“AKUNTANSI MUSYARAKAH”
DOSEN PENGAMPU:
Media Kusumawardani, S.E, M.Si
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
Ridha Amani Fathihah
01031382126187
Erisa Virena Vasyah
01031382126176
Aliyyah Putri Adany
01031382126183
Khairunisa Rahma Yani
01031282126113
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Musyarakah” ini
dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Syari’ah. Selain itu, agar pembaca dapat memahami tentang akuntansi dalam akad Musyarakah.
Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
serta menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis. Kami menyadari bahwasanya makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Musyarakah dapat diaplikasikan pada kerja sama usaha secara umum, ataupun
pembiayaan. Sebagai salah satu dari instrumen yang ada pada lembaga keuangan
syari’ah, musyarakah memiliki karakteristik sendiri, baik dari segi pengertian, sumber
hukum, jenis,syarat atau rukun dan pencatatnnya dalam akuntansi. Akad kerja sama ini
dalam bahasa yanglebih sederhana, pada batasan-batasan tertentu dapat disebut dengan
usaha patungan. Hal ini karena dalam tujuan usaha tertentu, setiap pihak memberikan
kontribusi yang dimiliki.
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengerti apa yang dimaksud dengan musyarakah.
2. Mengetahui jenis-jenis musyarakah.
3. Memahami rukun dan syarat musyarakah.
4. Mengetahui jurnal pencatatan akuntansi pembiayaan musyarakah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Syirkah al-Inan
Dimana dua orang atau lebih memberikan penyertaan modal nya dengan
porsi yang berbeda, dengan bagi hasil keuntungan yang di sepakati bersama, dan
kerugian yang di derita akan di tanggung sesuai dengan besar nya porsi modal nya
masing-masing. Dalam hal pekerjaan dan tanggung jawab dapat di tentukan
dengan kesepakatan bersama dan tidak tergantung dari porsi modal nya, begitu
juga dengan keuntungan yang di dapat, tidak tergantung dari porsi modal, di
sesuai kan dengan perjanjian di muka. Setiap mitra pada syirkah al-inan ini
bertindak sebagai wakil daripada mitra yang lain nya dalam hal modal dan
pekerjaan yang di lakukan untuk keperluan transaksi bisnis nya. Setiap mitra tidak
3
saling memberikan jaminan pada masing masing mitra bisnisnya. Akad
musyarakah ini tidak mengikat dan pada saat tertentu, setiap partner/mitra bisnis
berhak memutuskan untuk mengundurkan diri dan membatalkan kontrak
kerjasama ini dan menjual saham nya kepada mitra nya atau pihak yang lain yang
bersedia menjadi mitra baru dari usaha bisnis tersebut.
2. Syirkah al-mufawadah
Pada musyarakah jenis ini, setiap partner menyertakan modal yang sama
nilai nya, mendapatkan profit sesuai dengan modal nya, begitu juga dengan
kerugian, di tanggung bersama-sama sesuai dengan modal nya. Para Ulama dari
Mazhab Hanafi mengatakan bahwa setiap partner saling menjamin/ garansi bagi
partner yang lain nya. Para Ulama dari Mazhab Hanafi dan Zaidi memandang ini
sebagai bentuk partnership yang legal. Sementara para ulama dari mazhab Shafi’i
dan Hanbali memandang bahwa yang di pahami oleh mazhab Hanafi adalah
illegal dan tidak mendasar. Pada aplikasi modern jenis syirkah ini dapat
diimplementasikan sepanjang hak dan kewajiban dari masing-masing partner di
sebutkan pada perjanjian kontrak kerjasama nya. Sesungguh nya syirkah jenis
mufawadah sangat sulit di applikasikan karena mulai dari modal, kerja dan
keahlian dari setiap partner dalam mengelola bisnis harus semuanya sama
porsinya. (Nibrasul Huda Ibrahim Hosen, praktisi perbankan syariah).
4
a) Sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk musyarakah baik dengan harta maupun
dengan yang lainnya. Dalam hal ini terdapat dua syarat, yaitu:
1) Yang berkenaan dengan benda yang diakadkan adalah harus dapat
ditrima sebagai perwakilan.
2) Yang berkenaan dengan keuntungan, yaitu pembagian keuntungan
harus jelas dan dapat diketahui dua pihak, misalnya setengah, sepertiga
dan yang lainnya.
b) Sesuatu yang berkaitan dengan musyarakah mal (harta), dalam hal ini terdapat
perkara yang harus dipenuhi yaitu:
1) Bahwa modal yang dijadikan objek akad musyarakah adalah dari
pembayaran (nuqud), seperti junaih, riyal dan rupiah.
2) Yang dijadikan modal (harta pokok) ada ketika akad musyarakah
dilakukan, baik jumlahnya sama maupun berbeda.
5
Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih rendah atas nilai buku, maka :
D: Pembiayaan musyarakah Rp. xxxx
D: Kerugian penyerahan aktiva Rp. xxxx
K: Aktiva non-kas Rp. xxxx
Jika nilai wajar aktiva yang diserah kan lebih tinggi atas nilai buku, maka :
D: Pembiayaan musyarakah Rp. xxxx
K: Aktiva non-kas Rp. xxxx
K: Keuntungan penyerahan aktiva Rp. xxxx
6
K: Pembiayaan musyarakah Rp. xxxx
h) Pengakuan kerugian yang lebih tinggi dari modal mitra akibat kelalaian atau
penyimpangan mitra musyarakah
D: Piutang mitra jatuh tempo Rp. xxxx
K: Pembiayaan musyarakah Rp. xxxx
i) Pengembalian modal musyarakah non-kas dengan nilai wajar lebih rendah dari
nilai historis
D: Aktivanon-kas Rp. xx
D: Kerugian penyelesaian pembiayaan musyarakah Rp. xx
K: Pembiayaan musyarakah Rp. xx
j) Pengembalian modal musyarakah non-kas dengan nilai wajar lebih tinggi dari
nilai historis
D: Aktiva non-kas Rp. xx
K: Keuntungan penyelesaian pembiayaan musyarakah Rp. xx
K: Pembiayaan musyarakah Rp. xx
7
c) Jumlah yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
d) Jumlah yang telah direstrukturisasi dan informasilain tentang pembiayaan
musyarakah yang direstrukturisasi selama periode berjalan
e) Kebijakan manajemen dalam pelaksanaan pengendalian risiko portofolio
pembiayaan musyarakah
f) Besarnya pembiayaan musyarakah bermasalah dan penyisihannya untuk setiap
sektor ekonomi
g) Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan, penghapusan dan penanganan
pembiayaan musyarakah bermasalah
h) Kebijakan dan metode yang dipergunakan dalam penanganan mudharabah
bermasalah
i) Ikhtisar yang dihapus buku yang menunjukkan saldo awal, penghapusan selama
tahun berjalan, penerimaan atas pembiayaan musyarakah yang telah dihapus
bukukan dan pembiayaan musyarakah yang telah dihapus tagih dan saldo akhir
pembiayaan musyarakah yang dihapus buku
j) Kerugian atas penurunan nilai pembiayaan musyarakah (bila ada)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Musyarakah merupakan pembiayaan dilakukan oleh dua pihak yang bermitra
untukmelakukan suatu usaha, setiap pihak saling menyediakan modal untuk membiayai
suatuusaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang akan dijalankan. Selanjutnya
para pihak dapat mengembalikan modal usaha yang diberikan tersebut berikut
penerimaan bagihasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus. Pembiayaan
musyarakah dapatdiberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva non- kas, termasuk
aktiva tidak berwujudseperti lisensi dan hak paten.
9
DAFTAR PUSTAKA
of Documents, 15–44.
10