Anda di halaman 1dari 12

i

MAKALAH

GERAKAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KOPERASI

Oleh Kelompok 7

Jumilah (16 0401 0109)

Muh. Aminun S. Arif (16 0401 0113)

Muh. Ainun Agni (16 0401 0223)

Mu’min (16 0401 0224)

Dosen Pembimbing

Agussalim Sunusi, S.E., M.M.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Waborakatuh

Puji dan syukur atas kehadirat, rahmat dan hidayah Allah Swt. Yang telah
memberi kemudahan dan kelancaran sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
tentang “Gerakan dan Tantangan Pengembangan Koperasi”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah atas junjungan besar kita baginda
Rasulullah Saw. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang – benderang seperti saat skarang ini.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu


dalam pembuatan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kepada para pembaca penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menjadi motivasi dan sumber informasi yang
dapat diakui kebenarannya Aamiin.

Palopo, 31 Maret 2018

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan............................................................................................... 2

BAB II: GERAKAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KOPERASI ............. 3

A. Gerakan Koperasi di indonesia dan Internasional............................................... 3


B. Tantangan Pengembangan Koperasi di Indonesia .............................................. 6

BAB III: PENUTUP ........................................................................................................ 8

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara
berkembang memang sangat diamental. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk
melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana
persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan
kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan
internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh kemudian sebagai
tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya. Di negara berkembang
koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat
menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat.
Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara
dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial
maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan. Berbagai peraturan
perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat
pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta
dukungan atau perlindungan yang diperlukan.
Perkembangan dunia perkoperasian di Indonesia saat ini banyak
mengalami pasang surut. Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang merupakan
perkumpulan orang – orang termasuk badan hukum yang mempunyai kepentingan
dan tujuan yang sama, menggabungkan diri secara sukarela menjadi anggota dan
mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai pencerminan demokrasi dalam
ekonomi, kerugian dan keuntungan ditanggung dan dinikmati bersama secara adil,
pengawasan dilakukan oleh anggota, mempunyai sifat saling tolong menolong,
dan membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan simpanan wajib
sebagai syarat menjadi anggota.
Pada awalnya, pengembangan koperasi di Indonesia disebabkan oleh
dukungan pemerintah untuk memajukan perekonomian di Indonesia, dengan

1
2

menjalankan program – program tersebut dalam kurun waktu yang lama. Jika
pada awalnya ketergantungan terhadap captive market program menjadi sumber
pertumbuhan maka pergeseran kearah peran swasta menjadi pesaing terbaru bagi
unit – unit usaha koperasi di Indonesia.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja gerakan koperasi baik dalam lingkup Internasional maupun
nasional?
2. Bagaimana tantangan pengembangan koperasi di Indonesia

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa saja gerakan koperasi baik dalam lingkup
Internasional maupun nasional
2. Untuk mengetahui Bagaimana tantangan pengembangan koperasi di
Indonesia

1
Nur Haminati, “Gerakan Dan Tantangan Pengembangan Koperasi”, diakses dari
https://tuxdoc.com/download/gerakan-dan-tantangan-pengembangan-koperasi_pdf, pada
tanggal 22 Maret 2018
BAB II

GERAKAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KOPERASI

A. Gerakan Koperasi di Indonesia dan Internasional


Sebagai bentuk perusahaan, koperasi dengan sadar mengembangkan nilai
– nilai tertentu sebagai usaha norma usahanya. Berdasarkan prinsip – prinsip
koperasi tersebut, jelaslah bahwa koperasi pada dasarnya adalah suatu bentuk
perusahaan yang menjunjung tinggi nilai – nilai kebersamaan, keadilan, dan
demokrasi.
Gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
yang adil, makmur, dan berkesinambungan, baik dalam lingkup nasional maupun
lingkungan internasional.
 Lingkup Internasional
1) International Coorperative Alliance (ICA)
International Coorperative Alliance atau disingkat ICA, dibentuk pada
kongres koperasi sedunia tahun 1895 di London. Negara – Negara yang
mempelopori berdirinya lembaga gerakan koperasi di dunia ini adalah :
Inggris, Australia, Belgia, Perancis, Jerman, Belanda, Italia, Swiss, dan
Rumania. Masing – masing negara tersebut diwakili oleh masing – masing
lembaga gerakan koperasi yang ada di negaranya.
ICA melanjutkan kerja para pelopor Rochdale, sesuai dengan prinsip –
prinsipnya, berusaha dengan metode – metodenya sendiri, untuk
menggantikan sistem yang semata – mata mencari keuntungan dengan
suatu sistem koperasi yang diorganisasikan untuk kepentingan seluruh
masyarkat dan berdasarkan saling bantu – membantu.
2) Asean Cooperative Organization (ACO)
Atas prakarsa dewan koperasi Indonesia (DEKOPIN), pada tahun 1977 (5-
7 Desember) koperasi negara – negara ASEAN di Jakarta dan telah
ditanda tangani oleh wakil gerakan koperasi Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand tanggal 6 Desember 1977 di Jakarta.
Konferensi tersebut telah berhasil mengambil dua keputusan penting yaitu:

3
4

 Membuat pernyataan bersama wakil – wakil gerakan koperasi Negara


– Negara ASEAN (Joint Decralation of Representatives of ASEAN
Cooperative Movements)
 Membentuk organisasi koperasi ASEAN (Asean Cooperative
Organization) disingkat ACO, sebagai wadah untuk mengembangkan
kerja sama antara gerakan koperasi di negara – negara Asean

 Lingkup Indonesia
1) SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Republik Indonesia)
Lahir melalui kongres koperasi I di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tahun
1947. Dalam kongres tersebut ditetapkan bahwa tanggal 12 juli sebagai
hari Koperasi. Tetapi SOKRI tidak bisa menjalankan fungsinya, karena
adanya pergolakan fisik antara Indonesia vs Belanda.
2) DKI (Dewan Koperasi Indonesia)
Lahir melalui kongres koperasi II pada tanggal 15-17 juli 1953 di
Bandung. Pada kongres ini disepakati pula bahwa Bung Hatta sebagai
bapak koperasi Indonesia. Tujuan DKI adalah ingin melaksanakan cita –
cita nasional untuk menyusun perekonomian bangsa Indonesia atas dasar
atas asas kekeluargaan sebagaimana dinyatakan dalam pasal 33 ayat 1
UUD 1945
3) KOKSI (Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia)
Lahir atau terbentuk pada tanggal 3 Juni 1961 sebagai pengganti DKI.
Dalam KOKSI ini adanya campur tangan pemerintah untuk menguasai
gerakan koperasi dengan kebijakan pemerintah. Adapun puncak campur
tangan pemerintah untuk menguasai gerakan koperasi ketika itu adalah
dengan mencabut UU No. 79/1958, dan menggantinya dengan UU No.
14/1965. Dalam UU ini antara lain dinyatakan bahwa kepengurusan
(Koperasi) harus mencerminkan kekuatan progresif revolusioner
berporoskan nasakom dan harus berjiwa manipol. Dengan kebijakan
politik dan ekonomi seperti itu, maka organisasi koperasi pada masa ini
tentu sulit berkembang secara wajar.
5

4) GERKOPIN (Gerakan Koperasi Indonesia)


Sejak tahun 1966, pemerintah orde baru bertekad untuk membangun
kembali lembaga gerakan koperasi di Indonesia. Atas desakan dari
musyawarah nasional gerakan koperasi yang berlangsung pada tanggal
13-17 juli 1966, pemerintah secara resmi membubarkan KOKSI. Sebagai
gantinya pada bulan Juli 1967, Menteri Perdagangan dan Koperasi
menyetujui pembentukan wadah gerakan koperasi baru yang disebut
Gerakan Koperasi Indonesia (GERKOPIN). Sedangkan musyawarah
nasional gerakan koperasi pada bulan juli 1966 ini, dinyatakan sebagai
Munas I Gerkopin. Selain itu, pada munas I gerkopin ini, gerakan
koperasi Indonesia juga menyarankan pemerintah agar mencabut UU No.
14/1965, yang diketuai oleh Ir. Ibnoe Sudjono ini, disusunlah rancangan
UU koperasi yang baru. Rancangan UU ini diundangkan menjadi UU No.
12/1967 tentang pokok – pokok perkoperasian, pada tanggal 18 desember
1967.
5) DEKOPIN (Dewan Koperasi Indonesia)
Berdiri pada tahun 1968. DEKOPIN dinyatakan sebagai satu – satunya
wadah tunggal gerakan koperasi Indonesia saat itu DEKOPIN telah
beberapa kali mengalami perubahan. Yang terakhir adalah yang
disepakati berdasarkan hasil Munas ke XI yang berlangsung di Jakarta
pada tahun 1983. DEKOPIN mempunyai kedudukan sebagai organisasi
gerakan koperasi yang melaksanakan kegiatan – kegiatan sebagai berikut
 Memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi koperasi
 Meningkatkan kesadaran berkoperasi dikalangan masyarakat
 Melakukan pendidikan perkoperasian bagi anggota dan masyarakat
 Mengembangkan kerja sama antar koperasi dan antara koperasi dengan
badan usaha lain, baik pada tingkat nasional maupun internasional

Hubungan gerakan koperasi Indonesia dengan gerakan koperasi


internasional dengan terbentuknya kantor regional ICA di New Delhi
maka hubungan gerakan koperasi Indonesia melalui DEKOPIN dilakukan
6

melalui kantor tersebut. DEKOPIN juga duduk sebagai anggota dalam


dewan penasihat untuk kantor ICA dan pusat pendidikan di New Delhi,
yang mengadakan siding setiap tahun di tempat yang berpindah – pindah
dari satu negara ke negara lainnya.2

B. Tantangan Pengembangan Koperasi di Indonesia


Secara historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan
melalui dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu
lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula
ketergantungan terhadap captive market program menjadi sumber pertumbuhan,
maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya
pesaing-pesaing usaha terutama KUD.
Jika melihat posisi koperasi pada hari ini sebenarnya masih cukup besar
harapan kita kepada koperasi. Memasuki tahun 2000 posisi koperasi Indonesia
pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-
60 persen dari keseluruhan aset koperasi dan dilihat dari populasi koperasi yang
terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau
sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi
dalam pasar Perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa
dengan pangsa sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah
cukup gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi,
tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada
dasarnya masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
Mengenai jumlah koperasi yang meningkat dua kali lipat dalam waktu 3
tahun 1998-2001, pada dasarnya tumbuh sebagai tanggapan terhadap dibukanya
secara luas pendirian koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya
Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas mendirikan koperasi pada basis
pengembangan dan pada saat ini sudah lebih dari 35 basis pengorganisasian
koperasi. Kesulitannya pengorganisasian koperasi tidak lagi taat pada penjenisan
koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau insentif terhadap koperasi.

2
https://putrinovikasriyono.blogspot.co.id/2016/11/gerakan-dan-tantangan-
pengembangan.html?m=1
7

Keadaan ini menimbulkan kesulitan pada pengembangan aliansi bisnis maupun


pengembangan usaha koperasi kearah penyatuan vertical maupun horizontal.
Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi pemerintah atau
lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal
ini telah menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi sekunder dalam
membantu koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen eksploitasi
sumberdaya dari daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus diubah
karena adanya perubahan orientasi bisnis yang berkembang dengan globalisasi.3

3
Nur Haminati, “Gerakan Dan Tantangan Pengembangan Koperasi”, diakses dari
https://tuxdoc.com/download/gerakan-dan-tantangan-pengembangan-koperasi_pdf, pada
tanggal 22 Maret 2018
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan prinsip – prinsip koperasi bahwa koperasi pada dasarnya
adalah suatu bentuk perusahaan yang menjunjung tinggi nilai – nilai
kebersamaan, keadilan, dan demokrasi. Gerakan ekonomi rakyat yang
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan
berkesinambungan, baik dalam lingkup nasional maupun lingkungan
internasional.
2. Secara historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan
melalui dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam
waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut.
Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi pemerintah atau
lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat
nasional. Hal ini telah menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi
sekunder dalam membantu koperasi primer.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengn sumber sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di pertanggung
jawabkan. Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran
yang sangat bermamfaat: - Perlunya pelatihan, Referensi - referensi yang
mencakupi, kekreatifan dalam berfikir.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://putrinovikasriyono.blogspot.co.id/2016/11/gerakan-dan-tantangan-
pengembangan.html?m=1

Nur Haminati, “Gerakan Dan Tantangan Pengembangan Koperasi”, diakses dari


https://tuxdoc.com/download/gerakan-dan-tantangan-pengembangan-koperasi_pdf

Anda mungkin juga menyukai