NIM : 043969277
Prodi : Manajemen
UPBJJ : Kota Samarinda
Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan karakteristik pengangguran di Indonesia! 20
Pengangguran dapat diartikan sebagai sebuah situasi ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan.
Pengangguran merupakan golongan dari angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan yang
dapat menghasilkan uang.
Pada masa krisis ekonomi, bukan saja laju pertambahan angkatan kerja baru tidak bisa diserap
oleh pasar tenaga kerja di tanah air, melainkan juga terjadi banyak PHK di sektor formal yang
berakibat bertambahnya angkatan kerja yang menganggur, baik itu menganggur penuh atau
sama sekali tidak bekerja (open unemployment) maupun yang setengah menganggur atau
bekerja di bawah jam kerja normal (under employment). Dalam kondisi pasar kerja yang seperti
ini maka tenaga kerja tersebut banyak yang memasuki lapangan kerja di sektor informal,
termasuk di sektor pertanian yang pendapatannya relatif rendah, sehingga menambah pula
penduduk yang masuk kategori miskin.
Pengangguran memang tidak bisa dihilangkan sama sekali. Dalam perekonomian yang sudah
sangat mapan sekalipun pengangguran tetap ada, yang dikenal dengan natural unemployment
atau pengangguran alamiah. Misalnya saja karena adanya keterampilan penganggur yang tidak
sesuai (structural unemployment), upah yang tidak cocok (tuntutan reservation wage), menanti
sementara waktu untuk bekerja (frictional unemployment), dan sebagainya.
Ada terdapat tiga kriteria pengangguran, Diantaranya :
1. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka ialah mereka yang bekerja di bawah satu jam per minggu (open
unemployment). Kelompok ini paling pantas diwaspadai karena merupakan kelompok
paling rentan terhadap berbagai permasalahan sosial.
2. Pencari Kerja
Pencari kerja ialah mereka yang benar-benar sedang mencari kerja (Job Seekers).
3. Pengangguran Terselubung
Pengangguran terselubung atau disebut juga setengah penganggur ialah mereka yang
bekerja di bawah jam kerja normal (under employment).
Sumber referensi :
1. Hamid, Edy Suandi. 2018. ESPA4314 – Perekonomian Indonesia Edisi 3. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Pandemi covid 19 memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat
khususnya di Indonesia. Pada sektor ekonomi, pandemi Covid-19 menurunkan laju
pertumbuhan ekonomi nasional. hal ini tentunya berdampak pada karyawan yang
dibebastugaskan ke rumahnya atau diberhentikan (PHK).
Dalam konteks pandemi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat, strategi kemiskinan dan
pengangguran yang tepat perlu diadopsi. Aspek terpenting dalam mendukung strategi
penanggulangan kemiskinan melawan pengangguran adalah tersedianya data kemiskinan dan
pengangguran yang akurat.
Oleh karena itu, mereka yang membutuhkan diharapkan dapat memperoleh bantuan stimulatif
yang saat ini dianggap paling tepat dan efektif, seperti bantuan sosial. Oleh karena itu, untuk
mengatasi dampak Covid-19 terhadap kesejahteraan masyarakat, pemerintah telah melakukan
berbagai langkah dan mengeluarkan kebijakan yang luar biasa. Hal ini juga untuk memastikan
bahwa dampak sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi tidak berkembang dan
berkelanjutan.
https://www.kompasiana.com/chikanurfadillah6513/60826227d541df12335ee442/pengangguran-dan-
kemiskinan-di-masa-pandemi
Kendala-kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah secara umum dalam melaksanakan otonomi
daerah.
1. Ketidakcukupan sumber daya keuangan untuk menutup fiscal gap. Kondisi tersebut
disebabkan oleh:
1) Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) sementara penerimaan daerah (fiscal
capacity) tidak cukup membiayai kebutuhan daerah.
2) Kualitas pelayanan publik yang masih memprihatinkan.
3) Rendahnya kualitas sarana, prasarana dam infrastruktur wilayah. (4) DAU dari
pemerintah pusat yang tidak mencukupi.
4) Belum diketahui potensi PAD yang mendekati kondisi riil.
2. Semakin tinggi masalah ekonomi biaya tinggi di daerah, yang disebabkan oleh politik
uang, KKN dalam Proyek Pemerintah daerah, akibat mengejar target PAD banyak
kebijakan daerah (Perda) yang bertentangan dan tidak mengacu kepada kebijakan pusat
dan menghambat investasi di daerah.
Sumber referensi :
1. Hamid, Edy Suandi. 2018. ESPA4314 – Perekonomian Indonesia Edisi 3. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Sumber referensi :
1. Hamid, Edy Suandi. 2018. ESPA4314 – Perekonomian Indonesia Edisi 3. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Dalam menghadapi globalisasi, Indonesia telah menerapkan sistem pemerintahan otonom dimana sistem
ini membagi pemerintahan menjadi dua yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Peran keduanya
diperlukan dalam mempercepat persiapan menghadapi pasar bebas. Langkah yang harus dilakukan
pemerintah pusat diantaranya :
1. Mempersiapkan peran kelembagaan ekonomi dalam perekonomian nasional seperti standarisasi
produk yang diikuti dengan kebijakan untuk mendorong produk unggul yang masuk ke pasar
bebas dan melindungi atau mengembangkan produk lokal lain untuk memenuhi standar yang
berlaku di pasar bebas.
2. Perlindungan konsumen, karena konsumen memerlukan rasa aman dan nyaman ketika memilih
produk sehingga Indonesia perlu meyakinkan konsumen bahwa produk Indonesia aman
digunakan.
Sedangkan untuk pemerintah daerah, beberapa langkah yang perlu dilakukan adalah :
1. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pasar bebas untuk skup internasional dan AEC
untuk skup ASEAN;
2. Perbaikan iklim investasi dan iklim usaha di daerah;
3. Peningkatan infrastruktur daerah;
4. Peningkatan daya saing produk ekspor unggulan daerah;
5. Peningkatan kualitas SDM daerah.
Selain beberapa strategi diatas, strategi lain yang mendukung penguatan untuk menghadapi persaingan
bebas adalah melakukan sinergi dan sinkronisasi antara strategi dan program pemerintah dengan strategi
dan program swasta dalam mencermati dan memanfaatkan peluang pasar ASEAN (Bappenas, 2013)
serta menciptakan iklim ketenagakerjaan daerah yang lebih kondusif.
Sumber referensi :
1. Hamid, Edy Suandi. 2018. ESPA4314 – Perekonomian Indonesia Edisi 3. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.