DI INDONESIA
TUGAS KELOMPOK
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Ekonomi Makro pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, M.S.
Oleh :
Golongan I
1. Firstyana AnNuru Putri
(141510601010)
(141510601024)
3. Iwan Fauzi
(141510601053)
(141510601060)
(141510601127)
BAB 1. PENDAHULUAN
(2006),
defenisi
pengangguran
masih
beragam,
dalam
ilmu
Keadaan
ini
dalam
beberapa
dasawarsa
menunjukan
bahwa
Tujuan
Dari permasalahan diatas, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Mengetahui definisi pengangguran.
2. Mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia.
3. Mengetahui keadaan pengangguran di Indonesia.
4. Mengetahui akibat yang timbul dari pengangguran.
5. Untuk mengetahui data-data tentang pengangguran
perusahaan untuk menghemat penggunaan tenaga kerja bukan inti dan tidak
trampil, dan dalam jangka menengah mendorong melakukan substitusi. Upah
minimum akan berlaku untuk semua jenis industri dan semua skala industri. Upah
minimum sangat menguntungkan industri dengan skala ekonomi tinggi, dan
mematikan home industry, perusahaan pemula dengan skala kecil yang berjumlah
banyak. Penetapan upah minimum setiap tahunnya berpotensi menimbulkan
perselisihan dan menghabiskan dana, waktu sangat besar. Fenomena upah
minimum, kontraproduktif bagi kelangsungan berusaha. Kebijakan upah
minimum merupakan sistem pengupahan yang telah banyak diterapkan di
beberapa negara, yang pada dasarnya bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, upah
minimum merupakan alat proteksi bagi pekerja untuk mempertahankan agar nilai
upah yang diterima tidak menurun dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kedua,
sebagai
alat
proteksi
bagi
perusahaan
untuk
mempertahankan
Ramdani
(2015),
pemerintah
seharusnya
tidak
hanya
mengurangi
tingkat
beberapa
indikator-indikator.
Indikator-indikator
ekonomi
yang
Angkatan Kerja
100%
Penduduk Usia Kerja
Jumlah Pengangguran
100%
Angkatan Kerja
2. Setengah menganggur yaitu tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila di ukur dari
sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal.
3. Pengangguran terselubung yaitu tenaga kerja yang bekerja tapi tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan
S1 pertanian bekerja sebagai tenaga
Tingkat Upah
W
W0
DL
L1 L0 L2
Tenaga Kerja
Gambar 2.1 Grafik Tingkat Upah dengan Tenaga Kerja
Kurva DL menggambarkan permintaan k eatas tenaga kerja dan S L
penawaran tenaga kerja. Kurva DL yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah
menggambarkan apabila tingkat upah tinggi maka permintaan tenaga kerja sedikit
menggambarkan semakin tinggi upah maka tenaga kerja yang ditawarkan akan
semakin banyak dan sebaliknya pula. Garis tegak N adalah jumlah penduduk usia
kerja.tingkat upah yang fleksibel akan menjadikan mekanisme pasar tenaga kerja
mencapai keseimbangan (titik E). pernyataan tersebut dapat mengakibatkan
tingkat upah mencapai W0 dan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan mencapai
L0. Perbedaan N dengan L0 adalah posisi pengangguran sukarela.
2.6 Skema Employment
E
F
U
O
D
P
K
N
C
JM
S
T
A
G
rkaueitovnm
tsrnfedlp
aikm
jyhrl
fbaeisum
ekuspo
nm
rK
iaS
y
lnbiE
ktuegam
o
E
klranbugsm
ye
ajhur(tbnipm
uglpm
ranF
ylraot
eM
leinyo
yt
ankm
gsem
aine(
notP
gnte
gan
ulg
r)a
n
g
g
u
r
a
n
)
BAB 4. PEMBAHASAN
Berdasarkan studi kasus yang telah dibahas pengangguran sangat berkaitan
dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang melemah akan
menaikkan tingkat pengangguran. Fenomena tersebut didasarkan pada tingkat
konsumsi masyarakat yang menurun, sehingga produksi perusahaan juga
menurun. Penyerapan tenaga kerja juga akan berkurang sehingga pendapatan
nasional juga akan menurun. Kejadian pengangguran dapat diatasi menggunakan
kebijakan fiscal karena dianggap lebih efektif. Kebijakan fiscal dengan menambah
pengeluaran pemerintah dan investasi dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Terrkait pengeluaran pemerintah, pajak, transfer payment, dan investasi. Satu
kebijakan yang diambil adalah dengan menggunakan pengeluaran pemerintah.
Pengeluaran pemerintah dapat dilakukan untuk merangsang daya kerja
pada industri pengolahan agar dapat meningkatkan kinerjanya sehingga
penyerapan tenaga kerja dapat bertambah. Pendekatan lainnya adalah dengan
meningkatkan konsumsi masyarakat sehingga produksi yang dilakukan oleh pihak
perusahaan juga akan meningkat. Produksi yang meningkat akan diiringi dengan
penyerapan tenaga kerja yang semakin tinggi. Pernyataan tersebut juga akan
menjadikan pendapatan nasional meningkat dan perekonomian berjalan lebih
cepat. Fenomena tersebut merupakan fenomena yang sangat diinginkan suatu
negara terutama saat tingkat tenaga kerja mencapai full employment sehingga
pengangguran dapat teratasi dengan baik. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa
Indonesia dalam keadaan under employment dikearenakan adanya penduduk yang
masih menganggur sehingga penggunaan tenaga kerja masih belum maksimal.
Pengangguran yang terjadi berdasarkan penyebabnya merupakan pengangguran
konjungtur dikarenakan penduduk yang menganggur disebabkan oleh adanya
perubahan kegiatan ekonomi yang semakin menurun sehingga penggunaan tenaga
kerja yang juga ikut menurun. Penggolongan pengangguran yang lain berdasarkan
ciri dan jam kerjanya dapat terjadi dikarenakan pengangguran yang disebabkan
perubahan kegiatan ekonomi merupakan pengangguran dengan tingkat yang
paling mengkhawatirkan dan pihak pemerintah harus segera mengatasinya.
Pengangguran dalam studi kasus tersebut dianggap meningkat dikarenakan
pertumbuhan ekonomi yang lamban. Penyebab dari lambanya perekonomian
adalah pendapatan nasional yang juga menurun. Kebijakan yang lebih dipilih
adalah dengan kebijakan fiskal, terkait pengeluaran pemerintah, pajak, transfer
payment, dan investasi. Satu kebijakan yang diambil adalah dengan menggunakan
pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah dapat dilakukan untuk
merangsang daya kerja pada industri pengolahan agar dapat meningkatkan
kinerjanya sehingga penyerapan tenaga kerja dapat bertambah. Pendekatan
lainnya adalah dengan meningkatkan konsumsi masyarakat sehingga produksi
yang dilakukan oleh pihak perusahaan juga akan meningkat. Produksi yang
meningkat akan diiringi dengan penyerapan tenaga kerja yang semakin tinggi.
Pernyataan tersebut juga akan menjadikan pendapatan nasional meningkat dan
perekonomian berjalan lebih cepat. Fenomena tersebut merupakan fenomena yang
sangat diinginkan suatu negara terutama saat tingkat tenaga kerja mencapai full
employment sehingga pengangguran dapat teratasi dengan baik.
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia dalam keadaan under
employment dikearenakan adanya penduduk yang masih menganggur sehingga
penggunaan tenaga kerja masih belum maksimal. Pengangguran yang terjadi
berdasarkan penyebabnya merupakan pengangguran konjungtur dikarenakan
penduduk yang menganggur disebabkan oleh adanya perubahan kegiatan ekonomi
yang semakin menurun sehingga penggunaan tenaga kerja yang juga ikut
menurun. Penggolongan pengangguran yang lain berdasarkan ciri dan jam
kerjanya dapat terjadi dikarenakan pengangguran yang disebabkan perubahan
kegiatan ekonomi merupakan pengangguran dengan tingkat yang paling
mengkhawatirkan dan pihak pemerintah harus segera mengatasinya.
BAB 5. PENUTUP
Employment merupakan tingkatan penggunaan tenaga kerja yang terbagi
menjadi tiga, yaitu full employment, under employment, dan over employment.
Pengangguran (unemployment) merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Pengangguran dapat dibedakan menurut penyebab, ciri, dan jam
kerja. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kebijakan
pemerintah, terutama kebijakan fiskal dengan menggunakan instrumennya
sehingga penyerapan tenaga kerja dapat meningkat.
Faktor
penyebab
pengangguran
setengah
menganggur
dibedakan
yang
ditimbulkan
dari
adanya
pengangguran
setengah
DAFTAR PUSTAKA
Alghofari, Farid. 2010. Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 19802007. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Anggriawan, Robby. 2015. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor
Industri Manufaktur (Besar & Sedang) di Provinsi Jawa Timur Tahun 20072011. Skripsi. Dipublikasikan.Urusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi
dan BisnisUniversitas BrawijayaMalang.
Izzaty dan R. Sari. 2013. Kebijakan Penetapan Upah Minimum di Indonesia.
Ekonomi dan Kebijakan Publik, 4(2): 131-145.
Kurniawan, A. B. 2014. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Minimum, dan Investasi terhadap Jumlah Pengangguran di
Kabupaten Gresik. Malang: Universitas Brawijaya.
Pakpahan, E.S, Siswidiyanto, Sukanto. 2014. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan
Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah
Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1,Hal.
116-121.
Probosiwi, Ratih. 2015. Analisis Undang-Undang Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri. Kawistara, 5(2): 99-220.
Ramdani, Martiyan. 2015. Determinan Kemiskinan di Indonesia Tahun 19822012. Economics Development Analysis Journal, 4 (1): 97-104.
Teori
Pengantar.
Jakarta:
PT.