Anda di halaman 1dari 13

HALAMAN JUDUL

MAKALAH

PERBANKAN SYARIAH

FENOMENA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

Dosen : Dr. Sudjono, M.Acc.

Disusun Oleh :

Vanessa Nur Aliva Auril

43119310034
UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

2022KATA

PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Fenomena
Pandemi Covid-19 Terhadap Perbankan Syariah. Atas dukungan yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Dr. Sudjono, M.Acc. selaku dosen Mata Kuliah Perbankan
Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan
bidang studi. Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Akhir kata, tiada gading yang
tak retak, demikin dengan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1
PENGANTAR .......................................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................................... 4
1.2. BATASAN MASALAH ............................................................................................ 6
1.3. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 6
1.4. TUJUAN..................................................................................................................... 6
1.5. MANFAAT ................................................................................................................ 6
BAB II ....................................................................................................................................... 8
LANDASAN TEORI ............................................................................................................... 8
2.1. GRAND THEORY, MIDDLE THEORY, DAN OPERATIONAL THEORY ....... 8
2.2. STUDI DAN PENELITIAN TERDAHULU .............................................................. 9
BAB III.................................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 10
3.1. PENERAPAN .......................................................................................................... 10
3.2. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek ........................... 10
3.3. PEMBAHASAN ...................................................................................................... 10
BAB IV .................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................... 12
4.2. PENUTUP .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

COVID-19 telah menjadi fenomena baru bagi dunia. Pada awal tahun 2020 ini, dunia
dikejutkan dengan penyebaran virus Covid-19 yang merupakan pandemi yang meluas ke
hampir semua negara, termasuk Indonesia. Corona Virus Deseas 19 (Covid-19) diputuskan
sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada awal tahun 2020 (Sumber :
Kementrian Kesehatan RI, 2020). Covid19 berimplikasi ke berbagai jenis sektor, tidak hanya
sektor kesehatan, tetapi juga sektor lain, termasuk perbankan. Fenomena COVID-19
menekan posisi pasar keuangan dan sektor perbankan global. Perbankan pada tahap ini
memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan sistem perkreditan. Bank
diperlukan untuk menjamin likuiditas yang diperlukan bagi ekonomi riil. Selain itu, industri
perbankan dihadapkan pada serangkaian masalah operasional, termasuk kerugian yang
disebabkan oleh penurunan nilai pinjaman yang tinggi, credit origination dan manajemen
risiko, dorongan untuk efisiensi operasional dan pengelolaan kelangsungan bisnis serta
pendanaan dan likuiditas.

Selama pandemi Covid-19 mempunyai efek pada perbankan di Indonesia terutama


kinerja perbankan yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank, karena itu menjaga
kesehatan bank sangat penting. Untuk mengetahui efek Covid19 kesehatan bank,
memerlukan tolok ukur yang obyektif dan tepat. Obyektivitas ini dapat dicapai dengan cara
membandingkan kesehatan perbankan dalam kondisi lingkungan yang normal, yaitu sebelum
terkena pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 menyebabkan kepanikan disektor keuangan
dan berselama pada perbankan baik bank konvensional maupun syariah, dimana dari segi
pendapatan dan penyaluran pembiayaan perbankan mengalami penurunan.

Industri perbankan memiliki peran sangat penting bagi perekonomian global. Dalam
konteks ekonomi, lembaga keuangan berperan dalam memobilisasi simpanan untuk investasi
produktif serta memfasilitasi arus modal pada berbagai sektor, sehingga dapat merangsang
pertumbuhan investasi dan meningingkatkan

Di sisi lain, era modern telah menjadikan industri sektor perbankan syariah sebagai
fenomena global yang banyak menjadi diskusi ekonomi, termasuk di negara yang
berpendudukan mayoritas nonmuslim. Selama pandemi Covid-19 menyebabkan kondisi bank
syariah mempunyai risiko yang hampir sama dengan bank konvensional. Dalam menghadapi
kondisi pandemi virus corona (Covid-19), sektor perbankan syariah memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan perbankan konvensional Di masa pandemi Covid-19, kinerja Bank
Umum Syariah (BUS) selama tahun 2020 menunjukkan stabilitas yang terjaga bila
dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional (BUK). Dari sisi permodalan, CAR BUS
menunjukkan tren pertumbuhan yang positif meskipun masih di bawah CAR BUK. Pada
tahun 2020, CAR BUS mencapai 21,64% (yoy). Secara umum, aktivitas pembiayaan baik
oleh BUK maupun BUS menunjukkan tren yang melambat ditunjukkan oleh rasio FDR BUS
sebesar 76,36% yang lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 77,91%. Dari sisi
rentabilitas, BUS menunjukkan tren yang positif yang ditunjukkan dalam setahun terakhir.
Dari sisi efisiensi, pandemi Covid-19 menekan efisiensi BUS, sehingga terjadi penurunan
yang ditunjukkan dari nilai BOPO yang meningkat hingga akhir tahun 2020 mencapai
85,55%.

1.2. BATASAN MASALAH

Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan dampak pada perekonomian, tak


terkecuali sektor perbankan. Dampak epidemi ini menyebabkan beberapa negara
mengalami krisis ekonomi bahkan resesi (Wu & Olson, 2020). Di Indonesia sendiri,
penyebaran covid-19 termasuk tinggi. Dilansir dari situs WHO pada 14 Februari
2021, Indonesia menduduki peringkat ke-19 sebagai negara dengan kasus terbanyak.
Dengan total kasus 1.210.784.

Berdasarkan Laporan Bank Indonesia dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha.


Kondisi kegiatan usaha pada masa awal pandemi Covid-19 menunjukkan penurunan
yang curam (Gambar 1). Pada triwulan II-2020 terindikasi dari Saldo bersih
Tertimbang (SBT) di angka -33,75%, turun lebih dalam dibandingkan triwulan I-2020
yaitu -5,56%. Penurunan terjadi pada seluruh sektor ekonomi yang didominasi oleh
sektor hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor
jasa-jasa. Melandanya pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan permintaan dan
gangguan pasokan.

1.3. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu bank syariah?


2. Bagaimana peranan bank syariah di masa pandemic covid-19?
3. Bagaimana perkembangan bank syariah di indonesia setelah dampak covid-19?

1.4. TUJUAN

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan perbankan syariah setelah
dampak covid-19

1.5. MANFAAT
Suatu penelitian akan mempunyai nilai apabila penelitian tersebut memberikan
manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang perbedaan kinerja
keuangan perbankan sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19 serta dapat
bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka
mengembangkan ilmu keuangan.
2. Bagi Regulator Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak
terkait seperti regulator (Oritas Jasa Keuangan) untuk mengawasi kinerja
perbankan syariah di masa mendatang.
3. Bagi Investor Dapat memberikan masukan kepada investor pemegang saham
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengelolaan
keuangan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. GRAND THEORY, MIDDLE THEORY, DAN OPERATIONAL THEORY

a) GRAND THEORY
Membahas persoalan bank syariah , pada dasarnya sumber pada
konsep uang dalam Islam. Sebab bisnis perbankan tidak dapat lepas dari
persoalan uang. Di dalam Islam, uang dipandang sebagai alat tukar, bukan
sebagai komoditi. Diterimanya peranan uang ini secara meluas dengan
maksud melenyapkan ketidakadilan, ketidakjujuran, dan penghisapan
dalam ekonomi tukar-menukar. Sebagai alat tukar-menukar, peranan uang
sangat dibenarkan, namun apabila dikaitkan dengan persoalan
ketidakadilan, di dalam ekonomi tukar menukar yang digolongkan sebagai
riba al-fadl. Oleh karena itu dalam Islam, uang sendiri tidak menghasilkan
suatu apapun. Dengan demikian, bunga (riba) pada uang yang dipinjam
dan dipinjamkan dilarang (apabila memberatkan atau eksploitasi).

b) MIDDLE THEORY
Kondisi ketidakstabilan ekonomi juga akan dirasakan apabila
mengenakan produk perbankan syariah. Kestabilan ekonomi bisa terjadi
sebab perbankan syariah tidak terpengaruhi oleh naik turunnya suku bunga
dimana ketentuan nisbah tetap yang disepakati dari awal akad. Dampak
dari hal tersebut, masyarakat akan terus produktif dari dana yang telah
disalurkan oleh bank syariah. Masyarakat juga mendapatkan kenyamanan
dimana dengan menggunakan layanan perbankan syariah dapat
menghindari larangan-larangan agama. Industri Perbankan Syariah
memiliki peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi rakyat,
berkontribusi dalam melakukan transformasi perekonomian pada aktivitas
ekonomi produktif, bernilai tambah dan inklusif tetapi di masa Pandemi
Covid-19 ini industri perbankan syariah harus bergerak cepat untuk
beradaptasi dengan membuat strategi, inovasi baru serta mitigasi risiko
yang tepat dan cermat serta menggunakan strategi kreatif untuk bertahan
dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang membuat kondisi
perekonomian tak menentu. Artinya industri perbankan syariah
mempunyai tantangan yang cukup signifikan, namun Industri Perbankan
Syariah harus melihat permasalahan penyebaran virus ini sebagai
tantangan yang harus dirubah menjadi sebuah kesempatan untuk bisa lebih
baik. Maka dari itu, sudah saatnya Perbankan Syariah mulai merevisi
kembali strategi, mengingat tidak ada yang mengetahui kapan Covid-19
akan berakhir. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk memaparkan tantangan perbankan syariah menghadapi
pandemi Covid-19 di Indonesia.

c) OPERATIONAL THEORY
Pandemi Covid-19 telah menyebar ke berbagai negara, termasuk
Indonesia. Sebagaiakibatnya, hampir semua sektor mengalami kontraksi,
tidak terkecuali perbankansyariah.Namun, perbankan syariah dianggap
cukup mampu bertahan dari badai dampak tersebutberdasarkan fakta
empiris krisis-krisis yang terjadi sebelumnya. Tujuan penelitian ini
untukmenganalisis bagaimana kinerja perbankan syariah dimasa
pandemi covid-19.

2.2. STUDI DAN PENELITIAN TERDAHULU

Perbankan syariah merupakan sektorkeuangan yang terdampak pandemi


yangberkepanjangan ini. Momen ini menjadi peluangbagi perbankan syariah
dan lembaga-lembagakeuangan lainnya untuk berkontribusi
dalammembantu ekonomi masyarakat(Iskandar et al.,2020; Siahaan, 2020).
Hal ini dibuktikan denganditerbitkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan(POJK) No.11/POJK.03/2020 tentang RelaksasiKredit/Pembiayaan
bagi masyarakat yangterdampak pandemi Covid-19(OJK,
2020).Regulasi ini bertujuan untuk menjaga stabilitassistem keuangan dan
perbankan, karena kebijakantersebut mempunyai dampak terhadap
kinerjaperbankan(Albanjari & Kurniawan, 2020;Disemadi & Shaleh, 2020;
Wahyudi et al., 2019).
BAB III

PEMBAHASAN

1.1.PENERAPAN

Beberapa sektor usaha terdampak oleh wabah pandemi virus Covid-19


termasuk sektor perbankan syariah. Oleh karena itu, agar sektor perbankan
syariah dapat tetap eksis di tengah pandemi virus korona, maka perbankan
syariah harus melakukan mitigasi risiko secara cermat, dan menggunakan
strategi kreatif menghadapi kondisi yang serba tidak menentu saat ini. Jika bank
syariah ingin keluar dari kondisi keterpurukan, maka sudah sepatutnya bank
syariah tidak dapat menggunakan metode atau cara-cara lama dalam
memasarkan layanan produk dan jasanya. Salah satu strategi yang dapat
dilakukan bank syariah adalah dengan adanya digital banking. Layanan produk
dan jasa harus dikonversi menjadi digital banking. Proses tersebut harus berjalan
bertahap dan inisiasinya dilakukan secara terus menerus. Namun, tidak semua
produk dan jasa harus menggunakan digital banking, terdapat bisnis inti yang
masih membutuhkan fungsi oleh unsur manusia. Terdapat beberapa fungsi yang
melibatkan unsur manusia, sehingga keberadaannya tidak dapat digantikan oleh
digital banking. Salah satu peran tersebut adalah aktivitas pendampingan dan
konsultasi bisnis. Misalnya ketika nasabah bank yang bisnisnya terdampak
akibat pandemi Covid-19, maka ia akan mendapatkan pendampingan dan
konsultasi bisnis dari tenaga pemasar bank.

1.2. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek

Perbandingan berbeda jauh karena setiap penelitian mempunyai laporan dan tujuan
yang berbeda. Penyusunannya hampir sama tetapi bagian bagian yang di praktekan
kepada peneliti terdahulu cukup bagus.

1.3. PEMBAHASAN

1. Perkembangan Covid-19
Covid-19 saat ini menjadi isu kesehatan yang paling mengkhawatirkan di penjuru
dunia, termasuk diantaranya di Indonesia. Penanggulangan yang dilakukan suatu
daerah bahkan suatu negara dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir
penyebaran penyakit tersebut salah satunya adalah dengan kebijakan Lock down.
Penelitian terbaru ternyata ditemukan bahwa diameter Covid-19 diperkirakan sampai
125 nanometer atau 0,125 mikrometer. Itu artinya satu mikrometer sama dengan 1000
nanometer. Sungguh sangat kecil sekali dan tak mungkin pandangan telanjang
manusia dapat menginderanya. Bahkan karena ukurannya yang sangat mikro,
sehingga manusia tak bisa berpikir untuk meremehkan virus tersebut. Karena Covid-
19 ini dapat bertahan lebih dari 10 menit pada permukaan, termasuk diantaranya
adalah di tangan manusia sekalipun. Lebih dari itu bahkan badan kesehatan
Perserikatan Bangsa Bangsa, atau biasa yang disebut WHO menyebut, bahwa virus
corona baru (Covid-19) ini dapat bertahan hidup selama beberapa jam, hingga bisa
beberapa hari dan dapat bertahan hidup pada suhu 26-27 derajat celcius (BBC News,
2020).

2. Strategi Perbankan Syariah


Kebijakan untuk meminimalkan dampak Covid-19, termasuk di sektor industri
perbankan. Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan Kebijakan
Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercylical Dampak Penyebaran
Coronavirus Disease 2019, penerbitan POJK No.11/POJK.03/2020. Kebijakan stimulus
yang dimaksud terdiri atas kebijakan penilaian kualitas pembiayaan hanya didasarkan
pada ketepatan pembayaran pokok dan margin/ bagi hasil/ujrah dengan pembiayaan
mencapai 10 Miliar dan Skema Restrukturisasi pembiayaan. POJK No. 18/POJK.03/2020
mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, terutama di sektor
perbankan, ancaman pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. OJK memberikan
perintah kepada Bank untuk yang Pertama, melakukan merger, konsolidasi,
pengambilalihan, dan atau integrasi. Kedua, menerima merger, konsolidasi, akuisisi, atau
integrasi (Otoritas Jasa Keuangan, 2019).
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap fungsi intermediasi perbankan, berdasarkan hasil studi
pada Bank Syariah Mandiri, yaitu pembiayaan dan DPK, Bank menunjukkan adanya gejolak.
Pada sisi pembiayaan Bank Syariah Mandiri selama Januari hingga Maret 2020 cenderung
meningkat. Pada sisi, Penghimpunan Dana (DPK), Bank Mandiri Syariah menunjukkan
fluktuatif. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap manajemen strategi operasional perbankan.
Berdasarkan hasil studi pada Bank Syariah Mandiri menunjukkan bahwa: pertama, semua
bank menerapkan stimulus ekonomi terkait pembiayaan restrukturisasi untuk Nasabah yang
terkena dampak pandemi Covid-19 berdasarkan POJK No.11/POJK.03/2020. Kedua,
pengembangan aplikasi digital mobile banking pada kelima bank Syariah. Penelitian ini
menggunakan sampel Bank Umum Syariah, Bank Syariah Mandiri di Indonesia karena
keterbatasan data bank, diiharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan di semua Bank
Umum Syariah di Indonesia sehingga dapat menggeneralisasi hasil penelitian.

4.2. PENUTUP

Mohon maaf apabila penyusunan makalah saya kurang jelas atau kurang tepat maka dari saya
ucapkan terimakasih banyak bila ada salah kata dalam penyusunan makalah ini mohon
dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Sri. 2022. “Makalah Gambaran Umum Perbankan Syariah Di Indonesia.” OSF
Preprints.

Dalam masa pandemi, pemerintah Indonesia memperhatikan tiga sektor, yaitu kesehatan,
sektor riil dan perbankan. Mawarni, Rika

Anda mungkin juga menyukai