Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PARIWISATA SYARIAH

Oleh Kelompok 8

Indri Arzhyta (16 0401 0063)


Muh. Ainun Agni (16 0401 0223)
Khozin Asrori (16 0401 0245)
Puja Fujita Rusdin B (16 0401 0253)

Dosen Pembimbing
Dr. Muhammad Tahmid Nur, M.Ag.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji dan syukur atas kehadirat, rahmat dan hidayah Allah Swt. Yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah tentang “Pariwisata Syariah”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah atas junjungan besar kita baginda
Rasulullah Saw. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang-benderang seperti saat sekarang ini.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah


membantu dalam pembuatan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kepada para pembaca,
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menjadi motivasi dan sumber
informasi yang dapat diakui kebenarannya, Aamiin.

Palopo, 13 Mei 2019

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Manfaat Penulisan ..........................................................................................2

BAB II: PARIWISATA SYARIAH ..........................................................................3

A. Devinisi Pariwisata Syariah ...........................................................................3


B. Pariwisata Untuk Peningkatan Ekonomi Berbasis Syariah ............................4
C. Perbedaan Pariwisata .....................................................................................5
D. Pendapat – Pendapat Tentang Pariwisata .......................................................6

BAB III: PENUTUP ..................................................................................................8

A. Kesimpulan ....................................................................................................8
B. Penutup...........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana yang diketahui kebanyakan dari kita mendengar jika ada
pembicaraan mengenai ekonomi islam kalau bukan perbankan Syariahnya pasti tentang
bisnis berlandaskan Islam. Namun, dunia sekarang telah membuka mata secara lebar
dan meyakini bahwa sektor pariwisata adalah salah satu jantung kemajuan ekonomi
suatu negara selain kemajuan bisnis dan perbankan.
Pariwisata dapat didefinisikan suatu perjalanan dari suatu tempat menuju ke
tempat lain yang bersifat sementara, biasanya dilakukan oleh orang – orang yang ingin
menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan waktu libur dengan
menghabiskan waktu bersama keluarga untuk berekreasi. Potensi objek wisata di setiap
negara berbeda – beda tergantung dari keadaan geografis dan kebudayaannya. Hal
tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung dan menikmati
objek wisata tersebut.
Pariwisata sangatlah penting bagi satu negara. Hal ini karena pariwisata adalah
salah satu sumber yang berkemungkinan menjadi penyumbang devisa terbesar bagi
sebuah negara. Bisnis dari pariwisata tersebut menjadi semakin bermacam – macam
sesuai dengan kebutuhan tempat pariwisata pada umumnya, seperti cenderamata,
penginapan, tempat makan, dan transportasi.
Seperti yang diketahui bahwa islam mengatur kehidupan seorang muslim disetiap
aktivitasnya, baik itu aktivitas harian, bulanan, maupun tahunan. Jadi sektor pariwisata
juga telah diatur Batasan – batasanya oleh islam. Hal itu disebabkan pariwisata sangat
berpengaruh pada kehidupan ekonomi seorang muslim, seperti berpengaruhnya
terhadap ekonomi global ataupun ekonomi islam.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa devinisi dari Pariwisata Syariah?
2. Bagaimana pariwisata untuk meningkatkan ekonomi berbasis syariah?
3. Apa – apa saja perbedaan dari pariwisata?
4. Apa pendapat ulama tentang pariwisata?

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui devinisi pariwisata syariah.
2. Untuk mengetahui bagaimana pariwisata untuk meningkatkan ekonomi syariah.
3. Untuk mengetahui perbedaan – perbedaan dari pariwisata.
4. Untuk mengetahui pendapat – pendapat ulama tentang pariwisata.
BAB II

PARIWISATA SYARIAH

A. Definisi Pariwisata Syariah


Pariwisata halal atau wisata syariah adalah bagian dari industri pariwisata yang
ditujukan untuk wisatawan muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal
merujuk pada aturan – aturan Islam.1
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pariwisata adalah yang
berhubungan dengan perjanlanan untuk rekreasi; pelancongan; turisme. Pariwisata
dalam bahasa Arab disebut rihlah. Istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta
yang terdiri dari suku kata “pari” yang berarti banyak, berkali – kali, berputar – putar,
berkeliling, atau Bersama dan “wisata” artinya bepergian atau perjalanan. Jadi,
pariwisata berarti suatu kegiatan perjalanan atau bepergian yang dilakukan dari satu
tempat ke tempat lain, dengan tujuan bermacam – macam, seperti rekreasi atau untuk
melihat – lihat, mencari dan menyaksikan (sesuatu) atau semisal itu, bukan untuk
mengais (rezki), bekerja dan menetap.
Sedangkan menurut undang – undang No. 10/2009 tentang kepariwisataan, yang
dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung
oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah. Jadi secara pengertiannya pariwisata berarti
perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain.
Dengan demikian pariwisata atau turisme dapat dikatakan sebagai suatu perjalanan
yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk
aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan
perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi.2

1
Ahmad Rosyidi Syahid, “Pariwisata Halal: Pengertian, Prinsip dan Prospeknya”
https://himpuh.or.id/indonesia/index.php/10-wisata-halal/29-pariwisata-halal-pengertian-prinsip-
dan-prospeknya (diakses pada 17 Mei 2019 pukul 11:02)
2
Rahmi Syahriza. “Pariwisata Berbasis Syariah”. (Vol.1, No.2, Juli – Desember 2014) h.136

3
4

B. Pariwisata Untuk Peningkatan Ekonomi Berbasis Syariah


Industri pariwisata salah satu investasi bisnis yang bisa mendatangkan
keuntungan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini karena dengan adanya
pariwisata, akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Selain itu juga bisa
memberikan motivasi bagi setiap individu untuk berkreasi dan berinovasi.
Mengembangkan industri pariwisata yang berbasis syariah juga merupakan sebuah
kontribusi untuk lebih mengembangkan dan menerapkan konsep ekonomi syariah.
Syariah tidak hanya untuk perbankan, tetapi apapun bentuk transaksi ekonomi dan
bisnis selain perbankan juga perlu dikembangkan berdasarkan konsep syariah.
Konsep syariah dapat diterapkan dalam semua aspek seperti dari agen atau biro
perjalanan wisata yang mengatur berbagai macam jenis dan tujuan perjalanan. Selama
ini biro perjalanan lebih banyak menyediakan bentuk perjalanan haji atau umrah.
Tidak dapat dipungkiri, haji atau umrah tidak dapat dilepaskan dari umat Islam, akan
tetapi perjalanan wisata ini bisa lebih dikembangkan lagi dengan menyediakan
perjalanan ke negara atau daerah-daerah Islam dan tempat-tempat yang dulu pernah
dikuasai oleh kerajaan-kerajaan Islam.
Perjalanan ke negara-negara atau tempat yang dulunya pernah dikuasai oleh
kerajaan-kerajaan Islam akan lebih banyak memberikan motivasi dan pengajaran bagi
manusia terutama umat Islam. Tidak hanya tempat, manajemen yang islami dan para
pemandu pun setidaknya juga harus dipersiapkan. Para pemandu ini dilatih dan
diberikan bekal baik itu mengenai sejarah dan yang lainnya sehingga mereka bisa
memberikan penjelasan yang terbaik untuk para wisatawan tersebut.
Dengan melakukan hal ini, maka ayat-ayat tentang perintah melakukan perjalanan
dapat diaplikasikan dan bahkan perjalanan atau wisata religious selain haji dan umrah
ini bisa menjadi salah satu sarana penguatan akidah dan keyakinan umat Islam serta
bisa memaksimalkan potensi akal pikiran mereka.
5

C. Perbedaan Pariwisata
Berikut ini perbedaan dari pariwisata konvensional, wisata religi, dan wisata
syariah:
No. Perbandingan Konvensional Religi Syariah
Tempat ibadah
Alam, Budaya,
dan
1 Objek Warisan, dan semuanya
peninggalan
Kuliner
sejarah
Meningkatkan
Meningkatkan
2 Tujuan Menghibur spiritualitas dengan cara
Spiritualitas
menghibur.
Menyentuh Aspek spiritual
kepuasan dan yang bisa
Memenuhi keinginan
kesenangan menenangkan
dan kesenangan serta
3 Target yang berdimensi jiwa guna
menumbuhkan
nafsu, semata – mencari
kesadaran beragama.
mata hanya ketenangan
untuk hiburan. batin.
Membuat turis tertarik
Memahami dan pada objek sekaligus
menguasai membangkitkan spirit
Menguasai
informasi religi wisatawan.
sejarah tokoh
sehingga bias Mampu menjelaskan
4 Panduan dan lokasi
menarik fungsi dan peran syariah
yang menjadi
wisatawan dalam bentuk
objek wisata.
terhadap objek kebahagiaan dan
wisata. kepuasan batin dalam
kehidupan manusia.
6

Menjadi bagian yang


Fasilitas Sekedar Sekedar menyatu dengan objek
5
Ibadah pelengkap pelengkap pariwisata, ritual ibadah
menjadi paket hiburan
6 Kuliner umum umum Spesifik halal
Relasi Komplementer
Komplementer
dengan dan hanya Terpadu, interaksi
dan hanya untuk
7 masyarakat untuk berdasar pada prinsip
keuntungan
sekitar objek keuntungan syariah
materi
wisata materi
Agenda Waktu – waktu
8 Setiap waktu Memperhatikan waktu3
Perjalanan tertentu

D. Pendapat – Pendapat tentang Pariwisata


Syekh Shaleh Al-Fauzan Hafizahullah berkata: “Tidak boleh safar ke negara kafir,
karena ada kekhawatiran terhadap akidah, akhlak, akibat bercampur dan menetap di
tengah orang kafir di antara mereka. Akan tetapi bila ada keperluan mendesak dan
tujuan yang benar untuk safar ke negara mereka seperti safat untuk berobat yang tidak
ada di negaranya atau safar untuk belajar yang tidak didapatkan di negara muslim atau
safar untuk berdagang kesemuanya ini adalah tujuan yang benar, maka dibolehkan
safar ke negara kafir dengan syarat menjaga syiar keislaman dan memungkinkan
melaksanakan agamanya di negeri mereka. Hendaklah seperlunya, lalu kembali ke
negeri islam. Adapun kalau safarnya hanya untuk wisata, maka tidak di bolehkan.
Karena seorang muslim tidak membutuhkan hal itu serta tidak ada manfaat yang sama

3
Fatkurrohman, “Konsep dan Ruang Lingkup Wisata Halal”
https://wisatahalal.sv.ugm.ac.id/2018/08/23/konsep-dan-ruang-lingkup-wisata-halal/ (diakses pada
17 Mei 2019 pukul 21:00).
7

atau yang lebih kuat dibandingkan dengan bahaya dan kerusakan pada agama dan
keyakinan.
Para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah mengatakan: “tidak diperkenankan
bepergian ke tempat – tempat kerusakan untuk berwisata. Karena hal itu mengundang
bahaya terhadap agama dan akhlak. Karena ajaran islam datang untuk menutup peluang
untuk menjerumuskan kepada keburukan.
Para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah juga berkata: “kalau wisata tersebut
mengandung unsur memudahkan melakukan kemaksiatan dan kemungkaran serta
mengajak kesana, maka tidak boleh bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah
SWT dan menyalahi perintahnya. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena
Allah, maka Allah akan mengganti yang lebih baik dari itu.4

4
Abdullah Amrin, “Wisata Halal Berdasarkan Alquran”
https://m.minangkabaunews.com/artikel-16776-wisata-halal-berdasarkan-alquran.html (diakses
pada 17 Mei 2019 pukul 22:10)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pariwisata halal atau wisata syariah adalah bagian dari industri pariwisata yang
ditujukan untuk wisatawan muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal
merujuk pada aturan – aturan Islam.
2. Industri pariwisata salah satu investasi bisnis yang bisa mendatangkan
keuntungan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini karena dengan adanya
pariwisata, akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Selain itu juga bisa
memberikan motivasi bagi setiap individu untuk berkreasi dan berinovasi.
Mengembangkan industri pariwisata yang berbasis syariah juga merupakan sebuah
kontribusi untuk lebih mengembangkan dan menerapkan konsep ekonomi
syariah.
3. Dari perbedaan dari pariwisata konvensional, religi, dan syariah dilihat dari
berbagai perbandingan dapat diketahui bahwa yang mana hanya untuk hiburan
semata, yang mana hanya menekankan pada keindahan dan nilai religi dan yang
mencakup aturan dalam hukum islam.
4. Beberapa pendapat dari para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah mengatakan:
“tidak diperkenankan bepergian ke tempat – tempat kerusakan untuk berwisata.
Karena hal itu mengundang bahaya terhadap agama dan akhlak. Karena ajaran
islam datang untuk menutup peluang untuk menjerumuskan kepada keburukan.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengn sumber
sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di pertanggung jawabkan. Untuk
pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat bermamfaat:
- Perlunya pelatihan, Referensi - referensi yang mencakupi, kekreatifan dalam berfikir.

8
9

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Amrin, “Wisata Halal Berdasarkan Alquran”


https://m.minangkabaunews.com/artikel-16776-wisata-halal-berdasarkan-
alquran.html

Ahmad Rosyidi Syahid, “Pariwisata Halal: Pengertian, Prinsip dan


Prospeknya” https://himpuh.or.id/indonesia/index.php/10-wisata-halal/29-pariwisata-
halal-pengertian-prinsip-dan-prospeknya

Fatkurrohman, “Konsep dan Ruang Lingkup Wisata Halal”


https://wisatahalal.sv.ugm.ac.id/2018/08/23/konsep-dan-ruang-lingkup-wisata-halal/

Rahmi Syahriza. “Pariwisata Berbasis Syariah”. (Vol.1, No.2, Juli – Desember


2014) h.136

Anda mungkin juga menyukai