Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1.

Perekonomian Indonesia
Assalamualaikum wr.wb.
Nama : Nadia Febriyanti
NIM : 043909637

1. Jelaskan keterkaitan antara sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi


kerakyatan!
Jawab :
Sistem ekonomi Pancasila digali berdasar pemikiran bahwa Sistem Ekonomi sangat
terkait dengan ideologi, system nilai dan social-budaya (kelembagaan) masyarakat
dimana system itu dikembangkan. Mubyarto menyatakan dengan jelas bahwa
ekonomi Pancasila merupakan Sistem Ekonomi yang khas(berjati-diri) Indonesia
yang digalli dan dikembangkan berdasar kehidupan ekonomi riil rakyat Indonesia.
Sistem Ekonomi Kerakyatan ini dapat dikatakan sebagai subsistem dari Sistem
Ekonomi Pancasila.

Definisi dari sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila sebagai landasan utamanya. Sistem ini mengutamakan
kesejahteraan masyarakat, keadilan sosial, dan pemerataan ekonomi.
Prinsip-prinsip ekonomi Pancasila yaitu gotong royong, kekeluargaan, keadilan,
demokrasi ekonomi, efisiensi, dan berkelanjutan.
Sementara itu, definisi dari sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi
yang didasarkan pada partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola ekonomi, baik
dalam sektor produksi, distribusi, maupun konsumsi.
Dalam sistem ekonomi kerakyatan, kepentingan masyarakat lebih diutamakan
daripada kepentingan individu atau kelompok tertentu. Dalam kedua sistem
ekonomi tersebut, ada prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mendasar yang menjadi
landasan dalam mengatur dan mengelola kegiatan ekonomi.
Dalam sistem ekonomi Pancasila, nilai-nilai Pancasila menjadi acuan dalam
mengatur kegiatan ekonomi, sementara dalam sistem ekonomi kerakyatan,
partisipasi aktif masyarakat menjadi salah satu prinsip utama yang dijunjung tinggi.
Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat
dan pemerataan ekonomi, namun cara dan prinsip-prinsip yang diterapkan sedikit
berbeda. Oleh karena itu, keduanya dapat dianggap sebagai sistem ekonomi yang
sejalan dan saling melengkapi dalam upaya mencapai tujuan yang sama.

Sumber :
BMP ESPA4314 modul 1
2. Jelaskan penyebab internal dan eksternal krisis moneter!
Jawab :
Penyebab internal krisis adalah (Rachbini, 2001) :
1. Defisit transaksi berjalan Indonesia yang cenderung membesar dari tahunke
tahun. Akibatnya, tekanan terhadap rupiah menjadi semakinkuat manakala
beban pembayaran terhadap impor dan kewajiban terhadap perusahaan jasa-jasa
asing semakin besar. Selama ini, defisit transaksi berjalan ditambal dengan arus
modal masuk yang cukup besar dalam bentuk investasi langsung dan investasi
portofolio. Tetapi setelah krisis kepercayaan terjadi, investor asing tidak ingin
menanggung kerugian maka ia membawa modalnya keluar.
2. Tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi. Selama kurun waktu 4
tahun (1992-1996) inflasi akumulatif sebesar 39,1%, sedangkan inflasi
AmerikaSerikat hanya 14,3%. Tetapi pada saat yang sama depresiasi kumulatif
rupiah senantiasa ditahan oleh otoritas moneter sebesar 15,57%. Pemegang
otoritas moneter merasa sangat yakin fundamental ekonomi Indonesia sangat
baik sehingga mereka tidak perlu melakukan kebijakan devaluasi.
3. Utang luar negeri Indonesia yang terlalu banyak. Kebijakan utang luar negeri
yang dilakukan sejak 1965 telah membuat pemerintah terlena dengan risiko
yang harus ditanggung masa depan. Pada pertengahan tahun 1980 an
sesungguhnya kita telah harus menghentingkan utang luar negeri karena
outflow negatif. Utang pokok dan cicilan yang harus dibayarkan setiap tahun
lebih besar daripada utang yang diterima lagi tidak dikontrol oleh pemerintah.
Mereka berbondong-bondong membuat utang luar negeri karena banyak modal
negara maju yang menganggur. Mereka tidak membuat perhitungan cara
pengembaliannya dikemudian hari.

Faktor eksternal yang mendorng terjadinya krisis moneter, antara lain :


1. Pergerakan finansial ditiga kutub dunia (AS, Eropa dan Jepang). Pada paruh
kedua dekade 1990-an terjadi pergerakan finansial dari Jepang dan Eropa ke
AS karena masalah perekonomian yang dialami Jepang dan proses
ekonomi-politik penyatuan mata uang Eropa.
2. Institusi finansial berbentuk negara dan lembaga keuangan yang
berkembang secara global mengalami perkembangan luar biasa sehingga
memiliki otoritas yang lebih besar daripada negara berkembang seperti
Indonesia.
3. Spekulasi yang mengiringi gejolak finansial global.

Sumber :
BMP ESPA4314 modul 1.24
3. Kebijakan dan strategi pembangunan pertanian dalam mengatasi permasalahan
liberalisasi pertanian di Indonesia sangat diperlukan. Salah satunya demi
kesejahteraan para petani Indonesia. Tentukanlah kebijakan yang dapat dilakukan
pemerintah dalam upaya menyejahterakan Petani?
Jawab :
Beberapa kebijakan yang harus ditempuh pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan petani di Indonesia, antara lain :
1. Kebijakan harga untuk produk pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan petani, stabilitas harga disektor pertanian, dan perbaikan dasar tukar
petani.
2. Kebijakan pemasaran yang dilakukan untuk membantu petani dalam
memasarkan produk pertanian untuk tujuan ekspor.
3. Kebijakan struktural, untuk memperbaiki struktur produksi misalnya luas
pemilikan lahan, pengenalan alat-alat pertanian modern dan perbaikan saran
pertanian.
Adapula kebijakan pertanian lainnya (agar petani sejahtera) yang perlu dilakukan
pemerintah secara terpadu atau terintegrasi antara lain kebijakan jadwal tanam,
zonasi tanaman, dan bantuan/subsidi biaya garap, saprodi atau alsintan, bantuan
insentif, kebijakan jaminan harga dan lain-lain
Sumber :
BMP ESPA4314 modul 2
https://belajartani.com/kebijakan-pertanian-apa-agar-petani-indonesia-sejahtera/

4. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mendorong terjadinya pertumbuhan


industrialisasi di Indonesia?
Jawab :
Terdapat 5 faktor yang dapat mendorong terjadinya pertumbuhan Industrialisasi di
Indonesia :
1. Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia. Pembangunan SDM mutlak
diperlukan untuk menyiapkan pelaku industri yang berpendidikan berkeahlian.
Investasi pengembangan sumber daya manusia merupakan investasi jangka
panjang berkelanjutan yang hasilnyatidak dapat dilihat secara cepat.
2. Pembangunan infrastruktur yang memadai. Untuk memacu perkembangan
industri diperlukan infrastruktur yang mencukupi kebutuhan industri.
Infrastruktur yang memadai dapat meningkatkan perkembangan investasi
diwilayah tersebut.
3. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong
pertumbuhan industri di Indonesia, seperti memberikan insentif fiskal dan non-
fiskal kepada perusahaan industri, serta memperbaiki infrastruktur dan
ketersediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
4. Globalisasi
Keterbukaan ekonomi Indonesia terhadap pasar global dan peningkatan
perdagangan internasional telah mendorong pertumbuhan industri di Indonesia.
Hal ini terjadi karena Indonesia menjadi pasar yang menarik bagi investor
asing, sehingga membuka peluang investasi di berbagai sektor.

5. Demografi
Indonesia memiliki populasi yang besar dan beragam, sehingga membuka
peluang untuk pengembangan industri yang berbasis pada konsumsi domestik.

Potensi pasar domestik yang besar ini menjadi daya tarik bagi investor untuk
membuka usaha di Indonesia.

6. Teknologi:
Kemajuan teknologi yang pesat juga berkontribusi pada pertumbuhan industri
di Indonesia.
Hal ini terjadi karena teknologi memudahkan proses produksi dan
meningkatkan efisiensi, sehingga perusahaan dapat memproduksi barang
dengan biaya yang lebih rendah.

Selain faktor-faktor di atas, terdapat beberapa faktor lain yang juga berperan
dalam mendorong pertumbuhan industrialisasi di Indonesia, yaitu:
1. Infrastruktur yang memadai
Infrastruktur yang memadai seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara dapat
mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa, serta mempermudah
mobilitas tenaga kerja dan modal.
Hal ini dapat mempercepat pertumbuhan industri di suatu wilayah.

2. Kebijakan pemerintah yang mendukung


Kebijakan pemerintah yang mendukung seperti kebijakan insentif fiskal dan
non-fiskal, deregulasi, dan penyediaan kemudahan investasi dapat memicu
pertumbuhan industri.

3. Ketersediaan tenaga kerja yang terampil


Ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan terlatih dapat mempercepat
pertumbuhan industri karena industri membutuhkan tenaga kerja yang mampu
mengoperasikan mesin-mesin modern dan menguasai teknologi terkini.

4. Ketersediaan bahan baku


Ketersediaan bahan baku yang cukup dan berkualitas baik sangat penting bagi
pertumbuhan industri karena industri memerlukan bahan baku untuk
memproduksi barang dan jasa.
Sumber :
BMP ESPA4314 modul 2
Kementerian Perindustrian RI, "Faktor-Faktor yang Mendorong
Pertumbuhan Industri di Indonesia",
https://www.kemenperin.go.id/artikel/22049/Faktor-Faktor-yang-
Mendorong-Pertumbuhan-Industri-di-Indonesia

5. Jelaskan hubungan lembaga keuangan mikro dengan tingkat kemiskinan!


Jawab :
Lembaga keuangan mikro (LKM) memiliki peran penting dalam mengurangi
kemiskinan di negara-negara berkembang, terutama bagi masyarakat yang tidak
memiliki akses ke lembaga keuangan formal seperti bank.

LKM memberikan akses keuangan yang lebih mudah dan terjangkau bagi para
pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang membutuhkan modal untuk
mengembangkan usaha mereka.

Dengan begitu, LKM dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan UMKM,


sehingga mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat.

Selain itu, LKM juga dapat memberikan akses keuangan kepada kelompok
masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan, seperti perempuan, petani kecil, dan
penduduk desa.

Dalam hal ini, LKM dapat memfasilitasi ketersediaan modal dan akses ke pasar
bagi kelompok masyarakat tersebut, sehingga mereka dapat meningkatkan
produktivitas dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Lembaga keuangan mikro dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan dengan


memberikan akses keuangan kepada masyarakat yang terpinggirkan dan sulit
mengakses layanan keuangan formal seperti bank.
Dalam hal ini, lembaga keuangan mikro memberikan modal usaha dan kredit kecil
kepada para pengusaha kecil dan menengah, termasuk para petani dan nelayan.
Dengan adanya akses keuangan ini, para pengusaha kecil dapat meningkatkan
usaha mereka, memperluas jangkauan pemasaran, dan meningkatkan pendapatan
mereka.

Hal ini kemudian dapat berdampak positif pada pengurangan tingkat kemiskinan di
suatu daerah. Sebuah studi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017
menunjukkan bahwa lembaga keuangan mikro dapat membantu mengurangi tingkat
kemiskinan di Indonesia.

Dalam hal ini, lembaga keuangan mikro memberikan modal usaha dan kredit kecil
kepada para pengusaha kecil dan menengah, termasuk para petani dan nelayan.
Dengan adanya akses keuangan ini, para pengusaha kecil dapat meningkatkan
usaha mereka, memperluas jangkauan pemasaran, dan meningkatkan pendapatan
mereka.

Hal ini kemudian dapat berdampak positif pada pengurangan tingkat kemiskinan di
suatu daerah.

Sebuah studi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 menunjukkan
bahwa lembaga keuangan mikro dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan
di Indonesia.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa daerah-daerah yang memiliki akses
keuangan mikro yang lebih baik memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah.

Namun, untuk mencapai hasil yang lebih baik, diperlukan dukungan dari
pemerintah dan berbagai pihak terkait dalam pengembangan lembaga keuangan
mikro.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas lembaga


keuangan mikro dalam mengurangi kemiskinan adalah memperkuat regulasi dan
pengawasan, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, serta mengembangkan
teknologi informasi untuk mempercepat layanan keuangan.

Sumber:

Ledgerwood, J. (2013). Microfinance Handbook: An Institutional and


Financial Perspective. The World Bank.

6. Apakah pemerintah sekarang sudah mampu mengelola keuangan negara secara


efektif dan efisien? Jelaskan jawaban anda!
Jawab :
Bebrapa sumber mengatakan, pemerintah Indonesia masih perlu meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan negara.

Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan


transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara, namun masih
ditemukan beberapa masalah seperti korupsi, penggunaan anggaran yang tidak
efektif, dan kurangnya pengawasan yang ketat.

Terdapat juga beberapa kritik terhadap pengelolaan keuangan negara oleh


pemerintah saat ini.

Beberapa kritik tersebut antara lain terkait dengan pengeluaran yang kurang efektif,
tidak adanya transparansi dalam penggunaan anggaran, serta masih adanya korupsi
dalam pengelolaan keuangan negara.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa kasus seperti korupsi di proyek infrastruktur dan
pengelolaan dana bansos yang tidak tepat sasaran.
Dalam hal ini, pemerintah masih perlu meningkatkan pengawasan dan kontrol
terhadap pengelolaan keuangan negara agar penggunaan anggaran bisa lebih efektif
dan efisien serta terhindar dari korupsi.
Selain itu, pemerintah juga perlu memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam
penggunaan anggaran sehingga masyarakat dapat memantau dan mengawasi
pengelolaan keuangan negara.

Sebagai contoh, dalam laporan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2021 yang dirilis
oleh Transparency International, Indonesia menempati peringkat ke-102 dari 180
negara yang diukur.

Artinya, masih banyak pejabat pemerintah yang terlibat dalam tindak korupsi dan
penggunaan anggaran yang tidak efektif.
Namun demikian, terdapat juga beberapa contoh keberhasilan pemerintah dalam
pengelolaan keuangan negara yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi,
seperti implementasi e-budgeting dan penggunaan teknologi informasi dalam
pengawasan anggaran.

Kesimpulannya, maka pemerintah masih perlu melakukan upaya lebih lanjut dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan negara, seperti
meningkatkan transparansi, melakukan pengawasan yang ketat, dan mendorong
inovasi teknologi.

Sumber:

https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/pemerintah-siapkan-konsep-
pengelolaan-keuangan-negara-untuk-perekonomian-yang-lebih-efektif-dan-
efisien

Anda mungkin juga menyukai