar wilayah objek wisata
meningkatkan perekonomian dengan cara tersebut yang bisa memberikan keuntungan
industri pariwisata. Istilah pariwisata dan kesenangan, baik bagi masyarakat
berhubungan erat dengan pengertian setempat maupun wisatawan dan luar.
perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu Selain itu, pariwisata juga merupakan
perubahan tempat tinggal sementara salah satu sumber devisa negara yang sangat
seseorang diluar tempat tinggalnya karena penting dan mampu memberikan
suatu alasan dan bukan untuk melakukan sumbangan yang cukup berarti bagi
kegiatan yang menghasilkan upah. pembangunan. Produk wisata konvensional
Dengan demikian dapat dikatakan mulai banyak ditinggalkan dan wisatawan
bahwa perjalanan wisata merupakan suatu beralih kepada produk wisata yang lebih
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang menghargai lingkungan, alam dan budaya.
atau lebih dengan tujuan antara lain untuk Kepuasan wisatawan tidak lagi bersandar
mendapatkan kenikmatan dan memenuhi pada keindahan alam dan kelengkapan
hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat fasilitas wisata, melainkan juga pada
diartikan juga karena kepentingan yang keleluasaan dan intensitas interaksi dengan
berhubungan dengan kegiatan olah raga lingkungan dan masyarakat lokal.
untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan Berdasarkan fakta di atas, maka perlu
keperluan usaha lainnya.1 dirumuskan bentuk pembangunan pariwisata
Pariwisata sebagai industri yang berkelanjutan yang lebih tepat di masa
ramah lingkungan juga sering disebut mendatang.3
sebagai industri tanpa cerobong asap jika Salah satu objek wisata yaitu Curug
dibandingkan dengan industri berat lainnya Cipeuteuy yang merupakan salah satu objek
yang banyak menimbulkan dampak negatif wisata alam yang terdapat di desa
terhadap lingkungan. Industri pariwisata Bantaragung kecamatan Sindangwangi
merupakan salah satu cara yang tepat dalam kabupaten Majalengka. Objek wisata ini
meningkatkan kemajuan ekonomi masuk dalam nominasi surga tersembunyi
masyarakat baik lokal maupun global. terpopuler dalam acara pesona anugerah
Pariwisata memiliki pengaruh dan manfaat Indonesia yang diadakan oleh Kementerian
yang banyak, diantaranya selain Pariwisata.
rnenghasilkan devisa Negara dan Curug Cipeuteuy ini memiliki
memperluas lapangan kerja, sektor pesona yang menarik untuk dikunjungi,
pariwisata bertujuan untuk menjaga karena terletak di tengah-tengah hutan pinus
kelestarian alam dan rnengembangkan yang menambah asri objek wisata, serta
budaya lokal.2 memiliki udara sejuk. Selain memiliki
Pariwisata juga mampu menghasilkan panorama yang asri, curug ini juga memiliki
pertumbuhan ekonomi, karena dapat air yang sangat jernih dan juga dingin.
menyediakan lapangan kerja, menstimulasi Penunjang bagi pengunjung yang hadir
berbagai sektor produksi, serta memberikan disediakan gazebo, tempat duduk, toilet dan
kontribusi secara Iangsung bagi kemajuan- tempat parkir. Berdasarkan data yang
diperoleh dan pengelola Curug Cipeuteuy,
1
Suwantoro Gamal, Dasar-dasar Pariwisata pengunjung yang datang selalu mengalarni
(Yogyakarta: ANDI, 1997), 3-4. peningkatan dari tahun ke tahun. Objek
2
Annisa Ayu Anggraeni, “Analisis
Dampak Ekonomi Wisata Bahari terhadap
3
Pendapatan Masyarakat di Pulau Tidung”, Jurnal Dewi Warni Susyanti, “Potensi Desa
Institut Teknologi Nasional 20:10 (Januari, 2013): Melalui Pariwisata Pedesaan”, Jurnal Ekonomi dan
8. Bisnis 12:1 (Juni 2013): 33-36.

241

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017


Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

wisata Curug Cipeuteuy ini banyak matapencaharian.4 Ni Luh Sill Antari


mendatangkan pengunjung, terutama saat Dengan judul penelitian “Peran Industri
akhir pekan dan hari-hari libur atau hari raya Pariwisata Terhadap Penerimaan
yang bisa mencapai 500 orang per hari. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Adapun di hari-hari biasa, pengunjung Gianyar”. Sektor pariwisata di kabupaten
hanya mencapai 200-250 orang saja. Gianyar merupakan sektor yang paling
Berdasakan uraian latar belakang di diunggulkan, karena sektor pariwisata telah
atas, muncul rumusan masalah, yaitu menjadi salah satu industri yang
pertama, bagaimana sistem pengelolaan memberikan dampak besar terhadap
objek wisata curug cipeuteuy? Dan kedua, peningkatan Pendapatan Asli Daerah
bagaimana dampak pengelolaan objek (PAD). Sektor ini dirasakan memberikan
wisata terhadap sosial ekonomi dan kontribusi positif dalam memacu dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD)? menggerakan sektor perekonomian
kabupaten terhadap peningkatan pendapatan
LITERATURE REVIEW asli daerah. Sektor ini dirasakan
Penelitian tentang pengaruh objek wisata memberikan kontribusi positif dalam
terhadap sosial ekonomi dan Pendapatan memacu dan menggerakan sektor
Asli Daerah (PAD) memang bukanlah hal perekonomian kabupaten Gianyar. Hasil
baru namun penulis mencoba membuktikan penelitian ini menunjukan bahwa kunjungan
penelitian itu di tempat tinggal penulis wisatawan domestik berperan terhadap
sendiri. Berikut penelitian yang pernah penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dilakukan oleh Indah Tri Utami. Dengan Kabupaten Gianyar.5
judul penelitian “Pengaruh objek Wisata Perbedaan penelitian terdahulu
Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur dengan yang sekarang adalah objeknya yang
Wonogiri Terhadap Kondisi Sosial dan penelitian terdahulu bertempat di Pura Tirta
Ekonomi Masyarakat”. Penelitian ini Empul, Kabupaten Gianyar, Kabupaten
dilakukan karena salah satu objek wisata di Wonogiri dan Kabupaten Wonosobo.
jawa tengah yang terkenal adalah objek Sedangkan penelitian sekarang dilakukan di
wisata Sendang Asri Waduk Gajah Objek Wisata Curug Cipeuteuy yang
mungkur, yang terletak di kabupaten berlokasi di Desa Bantaragung Kecamatan
Wonogiri. Objek wisata Waduk Gajah Sindangwangi Kabupaten Majalengka. Dan
Mungkur merupakan objek wisata yang penelitian terdahulu pembahasannya
dikembangkan dan satu-satunya taman terfokus pada dampak pariwisata terhadap
rekreasi yang ada sebagai penyumbang sosial ekonomi dan sosial budaya, dan juga
terbesar jumlah wisatawan yang datang di dampak pariwisata terhadap Pendapatan
kabupaten Wonogiri sampai tahun 2012. Asli Daerah. Sedangkan penelitian yang
Banyaknya wisatawan yang mengunjungi sekarang yaitu menggabungkan antara
objek wisata Sendang Asri Waduk Gajah dampak pariwisata terhadap sosial ekonomi
mungkur sedikit banyak mempengaruhi dan tingkat Pendapatan Asli Daerah (PAD).
kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 4
Objek Wisata Sendang Asri Gajah Mungkur Indah T. Utami, “Pengaruh Objek Wisata
Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
Wonogiri berpengaruh nyata terhadap terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat”.
kondisi ekonomi masyarakat sekitar, (Skripsi, Fakultas Sains Komunikasi dan
khususnya dalam meningkatkan pendapatan, Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor,
peluang usaha dan kerja, serta perubahan 2012).
5
Ni Luh Sili Antari, “Peran Industri
Pariwisata terhadap Penerimaan Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Gianyar”, Jurnal Perhotelan dan
Pariwisata 3:1 (Agustus 2013).

242

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017


Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

METODOLOGI PENELITIAN dokumentasi). Dokumentasi adalah suatu


Jenis penelitian yang digunakan dalam metode pengumpulan data dengan cara
penelitian ini adalah metode penelitian mengumpulkan informasi yang berasal dari
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dokumen-dokumen pihak pengelola yang
yang menyesuaikan latar belakang, rumusan berhubungan dengan data yang diperlukan.
masalah dan teori-teori yang diuraikan Data yang diperoleh dan penelitian ini
sebelumnya. Adapun penelitian deskriptif diantaranya sejarah dibukanya objek wisata
adalah suatu metode dalam meneliti status Curug Cipeuteuy di desa Bantaragung
kelompok manusia, suatu objek, suatu kecamatan Sindangwagi kabupaten
situasi dan kondisi, suatu sistem pemikiran, Majalengka, struktur organisasi pengelola,
ataupun suatu peristiwa pada masa visi dan misi, serta dokumen-dokumen
sekarang. Hal ini bertujuan untuk membuat pengelolaan dana hasil objek wisata.
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara Dilanjutkan dengan teknik
sistematis, faktual dan akurat mengenai pengumpulan data melalui pengamatan
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar (observasi) secara langsung terhadap objek
fenomena yang diselidiki.6 Sedangkan penelitian untuk mendukung informasi yang
penelitian kualitatif adalah penelitian yang diperoleh. Oleh karena itu, peneliti akan
bermaksud untuk memahami fenomena melakukan pengamatan secara langsung
tentang apa yang dialami oleh subjek dalam proses pengelolaan objek wisata
penelitian secara holistik, serta Curug Cipeuteuy.
mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata Kemudian teknik analisis data dalam
dan bahasa pada suatu konteks khusus yang penelitian ini bertujuan untuk mengorganisir
alamiah dengan memanfaatkan berbagai dan mengurutkan data ke dalam pola,
metode alamiah.7 kategori dan satuan uraian dasar sehingga
Sumber data yang digunakan adalah dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
data primer, yaitu data yang diperoleh dari hipotesis kerja seperti yang di sarankan oleh
wawancara langsung dengan pihak yang data.8 Analisis dalam penelitian ini akan
terkait, seperti para pengelola objek dilakukan melalui, pertama, data reduction
pariwisata Curug Cipeuteuy dan masyarakat (reduksi data) yang diperoleh di lapangan
sekitar objek wisata yang merasakan yang jumlahnya cukup banyak, sehingga
keberadaan objek wisata tersebut. Dengan perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dalam
demikian, wawancara merupakan teknik hal ini peneliti melakukan reduksi data
pengumpulan data dengan cara mengadakan dengan cara mengumpulkan, merangkum.
tanya jawab langsung dengan pihak-pihak Memilih hal-hal yang pokok kemudian
yang terkait mengenai pengelolaan objek menfokuskan pada data penyaluran dana
wisata Curug Cipeuteuy dan pihak-pihak hasil objek wisata.
yang merasakan dampak keberadaan objek Kedua, data display (penyajian data)
wisata Curug Cipeuteuy yaitu masyarakat bisa dilakukan dalam bentuk tabel, gambar
sekitar. dan bagan, serta uraian singkat yang
Kemudian data sekunder, yaitu data menjelaskan hubungan antar masing-masing
yang diperoleh secara tidak langsung dari kategori. Kemudian ditarik conclusion
pihak lain, seperti media perantara yang drawing atau verification sebagai langkah
berbentuk catatan atau laporan historis yang selanjutnya untuk menarik kesimpulan.
telah tersusun dalam arsip (data Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila
6
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta:
8
Ghalia Indonesia, 2003), 54. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
7
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kua1itatif dan R&D, Cet. Ke-20 (Bandung: Alfabeta,
Kualitatf (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 6. 2014), 103.

243

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017


Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang Objek wisata harus memiliki


mendukung tahap pengumpulan data komponen yang bisa dijadikan alasan oleh
berikutnya. Tetapi bila kesimpulan yang para wisatawan untuk mengunjungi suatu
dikemukakan pada tahap awal didukung objek wisata yang menjadi destinasinya.
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, Beberapa komponen yang dimaksud, antara
maka kesimpulan yang dikemukakan lain pertama, adanya some thing to see yaitu
merupakan kesimpulan yang kredibel. Dari adanya sesuatu yang menjadi daya tarik
pemaparan di atas peneliti mencoba untuk khusus di daerah destinasi wisatanya,
mengungkapkan bagaimana strategi disamping interaksi wisata yang menjadi
pengelolaan dana hasil dari objek wisata interestnya. Hal ini menjadi alasan kuat bagi
untuk meningkatkan pendapatan daerah para wisatawan untuk mengunjungi objek
yang akan dipaparkan secara sederhana, wisata tersebut, bahkan tidak hanya sekali
yang langsung pada aspek yang diteliti. tapi bisa berulang kali.
Metode analisis ini juga digunakan untuk Kedua, adanya some thing to do yaitu
mendapat suatu gambaran yang jelas selain banyak yang bisa disaksikan di suatu
berkaitan dengan dampak objek wisata objek wisata harus terdapat fasilitas rekreasi
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). yang membuat wisatawan betah untuk
tinggal di objek wisata tersebut karena
KONSEP DASAR berwisata tentunya untuk mencari
Objek Wisata kesenangan. Oleh karena itu, objek wisata
Kata “Objek Wisata” menurut Peraturan harus mampu membuat wisatawan senang
Pemerintah tahun 2009 tidak lagi digunakan sehingga tidak ingin terburu-buru untuk
untuk menyebut suatu daerah tujuan bagi meninggalkan objek wisata tersebut.
para wisatawan, melainkan diganti dengan Ketiga, some thing to buy yaitu
“Daya Tarik Wisata”. Untuk memahami ditempat wisata harus tersedia fasilitas
pengertian dan maknanya, maka akan untuk berbelanja atau membeli sesuatu yang
dijelaskan lebih lanjut dalam keterangan- bisa dijadikan untuk oleh-oleh, seperti
keterangan berikut ini. souvenir, kerajinan tangan, makanan,
Pengertian Obyek Wisata dalam minuman, dan lain sebagainya yang menjadi
Undang-Undang Nomor 9 tahun 1990, ciri khas dari daerah objek wisata tersebut.
objek dan daya tarik wisata adalah segala Selain nantinya wisatawan memiliki cindra
sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Jadi, mata dari objek wisata tersebut. Hal ini
objek wisata adalah perwujudan dari kreasi dimaksudkan juga agar para wisatawan
manusia, tata hidup, seni budaya dan sejarah menceritakan pengalamannya pada orang
bangsa, serta tempat atau keadaan alam lain yang belum pernah mengunjungi objek
yang mempunyai daya tarik untuk wisata tersebut sehingga orang lain menjadi
dikunjungi wisatawan.9 tertarik mendatanginya.
Berdasarkan Undang-Undang Dan keempat, some thing to know
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Daya Tarik yaitu objek wisata harus bisa memberikan
Wisata bisa dijelaskan sebagai segala nilai edukasi atau pengetahuan bagi
sesuatu yang mempunyai keunikan, wisatawan yang berkunjung sehingga para
keindahan, dan nilai yang berwujud wisatawan tidak hanya mendapat
keanekaragaman, kekayaan alam, budaya kesenangan semata, namun juga menambah
dan hasil buatan manusia yang menjadi wawasan dan pengetahuannya yang didapat
sasaran atau kunjungan para wisatawan. dari objek wisata tersebut.

9
UU No. 9 Tahun 1990 tentang
Objek Wisata.

244

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017


Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

Pariwisata dengan profesinya, keahliannya, keadaannya


Damanik dan Weber mendefinisikan jabatannya dan kedudukan seseorang.11
pariwisata adalah fenomena pergerakan
manusia, barang dan jasa yang sangat Pengelolaan
komplek. Pariwisata terkait erat dengan Arti dari kata “pengelolaan” menurut para
organisasi, hubungan kelembagaan dan ahli sering disamakan dengan “manajemen”.
individu. Dalam arti luas pariwisata adalah Hal ini dikarenakan tujuan dari manajemen
kegiatan rekreasi diluar domisili untuk dan pengelolaan adalah sama, yaitu
melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau tercapainya tujuan organisasi lembaga.
mencari suasana lain. Pengelolaan dapat diartikan sebagai proses
Pariwisata adalah segala sesuatu mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
yang berhubungan dengan wisata, termasuk semua sumber daya baik manusia maupun
daya tarik wisata dan usaha-usaha yang teknikal, untuk mencapai berbagai tujuan
terkait di bidang tersebut. Pariwisata khusus yang ditetapkan dalam suatu
merupakan suatu kegiatan yang secara organisasi. Pengertian lain tentang
langsung menyentuh dan melibatkan pengelolaan adalah suatu istilah yang
masyarakat, sehingga membawa berbagai berasal dari kata “kelola” mengandung arti
dampak terhadap masyarakat setempat. serangkaian usaha yang bertujuan untuk
Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai menggali dan memanfaatkan segala potensi
efek luar biasa, yang mampu membuat yang dimiliki secara efektif dan efisien guna
masyarakat setempat mengalami perubahan mencapai tujuan tertentu yang telah
dalam berbagai aspeknya.10 direncanakan sebelumnya. Menurut
beberapa para ahli menjelaskan bahwa
Wisatawan pengelolaan,12 yaitu:
Wisatawan merupakan bagian yang tak 1. Menurut Soekanto, pengelolaan adalah
terpisahkan dari dunia pariwisata. suatu proses yang dimulai dari proses
Wisatawan sangat beragam, tua-muda, perencanaan, pengaturan, pengawasan,
miskin-kaya, asing-lokal, semuanya penggerak sampai dengan proses
memiliki keinginan dan juga harapan yang terwujudnya tujuan.
berbeda-beda. 2. Menurut Prajudi, pengelolaan ialah
Ditinjau dari arti kata, “wisatawan” pengendalian dan pemanfaatan semua
yang berasal dan kata “wisata” sebenarnya faktor sumber daya yang menurut suatu
tidaklah tepat sebagai pengganti kata perencana diperlukan untuk penyelesaian
“tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu suatu tujuan kerja tertentu.
berasal dan bahasa Sansekerta “wisata” 3. Menurut Balderton, pengelolaan yaitu
yang berarti “perjalanan” yang sama atau menggerakkan, mengorganisasikan dan
dapat disamakan dengan kata “travel” dalam mengarahkan usaha manusia untuk
bahasa Inggris. Jadi orang melakukan memanfaatkan secara efektif material dan
perjalanan dalam pengertian ini, maka fasilitas untuk mencapai suatu tujuan.
wisatawan sama artinya dengan kata 4. Menurut Moekijat, pengelolaan
“traveler”, karena dalam bahasa Indonesia merupakan rangkaian kegiatan yang
sudah merupakan kelaziman memakai
akhiran “wan” untuk menyatakan orang 11
Koko Irawan, “Potensi Objek Wisata Air
Terjun Serdang sebagai Daya Tarik Wisata di
Kabupaten Labuhan Batu Utara”. (Makalah, Program
Pendidikan Non Gelar Pariwisata Universitas
Sumatera Utara, 2010), 12.
12
Rahardjo Adisasmita, Pengelolaan
10
Gede Pitana & Gayatri Putu G., Sosiologi Pendapatan dan Anggaran Daerah (Yogyakarta:
Pariwisata (Yogyakarta: ANDI, 2005), 109. Graha Ilmu, 2011), 19.

245

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017


Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

meliputi perencanaan, pengorganisasian, semua potensi”.13 Sedangkan menurut


petunjuk, pelaksanaan, pengendalian dan Widjaja pemberdayaan masyarakat adalah
pengawasan. upaya meningkatkan kemampuan dan
5. Menurut Hamalik, pengelolaan adalah potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga
suatu proses untuk menggerakkan, masyarakat dapat mewujudkan jati diri,
mengorganisasikan dan mengerahkan harkat dan martabatnya secara maksimal
usaha manusia untuk mencapai untuk bertahan dan mengembangkan diri
tujuannya. secara mandiri baik di bidang ekonomi,
sosial, agama dan budaya.14
Pemberdayaan Masyarakat
Empowerment yang diterjemahkan dalam Sosial Ekonomi
bahasa Indonesia berarti pemberdayaan, Berdasarkan pengertian sosial dan
yaitu sebuah konsep yang lahir sebagai pengertian ekonomi yang telah dibahas
bagian dari perkembangan alam pikiran sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan
masyarakat dan kebudayaan barat utamanya bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu
Eropa. Untuk memahami konsep yang berkaitan dengan pemenuhan
empowerment secara tepat dan jernih kebutuhan masyarakat antara lain sandang,
memerlukan upaya pemahaman latar pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan
belakang kontekstual yang melahirkannya. sebagainya. Pemenuhan kebutuhan tersebut
Secara konseptual pemberdayaan berkaitan dengan penghasilan. Hal ini
berasal dari kata power (kekuasaan atau disesuaikan dengan penelitian yang
keberdayaaan), karena ide utama dilakukan. Untuk melihat kedudukan sosial
pemberdayaan bersentuhan dengan konsep ekonomi, perlu kiranya melihat pekerjaan,
mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali penghasilan dan pendidikan suatu
dikaitkan dengan kemampuan kita untuk masyarakat. Berdasarkan hal ini, masyarakat
membuat orang lain melakukan apa yang dapat digolongkan ke dalam kedudukan
kita inginkan, terlepas dari keinginan dan sosial ekonomi rendah, sedang ataupun
niat mereka. Ilmu sosial tradisional tinggi berdasarkan pendapatannya.
menekankan bahwa kekuasaan berkaitan Dengan demikian, pendapatan dapat
dengan pengaruh dan kontrol. didefinisikan sebagai upah, gaji, keuntungan
Pengertian ini mengasumsikan bahwa sewa dan setiap aliran pendapatan yang
kekuasaan sebagai suatu yang tidak berubah diterima. Namun, cara lain untuk melihat
atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan generasi sumber penghasilan (pendapatan)
senantiasa tercipta dan hadir dalam konteks yaitu dalam bentuk kompensasi pekerjaan,
relasi sosial antar manusia. Karena itu jaminan sosial, uang pensiun, kepentingan
kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat atau dividen, royalti, piutang, tunjangan atau
berubah. Dengan pemahaman kekuasaan tunjangan lain dari pemerintah, masyarakat,
seperti itu, pemberdayaan sebagai sebuah atau bantuan keuangan keluarga.
proses perubahan kemudian memiliki Pendapatan dapat dilihat dalam dua
konsep yang bermakna. Inilah Beberapa istilah, relatif dan mutlak. Pendapatan
Definisi Pemberdayaan Masyarakat mutlak adalah hubungan yang seiring
Menurut Para Ahli. dengan kenaikan pendapatan dan keperluan
Pemberdayaan menurut Suhendra konsumsi, tetapi tidak pada tingkat yang
adalah “suatu kegiatan yang
13
berkesinambungan, dinamis, secara sinergis Suhendra, Peranan Birokrasi dalam
mendorong keterlibatan semua potensi yang Pemberdayaan Masyarakat (Bandung: Alfabeta.
ada secara evolutif dengan keterlibatan 2006), 74-75.
14
HAW. Widjaja, Otonomi Desa Merupakan
Otonomi Asli Bulat dan Utuh (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2003), 169.

246

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017


Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

sama. Pendapatan relatif menentukan yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan


seorang atau tabungan keluarga dan yang sah.15
konsumsi berdasarkan pendapatan keluarga Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dalam kaitannya dengan orang lain. merupakan semua penerimaan daerah yang
Keluarga dengan pendapatan yang berasal dan sumber ekonomi ash daerah,
lebih tinggi dan mengeluarkan uang dapat pendapatan ash daerah dipisahkan menjadi
mengumpulkan kekayaan dan fokus pada empat jenis pendapatan, yaitu pajak daerah,
pemenuhan kebutuhan mendesak, sambil retribusi daerah, hasil perusahaan milik
dapat mengkonsumsi dan menikmati daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milk
kemewahan dan krisis cuaca. daerah yang dipisahkan, lain-lain
16
Tingkat pendidikan sesuai dengan pendapatan ash daerah yang sah.
SES karena merupakan fenomena “cross Sedangkan menurut Undang-Undang
cutting” untuk semua individu. Pencapaian No. 34 tahun 2004 tentang penimbangan
pendidikan individu dianggap sebagai keuangan Negara antara pemenintah pusat
cadangan untuk semua prestasi dalam hidup, dan pemenintah daerah membagi PAD
yang tercermin melalui nilai-nilai atau menjadi tiga bagian,17 yaitu:
derajatnya. Akibatnya, pendidikan 1. Pajak asli daerah bersumber dari:
memainkan sebuah peran dalam pendapatan. a. Pajak daerah
Pendidikan memberikan dorongan b. Retribusi daerah
untuk meningkatkan penghasilan. c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah
Sebagaimana disampaikan pada grafik, yang dipisahkan
derajat tertinggi, gelar profesional dan d. Lain-lain PAD yang sah
doktor, membuat pendapatan mingguan 2. Dana Perimbangan
tertinggi sementara mereka tanpa ijazah Dana Perimbangan yaitu dana yang
sekolah tinggi tercukupi secara finansial. bersumber dan pendapatan APBN yang
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi dialokasikan kepala daerah untuk mendanai
berhubungan dengan hasil ekonomi dan kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
psikologis yang lebih baik. desentralisasi.
Pendidikan memäinkan peranan 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
penting dalam mengasah keterampilan Berdasarkan beberapa pendapat
seorang individu yang membuat dia sebagai diatas dapat dismpulkan bahwa PAD
orang yang siap untuk mencari dan merupakan pendapatan yang diperoleh dan
memperoleh pekerjaan, serta kualifikasi sumber-sumber pendapatan daerah dan
khusus yang mengelompokkan orang dikelola sendiri oleh pemerintah daerah.
dengan SES tertinggi dan SES terendah. Pendapatan daerah juga merupakan
Annette Lareau berbicara pada gagasan pendapatan yang diperoleh oleh pemerintah
budidaya terpadu, di mana orang tua kelas daerah dan digali dan potensi pendapatan
menengah mengambil peran aktif dalam yang ada di daerah. Dengan kata lain PAD
pendidikan dan pengembangan anak-anak merupakan pendapatan yang diterima oleh
mereka dengan menggunakan kendali pemerintah daerah atas segala sumber-
mengorganisir kegiatan dan mendorong rasa sumber atau potensi yang ada pada daerah
hak melalui diskusi.
15
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Keuangan Daerah (Yogyakarta: ANDI, 2004), 132.
16
Pendapatan ash daerah adalah penerimaan Abdul Halim, “Anggaran Daerah dan
yang diperoleh dan sektor pajak daerah, Fiscal Stress (Sebuah Studi Kasus pada Anggaran
retribusi daerah hasil perusahaan milik Daerah Provinsi di Indonesia)”, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia 14:1 (Juni 2014), 4.
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah 17
UU No. 34 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Negara.

247

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017


Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

yang harus diolah oleh pemerintah daerah di vasilitas yang sama yaitu setengah untuk
dalam memperoleh pendapatan daerah. kantin lesehan dan setengah untuk kantin
Kemampuan daerah dalam memakai kursi dan di tengan untuk barang-
melaksanakan otonominya sangat barang yang dijual. Kavling ini disewakan
ditentukan atau tergantung dan sumber- sebesar Rp.2.000.000 untuk setiap tahunnya.
sumber pendapatan ash daerah (PAD). Bagi masyarakat yang ingin berjualan
Pemenintah daerah dituntut untuk dapat tentunya harus melalui izin kepada
menghidupi dirinya sendiri dengan pengelola, lalu dibuatkan kontrak oleh
mengadakan pengelolaan terhadap potensi pengelola.
yang dimiliki, untuk itu usaha untuk Adanya pengelolaan, pemeliharaan
mendapatkan sumber dana yang tepat dan pengembangan yang terus-menerus
merupakan suatu keharusan. Terobosan- membuat kondisi objek wisata Curug
terobosan baru dalam memperoleh dana Cipeuteuy memiliki daya tarik yang
untuk membiayai pengeluaran pemerintah semakin bertambah. Hal ini dapat membawa
daerah hams dilakukan, salah satunya dampak baik bagi jumlah wisatawan yang
adalah sektor pariwisata. selalu bertambah, dan tentunya
mempengaruhi hasil retribusi.
PEMBASAHASAN DAN DISKUSI
Kawasan objek wisata Curug Cipeuteuy Dampak terhadap Sosial Ekonomi
berbentuk pemberdayaan masyarakat, yang Di tahun 2008 adalah masa dimana belum
berarti masyarakat sekitar bisa mengambil dibukanya objek wisata Curug Cipeuteuy
manfaat dari adanya objek wisata ini. Objek yang terletak di desa Bantaragung
wisata curug cipeuteuy dalam pembangunan kecamatan Sindangwangi kabupaten
dan pengelolaannya sama sekali tidak Majalengka, pada masa ini keadaan sosial
melibatkan pihak luar, seluruhnya memakai ekonomi masyarakat cukup rendah. Banyak
jasa warga sekitar. Seperti yang merancang pemuda yang menganggur, ataupun warga
denah lokasi, bahkan pengerjaannya dengan pekerjaan serabutan atau hanya
dilakukan oleh warga sekitar yang memiliki buruh tani, penghasilan mereka tidak
keahlian dalam dalam bidang konstruksi. menentu. Masyarakat ini juga belum begitu
Objek wisata Curug Cipeuteuy sadar akan pendidikan karena terhambat
dibangun dengan sistem buttom up atau oleh biaya pendidikan yang dianggap cukup
dibangun bertahap dari dasar lalu terus mahal bila dihitung dengan peghasilan
dilakukan pengembangan untuk menambah mereka. Sebelum adanya objek wisata ini
daya tariknya. Seperti pada awalnya curug anak-anak disekitar objek wisata rata-rata
cipeuteuy hanya membuat satu kolam untuk menyelesaikan pendidikan hanya sampai
membendung air curug, kemudian terus tingkat menengah pertama di sekolah
dikembangkan di buat kolam-kolam negeri.
selanjutnya, lalu dibuat jembatan cinta yang Pada tahun 2009 dimana awal
kini menjadi icon objek wisata Curug dibukanya proyek pembangnuan objek
Cipeuteuy.18 wisata Curug Cipeuteuy pada masa ini
Di dalam objek wisata ini juga dimulai perlahan-lahan menyediakan
disediakan kavling-kavling yang disewakan lapangan pekerjaan untuk warga sekitar,
untuk masyarakat yang akan berjualan di karena objek wisata ini bersifat
dalam lokasi objek wisata. Kavling ini pemberdayaan masyarakat maka
memiliki luas yang sama rata yaitu memiliki pembangunan dan pengembangannya sebisa
lebar 2 meter dan panjang 3 meter dengan mungkin hanya memanfaatkan sumberdaya
alam dan sumber daya manusia dari daerah
18
Wawancara Marta Atmadja ketua sekitar saja.
pengelola objek wisata Curug Cipeuteuy.

248

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017


Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

Mulanya masyarakat mendapatkan kendaraan roda dua di setiap rumahnya.


lapangan pekerjaan di bidang konstruksi Namun, setelah adanya objek wisata Curug
untuk melaksanan rencana pembangunan Cipeuteuy ini, masyarakat rata-rata memiliki
dan penataan denah lokasi objek wisata. dua kendaran di setiap rumahnya.
Setelah objek wisata siap untuk dibuka lalu Adapun dari tingkat pendidikan bisa
tersedianya lapangan pekerjaan untuk para dijadikan rujukan untuk memperhitungkan
pengelola tenaga kerja yang mampu diserap tingkat kemapanan hidup masyarakat
oleh objek wisata ini, misalnya penjaga sekitar. Setelah dibukanya objek wisata
parkir, penjaga karcis, pemelihara Curug Cipeuteuy, anak-anak di daerah
kebersihan dan keindahan, penjagaan tersebut banyak yang melanjutkan sekolah
keamanan dan lain sebagainya.19 ke tingkat menengah atas maupun kejuruan,
Masyarakat bisa membuka usaha bahkan sampai ke perguruan tinggi baik
berjualan di dalam lokasi objek wisata negeri maupun swasta. Hal ini
dengan menempati kavling-kavling yang mengindikasikan bahwa keberadaan objek
telah disediakan oleh pengelola untuk wisata Curug Cipeuteuy memberikan
disewakan kepada masyarakat. Selain dampak positif bagi pendanaan warga
berjualan makanan, minuman dan pakaian, sekitar.
warga juga bisa menyediakan sewa pakian
renang tikar ataupun pelampung. Para Dampak terhadap Pendapatan Asli
pedagang ini mengaku bisa mendapatkan Daerah
penghasilan sekitar Rp.500.000- Sebelum adanya objek wisata, desa
Rp.1.000.000 setiap harinya di hari-hari Bantaragung hanya memiliki pendapatan
biasa, sementara saat hari libur dan hari-hari yang berasal dari bagi hasil pajak daerah
besar lainnya para pedagang mengaku bisa dan retribusi daerah Kabupaten Majalengka,
mendapatkan keuntungan dari Rp.1.000.000 bagian dana perimbangan pusat dan daerah
- Rp.1.500.000.20 yang diterima oleh Kabupaten Majalengka,
Warga sekitar yang daerahnya alokasi anggaran dana desa dari APBN,
dilalui oleh rute menuju objek wisata Curug serta bantuan keuangan dari APBD Provinsi
Cipeuteuy lalu melihat pelung dengan dan APBD Kabupaten Majalengka.
banyaknya wisatawan yang berkunjung. Namun setelah adanya objek wisata
Terkadang mereka menemui wisatawan Curug Cipeuteuy, sedikit banyak
yang mengalami permasalahan dengan pendapatan desa mengalami peningkatan
kendaraanya, lalu mereka berinisiatif untuk secara perlahan-lahan. Selain berpengaruh
membuat bengkel, berjualan bensin eceran, pada pendapatan desa, objek wisata Curug
membuka warung, membuka konter dan Cipeuteuy juga sebagai penyumbang
sebagainya.21 terbesar saat ada acara-acara desa, seperti
Setelah dibuka objek wisata Curug PORPAB, perbaikan jalan, perayaan 17
Cipeuteuy terlihat perubahan perekonomian Agustus dan lain sebagainya.
masyarakat di sekitarnya. Hal ini terlihat
dari bentuk rumah dan kendaraan yang KESIMPULAN
digunakan, serta pakaian yang dikenakan. Dari pembahasan di atas, dapat diambil 2
Sebelum adanya objek wisata ini, (dua) kesimpulan, yaitu pertama, bentuk
masyarakat rata-rata hanya memiliki satu objek wisata Curug Cipeuteuy berupa objek
wisata alam, yang berlokasi di desa
19
wawancara dengan bapak yanto pekerja Bantaragung kecamatan Sindangwangi
konstruksi di objek wisata Curug Cipeuteuy. kabupaten Majalengka. Objek wisata ini
20
wawancara dengan ibu opi pedagang di
memiliki fasilitas utama yaitu curug, bumi
dalam objek wisata Curug Cipeuteuy.
21
Wawancara dengan ibu Kanah pemilik perkemahan, arboretum dan pengamatan
warung makan objek wisata Curug Cipeuteuy. satwa, jalur hiking dan juga memiliki

249

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017


Djohar Arifin, Wasman dan Fitriyani

fasilitas penunjang berupa loket tiket, area Moleong, Lexy J. Metode Penelitian
parkir, warung, toilet, mushola, tempat Kualitatf. Bandung: Remaja
beristirahat, tempat sampah dan papan Rosdakarya, 2006.
penunjuk arah. Sistem pengelolaan objek Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta:
wisata ini menggunakan sistem Ghalia Indonesia, 2003.
memberdayakan potensi yang ada di desa Pitana, Gede Pitana & Gayatri Putu G.
Bantaragung, dan dibangun dengan sistem Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:
bertahap dengan pengerjaan dan ANDI, 2005.
pengelolaan dilakukan oleh masyarakat Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
sekitar. Kua1itatif dan R&D, Cet. Ke-20.
Dan kedua, dampak sosial meliputi Bandung: Alfabeta, 2014.
penyediaan lapangan pekerjaan, perbaikan Suhendra. Peranan Birokrasi dalam
sumber daya alam, dan juga berdampak Pemberdayaan Masyarakat.
pada PAD di desa Bantaragung yang Bandung: Alfabeta. 2006.
mengalami peningkatan. Susyanti, Dewi Warni. “Potensi Desa
Melalui Pariwisata Pedesaan”.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Ekonomi dan Bisnis 12:1
Adisasmita, Rahardjo. Pengelolaan (Juni 2013).
Pendapatan dan Anggaran Daerah. Utami, Indah T. “Pengaruh Objek Wisata
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Sendang Asri Waduk Gajah
Anggraeni, Annisa Ayu. “Analisis Dampak Mungkur Wonogiri terhadap Kondisi
Ekonomi Wisata Bahari terhadap Sosial dan Ekonomi Masyarakat”.
Pendapatan Masyarakat di Pulau Skripsi, Fakultas Sains Komunikasi
Tidung”. Jurnal Institut Teknologi dan Pengembangan Masyarakat
Nasional 20:10 (Januari, 2013). Institut Pertanian Bogor, 2012.
Antari, Ni Luh Sili. “Peran Industri Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004
Pariwisata terhadap Penerimaan tentang Perimbangan Keuangan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Negara.
Gianyar”. Jurnal Perhotelan dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990
Pariwisata 3:1 (Agustus 2013). tentang Objek Wisata.
Gamal, Suwantoro. Dasar-dasar
Pariwisata. Yogyakarta: ANDI,
1997.
Halim, Abdul. “Anggaran Daerah dan
Fiscal Stress (Sebuah Studi Kasus
pada Anggaran Daerah Provinsi di
Indonesia)”. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia 14:1 (Juni 2014).
Irawan, Koko. “Potensi Objek Wisata Air
Terjun Serdang sebagai Daya Tarik
Wisata di Kabupaten Labuhan Batu
Utara”. Makalah, Program
Pendidikan Non Gelar Pariwisata
Universitas Sumatera Utara, 2010.
Mardiasmo. Otonomi dan Manajemen
Keuangan Daerah. Yogyakarta:
ANDI, 2004.

250

Al-Mustashfa, Vol. 2, No. 2, Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai