Anda di halaman 1dari 11

Nama: Diniyah

Nim: 041500404
Jurusan: Management
TUGAS TUTORIAL KE-1
ESPA4314 (PEREKONOMIAN INDONESIA)
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan keterkaitan antara sistem ekonomi Pancasila dan sistem 15
ekonomi kerakyatan!
Jawab:

Pengertian Sistem Ekonomi Pancasila


Mengingat sistem ekonomi ini berasaskan Pancasila, maka setiap nilai
dalam ideologi bangsa Indonesia itu harus digunakan dalam melakukan
kegiatan ekonomi. Di sini, kita akan membahas pengamalan setiap sila
dalam praktik sistem ekonomi ini.

 Nilai ketuhanan. Sistem ekonomi harus dijalankan tanpa


mengabaikan nilai agama dan etika.
 Nilai kemanusiaan. Sistem ekonomi harus menjunjung prinsip
humanis dan tidak eksploitasi.
 Nilai persatuan. Kegiatan ekonomi dilakukan bersama dengan
menjunjung asas kekeluargaan.
 Nilai musyawarah atau demokrasi. Prinsip ekonomi harus
selaras dengan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan
berpendapat.
 Nilai keadilan. Pengelolaan sumber daya ekonomi harus
digunakan dengan adil untuk kesejahteraan rakyat.
Pengertian Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yang berbasis
pada kekuatan ekonomi rakyat. Lantas, apa itu ekonomi rakyat?
Ekonomi rakyat adalah suatu kegiatan ekonomi atau usaha yang
dilakukan oleh rakyat kebanyakan yang mengelola sumber daya
ekonomi dengan secara swadaya, menurut apa saja yang dapat
diusahakan dan dikuasainya.
Pengertian ekonomi kerakyatan merujuk pada Pasal 33 UUD 1945,
dapat dipahami sebagai suatu sistem perekonomian yang ditujukan
untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi.
Jadi, intinya terletak pada tujuan kedaulatan rakyat. Ekonomi rakyat
seperti ini biasanya banyak diidentikkan dengan keberadaan Usaha
Kecil dan Menegah (UKM). Keberadaan atau aktivitas UKM ini
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar dari masyarakat dalam
suatu negara.
Untuk menentukan sistem ekonomi yang digunakan dalam suatu
negara, tentunya dibutuhkan banyak pertimbangan. Indonesia sendiri
juga melalui banyak pertimbangan ketika hendak menerapkan sistem
ekonomi kerakyatan.
Jika merujuk pada sejarahnya, pada awalnya banyak negara
berkembang, termasuk Indonesia dulunya yang memilih untuk
menerapkan teori pertumbuhan dalam sistem ekonominya. Hal ini
didasarkan pada pengalaman negara –negara Eropa yang sukses
menerapkan teori pertumbuhan ini. Ekonomi negara –negara maju ini
terus mengalami peningkatan.
Hanya saja, hal yang sama tidak berlaku untuk negara –negara
berkembang. Beberapa negara berkembang yang menerapkan prinsip
dari teori pertumbuhan justru mengalami kegagalan. Penerapan teori
pertumbuhan ini di negara –negara berkembang justru menimbulkan
peningkatan kesenjangan sosial ekonomi.
Berkaca pada hal inilah, maka para ahli ekonomi Indonesia
mengupayakan adanya alternatif konsep pembangunan yang sesuai
dengan kondisi bangsa, namun tetap bertumpu pada pertumbuhan
ekonomi sebagai prioritas utamanya.
Pertumbuhan ekonomi yang dilaksanakan harus mampu berorientasi
pada manusia, dengan tetap mengakomodir kepentingan manusia atau
masyarakat lain. Hal ini menjadi wujud dari strategi pembangunan
kesejahteraan dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Pada
akhirnya, upaya ini memunculkan konsep ekonomi kerakyatan.
Ekonomi kerakyatan sendiri sering dijabarkan sebagai bentuk ekonomi
humanistik yang mendasarkan pada tercapainya kesejahteraan rakyat
secara luas. Dalam ekonomi kerakyatan, pembangunan ekonomi juga
harus dilakukan dengan dasar kemanusiaan, serta dengan
menghindarkan diri dari bentuk persaingan bebas, monopoli dan
penindasan manusia satu dengan yang lainnya.

Keterkaitannya:
Banyaknya sistem ekonomi yang tersebar di seluruh negara di dunia
mampu melahirkan adanya masalah ekonomi modern yang kerap kali
dialami para pebisnis yang kerepotan untuk menerapkannya pada
bisnis yang sedang dilakukan. Tapi, di negara kita ada beberapa sistem
ekonomi yang diambil oleh para pebisnis, salah satunya adalah sistem
ekonomi Pancasila. Untuk itu, memahami pengertian sistem ekonomi
pancasila sangat penting bagi kita, masyrakat Indonesia.

Sistem ekonomi Pancasila diharapkan mampu menjadi satu sistem


bisnis yang baik untuk para pengusaha di Indonesia. Hal ini terbukti
dari lahirnya para pendiri perusahaan start up yang saat ini muncul di
pasar konsumen Indonesia.

Tapi, sebagian orang masih sulit dan tidak tau apa itu sistem ekonomi
Pancasila. Bahkan, sebagian pebisnis di Indonesia acap kali sulit
memahami  sistem ekonomi Pancasila itu sendiri secara mendalam.
Kebanyakan dari mereka lebih memanfaatkan sistem ekonomi
tradisional daripada sistem ekonomi Pancasila.

Untuk itu, para pebisnis sudah seharusnya mempelajari dan mencari


berbagai info serta ulasan terkait sistem ekonomi Pancasila agar bisa
dipahami secara utuh. Berikut ini kami akan membahas secara lengkap
tentang sistem ekonomi Pancasila, tujuan, dan penerapan sistem
ekonomi Pancasila.

2 Jelaskan penyebab internal dan eksternal krisis moneter! 15

Jawab:

Penyebab Internal:

Kondisi Politik
Pergolakan dalam dunia politik dinilai berpotensimenyebabkan
perpecahan dalam masyarakat yangdikarenakan adanya perbedaan
pendapat. Akibatnya, kondisinegara menjadi tidak stabil, dan tidak
menutup kemungkinanterjadinya kerusuhan di sana-sini.
Dalamkeadaan chaos seperti itu maka para investor, baik yangberasal
dari dalam maupun luar negeri, enggan untukberinvestasi pada negara
dan memilih untuk berinvestasi kenegara lain hingga kondisi politik
kembali kondusif. Hal iniberdampak pada berkurangnya penerimaan
pembiayaannegara untuk menjalankan pemerintahan dan
dengandemikian memperburuk kondisi ekonomi secara signifikan.

Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah menunjukkan kredibilitas pemerintahdalam
mengatasi berbagai situasi yang terjadi pada suatunegara. Bagi para
investor, kebijakan pemerintah yangterwujud dalam penerapan regulasi
sangat mempengaruhikeputusan untuk berinvestasi pada suatu
negara. Pemerintahmelalui regulasi-regulasi yang disusun seharusnya
dapatmenyeimbangkan peranan pihak swasta dalam
perdagangan,industri, dan alat-alat produksi. Hal tersebut bertujuan
untukmencegah agar pihak swasta tidak terlalu banyak
mengambilkeuntungan. Karena apabila pihak swasta terlalu
banyakmengambil keuntungan, maka akan
berpotensi menyebabkankrisis moneter.

Inflasi
Inflasimerupakan kenaikan harga secara umum dan terusmenerus
dalam jangka waktu tertentu. Ada beberapa faktorpenyebab inflasi di
Indonesia, yaitu peningkatan kebutuhan,dorongan biaya, peningkatan
harga rumah, dan jumlah uangyang beredar. Dampak inflasidapat
dirasakan oleh seluruhlapisan masyarakat di suatu negara, dan secara
khusus akanmempengaruhi keputusan masyarakat
dalam melakukankegiatan konsumsi, investasi, dan produksi.

Kelemahan Sistem Perbankan


Lemahnya sistem perbankan bertanggungjawab atasterjadinya krisis
moneter yang menimpa Indonesia pada tahun1997-1998. Pada masa
itu, sebagai dampak dari paketderegulasi perbankan Oktober 1988,
setiap orang dapatmendirikan bank hanya dengan berbekal modal
1 miliarsehingga banyak bank baru bermunculan.
Sayangnya,kemunculan bank-bank tersebut tidak dibarengi
sistemmanajerial dan pengawasan yang baik. Banyak bank
yangmengandalkan pinjaman luar negeri dalam jangka pendek
dantidak disertai mekanisme hedging. Lemahnya pengawasotoriter
moneter menyebabkan banyak penyaluran danaterkonsentrasi pada
debitur dalam satu grup.

Penyebab Eksternal:

Hutang Luar Negeri


Negara-negara maju pada umumnya memasang tingkat bungapinjaman
yang rendah dengan tujuan menarik perhatiandebitur. Rendahnya
bunga pinjaman ini biasanya dibarengidengan jangka waktu yang
pendek. Hal tersebut memicuketergantungan hutang suatu negara,
khususnya negara
berkembang yang membutuhkan pinjaman dana untukmembiayai
proyek-proyek seperti pembangunan infrastruktur.Tanpa menyadari
kenyataan bahwa pinjaman dana dalam jumlah besar dan jangka waktu
pendek dapat memicuterjadinya krisis finansial.

Krisis Ekonomi Global


Suatu negara juga dapat mengalami krisis moneter sebagaidampak dari
krisis ekonomi global, atau krisis yang jugadialami oleh negara-negara
lain. Misalnya, krisis ekonomitahun 1997-1998 yang dialami oleh
negara-negara di Asia, dankrisis ekonomi tahun 2008 atau dikenal
sebagai krisis subprimemortgage yang dialami oleh Amerika. Krisis
moneter yangterjadi pada suatu negara memang biasanya akan
berdampakpada negara lain, karena negara-negara di dunia saling
terkaitdalam perekonomian, misalnya dalam perdagangan, industri,dan
pinjam-meminjam dana. Akan tetapi, krisis ekonomi globaldapat
dihindari dengan kebijakan Pemerintah. Contohnyapada krisis ekonomi
tahun 2008, Indonesia terkena imbas darikrisis subprime mortgage
yang dialami Amerika namun masihdapat terselamatkan berkat
penguatan di sektor perbankan
3 Kebijakan dan strategi pembangunan pertanian dalam mengatasi 20
permasalahan liberalisasi pertanian di Indonesia sangat diperlukan.
Salah satunya demi kesejahteraan para petani Indonesia. Tentukanlah
kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah dalam upaya
menyejahterakan Petani?

Kebijakan-Kebijakan di dalam Pertanian

Agar terlaksana pembangunan pertanian sesuai dengan yang


direncanakan, maka perlu campur tangan pemerintah untuk
mempengaruhi keputusan produsen, konsumen, dan para pelaku
pemasaran. Campur tangan pemerintah inilah yang kemudian disebut
sebagai “kebijakan pertanian” atau “politik pertanian” (agricultural
policy). Namun sebagian orang berpendapat bahwa pengertian
kebijakan pertanian tidak dapat disamakan dengan pengertian politik
pertanian. Campur tangan pemerintah ini diperlukan untuk memutus
rantai lingkaran kemiskinan yang tak berujung pangkal.
Politik pertanian merupakan sikap dan tindakan pemerintah atau
kebijakan pemerintah dalam kehidupan pertanian. Kebijakan pertanian
adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan
oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu, seperti memajukan
pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif,
produksi dan efisiensi produk naik, tingkat hidup petani lebih tinggi,
dan kesejahteraan lebih merata.
Ruang Lingkup Politik Pertanian

1. Kebijakan Produksi
Mengingat arti dan peranan penting pangan untuk menunjang
kehidupan manusia, maka pemerintah Indonesia selalu berusaha untuk
mencukupi pangan tidak hanya dari segi kuantitas, tetapi kualitas.
Dengan demikian, diperlukan adanya suatu kebijakan dan tindakan
khusus untuk mencegah dan menghindari masalah dari adanya
kerawanan pangan, yaitu dengan :

a. Kebijakan peningkatan produksi untuk mencapai swasembada


pangan
Usaha yang ditempuh pemerintah yang dilaksanakan untuk mencapai
swasembada pangan yaitu dengan cara :

 Usaha intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas sumber daya


alam dari area hutan, pengairan, dan pertanian, baik tanah sawah,
sawah pasang-surut, tanah kering, dan sebagainya dengan
menggunakan segala sarana produksi.
 Usaha ekstensifikasi untuk memperluas areal persawahan dengan
pembangunan irigasi baru, pengembangan daerah rawa, dan
perluasan area pertanian baru.
 Usaha diversifikasi untuk mendorong keanekaragaman usahatani
dan komoditi di suatu wilayah seoptimal mungkin sesuai dengan
sumber daya alam.
 Usaha rehabilitasi untuk memulihkan kemampuan daya
produktivitas sumber daya lingkungan, terutama untuk daerah
rawan dipadukan dengan sektor lainnya.

Kebijakan peningkatan produksi pangan ditempuh melalui inovasi


“panca usahatani”, kemudian dikembangkan menjadi “sapta
usahatani”. Untuk menunjang keberhasilan program peningkatan
produksi pangan untuk mencapai swasembada pangan, pemerintah
telah mengantisipasi melalui beberapa kebijakan, yaitu :

 Kebijakan bidang pembenihan


 Sarana produksi, pupuk dan pestisida
 Kebijakan bidang perkreditan
 Kebijakan bidang pengairan
 Kebijakan diversifikasi usahatani
 Kebijakan bidang penyuluhan
 Kebijakan harga input dan output
 Kebijakan penanganan pascapanen

b. Diversifikasi komoditi
Diversifikasi di sektor pertanian sebenarnya sudah merupakan
kebijakan yang cukup lama tetapi pengembangannya masih relatif
tertinggal karena beberapa hal:

 Titik perhatian masih terpusat pada usaha untuk mencapai


swasembada beras.
 Pengembangan teknologi budi daya komoditi di luar padi masih
juga tertinggal.
 Kebijakan di bidang pemasaran masih condong pada komoditi
padi.
 Di bidang produksi, pengertian diversifikasi menyangkut 2 hal,
antara lain :

1. Diversifikasi horizontal, yaitu diversifikasi yang berkaitan dengan


produksi.
2. Diversifikasi vertikal, yaitu yang berhubungan dengan sisi
permintaan.

2. Kebijakan Subsidi (Subsidy Policy)

Subsidi diartikan sebagai pembayaran sebagian harga oleh pemerintah


sehingga harga dalam negeri lebih rendah daripada biaya rata-rata
pembuatan suatu komoditi atau harga internasionalnya. Ada 2 macam
subsidi, yaitu:
a. Subsidi harga produksi melindungi konsumen dalam negeri, artinya
konsumen dalam negeri dapat membeli barang yang harganya lebih
rendah daripada biaya rata-rata pembuatannya atau harga
internasionalnya. Subsidi harga produksi khususnya beras, pemerintah
memberikan subsidi harga faktor produksi, seperti pupuk. pestisida,
dan bibit.

b. Subsidi harga faktor produksi bertujuan untuk melindungi produsen.


Produksi dalam negeri dan dilakukan untuk meningkatkan produksi
dalam negeri. Bentuk subsidi harga faktor produksi dapat berupa biaya
angkut faktor produksi ke pelosok atau perbedaan tingkat bunga bank
dalam pengambilan kredit.

Di samping bertujuan untuk melindungi produsen dan konsumen,


kebijakan subsidi juga bertujuan untuk memperluas lapangan keria dan
meningkatkan produksi komoditas tertentu untuk mengurangi
ketergantungan pada impor.

3. Kebijakan Investasi (Investment Policy)

Kebijakan investasi di Indonesia dikeluarkan oleh Badan Koordinasi


Penanaman Modal (BKPM) dengan dukungan dari departemen-
departemen teknis terkait. BKPM menetapkar skala prioritas untuk
usaha tertentu, misalnya pembukaan usaha besar diharapkan
menghindar persaingan dengan usaha petani.
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) yang disetujui oleh BKPM akan mendapatkan berbagai
fasilitas, seperti pembebasan pajak impor untuk alat alat dan mesin-
mesin pertanian yang harus diimpor. Kepada mereka juga diberikan
fasilitas pembebasan pajak untuk jangka waktu tertentu.
Berbagai kebijakan investasi dikeluarkan oleh pemerintah dengan
tujuan untuk merangsang investasi, baik oleh swasta nasional maupun
swasta asing, namun sampai saat ini investasi dalam sektor pertanian
masih relatif kecil. Hal ini terutama disebabkan faktor keuntungan
yang dapat diperoleh, yang umumnya lebih kecil dibandingkan dengan
investasi di sektor industri dan jasa. Di samping itu, investasi di sektor
pertanian lebih besar risikonya jika dibandingkan dengan sektor
industri dan jasa.
4. Kebijakan Harga (Price Policy)

Penetapan harga dasar oleh pemerintah ini juga dapat menimbulkan


konsekuensi lanjut terhadap pemerintah, yaitu pembelian gabah/beras
pada saat harga pasar di bawah atau sama dengan harga dasar.
Pemerintah harus mengeluarkan sebagian atau seluruh cadangan
gabah/beras untuk memenuhi kelebihan permintaan yang terjadi di
pasar. Campur tangan pemerintah dalam rantai pemasaran ini
diperlukan karena adanya imperfeksi pasar yang merugikan produsen
dan konsumen.
Kebijakan harga dapat didefinisikan sebagai campur tangan
pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mengubah harga-harga yang diterima dan dibayarkan oleh para pelaku
pasar (produsen dan konsumen) Kebijakan harga produk pertanian
bertujuan untuk mencapai salah satu atau kombinasi dari tujuan-tujuan
berikut:
 Kontribusi terhadap anggaran pemerintah.
 Pertumbuhan devisa negara.
 Mengurangi ketidakstabilan harga.
 Memperbaiki distribusi pemasaran dan alokasi sumber daya.
 Memberikan arah produksi, meningkatkan taraf swasembada
pangan dan serat-seratan.
 Meningkatkan pendapatan dan taraf kesejahteraan penduduk.

Keadaan produsen dikatakan lebih baik apabila surplus produsen lebih


tinggi dan sebaliknya keadaan konsumen dikatakan lebih baik bila
surplus konsumen mengalami kenaikan.

5. Kebijakan Pemasaran

Apabila biaya produksi suatu komoditi tinggi, maka produksi berjalan


kurang efisien, sehingga daya saing komoditi yang bersangkutan baik
di pasar dalam maupun luar negeri akan menjadi rendah. Akibatnya
komoditi tersebut sulit dipasarkan.
Diartikan sebagai kegiatan pemerintah untuk mengatur distribusi
barang (terutama beras) antar daerah dan/atau antar waktu sehingga di
antara harga yang dibayarkan konsumen akhir dan harga yang diterima
oleh produsen terdapat marjin pemasaran dalam jumlah tertentu
sehingga dapat merangsang proses produksi dan proses pemasaran.
Efisiensi pemasaran biasanya diukur dari besar-kecilnya marjin
pemasaran, setelah mempertimbangkan berbagai fungsi yang
dijalankan alam kegiatan pemasaran tersebut.
Marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayarkan oleh
konsumen akhir dengan harga yang diterima produsen, atau dapat
dihitung dengan cara harga di tingkat pengecer dikurangi dengan harga
di tingkat petani. Selain menerima keuntungan, lembaga pemasaran
juga telah mengeluarkan biaya untuk menjalankan fungsi-fungsi
pemasaran berupa penyimpanan, penggolongan mutu, standarisasi,
transportasi, dan pengolahan. Maka dari itu marjin pemasaran juga bisa
dihitung dengan cara keuntungan lembaga pemasaran ditambah dengan
biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran untuk menjalankan
fungsi pemasaran.
Keseimbangan antar tempat dibedakan menjadi 2, yaitu keseimbangan
antar tempat tanpa biaya transfer dan keseimbangan antar tempat
dengan biaya transfer. Biaya transfer (transfer cost) adalah biaya yang
dibutuhkan untuk memindahkan barang antara dua tempat yang
meliputi biaya terminal (biaya bongkar muat dan biaya retribusi) dan
biaya transportasi (semakin jauh jaraknya semakin besar biayanya).

6. Kebijakan Konsumsi

Di Indonesia, konsumsi masyarakatnya adalah terlalu berat pada


karbohidrat yang sebagian besar dipasok dari beras. Hal ini dipandang
tidak baik karena suatu bangsa yang makanan utamanya tergantung
hanya pada satu bahan pangan cenderung akan menghadapi berbagai
masalah dalam jangka panjang.
Untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada pangan beras,
pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memengaruhi pola
konsumsi yang tidak menguntungkan ini dengan mengeluarkan Inpres
No. 14/1974 tentang Penganekaragaman Menu Makanan Rakyat
(PMMR), yang kemudian diperbaharui dengan Inpres No. 20/1979
tentang Perbaikan Menu Makanan Masyarakat yang berdimensikan
permintaan terhadap keanekaragaman pangan. Namun implementasi
kebijakan Inpres No. 20/1979 belum berjalan lancar karena beberapa
kesulitan, misalnya kesulitan mengubah cara/kebiasaan makan
masyarakat karena hal tersebut menyangkut aspek teknis (sulit-
tidaknya bahan makanan tersebut dimasak), aspek sosial (menyangkut
kebiasaan dan selera), dan aspek ekonomi (berkaitan dengan tingkat
pendapatan dan harga bahan makanan).
Analisis diversifikasi konsumsi dilakukan terhadap zat gizi utama,
yaitu energi yang dilakukan dengan menelaah perubahan skor mutu
pangan dengan menggunakan standar normatif Pola Pangan Harapan
(PPH). PPH adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada
sumbangan energi dari setiap kelompok pangan, baik secara absolut
maupun relatif terhadap total energi yang dikonsumsi. Dalam
masyarakat harus tersedia energi per orang sebanyak 2.500 kkal per
hari an 55 gram protein. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
kualitas konsumsi pangan yang ditentukan oleh komposisi jenis
pangan. Jenis pangan yang beraneka ragam merupakan persyaratan
penting untuk menghasilkan pola pangan yang bermutu seimbang.

4 Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mendorong terjadinya 15


pertumbuhan industrialisasi di Indonesia?
 Kemampuan teknologi dan inovasi.
 Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapitac.
 Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara
yangawalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti
baja, semen,kimia, dan industri tengah seperti mesin
alat produksi akanmengalami proses industrialisasi lebih cepat
 Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat
pendapatandan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta
orangmenyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomie.
 Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti
tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif
yangdiberikan.f.
 Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung
lebih lambat dalam industrialisasig.

 Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea


masuk bagi industri orientasi ekspor
5 15
Jelaskan hubungan lembaga keuangan mikro dengan tingkat
kemiskinan!
LKM berdampak signifikan untuk mempromosikan masyarakat
miskin dan membantu mereka keluar dari kemiskinan. Meskipun
demikian, di berbagai Negara dengan berbagai variasinya, bentuk
LKM perlu diinovasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Pola
LKM di setiap Negara berbeda, disebabkan pola di suatu daerah
belum tentu sesuai untuk daerah lainnya. LKM mempunyai
kekuatan besar yaitu dapat beradaptasi dan menemukan cara untuk
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya. Hal ini juga
memperlihatkan bahwa masyarakat miskin bukan untuk disumbang
tetapi mereka merupakan nasabah potensial yang membutuhkan jasa
pelayanan. Hal ini pun menjawab pertanyaan mengapa LKM lebih
berhasil dibandingkan dengan bentuk-bentuk sumbangan. LKM
merupakan solusi penghapusan kemiskinan dari bawah. LKM tidak
didesain oleh para perencana di tingkat pemerintah, tetapi dilakukan
oleh para professional untuk menyelesaikan permasalahan di
masyarakat.
6 Apakah pemerintah sekarang sudah mampu mengelola keuangan I
negara secara efektif dan efisien? Jelaskan jawaban anda! 
Upaya pemerintah tingkatkan performa pengolaaan keuangan Negara
yang Inklusif
Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan performa pengelolaan
keuangan negara yang lebih efektif dan inklusif melalui pelaksanaan
program-program dengan memperhatikan tata kelola keuangan yang
baik. Presiden Joko Widodo meyakini, penerapan tata kelola yang baik
akan mendorong pencapaian target dan sasaran program.
Tujuannya adalah bagaimana kita mampu menggunakan uang rakyat
sebaik-baiknya, bagaimana kita mampu mengelola dan
memanfaatkannya secara transparan dan akuntabel, sehingga
masyarakat betul-betul merasakan manfaatnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, negara melakukan berbagai
kegiatan transaksi. Agar kegiatan transaksi berjalan lancar, maka
negara harus memiliki sumber kuangan negara yang kuat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003,


keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Keuangan negara merupakan aspek terpenting dalam proses
penyelenggaraan negara. Proses pembangunan tidak akan berjalan
lancar apabila keuangan negara terganggu atau tidak stabil.
Wujud pengelolaan keuangan negara tercermin dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN disusun oleh
pemerintah dan dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan dari DPD.
* coret yang tidak sesuai

Anda mungkin juga menyukai