Anda di halaman 1dari 14

i

MAKALAH EKONOMI SKALA KECIL, MENENGAH DAN


KOPERASI
TENTANG
IKLIM USAHA



Disusun Oleh :
Dannu Firmansyah 023144007
Intan Dewi Maharani 023144050
Meliana Amaliah 023144081

UNIVERSITAS TRISAKTI
PROGRAM EKSTENSI EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
2014
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Ekonomi Skala Kecil,
Menengah dan Koperasi dengan judul Iklim Usaha ini dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan. Kesulitan
ini ditimbulkan dari kurangnya pemahaman serta kurangnya sumber referensi. Tapi,
kesulitan ini dapat teratasi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak. Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan Makalah ini.
Kami menyadari dalam Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami berterima kasih atas saran dan kritik yang
ditujukan untuk perbaikan makalah ini. Akhir kata, kami mengharapkan makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.


Jakarta, 13 September 2014
Penulis,


Kelompok 2









iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
Latar Belakang .......................................................................................................... 1
IKLIM USAHA ............................................................................................................ 4
Aspek Pendanaan ...................................................................................................... 4
Aspek Sarana Dan Prasarana ..................................................................................... 5
Aspek Informasi Usaha ............................................................................................. 5
Aspek Kemitraan ....................................................................................................... 6
Aspek Perizinan ......................................................................................................... 7
Aspek Kesempatan Berusaha .................................................................................... 8
Aspek Promosi Dagang ............................................................................................. 9
Aspek Dukungan Kelembagaan .............................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 11






1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan UMKM adalah iklim
usaha. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara sinergis
melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai
aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memperoleh
pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan usaha yang seluas-
luasnya.
Tulus Tambunan (2006:3) menyatakan bahwa iklim usaha atau investasi yang
kondusif adalah iklim yang mendorong seseorang melakukan investasi dengan biaya
dan resiko serendah mungkin di satu sisi, dan bisa menghasilkan keuntungan jangka
panjang setinggi mungkin di sisi lain. Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif,
pemerintah haruslah bersikap mendukung semua lapisan pelaku di dunia usaha agar
iklim investasi tumbuh dan juga peduli dengan tenaga kerja. Pemerintah harus lebih
berperan dalam membangun iklim dunia usaha yang kondusif dengan segera
mengatasi masalah ketenagakerjaan. Dunia usaha sangat menantikan peran
pemerintah untuk menyelesaikan kemelut ketenagakerjaan yang telah menjadi
kendala besar bagi dunia usaha, salah satunya kenaikan upah minimum yang tajam.
Dengan peningkatan upah minimum yang sangat tinggi maka perusahaan perlu
melakukan perencanaan untuk itu, tetapi jika mendadak seperti ini perusahaan-
perusahaan skala kecil dan menengah tidak bisa merencanakan keuangannya dan
otomatis terancam bangkrut. Kunci dari ini semua adalah peranan pemerintah untuk
memberi solusi yang bisa diterima oleh pihak pekerja dan pihak dunia usaha.
Pemerintah seharusnya tidak boleh bersikap seakan anti pengusaha ataupun
pekerja, harus memaksimalkan semua potensi yang ada. Daerah memiliki daya tarik
yang tinggi sehingga berdampak pada pertumbuhan kinerja perbankan. Daya tarik
tersebut terletak pada sektor industri dominan yakni sektor industri pengolahan.
2

Namun hal tersebut menunjukkan fenomena yang mengkhawatirkan bila sektor
perdagangan porsinya semakin membesar dibandingkan sektor manufaktur dan
pengolahan. Pasalnya, hal tersebut menunjukkan sektor produktif tidak berkembang,
dan pada saat bersamaan, malah menunjukkan tingginya sektor konsumtif. Beberapa
faktor yang menyebabkan iklim usaha tidak berjalan baik adalah karena biaya tinggi
dalam usaha, perizinan, serta dibukanya keran impor untuk produk-produk yang juga
diproduksi di Indonesia. Mayoritas masyarakat kita jadinya hanya memasarkan
barang-barang saja, tanpa membuat barang-barang itu. Tidak produktif. Apalagi, saat
ini impor barang dari cina, banyak yang didagangkan itu berasal dari barang-barang
Cina, Maka dari itu, manufaktur Indonesia agak menurun. Iklim usaha di Indonesia
jadinya memang kurang baik, karena terlalu banyak hambatan jika memproduksi.
Ada sejumlah faktor yang sangat berpengaruh pada baik-tidaknya iklim
berinvestasi di Indonesia. Faktor-faktor tersebut tidak hanya menyangkut stabilitas
politik dan sosial, tetapi juga stabilitas ekonomi, kondisi infrastruktur dasar (listrik,
telekomunikasi dan prasarana jalan dan pelabuhan), berfungsinya sektor pembiayaan
dan pasar tenaga kerja (termasuk isu-isuperburuhan), regulasi dan perpajakan,
birokrasi (dalam waktu dan biaya yang diciptakan), masalah good governance
termasuk korupsi, konsistensi dan kepastian dalam kebijakan pemerintah yang
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keuntungan neto atas biaya resiko
jangka panjang dari kegiatan investasi, dan hak milik mulai dari tanah sampai
kontrak. Penggunaan kekuasaan yang berlebihan serta ketidakpastian hukum menjadi
satu penyebab sulitnya iklim usaha di Tanah Air untuk berkembang. Hal ini juga
mengakibatkan keadaan perekonomian Indonesia sekarang ini tak akan jauh berbeda
dari tahun silam.
Target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditetapkan sebesar 4,5 persen
tahun ini akan sulit dicapai bila penyebab tersebut tetap berkembang. Bahkan,
tingginya pungutan tak resmi yang mencapai 10 persen dari biaya produksi dan biaya
tak resmi dalam pelayanan birokrasi hingga 60 persen lebih menjadi contoh biaya
yang memberatkan dunia usaha. Dari survei Komite Pemantauan Pelaksanaan
Otonomi Daerah dan Asia Foundation, dari lima ribu lebih responden pengusaha di
3

Indonesia, 85 persennya harus mengeluarkan biaya tak resmi untuk mendapatkan
pelayanan birokrasi hingga pungutan liar dari aparat keamanan.
Faktor lainnya yang juga sangat bertanggung jawab terhadap memburuknya
kondisi investasi di Indonesia adalah kondisi infrastruktur, tidak hanya dalam
kuantitas yang terbatas dibandingkan volume mobilisasi manusia dan barang, tetapi
juga dalam kualitas yang buruk dari infrastruktur yang sudah ada, khususnya jalan
raya. Kombinasi dari kedua aspek ini tentu sangat menghambat kelancaran produksi
dan perdagangan di dalam negeri maupun kegiatan ekspor, yang selanjutnya berarti
beban biaya bagi perusahaan-perusahaan.

















4

IKLIM USAHA

Definisi Iklim Usaha menurut Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1995
adalah kondisi yang diupayakan oleh Pemerintah berupa penetapan berbagai
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan diberbagai aspek kehidupan sosial
ekonomi, agar masyarakat memperoleh kesempatan yang sama dan dukungan
berusaha yang seluar-luasnya terutama bagi usaha kecil sehingga berkembang
menjadi tangguh dan mandiri. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 7
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menyebutkan bahwa Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menumbuhkan Iklim Usaha dengan menetapkan peraturan
perundang- undangan dan kebijakan yang meliputi aspek :
1. Pendanaan;
2. Sarana dan prasarana;
3. Informasi usaha;
4. Kemitraan;
5. Perizinan usaha;
6. Kesempatan berusaha;
7. Promosi dagang; dan
8. Dukungan kelembagaan.

1. Aspek Pendanaan ( Pasal UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 8 )
Aspek Pendanaan ditujukan untuk :
a. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga
keuangan bukan bank;
b. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya
sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
5

c. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat,
tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. Membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan
pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh
perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan
sistem konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang
disediakan oleh Pemerintah.

2. Aspek Sarana Dan Prasarana ( Pasal UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 9 )
Aspek Sarana dan Prasarana ditujukan untuk :
a. Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan
mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil; dan
b. Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi Usaha Mikro dan
Kecil,
Yang dimaksud dengan memberikan keringanan tarif prasarana tertentu
adalah pembedaan perlakuan tarif berdasarkan ketetapan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah baik yang secara langsung maupun tidak langsung
dengan memberikan keringanan.

3. Aspek Informasi Usaha ( Pasal UU No. 20 Thn 2008 Pasal 10 )
Aspek Informasi Usaha ditujukan untuk :
a. Membentuk dan mempermudah pemanfaatan bank data dan jaringan
informasi bisnis;
Yang dimaksud dengan bank data dan jaringan informasi bisnis adalah
berbagai pusat data bisnis dan sistem informasi bisnis yang dimiliki
pemerintah atau swasta.
b. Mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber
6

pembiayaan, komoditas, penjaminan, desain dan teknologi, dan mutu;
c. Memberikan jaminan transparansi dan akses yang sama bagi semua
pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atas segala informasi usaha.

4. Aspek Kemitraan ( Pasal UU No. 20 Thn 2008 Pasal 11 )
Aspek Kemitraan ditujukan untuk :
a. Mewujudkan kemitraan antar-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
b. Mewujudkan kemitraan antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan
Usaha Besar;
c. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam
pelaksanaan transaksi usaha antar- Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
d. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam
pelaksanaan transaksi usaha antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan
Usaha Besar;
e. Mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah;
Posisi tawar dalam ketentuan ini dimaksudkan agar dalam melakukan
kerjasama usaha dengan pihak lain mempunyai posisi yang sepadan dan
saling menguntungkan.
f. Mendorong terbentuknya struktur pasar yang menjamin tumbuhnya
persaingan usaha yang sehat dan melindungi konsumen; dan
g. Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang
perorangan atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah.
Penguasaan pasar dan pemusatan usaha harus dicegah agar tidak
merugikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.


7

5. Aspek Perizinan ( Pasal UU No. 20 Thn 2008 Pasal 12 )
Aspek Perizinan Usaha ditujukan untuk:
a. Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha dengan sistem
pelayanan terpadu satu pintu;
Yang dimaksud dengan menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan,
adalah memberikan kemudahan persyaratan dan tata cara perizinan serta
informasi yang seluas-luasnya.
Yang dimaksud dengan sistem pelayanan terpadu satu pintu adalah
proses pengelolaan perizinan usaha yang dimulai dari tahap permohonan
sampai dengan tahap terbitnya dokumen, dilakukan dalam satu tempat
berdasarkan prinsip pelayanan sebagai berikut:
a. Kesederhanaan dalam proses;
b. Kejelasan dalam pelayanan;
c. Kepastian waktu penyelesaian;
d. Kepastian biaya;
e. Keamanan tempat pelayanan;
f. Tanggung jawab petugas pelayanan;
g. Kelengkapan sarana dan prasarana pelayanan;
h. Kemudahan akses pelayanan; dan
i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan pelayanan.
b. Membebaskan biaya perizinan bagi Usaha Mikro dan memberikan
keringanan biaya perizinan bagi Usaha Kecil.

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara permohonan
izin usaha diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2013 tentang
pelaksanaan UU No. 20 Tahun 2008. Secara sederhana dapat dilihat di bagan
berikut :

8


Sumber : wartawarga.gunadarma.ac.id

6. Aspek Kesempatan Berusaha ( UU No. 20 Thn 2008 Pasal 13 )
Aspek Kesempatan Berusaha ditujukan untuk :
a. Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di
pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat,
lokasi pertambangan rakyat, lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima,
serta lokasi lainnya;
b. Menetapkan alokasi waktu berusaha untuk Usaha Mikro dan Kecil di
subsektor perdagangan retail;
9

c. Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki
kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai warisan budaya
yang bersifat khusus dan turun-temurun;
d. Menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah serta bidang usaha yang terbuka untuk Usaha Besar
dengan syarat harus bekerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah;
e. Melindungi usaha tertentu yang strategis untuk Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah;
f. Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan oleh Usaha Mikro
dan Kecil melalui pengadaan secara langsung;
g. Memprioritaskan pengadaan barang atau jasa dan pemborongan kerja
Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
Yang dimaksud dengan memprioritaskan adalah untuk memberdayakan
Usaha Kecil dan Menengah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
h. Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan. Pelaksanaan
aspek ini dilakukan pengawasan dan pengendalian oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.

7. Aspek Promosi Dagang ( UU No. 20 Thn 2008 Pasal 14 )
Aspek Promosi Dagang ditujukan untuk:
a. Meningkatkan promosi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di
dalam dan di luar negeri;
b. Memperluas sumber pendanaan untuk promosi produk Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah di dalam dan di luar negeri;
c. Memberikan insentif dan tata cara pemberian insentif untuk Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah yang mampu menyediakan pendanaan secara
10

mandiri dalam kegiatan promosi produk di dalam dan di luar negeri; dan
d. Memfasilitasi pemilikan hak atas kekayaan intelektual atas produk dan
desain Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam kegiatan usaha dalam
negeri dan ekspor. Pelaksanaan aspek ini dilakukan pengawasan dan
pengendalian oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

8. Aspek Dukungan Kelembagaan ( UU No. 20 Thn 2008 Pasal 15 )
Aspek Dukungan Kelembagaan ditujukan untuk :
a. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi inkubator.
Yang dimaksud dengan inkubator adalah lembaga yang menyediakan
layanan penumbuhan wirausaha baru dan perkuatan akses sumber daya
kemajuan usaha kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai
mitra usahanya. Inkubator yang dikembangkan meliputi: inkubator
teknologi, bisnis, dan inkubator lainnya sesuai dengan potensi dan
sumber daya ekonomi lokal.
b. Lembaga Layanan Pengembangan Usaha.
Yang dimaksud dengan lembaga layanan pengembangan usaha
(bussines development services-providers) adalah lembaga yang
memberikan jasa konsultasi dan pendampingan untuk mengembangkan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
c. Konsultan Keuangan Mitra Bank
Yang dimaksud dengan konsultan keuangan mitra bank adalah
konsultan pada lembaga pengembangan usaha yang tugasnya melakukan
konsultasi dan pendampingan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
agar mampu mengakses kredit perbankan dan/atau pembiayaan dari
lembaga keuangan selain bank.
d. Lembaga profesi sejenis lainnya sebagai lembaga pendukung
pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

11

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah
http://study-succes.blogspot.com
www.kadin-indonesia.or.id
http://news.liputan6.com/read/70360/iklim-usaha-di-indonesia-masih-sulit-
berkembang
https://id.berita.yahoo.com/kadin-pemerintah-harus-bangun-iklim-usaha-kondusif-
085010132--finance.html

Anda mungkin juga menyukai