Anda di halaman 1dari 20

Tugas Manajemen Operasi

Tren Baru yang Menarik Di Bidang Manejemen Operasi

Salah satu alasan MO merupakan ilmu yang menarik adalah ilmu ini selalu dihadapkan pada kondisi yang selalu
berubah. Baik pendekatan maupun hasil dari sepuluh keputusan MO sangat mungkin berubah. Dinamika ini terjadi
karena berbagai tekanan, dari globalisasi perdagangan dunia hingga transfer ide, produk, dan uang dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Arah yang sekarang diambil oleh MO—di mana dulu berada, dan hendak menuju
kemana.
Dulu Penyebab Masa Depan Fokus local atau nasional Komunikasi global dan jaringan transportasi yang handal
Fokus global, memindahkan produksi ke luar negeri. Jumlah Pengiriman yang besar Siklus produk yang singkat dan
modal member tekanan untuk mengurangi persediaan.
Kinerja just-in-time Pembelian dengan penawaran terendah Penekanan kualitas membutuhkan pemasok yang
terlibat dengan focus pada pelanggan Kemitraan rantai-pasokan, kolaborasi, aliansi, outsourching Pengembangan
produk yang lama Siklus hidup yang lebih pendek, Internet, Komunikasi Internasional yang cepat, desain dibantu
computer, dan kerja sama internasional Pengembangan produk yang cepat, aliansi, kolaborasi desain Produk yang
distandarisasi Pasar global yang berlimpah; bertambahnya proses produksi yang fleksibel Kustomisasi missal
dengan penekanan pada kualitas Spesialisasi pekerjaan Berubahnya lingkungan social; bertambahnya masyarakat
yang sarat informasi dan pengetahuan Pemberdayaan pekerja, tim, dan perampingan produksi Fokus pada biaya
rendah Permasalahan lingkungan, ISO 14000, meningkatnya biaya pembuangan limbah Produksi yang peka
lingkungan, produksi ramah lingkungan, bahan yang dapat didaur ulang, manufaktur ulang Etika Bisnis dijalankan
secara lebih transparan; kajian public dan global mengenai etika; tidak mempekerjakan anak-anak, menolak
penyuapan, menghindari terciptanya polusi Standarisasi etis dan tanggung jawab social yang tinggi
• Fokus Global. Penurunan biaya komunikasi dan transportasi secara tajam telah menghasilkan pasar yang
mendunia. Pada saat yang bersamaan, sumber, modal, bahan baku, talenta, dan tenaga kerja juga menjadi global.
Hal yang juga mempercepat globalisasi adalah Negara-negara diseluruh dunia bersaing dalam pertumbuhan
ekonomi dan industralisasi. Manajer Operasi harus tanggap melihat penemuan-penemuan yang menghasilkan dan
menggerakan ide, produksi, dan barang jadi secara cepat.
• Kinerja just-in-time. Sumber daya keuangan yang besar dan digunakan untuk persediaan menyebapkan
membengkaknya biaya. Persediaan juga menghalangi respons yang cepat pada perubahan yang terjadi di pasar.
Manajer Operasi mengurangi persediaan pada setiap tingkatan, mulai dari bahan baku hingga barang jadi.
• Bersekutu dengan rantai-pemasok. Siklus hidup produk lebih singkat yang digerakan oleh tuntutan dari pelanggan,
sebagaimana juga perubahan yang cepat dalam teknologi bahan dan proses, mengharuskan para pemasok
menyesuaikan diri dengan kebutuhan para pengguna akhir. Pemasok biasanya memiliki keahlian yang unik, manajer
operasi mencari pemasok dan membina kemitraan jangka panjang dengan pihak yang mempunyai peran penting
dalam rantai-pemasok.
• Pengembangan produk yang cepat. Komunikasi internasional yang cepat dalam hal berita, hiburan, dan gaya hidup
membuat waktu siklus produk menjadi lebih pendek. Manajer operasi mengatasinya dengan teknologi dan kerja
sama yang lebih cepat dan manajemen yang lebih efektif
• Kustomisasi missal. Saat kita mulai memandang dunia sebagai pasar, perbedaan individu terlihat dengan jelas.
Perbedaan budaya yang ditegaskan lagi oleh perbedaan individu—dalam dunia dimana konsumen semakin sadar
akan banyaknya penemuan dan pilihan—memberikan tekanan pada perusahaan untuk menanggapinya. Manajer
Operasi mengatasinya dengan proses produksi yang lebih fleksibel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tujuan
utamanya adalah menciptakan produk di saat dan ditempat dimana produk tersebut dibutuhkan.
• Pemberdayaan pekerja. Berkembangnya pengetahuan dan tempat kerja yang memerlukan teknik, membutuhkan
kemampuan lebih ditempat kerja. Manajer operasi mengalihkan lebih banyak proses pengambilan keputusan pada
pekerja secara perorangan.
• Produksi yang peka lingkungan. Manajer operasi yang terus berusaha memperbaiki produktivitas lebih
memperhatikan perancangan produk dan proses-proses yang ramah lingkungan. Hal ini berarti desain produk yang
dapat terurai, komponen mobil yang dapat digunakan kembali aau diproduksi ulang, atau pengemasan yang lebih
efisien.
• Etika. Manajer operasi bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan untuk membina perilaku yang etis.

Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)


Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4 Tahapan yaitu
Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan (Maturity), Penurunan
(Decline). Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai keempat tahapan Siklus Hidup Produk
beberapa strategi umum yang digunakan produsen dalam memasarkan produknya berdasarkan
Fase atau Tahap Siklusnya.

Tahap Perkenalan (Introduction)

Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen
memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Beberapa ciri-ciri pada
Tahap Perkenalan ini diantaranya adalah :

 Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market)


 Omset penjualan yang masih rendah
 Kapasitas produksi masih rendah
 Biaya per unit yang masih tinggi
 Cash Flow Negatif
 Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih belum terbukti
Kualitasnya.
 Diperlukannya promosi secara besar-besaran dalam rangka memperkenalkan produknya
(biaya promosi yang tinggi)

Strategi yang sering digunakan dalamTahap Perkenalan (Introduction) :

 Mendorong Adopsi pelanggan


 Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan kesadaran pada
produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya kepada masyarakat
 Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau Harga Penetrasi (Penetration)
 Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)

Tahap Perkembangan (Growth)

Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut sudah
dikenal dan diterima oleh konsumen. Beberapa ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini adalah :

 Memperluas pasar
 Omset penjualan yang naik signifikan
 Meningkatnya kapasitas produksi
 Produk mulai diterima oleh pasar
 Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
 Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru akan
mulai bermunculan
 Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis

Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Perkembangan

 Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat
merek (branding)
 Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi.
 Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta
memperbanyak model atau varian.
 Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
 Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan mereknya.

Tahap Kedewasaan (Maturity)

Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam
merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.

 Kapasitas produksi yang tinggi


 Memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar
 Cash Flow akan berada dalam kondisi Positif yang kuat
 Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
 Harga Produk mulai turun
Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan

 Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau,
rasa, estetika)
 Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar.
 Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional
 Menerapkan harga yang lebih bersaing
 Menggunakan Iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
produknya.
 Menarik pengguna-pengguna baru
 Distribusi yang intensif
 Memasuki Segmen pasar yang baru
 Repositioning

Tahap Penurunan (Decline)

Padatahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak
melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar (market).
Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :

 Laba menurun secara signifikan dan Cash flow akan melemah


 Pasar menjadi Jenuh
 Akan banyak Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
 Kapasitas produksi akan menurun

Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :

 Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia


 Mempersempit saluran distribusi
 Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya

Strategi Ekstensi (Perpanjangan)

Untuk mempanjang umur produk, strategi-strategi yang sering dilakukan oleh produsen agar
memperlambat produknya memasuki tahap penurunan diantaranya sebagai berikut :

 Periklanan, Mencoba untuk menambah pengguna baru dan berusaha mengingatkan


pengguna lama.
 Menurun Harga, Berusaha untuk menarik pelanggan baru.
 Penambahan Nilai (Adding Value), Menambahkan fitur baru pada produk saat ini
(contohnya menambahkan fitur Wifi pada Kamera).
 Menjelajahi pasar-pasar baru, Mencoba menjual produk keluar negeri.
 Memperbarui kemasan, Menggantikan kemasan pada produk dengan warna yang lebih
cerah dan segar.
A. Tahapan-Tahapan Siklus Hidup Produk

Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki
siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang
menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar .
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran
karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan
diperluas oleh para ahli lainnya.

Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle) suatu produk. Terdapat yang menggolongkannya menjadi

 Introduction
 Growth
 Maturity
 Decline
 Termination

Sementara itu ada juga yang menggemukakan bahwa keseluruhan tahap – tahapan dalam Siklus
Hidup Produk (Product Life Cycle) itu terdiri atas

 Introduction (pioneering)
 Rapid growth (market acceptance)
 Slow growth (turbulance)
 Maturity (saturation)
 Decline (obsolescence).

Walaupun demikian pada dasarnya yang digunakan ialah penggolongan ke dalam empat tahapan,
yakni :

 Introduction
 Growth
 Maturity
 Decline

1. Tahap Pengenalan – (Introduction)

Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat
(karena tingginya market resistance), persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan
relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan
pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula
disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi,
serta distribusi yang masih terbatas.

Dalam tahap perkenalan , barang mulai dipasarkan kedalam jumlah yang besar meskipun volume
penjualannya belum sesuai . Barang yang di jual dasarnya barang baru (yang betul-betul baru)
dikarenakan masih berada ditahap permulaan, dan biasanya ongkos yang dikeluarkan ini juga
tinggi terutama biaya periklanan (Promosi). Promosi yang dilakukan tersebut memang harus
agresif serta juga mengarah kepada merek penjual. Di samping hal itu distribusi barang itu juga
masih terbatas serta laba yang diperoleh juga masih rendah

2. Tahap Pertumbuhan – (Growth)

Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan sangat cepat. disebabkan
permintaan sudah sangat meningkat serta juga masyarakat sekitara sudah mengetahui produk
bersangkutan, maka dari usaha promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut tidak
seagresif tahap sebelumnya. Di dalam tahap ini lahan pesaing sudah mulai memasuki pasar
sehingga terdapat persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat
memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan cara menurunkan harga
jualnya.

3. Tahap Kedewasaan – (Maturity)

Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya
tahap ini merupakan tahap terlama dalam siklus hidup produk. Hal ini disebabkan pada tahap ini
pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk
yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan
untuk produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk
memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity. Penjualan dalam tahap ini
sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk
masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.

Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

 Tingkat Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang


disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa
ditambah.
 Tiingkat Stable Maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya
pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan
perusahaan.
 Pada tingkat ketiga, Decaying Maturity, penjualan mulai menurun dan konsumen mulai
bergerak ke produk lain atau produk substitusi.

4. Tahap Penurunan – (Decline)

Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline
dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti
perubahan selera pasar, pasar merasa jenuh terhadap produk yang ada. produk substitusi diterima
konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah
alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir siklus hidup produk ini. Namun perlu diperhatikan
bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta
daya tarik industri bagi perusahaan. Contoh produk elektronik yang sedang mengalami
penurunan adalah CPU atau personal komputer yang saat ini sudah hampir terlibas oleh laptop.

B. Karakteristik Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk

Pada tiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda dalam kaitannya
dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali tahap di mana suatu produk
sedang berada, atau yang akan dituju, pihak manajemen dapat merumuskan rencana dan strategi
pemasaran yang tepat. Selain karakteristik di atas, siklus hidup produk juga memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut :

1. Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak
pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki semua
tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode (fad).
2. Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk sangat bervariasi. Product category memiliki
PLC yang paling lama, product form cenderung mengikuti pola PLC standar (bentuk S),
sedangkan merek memiliki PLC yang paling pendek. Kenyataan membuktikan tidak
semua produk memiliki PLC yang berbentuk S, seperti yang disajikan di kebanyakan
buku teks. Sementara itu, style life cycle mempunyai daur hidup yang panjang,
sedangkan fad life cycle hanya berlangsung singkat.
3. PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak contoh perusahaan-
perusahaan yang berhasil memperpanjang PLC produknya sehingga penjualannya tidak
menurun tetapi malahan terus meningkat.

Untuk contoh Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil memperpanjang PLC-nya dengan
memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso Formula Plus, serta Rinso Warna. Demikian
pula halnya dengan Pepsodent yang memperkenalkan Pepsodent yang khusus memelihara
kesehatan gusi, Pepspdent Sensitive, dll.
C. Keterkaitan Siklus Hidup Produk Dengan Strategi Pemasaran

Kurva penjualan untuk masing-masing produk akan bervariasi tergantung tahapan yang dicapai
dalam siklus kehidupannya. Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai
nilai strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana posisi
Siklus Hidup Produk produknya. Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
ini dapat ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan
membandingkan hasilnya dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk suatu produk
dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market volume, rate of change of
market volume. Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini
memiliki beberapa strategi yaitu :

1.  Tahap Pengenalan – (Introduction)

Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk secara
meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba. Atau dengan kata lain adalah menciptakan
primary demand (permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini produk biasanya
didesain dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya kebingungan pada calon
pembeli dan memudahkan mereka mengenal ciri produk dengan cepat. Strategi yang umum pada
tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan promosi. Strategi ini ada empat
bentuk, yaitu :

1) Strategi Peluncuran Cepat (Rapid Skimming Strategy)

Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba
kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar untuk
meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai
untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar
belum mengetahui keberadaan produk, konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun,
dan perusahaan menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya

2) Strategi Peluncuran Lambat (Slow Skimming Strategy)

Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit
sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi. Strategi
ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan
produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.

3) Strategi Penetras Cepat (Rapid Penetration Strategy)

Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif. Tujuan
dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh pangsa
pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui
keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan
potensial yang besar.
4) Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy)

Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan
yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak.
Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen
mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat
rendah. Contoh produk yang ada pada tahap ini untuk barang elektronik misalnya iPad.

2.  Tahap Pertumbuhan – (Growth)

Bila suatu produk telah melewati tahap perkenalan dengan baik, maka selanjutnya akan
memasuki tahap pertumbuhan. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
rapid growth dan slow growth.

1) Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth)

Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat
karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai
tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu
berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk
memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan
terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk
ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.

2) Pertumbuhan Lambat (Slow Growth)

Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun.
Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas
konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat
mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan
menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar.
Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan
cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar
disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri. Contoh produk
elektronik yang ada pada tahap ini adalah laptop dimana pasar laptop saat ini sedang tumbuh
pesat.

3. Tahap Kedewasaan – (Maturity)

Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Ada dua
strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu :

1) Strategi Bertahan (Defensive Strategy)

Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok
produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa
modifikasi bauran pemasaran (product, price, place, & promotion) untuk memperoleh tambahan
penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya
produksi dan menghilangkan kelemahan produk.

2) Strategi Menyerang (Offensive Strategy)

Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik.
Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan
pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada non-user, dan merebut
konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi menyerang adalah modifikasi produk, yaitu
mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik konsumen saat ini
untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen
sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering
(usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching). Contoh produk elektronik yang
ada pada tahap ini adalah handphone. Penjualan handphone saat ini mencapai posisi tertinggi
dan mulai tergerus oleh teknologi yang lain.

4.   Tahap Penurunan – (Decline)

Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline
dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera
pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan
perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu
diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut di antaranya
adalah :

1. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang
baik.
2. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
3. Mencari pasar baru.
4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat
diatasi.
5. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen
yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil
konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
6. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
7. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

Contoh produk elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau personal
komputer yang saat ini sudah hampir terlibas oleh laptop.

Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku
keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk
yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati.
Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik biasanya
memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti makanan dapat
bertahan lebih lama. Contohnya handphone Samsung tipe tertentu akan dibatasi jumlah yang
dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah puluhan tahun
memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan dewasa.

Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk :

1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan


penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil
maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh
botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.
2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh
saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.
3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran,
ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang
biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil
baru dan segar.
4. Mencari target konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan
untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik
segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna
hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik
golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.

Empat strategi proses Sebuah strategi proses (Process strategy) merupakan sebuah pendekatan dari
organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuannya adalah untuk
menciptakan sebuah proses yang bisa menghasilkan produk yang memenuhi keinginan pelanggan yang
sesuai dengan biaya dan batasan manaerial lainnya. Hampir setiap barang dan jasa dibuat dengan
menggunaan beberapa variasi dari satu di antar empat strategi proses : (1) fokus proses, (2) fokus yang
repetitif, (3) fokus pada produk dan (4) kustomisasi massal. Fokus Proses Fasilitas produksi membuat
produ dengan volume kecil, tinggi keragamannya. Dalam sebuah kantor, proses-proses ini bisa saja
berupa utang, penjualan, dan gaji. Fasilitas-fasilitas tersebut merupakan fokus proses (process focused)
dalam hal tata ruang perlengkapan dan pengawasan. 2. Fokus yang Repetitif Proses repetitif (repetitive
process) merupakan lini perakitan klasik. Digunakan secara luas di hampir seluruh perakitan mobil dan
peralatan rumah tangga, memiliki lebih banyak struktur dan pada akhirnya kurangnya fleksibelitas
dibandinngkan drgan fasilitas berfokus pada proses. 3.Fokus Produk Proses dengan volume tinngi,
vasiasi yang rendah adalah proses fokus produk (produk focused). 4.Fokus Kustomisasi Massal
Kustomisasi massal (mass customization) merupakan produk barang dan jasa yang cepat dan berbiaya
rendah (low cost) yang memenuhi keinginan pelanggan yang semakin berbeda. Akan tetapi, kustomisasi
massal bukan hanya tentang keragaman, tetapi juga mengenai membutasecara tepat apa yang
diinginkan pelanggan ketika pelanggan menginginkannya secara ekonomis. Membuat Kustomisasi
Massal Berhasil ; Kustomisasi massal merupakan sebuah sistem dengan volume yang tinggi dimana
produk dibuat berdasarkan pesanan (built to order) Dibuat berdasrakan pesanan ; (build tp order-BTO) ;
berarti emmproduksi sesuia denga permintaan pelanggan, bukan berdasarkan ramalan.

Terdapat tiga kata kunci dalam manajemen operasional: efektifitas, efisiensi, dan keunggulan
kompetitif. Kata kunci ini diambil dari tujuan yang ingin dicapai dari implementasi manajemen
operasional, yaitu penciptaan keunggulan kompetitif melalui pengelolaan sumber daya yang
efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajer operasional perlu mengambil 10
keputusan strategis dan salah satu dari 10 keputusan tersebut adalah terkait dengan strategi
proses.

Strategi proses merupakan pendekatan yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam mengubah
sumber daya menjadi barang atau jasa (Heizer, Render, dan Munson, 2014). Keputusan strategis
yang akan diambil oleh manajer operasional memiliki tujuan untuk membentuk suatu proses
yang dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,
menggunakan sumber daya yang tersedia atau dikelola oleh perusahaan. Pengambilan keputusan
strategi proses memiliki manfaat dalam jangka panjang, yaitu terkait dengan efisiensi dan
fleksibilitas proses produksi, hingga konistensi kualitas dan biaya produksi dari produk yang
dihasilkan.

Manajer operasional dapat memilih salah satu dari empat strategi proses berdasarkan jumlah dan
jenis produk yang dihasilkan. Empat strategi yang dapat dipilih antara lain: (1) process focus, (2)
repetitive focus, (3) product focus, dan (4) mass customization. Unit usaha yang tidak
menghasilkan produk dalam jumlah besar namun memiliki variasi jenis produk yang cukup
banyak dapat memilih process focus. Pada unit usaha yang menghasilkan beberapa variasi jenis
produk dan dalam jumlah yang cukup besar, manajer operasional dapat memilih repetitive focus.
Salah satu syarat repetitive focusdapat dilakukan adalah terdapat modules (komponen yang
dipersiapkan sebelum dirakit menjadi satu produk).

Product focus merupakan strategi proses yang umum ditemukan pada unit usaha yang memiliki
sedikit variasi jenis produk namun memiliki jumlah produksi yang besar. Terakhir, mass
customization merupakan strategi proses yang memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan
beberapa variasi jenis produk dalam jumlah besar. Modules juga merupakan salah satu syarat
untuk dilakukannya mass customization. Terdapat beberapa pertimbangan dalam penentuan
strategi proses oleh manajer operasional selain jumlah dan jenis produk yang dihasilkan,
pertimbangan tersebut antara lain: (1) sumber daya yang dikelola oleh unit usaha, (2) target
konsumen yang disasar, dan (3) mitra kerjasama.

Sumber daya yang dikelola oleh unit usaha akan membatasi strategi proses yang dapat dipilih
oleh manajer operasional. Pada product focus dan mass customization, selain membutuhkan
bahan baku yang besar perusahaan juga perlu tenaga kerja dan peralatan yang mampu mengolah
bahan baku tersebut tanpa terjadi bottleneck problem. Apabila unit usaha menyasar target
konsumen dengan kebutuhan dan keinginan yang beragam maka secara tidak langsung
perusahaan juga perlu mempersiapkan proses yang mampu memenuhi perubahan kebutuhan dan
keinginan, sehingga proses yang lebih fleksibel seperti process focus atau repetitive focus dapat
dipilih. Terakhir, ketersediaan mitra kerjasama yang menyuplai komponen modules dapat
mempengaruhi apakah unit usaha dapat menggunakan repetitive focus dan mass customization.

9 Knowledge Area Manajemen Proyek


Beserta Penjelasannya
Selasa, 31 Maret 2020 Tambah Komentar

Bagikan Artikel ini

Knowledge Area Manajemen Proyek - Halo sob! Pada artikel kali ini saya akan
memberikan penjelasan mengenai Knowledge area pada manajemen proyek. Mungkin buat
kamu mahasiswa jurusan sistem informasi sudah gak asing lagi dengan area pengetahuan ini.

Knowledge area manajemen proyek merupakan bahasan atau bidang pengetahuan yang
terdapat di dalam manajemen proyek. Knowledge area tersebut terdiri dari 9 macam diantaranya
yaitu:

 Manajemen Ruang Lingkup (Project Scope Management)


 Manajemen Waktu (Project Time Management)
 Manajemen Biaya (Project Cost Management)
 Manajemen Sumber Daya Manusia (Project Human Resource Management)
 Manajemen Resiko (Project Risk Management)
 Manajemen Komunikasi (Project Communication Management)
 Manajemen Kualitas (Project Quality Management)
 Manajemen Pengadaan (Project Procurement Management)
 Manajemen Integrasi (Project Integration Management)

9 Knowledge Area Manajemen Proyek

Scope Management (Manajemen Ruang Lingkup)


Scope Management mendefinisikan ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan untuk
menghasilkan deliverable (produk, jasa, prosedur, sistem, maupun keluaran lainnya) sesuai
dengan spesifikasi dan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Serta mengendalikan aktivitas apa yang boleh dilakukan dan gak boleh dilakukan dalam
menyelesaikan suatu proyek. Proses pada ruang lingkup manajemen meliputi:

 Plan Scope Management

Menjelaskan bagaimana ruang lingkup proyek didefinisikan, divalidasi dan dikontrol, serta
bagaimana WBS didefinisikan.

 Collect Requirements

Pada tahap ini persyaratan rinci dari produk atau jasa akhir dirakit dan diperinci.

 Define Scope

Membuat scope statement yang menjabarkan jastifikasi proyek, penjelasan produk,


deliverable dan tujuan proyek yang meliputi aspek biaya, mutu dan jadwal sebagai acuan untuk
membuat WBS.

 Create WBS

Menjabarkan scope statement menjadi suatu susunan deliverable yang mudah di manage,
serta dikelompokkan berdasarkan deliverable utama.

 Validate Scope

Mendapatkan persetujuan deliverable proyek secara formal.

 Scope Control

Mengontrol perubahan ruang lingkup proyek.

Time Management (Manajemen Waktu Proyek)


Sebagian besar perubahan proyek melibatkan perubahan jadwal, dan disetujui oleh sponsor
proyek. Selama perencanaan, manajer proyek harus membagi proyek menjadi tugas dan
membuat jadwal (tanggal mulai dan selesai untuk setiap tugas) dan anggaran untuk setiap tugas.
Proses pada time manajemen meliputi:
 Plan Schedule Management

Rencana Manajemen Jadwal berisi informasi seperti bagaimana jadwal akan dibuat, siapa
yang akan bertanggung jawab untuk itu.

 Define Activities

Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas secara spesifik yang harus dilakukan oleh anggota tim
proyek dan para Stakeholder sehingga menghasilkan produk-produk proyek.

 Sequence Activities

Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan hubungan antara aktivitas-aktivitas proyek.

 Estimate Activity Resources

Proses untuk memperkirakan jenis dan jumlah bahan (material), sumber daya manusia,
perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan setiap aktivitas.

 Estimate Activities Durations

Memperkirakan jumlah periode kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas


individu atau tunggal.

 Develop Schedule

Menganalisis rangkaian aktivitas, memperkirakan durasi aktivitas, dan kebutuhan-kebutuhan


sumber daya untuk membentuk jadwal proyek.

 Control Schedule

Mengendalikan dan mengatur perubahan-perubahan pada jadwal proyek.

Cost Management (Manajemen Biaya Proyek)


Meliputi proses membuat perencanaan, estimasi budget dan mengontrol biaya agar biaya
proyek tidak melebihi anggaran yang ditetapkan. Proses pada cost manajemen meliputi:

 Plan Cost Management


Rencana Manajemen Biaya menetapkan hal-hal seperti metodologi dimana anggaran proyek
akan ditetapkan, kriteria untuk perubahan, dan prosedur pengendalian.

 Estimate Costs

Membuat prakiraan biaya, dengan mempertimbangkan sumber daya, tenaga kerja, bahan,
peralatan, dan setiap item biaya lainnya.

 Determine Budget

Anggaran tugas digulung menjadi keseluruhan anggaran proyek.

 Control Cost

Mengontrol faktor-faktor penyebab varian biaya dan menjalankan prosedur kontrol


perubahan.

Quality Management (Manajemen Kualitas Proyek)


Kualitas adalah salah satu dari tiga kendala Waktu, Biaya, dan ruanglingkup. Dengan
demikian, ketika Anda membutuhkan kualitas yang lebih baik Anda perlu memasukkan lebih
banyak waktu atau biaya. Proses pada quality manajemen meliputi:

 Plan Quality Management

Menentukan satandar mutu dan standar konfigurasi yang sesuai untuk proyek dan cara
pemenuhannya.

 Perform Quality Assurance

Melaksanakan aktivitas mutu untuk memastikan pelaksanaan proyek telah memenuhi standar
proses yang ditetapkan.

 Control Quality

Memonitor kesesuaian hasil proyek terhadap standar konfigurasi yang ditetapkan dan
mengidentifikasi cara mengelimninasi penyebab kegagalan mutu.
Human Resource Management (Manajemen Sumber Daya
Manusia)
Bidang pengetahuan ini berkaitan dengan mendapatkan tim yang tepat, memastikan kepuasan
SDM, dan melacak kinerja SDM. Proses pada human resource manajemen meliputi:

 Plan HR Management

Mengeidentifikasi kualifikasi dan jumlah personil yang dibutuhkan serta mendokumentasikan


peran dan tanggung jawab.

 Acquire Project Team

Menunjuk/ mendapatkan personil tim yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan


proyek.

 Develop Project Team

Membentuk project team dengan meningkatkan kompetensi dan kerjasama tim untuk
meningkatkan kinerja proyek.

 Manage Project Team

Mengelola project team dengan mengkoordinir dan memonitor kinerja tim, memberikan
umpan balik, dan membantu memecahkan masalah proyek.

Communication Management (Manajemen Komunikasi


Proyek)
Bertujuan agar komunikasi dan aliran informasi proyek berjalan efektif dan efisien.
Komunikasi dengan para pemangku kepentingan sering menjadi faktor kunci yang
memungkinkan para pemangku kepentingan untuk merasa puas bahkan ketika perubahan yang
tidak terduga terjadi. Proses pada manajemen komunikasi proyek meliputi:

 Plan Communication Management

Menentukan perencanaan komunikasi proyek yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
stakeholder, seperti surat edaran investor, pembaruan kemajuan, perubahan proyek.

 Manage Communication
Selama pelaksanaan proyek, rencana komunikasi dipraktekkan dan komunikasi dikelola
secara aktif.

 Control Communication

Selama titik-titik status reguler, komunikasi proyek ditinjau dan revisi rencana komunikasi
dimulai.

Risk Management (Manajemen Resiko Proyek)


Meliputi proses yang diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif risiko terhadap
keberhasilan proyek. Proses pada manajemen resiko proyek meliputi:

 Plan Risk Management

Menentukan metode pendekatan perencanaan dan pelaksanaan manajemen ririko yang akan
ditetapkan.

 Identify Risks

Mengidentifikasi potensi risiko, membuat kategori risiko berdasarkan karakteristiknya serta


mendokumentasikannya.

 Qualitative Risk analysis

Memperkirakan dan menganalisis kemungkinan dan besarnya dampak yang akan ditimbulkan
risiko.

 Quantitative Risk

Membuat penilaian hasil analisis dan menentukan prioritas risiko.

 Plan Risk Progress

Menentukan tindak lanjut untuk mengantisipasi dampak.

 Control Risks

Memonitor risiko yang sudah teridentifikasi dan mengidentifikasi munculnya risiko baru dan
mengontrol dampaknya.
Procurement Management (Manajemen Pengadaan Proyek)
Meliputi proses yang diperlukan untuk memenuhi pengadaan barang / jasa yang disediakan
oleh vendor/kontraktor sesuai jadwal. Proses pada manajemen pengadaan proyek meliputi:

 Plan Procurement Management

Rencana Pengelolaan Pengadaan mengidentifikasi kebutuhan pengadaan luar proyek dan


parameter di mana kontraktor akan diperoleh.

 Conduct Procurement

Kontraktor dipekerjakan.Proses ini melibatkan pembuatan pernyataan kerja, kerangka acuan,


permintaan proposal, dan semacamnya, serta meminta tanggapan dan memilih vendor.

 Control Procurement

Selama pelaksanaan proyek, kontraktor harus dikelola dan kontrak dimonitor untuk
memberikan peringatan dini perubahan proyek.

 Close Procurement

Selama pelaksanaan proyek, kontraktor harus dikelola dan kontrak dimonitor untuk
memberikan peringatan dini perubahan proyek.

Integration Management (Manajemen Integrasi Proyek)


Area pengetahuan ini berisi tugas-tugas yang menyatukan keseluruhan proyek. Meliputi
proses dan aktivitas yang diperlukan untuk mengidentifikasikan, mendefinisikan,
mengombinasikan, menyatukan, dan menggoordinasikan berbagai proses dan aktivitas
manajemen proyek. Proses pada manajemen integrasi proyek meliputi:

 Develop Project Charter

Membuat piagam proyek atau proyek definition.

 Develop Project Management Plan


Membuat perencanaan proyek, Ini adalah dokumen panduan utama untuk manajer proyek dan
hasil akhir dari fase perencanaan. Ini digunakan untuk memastikan hasil yang sukses untuk
proyek.

 Direct and Manage Project Work

Mengarahkan dan mengelola pelaksanaan proyek.

 Monitor and Control Project Work

Proses ini berisi pekerjaan yang diperlukan untuk memantau proyek, melakukan analisis nilai
yang diterima dan laporan status proyek, dan mengidentifikasi potensi perubahan proyek.

 Perform integrated Change Control

Mengintegrasikan pelaksanaan prosedur kontrolperubahan. Apakah proyek membutuhkan


formulir permintaan perubahan, persetujuan sponsor proyek, dan administrasi lainnya.

 Close Project or Phase

Proses ini berisi tugas-tugas yang diperlukan untuk menutup proyek, atau fase proyek.

Bagikan Artikel ini

Anda mungkin juga menyukai