Anda di halaman 1dari 72

Gagasan Alumni IPB :

KEDAULATAN
AGROMARITIM
MENUJU INDONESIA
EMAS 2045

Himpunan Alumni
Institut Pertanian Bogor
(HA IPB) 2023
Penanggung Jawab :
Ketua Umum HA IPB : Dr. Walneg S. Jas, MM
Sekjen HA IPB : drh. Sukma Kamayaja, MM

Diterbitkan oleh :
Himpunan Alumni IPB, November 2023

Editor : Ir. Heri Soba, MM


Wishnu Tirta Setiadi, SP, MM

Desain & Tata Letak : Yoga Adhiguna (@yogadesaingrafis)

Dicetak oleh : CV. Tirta Utama Madani (Bogorprint)


Gagasan Alumni IPB :
KEDAULATAN
AGROMARITIM
MENUJU INDONESIA
EMAS 2045

Himpunan Alumni
Institut Pertanian Bogor
(HA IPB) 2023
Sambutan Ketua
Umum DPP
Himpunan Alumni IPB

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,


Buku Putih tentang Kedaulatan Agromaritim Menuju Indonesia Emas
2045 ini adalah Gagasan Alumni IPB University yang kami dedikasikan
untuk dijadikan referensi serta kontribusi pengetahuan dan pemikiran
dalam rangka pembangunan Indonesia yang berdaulat, tangguh dan
maju pada tahun 2045. Buku ini disusun dan dirumuskan oleh tokoh-
tokoh alumni IPB yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan track
record kompetensi yang mumpuni, baik yang duduk sebagai tim
pengarah maupun sebagai tim perumus dan penyusun naskah buku
ini.
Mengapa kami menghadirkan buku ini?, selain karena panggilan
nurani keilmuan dan pergulatan interaksi kami dalam ekosistem

2
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

agromaritim, yang tidak kalah pentingnya adalah karena dorongan


aspirasi dan harapan besar kami agar Kedaulatan Agromaritim
dijadikan sebagai salah satu pondasi utama atau tema sentral
Indonesia Emas, Indonesia Gemilang di tahun 2045 nanti. Indonesia
memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara maju di
tahun 2045, dengan menjadikan Kedaulatan Agromaritim sebagai
misi strategis yang harus diperjuangkan.
Saya merasa sangat bangga dan berterima kasih atas kolaborasi yang
sangat apik dari seluruh tokoh tokoh alumni yang telah menyediakan
dan mendedikasikan waktu, pemikiran dan gagasannya sehingga
terwujudnya buku yang sangat penting ini. Terima kasih dan
penghargaan yang tinggi juga saya sampaikan atas perjuangan
tanpa lelah, perjalanan karir, kiprah dan pengabdian mereka untuk
Indonesia khususnya di bidang agromaritim yang menjadi ranah
kompetensi alumni IPB.
Kami persembahkan buku ini sebagai motivasi dan referensi strategis
untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Semoga bermanfaat
khususnya bagi para pemimpin dan pengambil kebijakan Indonesia
Emas 2045.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Dr. Ir. Walneg S. Jas, MM.


Ketum DPP HA IPB

3
Kata Sambutan
Rektor IPB

Agromaritim telah lama menjadi pilar utama dalam pembangunan


ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai negara
dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi
besar untuk memajukan sektor agromaritim guna mencapai
kedaulatan pangan dan kesejahteraan rakyat. Buku yang berjudul
“Kedaulatan Agromaritim untuk Indonesia Emas 2045,” ini merupakan
sebuah karya yang menggambarkan visi masa depan yang cemerlang
bagi Indonesia di tahun 2045 berbasis agromaritim.
Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif Himpunan Alumni
IPB yang telah merangkai pengetahuan dan pengalaman para pakar
untuk menggagas solusi-solusi inovatif dalam memajukan sektor
agromaritim Indonesia. Buku ini bukan hanya merupakan sebuah
kumpulan ide, tetapi juga sebuah pandangan jauh ke depan, sebuah
peta jalan yang kokoh untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045.
4
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Melalui perpaduan keilmuan dan pengalaman praktis, para penulis


dalam buku ini menjelajahi berbagai aspek penting dari sektor
agromaritim, mulai dari pengembangan teknologi pertanian,
manajemen sumber daya alam, hingga kebijakan publik yang
diperlukan untuk mencapai kedaulatan agromaritim. Dengan
membaca buku ini, para pembaca akan dibawa dalam sebuah
perjalanan intelektual dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Saya yakin bahwa upaya kolaboratif antara akademisi, praktisi, dan
pemangku kepentingan lainnya adalah kunci keberhasilan dalam
mewujudkan kedaulatan agromaritim untuk Indonesia. Dengan
semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, kita dapat mencapai
Indonesia Emas 2045 sebagai negara yang mandiri, sejahtera, dan
berdaya saing tinggi di tingkat global.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada Himpunan Alumni
IPB atas dedikasinya dalam menghasilkan karya ini. Semoga buku ini
tidak hanya menjadi sumber inspirasi, tetapi juga menjadi panduan
yang berharga dalam mencapai cita-cita besar bagi bangsa Indonesia.
Selamat membaca, dan mari bersama-sama berkontribusi untuk
mewujudkan visi gemilang “Kedaulatan Agromaritim untuk Indonesia
Emas 2045.”

Bogor, 25 November 2023


Prof. Dr. Arif Satria

5
Tim Pengarah

Prof. Tridoyo Kusumastanto

Prof. Arif Satria

Prof. Yonny Koesmaryono

6
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Prof. Evy Damayanthi

Prof. Herry Suhardiyanto

Prof. Bayu Krisnamurthi

7
Tim Pengarah

Prof. Bustanul Arifin

Prof. Rachmat Pambudy

Prof. Hermanto Siregar

8
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Prof. Luky Adrianto

Prof. Hefni Effendi

Dr. Bambang Hendroyono

9
Tim Pengarah

Suharti PhD

Ir. Suryopratomo

Ir. Tri Mumpuni

10
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Dr. Suwandi

Ir. R. Fathan Kamil

11
Tim Penyusun

Prof. Bustanul Arifin (Ketua)

Prof. Muhammad Firdaus

Prof. Suryo Wiyono

12
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Prof. Yonvitner

Prof. Dodik Ridho Nurrochmat

Prof. Yandra Arkeman

13
Tim Penyusun

Lely Pelitasari, SP, M.E.

Dr. Pungkas B. Ali

Dr. Eva Anggraeni

14
Kata Pengantar
Alhamdulillah, akhirnya dalam waktu yang cukup singkat Buku Putih Gagasan
Alumni IPB berjudul “Kedaulatan Agromaritim untuk Indonesia Emas 2045” dapat
diselesaikan.
Buku Putih ini adalah artikulasi pemikiran kolektif para alumni Institut Pertanian
Bogor yang diperoleh dari proses panjang melalui telaah, diskusi kelompok,
perdebatan atau sekadar diskusi santai diantara para Alumni IPB, baik yang
berkarir di kampus, maupun di luar kampus.
Buku Putih ini juga merupakan pemikiran aspiratif berbasis hasil pemikiran
teknokratik dan empiris yang dikemas dengan bahasa semi poluler agar mampu
diakses oleh para pemimpin bangsa dan masyarakat umum. Pemikiran kolektif
ini diharapkan mampu menjadi fondasi strategis dalam membangun kedaulatan
agromaritim menuju Indonesia Emas 2045.
Kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
bahasan. Tim Penyusun mengucapkan terima kasih atas prakarsa Ketua HA-IPB,
Rektor IPB dan seluruh pihak yang memiliki niat serta cita-cita yang sama dari
terbitnya buku ini.
Saran dan masukan senantiasa diharapkan dari para pembaca untuk
menyempurnakan substansi buku ini,

Bogor, November 2025


Tim Penyusun

16
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Daftar Isi
Sambutan Ketua Umum DPP Himpunan Alumni IPB 02

Kata Sambutan Rektor IPB 03

Tim Pengarah 06

Tim Penyusun 12

Kata Pengantar 16

1. Pendahuluan 18

20
2. Pendidikan
27
3. Pertanian
33
4. Perindustrian

37
5. Kelautan dan
42
6. Lingkungan Hidup
48
7. Perdagangan
Perikanan dan Kehutanan

52
8. Pembangunan
55
9. Koperasi dan
60
10. Perencanaan
Perdesaan UMKM Pembangunan

Daftar Pustaka 66

17
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
• Visi agromaritim merupakan amanat konsititusi, yaitu untuk
memperkuat Wawasan Nusantara. Indonesia sebagai benua
maritim memiliki filosofi besar bawah lautan bukan pemisah
daratan atau pulau-pulau, tapi sebagai penghubung yang sangat
dinamis. Benua maritim Indonesia yang terletak di khatulistiwa
dan beriklim tropis dengan megabiodiversity sangat besar
memiliki keunggulan dan potensi sumberdaya alam yang tiada
tandingannya.
• Pembangunan agromartim bukanlah sekadar aktivitas sosial-ekonomi di
pertanian dan kelautan-perikanan, tetapi jauh lebih strategis dan meliputi
banyak bidang kehidupan, yang menentukan masa depan negara kepulauan
dengan beragam etnik dan suku bangsa, yang disatukan oleh falsafah besar
keindonesiaan.
• Pembangunan benua maritm Indonesia memiliki falsafah agromaritim
(archipelagic thinking) yang interkoneksi, saling ketergantungan antara
lautan, daratan dan udara. Pendekatan agromaritim (archipelagic approach)
telah dikenal lama oleh para pendiri bangsa (founding fathers)

18
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

• Tujuan penulisan buku putih “Kedaulatan Agromaritim untuk Indonesia Emas


2045” ini adalah untuk menyampaikan aspirasi atau gagasan perubahan
untuk mewujudukan kedaulatan agromaritim oleh Himpunan Alumni
Institut Pertanian Bogor (HA-IPB) untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Buku
ini sekaligus membahas permasalahan strategis dan krusial yang dihadapi
beberapa portofolio penting yang berhubungan dengan kedaulatan
agromaritim.
• Pendalaman masalah dan penjelasan substansial dilengkapi dengan data dan
fakta terkini, serta sedikit outlook atau ekspektasi masa depan. Rumusan dan
opsi strategi untuk mewujudkan kedaulatan agromaritim menjadi lebih jelas
dan berdasarkan bukti lapangan yang solid. Gagasan atau aspirasi perubahan
kebijakan pada setiap portofolio akan menjadi peta jalan untuk memperkuat
pencapaian kedaulatan agromaritim untuk mencapai Indonesia Emas 2045
tersebut.
• Substansi dan pendalaman setiap portofolio dilengkapi dengan falsafah dan
landasan teoretis serta pembahasan empiris untuk memperkuat konteks atau
dimensi khusus dalam pembangunan kedaulatan agromaritim.
• Aransemen kelembagaan dan pijakan kebijakan juga dibahas secara
komprehensif, setidaknya dalam tingkat strategis, walau tidak menutup
kemungkinan pada tingkat organisasi dan tingkat operasionbal lapangan.
• Elemen inovasi dan perubahan teknologi, termasuk dalam konteks industri
4.0 dan pembangunan masyarakat 5.0 yang lebih kompatibel dengan kondisi
negara maju pada Indonesia Emas 2045.

1.2 Sistematika dan Kontribusi Substantif


• Sistematika pembahasan dalam Buku Putih Kedaulatan agromaritim untuk
Indonesia Emas 2045 akan meliputi sembilan portofolio penting sebagai
berikut: pendidikan, pertanian, perindustrian, kelautan dan perikanan,
lingkungan hidup dan kehutanan, perdagangan, pembangunan desa, serta
koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan perencanaan
pembangunan untuk merangkum opsi solusi penanggulangan masalah dan
rencana aksi pencapaian perubahan kebijakan.

19
2.
Pendidikan
• Laju pendaftaran (enrollment rate) rendah, peningkatan kualitas
lambat, Indonesia tidak segera mampu meningkatkan kecerdasan
anak-anak peserta didik (IQ) dan skor PISA (Programme for
International Student Assessment).

Pendaftaran Sekolah Tingkat Nasional dan Provinsi Terpilih

Sumber: Bappenas, 2023

20
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Pendidikan Pekerja Rendah. Akreditasi SMK Masih Sedikit


Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) Tingkat Partisipasi Pendidikan Formal (%)

• Pandemi Covid-19 mempengaruhi kualitas pendidikan dasar, pendidikan


menengah dan pendidikan tinggi. Akses pendidikan universal secara umum
rendah, sehingga kualitas SDM secara keseluruhan juga rendah.

Kualitas gizi anak dan peserta didik menjadi faktor sentral dalam peningkatan
kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia. Tingkat pendidikan pekerja juga
rendah dan menjadi determinan produktivitas nasional. Visi ketahanan pangan
yang terlalu berorientasi pemenuhan kebutuhan energi (kalori) berpengaruh
pada kualitas pendidikan.

Tingkat Pendidikan Pekerja (%)

Sumber: BPS, 2023

21
2. PENDIDIKAN

Kualitas SDM: Akreditasi SMK (%)

Sumber: BPS, 2023

Transformasi dalam Pendidikan Tinggi


• Transformasi pendidikan tinggi mencakup tiga aspek utama, yaitu pendidikan/
pengajaran, penelitian dan pengabdian Masyarakat.
• Pertama, integrasi teknologi dalam pengalaman belajar dengan
mengembangkan model-model pembelajaran yang lebih fleksibel dan
personal, ruang kelas virtual, dan platform interaktif yang memungkinkan
mahasiswa mengakses pendidikan kapan saja, di mana saja, dan mendorong
literasi digital. Microcredentials saat ini telah menjadi alternatif dalam proses
pembelajaran yang menawarkan kompetensi-kompetensi khusus kepada
mahasiswa.
• Namun program ini perlu dilakukan secara terarah dan terintegrasi dengan
rancangan pembelajaran program degree, sehingga benar-benar memperkuat
kompetensi utama, dan bukan sebaliknya mengaburkan kompetensi utama
tersebut.
• Di dalam prosesnya, perguruan tinggi melakukan penilaian berbasis
kompetensi yang memungkinkan mahasiswa menyesuaikan pendidikan
mereka dengan tujuan karir dan gaya belajar spesifik mereka.
• Kedua, meningkatkan impact dari riset dengan semakin mendorong riset-
riset yang berorientasi pada penyelesaian masalah riil dalam kehidupan
sehari-hari, perekonomian dan lingkungan, misalnya, untuk meningkatkan
kemampuan adaptasi petani, peternak, nelayan dan masyarakat sekitar

22
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

hutan terhadap dampak perubahan iklim, menghasilkan inovasi-inovasi


tepat guna untuk produktifitas pertanian, menciptakan efisiensi dalam rantai
pasok pertanian, mengurangi jejak karbon, mengembangkan model aplikatif
ekonomi sirkular berbasiskan masyarakat, dan lain sebagainya.
• Ketiga, semakin mendorong pembelajaran interdisipliner, dengan
menfasilitasi kolaborasi lintas disiplin ilmu untuk memberikan mahasiswa
pengalaman atas permasalahan-permasalahan riil, sosial, ekonomi, politik,
lingkungan, dan teknologi, yang dihadapi oleh masyarakat, dan dunia usaha
dan industri. Hasil-hasil penelitian terkini dibawa ke dalam kelas untuk dikaji
lebih dalam dengan mahasiswa.
• Project-based learning dan capstone project yang telah diaplikasikan beberapa
tahun terakhir perlu diperkuat dengan pengalaman teamwork lintas disiplin
untuk membangun pemahaman yang jelas dan komprehensif atas persoalan
riil yang dikaji serta menumbuhkan pemikiran kritis, pemecahan masalah,
dan kemampuan beradaptasi. Softskills semacam ini akan sangat berharga
dalam dunia kerja yang berubah cepat.
• Keempat, merevitalisasi konsep tridharma perguruan tinggi melalui
penguatan keterkaitan antara program pengabdian masyarakat (community
outreach) dengan pendidikan dan penelitian, untuk memperkuat proses
pembelajaran dua arah antara akademisi dan masyarakat/dunia industri.
• Meskipun konsep tridharma telah dianut sangat lama dalam sistem
pendidikan tinggi Indonesia, namun pengkajian ulang serta revitalisasi konsep
ini diperlukan untuk menjawab kompleksitas tantangan global yang telah
dijelaskan di bagian awal tulisan ini. ide integrasi pengabdian masyarakat,
pendidikan dan penelitian yang diadopsi oleh universitas-universitas publik
(land-grant universities) di Amerika, dapat menjadi pembelajaran bagi konteks
Indonesia.

Meningkatkan impact dari riset dengan


semakin mendorong riset-riset yang
berorientasi pada penyelesaian masalah
riil dalam kehidupan sehari-hari,
perekonomian dan lingkungan, misalnya,
untuk meningkatkan kemampuan
adaptasi petani, peternak, nelayan dan
masyarakat sekitar hutan.

23
2. PENDIDIKAN

• Tiga elemen kunci dalam integrasi pengabdian masyarakat dengan penelitian


dan pendidikan adalah: (1) relevansi dalam menyelesaikan persoalan-
persoalan penting yang dihadapi masyarakat; (2) kapasitas – pengetahuan,
keahlian dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan penting tersebut; dan (3) dampak atau perubahan apa yang akan
dihasilkan (Radhakrishna, Tobin and Foley, 2014). Perkembangan teknologi
yang begitu cepat, menuntut pendidik juga menggunakan teknologi digital
untuk memperkuat integrasi pengabdian masyarakat, pendidikan dan
penelitian.

2.2 Perubahan Kebijakan Pendidikan


• Reforma pendidikan (dasar, menengah, tinggi, non-formal, luar sekolah)
untuk menggenjot laju pendaftaran dan peningkatan akses pendidikan
• Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan dan keterampilan di bidang
agromaritim, untuk berkontribusi pada percepatan pengentasan kemiskinan,
utamanya daerah perdesaan
• Peningkatan akses pangan bermutu, aman sehat, dan utuh akan mampu
meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM. Dengan demikian, produksi dan
produktivitas agromaritim akan meningkat pesat;
• Pembentukan sikap positif SDM Indonesia dari segala kalangan dan usia
mengenai persiapan SDM unggul dengan penguasaan Artificial Intelligence
(AI). Telah disahkan dan tertuang dalam Permendikbudristek No. 53/2023
mewajibkan semua prodi untuk mengadakan mata kuliah AI.
• Kurikulum logical thinking, computing algorithm, dan coding harus diberikan
sejak dini, setiap level pendidikan, kepada semua orang, dan semua orang.
Kurikulum-kurikulum ini adalah salah satunya yang melesatkan negara-
negara yang sebelumnya setara Indonesia sebagai berkembang menjadi
negara maju.

Model Pendidikan Techno-Sociopreneurship:


Strategi Perubahan Menuju Indonesia Emas 2045
• Model pendidikan techno-sociopreneurship yang dikembangkan oleh Institut
Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah model pendidikan yang dapat
menjawab tantangan-tantangan global menyongsong Indonesia Emas 2045.
• Terdapat dua pilar utama dalam model ini, yakni technopreneurship dan
sociopreneurship, dengan mengadopsi dua pendekatan utama, yaitu bisnis

24
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Model pendidikan techno-


sociopreneurship yang
dikembangkan oleh Institut
Pertanian Bogor (IPB) merupakan
salah model pendidikan yang
dapat menjawab tantangan-
tantangan global menyongsong
Indonesia Emas 2045.

enterprise dan social enterprise (Pidato Rektor IPB, 2023). Model pendidikan
techno-sociopreneurship merupakan model pembelajaran yang dapat
menciptakan pembelajar yang tangkas (agile) dan lulusan yang memiliki
motivasi bisnis dan sosial yang kuat yang didukung oleh jiwa kepemimpinan
untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
• Tujuan dari model pendidikan ini adalah untuk memajukan riset, teknologi,
inovasi dan kewirausahaan secara integratif dengan mengadopsi model
perusahaan bisnis (business enterprise), serta mendorong perubahan dalam
masyarakat dengan memberikan pendampingan berkelanjutan kepada
petani, peternak, nelayan, masyarakat sekitar hutan, dan pelaku usaha skala kecil
dan menengah melalui pendekatan kewirausahaan sosial (social enterprise).
• Desain pembelajaran yang terpadu serta ekosistem yang mendukung
merupakan kunci dalam implementasi model pendidikan techno-
sociopreneurship. Model ini memadukan proses pembelajaran yang fleksibel
dan personal dengan real-problem exposure, melalui program-program
pengabdian masyarakat serta magang di dunia usaha/dunia industri, serta
didukung oleh introduksi dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian, inovasi dan
teknologi.
• Untuk itu, kolaborasi perguruan tinggi dengan industri, pemerintah,
CSO/NGO, dan masyarakat untuk membangun hubungan mutual dalam
pengembangan IPTEKS dan SDM.

25
2. PENDIDIKAN

Link & Match Pendidikan Vokasi SDM dengan Pembangunan


Industri di Daerah

26
3.
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Pertanian
3.1 Permasalahan Strategis Pertanian
• Sektor pertanian belum tumbuh stabil pasca Pandemi Covid-19,
belum dapat dijadikan andalan pengentasan kemiskinan dan
pembangunan investasi manusia;
• Produktivitas pertanian melambat dari Rp41,5 juta pada 2010 menjadi Rp22,9
juta per pekerja pada 2022.

Produktivitas padi ASEAN melandai: Inovasi Lambat?

27
3. PERTANIAN

Sistem pangan dan pertanian menjadi kontributor 33 persen emisi gas rumah
kaca, juga korban dari bencana ekologis, perubahan iklim, ancaman baru
keberlanjutan;
Pertumbuhan produktivitas padi di Indonesia melandai, karena inovasi yang
lambat, sangat jauh dibandingkan produktivitas padi di Vietnam dan Filipina.

Perubahan Iklim
• Perubahan iklim secara umum telah dan akan memberikan dampak negatif
besar terhadap pertanian Indonesia. Pengaruh perubahan iklim yaitu berupa
langsung dan tak langsung. Pengaruh langsung berupa penurunan produksi
karena gagal proses penyerbukan, temperatur yang tidak lagi optimum bagi
pertumbuhan tanaman, meningkatnya ancaman banjir, kekeringan, salinitas.
Perubahgan iklim meningkatkan serangan atau populasi hama dan penyakit
tanaman.
• Perubahan iklim juga berkontribusi terhadap meningkatnya serangan hama
dan penyakit menjadi tantangan produksi tanaman pangan saat ini dan masa
depan. Misalnya serangan wereng coklat tahun 2012-2019 rata-rata mencapai
72.550 ha/tahun dan penyakit blas 55.000 ha/tahun sehingga menyebabkan
kerugian hasil sebesar Rp 2, 43 trilyun/tahun.
• Diperkirakan dengan adanya perubahan iklim serangan wereng coklat akan
semakin parah, terbukti populasi dan kerusakan tanaman akibat outbreak
wereng coklat dengan peningkatan CO2 (570 ppm) dan suhu (30 lebih tinggi)
(Pandi et al 2018). Pada tanaman perkebunan dan hortikultura beberapa penyakit
baru muncul dan diduga terkait dengan perubahan iklim yaitu mati pucuk pada
pala, mati pucuk pada cengkeh dan penyakit penyakit virus pada cabai.

Teknologi Pertanian
• IPB berperan penting dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia.
IPB telah menghasilkan 116 varietas tanaman yang meliputi tanaman padi,
kacang kacangan, sayuran dan tanaman hias. Varietas padi IPB 3S , padi gogo
IPB 9G, Pepaya Calina IPB 9 merupakan yang ditanam di seluruh Indonesia
juga merupakan hasil inovasi IPB.
• IPB juga sedang mengembangkan varietas kentang yang adaptif di dataran
menengah, yang ketersediaan lahannya lebih banyak dan lebh tidak rentan
terhadap erosi. Teknologi produksi yang dikembangkan IPB adalah diantara
nya berupa teknologi media semai, kultur jaringan untuk produksi masal
benih, teknologi budidaya kedelai jenuh air, pupuk dan amelioran.

28
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

IPB telah menghasilkan 116


varietas tanaman yang meliputi
tanaman padi, kacang kacangan,
sayuran dan tanaman hias.
Varietas padi IPB 3S , padi gogo
IPB 9G, Pepaya Calina IPB 9
merupakan yang ditanam di
seluruh Indonesia juga merupakan
hasil inovasi IPB.

• Berbagai inovasi mikroba dihasilkan IPB sebagai biofertilizer, bio ameliorant


dan bahan penginduksi ketahanan terhadap cekaman abiotic seperti salinitas
dan kekeringan. Biofertilizer yang sudah dikembangkan oleh peneliti IPB yaitu
Provibio (konsorsium bakteri), Bio Hara (konsorsium bakteri).
• Selain itu IPB juga menghasikan formulasi bio pestisida berbahan aktif
mikrob (bakteri, dan cendawan) untuk pengendalian penyakit hawar daun
padi dan wereng batang coklat.
• Pola konsumsi yang sangat bergantung pada beras ini tentu memiliki
konsekuensi logis bagi pemenuhan pangan. Masyarakat semakin tidak
memiliki preverensi lain dalam memilih pangan.
• Sumberdaya pangan lokal yang tadinya melimpah dan mudah diakses di
sekitar mereka menjadi semakin langka. Masyarkat bahkan banyak yang
tidak mampu menjangkau pangan berkualitas dan bergizi seimbang

SDM Pertanian
• Penurunan tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian menjadi hal
yang cukup memprihatinkan mengingat ketahanan pangan nasional yang
bertumpu pada sektor ini. Sensus pertanian di tahun 2013 menunjukkan
rendahnya proporsi petani berusia di bawah 35 tahun di Indonesia, yaitu
sebesar 12,9% (BPS, 2023).

29
3. PERTANIAN

30
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

• Penurunan angka penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dari tahun ke


tahun menunjukkan bahwa belum banyak generasi muda yang masuk dalam
sektor pertanian menggantikan kelompok tenaga kerja sebelumnya.
• Tenaga kerja di sektor pertanian kerap menghadapi berbagai permasalahan
seperti rendahnya produktivitas, daya beli, dan rendahnya tingkat
kesejahteraan. Hal ini menyebabkan kurangnya minat generasi muda untuk
bekerja di sektor pertanian.
• Jika permasalahan sumberdaya manusia tidak segera diselesaikan, akan
terjadi permasalahan yang serius di dunia pertanian terutama petani saat ini
didominasi oleh kelompok umur tua dan berpendidikan rendah sehingga
kapasitas untuk menerapkan teknologi juga rendah. Terdapat hubungan
yang nyata antara pendidikan dan produktivitas pertanian.

3.2 Perubahan Kebijakan Pertanian


• Pertanian Indonesia perlu menjadi pelopor perubahan teknologi, intensifikasi
berkelanjutan, berkontribusi pada ketangguhan atau resiliensi sistem pangan
pertanian berkelanjutan;
• Reforma sistem inovasi pertanian, digitalisasi, R&D, penyuluhan,
pendampingan petani, praktik budidaya baik (GAP), dukungan input: benih,
pupuk, irigasi, dll;

31
3. PERTANIAN

• Peningkatan produktivitas pertanian harus diiringi dengan pengembangan


agroindustri. Agroindustri didorong mengolah hasil pertanian agar produksi
pertanian tidak mengalami oversupply dan produk pertanian memiliki nilai
tambah dan daya saing.
• Peningkatan motivasi petani untuk mengolah produk atau meningkatkan
nilai tambah, untuk memperbaiki daya saing produk dan kesejahteraan
petani.
• Penyediaan pangan sehat, beragam, bergizi, sehat, aman (B2SA) dan
terjangkau. Fasilitasi investasi hijau, untuk menurunkan emisi karbon dan
mengembangkan energi baru terbarukan
• Pembentukan sikap positif pada SDM Indonesia usia dini tentang potensi
produk pangan, non-pangan, bahan bakar dalam kerangka transisi energi
yang lebih bersih dan berkelanjutan
• Peningkatan produktivitas pertanian harus diiringi dengan pembangunan
agroindustri yang Tangguh dan berdaya saing. Agroindustri didorong
mengolah hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan berkontribusi
pada Pembangunan ekonomi secara umum,
• Penyerapan hasil pertanian oleh industri manufaktur akan meningkatkan
dayasaing pertanian Indonesia dan perbaikan kesejahteraan petani
• Untuk menuju pertanian yang berdaya saing dan tangguh diperlukan
beberapa Langkah strategis:
• Pertama, debirokratisasi dan deregulasi peraturan di bidang pertanian.
Hambatan peraturan yang mendukung usaha tani, dan peraturan yang
menghambat inovasi dihilangkan
• Kedua, pengembangan pertanian lahan kering baik berupa terobosan
kebijakan dan inovasi teknologi untuk pengembangan tanaman pangan
dan hortikultura
• Ketiga, peningkatan akses produk pertanian untuk ekspor, melalui
peningkatan kapasitas teknologi, kelembagaan dan petani, serta perluasan
akses produk pertanian Indonesia di luar negeri

32
4.
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Perindustrian
4.1 Permasalahan Strategis Perindustrian
• Sektor industri manufaktur tumbuh rendah 4.89 persen pada 2022,
lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Indonesia 5.32 persen.
Pangsa industri terhadap PDB 18,34 persen, atau deindustrialisasi
terlalu dini, sehingga industri nasional cenderung tidak kuat, tidak
dalam dan berdayasaing rendah.
• Industri berbasis agromaritim menyumbang devisa terbesar, yaitu USD 36,55
miliar atau Rp 570 triliun pada 2022, terdiri dari industri kelapa sawit (84%),
kelapa, kopi, kakao, teh, minyak atsiri, dll.
• Peningkatan nilai tambah atau hilirisasi pada industri prioritas nasional
berjalan lambat, karena dukungan kualitas sumberdaya manusia (SDM),
infrastruktur dan konsistensi kebijakan juga rendah;

33
4. PERINDUSTRIAN

Sebaran Hilirisasi Industri Agromaritim


Sebaran Hilirisasi Industri Agromaritim

Riau Kalimantan
Kepulauan Kalimantan Sulawesi Maluku
Getah Pinus, Timur
Riau Barat Utara Utara
Aceh Kelapa, dan Kayu Log
Rumput Laut Kayu Log Kelapa, TCT TCT, Papua Barat
Getah Sawit
Kelapa Udang, dan
Pinus Sulawesi Rajungan Papua Barat
Barat Daya
Sumatera Udang Rumput Laut
Utara Sawit
& Karet

Jambi
Sulawesi
Kelapa, Kayu
Tengah
Log
TCT
Kalimantan
Kalimantan
Tengah
Sumatera Selatan Sulawesi Sulawesi
Sawit
Selatan Sawit Selatan Tenggara
Karet & Kelapa Kayu log Kayu Log, Udang M a luku
Jawa Barat Udang, Rajungan TCT, Udang,
Rajungan,
Getah Pinus, Jawa Tengah Jawa Timur Rajungan,
Rumput Laut
Kayu Log, Getah Pinus, Kelapa, Kayu Bali
Rumput, Laut,
NTB NTT
Karet, Garam Kayu Log, Log, TCT, Garam
Udang, Rumput Rumput Laut Rumput Laut,
Rumput Laut Laut Garam
Garam
Sumber: BKPM dan INDEF, 2022

Kontribusi
Kontribusi ProduksiKomoditas
Produksi Komoditas Indonesia terhadap
Indonesia Dunia
Terhadap Dunia
SAWIT KELAPA KARET BIOFUEL KAYU LOG GETAH UDANG IKAN RAJUNGAN RUMPUT POTENSI
PINUS TCT LAUT LAHAN GARAM

#1 Dunia#1 Dunia#2 Dunia #6 Dunia#3 Dunia #3 Dunia#1 Dunia#2 Dunia#2 Dunia

58,7% 27% 23,6% 59% 4% 1 3% 1 6% 21 % 3% 28% 41 .734 Ha

34
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

4.2 Rekomendasi Kebijakan Perindustrian


• Strategi penguatan dan pendalaman industri menggunakan teknologi cerdas
dan presisi, sekaligus untuk meningkaykan daya saing industri nasional,
bahkan untuk masuk ke pasar global;
• Sumber daya lokal yang paling tinggi di seluruh Indonesia adalah sumber
daya pertanian. Oleh karena itu pembangunan pertanian harus berorientasi
industri untuk peningkatan daya saing agroindustri. Dorong pertumbuhan
agroindustri di setiap wilayah untuk menyerap hasil panen
• Pengembangan industri hijau, utamanya pada industri agromaritim, sesuai
komitmen nasional pembangunan rendah karbon berketahanan iklim,
memenuhi target NDC dan Indonesia Emas 2045;
• Strategi hilirisasi industri berbasis menjadi salah satu best-practices dalam
berbaikan ketelusuran bahan baku industri, perbaikan daya saing industri
serta keterpaduan hulu-hilir yang lebih inklusif;

Industri Farmasi dan Kosmetik ke Depan

35
4. PERINDUSTRIAN

Industri Farmasi dan Kosmetik ke depan

• Agroindustri berorientasi pasar akan menuntut bahan baku berkualitas,


bermitra dengan petani agar mampu menghasilkan bahan baku berkualitas
tinggi. Kinerja di hulu meningkat, oversupply dan fluktuasi harga dapat
dihindari. Nilai tambah dan daya saing yang meningkat akan menghasilkan
peningkatan kesejahteraan.
• Khusus strategi pembangunan industri agromaritim, Termasuk industri
farmasi dan kosmetik, yang berbasis bahan baku alami yang tersedia di
daratan dan lautan;
• Penguatan pasokan bahan baku, peningkatan produktivitas di hulu, dukungan
digitalisasi rantai nilai, penyedian big data dan promosi investasi dengan
skema insentif memadai, sistem logistik dan sinkronisasi antar wilayah plus
pusat-daerah.
• Pengendalian proses dan aktivitias industri, modernisasi agroindustri harus
dilakukan dengan penggunaan mekanisasi dengan automatisasi dan
digitalisasi termasuk penggunaan AI, sehingga produk yang dihasilkan
memiliki jaminan mutu tinggi.

36
5.
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Kelautan dan
Perikanan
5.1 Permasalahan Strategis Kelautan Perikanan
• Paradigma benua maritim belum menjadi landasan pembangunan
nasional, atau tidak menjadi arus utama pemikiran pembangunan.
Sektor kelautan perikanan belum mampu berkontribusi pada
peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat umum lainnya

Daya Saing Industri Perikanan menurut Harga (USD/kg)

Olahan Ikan Tuna Segar T


UAE 3,21 Thailand 0,71
Mexico 3,41 1,07 India
Thailand 4,00 Maldives 2,51
Philippines 4,36 UAE
4,16 Italy 6,02
Indonesia 4,24 7,77 Japan
Ecuador 4,38 Portugal 8,53
Germany 4,45 9,49 Philippines
El Salvador 4,86 Brazil 9,50
China 5,19 11,03
Croatia Thailand
Portugal 5,50 11,54
11,63
Netherlands 5,97 Turkey 11,68 Indonesia
Spain 6,56 12,37
Italy 7,48 Mexico 14,06 Australia
0 5 10 0 5 10 15 0

Minyak Ikan Tepung Ikan 37


Colag
Indonesia 1,53 Indonesia 0,58 Australia
China 5,19 11,03
Croatia Thailand 3,
Portugal 5,50 11,54
11,63 3
Netherlands 5,97 Turkey 11,68 Indonesia
Spain
5. KELAUTAN DAN PERIKANAN6,56 12,37
Italy 7,48 Mexico 14,06 Australia
0 5 10 0 5 10 15 0

Minyak Ikan Tepung Ikan Colagen da


1
Indonesia 1,53 Indonesia 0,58 Australia
n Malaysia
Tuna
1,62 Segar
1,72 India
Tuna Beku
1,03
1,10 Rep. of Korea
1 Thailand 1,76
0,71 1,16 1,15
41 Denmark 1,99
1,07 Malaysia
India 1,23 1,19 India
,00 Maldives 2,19
2,51 1,36 1,32
France 2,42
4,36 Japan
UAE 1,74 1,40 Spain
,16 Italy 1,44
2,53 6,02 2,10
4,24 Spain 2,65 7,77 Russian 1,49 Turkey
Japan 2,28
4,38 Portugal 2,70 8,53 1,55
2,40 USA
4,45 Japan 2,92 9,49 Iceland 1,57
Philippines 2,42
4,86 Brazil 2,97 9,50 1,58
Chile 2,50 France
5,19 USA 3,01 11,03 1,61
Croatia 8,85 Thailand 3,00 2,10
5,50 3,26 11,54 Brazil
China 11,63 France 3,09 2,12
5,97 Turkey 11,68 Indonesia 4,16 -
6,56 0 5 10
12,37 0 1 5,442 3
7,48 Mexico 14,06 Australia 8,86
10 0 5 10 15 0 5 10

Tuna Beku
Tepung Ikan Colagen dan Gelatin
1,16 1,6
Indonesia 0,58 Australia 3,4
India 1,23 1,03 6,5
India1,36 1,10 Rep. of Korea 6,7
UAE 1,74 1,15 6,7
Malaysia 2,10 1,19 India 6,5
Japan 2,28 1,32 6,6
Japan 2,40 1,40 Spain 4,5
49 Philippines 2,42 1,44 6,7
50 Russian 2,50 1,49 Turkey 5,4
11,03 1,55 5,3
Thailand 3,00 USA 7,2
11,54 Iceland 1,57
11,63 3,09 4,5
1,58
11,68 Indonesia Chile 4,16 France 5,0
1,61
5,44 5,7
6 12,37 8,85 2,10 Brazil 5,9
14,06 Australia France 8,86 2,12
0 5 10 - 5,0 10,0
5 15 10 0 1 2 3
Colagen dan Gelatin
• Pemanfaatan sumberdaya
1,6 laut, kebijakan penangkapan ikan terukur (PP
Australia 3,4
03 11/2023) untuk kelestarian
6,5
sumber daya ikan masih stagnan, karena tafsir
,10 atas aturan baru tersebut6,7
Rep. of Korea belum menjadi acuan bertindak di lapangan;
1,15 6,7
1,19 • India
Keberlanjutan dari pengelolaan
6,5 sumberdaya Kelautan dan perikanan belum
1,32 6,6
1,40 jelas, bahkan
Spain melemahkan
4,5 dayasaing. Ekspor perikanan 2022 mencapai USD
1,44 6,7
6,24 miliar, jauh dari potensi ekonomi USD 1.334 miliar.
1,49 Turkey 5,4
1,55 • Peningkatan 5,3 dan value chains kelautan dan perikanan berjalan
nilai tambah
1,57 USA 7,2
1,58 lambat. Disparitas nilai
4,5tambah Indonesia Barat dan Indonesia Timur masih
1,61 lebar. France 5,0
5,7
2,10 Brazil 5,9
2,12
- 5,0 10,0
2 38 3
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

PP 11/2023: Pembagian Zona Penangkapan Ikan Terukur

Daya Saing Agroindustri Udang Indonesia

39
5. KELAUTAN DAN PERIKANAN

40
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

• Daya saing produk perikanan secara umum masih, walau nilai RCA (Revealed
Comparative Advantage) cukup tinggi, menempati peringkat menengah
global;
• Persoalan logistik keluatan dan perikanan yang coba diselesaikan dengan
sistem tol-laut masih belum dapat terpecahkan dan menjadi problema baru
rantai nilai.
• Paradigma baru “ship promotes the trade” tidak serta-merta dapat
dikembangkan di Indonesia yang masih mengalami disparitas industri dan
ketidakadilan antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Sistem rantai nilai
produk kelautan dan perikanan dengan paradigma lama “ship follows the
trade” perlu dimodernisasi ke depan.

5.2 Perubahan Kebijakan Kelautan dan Perikanan


• Di tingkat strategis, diseminasi cara pikir archipelagic thinking dan cara tindak
perencanaan pembangunan benua maritim, pembangunan perikanan
integrasi
• Simplifikasi operasionalisasi kebijakan penangkapan ikan terukur, administrasi
perolehan devisa hasil ekspor agar tidak mengganggu cash-flow pelaku
usaha;
• Perbaikan pelayan administrasi perizinan usaha dan promosi makan ikan
untuk meningkatkan kualitas konsumsi protein dan pangan berimbang
terjangkau;
• Integrasi pengentasan kemiskinan nelayan peningkatan konsumsi ikan untuk
dapat berkontribusi pada percepatan penurunan stunting, utamanya di
daerah pesisir, berikut keberlanjutan sumber daya perikanan, bukan sekadar
komersialisasi yang ekstraktif;
• Perbaikan rantai pasok agroindustri kelautan dan perikanan untuk
memperluas pasar dan meningkatkan competitiveness di pasar domestik dan
internasional;
• Pembenahan rantai pasok antara lain dengan pengembangan infrastrustur
dan fasilitas cold chain dan teknologi digital untuk meningkatkan
ketertelusuran (traceability) dan jaminan mutu produk.
• Reformulasi kerangka kelembagaan, meliputi aspek tata kelola wilayah, tata
kelola pangan dan industri berbasis laut, tata kelola industri kelautan, serta
manajemen sektor kelautan dan perikanan.

41
6.
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
6.1 Permasahan Strategis Lingkungan Hidup-Kehutanan
• Kinerja pertumbuhan rendah sektor kehutanan dalam satu
dekade, dan negatif sejak Pandemi Covid-19, mengubah fokus
pembangunan rendah karbon (dekarbonisasi);
• Pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) cenderung merusak ekosistem
membuat Indonesia sangat rentan terhadap risiko ekologis, perubahan iklim,
ketinggian air laut, bencana alam dll.
• Strategi konservasi, tata ruang, dan manajemen hutan lestari (SFM)
menghadapi masalah sinkronisasi kebijakan pembangunan daerah pasca UU
23/2014 Pemerintahan Daerah;
• Dukungan regulasi sistem insentif dan disinsentif untuk ekonomi hijau lemah,
inkonsistensi tataguna lahan mengarah pada deforestasi dan degradasi,
pencemaran dan kelangkaan air.
• Lebih dari 65% daratan Indonesia merupakan kawasan hutan, namun
kontribusi sektor kehutanan terhadap PDB semakin menurun hingga sekitar
42
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Lebih dari 65% daratan


Indonesia merupakan
kawasan hutan, namun
kontribusi sektor kehutanan
terhadap PDB semakin
menurun hingga sekitar
0,6%.

0,6%. Target Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi tahun 2045


akan lebih mudah tercapai jika dapat mengoptimalkan pemanfaatan bagian
terluas dari daratan Indonesia yakni kawasan hutan;
• Deforestasi masih akan terjadi sepanjang secara ekonomi produktivitas lahan
hutan tetap rendah. Sangat rendahnya produktivitas lahan hutan memicu
terjadinya konversi hutan untuk penggunaan lahan yang lebih produktif.
Multiusaha kehutanan diharapkan dapat menekan deforestasi dan konversi
lahan hutan karena membuat lahan hutan lebih produktif dan bisnis
kehutanan lebih kompetitif secara ekonomi;
• Kebijakan pelarangan ekspor kayu bulat menyebabkan distorsi harga kayu
bulat domestik sehingga bisnis kayu tidak lagi menarik. Akibatnya banyak
perusahaan kehutanan saat ini tidak berminat memanen kayu. Hal ini dapat
mengancam ketersediaan bahan baku kayu bulat di dalam negeri serta
memicu maraknya pasar gelap dan ekspor kayu ilegal;
• Akibat harga kayu domestik yang tidak kompetitif, bisnis kayu banyak beralih
menjadi bisnis karbon. Di satu sisi bisnis karbon berdampak positif terhadap
semangat perbaikan lingkungan, namun di sisi lain beralihnya bisnis kayu
menjadi bisnis karbon mengancam terputusnya keterkaitan ekonomi bisnis
kayu (forward dan backward linkage) serta efek pengganda (multiplier effects)
output, pendapatan, dan tenaga kerja dari panjangnya rantai bisnis kayu,
yang sangat tidak sebanding dengan rendahnya keterkaitan ekonomi bisnis
karbon;

43
6. LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

• Perdagangan karbon di pasar sekunder (bursa karbon) tidak dapat berjalan


optimal karena regulasi yang tidak sesuai dengan logika pasar dan basis
sains yang lemah. Perdagangan karbon internasional dapat ditunda sampai
tercapainya NDC, namun perdagangan karbon domestik harus dibuka lebar
dengan dukungan regulasi yang operasional. Kepentingan sektoral dan
kelompok harus dikesampingkan untuk memastikan perdagangan karbon
berjalan sesuai dengan harapan.
• Pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dapat ditingkatkan sepanjang tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung ekologisnya. Pelarangan
pemanfaatan SDA bukan kebijakan yang tepat karena menyebabkan
kemubaziran sumberdaya. Sebaliknya pemanfaatan SDA yang melampaui
daya dukung dan daya tampung dapat merusak ekosistem, sehingga
membuat Indonesia sangat rentan menghadapi risiko bencana ekologis.
• Strategi konservasi, tata ruang, dan manajemen hutan lestari (SFM)
menghadapi masalah sinkronisasi kebijakan pembangunan daerah pasca UU
23/2014 Pemerintahan Daerah;
• Dukungan regulasi sistem insentif dan disinsentif untuk ekonomi hijau lemah,
inkonsistensi tataguna lahan mengarah pada deforestas dan degradasi,
pencemaran dan kelangkaan air.

6.2 Perubahan Kebijakan Lingkungan Hidup Kehutanan


• Governansi lingkungan hidup, keberpihakan perhutanan sosial, isu
keberlanjutan di daratan, lautan, emisi karbon menjamin keselamatan dan
kualitas lingkungan hidup;
• Pembangunan rendah iklim perlu menyesuaikan secara khusus dengan
kondisi negara kepulauan dan kesenjangan persebaran wilayah desa-kota;
• Sinkronisasi implementasi konservasi, tata ruang, dan manajemen hutan
lestari perlu berbasis keilmuan, sesuai peraturan perundangan, didukung
bukti dan praktik cerdas;
• Pembangunan green industry dengan sistem carbon trading untuk
memudahkan penerapan regulasi pengaturan emisi karbon.
• Governansi lingkungan hidup, keberpihakan perhutanan sosial, isu
keberlanjutan di daratan, di lautan, emisi karbon menjamin keselamatan dan
kualitas lingkungan hidup;
• Indonesia harus memperjuangkan kebijakan iklim yang adil (climate justice)
diantaranya dengan menyuarakan kesetaraan hak setiap insan di muka
bumi untuk mengemisi (equal right to emit). Dalam perspektif ini target
44
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Trend Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Sumber: Bappenas, 2023

45
6. LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Indonesia harus memperjuangkan


kebijakan iklim yang adil (climate
justice) diantaranya dengan
menyuarakan kesetaraan hak
setiap insan di muka bumi untuk
mengemisi (equal right to emit).

Intensitas Emisi GRK 2010-2021

Sumber: BPS (2023)

46
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

NDC dari masing-masing negara seharusnya didekati dengan nilai target


absolut emisi per kapita, bukan persentase penurunan emisi total dari setiap
negara. Dengan cara ini maka tujuan menghentikan laju kenaikan suhu bumi
kurang dari 1,50C sesuai dengan Kesepakatan Paris lebih mungkin tercapai.
Pembangunan rendah iklim (dekarbonisasi) perlu menyesuaikan secara
khusus dengan kondisi keterpaparan emisi di setiap daerah, kesenjangan
sosial-ekonomi, persebaran pulau-pulau, dan wilayah desa-kota;
• Sinkronisasi implementasi konservasi, tataruang, dan manajemen hutan
lestari perlu berbasis keilmuan, sesuai peraturan perundangan, didukung
bukti dan praktik cerdas.

Penurunan GRK 2010-2021: 5,65 GtCO2 eq (27,07%)

Sumber: BPS (2023)

47
7.
Perdagangan
7.1 Permasalahan Strategis Perdagangan
• Perdagangan internasional beregerak ke arah lebih protektif dan
pragmatis, menjadikan kerjasama dan diplomasi ekonomi semakin
kompleks, berbiaya tinggi dan berdampak domestik lebih rumit;
• Sistem logistik Indonesia yang rendah, bahkan salah satu yang terendah di
Asia, menjadikan kinerja perdagangan tidak efisien, berbiaya ekonomi tinggi
dan menghasilkan penerimaan yang rendah;
• Konektivitas tidak terintegrasi sepenuhnya menyebabkan biaya logistik 23,2
persen dari PDB, masih banyak regulasi yang menghambat, kuantitas dan
kualitas SDM tidak merata, utamanya Luar Jawa.
• Beberapa hambatan dalam perdagangan pertanian internasional seperti
Sanitari dan Fitosanitari dan standar lingkungan, yaitu peraturan pemerintah
suatu negara dalam menjaga keamanan pangan, kesehatan hewan dan
tumbuhan yang bertujuan untuk melindungi hak-hak konsumen akan produk
yang dikonsumsi dan juga untuk melindungi produk-produk yang dihasilkan
oleh produsen domestik.
• Setiap tahun terjadi lebih dari 200 kasus penolakan produk pangan Indonesia
di Amerika Serikat oleh US-FDA dengan rata-rata tiap tahun terjadi 289 kasus
penolakan. Sejak 2022, Jepang menghentikan impor kopi dari Indonesia
karena menemukan residu insektisida dalam produk yang dikirim. Jika tidak
ditangani serius, bahan beracun seperti pestisida, herbisida dan insektisida
akan mengancam posisi Indonesia di pasar kopi dunia.

48
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

• Isu standar lingkungan yang semakin gencar dibahas dan telah diberlakukan
oleh negara-negara maju juga dikhawatirkaan menjadi hambatan
perdagangan tersendiri khususnya pengaruhnya terhadap kinerja ekspor.
Negara maju standar lingkungan tersebut seringkali digunakan untuk tujuan
tidak langsung yaitu untuk melindungi industri-industri dalam negerinya.
Seperti isu lingkungan pada hasil CPO Indonesia.

Konektivitas tidak terintegrasi


sepenuhnya menyebabkan
biaya logistik 23,2 persen dari
PDB, masih banyak regulasi
yang menghambat, kuantitas
dan kualitas SDM tidak merata,
utamanya Luar Jawa.

49
Pangsa Ekspor CPO: Indonesia 48%
7. PERDAGANGAN

Pangsa Ekspor CPO: Indonesia 48%

Lainnya Indonesia
20% 48%

Amerika
Selatan
3%
Thailand
3%
Afrika
4%

Malaysia
22%

Transportasi Global menurut Moda Transportasi

Transportasi Global menurut Moda Transportasi

Sumber: Our World in Data, 2022

50 Sumber: Our World in Data, 2022


Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Trade Expo Indonesia 2022-2023

7.2 Rekomendasi Kebijakan Perdagangan


• Penguatan kerjasama ekonomi kawasan yang lebih inklusif, diplomasi dan
kerjasama perdagangan yang didukung oleh kolaborasi bisinis, pendidikan,
riset, dan pertukaran budaya yang lebih inovatif;
• Simplifikasi regulasi yang menghambat arus barang dan jasa, percepatan
pembangunan pelabuhan dan sarana transportasi dalam negeri, perbaikan
sistem tol laut dikaitkan dengan karakter wilayah;
• Penguatan SDM secara khusus dalam bidang sistem logistik, untuk
mendukung keterkaitan wilayah serta percepatan Pembangunan sentra-
sentra pertumbuhan ekonomi baru, terutama di Luar Jawa;
• Adaptasi dan aplikasi ekonomi hijau, misalnya melalui sertifikasi berkelanjutan
produk agromaritim berkontribusi pada ketelacakan produk dan menjaga
keberlanjutan daya dukung dan daya tampung.
• Prioritas pada pembenahan rantai nilai produk pangan bergolak (volatile
foods) yang sering menjadi determinan inflasi dan instabilitas harga pangan,
serta kontributor sensitif pada garis kemiskinan;

51
8.
Pembangunan
Perdesaan
8.1 Permasalahan Strategis Perdesaan
• Pembangunan perdesaan mengalami dinamika cepat selama
Pandemi Covid-19 dan pasca-Covid, terjadi peristiwa ruralisasi,
banyak gelombang pekerja dari perkotaan dan perdesaan.
• Pertambahan tenaga kerja menjadi beban khusus bagi pertanian, karena
produktivitas tenaga kerja pertanian dan perdesaan cukup rendah. Tantangan
besar bagi pembangunan perdesaan dan pengembangan wilayah yang akan
dijadikan episentrum pembangunan Indonesia.
• Perdesaan Indonesia masih banyak menghadapi masalah mendasar; seperti
dalam ketersediaan air bersih, layanan kesehatan, ketersediaan sekolah,
masalah kekurangan gizi dan kerentanan pangan, dan sebagainya.
• Kemiskinan di Indonesia, sebagian besar berada di Pedesaan. Masih ada
sekitar 15 juta orang penduduk pedesaan berada dalam kemiskinan (55%
dari total penduduk miskin, 13% dari total penduduk desa)
• Dari 25,9 juta penduduk miskin (9,4% dari total penduduk), mayoritas tinggal
di perdesaan, mereka mereka adalah petani, buruh tani, dan pekerja tidak
tetap dll. Sebaliknya, mereka adalah tenaga kerja perdesaan yang perlu
ditingkatkan kapasitas untuk dapat lebih produktif. Angka ketimpangan
Rasio Gini 0,388 di perdesaan lebih rendah dari 0,402 di perkotaan.

52
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Harmonisasi kehidupan
sosial-ekonomi, sosial-
politik, bahkan kebudayaan
dan peradaban manusia
tergantung pada
keseimbangan dan
berkurangnya kesenjangan
kehidupan desa-kota (rural-
urban inclusivity).

• Urbanisasi (orang desa pindah ke kota dan desa-desa menjadi kota) tidak
terhindari (75% penduduk akan tinggal di kota), tetapi masa depan tergantung
pada Desa; buruk desa, buruk masa depan kita
• Simulasi yang dilakukan UN, tahun 2050 Pangan sebagian besar (57%) masih
akan disediakan oleh daerah Desa (rural-area); meskipun ‘urban-farming’ akan
semakin berkembang
• ‘Pertempuran’ menghadapi iklim ekstrim dan ketidak-pastian iklim akan
banyak bergantung pada peran pedesaan mempertahankan bentang-alam-
hijau nya
• Harmonisasi kehidupan sosial-ekonomi, sosial-politik, bahkan kebudayaan
dan peradaban manusia tergantung pada keseimbangan dan berkurangnya
kesenjangan kehidupan desa-kota (rural-urban inclusivity)
• Sekitar 25% atau hampir 8 juta dari 31 juta anak usia dini masih terkategori
‘stunting’, dan 62% dari jumlah itu berada di Perdesaan)

53
8. PEMBANGUNAN PERDESAAN

8.2 Perubahan Kebijakan Perdesaan


• Implementasi strategi pembanguan perdesaan dengan modernisasi sistem
produksi pangan dan pertanian, inovsi teknologi, pertanian presisi, pasca
panen, digitalisasi rantai nilai, dll.
• Perluasan lapangan kerja non-pertanian (rural non-farm employment),
mulai dari industrialissai perdesaan, pengolahan hasil agromaritim, strategi
pemasaran, dan jasa pendukung lainnya;
• Peningkatan ekonomi kreatif di perdesaan, sinergi peningkatan kapasitas dan
pengembangan SDM pedesaan, pemanfaatan dana desa untuk ketahanan
pangan dan agromaritim,
• Percepatan penganekaraman pangan di perdesaan berbasis potensi dan
kearifan lokal untuk meningkatkan gizi seimbang dan kualitas kesehatan
masyarakat desa agar lebih produktif.
• Interkonektivitas antara desa dan kota harus dibangun dan didukung dengan
pengembangan teknologi informasi dan digital yang diiringi peningkatan
aksesibilitas.
• Mewujudkan strategi revitalisasi desa, melalui beberapa strategi berikut:
• Pertama, meletakkan kembali arti penting desa secara proporsional
dalam kehidupan sosial ekonomi politik bangsa dan negara.
• Kedua, menegaskan peran dan kontribusi utama desa bagi masyarakat-
bangsa secara keseluruhan
• Ketiga, desa bukan daerah yang ‘akan ditinggalkan’, dan membangun
desa bukan berarti membuat ‘desa menjadi kota
• Keempat, integrasi beberapa faktor kunci:
1) Infrastruktur desa;
2) Keberlanjutan ekonomi dan bisnis pedesaan;
3) Kehidupan sosial budaya dan kearifan lokal desa;
4) Kelestarian bentang alam desa;
5) Daya dukung dan daya tahan desa;
6) Keterkaitan dan saling ketergantungan desa-desa dan desa-kota
7) Kepeloporan, pendampingan, kewirausahaan desa – inspirasi Kasim
Arifin, Alumni IPB

54
9.
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

UMKM dan
Koperasi
9.1 Permasalahan Strategis UMKM dan Koerasi
• Kontribusi UMKM dan koperasi pada perekonoman dan
penyerapan tenaga kerja tidak merata dan tidak berbasis wilayah
membuat modernisasi dan pengembangannya berjalan lambat;
• UMKM dan koperasi mencakup lebih dari 99 persen jumlah usaha yang
dijalankan masyarakat Indonesia, termasuk di dalamnya lebih dari 26 juta
rumah tangga petani. Pemerintah berupaya melakukan pendataan ulang
tentang jumlah dan kontribusi UMKM dan koperasi tersebut menurut provinsi
di Indonesia.
• UMKM dan koperasi jenis lain misalnya sektor kriya menyumbangkan 14
persen dari PDB ekonomi kreatif.
• Akan tetapi, koperasi sebagai sokoguru perekonomian Indonesia hanya
berperan 1,07 persen pada PDB, amat jauh dari cita-cita ideal dan amanat
konstitusi, karena basis ideologinya jarang tersentuh;
• UMKM dan koperasi memiliki pekerja berkeahlian rendah, bergerak di sektor
bernilai tambah rendah; penggunaan teknologi dan inovasi rendah, kapasitas
pengelolaan usaha juga rendah;
• UMKM dan koperasi memegang peran penting, bukan saja untuk pencapaian

55
9. UMKM DAN KOPERASI

Komitmen Pemerintah
Indonesia untuk memajukan
UMKM dan koperasi adalah
suatu keniscayaan, terutama
untuk menjalankan amanah
Pancasila dan UUD 1945.

pembangunan ekonomi yang inklusif (ekonomi kerakyatan), namun dari


beberapa indikator ekonomi, UMKM dan koperasi di Indonesia telah berperan
secara signifikan.
• UMKM dan koperasi berkontribusi pada perekonomian dan penyerapan
tenaga kerja tidak merata dan tidak berbasis wilayah membuat modernisasi
dan pengembangannya berjalan lambat. Kontribusi UMKM dan koperasi
terhadap pembentukan output nasional pada tahun 2021 mencapai lebih
dari 60 persen (Bank Indonesia, 2022).
• Secara sektoral, UMKM pertanian memiliki karakteristik gurem dan didominasi
penguasaan lahan kecil-kecil, atau kurang dari setengah hektar. Demikian
pula untuk kerajinan dan pengolahan makanan serta minuman, didominasi
oleh usaha perorangan.
• Skala usaha yang kecil menghambat UMKM dan koperasi untuk mencapai
skala penghematan ekonomi, dan juga melemahkan posisi tawar petani
di dalam rantai nilai. Beberapa upaya integrasi secara horizontal sudah
dilakukan, namun belum tampak perkembangan yang berarti, antara lain
disebabkan masih minimnya dukungan regulasi yang dapat menjadi payung
dari program lintas sektor.
• Pengembangan UMKM dan koperasi sudah harus mempertimbangkan
aspek keberlanjutan. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling
rentan terhadap perubahan iklim dan didominasi praktek yang belum
ramah lingkungan, sehingga ke depan dapat menurunkan produktivitas dan
ketahanan pangan nasional.

56
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

• Untuk UMKM industri kriya yang menduduki posisi ketiga setelah kuliner
dan fesyen menghadapi permasalahan isu lingkungan berupa limbah yang
dihasilkan. Seiring dengan tuntutan fora internasional untuk mengembangkan
produk hijau, maka penting bagi UMKM dan koperasi memasukkan unsur
keberlanjutan sehingga akses kepada pasar global dapat bertahan.
• UMKM dan koperasi memiliki pekerja berkeahlian rendah, bergerak di sektor
bernilai tambah rendah; penggunaan teknologi dan inovasi rendah, kapasitas
pengelolaan usaha juga rendah.
• Secara ringkas, setidaknya terdapat tiga persoalan utama yang dihadapi oleh
UMKM dan koperasi, yaitu:
• Pertama, Penyerapan tenaga kerja tidak merata dan belum berbasis
wilayah.
• Kedua, akses permodalan yang terbatas: belum mampu memenuhi
aspek 5C yang menjadi persyaratan pembiayaan dari lembaga keuangan.
• Ketiga, akses pasar yang rendah: pemenuhan tuntutan kualitas dan
kontinuitas juga tidak jarang kuantitas yang masih terbatas untuk
memenuhi permintaan industri
• Keempat, adopsi teknologi yang lebih efisien dan berkelanjutan, karena
kurangnya kapasitas SDM dan masih mahalnya penerapan teknologi
untuk skala usaha yang terbatas.

9.2 Perubahan Kebijakan Koperasi


• Penguatan landasan ideologi koperasi sebagai sokoguru perekonomian
Indonesia, diseminasi contoh terbaik (best practices) keberhasilan bisnis
koperasi, governansi sosial-ekonomi, dll
• Khusus dalam bidang agromaritim, pengembangan model inclusive closed-
loop sebagai suatu kolaborasi antara pelaku dan pengampu kepentingan
untuk mengembangkan ekonomi daerah;
• Komitmen Pemerintah Indonesia untuk memajukan UMKM dan koperasi
adalah suatu keniscayaan, terutama untuk menjalankan amanah Pancasila
dan UUD 1945. Ekonomi kerakyatan atau ekonomi Pancasila harus bertumbuh
sehingga makna pembangunan ekonomi adalah sebenar-benarnya untuk
meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia (standard of living). Pelajaran
baik dari berbagai negara di dunia, seperti Belanda, Jerman, India dan
China: UMKM dan koperasi mendapatkan dukungan penuh mulai dari akses
terhadap pembiayaan; pasar (hingga global) dan fasilitasi untuk adopsi
inovasi dan teknologi.
57
9. UMKM DAN KOPERASI

Kemitraan Pengampu: Inclusive Closed Loop System

Sumber: Firdaus, 2021


Kolaborasi ABGC
dari hulu ke hilir
2
3
4

5 7

6 1. Koordinasi & Fasilitasi


seluruh mitra
8
2. Penyaluran KUR
3. pendampingan petani
(advisory)
KEMITRAAN 9
4. Penyediaan benih
5. Penyediaan pupuk
CLOSED LOOP 6. Penyediaan produk
perlindungan tanaman
7. Digital Monitoring tools &
10 10 Literasi Digital
8. Pengumpulan hasil panen
9. Pengiriman hasil panen
10. Pembelian hasil panen

• Beberapa strategi yang dapat ditempuh dalam rangka mengatasi masalah


yang dihadapi oleh UMKM dan koperasi antara lain:
• Pembangunan UMKM dan Koperasi berbasis spasial. Pemetaan secara
komprehensif daya saing UMKM dan koperasi untuk pembangunan wilayah
mutlak diperlukan. Konsep one village one product/variety betul-betul
ditetapkan secara konsisten meskipun terjadi transisi kepemimpinan di
daerah.
• Pengembangan model inclusive closed-loop kemitraan pengampu
kepentingan (penta-helix). Persoalan yang dihadapi UMKM dan koperasi mulai
dari hulu sampai hilir menghendaki kerasama lintas pelaku (pentaheliks).
Akses pembiayaan, akses pemasaran dan penerapan teknologi atau inovasi
harus ditingkatkan melalui pendampingan terhadap UMKM dna koperasi
yang kualitas SDM-nya masih rendah.
• Korporatisasi UMKM sehingga skala penghematan ekonomi tercapai. UMKM
dan koperasi dapat melalukan integrasi secara horizontal. Persoalan tidak
efisiennya produksi, kurangnya nilai tambah diatasi secara berjenjang dengan
alur: produksi, kelembagaan dan digitalsasi.
• Dukungan insentif pembiayaan untuk UMKM dan koperasi hijau. Bank
Indonesia bersama FEM IPB telah melaksanakan pilot project UMKM hijau

58
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Dukungan insentif pembiayaan


untuk UMKM dan koperasi
hijau. Bank Indonesia bersama
FEM IPB telah melaksanakan
pilot project UMKM hijau
yang dikembangkan melalui
tiga tingkatan, yaitu UMKM
hijau adopter, UMKM hijau
enterpreneur dan UMKM hijau
innovator.

yang dikembangkan melalui tiga tingkatan, yaitu UMKM hijau adopter, UMKM
hijau enterpreneur dan UMKM hijau innovator.
• Keempat strategi di atas harus dibungkus dalam “payung regulasi” pada
tingkatan Peraturan Pemerintah , sehingga mencakup lintas sektor mulai dari
infrastruktur, kelembagaan, dukungan subsidi input dan pembiayaan sampai
pada keberpihakan pasar.
• Penguatan strategi pembangunan UMKM dan koperasi dengan inovasi
dan adopsi teknologi sederhana, melibatkan para pengampu kepentingan,
akademisi, dan masayrakat madani;
• Penguatan hubungan kemitraan dengan pelaku ekonomi: produsen,
pemasok, mengurangi ketergantungan pada tengkulak, minimalisasi food
waste and loss dalam rantai nilai produk;
• Pengembangan kemampuan digital pelaku UMKM dan koperasi, adaptasi
dan adopsi metode pembayaran, pencatatan, analisis, perkiraan permintaan,
hubungan dengan mitra, dll
• Gerakan industri kecil dengan transformasi digital konsep pull strategy
agroindustri yang didukung oleh digitalisasi UMKM dan koperasi.

59
10.
Perencanaan
Pembangunan
10.1 Permasalahan Strategis Perencanaan
• Visi agromaritim yang merupakan amanat konsititusi, yaitu memperkuat
Wawasan Nusantara, benua maritim belum menjadi basis Perencanaan
Pembangunan Nasional komprehensif;
• Produktivitas bermasalah amat serius. Total Factor Productivity (TFP) Indonesia
selama 2005-2019 tumbuh negatif 0,66 persen, sangat jauh dari TFP di Korea
(1,61%) dan China (1,60);
• Pembangunan nasional harus disesuaikan dengan sumber daya ekonomi
lokal.

Tahapan Krusial menuju Indonesia Emas 2045

60
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Permasalahan Strategis Agromaritim


Perubahan Struktur Sumber Daya Manusia Peran Agromaritim
Demografi terhadap PDB
• Jumlah penduduk • Jumlah petani • Agromaritim
usia produktif yang semakin menyusut menjadi keunggulan
tinggi • Rata-rata Pendidikan komparatif dan
• Rasio Sekolah Dasar kompetitif Indonesia
ketergantungan • Sektor Agromaritim
<50% menyerap tenaga
kerja tinggi
Budaya Agromaritim Penguasaaan Perubahan Iklim
Teknologi
• Secara tradisional • Penguasaan • Agromaritim
Budaya agromaritim teknologi di sektor (terutama pertanian,
telah menjadi primer perkebunan,
bagian dari budaya • Hilirisasi dan perikanan) sensitive
peningkatan nilai terhadap perubahan
tambah agromaritim iklim

Porsi EBT dalam Bauran Energi Nasional

Sumber: K-ESDM, 2023

61
10. PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Arah Kebijakan Anggaran Prioritas

Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN 2023

10.2 Rekomendasi Perubahan Kebijakan Perencanaan


• Target menjadi negara maju dan Indonesia Emas 2045 menghadapi kendala
serius, kualitas SDM, utamanya pada perempuan, produktivitas sektor
ekonomi, kapasitas IPTEK & inovasi, aransemen kelembagaan, sistem insentif,
regulasi, dan kepastian hukum lompatan inovasi;
• Pembangunan industri agromaritim harus berorientasi pasar yang adaptif
terhadap perubahan iklim. Industri yang berorientasi pasar akan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
• Peningkatan produktivitas, percepatan inovasi, pembentukan dana abadi
R&D serta inovasi, industrialisasi melalui hilirisasi, sumber pertumbuhan
berbasis ekonomi biru dan bioekonomi;
• Tahapan perencanaan pembangunan yang solid dan terukur dengan prioritas:
(1) penguatan fondasi transformasi, (2) akselerasi transformasi, (3) ekspansi
global, dan (4) Indonesia Emas.
• Komitmen pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030,
yang berdekatan dengan RPJMN 20229 menjadi salah satu milestones untuk
menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan

62
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Pendidikan, Pertanian, Kelautan-Perikanan, Perindustrian,


Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perdagangan, Pembangunan
Perdesaan, Koperasi dan UMKM, Perencanaan Pembangunan

Pelayanan Dasar Modal Manusia Modal Sosial

• Jaminan Gizi • Penguatan • Kearifan Lokal


bagi 1000 HPK PendidikanTinggi dan Potensi
• Wajib Belajar 13 dan Vokasi Lokal
tahun Tiga
Agromaritim • Pendidikan
• Perlindungan • Pelatihan dan Karakter sejak
kesehatan dan Pendidikan usia Dini
ketenagakerjaan ketrampilan • Budaya Gotong
• Perlindungan • Penguasaan Royong
Sosial Iptek

Fondasi Pembangunan Agromaritim

63
10. PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Prioritas dan Kesinambungan Pembangunan


Agromaritim

Prioritas dan arah yang jelas


• Komoditas dan sektor unggulan
• Pusat-pusat pertumbuhan agromaritim

Interlingkages
• Mobilisasi komitmen dan dukungan seluruh pemangku kepentingan

Kesinambunan
• Pembangunan Agroma memerlukan nafas Panjang
• Perlu menjadi agenda pembangunan jangka menengah dan panjang

Dukungan
Regulasi

Investasi:
Kesinam
Pendanaan
bungan
Program

Penguatan
Kelembagaa
n

64
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Reforma Pembiayaan Agromaritim


Visi agromaritim, memerlukan investasi melalui belanja negara. Saat ini anggaran
APBN hanya 17 persen dari PDB Nasional, karena itu perlu reformasi sistem
keuangan dan pembiayaan pembangunan.

Prioritas Penjelasan Rinci

Memisahkan • Penerimaan: meningkatkan pendapatan negara


3 fungsi
• Perbendaharaan: menjaga tata kelola dan akuntabilitas
keuangan
• Penganggaran: membiayai pembangunan nasional

Fungsi • APBN bukan sebagai konstrain tetapi dipandang


Anggaran sebagai modal dan investasi bagi pembangunan
dan Belanja
• APBN memenuhi pelayanan dasar dan merangsang
Negara
pertumbuhan ekonomi

Efektifitas • Penganggaran berbasis Hasil


Belanja
• Memperluas pelaksanaan anggaran negara ke swasta
Pemerintah
dan masyarakat dengan kontrak pelayanan

Mobilisasi • Mendorong dan fasilitasi invsetasi swasta


Pembiayaan
• Membiayai inovasi masyarakat
Swasta dan
Masyarakat

65
Daftar Pustaka
Arvianti, EY., Masyhuri M, Waluyati LR, Darwanto DH. 2019. Gambaran krisis petani
muda indonesia. Agriekonomika, 8(2), 168–180. https://journal.trunojoyo.
ac.id/agriekonomika/article/view/5429
Putri, Lydia. 2023. Fokus Sensus Pertanian 2023. Detiknews. https://news.detik.
com/kolom/d-6783023/fokus-sensus-pertanian-2023. 21 Juni 2023
Ramdhani, Gilar. 2023. BPS Catat Data Sektor Pertanian Terus Meningkat,
Mampu Serap 40,69 Juta Tenaga Kerja. Liputan 6. 15 Mei 2023. https://www.
liputan6.com/bisnis/read/5287248/bps-catat-data-sektor-pertanian-terus-
meningkat-mampu-serap-4069-juta-tenaga-kerja?page=2
Ditjen Tanaman Pangan. 2022. Potensi Lahan Kering Dalam Peningkatan Produksi
Padi Nasional https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/iptek/56
Erfandi D, Rachman A. 2011. Identification of soil salinity due to seawater intrusion
on rice field in the Northern Coast of Indramayu, West Java J Trop Soils 16 (2):
115-121
Tumangguang, Rizal. 2023. Urgensi Pengembangan Lumbung Pangan. Kompas
20 September 2023. https://www.kompas.id/baca/opini/2023/09/18/urgensi-
pengembangan-lumbung-pangan
Pandi GP, Chander S, Singh MP, Pathak H. 2018. Impact of elevated CO2 and
temperature on brown planthopper population in rice ecosystem. Proc Natl
Acad Sci India Sect B Biol Sci. 2018;88(1):57-64. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.
gov/29568154/. Epub 2016 Apr 19. PMID: 29568154; PMCID: PMC5846970.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pendaftaran Pestisida
Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2014. Statistik Pertanian Indonesia.
Kementerian Pertanian
Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2020. Statistik Pertanian Indonesia.
Kementerian Pertanian
Ratnaningrum AC. 2019. Faktor factor yang memepngaruhi penggunaan
biopestisida oleh petani. Tesis Program Studi Pengendalian Hama Terpadu
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor, Bogor

66
Gagasan Alumni IPB : KEDAULATAN AGROMARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Kose, M. Ayhan, and Ohnsorge, Franziska, eds. 2023. Falling Long-Term Growth
Prospects: Trends, Expectations, and Policies. Washington, DC: World Bank.
License: Creative Commons Attribution CC BY 3.0 IGO.
NIC. 2021. Global Trends 2040: A More Contested World. Publisher: the National
Intelligence Council. ISBN 978-1-929667-33-8. Available in www.dni.gov/nic/
globaltrends.
PWC. 2017. The Long View: How Will the Global Economic Order Change by 2050?
Accessed from https://www.pwc.com/gx/en/world-2050/assets/pwc-the-
world-in-2050-full-report-feb-2017.pdf.
Radhakrishna, R., Tobin, D., & Foley, C. 2014. Integrating Extension and Research
Activities: An Exploratory Study. Journal of Extension 52 (1).
Sach, J. 2005. The End of Poverty: Economic Possibilities of Our Time. New York: The
Penguin Press.

67
DAFTAR PUSTAKA

68
Gagasan Alumni IPB :
KEDAULATAN
AGROMARITIM
MENUJU INDONESIA
EMAS 2045

Himpunan Alumni
Institut Pertanian Bogor
(HA IPB) 2023

Anda mungkin juga menyukai