KEDAULATAN
AGROMARITIM
MENUJU INDONESIA
EMAS 2045
Himpunan Alumni
Institut Pertanian Bogor
(HA IPB) 2023
Penanggung Jawab :
Ketua Umum HA IPB : Dr. Walneg S. Jas, MM
Sekjen HA IPB : drh. Sukma Kamayaja, MM
Diterbitkan oleh :
Himpunan Alumni IPB, November 2023
Himpunan Alumni
Institut Pertanian Bogor
(HA IPB) 2023
Sambutan Ketua
Umum DPP
Himpunan Alumni IPB
2
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
3
Kata Sambutan
Rektor IPB
5
Tim Pengarah
6
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
7
Tim Pengarah
8
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
9
Tim Pengarah
Suharti PhD
Ir. Suryopratomo
10
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Dr. Suwandi
11
Tim Penyusun
12
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Prof. Yonvitner
13
Tim Penyusun
14
Kata Pengantar
Alhamdulillah, akhirnya dalam waktu yang cukup singkat Buku Putih Gagasan
Alumni IPB berjudul “Kedaulatan Agromaritim untuk Indonesia Emas 2045” dapat
diselesaikan.
Buku Putih ini adalah artikulasi pemikiran kolektif para alumni Institut Pertanian
Bogor yang diperoleh dari proses panjang melalui telaah, diskusi kelompok,
perdebatan atau sekadar diskusi santai diantara para Alumni IPB, baik yang
berkarir di kampus, maupun di luar kampus.
Buku Putih ini juga merupakan pemikiran aspiratif berbasis hasil pemikiran
teknokratik dan empiris yang dikemas dengan bahasa semi poluler agar mampu
diakses oleh para pemimpin bangsa dan masyarakat umum. Pemikiran kolektif
ini diharapkan mampu menjadi fondasi strategis dalam membangun kedaulatan
agromaritim menuju Indonesia Emas 2045.
Kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
bahasan. Tim Penyusun mengucapkan terima kasih atas prakarsa Ketua HA-IPB,
Rektor IPB dan seluruh pihak yang memiliki niat serta cita-cita yang sama dari
terbitnya buku ini.
Saran dan masukan senantiasa diharapkan dari para pembaca untuk
menyempurnakan substansi buku ini,
16
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Daftar Isi
Sambutan Ketua Umum DPP Himpunan Alumni IPB 02
Tim Pengarah 06
Tim Penyusun 12
Kata Pengantar 16
1. Pendahuluan 18
20
2. Pendidikan
27
3. Pertanian
33
4. Perindustrian
37
5. Kelautan dan
42
6. Lingkungan Hidup
48
7. Perdagangan
Perikanan dan Kehutanan
52
8. Pembangunan
55
9. Koperasi dan
60
10. Perencanaan
Perdesaan UMKM Pembangunan
Daftar Pustaka 66
17
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
• Visi agromaritim merupakan amanat konsititusi, yaitu untuk
memperkuat Wawasan Nusantara. Indonesia sebagai benua
maritim memiliki filosofi besar bawah lautan bukan pemisah
daratan atau pulau-pulau, tapi sebagai penghubung yang sangat
dinamis. Benua maritim Indonesia yang terletak di khatulistiwa
dan beriklim tropis dengan megabiodiversity sangat besar
memiliki keunggulan dan potensi sumberdaya alam yang tiada
tandingannya.
• Pembangunan agromartim bukanlah sekadar aktivitas sosial-ekonomi di
pertanian dan kelautan-perikanan, tetapi jauh lebih strategis dan meliputi
banyak bidang kehidupan, yang menentukan masa depan negara kepulauan
dengan beragam etnik dan suku bangsa, yang disatukan oleh falsafah besar
keindonesiaan.
• Pembangunan benua maritm Indonesia memiliki falsafah agromaritim
(archipelagic thinking) yang interkoneksi, saling ketergantungan antara
lautan, daratan dan udara. Pendekatan agromaritim (archipelagic approach)
telah dikenal lama oleh para pendiri bangsa (founding fathers)
18
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
19
2.
Pendidikan
• Laju pendaftaran (enrollment rate) rendah, peningkatan kualitas
lambat, Indonesia tidak segera mampu meningkatkan kecerdasan
anak-anak peserta didik (IQ) dan skor PISA (Programme for
International Student Assessment).
20
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Kualitas gizi anak dan peserta didik menjadi faktor sentral dalam peningkatan
kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia. Tingkat pendidikan pekerja juga
rendah dan menjadi determinan produktivitas nasional. Visi ketahanan pangan
yang terlalu berorientasi pemenuhan kebutuhan energi (kalori) berpengaruh
pada kualitas pendidikan.
21
2. PENDIDIKAN
22
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
23
2. PENDIDIKAN
24
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
enterprise dan social enterprise (Pidato Rektor IPB, 2023). Model pendidikan
techno-sociopreneurship merupakan model pembelajaran yang dapat
menciptakan pembelajar yang tangkas (agile) dan lulusan yang memiliki
motivasi bisnis dan sosial yang kuat yang didukung oleh jiwa kepemimpinan
untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
• Tujuan dari model pendidikan ini adalah untuk memajukan riset, teknologi,
inovasi dan kewirausahaan secara integratif dengan mengadopsi model
perusahaan bisnis (business enterprise), serta mendorong perubahan dalam
masyarakat dengan memberikan pendampingan berkelanjutan kepada
petani, peternak, nelayan, masyarakat sekitar hutan, dan pelaku usaha skala kecil
dan menengah melalui pendekatan kewirausahaan sosial (social enterprise).
• Desain pembelajaran yang terpadu serta ekosistem yang mendukung
merupakan kunci dalam implementasi model pendidikan techno-
sociopreneurship. Model ini memadukan proses pembelajaran yang fleksibel
dan personal dengan real-problem exposure, melalui program-program
pengabdian masyarakat serta magang di dunia usaha/dunia industri, serta
didukung oleh introduksi dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian, inovasi dan
teknologi.
• Untuk itu, kolaborasi perguruan tinggi dengan industri, pemerintah,
CSO/NGO, dan masyarakat untuk membangun hubungan mutual dalam
pengembangan IPTEKS dan SDM.
25
2. PENDIDIKAN
26
3.
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Pertanian
3.1 Permasalahan Strategis Pertanian
• Sektor pertanian belum tumbuh stabil pasca Pandemi Covid-19,
belum dapat dijadikan andalan pengentasan kemiskinan dan
pembangunan investasi manusia;
• Produktivitas pertanian melambat dari Rp41,5 juta pada 2010 menjadi Rp22,9
juta per pekerja pada 2022.
27
3. PERTANIAN
Sistem pangan dan pertanian menjadi kontributor 33 persen emisi gas rumah
kaca, juga korban dari bencana ekologis, perubahan iklim, ancaman baru
keberlanjutan;
Pertumbuhan produktivitas padi di Indonesia melandai, karena inovasi yang
lambat, sangat jauh dibandingkan produktivitas padi di Vietnam dan Filipina.
Perubahan Iklim
• Perubahan iklim secara umum telah dan akan memberikan dampak negatif
besar terhadap pertanian Indonesia. Pengaruh perubahan iklim yaitu berupa
langsung dan tak langsung. Pengaruh langsung berupa penurunan produksi
karena gagal proses penyerbukan, temperatur yang tidak lagi optimum bagi
pertumbuhan tanaman, meningkatnya ancaman banjir, kekeringan, salinitas.
Perubahgan iklim meningkatkan serangan atau populasi hama dan penyakit
tanaman.
• Perubahan iklim juga berkontribusi terhadap meningkatnya serangan hama
dan penyakit menjadi tantangan produksi tanaman pangan saat ini dan masa
depan. Misalnya serangan wereng coklat tahun 2012-2019 rata-rata mencapai
72.550 ha/tahun dan penyakit blas 55.000 ha/tahun sehingga menyebabkan
kerugian hasil sebesar Rp 2, 43 trilyun/tahun.
• Diperkirakan dengan adanya perubahan iklim serangan wereng coklat akan
semakin parah, terbukti populasi dan kerusakan tanaman akibat outbreak
wereng coklat dengan peningkatan CO2 (570 ppm) dan suhu (30 lebih tinggi)
(Pandi et al 2018). Pada tanaman perkebunan dan hortikultura beberapa penyakit
baru muncul dan diduga terkait dengan perubahan iklim yaitu mati pucuk pada
pala, mati pucuk pada cengkeh dan penyakit penyakit virus pada cabai.
Teknologi Pertanian
• IPB berperan penting dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia.
IPB telah menghasilkan 116 varietas tanaman yang meliputi tanaman padi,
kacang kacangan, sayuran dan tanaman hias. Varietas padi IPB 3S , padi gogo
IPB 9G, Pepaya Calina IPB 9 merupakan yang ditanam di seluruh Indonesia
juga merupakan hasil inovasi IPB.
• IPB juga sedang mengembangkan varietas kentang yang adaptif di dataran
menengah, yang ketersediaan lahannya lebih banyak dan lebh tidak rentan
terhadap erosi. Teknologi produksi yang dikembangkan IPB adalah diantara
nya berupa teknologi media semai, kultur jaringan untuk produksi masal
benih, teknologi budidaya kedelai jenuh air, pupuk dan amelioran.
28
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
SDM Pertanian
• Penurunan tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian menjadi hal
yang cukup memprihatinkan mengingat ketahanan pangan nasional yang
bertumpu pada sektor ini. Sensus pertanian di tahun 2013 menunjukkan
rendahnya proporsi petani berusia di bawah 35 tahun di Indonesia, yaitu
sebesar 12,9% (BPS, 2023).
29
3. PERTANIAN
30
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
31
3. PERTANIAN
32
4.
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Perindustrian
4.1 Permasalahan Strategis Perindustrian
• Sektor industri manufaktur tumbuh rendah 4.89 persen pada 2022,
lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Indonesia 5.32 persen.
Pangsa industri terhadap PDB 18,34 persen, atau deindustrialisasi
terlalu dini, sehingga industri nasional cenderung tidak kuat, tidak
dalam dan berdayasaing rendah.
• Industri berbasis agromaritim menyumbang devisa terbesar, yaitu USD 36,55
miliar atau Rp 570 triliun pada 2022, terdiri dari industri kelapa sawit (84%),
kelapa, kopi, kakao, teh, minyak atsiri, dll.
• Peningkatan nilai tambah atau hilirisasi pada industri prioritas nasional
berjalan lambat, karena dukungan kualitas sumberdaya manusia (SDM),
infrastruktur dan konsistensi kebijakan juga rendah;
33
4. PERINDUSTRIAN
Riau Kalimantan
Kepulauan Kalimantan Sulawesi Maluku
Getah Pinus, Timur
Riau Barat Utara Utara
Aceh Kelapa, dan Kayu Log
Rumput Laut Kayu Log Kelapa, TCT TCT, Papua Barat
Getah Sawit
Kelapa Udang, dan
Pinus Sulawesi Rajungan Papua Barat
Barat Daya
Sumatera Udang Rumput Laut
Utara Sawit
& Karet
Jambi
Sulawesi
Kelapa, Kayu
Tengah
Log
TCT
Kalimantan
Kalimantan
Tengah
Sumatera Selatan Sulawesi Sulawesi
Sawit
Selatan Sawit Selatan Tenggara
Karet & Kelapa Kayu log Kayu Log, Udang M a luku
Jawa Barat Udang, Rajungan TCT, Udang,
Rajungan,
Getah Pinus, Jawa Tengah Jawa Timur Rajungan,
Rumput Laut
Kayu Log, Getah Pinus, Kelapa, Kayu Bali
Rumput, Laut,
NTB NTT
Karet, Garam Kayu Log, Log, TCT, Garam
Udang, Rumput Rumput Laut Rumput Laut,
Rumput Laut Laut Garam
Garam
Sumber: BKPM dan INDEF, 2022
Kontribusi
Kontribusi ProduksiKomoditas
Produksi Komoditas Indonesia terhadap
Indonesia Dunia
Terhadap Dunia
SAWIT KELAPA KARET BIOFUEL KAYU LOG GETAH UDANG IKAN RAJUNGAN RUMPUT POTENSI
PINUS TCT LAUT LAHAN GARAM
34
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
35
4. PERINDUSTRIAN
36
5.
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Kelautan dan
Perikanan
5.1 Permasalahan Strategis Kelautan Perikanan
• Paradigma benua maritim belum menjadi landasan pembangunan
nasional, atau tidak menjadi arus utama pemikiran pembangunan.
Sektor kelautan perikanan belum mampu berkontribusi pada
peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat umum lainnya
Tuna Beku
Tepung Ikan Colagen dan Gelatin
1,16 1,6
Indonesia 0,58 Australia 3,4
India 1,23 1,03 6,5
India1,36 1,10 Rep. of Korea 6,7
UAE 1,74 1,15 6,7
Malaysia 2,10 1,19 India 6,5
Japan 2,28 1,32 6,6
Japan 2,40 1,40 Spain 4,5
49 Philippines 2,42 1,44 6,7
50 Russian 2,50 1,49 Turkey 5,4
11,03 1,55 5,3
Thailand 3,00 USA 7,2
11,54 Iceland 1,57
11,63 3,09 4,5
1,58
11,68 Indonesia Chile 4,16 France 5,0
1,61
5,44 5,7
6 12,37 8,85 2,10 Brazil 5,9
14,06 Australia France 8,86 2,12
0 5 10 - 5,0 10,0
5 15 10 0 1 2 3
Colagen dan Gelatin
• Pemanfaatan sumberdaya
1,6 laut, kebijakan penangkapan ikan terukur (PP
Australia 3,4
03 11/2023) untuk kelestarian
6,5
sumber daya ikan masih stagnan, karena tafsir
,10 atas aturan baru tersebut6,7
Rep. of Korea belum menjadi acuan bertindak di lapangan;
1,15 6,7
1,19 • India
Keberlanjutan dari pengelolaan
6,5 sumberdaya Kelautan dan perikanan belum
1,32 6,6
1,40 jelas, bahkan
Spain melemahkan
4,5 dayasaing. Ekspor perikanan 2022 mencapai USD
1,44 6,7
6,24 miliar, jauh dari potensi ekonomi USD 1.334 miliar.
1,49 Turkey 5,4
1,55 • Peningkatan 5,3 dan value chains kelautan dan perikanan berjalan
nilai tambah
1,57 USA 7,2
1,58 lambat. Disparitas nilai
4,5tambah Indonesia Barat dan Indonesia Timur masih
1,61 lebar. France 5,0
5,7
2,10 Brazil 5,9
2,12
- 5,0 10,0
2 38 3
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
39
5. KELAUTAN DAN PERIKANAN
40
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
• Daya saing produk perikanan secara umum masih, walau nilai RCA (Revealed
Comparative Advantage) cukup tinggi, menempati peringkat menengah
global;
• Persoalan logistik keluatan dan perikanan yang coba diselesaikan dengan
sistem tol-laut masih belum dapat terpecahkan dan menjadi problema baru
rantai nilai.
• Paradigma baru “ship promotes the trade” tidak serta-merta dapat
dikembangkan di Indonesia yang masih mengalami disparitas industri dan
ketidakadilan antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Sistem rantai nilai
produk kelautan dan perikanan dengan paradigma lama “ship follows the
trade” perlu dimodernisasi ke depan.
41
6.
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
6.1 Permasahan Strategis Lingkungan Hidup-Kehutanan
• Kinerja pertumbuhan rendah sektor kehutanan dalam satu
dekade, dan negatif sejak Pandemi Covid-19, mengubah fokus
pembangunan rendah karbon (dekarbonisasi);
• Pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) cenderung merusak ekosistem
membuat Indonesia sangat rentan terhadap risiko ekologis, perubahan iklim,
ketinggian air laut, bencana alam dll.
• Strategi konservasi, tata ruang, dan manajemen hutan lestari (SFM)
menghadapi masalah sinkronisasi kebijakan pembangunan daerah pasca UU
23/2014 Pemerintahan Daerah;
• Dukungan regulasi sistem insentif dan disinsentif untuk ekonomi hijau lemah,
inkonsistensi tataguna lahan mengarah pada deforestasi dan degradasi,
pencemaran dan kelangkaan air.
• Lebih dari 65% daratan Indonesia merupakan kawasan hutan, namun
kontribusi sektor kehutanan terhadap PDB semakin menurun hingga sekitar
42
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
43
6. LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
45
6. LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
46
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
47
7.
Perdagangan
7.1 Permasalahan Strategis Perdagangan
• Perdagangan internasional beregerak ke arah lebih protektif dan
pragmatis, menjadikan kerjasama dan diplomasi ekonomi semakin
kompleks, berbiaya tinggi dan berdampak domestik lebih rumit;
• Sistem logistik Indonesia yang rendah, bahkan salah satu yang terendah di
Asia, menjadikan kinerja perdagangan tidak efisien, berbiaya ekonomi tinggi
dan menghasilkan penerimaan yang rendah;
• Konektivitas tidak terintegrasi sepenuhnya menyebabkan biaya logistik 23,2
persen dari PDB, masih banyak regulasi yang menghambat, kuantitas dan
kualitas SDM tidak merata, utamanya Luar Jawa.
• Beberapa hambatan dalam perdagangan pertanian internasional seperti
Sanitari dan Fitosanitari dan standar lingkungan, yaitu peraturan pemerintah
suatu negara dalam menjaga keamanan pangan, kesehatan hewan dan
tumbuhan yang bertujuan untuk melindungi hak-hak konsumen akan produk
yang dikonsumsi dan juga untuk melindungi produk-produk yang dihasilkan
oleh produsen domestik.
• Setiap tahun terjadi lebih dari 200 kasus penolakan produk pangan Indonesia
di Amerika Serikat oleh US-FDA dengan rata-rata tiap tahun terjadi 289 kasus
penolakan. Sejak 2022, Jepang menghentikan impor kopi dari Indonesia
karena menemukan residu insektisida dalam produk yang dikirim. Jika tidak
ditangani serius, bahan beracun seperti pestisida, herbisida dan insektisida
akan mengancam posisi Indonesia di pasar kopi dunia.
48
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
• Isu standar lingkungan yang semakin gencar dibahas dan telah diberlakukan
oleh negara-negara maju juga dikhawatirkaan menjadi hambatan
perdagangan tersendiri khususnya pengaruhnya terhadap kinerja ekspor.
Negara maju standar lingkungan tersebut seringkali digunakan untuk tujuan
tidak langsung yaitu untuk melindungi industri-industri dalam negerinya.
Seperti isu lingkungan pada hasil CPO Indonesia.
49
Pangsa Ekspor CPO: Indonesia 48%
7. PERDAGANGAN
Lainnya Indonesia
20% 48%
Amerika
Selatan
3%
Thailand
3%
Afrika
4%
Malaysia
22%
51
8.
Pembangunan
Perdesaan
8.1 Permasalahan Strategis Perdesaan
• Pembangunan perdesaan mengalami dinamika cepat selama
Pandemi Covid-19 dan pasca-Covid, terjadi peristiwa ruralisasi,
banyak gelombang pekerja dari perkotaan dan perdesaan.
• Pertambahan tenaga kerja menjadi beban khusus bagi pertanian, karena
produktivitas tenaga kerja pertanian dan perdesaan cukup rendah. Tantangan
besar bagi pembangunan perdesaan dan pengembangan wilayah yang akan
dijadikan episentrum pembangunan Indonesia.
• Perdesaan Indonesia masih banyak menghadapi masalah mendasar; seperti
dalam ketersediaan air bersih, layanan kesehatan, ketersediaan sekolah,
masalah kekurangan gizi dan kerentanan pangan, dan sebagainya.
• Kemiskinan di Indonesia, sebagian besar berada di Pedesaan. Masih ada
sekitar 15 juta orang penduduk pedesaan berada dalam kemiskinan (55%
dari total penduduk miskin, 13% dari total penduduk desa)
• Dari 25,9 juta penduduk miskin (9,4% dari total penduduk), mayoritas tinggal
di perdesaan, mereka mereka adalah petani, buruh tani, dan pekerja tidak
tetap dll. Sebaliknya, mereka adalah tenaga kerja perdesaan yang perlu
ditingkatkan kapasitas untuk dapat lebih produktif. Angka ketimpangan
Rasio Gini 0,388 di perdesaan lebih rendah dari 0,402 di perkotaan.
52
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Harmonisasi kehidupan
sosial-ekonomi, sosial-
politik, bahkan kebudayaan
dan peradaban manusia
tergantung pada
keseimbangan dan
berkurangnya kesenjangan
kehidupan desa-kota (rural-
urban inclusivity).
• Urbanisasi (orang desa pindah ke kota dan desa-desa menjadi kota) tidak
terhindari (75% penduduk akan tinggal di kota), tetapi masa depan tergantung
pada Desa; buruk desa, buruk masa depan kita
• Simulasi yang dilakukan UN, tahun 2050 Pangan sebagian besar (57%) masih
akan disediakan oleh daerah Desa (rural-area); meskipun ‘urban-farming’ akan
semakin berkembang
• ‘Pertempuran’ menghadapi iklim ekstrim dan ketidak-pastian iklim akan
banyak bergantung pada peran pedesaan mempertahankan bentang-alam-
hijau nya
• Harmonisasi kehidupan sosial-ekonomi, sosial-politik, bahkan kebudayaan
dan peradaban manusia tergantung pada keseimbangan dan berkurangnya
kesenjangan kehidupan desa-kota (rural-urban inclusivity)
• Sekitar 25% atau hampir 8 juta dari 31 juta anak usia dini masih terkategori
‘stunting’, dan 62% dari jumlah itu berada di Perdesaan)
53
8. PEMBANGUNAN PERDESAAN
54
9.
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
UMKM dan
Koperasi
9.1 Permasalahan Strategis UMKM dan Koerasi
• Kontribusi UMKM dan koperasi pada perekonoman dan
penyerapan tenaga kerja tidak merata dan tidak berbasis wilayah
membuat modernisasi dan pengembangannya berjalan lambat;
• UMKM dan koperasi mencakup lebih dari 99 persen jumlah usaha yang
dijalankan masyarakat Indonesia, termasuk di dalamnya lebih dari 26 juta
rumah tangga petani. Pemerintah berupaya melakukan pendataan ulang
tentang jumlah dan kontribusi UMKM dan koperasi tersebut menurut provinsi
di Indonesia.
• UMKM dan koperasi jenis lain misalnya sektor kriya menyumbangkan 14
persen dari PDB ekonomi kreatif.
• Akan tetapi, koperasi sebagai sokoguru perekonomian Indonesia hanya
berperan 1,07 persen pada PDB, amat jauh dari cita-cita ideal dan amanat
konstitusi, karena basis ideologinya jarang tersentuh;
• UMKM dan koperasi memiliki pekerja berkeahlian rendah, bergerak di sektor
bernilai tambah rendah; penggunaan teknologi dan inovasi rendah, kapasitas
pengelolaan usaha juga rendah;
• UMKM dan koperasi memegang peran penting, bukan saja untuk pencapaian
55
9. UMKM DAN KOPERASI
Komitmen Pemerintah
Indonesia untuk memajukan
UMKM dan koperasi adalah
suatu keniscayaan, terutama
untuk menjalankan amanah
Pancasila dan UUD 1945.
56
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
• Untuk UMKM industri kriya yang menduduki posisi ketiga setelah kuliner
dan fesyen menghadapi permasalahan isu lingkungan berupa limbah yang
dihasilkan. Seiring dengan tuntutan fora internasional untuk mengembangkan
produk hijau, maka penting bagi UMKM dan koperasi memasukkan unsur
keberlanjutan sehingga akses kepada pasar global dapat bertahan.
• UMKM dan koperasi memiliki pekerja berkeahlian rendah, bergerak di sektor
bernilai tambah rendah; penggunaan teknologi dan inovasi rendah, kapasitas
pengelolaan usaha juga rendah.
• Secara ringkas, setidaknya terdapat tiga persoalan utama yang dihadapi oleh
UMKM dan koperasi, yaitu:
• Pertama, Penyerapan tenaga kerja tidak merata dan belum berbasis
wilayah.
• Kedua, akses permodalan yang terbatas: belum mampu memenuhi
aspek 5C yang menjadi persyaratan pembiayaan dari lembaga keuangan.
• Ketiga, akses pasar yang rendah: pemenuhan tuntutan kualitas dan
kontinuitas juga tidak jarang kuantitas yang masih terbatas untuk
memenuhi permintaan industri
• Keempat, adopsi teknologi yang lebih efisien dan berkelanjutan, karena
kurangnya kapasitas SDM dan masih mahalnya penerapan teknologi
untuk skala usaha yang terbatas.
5 7
58
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
yang dikembangkan melalui tiga tingkatan, yaitu UMKM hijau adopter, UMKM
hijau enterpreneur dan UMKM hijau innovator.
• Keempat strategi di atas harus dibungkus dalam “payung regulasi” pada
tingkatan Peraturan Pemerintah , sehingga mencakup lintas sektor mulai dari
infrastruktur, kelembagaan, dukungan subsidi input dan pembiayaan sampai
pada keberpihakan pasar.
• Penguatan strategi pembangunan UMKM dan koperasi dengan inovasi
dan adopsi teknologi sederhana, melibatkan para pengampu kepentingan,
akademisi, dan masayrakat madani;
• Penguatan hubungan kemitraan dengan pelaku ekonomi: produsen,
pemasok, mengurangi ketergantungan pada tengkulak, minimalisasi food
waste and loss dalam rantai nilai produk;
• Pengembangan kemampuan digital pelaku UMKM dan koperasi, adaptasi
dan adopsi metode pembayaran, pencatatan, analisis, perkiraan permintaan,
hubungan dengan mitra, dll
• Gerakan industri kecil dengan transformasi digital konsep pull strategy
agroindustri yang didukung oleh digitalisasi UMKM dan koperasi.
59
10.
Perencanaan
Pembangunan
10.1 Permasalahan Strategis Perencanaan
• Visi agromaritim yang merupakan amanat konsititusi, yaitu memperkuat
Wawasan Nusantara, benua maritim belum menjadi basis Perencanaan
Pembangunan Nasional komprehensif;
• Produktivitas bermasalah amat serius. Total Factor Productivity (TFP) Indonesia
selama 2005-2019 tumbuh negatif 0,66 persen, sangat jauh dari TFP di Korea
(1,61%) dan China (1,60);
• Pembangunan nasional harus disesuaikan dengan sumber daya ekonomi
lokal.
60
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
61
10. PERENCANAAN PEMBANGUNAN
62
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
63
10. PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Interlingkages
• Mobilisasi komitmen dan dukungan seluruh pemangku kepentingan
Kesinambunan
• Pembangunan Agroma memerlukan nafas Panjang
• Perlu menjadi agenda pembangunan jangka menengah dan panjang
Dukungan
Regulasi
Investasi:
Kesinam
Pendanaan
bungan
Program
Penguatan
Kelembagaa
n
64
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
65
Daftar Pustaka
Arvianti, EY., Masyhuri M, Waluyati LR, Darwanto DH. 2019. Gambaran krisis petani
muda indonesia. Agriekonomika, 8(2), 168–180. https://journal.trunojoyo.
ac.id/agriekonomika/article/view/5429
Putri, Lydia. 2023. Fokus Sensus Pertanian 2023. Detiknews. https://news.detik.
com/kolom/d-6783023/fokus-sensus-pertanian-2023. 21 Juni 2023
Ramdhani, Gilar. 2023. BPS Catat Data Sektor Pertanian Terus Meningkat,
Mampu Serap 40,69 Juta Tenaga Kerja. Liputan 6. 15 Mei 2023. https://www.
liputan6.com/bisnis/read/5287248/bps-catat-data-sektor-pertanian-terus-
meningkat-mampu-serap-4069-juta-tenaga-kerja?page=2
Ditjen Tanaman Pangan. 2022. Potensi Lahan Kering Dalam Peningkatan Produksi
Padi Nasional https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/iptek/56
Erfandi D, Rachman A. 2011. Identification of soil salinity due to seawater intrusion
on rice field in the Northern Coast of Indramayu, West Java J Trop Soils 16 (2):
115-121
Tumangguang, Rizal. 2023. Urgensi Pengembangan Lumbung Pangan. Kompas
20 September 2023. https://www.kompas.id/baca/opini/2023/09/18/urgensi-
pengembangan-lumbung-pangan
Pandi GP, Chander S, Singh MP, Pathak H. 2018. Impact of elevated CO2 and
temperature on brown planthopper population in rice ecosystem. Proc Natl
Acad Sci India Sect B Biol Sci. 2018;88(1):57-64. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.
gov/29568154/. Epub 2016 Apr 19. PMID: 29568154; PMCID: PMC5846970.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pendaftaran Pestisida
Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2014. Statistik Pertanian Indonesia.
Kementerian Pertanian
Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2020. Statistik Pertanian Indonesia.
Kementerian Pertanian
Ratnaningrum AC. 2019. Faktor factor yang memepngaruhi penggunaan
biopestisida oleh petani. Tesis Program Studi Pengendalian Hama Terpadu
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor, Bogor
66
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Kose, M. Ayhan, and Ohnsorge, Franziska, eds. 2023. Falling Long-Term Growth
Prospects: Trends, Expectations, and Policies. Washington, DC: World Bank.
License: Creative Commons Attribution CC BY 3.0 IGO.
NIC. 2021. Global Trends 2040: A More Contested World. Publisher: the National
Intelligence Council. ISBN 978-1-929667-33-8. Available in www.dni.gov/nic/
globaltrends.
PWC. 2017. The Long View: How Will the Global Economic Order Change by 2050?
Accessed from https://www.pwc.com/gx/en/world-2050/assets/pwc-the-
world-in-2050-full-report-feb-2017.pdf.
Radhakrishna, R., Tobin, D., & Foley, C. 2014. Integrating Extension and Research
Activities: An Exploratory Study. Journal of Extension 52 (1).
Sach, J. 2005. The End of Poverty: Economic Possibilities of Our Time. New York: The
Penguin Press.
67
DAFTAR PUSTAKA
68
Gagasan Alumni IPB :
KEDAULATAN
AGROMARITIM
MENUJU INDONESIA
EMAS 2045
Himpunan Alumni
Institut Pertanian Bogor
(HA IPB) 2023