MAKALAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi dan Bisnis Digital
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si.
Resti Indiarti, SE.,MM.
Disusun oleh:
Adhellya Rahma (2005379)
Alika Yasmin Lukman (2009458)
Aulia Fitri (2005847)
Chairul Dewantoro (2002982)
Faqa Marhaliza (2001216)
Zaenal Arifin (2004406)
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 4
1.4 Manfaat Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Konsep Bisnis Digital 5
A. Pengertian Bisnis dan Digital 5
B. Pengertian Bisnis Digital 7
2.2 Model Bisnis Digital 9
2.3 Proses Model Bisnis Digital 11
2.4 Model Bisnis di Perusahaan 12
2.5 Bisnis Digital dan Bisnis Konvensional 15
BAB III 17
STUDI KASUS 17
BAB IV PENUTUP 19
4.1 Kesimpulan 19
DAFTAR PUSTAKA 20
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era digital saat ini, dunia telah diiringi dengan sebuah perkembangan
teknologi informasi yang pesat menjadikan internet sebagai salah satu teknologi
komunikasi dan informasi saat ini. Dampak dari sebuah kebutuhan penggunaan internet
inipun tidak lepas dari sisi bisnis yang digunakan untuk memasarkan produk dari segala
sector online. Perkembangan internet menyebabkan terciptanya dunia baru yang sering
disebut dengan dunia maya. Di dalam dunia maya individu mempunyai kemampuan dan hak
untuk berkomunikasi kepada individu lain tanpa ada halangan yang bisa membatasinya.
Era digital dapat dimanfaatkan juga dalam bidang ekonomi, terutama bagaimana
mengubah aktivitas para pelaku ekonomi. Diantaranya ialah mengubah cara dan aktivitas
usaha ekonomi mikro, mulai dari aktivitas yang mengandalkan jual beli secara konvensional
ke aktivitas ekonomi digital. Selain itu usaha mikro yang selama ini menjadi tonggak akan
pereknomian nasional memiliki permasalahan akan kurangnya pembinaan serta pelatihan
yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha tersebut.
Sektor bisnis adalah sektor yang sangat terkena dampak dari perkembangan
teknologi informasi dan telekomunikasi serta sangat cepat tumbuh. Pergerakan manusia
yang sangat cepat dan pesat menuntut dunia perdagangan untuk mampu menyediakan
layanan jasa dan barang dengan cepat sesuai dengan permintaan pembeli. Untuk menangani
masalah yang sedang terjadi, saat ini telah muncul berbagai transaksi yang menggunakan
media online yang berfungsi untuk menghubungkan penjual dan pembeli.
Transaksi bisnis melalui internet dikenal dengan nama e-commerce dan
e-bussines. Melalui e-commerce, seluruh manusia yang ada di muka bumi memiliki banyak
kesempatan dan peluang yang sama untuk bersaing dan berhasil berbisnis di dunia maya.
Perkembangan bisnis melalui media online yang didukung oleh perkembangan internet yang
cepat dan juga banyak perusahaan yang menciptakan platform website baru (berbasis situs),
perusahaan tersebut disebut dengan startup.Bisnisstartup adalah sebuah usaha kewirausahaan
atau bisnis inovatif dalam bentuk perusahaan.
Sederhannya, startup merupakan sebuah bisnis rintisan. Bisnis starup hampir
sama dengan UMKM. Karena saat ini mengakses internet dapat dilakukan siapa saja dengan
mudah dan semakin banyak orang yang mengenal internet, startup menjadi sebuah ide bisnis
3
baru sehingga banyak tercipta perusahaan dan memulainya dengan satu atau beberapa
orang saja kemudian bisa menjadi besar.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Menurut Steinford
“Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or
desired by people”, yang berarti bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang atau
jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.
3. Menurut Griffin dan Ebert
“Business is an organization that provides goods or services in order to earn provit”,
yang berarti bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa yang
bertujuan untuk menghasilkan profit (laba).
Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dalam pengertiannya yang
lain teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. Digital
berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung jari
jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix,
yaitu 1 dan 0, oleh karena itu digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan
yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner).
Praktik transformasi digital biasanya digunakan dalam konteks bisnis. Pengenalan
teknologi digital telah memicu penciptaan model bisnis baru dan aliran pendapatan.
Teknologi yang muncul seperti kecerdasan buatan (AI), cloud computing dan Internet of
Things (IoT) mempercepat transformasi, sementara teknologi dasar seperti manajemen data
dan analitik diperlukan untuk menganalisis sejumlah besar data yang dihasilkan dari
transformasi digital.
Era digital merupakan suatu masa di mana sebagian besar masyarakat pada era
tersebut menggunakan sistem digital dalam kehidupan sehari-harinya. Sistem digital mengacu
pada bentuk bahasa binari, di mana ‘kata’ dalam sistem tersebut disebut bits, yang terdiri dari
urutan angka 0 dan 1. Sistem digital ini terbukti lebih mutakhir dari sistem yang
dikembangkan sebelumnya, yaitu sistem analog. Kerja sistem analog berbeda dengan sistem
digital. Sistem analog menghasilkan sinyal tiruan dari suara/sinyal asli yang didapat secara
utuh dari alam, sehingga kualitas sinyal tiruan yang didapat terkadang kurang jelas
dikarenakan adanya faktor degradasi sinyal dan noise (suara latar yang mengganggu) (Carlin,
2010: 229).
Teknologi komunikasi dari media elektronik pada awalnya masih menggunakan
sistem analog, dan baru beralih ke sistem digital dengan ditandai hadirnya transformasi
produk media seperti e-book, internet, koran digital, e-library, e-shop dsb. Masa ini juga
sering disebut sebagai revolusi digital. Menurut wartawan Suara Merdeka, Muhamad Irsyam
6
dalam artikelnya “Revolusi Digital dan Perilaku Konsumen” pada bulan 11 November 2013,
revolusi digital ini telah dimulai pada awal tahun 1990-an di dunia. Dengan mengingat
prinsip-prinsip sistem digital tadi, maka era digital merupakan era di mana aliran informasi
melalui media-media komunikasi bersifat jelas, akurat dan cepat.
Berbicara tentang kemajuan teknologi yang pada hal ini lebih terfokus kepada media
sosial, tentu memiliki dampak yang positif dan negatif dari perkembangannya tersebut.
Diantara dampak positif yang bisa di dapat adalah:
1. Sebagai media penyebaran informasi.
2. Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial.
3. Memperluas jaringan pertemanan.
7
economy) dikenalkan oleh Don Tapscott di tahun 1995 lewat bukunya berjudul The Digital
Economy: Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence.
Ekonomi digital adalah kegiatan ekonomi yang didasarkan pada teknologi digital
internet. Ekonomi digital disebut juga dengan sebutan internet economy, web economy,
digital-based economy, new economy knowledge, atau new economy. Era digital economy
atau era new economy muncul sewaktu organisasi mulai mengawinkan produktivitas TI dari
sumber daya aktiva dengan knowledge dari sumber daya manusia untuk menjangkau
transaksi global lintas batas dalam bentuk connected economy.
Menurut Don Tapscott, ekonomi digital mempunyai 12 atribut, diantaranya:
1. Knowledge. Di ekonomi digital, power of the knowledge diterjemahkan menjadi
inovasi-inovasi unggul lewat kesempatan-kesempatan terbaru untuk menciptakan
keunggulan kompetitif.
2. Digitization. Transaksi bisnis menggunakan digital technology dan digital information.
3. Virtualization. Di ekonomi digital dimungkinkan untuk merubah barang fisik menjadi
barang virtual. Modal intelektual dikonversikan menjadi modal digital.
4. Molecularization. Di ekonomi digital, heavy organization di organisasi tradisional
berubah menjadi light organization yang fleksibel, M-form organization (organisasi
multidivisional) bergeser menjadi E-form organization atau ecosystem form organization
yang mudah beradaptasi dengan lingkungan.
5. Internetworking. Menggunakan jaringan internet untuk membangun interkoneksi
membentuk jaringan ekonomi.
6. Disintermediation. Tidak diperlukan lagi perantara, transaksi dapat dilakukan langsung
peer-to-peer.
7. Convergence. Konvergensi komputasi, komunikasi, dan konten bersama-sama
membentuk multimedia interaktif yang menjadi platform yang penting.
8. Innovation. Imaginasi dan kreativitas manusia merupakan sumber-sumber nilai utama
membentuk innovation economy.
9. Prosumption. Di ekonomi lama aspek kunci adalah mass production, sedang di ekonomi
digital adalah mass customization. Perbedaan antara produser dan kustomer menjadi
kabur, setiap kustomer di information highway dapat juga menjadi produser.
10. Immediacy. Perbedaan waktu saat memesan barang dengan saat diproduksi dan dikirim
menyusut secara drastis disebabkan kecepatan proses digital technology.
11. Globalization. Menurut Peter Drucker "knowledge knows no boundaries." Tidak ada
batas untuk transaksi global.
8
12. Discordance. Akan muncul jurang pemisah antara yang memahami teknologi dengan
yang tidak memahami teknologi. Supaya survive, semua pemain di ekonomi digital harus
technologically literate yaitu mampu mengikuti technological shifts menuju interaksi dan
integrasi dalam bentuk internetworked economy.
Beberapa digital business models muncul di ekonomi digital. Open markets merupakan
transaksi digital terbuka untuk semua orang secara langsung dalam bentuk peer-to-peer.
Pendapatan diperoleh dari upah yang diterima. Contohnya adalah e-auction seperti eBay.
Aggregations merupakan perusahaan e-tailer yang mengumpulkan beberapa produser dan
menawarkan produknya kepada pelanggan. Pendapatan yang diperoleh berasal dari iklan dan
penjualan. Contohnya adalah toko online Lazada, Zalora, dan Bhineka. Portal menawarkan
jasa dan pencarian konten, berita, e-mail, chat dan lainnya. Pendapatan diperoleh dari iklan
dan biaya langganan. Contohnya adalah Yahoo.com, Google.com. Content provider
merupakan penyedia informasi seperti surat kabar dan majalah. Pendapatan diperoleh dari
iklan dan biaya langganan. Contohnya adalah Detik.com dan Viva.co.id. Broker elektronik
merupakan perantara elektronik untuk melakukan transaksi. Pendapatan diperoleh dari iklan
dan upah transaksi. Contohnya adalah Agoda.com dan Etrading.com. Service provider
merupakan penjual jasa bukan barang lewat online. Pendapatan diperoleh dari penjualan
jasanya. Contohnya adalah Lawinfo.com dan Xdrive.com. Community provider merupakan
laman yang menyediakan tempat bagi kelompok tertentu, misalnya penghobi atau profesi
tertentu, untuk bertemu. Pendapatan diperoleh dari iklan dan biaya keanggotaan.
9
penyedia material dan bahan dasar ini akan berhubungan dan bertransaksi dengan bisnis
lainnya (business to business).
Begitu juga dengan bisnis digital B2B. Perusahaan menyediakan berbagai keperluan
dan bahan untuk bisnis lainnya melalui platform digital seperti e-commerce. Contoh
e-commerce B2B yang ada di Indonesia adalah Mbiz, Indonetwork, Ralali.com, Electronic
City dan lain sebagainya. E-commerce ini beroperasi dengan model B2B dan cenderung
bekerja dalam lingkungan tertutup. Ecommerce inipun menyasar target konsumen
perusahaan-perusahaan lain yang memerlukan produk dan jasa mereka.
2. Model Business To Consumer (B2C)
Tidak bisa dipungkiri lagi sektor terbesar penopang pertumbuhan ekonomi digital di
Indonesia adalah sektor Business to Consumer (B2C). Model bisnis ini adalah model bisnis
yang lazim dilakukan di pasar digital dan ecommece. Bahkan sektor B2C adalah model bisnis
yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Dalam model bisnis ini sebuah perusahaan akan
menjual produk dan jasa mereka kepada konsumen untuk digunakan.
Dalam bisnis digital, model bisnis digital B2C sangat banyak ditemukan. Contoh
bisnis digital di sektor ini adalah Amazon, Travelloka, Trivago dan berbagai bisnis yang
memiliki website dan social media sebagai sarana penjualan dan promosinya. Bisnis digital
model B2C harus mengoptimalkan pengalaman beli (purchase journey) calon konsumen
melalui berbagai platform dan kampanye digital marketing.
3. Model Consumer To Consumer (C2C)
Model bisnis digital Consumer to Consumer (C2C) merupakan model bisnis di mana
konsumen bisa menjual produk langsung ke konsumen lainnya. Konsumen biasanya akan
mengunjungi marketplace untuk menawarkan barangnya kepada konsumen lain. Marketplace
ini menjadi perantara antara konsumen satu dengan konsumen lainnya. Berbagai platform
seperti Tokopedia, Shopee, Instagram, OLX, dan Kaskus Jual Beli merupakan salah satu
bentuk bisnis C2C yang marak terjadi di Indonesia.
Model bisnis ini juga merupakan model bisnis yang sangat populer di Indonesia.
Faktanya, model bisnis C2C menyumbangkan kontribusi yang sangat besar dalam total
jumlah transaksi digital setiap tahunnya di Indonesia.
4. Model Consumer To Business (C2B)
Model bisnis digital Consumer to Business merupakan kebalikan dari model Business
to Consumer (B2C). Dalam model bisnis ini, konsumen akan menawarkan produk kepada
sebuah bisnis untuk mendapatkan royalty. Misalnya, seorang customer menawarkan sebuah
artikel berita kepada portal berita dan mendapatkan bayaran atas artikelnya tersebut.
10
Beberapa contoh bisnis digital yang menggunakan model ini antara lain sribulancer,
istockphoto.com, Mojok, Babe, dan Hubpages.
Model bisnis digital ini kini telah mulai dipraktikan di tengah masyarakat Indonesia
dengan bermunculan model bisnis digital yang menghimpun berbagai produk yang
ditawarkan individu untuk dijual kembali. Seperti sribulancer yang menghimpun individu
dan bisnis untuk saling bertemu dan bertransaksi.
11
2.4 Model Bisnis di Perusahaan
12
5. Penjualan secara langsung
Artinya produk dijual langsung kepada pelanggan oleh produsen tanpa perantara.
Contohnya adalah Amazon.
6. Tawaran tambahan dan fungsi lintas bagian
Dalam hal tawaran tambahan, pertama kali ditawarkan relatif murah, namun untuk
penawaran dengan lebih banyak pilihan, maka pengguna harus mengeluarkan biaya
tambahan. Contohnya Dropbox.
7. Koordinator produk massal individual
Berarti produk diproduksi secara massal, tetapi disesuaikan pada saat yang bersamaan.
Model ini menggabungkan penawaran individu dengan platform di mana bagian-tawaran
penyedia mitra individu tersedia. Contohnya adalah Test Birds.
Perkembangan digital yang semakin berkembang memunculkan berbagai macam
model bisnis baru yang semakin beragam dan adaptif. Dengan berbagai macam teknologi
yang digunakan, seperti pembayaran online, model langganan, dan lain sebagainya. Yang
membuat bisnis dapat mengeksplorasi peluang-peluang lain dalam dunia digital.
Sebuah model bisnis yang bagus merupakan salah satu faktor utama dalam
keberhasilan bisnis. Model-model bisnis tersebut seringkali muncul dari adaptasi model
bisnis lama yang adaptif di era digital. Berikut terdapat beberapa contoh model bisnis dalam
dunia digital:
1. Brokerage/Marketplace
Model bisnis Brokerage/Marketplace ini pada intinya menghubungkan penjual
dan pembeli pada satu tempat. Brokerage atau lebih modern disebut marketplace akan
mendapatkan keuntungan dari biaya layanan penggunaan platform, komisi penjualan,
maupun jasa iklan untuk penjual. Model bisnis ini mengarahkan upaya bisnis untuk
mengumpulkan sebanyak-banyaknya penjual dan pembeli. Contoh yang paling umum di
Indonesia seperti: Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan lain sebagainya.
2. Advertising
Model bisnis Advertising menghubungkan para pemasang iklan dengan pemilik
media. Dalam digital, seringkali pemilik media juga mempunyai model bisnis advertising
untuk menyediakan iklan langsung ke platformnya. Model bisnis ini mendapatkan
keuntungan dari persentase komisi menjual iklan, atau biaya iklan jika memiliki platform
media. Model ini mengandalkan banyaknya pengguna yang bisa diberi iklan oleh para
pemasang iklan. Contoh perusahaan yang menggunakan model ini adalah Google dengan
13
Google Ads, Facebook dan Instagram dengan Facebook Ads, serta beberapa marketplace
seperti Shopee dengan Shopee Iklanku.
3. Infomediary
Model bisnis ini menghubungkan konsumen dengan kurasi informasi yang
bersifat spesifik dan bernilai. Model bisnis ini mendapatkan keuntungan dari biaya
langganan atau biaya akses. Model ini mengandalkan kualitas dari kurasi informasi yang
disediakan, semakin berkualitas atau bermanfaat maka semakin mahal harga yang
ditawarkan. Contoh perusahaan yang memakai model bisnis ini adalah Kompas dengan
kompas.id dan Bloomberg dengan Bloomberg Terminal.
4. Merchant
Model bisnis Mercant sama seperti model bisnis yang sudah ada sebelum era
digital, namun perbedaannya terletak pada pemanfaatan digital sebagai saluran distribusi
dan pemasaran. Model bisnis ini mendapatkan keuntungan dari penjualan produk yang
dihasilkan.
5. Manufacturer
Model bisnis ini sama dengan sebelumnya, memanfaatkan kekuatan digital untuk
membuat proses bisnis lebih efisien dan efektif. Model bisnis ini mendapatkan
keuntungan dari penjualan produk yang dibuat. Manufacturer dapat menjual produk
langsung ke konsumen maupun ke jaringan distributor yang dimiliki.
6. Affiliate
Model bisnis ini menawarkan produk yang dimiliki oleh perusahaan lain, dengan
keuntungan berupa persentase keuntungan jika terjadi penjualan. Model bisnis ini tidak
membayar komisi apapun jika tidak ada penjualan atau aksi konversi apapun yang terjadi.
7. Community
Model bisnis ini mengandalkan komunitas yang aktif dan engagement yang tinggi
untuk menjalankan bisnisnya. Cara perusahaan mendapatkan keuntungan dari model
bisnis community bisa dengan biaya langganan, jasa iklan, berjualan langsung, ataupun
lainnya.
8. Subscription
Model bisnis ini membebankan biaya tertentu kepada konsumen sebagai ganti
untuk menggunakan layanan yang ditawarkan. Semakin banyak pengguna yang dimiliki
maka semakin besar penghasilan yang didapatkan. Contoh perusahaan yang menjalankan
model bisnis ini adalah Netflix, Spotify, dan lainnya.
9. Utility/On-demand
14
Model bisnis ini membebankan biaya sesuai layanan yang digunakan. Kita banyak
melihat model bisnis ini semakin efektif dengan banyaknya tawaran layanan yang
ditawarkan. Contoh perusahaan yang menjalankan model bisnis ini adalah Gojek dan Grab.
15
Dari keuntungan yang sangat banyak tersebut tidak dipungkiri bahwa bisnis digital
tidak ada kekurangannya seperti bisnis digital memerlukan pengetahuan dan skill yang cukup
untuk menajalani bisnis digital ini , selain itu juga persainganya sangat ketat karena banyak
pesaing, lalu belum ada payung hukum yang kuat, serta penipuan masih marak karena
penyebaran internet juga belum merata sehingga tidak semua orang terjangkau.
16
BAB III
STUDI KASUS
17
Jakarta. Harga bawang merah yang ditawarkan oleh Limakilo lebih rendah
dibandingkan dengan harga pasar tradisional di Jakarta. Hal ini dikarenakan PT.
Limakilo Majubersama Petani menjadi penengah langsung antara petani dengan
konsumen sehingga harga tinggi yang ditawarkan pasar tradisional di Jakarta untuk
komoditas bawang merah dapat diturunkan menjadi lebih rendah. Dengan kata lain,
perusahaan ini adalah pedagang perantara atau men in the middle.
Adapun kelebihan dari model bisnis PT. Limakilo Majubersama Petani
melalui pendekatan Business Model Canvas (BMC), diantaranya sebagai berikut:
a. Costumer segments, penambahan segmen pasar B2B menambah jumlah
konsumen, volume penjualan dan pendapatan perusahaan;
b. Value propotions, penambahan jenis produk tanpa menambah resiko perusahaan;
c. Key activities, pemberian fasilitas program pembiayaan dan pembinaan serta
penawaran harga produk yang lebih tinggi kepada petani sebagai penarik kerja
sama dan memunculkan loyalitas petani. Penjualan produk menggunakan
e-commerce untuk meminimalisir pengeluaran;
d. Key partnership, kerjasama dengan petani mitra yang dapat menambah ragam
produk.
Sedangkan kekurangan dari model bisnis PT. Limakilo Majubersama Petani,
diantaranya sebagai berikut:
a. Belum menampilkan dalam website Limakilo.id mengenai data harga produk
pertanian di pasar-pasar lokal di Jakarta untuk menunjukkan kepada konsumen
bahwa harga produk pertanian yang ditawarkan oleh Limakilo lebih rendah
10-15% dibandingkan dengan harga di pasar-pasar tersebut.
b. Belum memperbanyak promosi melalui social media atau pun melalui jasa
penampil iklan online seperti LOKAmedia, BisnisJakarta.com, Tribun Jual Beli
dan sebagainya agar penjualan produk melalui online meningkat.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Di era digital saat ini, dunia telah diiringi dengan sebuah perkembangan
teknologi informasi yang pesat menjadikan internet sebagai salah satu teknologi
komunikasi dan informasi saat ini. Dampak dari sebuah kebutuhan penggunaan
internet inipun tidak lepas dari sisi bisnis yang digunakan untuk memasarkan produk
dari segala sector online. Perkembangan internet menyebabkan terciptanya dunia baru
yang sering disebut dengan dunia maya. Di dalam dunia maya individu mempunyai
kemampuan dan hak untuk berkomunikasi kepada individu lain tanpa ada halangan
yang bisa membatasinya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Harmayani, et al. 2020. E-Commerce: Suatu Pengantar Bisnis Digital. Yayasan Kita Menulis.
Ndrawan., M. A. (2020). Digital Business. Purwokerto: CV. Pena Persada.
Nata. (2020). Model Bisnis Digital . Connexindo, 1-5.
Budiarta, K., Ginting, S. O., & Simarmata, J. (2020). Ekonomi dan Bisnis Digital. Yayasan
Kita Menulis.
Jakfar. W. (2015). Jenis-Jenis Bisnis Digital. ADI Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal
Miko. (2022).Kewirausahaan dan Bisnis.Media Sains Indonesia.Jakarta
Dicky.(2020). Bisnis Online: Strategi dan Peluang Usaha.Yayasan Kita Menulis.
Syamsuri, et al. 2021. Pengantar Kewirausahaan (Tranformasi Digital Entrepreneurship).
Media Sains Indonesia.
20