Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH FLASH SALE DAN GRATIS ONGKOS KIRIM

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA APLIKASI


TIKTOK

Sebagai Pengajuan Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis

Disusun Oleh :
Anggita Nirmala Anggraeni 3121 31902
Celis Adita Sitanggang 3122 32072
Ema Mayang Safitri 3122 32061

Dosen Pengampu :

Baldric Siregar, Prof., Dr., M.B.A., CMA., Ak., CA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan internet dan teknologi di Indonesia saat ini kian bertumbuh dan
berkembang setiap tahunnya. Dengan adanya kemajuan teknologi dapat membantu kehidupan
manusia yang awalnya rumit menjadi lebih mudah dan praktis untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Kemajuan teknologi yang dimaksud adalah keberadaan e-commerce. E-commerce
dapat didefinisikan sebagai suatu transaksi komersial secara digital yang dilakukan oleh individu
dan organisasi (Loudon,2022). Kemudahan dan kepraktisan yang didapat dari adanya
e-commerce salah satunya adalah menghemat waktu saat berbelanja, karena konsumen tidak
perlu mendatangi toko untuk berbelanja. Selain itu belanja di e-commerce kita dapat berbelanja
kapanpun dan dimanapun serta konsumen dapat membandingkan harga antara satu toko dan toko
lain dalam satu waktu.

Salah satunya aplikasi TikTok yang melebarkan sayapnya untuk mengikuti


perkembangan jaman mengambil peluang bisnis menjadi salah satu media digital marketing
dengan menambah fitur TikTok Shop pada tahun 2021. TikTok merupakan aplikasi media sosial
dan video musik yang muncul pada bulan September 2016 oleh pendiri Toutiao, Zhang Yiming
dari Tiongkok. TikTok memberikan tempat untuk para penggunanya sebagai media
mengekspresikan diri melalui video yang mereka buat sendiri (Abdulhakim, 2019).

Perkembangan gaya hidup manusia seiring perkembangan zaman semakin berubah.


Sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya kaum milenial tidak sedikit yang bersikap
hedon dalam kehidupannya. Terkhususnya mahasiswa sebagai kaum milenial yang menikmati
dan merasakan manfaat dari fitur TikTok Shop ini. Dengan memperhatikan trend dan juga
fashion saat ini yang mulai menjadi perhatian sehingga peningkatan pola konsumsi tersebut
membentuk perilaku konsumtif. Ditambah lagi dengan harga dan juga kualitas produk yang
ditawarkan menarik perhatian masyarakat terutama para mahasiswa. Serta dengan
berkembangnya teknologi informasi yang memudahkan kaum milenial untuk melakukan
pembelian produk baik fashion, skincare, makeup, makanan dan lain lain melalui fitur TikTok
Shop (Faisal, 2019).

TikTok Shop merupakan fitur untuk transaksi jual beli melalui aplikasi TikTok. Pembeli
dapat langsung membeli barang yang mereka butuhkan langsung di aplikasi TikTok, mulai dari
melihat katalog produk, layanan chat dengan penjual hingga pembayaran. Sedangkan flash sale
adalah sistem penjualan toko online dimana idenya adalah menawarkan harga yang lebih murah
atau diskon, namun diskon ini hanya berlaku untuk waktu yang telah ditentukan. Dan flash sale
memiliki waktu dan jumlah produk atau stok tertentu. Dengan cara ini, sistem penjualan tidak
digunakan sepanjang waktu atau selamanya, melainkan hanya pada waktu-waktu tertentu saja
dan alasannya cukup jelas yaitu untuk mendapatkan keuntungan. Manfaat ini dicapai tidak hanya
oleh produsen tetapi juga oleh pengecer dan konsumen.

Semakin bagus video yang diposting maka semakin banyak juga yang akan tertarik pada
isi video tersebut. Karena konten yang diposting di TikTok dapat menyampaikan informasi
secara singkat namun menarik tentang suatu produk, seperti konten review ataupun unboxing
serta konten menarik lainnya. Semakin menarik dan inovatif serta mengikuti trend yang sedang
berlangsung konten yang dibuat akan menambah daya tarik para penonton. Hal inilah yang
kemudian menjadi suatu ketertarikan pada para masyarakat pengguna TikTok Shop khususnya
Mahasiswa. Dengan adanya fitur TikTok Shop ini menumbuhkan trend yang disebut “Racun
TikTok” karena konten yang beredar dapat menarik perhatian dan rasa penasaran para
penontonnya yang akhirnya tertarik untuk membeli produk tersebut pada fitur TikTok Shop itu
(Martins, 2022).

Ongkos kirim adalah salah satu rules yang harus disepakati oleh penjual maupun pembeli
atas biaya pengiriman suatu barang (Pann, 2019). Ongkos kirim juga dapat didefenisikan sebagai
biaya pengiriman jasa yang ditarik oleh penjual dari pelanggan saat terjadi proses jual beli
dengan biaya ongkos kirim yang dibebankan dengan pelanggan. Gratis ongkos kirim adalah
bentuk persuasif langsung yang diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera
melakukan pembelian barang oleh konsumen (Astuti, 2022, 3).

Minat beli merupakan suatu proses perencanaan pembelian suatu produk yang akan
dilakukan oleh konsumen dengan mempertimbangkan beberapa hal (Meldarianda, 2010, 102).
Memahami minat beli konsumen sangat penting karena berkaitan dengan perilaku, persepsi, dan
sikap konsumen. Oleh karena itu dapat digunakan untuk memprediksi proses pembelian.
Kemampuan daya beli konsumen lebih menyukai barang dengan kualitas yang sama dengan
penawaran promo dan diskon sehingga harga barang menjadi lebih murah. Adanya flash sale
membuat mereka tertarik dengan belanja online dan mendorong pelanggan untuk membeli lebih
banyak dan dapat meningkatkan minat mereka untuk berbelanja.

Dalam melakukan transaksi pembelian secara online. Pembeli diharuskan untuk


membayar biaya pengiriman barang yang dibelinya. Besar kecilnya biaya pengiriman atau
ongkos kirim dalam pembelian barang secara online dihitung berdasarkan berat barang yang
dibeli dan jauh jarak atau lokasi antara pengirim dan penerima barang tersebut. Dalam
memberikan penawaran kepada penggunanya e-commerce berlomba memberikan program gratis
ongkos kirim atau free ongkir, yang mana pembeli tidak perlu membayar biaya ongkos kirim
untuk barang yang dibelinya. TikTok Shop juga menerapkan program gratis ongkir untuk
menarik minat beli konsumen. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Flash Sale Pada TikTok dan Gratis Ongkir
Terhadap Minat Beli Konsumen”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut

a) Apakah flash sale berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen?

b) Apakah program gratis ongkir berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

a) Untuk mengetahui adakah pengaruh flash sale terhadap minat beli konsumen.

b) Untuk mengetahui adakah pengaruh program gratis ongkir terhadap minat beli konsumen.
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

a) Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam bidang
pemasaran digital dan pengaruhnya terhadap minat beli konsumen untuk menambah literatur
ilmiah serta memungkinkan pengembangan penelitian lebih lanjut untuk menambah wawasan
dan referensi bidang pemasaran dan konsumen pada platform TikTok.

b) Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memanfaatkan tawaran flash sale
dan gratis ongkos kirim serta memberikan wawasan bagi seller dalam merancang strategi
pemasaran yang lebih efektif dan efisien dan dapat juga digunakan sebagai referensi, motivasi,
dan masukan bagi pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait masalah penelitian.

1.5 Kontribusi Penelitian

Penelitian ini menguji pengaruh flash sale dan gratis ongkos kirim terhadap minat beli pada
aplikasi tiktok. Penelitian sama pernah dilakukan oleh Mega Larasati et. al. Penelitian ini
menguji pengaruh gratis ongkos kirim, flash sale, dan iklan shopee terhadap keputusan
pembelian. Persamaan pada penelitian ini terdapat pada variabel independen yaitu flash sale dan
gratis ongkos kirim dan perbedaan terdapat pada variabel dependen.

Kontribusi penelitian kami di bidang akademis yaitu, dapat menambah literatur dan
pengetahuan tentang pemasaran dan konsumen pada platform aplikasi TikTok kepada pembaca
maupun konsumen sebagai bahan pertimbangan pada penelitian selanjutnya, dan kontribusi
penelitian untuk praktisi yaitu, dapat memberikan masukan bagi seller di TikTok dalam
merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien.
BAB II
KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Flash Sale


2.1.1 Pengertian Flash Sale
Flash sale adalah penawaran produk dengan diskon dan jumlah terbatas dalam waktu
singkat (Zakkiyah, 2018). Flash sale atau disebut juga “daily deal” merupakan bagian dari
promosi penjualan yang memberikan penawaran atau diskon khusus kepada pelanggannya untuk
produk tertentu dalam waktu terbatas. Model promosi flash sale sebagai penjualan produk
dengan diskon besar yang dibatasi oleh waktu oleh pemilik perusahaan (Herlina, Loisa &
Matthew, 2021). Flash Sale merupakan pengembangan dari price off deals yang merupakan
sarana promosi untuk promosi penjualan. Flash sale adalah promosi yang secara langsung
menurunkan harga produk dalam waktu terbatas dan jumlah produk juga terbatas (Wangi &
Andarini, 2021).

2.1.2 Konsep Flash Sale Dalam Transaksi E-Commerce


Menurut Makmur (2019), pelaku usaha memang memiliki siasat dalam mendapatkan
konsumen atau pasar dalam menjalankan usahanya. Dalam kegiatan tersebut, banyak
pertimbangan yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk memberikan promosi atau layanan yang
menarik. Strategi pemasaran diperlukan pelaku usaha agar mendapatkan tujuan pemasaran yang
tepat serta menjaring konsumen.
Bentuk strategi pemasaran pada dasarnya memiliki banyak bentuk. Salah satu bentuk
strategi penjualan berupa penjualan dengan cara cepat atau biasa disebut dengan flash sale. Flash
sale adalah sebuah konsep promosi produk kepada konsumen dengan cara memberikan diskon
sebesar-besarnya, dalam waktu yang sangat terbatas. Berbeda dengan penawaran terbatas atau
penerapan diskon pada umumnya, batas waktu flash sale sangatlah ketat, bahkan hanya dalam
hitungan jam.
Dalam sistem jual beli online, flash sale dikatakan sebagai bentuk penawaran produk atau
bentuk promosi. Hal ini juga dilakukan oleh pelaku usaha konvensional. Hal tersebut dijelaskan
dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang menyebutkan dalam
Ketentuan Umum Pasal 1 bahwa promosi dagang adalah kegiatan mempertunjukkan,
memperagakan, memperkenalkan dan/atau menyebarluaskan informasi hasil produksi barang
dan/atau jasa untuk menarik minat beli konsumen, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,
dalam jangka waktu tertentu untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar, dan mencari
hubungan dagang. Tetapi dalam aspek jual beli online yang memanfaatkan sistem elektronik,
bentuk promosi ini juga dibahas dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
Pasal 9 yang menjelaskan bahwa pelaku usaha yang menawarkan produk melalui sistem
elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat
kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.
Penerapan flash sale sebenarnya telah diterapkan di toko ritel konvensional dari awal
tahun 2000. Namun istilah tersebut mulai umum dikenal oleh masyarakat lewat E-Commerce
yang mulai menjadi pilihan berbelanja. Prinsip flash sale itu lebih mengarah kepada menjual
barang yang umumnya tidak lagi populer pada saat tertentu dan pelaku usaha mencoba untuk
menjualnya agar secara kuantitas dapat habis dan tetap mendapatkan hasil dari penjualan
tersebut. Banyak faktor terjadinya momen flash sale tersebut selain berusaha untuk menarik
pangsa pasar atau konsumen baru.
Secara psikologis, konsumen akan tertarik untuk mengakses penawaran tersebut.
Umumnya pelaku usaha E-Commerce memiliki waktu tertentu atau jadwal pasti dalam
melaksanakan flash sale. Kemudian banyak konsumen mulai tertarik dengan penawaran yang
diberikan situs E-Commerce tersebut. Kendati demikian, pemasaran dengan cara seperti ini
belum sepenuhnya menguntungkan konsumen. Dari segi informasi yang diberikan dalam
promosi, pelaku usaha hanya memberikan sedikit info dari barang yang dipasarkan.
Pelaku usaha harus menyiapkan segala macam atribut yang tepat untuk melaksanakan
flash sale, seperti ketersediaan barang, kesiapan fasilitas penunjang agar tidak terjadi hal yang
tidak sesuai ekspektasi konsumen, dalam hal ini kesiapan portal belanja online, layanan
konsumen, dan aktualitas status barang yang dipasarkan. Demi meraih kepercayaan masyarakat
dalam penggunaan jasa toko online, khususnya dalam menikmati promo yang diberikan, pelaku
usaha harus mempersiapkan hal-hal mendasar sebagai berikut :
1. Info Produk
Perlu adanya Informasi tentang barang yang jelas dan cukup rinci, karena calon
konsumen tidak bisa langsung memegang dan melihat secara langsung barang yang dibeli.
Informasi ini mencakup foto produk, pilihan warna dengan menggunakan foto, info ukuran
produk, info bahan dan info pengecekan jumlah barang yang tersedia.
2. Harga Yang Kompetitif
Konsumen online shop biasanya akan lebih mudah membandingkan harga di suatu online
shop dengan online shop lain atau membandingkannya dengan toko konvensional (offline)
3. Jasa Pengiriman
Jasa ekspedisi termasuk unsur penting untuk konsumen dalam memeriksa biaya
pengantaran barang, estimasi waktu dan melacak keberadaan barang yang dipesan dengan
fasilitas yang diberikan oleh penyedia jasa ekspedisi.
4. Alternatif Jasa Pengiriman
Pelaku usaha juga memberikan opsi pengiriman yang lebih khusus dibentuk oleh mereka
sendiri, dengan jangkauan wilayah yang lebih sempit.
5. Pembayaran
Dengan memberikan alternatif pembayaran, umumnya akan memudahkan konsumen
untuk melakukan pembayaran dengan beberapa pilihan.
6. Pengemasan
Pengemasan (packaging) adalah salah satu ujung tombak pemasaran, bukan sekedar
bungkus pelindung, tetapi juga menjadi bagian dari pendekatan terhadap konsumen. Aspek
terpenting dalam packaging adalah:
1) Label, sebagai identitas produk yang bisa dimuat logo atau tulisan
2) Tag, dipakai untuk aksesoris merek suatu produk yang memuat harga, kode identitas produk,
dan informasi kontak kepada produsen
3) Kemasan, merupakan komponen pemanis dari produk, yang dapat dibuat dari plastik,
kardus, ataupun kain. Lebih baik lagi jika dalam kemasan tersebut terdapat identitas produk.
Kemasan bukan hanya sekedar bonus pembungkus untuk produk yang dibeli konsumen,
tetapi sebagai pengingat dibenak konsumen sehingga memungkinkan konsumen mendapat
pengalaman berbeda dan akan membeli kembali barang produksi tersebut.
7. Customer Service (Layanan Pelanggan)
Customer Service harus siap dihubungi kapan saja oleh konsumen karena belanja online
tergolong hal yang baru di Indonesia. Keberadaan customer service juga membantu konsumen
untuk mendapat informasi terkait pesanan brang/jasa, pelayanan, maupun keluhan teknis terkait
berbelanja secara online
8. Ada keterangan update dari pemesanan sampai pengiriman
9. Insentif Untuk Konsumen
Bentuk ini merupakan cara pelaku usaha agar tidak kehilangan konsumen dengan
memberikan loyalty bonus seperti potongan harga, gratis biaya antar, hingga hadiah tertentu.
10. Toko Online
Bagi pelaku usaha besar, toko online sudah menjadi keberadaaan yang wajib untuk
memberikan kenyamanan bagi konsumen. Selain itu pengembangan aplikasi toko juga menjadi
unsur penting dalam memberikan kemudahan akses bagi konsumen (Makmur, 2019).
Suharsimi (Dalam Pujihastuti, 2010) menyampaikan bahwa Indikator variabel sebaiknya
dimanfaatkan secara tepat, jangan sampai terjadi kesalahan dalam pengukuran variabel, Setiap
indikator minimal terdapat satu pernyataan tetapi bila memungkinkan lebih dari satu pernyataan.
Karena itu peneliti menyajikan beberapa pernyataan agar dimensi cukup untuk mengukur
variabel.

2.2 Gratis Ongkos Kirim


2.2.1 Pengertian Ongkos Kirim
Biaya ongkos kirim adalah bentuk lain dari promosi penjualan yang menggunakan
berbagai penawaran untuk merangsang pembelian produk secepatnya dan meningkatkn kuantitas
produk yang dibeli oleh konsumen (Jannah, Wahono & Khalikussabir, 2022). Biaya ongkos
kirim timbul karena barang yang dibeli oleh konsumen akan dikirimkan melalui pihak ketiga
yaitu ekspedisi yang akan mengirimkan barang dari penjual ke pembeli.
Besar kecilnya suatu biaya ongkos kirim dihitung berdasarkan dengan jumlah, berat,
ukuran, volume dan jarak untuk pengiriman barang. Jika produk yang akan dikirimkan dalam
jumlah banyak, volume besar dan jarak tempuh antara alamat penjual dan pembeli jauh, maka
biaya ongkos kirim yang akan dibebankan kepada pembeli juga akan besar.
Sebelum membeli suatu produk pembeli biasanya akan berpikir mengenai biaya ongkos
kirim yang akan dibayarkan. Oleh sebab itu, e-commerce menawarkan layanan atau promo
berupa gratis ongkos kirim. Adanya gratis ongkos kirim akan menarik perhatian pembeli atau
calon pembeli yang akan membeli produk, karena pembeli tidak perlu menambah biaya untuk
pengiriman barang.

2.2.2 Konsep Gratis Ongkos Kirim Pada TikTok Shop


TikTok Shop menawarkan gratis ongkos kirim melalui tagline yang dimilikinya. Gratis
ongkos kirim yang ditawarkan oleh TikTok Shop tidak serta merta digunakan begitu saja, namun
ada beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku agar dapat menggunakan gratis ongkos kirim
milik TikTok Shop seperti harus mengklaim voucher terlebih dahulu, kemudian membeli produk
dengan minimal pembelian. yang berbeda bagi setiap penggunanya. Namun bagi pembeli yang
baru melakukan pembelian di TikTok Shop untuk pertama kali akan mendapatkan berbagai
bonus seperti potongan pembelian dan gratis ongkos kirim tanpa minimum pembelian.

2.3 Minat Beli


Minat beli dapat digambarkan sebagai perilaku kognitif mengenai niat untuk membeli
merek tertentu (Shah et al., 2012). Ghosh (1990) menyatakan bahwa memahami minat beli
konsumen sangat penting karena berkaitan dengan perilaku, persepsi, dan sikap konsumen. Oleh
karena itu dapat digunakan untuk memprediksi proses pembelian.
Menurut Kotler dan Keller (2009), minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul
sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan seseorang untuk melakukan
pembelian.
Menurut Sciffman dan Kanuk (2007), minat beli adalah suatu model sikap seseorang
terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa,
atau merek tertentu.

2.4 Hasil Penelitian Sebelumnya


Penelitian yang dilakukan oleh Irma Marpaung dan Fauzi Lubis dengan judul “Pengaruh
Iklan, Sistem COD, dan Promo Gratis Ongkir Terhadap Keputusan Pembelian Pada TikTok
Shop (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Sumatera Utara” menyatakan bahwa Variabel iklan,
sistem COD, dan promo gratis ongkir secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian pada aplikasi TikTok Shop dikalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.
Penelitian yang dilakukan oleh Alyasinta Viela Tusanputri dan Amron yang berjudul
“Pengaruh Iklan dan Program Gratis Ongkir Terhadap Keputusan Pembelian Pada Platform
E-commerce Tiktok Shop” menyatakan bahwa secara parsial Iklan dan Program Gratis Ongkir
(X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Secara simultan Iklan
dan Program Gratis Ongkir juga berpengaruh pada Keputusan Pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Herlina, Julia Loisa, dan Teady Matius S.M yang berjudul
“Pengaruh Model Promosi Flash Sale Terhadap Minat Pembeli dan Keputusan Pembeli di
Marketplace Online” menyatakan bahwa model promosi Flash Sale berpengaruh signifikan
serta berkontribusi dengan minat beli serta keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Murjiati yang berjudul “Pengaruh Iklan dan
Aplikasi TikTok Terhadap Minat Beli Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah IAIN Palopo”
menyatakan bahwa iklan dan aplikasi TikTok secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli mahasiswa.
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Direct Marketing dan Product Quality Terhadap
Minat Beli Ulang Pada Live Streaming Marketing TikTok” yang dilakukan oleh Helmin dan
Onan (2022) memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh Direct Marketing dan Product Quality
terhadap Minat Beli Ulang di Kota Medan. Pengambilan data penelitian menggunakan survei
terhadap 100 orang responden yang menggunakan aplikasi TikTok. Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Direct Marketing
dan Product Quality berpengaruh positif terhadap Minat Beli Ulang pada Live Streaming
Marketing TikTok.
Penelitian yang “Pengaruh Diskon dan Promo Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan
Pembelian Pada E-Commerce Shopee” yang dilakukan oleh Sita (2022) memiliki tujuan untuk
mengetahui pengaruh Diskon dan Promo Gratis Ongkos Kirim terhadap Keputusan Pembelian
pada E-commerce Shopee . Pengambilan data penelitian menggunakan survei terhadap 100
orang responden
dilakukan oleh Sita Dewi Astuti yang berjudul “Pengaruh Diskon dan Promo Gratis
Ongkos Kirim Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-Commerce Shopee” menyatakan
bahwa diskon dan gratis ongkos kirim berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Dinda Nimasayu Safri dan Tri Sudarwanto yang berjudul
“Pengaruh Compatibility Lifestyle Millennial dan Peran Endorser Influencer Terhadap Minat
Beli Pada Pengguna TikTok Shop” menyatakan bahwa tidak semua variabel berpengaruh
positif dan signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi yang berjudul “Pengaruh Flash Sale,
Cashback dan Gratis Ongkos Kirim Terhadap Perilaku Konsumtif Konsumen Muslim (Studi
Pada Pengguna Aplikasi Shopee Di Aceh)” menyatakan bahwa variabel flash sale, cashback,
dan gratis ongkos kirim secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap perilaku konsumtif.
Penelitian yang dilakukan oleh Zulaiha Hasibuan dan Sri Ramadhani yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Menjadi Pertimbangan Konsumen Dalam Membeli Produk Pada Fitur
TikTok Shop (Studi Pada Pelanggan TikTok Shop Dikalangan Mahasiswa Mahasiswi
Medan)” menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor lainnya yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli produk pada fitur TikTok Shop adalah Faktor Kredibilitas, Faktor
Sistem Promosi, Faktor Multifungsi, dan Faktor Kemudahan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hana Yoflike Mokodompit, S. L. H. V. Joyce Lapian, dan
Ferdy Roring yang berjudul “Pengaruh Online Customer Rating, Sistem Pembayaran Cash On
Delivery dan Online Customer Review Terhadap Keputusan Pembelian di TikTok Shop (Studi
Pada Mahasiswa dan Alumni Equil Choir FEB Unsrat) menyatakan bahwa secara simultan
dan parsial Online Customer Rating, Sistem Pembayaran Cash On Delivery, dan Online
Customer Review berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian melalui TikTok Shop.
Dan Sistem Pembayaran Cash On Delivery memiliki pengaruh paling dominan terhadap
Keputusan Pembelian melalui TikTok Shop.
Penelitian yang dilakukan oleh Inaya Lia Anugrah yang berjudul “Analisis Faktor
Pengaruh Minat Beli Shopee Indonesia Sebagai Penentu Perancangan Customer Journey
Mapping Untuk Marketplace” menyatakan bahwa variabel promosi paling mempengaruhi minat
beli pelanggan.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rochmah Indah Lestari yang berjudul “Pengaruh
Live Streaming, Brand Awareness, Desain Web Dan Brand Image Terhadap Keputusan
Pembelian Pada E-Commerce Shopee Di Jakarta Pusat” menyatakan bahwa live streaming,
brand awareness, desain web, dan brand image berpengaruh secara simultan terhadap keputusan
pembelian pada e-commerce Shopee.
Secara etimologis ada dua kata yang membentuk kata hipotesis yaitu hypo dan thesis
yang mana hypodan yang diartikan kurang dan tesis yang merupakan pendapat secara etimologis
hipotesis merupakan suatu pendapat yang belum sempurna.
Hipotesis sendiri terbagi menjadi dua bagian, yang pertama hipotesis nihil (Ho) yang
berarti tidak menunjukan pengaruh di setiap variabel, dan yang kedua adalah hipotesis kerja (Ha)
dimana ini menunjukan bahwa terjadi pengaruh antar variabel dan didalam penelitian ini peneliti
ingin meninjau seberapa kuatnya pengaruh flash sale pada tiktok dan gratis ongkos kirim
terhadap minat beli konsumen. Flash Sale (X1), Gratis Ongkos Kirim (X2), Minat Beli (Y)

2.5 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan uraian di atas yang melatar belakangi penelitian ini, landasan teori dan
tujuan penelitian maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Flash sale berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada aplikasi TikTok
Menurut Zakkiyah (2018), Flash sale diuraikan sebagai suatu penawaran produk dengan
potongan harga dan jumlah yang telah ditentukan dalam waktu yang terbatas. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Herlina et al (2021) menunjukkan bahwa Flash Sale
berpengaruh terhadap minat beli. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya Flash Sale maka
konsumen memiliki minat beli terhadap suatu barang.

H2 : Gratis ongkos kirim berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada aplikasi TikTok
Menurut Istiqomah dan Marlena, (dalam Jannah, Wahono dan Khalikussabir, 2022),
gratis ongkos kirim adalah bentuk dari promosi penjualan yang menggunakan berbagai
penawaran untuk merangsang pembelian produk secepatnya dan meningkatkan kuantitas produk
yang dibeli oleh konsumen. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Inaya Lia
Anugrah (2021) menunjukkan bahwa gratis ongkos kirim berpengaruh terhadap minat beli.
Mayoritas masyarakat Indonesia menyukai adanya gratis ongkos kirim dalam melakukan
kegiatan berbelanja. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu yang mempengaruhi minat beli
konsumen adalah gratis ongkos.

H3 : Flash sale dan gratis ongkos kirim berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada aplikasi
TikTok
George E. P. Box (1976), menyatakan bahwa efek kombinasi dapat terjadi karena
kombinasi dua atau lebih variabel dapat menghasilkan model atau pola yang lebih kompleks dan
akurat dalam memprediksi hasil akhir. Oleh Karena itu Kombinasi penawaran flash sale dan
gratis ongkos kirim akan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap minat beli konsumen
daripada hanya menawarkan salah satu penawaran saja. Dalam hal ini, kombinasi penawaran
flash sale dan gratis ongkos kirim dapat meningkatkan minat beli konsumen karena memberikan
kesempatan kepada konsumen untuk membeli produk dengan harga yang lebih murah dan
menghemat biaya pengiriman yang biasanya harus dibayar oleh konsumen.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sampel dan Data


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menggunakan aplikasi
Tiktok. Teknik dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu
dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti.
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut:
- Konsumen yang memiliki aplikasi Tiktok aktif
- Konsumen yang sudah pernah melakukan pembelian pada Live Tiktok dalam kurun waktu
6 bulan terakhir.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel
terikat. Menurut (Wijaya, 2013), sampel dapat dihitung dengan rumus:
N = 50 + 8(m)
Keterangan:
N = jumlah sampel minimal
M = jumlah variabel bebas
Jadi:
N = 50+8(3)
= 50 + 24
= 74

Dari perhitungan di atas sampel minimal adalah 74 orang. Pada penelitian ini jumlah
responden akan diambil sebanyak 100 orang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis
data kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung dan diukur dalam bentuk angka atau numerik.
data kuantitatif diperoleh melalui pengumpulan data dengan metode survei kuesioner yang telah
diisi oleh responden. Kuesioner yang akan disalurkan terhadap responden terdiri dari tiga bagian:
Bagian I : Pernyataan mengenai Flash Sale pada TikTok
Bagian II : Pernyataan mengenai Gratis Ongkos Kirim pada TikTok
Bagian III : Pernyataan mengenai Minat Beli konsumen pada TikTok
3.2 Variabel Penelitian dan Pengukuran
Variabel yang ada di penelitian ini ada dua variabel independen dan satu variabel
dependen. Variabel independen adalah flash sale dan gratis ongkos kirim. Variabel dependennya
adalah minat beli. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis Pengukuran Ordinal.

Variabel Dependen dan Pengukurannya


Variabel Dependen dalam penelitian ini yaitu Minat Beli Konsumen (Y) yaitu perilaku yang
muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan konsumen untuk
melakukan pembelian,(Kotler dan Keller 2009:15). Variabel yang akan diteliti merupakan
kondisi sesungguhnya pada pengguna aplikasi (customer) tiktok yang pernah melakukan
pembelian.

Pernyataan sebagai berikut :


- Minat Transaksional yaitu konsumen cenderung membeli produk.
- Minat Referensial yaitu konsumen cenderung merekomendasikan atau menyarankan suatu
produk kepada orang lain atau kerabat.
- Minat Preferensial yaitu mewakili perilaku konsumen yang lebih dulu menyukai produk
tertentu.
- Minat Eksplorasi mewakili konsumen yang terus menerus mencari informasi tentang produk
yang diminati nya atau yang mencari informasi yang mendukung karakteristik positif produk
tersebut.
Tabel 3.1
Pernyataan Responden Terhadap Variabel Minat Beli Konsumen

No KODE Penyataan Respon

STS TS S SS

1 M1 Saya akan membeli produk dalam waktu dekat

2 M2 Saya akan membeli produk yang menarik perhatian saya

3 M3 Saya akan membeli produk yang cocok dan memiliki


kualitas
terbaik

4 M4 Saya akan merekomendasikan produk terbaik kepada


keluarga

5 M5 Saya akan mereferensikan perkembangan produk kepada


teman dan kerabat

6 M6 Saya akan tetap membeli suatu produk walaupun banyak


orang yang tidak cocok, karena saya beranggapan bahwa
saya cocok dengan produk tersebut

7 M7 Pelayanan baik yang diberikan kepada saya akan


membuat saya tertarik untuk membeli produk

8 M8 Saya akan membeli produk yang menjadi prioritas utama


bagi saya

9 M9 Saya akan mencari tahu tentang harga-harga produk

10 M10 Saya akan mencari tahu macam-macam jenis pilihan


produk

11 M11 Saya akan mencari tahu tentang pengalaman


teman-teman yang menggunakan produk tersebut

Variabel Independen dan Pengukurannya


Variabel Independen atau Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau
mempengaruhi timbulnya variabel terikat (dependen). Dalam Penelitian ini terdapat 2 variabel
independen yaitu Flash Sale (X1) dan Gratis Ongkos Kirim (X2).
1. Flash Sale
Flash Sale yaitu sebuah penawaran produk dengan potongan harga dalam kuantitas
terbatas dalam waktu yang singkat. Flash sale merupakan bagian dari promosi penjualan yang
memberi pelanggannya penawaran khusus atau diskon yang bersifat persuasif kepada konsumen
terhadap produk tertentu dengan jangka waktu relatif singkat (Wahyudi, 2022, 105). Pengaruh
Flash sale pada aplikasi tiktok didasari oleh pernyataan sebagai berikut :
- Frekuensi Promosi
- Kualitas Promosi
- Waktu Promosi
- Kesesuaian sasaran Promosi
Tabel 3.2
Pernyataan Responden Terhadap Variabel Flash sale

No Kode Pernyataan Respon

STS TS S SS

1 F1 Flash Sale yang sering dilakukan pada saat TikTok


yang membuat saya mengingat promosi tersebut.

2 F2 TikTok sering mengadakan flash sale secara besar-


besaran pada beberapa tanggal tertentu setiap tahunnya
(seperti 6.6, 9.9,12.12 dan Momen Big Ramadhan
Sell).

3 F3 Flash sale yang diadakan oleh Shopee bukanlah sebuah


manipulatif

4 F4 Flash sale menarik banyak pelanggan baru untuk


berbelanja di TikTok

5 F5 Saya merasa flash sale yang dilakukan TikTok


berlangsung diwaktu yang sangat tepat

6 F6 Waktu untuk tiap sesi flash sale TikTok dilakukan pada


waktu tertentu saja

7 F7 Saya merasa program flash sale membuat saya lebih


sering berbelanja di TikTok daripada marketplace
lainnya karena sesuai dengan keinginan saya sebagai
konsumen
8 F8 Program flash sale TikTok sesuai dengan keinginan
saya sebagai konsumen

2. Gratis Ongkos Kirim


Menurut Tjiptono (Dalam Basalamah & Milla Ningtyas, 2021) Gratis ongkos kirim
adalah bentuk persuasif langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan. Pernyataan terhadap Gratis Ongkos Kirim adalah sebagai berikut :
- Gratis Ongkos Kirim memberikan perhatian
- Gratis Ongkos Kirim memiliki daya tarik
- Gratis Ongkos Kirim membangkitkan keinginan membeli
- Gratis Ongkos Kirim mendorong melakukan pembelian
Tabel 3.3
Pernyataan Responden Terhadap Variabel Gratis Ongkos Kirim

No Kode Pernyataan Respon

STS TS S SS

1 G1 Saya memprioritaskan produk dengan gratis ongkos kirim


saat ingin berbelanja

2 G2 Saya selalu mengecek voucher gratis ongkos kirim sebelum


memutuskan untuk membeli produk

3 G3 Gratis ongkos kirim yang diadakan oleh TikTok membuat


saya tertarik untuk melakukan transaksi pada aplikasi
TikTok

4 G4 Gratis ongkos kirim TikTok memiliki daya tarik tersendiri


dari pada marketplace lain

5 G5 Saya merasa Gratis ongkos kirim membangkitkan keinginan


untuk membeli produk karena tidak perlu membayar biaya
untuk pengiriman

6 G6 Saya langsung membeli produk yang saya suka saat


memiliki voucher gratis ongkos kirim di akun TikTok saya

7 G7 Saya merasa Gratis ongkos kirim mendorong saya


melakukan pembelian berlebih, hanya untuk memenuhi
syarat mendapatkan gratis ongkos kirim

8 G8 Saya kadang membeli produk lainnya hanya untuk


mencukupi syarat nominal transaksi untuk mendapat gratis
ongkos kirim

3.3 Administrasi Survey


Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui adakah pengaruh flash sale terhadap
minat beli konsumen dan untuk mengetahui adakah pengaruh program gratis ongkir terhadap
minat beli konsumen. Populasi atau target pada penelitian ini yaitu, konsumen yang memiliki
aplikasi TikTok dan pernah melakukan pembelian melalui aplikasi TikTok. Sedangkan metode
survei yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner.
Dalam melakukan survei, peneliti akan mengembangkan kuesioner menggunakan google
form dan membuat beberapa pernyataan terkait dengan variabel independen dan variabel
dependen. Dalam melakukan penilaian, peneliti menggunakan skala Likert. Sugiyono (2016),
menjelaskan skala likert dipakai untuk menilai perilaku, opini, dan pandangan seseorang atau
sekelompok orang mengenai gejala sosial. Dalam Skala likert penelitian ini diantaranya :

3.4 Tabel Pengukuran Data

Kode Keterangan Skor

STS Sangat Tidak Setuju 1

TS Tidak Setuju 2

S Setuju 3

SS Sangat Setuju 4

Survei akan dilakukan dengan cara, peneliti mengirimkan link google form yang berisi
kuesioner melalui grup WhatsApp, dengan periode waktu pengumpulan selama dua minggu
setelah pertemuan ke 6.
3.4 Model Penelitian

Peneliti menggunakan model penelitian yang bertujuan menggambarkan hubungan


ttara Flash Sale terhadap Minat Beli dan hubungan Gratis Ongkos Kirim terhadap Minat
beli.

3.5 Pengujian Kualitas Data


Bagian ini berisi uraian tentang metode analisis yang digunakan, cara pengolahan data,
dan analisis data disertai pembenaran atau alasan penggunaan cara analisis tersebut termasuk
penggunaan statistik. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan analisis korelasi. Analisis
korelasional adalah salah satu analisis statistik kuantitatif yang berupaya untuk mencari pengaruh
atau hubungan antara dua buah variabel atau lebih. Dalam analisis korelasional ini, variabel
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Variabel bebas (Independent Variable), yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi
oleh variabel lain.
b. Variabel terikat (Independent Variable), yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh
variabel yang lain. (Muhson, n.d., 0)
Peneliti yang akan dilakukan oleh peneliti dalam menguji kualitas data adalah yaitu :
1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (Jannah, dkk., 2022), uji validitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukan tingkat keandalan atau keabsahan suatu alat ukur. Validitas digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk tingkat signifikan 5% dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini (n)
adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka pertanyaan atau indikator
tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya.

2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (Jannah, dkk., 2022), uji reliabilitas merupakan indeks yang
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Menurut
Ghozali (dalam Jannah, dkk., 2022), uji reliabilitas instrumen dapat dilihat dari besarnya nilai
cronbach alpha pada masing-masing variabel, cronbach alpha digunakan untuk mengetahui
reliabilitas konsisten inter item atau menguji kekonsistenan responden dalam merespon seluruh
item. Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan reliabel jika memiliki
cronbach alpha lebih besar dari 0,60.

3.6 Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (dalam Jannah, dkk., 2022), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi
normal atau tidak, model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal,
deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Normal atau tidaknya sebaran data maka perlu dilakukan perhitungan uji normalitas sebaran
dengan uji statistic kolmogorofsminow (K-S). Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka
dikatakan distribusi normal, sebaliknya jika lebih kecil dari 0,05 dikatakan distribusi tidak
normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya
interkorelasi (hubungan yang kuat) antar variabel bebas (independen). Pengujian dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang berarti akan mempengaruhi variabel
terikatnya (dependen). Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak
terjadinya interkorelasi (multikolinearitas) di antara variabel-variabel independen. Adanya
hubungan linear antara variabel independen akan mengakibatkan kesulitan dalam memisahkan
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi interkorelasi antar variabel independen (tidak adanya
multikolinearitas). Untuk menguji multikolinearitas adalah dengan menggunakan metode
Tolerance Dan VIF (Variance Inflation Factor) masing-masing variabel independen.
a. Jika nilai Tolerance lebih besar > 0,10 maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala
multikolinearitas.
b. Jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut
sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila asumsi tidak terjadinya
heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka akan berakibat pada sebuah keraguan atau
ketidakakuratan pada suatu hasil analisis regresi yang dilakukan. Suatu model regresi yang baik
adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4. Analisis Kuantitatif
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Ghozali (dalam Jannah, dkk., 2022) Analisis regresi berganda ini digunakan
untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen. Dalam hal ini untuk variabel independennya adalah Diskon Flash Sale,
Cashback dan Gratis Ongkos Kirim. Sedangkan variabel dependennya adalah Perilaku
Konsumtif.
Bentuk persamaan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y = a + blXl + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Minat Beli
a = Konstanta
b = Koefisien X variabel bebas
XI = Flash Sale
X2 = Gratis Ongkos Kirim
E = Error Term

3.7 Uji Hipotesis


1. Uji Statistik
Ghozali (dalam Jannah, dkk., 2022) mengatakan bahwa pada dasarnya Uji Statistik t
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Pada dasarnya Uji t digunakan untuk menguji hubungan
masing- masing, variabel bebas (XI dan X2) terhadap variabel terikat (Y).
2. Uji Statistik F
Menurut Ghozali (dalam Jannah, dkk., 2022) uji statistik F Menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan statistik F dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut: Jika F hitung lebih kecil dari F tabel, dan nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika F hitung lebih besar dari F tabel, dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Ghozali (dalam Jannah, dkk, 2022) mengatakan koefisien determinasi bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen,
dengan bantuan olahan program SPSS koefisien determinasi (R2) terletak pada model summary
dan tertulis R square yang mana dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar
antara 0 dan 1, nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, dalam
penelitian ini menggunakan Adjusted R Square karena variabel independen lebih dari dua dan
nilai Adjusted R Square dapat naik turun apabila variabel independen ditambahkan dalam model
penelitian. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif mudah
karena adanya variasi yang besar dari masing-masing pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Muhson, A. (n.d.). Teknik Analisis Kuantitatif. Teknik Analisis Kuantitatif, -(-), 2.

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/pendidikan/Analisis+Kuantitatif.pdf

Wahyudi. (2022, Oktober 28). Pengaruh Flash Sale, Cashback, dan Gratis Ongkos Kirim

Terhadap Perilaku Konsumtif Konsumen Muslim. 81.

https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/24028/

Wijaya, T. (2013). Metodologi penelitian ekonomi dan bisnis : teori dan praktek. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Wahyudi. (2022, Oktober 28). Pengaruh Flash Sale, Cashback, dan Gratis Ongkos Kirim

Terhadap Perilaku Konsumtif Konsumen Muslim. 105.

https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/24028/

Kenneth C. Laudon and Carol Guercio Traver. E-Commerce 2022: Business, Technology and
Society. Pearson. 2022.

Meldarianda, R. (2010). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen Pada
Resort Cafe Atmosphere Bandung. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 17, No. 2(4),
102.

Pann. (2019, April 14). Apa itu ongkir? Pengertian ongkir dan definisinya dalam Kamus
Teknologi Informasi. Glosarium Online. Retrieved February 14, 2023, from
https://glosarium.org/arti-ongkir-di-komputer/

Astuti, S. D. (2022, Februari 04). Pengaruh Diskon dan Promo Gratis Ongkos Kirim Terhadap
Keputusan Pembelian Pada E-Commerce Shopee. Februari 04, 2022, 3.
http://eprints.ums.ac.id/101356/

Alyasinta Viela Tusanputri, Amron (2021). Pengaruh iklan dan program gratis ongkir terhadap
keputusan pembelian pada platform e-commerce tiktok shop. Journal FEB UnMul
FORUM EKONOMI, 23 (4) 2021, 632-639
Marpaung, Ilma. Lubis, Fauzi (2022). Pengaruh Iklan, Sistem COD, dan Promo Gratis Ongkir
Terhadap Keputusan Pembelian Pada TikTok Shop (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN
Sumatera Utara). JMBI UNSRAT, Vol. 9 No. 3.
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmbi/article/view/44292

Murjiati, Wahyu. (2021). Pengaruh Iklan dan Aplikasi TikTok Terhadap Minat Beli Mahasiswa
Manajemen Bisnis Syariah IAIN Palopo. Repository FEB Islam Institut Agama Islam
Negeri Palopo. http://repository.iainpalopo.ac.id

Hasibuan, Z. & Ramadhani, S. (2022). Faktor-Faktor yang Menjadi Pertimbangan Konsumen


dalam Membeli Produk pada Fitur Tiktok Shop (Study Pada Pelanggan Tiktok Shop
dikalangan Mahasiswa/i Medan). Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 7 No.12.
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/11193/6583

Herlina, Julia Loisa, dan Teady Matius S.M. (2021). Pengaruh Model Promosi Flash Sale
Terhadap Minat Pembeli dan Keputusan Pembeli di Marketplace Online. JIMEA (Jurnal
Ilmiah Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Vol. 5 No. 2, 2021

Anda mungkin juga menyukai