PEREKONOMIAN INDONESIA
NAMA: I GEDE SUANTARA
NIM: 048087753
Krisis moneter 1997/1998, sering disebut sebagai Krisis Finansial Asia, adalah krisis ekonomi
yang melanda sebagian besar negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand,
Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Beberapa faktor penyebab krisis moneter tersebut antara
lain:
4. Jelaskan dampak krisis moneter 1997/ 1998 terhadap perbankan saat Bank
Indonesia melakukan penghentian transaksi Surat berharga pasar uang menarik
dana BUMN dan menaikkan suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI)?
Krisis moneter 1997/1998 yang terjadi di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya memiliki
dampak yang signifikan terhadap perbankan di Indonesia. Salah satu tindakan yang diambil
oleh Bank Indonesia saat itu adalah melakukan penghentian transaksi Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU), menarik dana Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan menaikkan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Semuanya bertujuan untuk mengendalikan inflasi dan
mengatasi tekanan terhadap nilai tukar Rupiah. Tetapi, tindakan tersebut menimbulkan dampak
yang memperparah kondisi ekonomi Indonesia pada saat itu dan memicu terjadinya krisis
ekonomi yang sangat parah di Tanah Air. Adapun dampaknya sebagai berikut:
a. Penghentian transaksi SBPU dan penarikan dana BUMN menyebabkan tidak stabilnya
likuiditas perbankan sehingga menurun drastis. Hal ini berdampak pada kemampuan
bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya, yang menyebabkan menurunnya
kemampuan mereka untuk memberikan pinjaman kepada nasabah.
b. Keterbatasan likuiditas berdampak langsung pada penurunan ketersediaan kredit, ini
menyebabkan sulitnya akses masyarakat terhadap kredit dan berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi.
c. Kenaikan suku bunga menyebabkan biaya pinjaman bagi nasabah meningkat dan juga
berdampak pada daya beli masyarakat serta pertumbuhan ekonomi ikut terpengaruh.
5. Jelaskan pentingnya peranan lembaga keuangan mikro bagi pelaku usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM)?
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga yang didirikan khusus oleh pemerintah
untuk memberikan jasa pemberdayaan dan pengembangan usaha masyarakat kecil. Lembaga
ini memiliki peran yang penting bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam
pembiayaan usaha, meningkatkan modal usaha, memberikan pendampingan dan pelatihan,
serta mendorong inklusi keuangan. Lebih lengkapnya, peran dari Lembaga keuangan mikro
adalah:
a. Membantu dalam akses permodalan, yang sering menjadi permasalahan utama UMKM
adalah akses terhadap modal untuk memulai atau mengembangkan usaha. Lembaga
keuangan mikro memberikan pinjaman kecil atau kredit mikro yang memungkinkan
UMKM untuk memenuhi kebutuhan modal mereka.
b. Lembaga keuangan mikro juga dapat memberikan pendidikan dan pelatihan keuangan
kepada para pelaku UMKM agar mereka memahami cara mengelola keuangan bisnis
mereka dengan lebih efektif.
c. Lembaga keuangan mikro juga menyediakan layanan simpanan dan tabungan, yang
memungkinkan pelaku UMKM untuk menyimpan uang mereka dengan aman dan
membentuk kebiasaan menabung.
d. Mendorong inovasi dan pertumbuhan bisnis melalui pendanaan dan bantuan teknis
untuk memperkenalkan inovasi dan teknologi baru, serta meningkatkan kapasitas
produksi mereka.
e. UMKM merupakan tulang punggung ekonomi lokal. Dengan memberikan akses ke
sumber daya keuangan, lembaga keuangan mikro secara tidak langsung membantu
mempercepat pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal dan nasional.
Dalam kesimpulannya, LKM memiliki peranan yang penting bagi UMKM. Mereka
memberikan akses keuangan yang lebih mudah, meningkatkan modal usaha, memberikan
pendampingan dan pelatihan, serta mendorong inklusi keuangan. Semua ini membantu UMKM
untuk tumbuh dan berkembang, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.