Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TERHADAP PENGANGGURAN

DI INDONESIA

Oleh

Reisyah Marisca Putri1

Nurul Zakhfa2

Mabina Parahita3

Karunia Imanuel Loi4

Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung

Abstract

High unemployment is a problem that needs to be resolved because it will happen Effects on
economic development. The government is expected to survive Promotion of entrepreneurship,
SMEs (small and medium enterprises) through provision training for the unemployed. Also the
role of education contributes to creation superior human resources to compete and reduce in the
open market Unemployment Because unemployment is very bad economically, socially and
psychologically. Direct Monitoring the problem of unemployment has an impact on the
emergence of self-sufficiency Publicity. and increase the nation's economic growth.

Keynote : Unemployment, in Indonesia

Abstrak

Tingginya angka pengangguran, menjadi masalah yang harus dipecahkan karena akan terjadi
implikasi bagi pembangunan ekonomi. Pemerintah diharapkan dapat mengatasi dengan
menumbuhkan jiwa kewirausahaan, UKM (usaha kecil menengah) dengan memberikan
pelatihan– pelatihan kepada para pengangguran. Peran pendidikan juga ikut serta dalam
penciptaan sumber daya manusia yang unggul untuk bersaing di pasar bebas dan untuk
mengurangi pengangguran. Karena pengaguran sangat buruk bagi ekonomi, sosial, dan mental.
Langsung ditindak lanjuti dengan masalah pengangguran akan berdampak pada terciptanya
kemandirian masyarakat. dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

Kata Kunci : Pengangguran, Di Indonesia


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengangguran merupakan salah satu indikator terpenting dalam hal pembangunan
ekonomi ketenagakerjaan. Saat ini kondisi pengangguran di Indonesia cenderung menurun
pada beberapa tahun belakangan ini, tingkat pengangguran masih relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kondisi pengangguran di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia,
Thailand, dan vietnam. Secara nasional, tingkat pengangguran di Indonesia adalah berkisar
sekitar 6 % pada tahun 2015, dimana angka tersebut berada di atas negara – negara tetangga
yang memiliki tingkat pengangguran di bawah 4%.
Salah satu karakteristik dari pengangguran di Indonesia ini adalah tingginya pengangguran
dengan pendidikan tinggi atau disebut dengan pengangguran terdidik. Berdasarkan data
survei Angkatan Kerja Nasional 2016 pengangguran di Indonesia di dominasi oleh angkatan
kerja dengan pendidikan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi. Fenomena ini menjadi
ironis karena itu berarti bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka probabilitas atau
kemungkinan seseorang menjadi penganggur pun akan semakin tinggi. Faktor penting yang
melatar belakangi fenomena pengangguran terdidik yang tinggi ini adalah adanya transisi
yang panjang antara pendidikan dan pasar kerja.
Selain kesulitan untuk memasuki pasar tenaga kerja yang diinginkan, beberapa kondisi
menambah parah transisi ini, antara lain masih sedikitnya lembaga pelatihan atau institusi
yang menyalurkan angkatan kerja terampil ke pasar kerja, sehingga semakin cepatnya
pertumbuhan angkatan kerja muda berpendidikan di dalam populasi penduduk, dan juga
relatifnya kecil terhadap lingkup pasar sektor formal apabila dibandingkan dengan lingkup
pasar kerja sektor informal. Kondisi ini sebenarnya hampir serupa dengan yang terjadi di
Filipina, terutama untuk kasus “middle class” nya, namun angkatan kerja Indonesia
cenderung kurang memiliki mobilitas mengingat keterbatasan bahasa, kualitas sekolah,
ataupn sedikitnya kontak keluarga di daerah lain.
Meningkatnya jumlah pengangguran di setiap negara berdampak pada pertumbuhan
ekonomi di suatu negara. Di Indonesia misalnya saja di Sumatera Utara tingkat
pengangguran sudah mencapai 7000 orang, dimana angka ini merupakan suatu
permasalahan besar yang harus dengan cepat diatasi. Dengan terus meningkatnya jumlah
pengangguran di suatu negara maka akan berdampak pada kemajuan perekonomian di suatu
negara. Misalnya saja yang terjadi di Sumatera Utara tersebut, angka pengangguran yang
tinggi tersebut disebabkan karena minimnya lapangan pekerjaan dan kurangnya keahlian
dari pencari kerja, khususnya para perncari kerja terdidik. Sehingga pemerintah harus cepat
tanggap dalam memberikan solusi mengenai hal tersebut demi kemajuan perekonomian
negara. Pemerintah juga harus tetap mengikut sertakan peran pendidikan, industri besar dan
kecil, dan lainnya demi mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

1.2 Landasan Teori


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran
adalah penduduk yang tidak bekerja namun sedang mencari pekerjaan atau sedang
mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.
Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
termasuk dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan akan tetapi belum
mendapatkannya. Seseorang yang tidak bekerja namun tidak secara aktif mencari pekerjaan
tidak tergolong sebagai pengangguran. Fator utama yang menyebabkan terjadinya
pengangguran adalah kurangnya pengeluaran agregat. Pengusaha memproduksi barang dan
jasa dengan maksud memperoleh keuntungan, akan tetapi keuntungan tersebut akan
diperoleh apabila pengusaha tersebut dapat menjual barang dan jasa yang mereka produksi.
Semakin besar permintaan, semakin besar pula barang dan jasa yang mereka wujudkan.
Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja.
Pengangguran merupakan masalah makroekonomi yang mempengaruhi kelangsungan hidup
manusia secara langsung. Bagi kebanyakan orang kehilangan suatu pekerjaan merupakan
penurunan suatu standar kehidupan. Jadi tidak mengejutkan apabila pengangguran menjadi
topik yang sering diperbincangkan dalam perdebatan poltik oleh para politisi yang seringkali
mengkaji bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu terciptanya lapangan
pekerjaan.

Ada dua teori yang menjelaskan tentang Toeri-Teori Pengangguran di Indonesia yaitu :
• Teori Klasik
Teori Klasik menjelaskan pandangan bahwa pengangguran
dapat dicegah melalui sisi penawaran dan mekanisme harga di pasar bebas supaya menjamin
terciptanya permintaan yang akan menyerap semua penawaran. Menurut pandangan klasik,
pengangguran terjadi karena mis-alokasi sumber daya yang bersifat sementara karena
kemudian dapat diatasi dengan mekanisme harga (Gilarso. 2004).
Jadi dalam Teori Klasik jika terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja maka upah akan turun
dan hal tersebut mengakibatkan produksi perusahaan menjadi turun. Sehingga permintaan
tenaga akan terus meningkat karena perusahaan mampu melakukan perluasan produksi akibat
keuntungan yang diperoleh dari rendahnya biaya tadi. Peningkatan tenaga kerja selanjutnya
mampu menyerap kelebihan tenaga kerja yang ada di pasar, apabila harga relatif stabil
(Tohar. 2000).
• Teori Keynes

Dalam menanggapi masalah pengangguran Teori Keynes mengatakan hal yang berlawanan
dengan Teori Klasik, menurut Teori Keynes sesungguhnya masalah pengangguran terjadi
akibat permintaan agregat yang rendah. Sehingga terhambatnya pertumbuhan ekonomi bukan
disebabkan oleh rendahnya produksi akan tetapi rendahnya konsumsi. Menurut Keynes, hal
ini tidak dapat dilimpahkan ke mekanisme pasar bebas. Ketika tenaga kerja meningkat, upah
akan turun hal ini akan merugikan bukan menguntungkan, karena penurunan upah berarti
menurunkan daya beli masyarakat terhadap barang-barang. Akhirnya produsen akan
mengalami kerugian dan tidak dapat menyerap tenaga kerja.
Keynes menganjurkan adanya campur tangan pemerintah dalam mempertahankan tingkat
permintaan agregat agar sektor pariwisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan (Soesastro,
dkk, 2005). Perlu dicermati bahwa pemerintah hanya bertugas untuk menjaga tingkat
permintaan agregat, sementara penyedia lapangan kerja adalah sektor wisata. Hal ini
memiliki tujuan mempertahankan pendapatan masyarakat agar daya beli masyarakat terjaga.
Sehingga tidak memperparah resesi serta diharapkan mampu mengatasi pengangguran akibat
resesi.

1.3 Rumusan Masalah

Indonesia adalah negara berkembang dengan banyak masalah ekonomi di depan. Angka
keuangan sering diamati Pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi, dan standar hidup di
mana setiap perubahan dapat mewakili kesuksesan finansial. Berdasarkan pemeriksaan latar
belakang ini, masalahnya dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa Saja Teori Terkait Pengangguran

2. Bagaimana Dampak dan Faktor Terjadinya Pengangguran

3. Bagaimana Cara Mengukur Tingkat Pengangguran Di Suatu Wilayah

1.4 Tujuan Penulisan

Dengan merajuk pada latar belakang dan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendiskripsikan dan mengavaluasi tentang pengangguran yang terjadi di
Indonesia. Serta menganalisis dampak terjadinya pengangguran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Pengangguran adalah salah satu masalah terbesar yang selalu dihadapi setiap negara,
berbicara tentang masalah pengangguran tidak berarti hanyaberbicara tentang masalah sosial,
tetapi juga tentang masalah ekonomi,karena pengangguran tidak hanya menyebabkan masalah
sosial seperti pertumbuhan penduduk dan juga adanya migrasi penduduk, tetapi juga efek
terhadappertumbuhan ekonomi negara, terutama pertumbuhan ekonomi negara mereka
pembangunan sebagai Indonesia.Pengangguranadalah keadaan dimana orang ingin
bekerjanamun tidak mendapat pekerjaan.Masalah pengangguran selalu sulit dipecahkandi setiap
negara. Karena populasi penduduknya terus bertambah setiap harisetiap tahun, menyebabkan
peningkatan jumlah pencari kerja, dan pada saat yang sama, angkatan kerja juga bertambah. Jika
suatu pekerjaan tidak dapat dimulaiditerima di pasar tenaga kerja, mereka tergolong orang
yangpenganggur.

B. Teori Terkait

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang teori-teori pengangguran :

1. Teori Klasik

Teori klasik ini menjelaskan pandangan internal bahwa pengangguran dapat dicegah
melalui sisi penawaran dan mekanisme harga pasar bebas untuk menjamin
kemunculannyaPermintaan menyerap semua pasokan.Jadi, dalam teori klasik ini,
ketika terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja, upah turun dan ini menyebabkan
output perusahaan menurun. Jadi tuntutan pekerjaanterus tumbuh karena perusahaan
dapat memperluas produksi, menghasilkan keuntungan yang rendah.

2. Teori Keynes

Terkait jawaban atas masalah pengangguran, Keynes mengatakan sebaliknyadengan


teori klasik. Menurut teori Keynesian, masalah pengangguran benar-benar adakarena
permintaan agregat yang rendah, sehingga tidak menghambat pertumbuhan
ekonomikarena produksi rendah tetapi konsumsi rendah. Menurut Keynes, ini adalah
tidak dapat didelegasikan kepada mekanisme pasar bebas. Dengan meningkatnya
tenaga kerja, demikian juga upah jatuh dan itu berbahaya dan tidak membantu karena
itu berarti pemotongan gajimengurangi daya beli barang-barang rakyat. Pada titik
tertentu itu akan menjadi pabrikanmenderita kerugian dan tidak dapat menemukan
pekerjaan.

C. Jenis-Jenis Pengangguran

Pengangguran sering diartikan sebagai orang yang ingin bekerja tetapi tidak memiliki
pekerjaan. Ada 3 macam jenis-jenis pengangguran, yaitu :

1. Pengangguran Terselubung

Tenaga kerja yang tidak bekerja secaramaksimalkarena suatu alasan tertentu.

2. Setengah Menganggur

Tenagakerja yang kurang dari 35 jam perminggu.

3.PengangguranTerbuka

Tenagakerjayang sungguh- sungguh tidak memilikipekerjaan.

D. Faktor dan Dampak Terjadinya Pengangguran

Pengangguran adalah hal yang tidak diinginkan, tetapi seperti itupenyakit yang terus
menyebar di banyak negara karena banyak faktorapa yang mempengaruhinya. Jumlah
pengangguran harus dikurangidengan bekerja sama dengan lembaga pendidikan, komunitas
dan lain-lain. Ini beberapafaktor penyebab pengangguran :

1. Sedikitnya lapangan pekerjaan, Jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan


lapangan pekerjaan dimiliki oleh negara Indonesia.
2. Pencari kerja kurang memiliki pengetahuan profesional. Banyaknya jumlah
sumber daya manusia unskilled menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka
pengangguran di Indonesia.
3. Kurangnya informasi, pencari kerja tidak dapat mengaksesuntuk mendapatkan
informasi tentang perusahaan telahkekurangan pekerja.
4. Kesempatan kerja yang tidak merata, banyak pekerjaandi kota, dan kurangnya
keseragaman dalam pembagian pekerjaan.

5. Upaya pemerintah belum maksimal dalam menyediakanpelatihan untuk


meningkatkan keterampilan budaya malas umum tetap ada sehingga membuat
para pencari pekerjaan mudah menyerah.
Menurut Sukirno (2006) sebab terjadinya pengangguran dapat digolongkankepada tiga `
jenis yaitu:

1. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang wujud apabilaekonomi telah


mencapi kesempatan kerja penuh.
2. Pengangguran struktural, terjadi karena adanya perubahan dalamstruktur atau
komposisi perekonomian.
3. Pangangguran teknologi, ditimbulkan oleh adanya pengantiantenaga manusia oleh
mesin-mesin dan bahan kimia yangdisebabkan perkembangan teknologi.

Indonesia sedang mengalami perubahan ekonomi, dengan Indonesiayang berkonversi


dari sektor pertanian dan diharapkan perekonomian akan tumbuh ke arah industri yang dapat
mengubah perekonomian Indonesia jauh lebih baik. Dengan banyak tingkat pengangguransangat
berpengaruh di berbagai daerah.Pengangguran sangat mempengaruhi kehidupan perekonomian
dankehidupan sosial masyarakat. Perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan bahkan salah satu
dampaknya adalah penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah beberapa
dampak pengangguran terhadap perekonomiandan kehidupan sosial:

1. Pengurangan kegiatan ekonomi


Pengangguran melemahkan daya beli masyarakat. Berkurangnya hal tersebut
mengurangi permintaanterhadap barang dan jasa yang menyebabkan pengusaha
danInvestor tidak ingin memperluas dan membangun diri mereka sendiriindustri
baru sehingga kegiatan ekonomi menurun.

2. Penurunan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita


Orang yang tidak bekerja (menganggur) tidak menghasilkan produk dan layanan.
Artinya semakin banyak orang yang menganggurmaka PDB yang diproduksi
(produk domestik bruto) turun.Penurunan PDB memperlambat pertumbuhan
ekonomi dan penurunan pendapatan per kapita. jika gagal, ketika rasio per kapita
menurun, begitu pula tingkat kesejahteraan masyarakat rendah.

3. Biaya sosial meningkat


Pengangguran juga meningkatkan biaya sosial.Karena pengangguran harus
ditanggung oleh masyarakat,seperti biaya pengobatan pasien stres (depresi)
karena menganggur, biaya keamanan dan konsekuensi biaya pengobatan

meningkatnya kejahatan yang dilakukan oleh para pengangguran,serta pemugaran


dan renovasi beberapa tempat demonstrasi danKorupsi dipicu oleh ketidakpuasan
sosial dan kecemburuanpenganggur.

4. Menurunkan tingkat keterampilan


Dengan menganggur, tingkatketerampilan seseorang akan menurun.
Semakin lama menganggur, semakin menurun pula tingkatketerampilan
seseorang.

5. Menurunnya penerimaan negara


Orang yang menganggur tidak akan memiliki penghasilan. Artinya semakin
banyak orang yang menganggur, maka akan semakinturun pula penerimaan
negara yang di peroleh dari pajak penghasilan.

6. Meningkatnya aktivitas kriminal


Seseorang harus meminta seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar
Hidupnya sebagian besar berputar di sekitar makan untuk bertahan hidup
Jika Anda tidak memiliki pekerjaan, Anda bisa menjadi pengangguran
melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, mencuri, mencuri
atau bahkan membunuh untuk mendapatkan sepotong nasi.

E. Cara Menghitung

Menurut Mankiw (2006), orang yang tidak termasuk ke dalam angkatan kerja adalah mahasiswa,
ibu rumah tangga, dan pensiunan. BPS (badan pusat statistik) mendefinisikan angkatan kerja
(labor force) sebagai jumlah populasi yang bekerja dan yang tidak bekerja:

Angkatan Kerja = Jumlah yang Bekerja + Jumlah yang Tidak Bekerja

Selain itu, BPS juga mendefinisikan tingkat pengangguran (unemployment rate) sebagai
persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja:

Tingkat Pengangguran = (Jumlah yang Tidak Bekerja/Angkatan Kerja) × 100


Kemudian, BPS memakai hasil survei yang sama untuk menghasilkan data partisipasi angkatan
kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate) mengukur persentase
dari seluruh populasi orang dewasa yang tergolong angkatan kerja:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = (Angkatan Kerja/Populasi Orang Dewasa) × 100

F. Kesimpulan

Pemerintah harus segera bereaksi dan cepat untuk memecahkan masalahmeningkatkan


pengangguran.Pemerintah perlu memperkuat pelatihan – pelatihan kepada masyarakat,
memperkuat jiwa kewirausahaan,perluasan usaha kecil dan menengah,sehingga mereka dapat
mandiri secara ekonomi.Tingkat pengangguran akan turunseiring dengan perbaikan
ekonomidilakukan oleh pemerintah. Pemerintah bisakerjasama dengan lembaga pendidikandi
rumah dan di luar negeri untuk mendapatkanproduksi sumber daya manusiaberwibawa.Dengan
beberapa percobaan segeradiikuti oleh pemerintah.

G. Saran

Peran pendidikan harus disebutkandalam menyesuaikan kurikulumdengan pangsa pasar


global,mempromosikan kewirausahaan dan kewirausahaankecil dan menengah, dalam hal
peningkatanpariwisata, produksi barang dan jasa wisata kuliner.
DAFTAR PUSTAKA

Franita, Riski. “Analisa Pengangguran Di Indonesia”. 2016

Astuti, Irma Yuni, Nanik Istiyani, Lilis Yuliati. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat
Inflasi, Dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Di
Indonesia”. 2019
Aprilia, Anggi. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Indeks
Pembangunan Manusia terhadap Tingkat Kemiskinan ( Studi Kasus Di Malang Raya
Tahun 2004-2013)”. 2015
Ishak, Khodijah. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran dan Inflikasinya terhadap

Indeks Pembangunan di Indonesia”. 2018

Cahyani, Indah Gita. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran Terdidik Di

Sulawesi Selatan”. 2014

Astutik, Sih. “Analisis Ekonomi Kreatif dalam Mengurangi Pengangguran Terdidik Menurut

Prespektif Islam(Studi Sub-Sektor Kuliner Di Kecamatan Sukarame Kota Bandar


Lampung)”. 2021

Hilmi, Moh Nasir Hasan Dg Marumu, Ramlawati, Cytra Dewi Peuru. “Pengaruh Jumlah

Penduduk Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten


Tolitoli”. 2022

Pramoto, Devanto Shasta. “Fenomena Pengangguran Terdidik Di Indonesia”. 2017

Sugianto, Yul Tito Permadhy. “Faktor Penyebab Pengangguran dan Strategi Penanganan

Permasalahan Pengangguran PadaDesa Bojongcae, Cibadak Lebak Provinsi Banten” .


2020

Firdhania, Riza, Fivien Muslihatiningsih. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Penganggurandi Kabupaten Jember”. 2017

Anda mungkin juga menyukai