BUKU SAKU
SURVEI AKREDITASI
RUMAH SAKIT
MISI
Menjadikan Rumah Sakit Bermutu, Fokus pada Pasien,
Berstandar Internasional Melalui Akreditasi Rumah Sakit
Memperoleh Pengakuan Internasional dari Badan Akreditor
Internasional dan Pengakuan Masyarakat baik di tingkat
Nasional maupun Internasional
NILAI NILAI
Integritas
Profesionalisme
Komitmen
Team Work
PERTANYAAN
JAWABAN
2.
3.
4.
5.
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah
Operator/orang yang akan melakukan tindakan.
Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut.
Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di
mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya
dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.
Tanda dapat berupa X , anak panah atau inisial nama operator di titik yang akan
dioperasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika
memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau
penyisipan instrumen harus ditandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan
pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya
dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel
(jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan
dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan
warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya
warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua
tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan
interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.
Prosedur checklist keselamatan operasi merupakan standar operasi yang meliputi
pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di
holding area, time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum insisi pasien
operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses
sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh
operator, dokter anestesi, perawat.
9.
10.
Jenis kelamin
Diagnosis
Gangguan kognitif
Faktor lingkungan
Respons terhadap:
1. Pembedahan/
sedasi /
anestesi
2. Penggunaan
medikamento
sa
kriteria
< 3 tahun
3 7 tahun
7 13 tahun
13 tahun
Laki-laki
Perempuan
Diagnosis neurologi
Perubahan oksigenasi (diagnosis
respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan perilaku / psikiatri
Diagnosis lainnya
Tidak menyadari keterbatasan dirinya
Lupa akan adanya keterbatasan
Orientasi baik terhadap diri sendiri
Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat
tidur dewasa
Pasien menggunakan alat bantu / bayi
diletakkan dalam tempat tidur bayi /
perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur
Area di luar rumah sakit
Dalam 24 jam
Dalam 48 jam
> 48 jam atau tidak menjalani
pembedahan / sedasi/ anestesi
Penggunaan multipel: sedatif, obat
hipnosis, barbiturat, fenotiazin,
antidepresan, pencahar, diuretik,
narkose
Penggunaan salah satu obat di atas
Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada
medikasi
10
nilai
4
3
2
1
2
1
4
3
2
1
3
2
1
4
3
2
1
3
2
1
2
1
skor
Riwayat
jatuh
Status
mental
Penglihatan
Kebiasaan
berkemih
Transfer
(dari
tempat
tidur ke
kursi dan
kembali ke
tempat
tidur)
Mobilitas
Skrining
Jawaban
Ya / tidak
Total skor
Keterangan skor:
0-5
= risiko rendah
6-16 = risiko sedang
17-30 = risiko tinggi
11
Ya/ tidak
Keterangan
Nilai
Salah satu
jawaban ya = 6
Ya/ tidak
Ya/ tidak
Salah satu
jawaban ya =
14
Ya/ tidak
Ya/ tidak
Ya/ tidak
Salah satu
jawaban ya = 1
Ya/ tidak
Ya/ tidak
ya = 2
0
1
2
3
0
1
2
3
jumlahkan nilai
transfer dan
mobilitas. Jika
nilai total 0-3,
maka skor = 0.
jika nilai total 46, maka skor =
7
Skor
Terpasang infus
Gaya berjalan
Status mental
Kategori:
Risiko tinggi
Risiko sedang
Risiko rendah
SKALA
ya
tidak
ya
tidak
Berpegangan pada perabot
tongkat/alat penopang
tidak ada/kursi roda/perawat/tirah
baring
ya
tidak
terganggu
lemah
normal/tirah baring/imobilisasi
sering lupa akan keterbatasan
yang dimiliki
sadar akan kemampuan diri sendiri
POIN
25
0
15
0
30
15
SKOR
0
20
0
20
10
0
15
0
= 45
= 25 44
= 0 - 24
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar
pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.
Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan
mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko
jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
12
PERTANYAAN
JAWABAN
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien
dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
b. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit
terhadap dirinya.
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
13
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata maupun pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
pertauran perundang undangan.
2.
Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan sesuai
kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai. Dalam
pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasi oleh Panitia Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS)
3.
f. Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan
medik diberikan oleh mereka menurut urutan hal tersebut.
1) Suami/ Istri
2) Ayah/ Ibu Kandung
3) Anak- anak Kandung
4) Saudara saudara Kandung
Informed consent menginformasikan tentang : diagnosis (WD & DD), dasar
diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan, risiko,
komplikasi, prognosis, alternatif & risiko.
TINDAKAN KEDOKTERAN
Dokter pelaksana
tindakan
Pemberi Informasi
Penerima
informasi/pemberi
persetujuan *
JENIS INFORMASI
Diagnosis
(WD dan DD)
ISI INFORMASI
Dasar diagnosis
Tindakan
Kedokteran
Indikasi
Tindakan
Tata Cara
Tujuan
Risiko
Komplikasi
Prognosis
Alternatif
Lain-lain
Dengan ini menyatakan bahwa saya Dokter.. telah
menerangkan hal-hal di atas secara benar dan jelas dan memberikan
kesempatan untuk bertanya dan/atau berdiskusi
Dengan ini menyatakan bahwa saya/keluarga pasien .
telah menerima informasi sebagaimana di atas yang saya beri
tanda/paraf di kolom kanannya serta telah diberi kesempatan untuk
bertanya/berdiskusi, dan telah memahaminya
TANDA ( )
Tandatangan
Tandatangan
* Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi, maka penerima
informasi adalah wali atau keluarga terdekat
15
4.
Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas permintaan.
Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan
pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubung petugas terkait sesuai
daftar yang ada.
5.
6.
7.
Rumah sakit mengambil langkah melindungi barang milik pasien dari pencurian atau
kehilangan.
Rumah sakit mengambil tanggung jawab untuk beberapa atau semua barang milik
pribadi pasien yang dibawa ke rumah sakit, ada proses mencatat nilai barang tersebut
dan memastikan barang tersebut tidak akan hilang atau dicuri.
8.
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan
resusitasi.
Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di
formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan
disimpan di rekam medis pasien.
Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan
keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus
dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
16
PERTANYAAN
JAWABAN
Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh
petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Panitia PKRS.
( Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 004 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis
3.
Informasi verbal perlu diperkuat dengan materi secara tertulis yang terkait dengan
kebutuhan pasien.
Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga
Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang
ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi.
PERTANYAAN
JAWABAN
17
2.
Pelaporan Insiden :
3.
18
Paling sedikit lima penilaian terhadap upaya klinis harus dipilih dari indikator yang
ditetapkan.
Indikator yang dipilih terkait dengan upaya manajemen meliputi :
1. pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi
kebutuhan pasien;
2. pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan;
3. manajemen risiko;
4. manejemen penggunaan sumber daya;
5. harapan dan kepuasan pasien dan keluarga;
6. harapan dan kepuasan staf;
7. demografi pasien dan diagnosis klinis;
8. manajemen keuangan;
9. pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi
keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf.
PERTANYAAN
JAWABAN
2.
3.
19
PERTANYAAN
JAWABAN
Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan
berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah diidentifikasi
dan pada misi serta sumber daya rumah sakit yang ada.
Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar RS untuk menetapkan
apakah pasien dapat dilayani oleh RS.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan
fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
2.
3.
Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diberikan prioritas untuk asesmen
dan pengobatan.
Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien
sesuai dengan kegawatannya menggunakan ATS (Australian Triage Scale)
KATEGORI
WAKTU TUNGGU
MAKSIMUM
INDIKATOR AMBANG
KINERJA
ATS 1
ATS 2
ATS 3
ATS 4
ATS 5
Segera
10 menit
30 menit
60 menit
120 menit
100%
80%
75%
70%
70%
ATS 1
Keadaan mengancam kehidupan, harus segera di lakukan tindakan.
Gambaran Klinis :
1. Henti jantung
2. Henti napas
3. Distress pernapasan
4. Frekuensi pernapasan < 10x/menit
20
5. Sesak berat
6. Tekanan darah < 80 mmHg atau syok pada anak dan bayi
7. Tidak ada respon/ respon hanya dengan rangsang nyeri (GCS <9)
8. Kejang yang sedang berlangsung
9. Gangguan jiwa, dengan ancaman kekerasan yang segera
10. Overdosis obat intravena atau hipoventilasi
ATS 2
Ancaman terhadap kehidupan / organ tubuh akan rusak atau gagal jika tidak di
lakukan tindakan dalam 10 menit.
Gambaran klinis :
1. Risiko gangguan jalan napas, ngorok berat
2. Sesak napas
3. Sirkulasi terganggu :
Hipotensi
Nyeri dada
Kekerasan/ agresivitas
Kecanduan
21
ATS 3
Pemeriksaan dan pengobatan dimulai dalam waktu 30 menit dan berpotensi
mengancam kehidupan.
Gambaran klinis :
1. Hipertensi berat
2. Kehilangan banyak darah
3. Napas pendek
4. Saturasi oksigen 90-95%
5. BSL > 16 mmol/lt
6. Demam dengan sebab lain misalnya daya tahan tubuh menurun, reaksi steroid
7. Muntah persisten
8. Dehidrasi
9. Cedera kepala
10. Nyeri hebat karena sabab lain sehigga memerlukan obat analgesik
11. Nyeri dada bukan karena penyakit jantung
12. Nyeri perut pada pasien > 65 tahun
13. Cedera ekstremitas sedang (deformitas, laserasi berat)
14. Terganggunya sensasi raba pada ekstremitas (denyut nadi tidak teraba)
15. Trauma dengan riwayat risiko tinggi
16. Anak-anak berisiko
17. Kasus- kasus psikiatri :
Psikotik akut
5. Nyeri sedang
6. Muntah atau diare tanpa dehidrasi
7. Visus normal, adanya inflamasi atau benda asing pada mata
8. Trauma ekstremitas ringan, pergelangan kaki terkilir
9. Nyeri abdomen tidak spesifik
10. Kasus- kasus psikiatri :
Dalam pengawasan dan tidak ada risiko langsung terhadap diri sendiri
atau orang lain
ATS 5
Penilaian dan pengobatan dimulai dalam waktu 120 menit.
Gambaran klinis :
1. Nyeri ringan
2. Risiko ringan dan tidak ada gejala klinis
3. Gejala ringan dari sakit yang stabil
4. Gejala ringan dari kondisi risiko rendah
5. Luka lecet yang ringan (tidak memerlukan penjahitan luka)
6. Imunisasi
7. Kasus kasus psikiatri :
4.
Gejala kronik
5.
23
b. Derajat 1:
Pasien dengan risiko perburukan kondisi, atau pasien yang sebelumnya
menjalani perawatan di High Care Unit (HCU); di mana membutuhkan
perawatan di ruang rawat biasa dengan saran dan dukungan tambahan dari tim
perawatan kritis; dapat didampingi olehparamedis, ambulans, perawat, dan atau
dokter (selama transfer).
c. Derajat 2:
Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi lebih ketat, termasuk
penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan pasca-operasi, dan
pasien yang sebelumnya dirawat di HCU; harus didampingi oleh petugas yang
kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya dokter dan perawat /
paramedis lainnya).
d. Derajat 3:
Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced respiratory
support) atau bantuan pernapasan dasar (basic respiratory support) dengan
dukungan / bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang
membutuhkan penanganan kegagalan multi-organ; harus didampingi oleh
petugas yang kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya dokter anestesi
dan perawat ruang intensif / IGD atau paramedis lainnya).
24
PASIEN
DERAJAT 0
PETUGAS
PENDAM
PING
TPK/Petugas
Keamanan
DERAJAT
0,5
(ORANG
TUA/
DELIRIUM)
TPK/Petugas
Keamanan
DERAJAT 1
Perawat/
Petugas berpengalaman
(sesuai
kebutuhan
pasien)
DERAJAT 2
Perawat dan
Petugas
keamanan/
TPK
DERAJAT 3
PERALATAN
UTAMA
25
Oksigen, suction,
tiang infus
portabel, pompa
infus dengan
baterai, oksimetri
denyut
Semua peralatan di
atas, ditambah:
monitor EKG dan
tekanan darah dan
defibrillator
Monitor ICU
portabel yang
Lengkap, ventilator
dan alat transfer
yang memenuhi
standar minimal.
PASIEN
PETUGAS
PENDAMPING
DERAJAT 0
Petugas
ambulan
DERAJAT 0,5
(ORANGTUA
/DELIRIUM)
Petugas
ambulan dan
paramedis
DERAJAT 1
DERAJAT 2
DERAJAT 3
Petugas
ambulan dan
perawat
Dokter,
perawat dan
petugas
ambulans
Dokter,
perawat, dan
petugas
ambulan
PERALATAN
UTAMA
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
DAN JENIS
KENDARAAN
Kendaraan High
Dependency
Bantuan hidup dasar (BHD)
Service (HDS)/
Ambulan
Bantuan hidup dasar
Bantuan hidup dasar, pemberian
oksigen, pemberian obat-obatan,
kenal akan tanda deteriorasi,
keterampilan perawatan,
trakeostomi dan suction
Semua ketrampilan di atas,
ditambah:
penggunaan alat pernapasan
bantuan hidup lanjut, penggunaan
kantong pernapasan (bagvalve mask), penggunaan
defibrillator, penggunaan monitor
intensif
Dokter:
Minimal 6 bulan pengalaman
mengenai perawatan pasien
intensif dan bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup
dasar dan lanjut
Keterampilan menangani
permasalahan jalan napas dan
pernapasan, minimal level ST 3
atau sederajat.
Harus mengikuti pelatihan untuk
transfer pasien dengan sakitberat
/ kritis
Perawat:
Minimal 2 tahun bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup
dasar dan lanjut
Harus mengikuti pelatihan untuk
transfer pasien dengan sakit berat
/ kritis
26
Kendaraan HDS/
Ambulan
Kendaraan HDS/
ambulan, oksigen,
suction, tiang infus
portabel, Infus
pump dengan
baterai, oksimetri
Ambulan , semua
peralatan di atas,
ditambah: monitor
EKG dan tekanan
darah dan
defibrillator bila
diperlukan
Ambulan lengkap/
AGD 118, monitor
ICU portabel yang
lengkap,
ventilator dan
peralatan
transfer yang
memenuhi
standar minimal.
6.
Perencanaan pemulangan bagi pasien dibuat 1x24 jam setelah pasien diterima
sebagai pasien rawat inap.
PERTANYAAN
JAWABAN
27
Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan
berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami
penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan
skor 2.
Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai
adanya risiko malnutrisi.
i.
ii.
iii.
Skor 2
= risiko tinggi
28
2.
29
Pola bernapas
Lengan
Kaki
Keadaan rangsangan
FINDING
Santai
Meringis
Tidak menangis
Merengek
Menangis kuat
Santai
Perubahan bernapas
Santai
Fleksi/extensi
Santai
Fleksi/extensi
Tertidur/ bangun
Rewel
POINTS
0
1
0
1
2
0
1
0
1
0
1
0
1
Pada bayi prematur, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate dan
saturasi oksigen.
Heart Rate
Saturasi oksigen
0
1
2
0
1
SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat
30
FLACCS
KATEGORI
PARAMETER
0
WAJAH
KAKI
Sesekali meringis
atau mengerutkan
kening
Tidak nyaman,
gelisah,
tegang
ACTIVITAS
MENANGIS
Berbaring dengan
tenang, posisi
normal, bergerak
dengan mudah
Tidak ada teriakan
(terjaga atau
tertidur)
CONSOLABILI
Konten, santai
TAS
Menggeliat,
menggeser maju
mundur, tegang
Erangan atau
rengekan,
keluhan sesekali
Diyakinkan oleh
menyentuh
sesekali, memeluk,
2
Sering cemberut,
rahang ditarik, dagu
tidak tertarik.
Menendang, atau kaki
disusun
Melengkung, kaku
Menangis terus,
teriakan atau isak
tangis; sering mengeluh
Sulit kenyamanan atau
sedang berbicara;
distractable
SKOR 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7-10 : Nyeri hebat
WONG BAKER FACES RATING SCALE & NUMERIC SCALE
31
COMFORT SCALE
KATEGORI
SKOR
1 tidur pulas / nyenyak
2 tidur kurang nyenyak
KEWASPADAAN
3 gelisah
4 sadar sepenuhnya dan waspada
5 hiper alert
1 tenang
2 agak cemas
KETENANGAN
3 cemas
4 sangat cemas
5 panic
1 tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk
2 respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada respons
terhadap ventilasi
DISTRESS
PERNAPASAN
MENANGIS
3 meraung
4 menangis
5 berteriak
32
TONUS OTOT
TEGANGAN
WAJAH
yang nyata
3 tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata
4 tegangan hampir di seluruh otot wajah
5 seluruh otot wajah tegang, meringis
1 tekanan darah di bawah batas normal
2 tekanan darah berada di batas normal secara konsisten
TEKANAN
DARAH BASAL
DENYUT
JANTUNG
BASAL
3.
Asesmen harus selesai dalam kerangka waktu yang ditetapkan rumah sakit.
Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam waktu 1x24 jam setelah
pasien masuk sebagai pasien rawat inap
Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap
atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari
atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang.
Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-perubahan signifikan
dalam kondisi pasien semenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat
penerimaan pasien sebagai pasien rawat inap.
PERTANYAAN
JAWABAN
2.
Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan.
Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan.
3.
Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan dengan
menyediakan ruangan khusus bagi pasien tahap terminal.
4.
Restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang disengaja terhadap
gerakan / perilaku seseorang.
Jenis-jenis :
1.
2.
3.
4.
Pembatasan Fisik
Pembatasan Mekanis
Surveilans Teknologi
Pembatasan Kimia
34
PERTANYAAN
Sedasi ringan
/ minimal
(anxiolysis)
Sedasi
sedang
(pasien
sadar)
Sedasi berat /
dalam
Anestesi
umum
Respons
Respons
normal
terhadap
stimulus
verbal
Merespons
terhadap
stimulus
sentuhan
Merespons
setelah diberikan
stimulus
berulang /
stimulus nyeri
Tidak sadar,
meskipun
dengan
stimulus nyeri
Jalan napas
Tidak
terpengaruh
Tidak perlu
intervensi
Mungkin perlu
intervensi
Sering
memerlukan
intervensi
Ventilasi
spontan
Tidak
terpengaruh
Adekuat
Dapat tidak
adekuat
Sering tidak
adekuat
Tidak
terpengaruh
Dapat
dipertahankan dengan
baik
Biasanya dapat
dipertahankan
dengan baik
Dapat
terganggu
1.
Fungsi
kardiovaskular
2.
JAWABAN
35
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika
memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau
penyisipan instrumen harus ditandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan
pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya
dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel
(jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan
dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan
warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya
warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua
tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan
interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.
Prosedur checklist keselamatan operasi merupakan standar operasi yang meliputi
pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi
di holding area, time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum insisi pasien
operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room).
Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti
oleh operator, dokter anestesi, perawat.
36
37
PERTANYAAN
JAWABAN
Daftar obat-obatan NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA ( Look Alike
Sound Alike ) dapat ditemukan di SPO Obat-obatan NORUM/ LASA dan juga pada
buku quality and safety.
Contoh obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan yang mirip namun
sebenarnya berbeda dosis (misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg).
Sementara contoh obat sound alike adalah azithromycin dan erithromycin (terdengar
mirip).
2.
Obat- obatan high alert (Kalium klorida 7,46% dalam ampul dan Natrium klorida 3%
dalam kolf) hanya disimpan di ruang rawat intensif (ICU, NICU,HCU) ( di tempat yang
ditandai dengan stiker merah). Obat high alert tersebut diberi stiker high alert
berwarna merah dan khusus untuk larutan elektrolit pekat juga diberi penandaan
stiker yang bertuliskan elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan!.
3.
4.
Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medication error boleh
melaporkan kejadian tersebut.
5.
6.
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
2.
39
40
PERTANYAAN
JAWABAN
Rumah sakit menyediakan proses yang efisien, terkoordinasi, atau terpusat untuk :
- penerimaan/rekrutmen individu untuk posisi/jabatan yang tersedia;
- penilaian/evaluasi pelatihan, keterampilan dan pengetahuan para calon/kandidat,
- penetapan/appointing individu sebagai staf rumah sakit.
Ada informasi kepegawaian yang didokumentasikan untuk setiap staf.
Seluruh staf, baik klinis maupun nonklinis diberikan orientasi tentang rumah sakit,
departemen/ unit kerja atau unit dimana mereka ditugaskan dan tentang tugas
tanggung jawab mereka yang spesifik saat mereka diangkat sebagai staf.
Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf lain yang diidentifikasi oleh rumah
sakit untuk dilatih dalam cardiac life support yang ditetapkan.
Rumah sakit menyediakan program kesehatan dan keselamatan staf
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi,
mengevaluasi kredensial/bukti-bukti keahlian/kelulusan (izin/lisensi, pendidikan,
pelatihan, kompetensi dan pengalaman) dari staf medis, staf keperawatan dan
praktisi pelayanan kesehatan lainnya yang diizinkan untuk memberikan asuhan
pasien.
Rumah sakit mempunyai tujuan yang terstandar, prosedur berbasis bukti untuk
memberi wewenang kepada semua anggota staf medis untuk menerima pasien
dan memberikan pelayanan klinis lainnya konsisten/sesuai dengan kualifikasi.
PERTANYAAN
JAWABAN
2.
41
Pemisahan antara pasien dengan penyakit menular dari pasien lain yang berisiko
tinggi yang rentan karena immunosuppresed atau staf lainnya.
Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber infeksi, apakah lewat kontak, airborne,
dan droplet.
PERTANYAAN
1.
2.
JAWABAN
PROSEDUR EVAKUASI
1. Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari, ikuti
petunjuk arah evakuasi atau dari petugas evakuasi
2. Jangan mencoba mengambil barang yang tertinggal
3. Lepaskan sepatu hak tinggi
4. Gunakan tangga darurat terdekat menuju jalur evakuasi
5. Jangan gunakan lift, lift tidak bekerja sewaktu alarm
berbunyi
6. Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong
dipenuhi asap
7. Tutup hidung dan mulut dengan saputangan atau tissue
yang telah dibasahi air guna menghindari dari
kemungkinan menghirup zat-zat beracun.
8. Keluar menuju tempat berhimpun di halaman rumah
sakit atau tempat lapang yang bebas dari bencana.
42
3.
Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 7 detik (jeda waktu) terhitung sejak
waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali.
Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, Laboratorium ( alat-alat laboratorium) bila
terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak
terdapat jeda waktu.
4.
Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi
kebutuhan air selama 1 hari saja. Selama proses penggunaan cadangan air di bak
penampung tersebut maka kebutuhan air akan dikirim oleh perusahaan air rekanan
dengan estimasi waktu pengiriman 5-10 jam.
KODE DARURAT
5.
HAL-HAL YANG
PERLU DIWASPADAI
KODE
Kebakaran
MERAH
1020
BIRU
1001
BIRU
1001
Penculikan bayi /
anak-anak
MERAH
MUDA
1020
Orang yang
membahayakan
ABU-ABU
1020
Orang yang
membahayakan
dengan senjata
PERAK
1020
Ancaman bom
KUNING
1020
Bencana di dalam RS
TRIAGE DI
RS
1020
Bencana di luar RS
TRIAGE DI
LUAR RS
1020
Tumpahan bahan
berbahaya
ORANYE
1020
SIMBOL
43
PANGGILAN
DARURAT
FORMULIR
ANGKET SURVEI
Petunjuk pengisian :
1. Diisi oleh Pimpinan Rumah Sakit
2. Penilaian : 0 (terburuk / terlama) s/d 5 (terbaik / tercepat), beri tanda V
3. Coret yang tidak sesuai
4. Tambahan keterangan/penjelasan/komentar diisi pada Catatan penjelasan
5. Angket dikirim satu hari sesudah survei selesai, melalui email ke :
kars.akreditasi@rocketmail.com
Rumah Sakit
Alamat
Tanggal Survei
:
:
:
No
Unsur penilaian
PELAKSANAAN PERSIAPAN SURVEI
1 Komunikasi awal untuk permintaan s/d pelaksanaan survei
KARS
2 Masa tunggu antara permintaan s/d pelaksanaan survey
3 Kepastian jadwal dan nama surveior KARS
4 Komunikasi staf penghubung untuk kepastian jadwal dan
perjalanan tim surveyor
5 Pengaturan perjalanan dan penyediaan akomodasi /
transportasi lokal
6 Kemudahan / kesukaran penjemputan sampai pertemuan
dengan surveior
7 Secara keseluruhan kepuasan tentang proses persiapan
survei
Catatan penjelasan :
44
0 1 2 3 4 5
PELAKSANAAN SURVEI
1 Ketepatan jadwal Acara Pembukaan, disiplin waktu tiap
surveyor
2 Inter-aksi surveior dengan unsur Manajemen, Kelompok
Kerja, Staf dilapangan
3 Kemampuan surveior dalam berkomunikasi secara umum,
pada saat telusur, juga terkait butir 4,5,8,9
4 Kemampuan surveior memberi penjelasan tentang standar elemen penilaian - instrumen akreditasi
5 Kemampuan surveior memberi penjelasan tentang aplikasi,
rekomendasi atau solusi untuk memenuhi standar - elemen
penilaian
6 Kejelian meminta bukti Dokumen Regulasi dan Implementasi
7 Ketajaman dalam pelaksanaan Observasi
8 Sikap dan penampilan mendidik dan memotivasi peningkatan
pelayanan bermutu dan aman
9 Perbedaan/gap persepsi jajaran RS dengan surveior
tentang standar-elemen penilaian dan implementasinya
10 Kesediaan, kejelasan dan manfaat dalam memberi kesan /
umpan balik singkat dalam exit conference
11 Secara keseluruhan kepuasan tentang proses pelaksanaan
survei
Catatan penjelasan :
45
Lampiran.
KODE ETIK SURVEIOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
DO LIST
Berwajah gembira, agar tak ada ketakutan dari staf RS
Bersikap komunikatif
Memberi motivasi kepada RS agar tetap bersemangat dalam upaya
meningkatkan mutu
46
4.
5.
6.
7.
8.
Kota tanggal :
Direktur RS
( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)
Tanda tangan, Nama jelas, Cap jabatan
47