Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM PEREKONOMIAN NORWEGIA DAN


PERBANDINGANNYA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : Nadhilah Bahirah Rahayu P (1802035053)


DOSEN : Dr. M. Zaini, M.Si

PEMBANGUNAN SOSIAL (B)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. M. Zaini, M.Si , selaku
dosen pembina mata kuliah Pengantar Ekonomi Indonesia.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 09 September 2018

Nadhilah bahirah R.P


Daftar Isi

Halaman Judul ………………………………………………………………………… i

Kata Pengantar ………………………………………………………………………. ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….

A. Latar belakang …………………………………………………….

B. Rumusan masalah………………………………………………..

C. Tujuan………………………………………………………………….

BAB II STUDI KASUS…………………………………………………………….

A. Sistim dan kebijakan ekonomi di


Indonesia dan Norwegia…………………………………………..

B. Analisis penerapan kebijakan ekonomi


di indonesia dan Norwegia……………………………………….

C. Pembahasan………………………………………………………..

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………

A. Kesimpulan………………………………………………………….

B. Saran……………………………………………………………………

C. Daftar pustaka……………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perekonomian merupakan aktivitas ekonomi yang tidak bisa terlepas


dari kehidupan manusia di belahan bumi manapun. Dan dalam
perkembangannya perekonomian mengalami transformasi, modernisasi
bahkan inovasi dalam pengaplikasian penerapannya. Dan tentu saja
bersumber pada teori-teori atapun dasar-dasar ekonomi yang telah ada.
Namun, dalam praktiknya teori-teori ekonomi bersifat fleksibel sesuai
kebutuhan dari suatu Negara ataupun lingkup yang mengaplikasikannya.
Sistem perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain ideologi bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sistem dan kebijakan ekonomi di Indonesia dan Norwegia

2. Apa analisis penerapan kebijakan ekonomi di Indonesia dan Norwegia

3. Apa saja keberhasilan dan kegagalan serta sebab sebabnya

C. TUJUAN
1. Memahami sistem dan kebijakan ekonomi di Indonesia dan Norwegia
2. Mengetahui analisis penerapan kebijakan ekonomi di Indonesia dan
Norwegia
3. Mengetahui keberhasilan dan kegagalan serta sebab sebabnya
BAB II
STUDI KASUS

A. SISTIM DAN KEBIJAKAN EKONOMI DI INDONESIA DAN


NORWEGIA

NORWEGIA

Ekonomi Norwegia secara umum dikarakterisasikan sebagai ekonomi


campuran – ekonomi pasar kapitalis dengan komponen pengaruh yang
jelas. Merupakan Negara industry yang banyak mengalami perkembangan
dengan model ekonomi terbuka dan berorientasi pada kegiatan ekspor.
Terdaftar sebagai salah satu negara terkaya di dunia, Norwegia juga
menduduki peringkat tinggi dalam hal standar hidup, usia rata-rata, standar
kesehatan secara umum dan standar perumahan.
Kekayaan materi sebagian disebabkan karena kekayaan sumber daya
alam, dan sebagian lagi dikarenakan keikutsertaan Norwegia dalam
industri Eropa Barat, serta kedekatan dengan pasar utama. Norwegia telah
menerapkan ukuran restrukturisasi untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi. Hubungan perdagangan yang luas dengan negara lain telah
memberikan industri Norwegia landasan untuk mengembangkan sistem
ekonomi yang lebih maju. Jumlah investasi yang besar untuk produksi
peralatan, memperbaiki standar pendidikan serta keahlian teknis dan
organisasional di industri serta administrasi publik turut serta membantu
pertumbuhan ekonomi negara.
Abad ke-20 mewakili periode pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat di
Norwegia. Sejak tahun 1970, industri minyak lepas pantai telah
memainkan peranan dominan dalam perekonomian Norwegia.
Hanya sebesar 21% tanah Norwegia yang produktif (3% tanah pertanian
dan 18% hutan produktif).
Kebijakan ekonomi Norwegia dirancang untuk menstabilkan dan
menanggulangi pengangguran dan inflasi, menstimulasi pertumbuhan
serta mempengaruhi struktur industri dan penyebaran pendapatan.
Area dengan industri kecil dikenakan pajak yang lebih ringan dibanding
area lainnya, dan institusi pemberi kredit didirikan untuk memberikan
dukungan kepada sektor industri daerah serta agrikultur, perikanan dan
industri tertentu lainnya. Tujuan dari skema ini adalah untuk memajukan
inovasi, menjaga industri tradisional atau mencegah hilangnya industri
lokal. Sebagai tambahan dari kebijakan keuangan dan kredit, badan
otoritas pusat juga menerapkan kebijakan pendapatan, yang melibatkan
pengukuran untuk mempengaruhi hasil negosiasi upah, agrikultur,
perikanan dan sebagainya. Perjanjian pajak untuk keperluan penelitian
dan pengembangan, serta dukungan pemerintah untuk kegiatan penelitian
telah dicanangkan untuk memajukan pertumbuhan industri baru.

INDONESIA
Awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana
seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi
karena ada pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai Komunis
Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi
liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.

Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia
diubah kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Namun sistem
ekonomi ini hanya bertahan hingga masa Reformasi. Setelah masa
Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang berlandaskan

ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi demokrasi yang merupakan


perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan
kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah
pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem demokrasi ekonomi,
pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun
pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu,
negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan
kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling
membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Barang-barang
yang dianggap sangat penting bagi eksistensi negara dan dibutuhkan
banyak orang tidak boleh diserahkan pada pihak swasta. Negara dapat
membuat kebijakan, mengurus, mengatur, mengelola, dan mengawasi
produksi strategis tersebut. Jika kekayaan tersebut dibiarkan begitu saja
jatuh pada pihak yang salah maka kemakmuran masyarakat dalam
memanfaatkan kekayaan tersebut sulit terwujud.

Walau begitu, sistem ekonomi pancasila mengedepankan peran


bersama dari pihak pemerintah maupun swasta dalam mengelola
perekonomian. Hal tersebut diwujudkan dalam pembagian peran yang
jelas antara badan usaha, yaitu Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Swasta. Pemerintah mengelola barang-barang yang berkaitan
dengan hajat hidup orang banyak, sedangkan selebihnya diperkenankan
dikelola swasta dengan pengawasan dari pemerintah.

Artinya jangan sampai terjadi eksploitasi yang berlebihan, agar


generasi berikutnya dapat memanfaatkan pula kekayaan alam yang ada
dan juga tetap menjaga lingkungan.

B. ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN EKONOMI DI


INDONESIA DAN NORWEGIA
NORWEGIA
Seperti yang terjadi di negara-negara lain di Eropa Barat, ekspansi
kebanyakan industri di Norwegia secara umum diatur oleh hak properti
swasta dan sektor swasta. Namun, beberapa kegiatan industri juga dimiliki
atau dijalankan oleh negara. Kepemilikan negara dan peraturan sektor
swasta mengklasifikasikan Norwegia sebagai pasar campuran dan
ekonomi terencana. Administrasi negara mencakup pajak, bea cukai dan
subsidi, serta bertanggung jawab dalam hal perijinan dan peraturan
elemen-elemen seperti lingkungan kerja, prosedur akuntansi, polusi dan
produk. Selama tahun 1990, kepemilikan industri oleh negara telah lebih
terfokus pada investasi keuangan.
Sektor industri secara umum masih dimiliki oleh swasta, namun negara
juga merupakan pemilik mayoritas beberapa perusahaan terbesar di
Norwegia, seperti Statoil dan Norsk Hydro. Statoil (perusahaan minyak
milik negara Norwegia) menempati posisi dominan di industri minyak
Norwegia, serta di bidang petro-kimia, pemurnian minyak dan industri
pemasaran minyak. Agrikultur dan perikanan dikelola oleh swasta, diluar
fakta bahwa sekitar 10 persen tanah hutan produktif dimiliki oleh Negara.
Dalam industri perbankan, bank negara melayani industri paling penting
(agrikultur, perikanan, industri berat) untuk wilayah kotapraja,
pembangunan daerah, perumahan dan pendidikan. Negara merupakan
pemilik utama tenaga air (hydropower) dan listrik. Walaupun negara
memonopoli layanan kereta dan kantor pos, perusahaan negara memiliki
kendali yang lebih bebas, yang pada akhirnya mengharuskan mereka
bersaing.
Keterlibatan negara dalam industri Norwegia pelan-pelan mulai
menurun dalam hal mengikuti deregulasi dan proses privatisasi yang
terjadi di seluruh industri
INDONESIA
Indonesia menerapkan sistem perekonomian pancasila yang menerapkan
hal hal sebagai berikut :

1. Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan bersama (gotong royong)


dengan yang mengedepankan hubungan kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang bersifat strategis dan merupakan
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Alasan pemerintah menguasai produksi barang-barang stategis baik
yang ada di tanah air Indonesia adalah semata-mata untuk
kemakmuran rakyat.
4. Indonesia menggunakan sistem ekonomi campuran disebut juga
sistem ekonomi pancasila.
5. Kegiatan ekonomi yang dilakukan juga harus memiliki
prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
6. Pemerintah juga mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh
swasta secara umum, agar terhindar dari praktik kecurangan seperti
penipuan, praktik monopoli yang merugikan, serta mafia
perdagangan. Tujuannya, agar tercipta keadilan di tengah-tengah
masyarakat.

Wujud dari penerapan ayat ini adalah digalakkannya program badan


usaha koperasi dengan tujuan salah satunya adalah untuk menyejahterakan
anggota serta masyarakat

C. PEMBAHASAN
KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PEREKONOMIAN
NORWEGIA
Jumlah populasi di Norwegia hanya sekitar 0,1persen dari jumlah
populasi dunia, sehingga merupakan negara kecil. Namun, kegiatan
perekonomian Norway jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah
populasinya. Menurut data WTO, Norway menduduki peringkat ke 28 di
dunia sebagai negara ekspotir barang manufaktur dan peringkat ke 37
sebagai negara importir, pada tahun 2004.
Volume perdagangan internasional mencapai sekitar 37 persen dari
GDP Norway. Norway memiliki pangsa pasar yang cukup besar untuk
sektor-sektor tertentu. Saat ini, Norway merupakan negara ekportir kelima
terbesar untuk makanan laut, minyak mentah dan jasa pengiriman lewat
laut, serta memiliki pangsa pasar signifikan di sektor metal dan peralatan
kapal, serta beberapa jasa kelautan seperti klasifikasi, konsultasi dan
asuransi kelautan.
Kegiatan perdagangan luar negeri Norwegia membedakannya dengan
negara industri lainnya. Menurut data statistik OECD, produk industri
mencapai 85 persen dari total ekspor negara OECD, dimana persentase
untuk Norway mencapai 28 persen. Reputasi Norwegia sebagai pemasok
bahan mentah harus disejajarkan dengan fakta bahwa segmen-segmen
utama industri bahan mentah dilengkapi dengan pengetahuan dan
teknologi tinggi, walaupun hasil akhir kadang tidak dikategorikan sebagai
barang industri yang diproses. Contoh yang baik adalah industri
petroleum, dimana teknologi dan pengetahuan menjadi bisnis penting,
dengan volume ekspor barang dan jasa yang mencapai tingkat signifikan.
Walaupun ekspor barang tradisional mengalami peningkatan
sepanjang tahun 1990, namun keseluruhan pendapatan ekspor mengalami
penurunan dari 36 persen pada tahun 1991 menjadi 31 persen pada tahun
2001. Hal ini tentunya secara signifikan dipengaruhi oleh fluktuasi harga
minyak.
Nilai ekspor jasa Norwegia mengalami peningkatan yang cukup
penting dalam beberapa tahun terakhir mencapai 176 milyar NOK, pdaa
tahun 2004. Sektor pengiriman memberikan kontribusi sekitar setengah
dari pendapatan ekpor jasa. Jenis jasa lainnya seperti jasa komersial dan
keuangan juga telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa dekade
terakhir, walaupun jasa yang berhubungan dengan sektor perminyakan
juga mengalami pertumbuhan yang kuat. Meningkatnya pendapatan
minyak dan gas mengakibatkan penurunan pendapatan ekspor dari 28
persen pada tahun 1991 menjadi sekitar 24 persen pada tahun 2004. Trend
yang sebaliknya terjadi di Norwegia karena pertumbuhan ekspor bahan
bakar lebih besar dibanding ekspor jasa layanan.
Secara geografis, kegiatan ekspor Norwegia berfokus pada pasar
berkembang di Eropa, Amerika Utara dan Asia.
Norwegia sendiri sangat jarang mengalami kegagalan dalam bidang
perekonomiannya. PBB menilai keberhasilan Norwegia karena mereka
berhasil mengatasi krisis keuangan yang merupakan dampak dari krisis
minyak, sehingga kesejahteraan negara tidak terganggu karenanya. Pada
2013 harga minyak jatuh dan tidak naik lagi. Bahkan hingga 2016, harga
per barel tak sampai 30 dolar AS. Norwegia jelas menghadapi masalah
besar, namun mereka mengatasinya dengan baik karena di titik terkayanya
pun, Norwegia tidak boros. Norwegia menabung, dan dalam jumlah besar
‒ dari penghasilan mereka di sektor minyak bumi — Norwegia hanya
menggunakan kurang dari empat persennya. Kepercayaan masyarakat
Norwegia terhadap pemerintahnya begitu tinggi hingga mereka tak
keberatan membayar pajak yang sangat tinggi, pajak penghasilan bisa
sampai 55% dan pajak perusahaan bisa mencapai 78%. Mereka, malah,
tidak melihat itu sebagai pajak, tetapi sebagai investasi karena yang
masyarakat berikan akan kembali kepada mereka sebagai jaminan sosial
dalam berbagai bentuk termasuk jaminan kesehatan dan pendidikan gratis.

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PEREKONOMIAN


INDONESIA

KEBERHASILAN

 Kegiatan perekonomian disusun dan dilaksanaan berdasarkan


asas kekeluargaan.
 Semua cabang produksi yang penting dan strategis dikelola oleh
negara demi kemakmuran rakyatnya.
 Bumi, air, dan segala kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai dan dikelola oleh negara dan dipakai
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyatnya.
 Setiap warga negara bebas dalam memilih pekerjaannya dan
berhak atas pekerjaan serta kehidupan yang layak.
 Semua sumber kakayaan dan sumber keuangan negara dipakai
atas pemufakatan dan pengawasan lembaga perwakilan rakyat
dan kebijakannya diawasi oleh rakyat.
 Adanya pengakuan terhadap hak milik perorangan dimana
pemanfaatannya tidak bertentangan dengan kepentingan
masyarakat.
 Segala potensi dan daya kreasi semua warga negara
dikembangkan dalam batas-batas tertentu yang tidak merugiakn
kepentingan umum.
 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara
KEGAGALAN

 Adanya system free fight liberalisme yang berpotensi


menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan kekayaan alam.
 Adanya sistem etatisme, yaitu paham dimana negara dan aparatur
ekonominya bersifat dominan sehingga dapat mematikan
berbagai potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor
negara.
 Adanya persaingan tidak sehat dimana terjadi pemusatan
kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli
dan monopsoni yang tidak sesuai dengan cita-cita keadilan sosial
karena merugikan masyarakat luas.

BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
masalah-masalah dalam bidang ekonomi yang dihadapi suatu negara
bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi kita sebagai warga
negara yang baik semestinya ikut membantu dalam mengatasinya.
Banyak cara yang dapat diupayakan dimulai dengan melakukan
program-program serta kebijakan-kebijakan. Hal tersebut tidak akan
berjalan dengan baik tanpa kerja sama masyarakatnya. Untuk itu,
masyarakat semsetinya sudah dapat memposisikan dirinya untuk
membantu supaya pembangunan yang dilakukan pemerintah tersebut
berjalan dengan baik dengan cara tidak menjadi beban atau kendala bagi
pemerintah.

B. SARAN
Seharusnya lebih diperhatikan lagi dalam menjalankan roda ekonomi,
suatu Negara akan sangat tergantung pada sistem apa yang akan mereka
anut, karena hal ini sangat mempengaruhi peran yang akan dijalankan
oleh Negara tersebut.Selain itu ideology juga menjadi faktor penentu
dalam sistem perekonomian disuatu Negara.Hal ini pula yang menjadi
pembeda dalam kegiatan perekonomian yang akan terlihat jelas pada
setiap kebijakan atau keputusan-keputusan dalam proses pengelolaan
ekonomi suatu Negara.

C. DAFTAR PUSTAKA
 https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/sistem-ekonomi-indonesi
a.html
 http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2014/02/sistem
-ekonomi-di-indonesia.html
 https://blog.ruangguru.com/sistem-ekonomi-indonesia-dan-karak
teristiknya
 http://www.indopubadmi.com/2014/12/profil-negara-norwegia.ht
ml

Anda mungkin juga menyukai