NIM : 043969277
Prodi : Manajemen
UPBJJ : Kota Samarinda
Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan Sistem Ekonomi Pancasila, sebagai Sistem Ekonomi khas 20
Indonesia?
Sistem ekonomi Pancasila sebagai sistem ekonomi khas Indonesia adalah sistem
perekonomian yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Konsep ini berbeda dengan
sistem perekonomian lainnya, seperti kapitalis maupun komunis. Sebab, sistem
perekonomian ini memang harus jelas dan menjiwai Pancasila. Secara ringkas dapat
disimpulkan bahwa sistem ekonomi Pancasila adalah sistem perekonomian dengan
menjadikan lima sila Pancasila sebagai dasarnya. sistem perekonomian ini tidak hanya
mengutamakan kemajuan ekonomi suatu daerah, melainkan memperjuangkan
kesejahteraan bersama seluruh bangsa Indonesia.
Sumber :
https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/18/073000869/sistem-ekonomi-pancasila--
pengertian-prinsip-dan-ciri-cirinya?page=all
Krisis moneter merupakan situasi dimana harga aset mengalami penurunan nilai yang
tajam, bisnis dan konsumen tidak dapat membayar hutangnya dan lembaga keuangan
mengalami kekurangan likuiditas. Krisis moneter memberi dampak pada kurang baik bagi
negara yang mengalaminya, seperti anjloknya nilai mata uang secara signifikan
membuat pasar modal dan pasar uang amblas, harga bahan pokok naik, banyak
perusahaan bangkrut, terjadinya demo besar-besaran, kerusakan dan penjarahan serta
hilangnya kepercayaan Negara Asing. Salah satu negara yang mengalami krisis moneter
adalah Indonesia. Indonesia mengalami krisi moneter pada tahun 1998. Pada saat itu mata
uang rupiah ambruk di bulan Juli 1998 menyentuh level sangat rendah sebesar Rp. 14.965
– per US$ sehingga banyak para debitur utamanya konglomerat yang tidak mampu
membayar kewjibannya kepada bank dan penjarahan terjadi hampir diseluruh wilayah di
Indonesia. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya krisis moneter disuatu
Negara, Yaitu :
Faktor Internal
1. Kondisi Politik
Pergolakan dalam dunia politik dinilai berpotensi menyebabkan perpecahan dalam
masyarakat yang dikarenakan adanya perbedaan pendapat. Akibatnya, kondisi negara
menjadi tidak stabil, dan tidak menutup kemungkinan terjadinya kerusuhan di sana-
sini. Dalam keadaan chaos seperti itu maka para investor, baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri, enggan untuk berinvestasi pada negara dan memilih untuk
berinvestasi ke negara lain hingga kondisi politik kembali kondusif. Hal ini
berdampak pada berkurangnya penerimaan pembiayaan negara untuk menjalankan
pemerintahan dan dengan demikian memperburuk kondisi ekonomi secara signifikan.
2. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah menunjukkan kredibilitas pemerintah dalam mengatasi
berbagai situasi yang terjadi pada suatu negara. Bagi para investor, kebijakan
pemerintah yang terwujud dalam penerapan regulasi sangat mempengaruhi keputusan
untuk berinvestasi pada suatu negara. Pemerintah melalui regulasi-regulasi yang
disusun seharusnya dapat menyeimbangkan peranan pihak swasta dalam
perdagangan, industri, dan alat-alat produksi. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah
agar pihak swasta tidak terlalu banyak mengambil keuntungan. Karena apabila pihak
swasta terlalu banyak mengambil keuntungan, maka akan berpotensi menyebabkan
krisis moneter.
3. Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka
waktu tertentu. Ada beberapa faktor penyebab inflasi di Indonesia, yaitu peningkatan
kebutuhan, dorongan biaya, peningkatan harga rumah, dan jumlah uang yang
beredar. Dampak inflasi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di suatu
negara, dan secara khusus akan mempengaruhi keputusan masyarakat dalam
melakukan kegiatan konsumsi, investasi, dan produksi.
4. Kelemahan Sistem Perbankan
Lemahnya sistem perbankan bertanggungjawab atas terjadinya krisis moneter yang
menimpa Indonesia pada tahun 1997-1998. Pada masa itu, sebagai dampak dari paket
deregulasi perbankan Oktober 1988, setiap orang dapat mendirikan bank hanya
dengan berbekal modal 1 miliar sehingga banyak bank baru bermunculan.
Sayangnya, kemunculan bank-bank tersebut tidak dibarengi sistem manajerial dan
pengawasan yang baik. Banyak bank yang mengandalkan pinjaman luar negeri dalam
jangka pendek dan tidak disertai mekanisme hedging. Lemahnya pengawas otoriter
moneter menyebabkan banyak penyaluran dana terkonsentrasi pada debitur dalam
satu grup. Tidak cukup disitu, persaingan antar bank yang ketat membuat masing-
masing bank berusaha menarik pelanggan dengan menawarkan produk seperti
pinjaman beresiko. Hal-hal tersebut memicu tingginya resiko kredit macet yang
mengakibatkan terjadinya krisis moneter.
5. Masalah pada sektor produksi
Pada umumnya, ada dua macam masalah pada sektor produksi yang dinilai
berpotensi sebabkan krisis moneter, yakni:
Lemahnya alokasi asset atau faktor-faktor produksi yang menyebabkan
kesenjangan produktivitas
Ketidakseimbangan pada struktur produksi
Faktor External :
1. Hutang Luar Negeri
Negara-negara maju pada umumnya memasang tingkat bunga pinjaman yang rendah
dengan tujuan menarik perhatian debitur. Rendahnya bunga pinjaman ini biasanya
dibarengi dengan jangka waktu yang pendek. Hal tersebut memicu ketergantungan
hutang suatu negara, khususnya negara berkembang yang membutuhkan pinjaman
dana untuk membiayai proyek-proyek seperti pembangunan infrastruktur. Tanpa
menyadari kenyataan bahwa pinjaman dana dalam jumlah besar dan jangka waktu
pendek dapat memicu terjadinya krisis finansial.
2. Krisis Ekonomi Global
Suatu negara juga dapat mengalami krisis moneter sebagai dampak dari krisis
ekonomi global, atau krisis yang juga dialami oleh negara-negara lain. Misalnya,
krisis ekonomi tahun 1997-1998 yang dialami oleh negara-negara di Asia, dan krisis
ekonomi tahun 2008 atau dikenal sebagai krisis subprime mortgage yang dialami
oleh Amerika. Krisis moneter yang terjadi pada suatu negara memang biasanya akan
berdampak pada negara lain, karena negara-negara di dunia saling terkait dalam
perekonomian, misalnya dalam perdagangan, industri, dan pinjam-meminjam dana.
Akan tetapi, krisis ekonomi global dapat dihindari dengan kebijakan Pemerintah.
Contohnya pada krisis ekonomi tahun 2008, Indonesia terkena imbas dari
krisis subprime mortgage yang dialami Amerika namun masih dapat terselamatkan
berkat penguatan di sektor perbankan.
Sumber :
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/moneter/faktor-internal-dan-eksternal-
penyebab-terjadinya-krisis-moneter
Kegiatan industri adalah salah satu bentuk dari kegiatan industri yang merupakan
kegiatan pengolahan bahan baku mentah menjadi barang jadi. Perkembangan pada
kegiatan industri ini pertama kali terjadi pada Revolusi Industri di Inggris yang mulai
menggunakan tenaga mesin untuk menggantikan tenaga manusia. Setelah itu,
industrialisasi yang terjadi di dunia menjadi semakin berkembang seiring dengan adanya
perubahan dan meningkatnya keberagaman pada kebutuhan manusia.
Agar dapat tumbuh dalam skala yang signifikan, industrialisasi membutuhkan beberapa
elemen atau faktor kunci. Faktor kunci industrialisasi meliputi tanah, tenaga kerja, modal,
teknologi dan koneksi.
Tanpa pasokan besar dari elemen-elemen tersebut dan kemampuan mengaturnya,
masyarakat tidak dapat berkembang menjadi masyarakat industri. Berikut ini faktor
industrialisasi dan penjelasannya:
1. Tanah
Tanah merujuk bukan hanya permukaan yang digunakan untuk pertanian, pabrik atau
sarana transportasi. Apa yang ada di bawah tanah terutama mineral adalah penting.
Kandungan material mentah membantu industri suatu negara menjadi berkembang.
Baca juga: Menyelisik Peran Industri Hulu Migas untuk Pembangunan Daerah
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah elemen manusia dalam industrialisasi. Pada awal perusahaan
bekerja, banyak tenaga dibutuhkan. Faktor manusia ini juga meliputi para pelaku
usaha, atau orang yang membuat keuangan, mengelola materi dan pekerja,
operasional dan lainnya.
3. Modal
Modal adalah uang, mesin produksi, dan perusahaan itu sendiri. Modal
memungkinkan pekerja mendapatkan izin untuk mengeola dan memproses materi
menjadi produk. Baca juga: Cita-cita Jokowi: Jadikan Indonesia Pusat Industri Mobil
Listrik Dunia
4. Teknologi
Teknologi adalah ilmu pengetahuan terapan untuk penggunaan industri maupun
komersil. Ribuan penemuan pada abad ke-19 membantu mekanisasi dan
memperbaiki proses manufaktur. Penemuan-penemuan tersebut membuat lebih
efisien dan meningkatkan produktivitas.
5. Koneksi
Koneksi adalah elemen kunci dalam perkembangan industrial. Transportasi
menghubungan antara materi mentah, produsen dan konsumen. Koneksi adalah
infrastruktur yang merupakan kombinasi jaringan transportasi dan komunikasi.
Koneksi adalah pondasi dan bingkai pertumbuhan ekonomi.
Sumber :
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/30/180000269/industrialisasi-pengertian-
faktor-ciri-ciri-dan-proses?page=all
Sumber :
Hamid, Edy Suandi. 2018. ESPA4314 – Perekonomian Indonesia Edisi 3. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
Perbankan adalah sebuah lembaga usaha yang mana secara umum memiliki tujuan untuk
menghimpun uang dalam bentuk simpanan namun berlanjut dikembalikan ke masyarakat
bisa bentuk kredit.
Berikut beberapa cara yang ditempuh pemerintah untuk menyehatkan perbankan
Indonesia:
1. Kebijakan Orang Republik Indonesia atau ORI. Kebijakan ORI dilakukan untuk
menggantikan mata uang Hindia Belanda atau NICA yang mana hal tersebut
dilakukan untuk memperkuat uang Indonesia sendiri dan mensejahterakan
masyarakat dalam jangka panjang.
2. Konferensi ekonomi. Sering sekali konferensi ekonomi atau pertemuan penting
yang mana membahas yang sedang terjadi di dalam negara dilakukan, seperti
pembahasan para menteri terhadap hal-hal yang terjadi seperti harga minyak yang
mahal. Maka dari ini terjadinya pembahasan bersama untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
3. Pinjaman nasional. Pinjaman nasional ini terjadi dari pemerintah ke masyarakat,
hal tersebut terjadi karena masyarakat agar menghasilkan sebuah kepercayaan
yang mana bisa diberikan kepada pemerintah. Hal tersebutlah membuat hubungan
antar pemerintah serta masyarakat menjadi membaik terhadap ekonomi negara.
4. Badan perancang ekonomi. Badan perancang ekonomi menjadi salah satu peranan
penting untuk menyusun ekonomi dalam jangka jauh untuk 2-3 tahun kedepan.
Hal ini inilah yang memberikan dampak kemajuan terhadap negara Indonesia.