Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gigi berlubang atau karies adalah penyakit jaringan keras gigi akibat

aktivitas bakteri yang menyebabkan terjadinya pelunakan dan selanjutnya

terjadi lubang atau rongga pada gigi. Proses terjadinya lubangpada gigi ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi, yaitu: adanya

bakteri di dalam plak, gula, waktu dan juga gigi itu sendiri. Makanan yang

mengandung gula bisa terselip atau menempel di gigi. 1

Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan

oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme

yang ada dalam saliva. Karies gigi di sebabkan oleh 4 faktor atau komponen

yang saling berinteraksi yaitu komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang

meliputi : komponen gigi, morphologi gigi, posisi gigi, Ph saliva, kuantitas

saliva, kekentalan saliva. Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut

yang mampu menghasilkan asam melalui peragian yaitu ; Streptococcus,

Laktobasil. Komponen makanan yang sangat berperan adalah makanan

yang mengandung karbohidrat misalnya sukrosa dan glukuosa yang dapat

diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam dan komponen yang

terakhir yaitu komponen waktu.2

Berdasarkan laporan WHO tahun 2012 hampir 100% orang dewasa

memiliki gigi berlubang.Parahnya periodontal yang dapat mengakibatkan

1
2

hilangnya gigi pada orang dewasa mencapai 15-20%.Yang dipengaruhi oleh

faktor risiko seperti diet yang tidak sehat, penggunaan tembakau,

penggunaan alkohol, kebersihan mulut yang buruk dan determinan

sosial.3Berdasarkan pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI

tahun 2007 dan 2013 persentase penduduk yang mengalami masalah

kesehatan gigi dan mulut mengalami peningkatan dari 23,5% menjadi 25,9%.

Dimana masalah ini lebih banyak diderita oleh wanita dibanding laki-laki

dengan persentase yaitu pada tahun 2013 laki-laki 24,3% sedangkan wanita

yaitu 27,1%. Persentase perilaku penduduk Indonesia tahun 2013 umur 10

tahun ke atas dengan perilaku menyikat gigi setiap hari yaitu 93,8%

sedangkan perilaku menyikat gigi dengan benar yaitu 2,3%. Di Jawa Tengah

masalah kesehatan gigi dan mulut menempati tingkat ke 17 dari 33 Provinsi

di Indonesia mengenai masalah kesehatan gigi dan mulut dengan

persentase pada tahun 2013 yaitu 25,4%.4 Berdasarkan laporan hasil

Riskesdas Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 persentase jumlah karies di

Kabupaten Pati yaitu 4,3%. Berdasarkan karakteristik responden

berdasarkan umur 18-44 tahun jumlah persentase yaitu 5,1% sedangkan

berdasarkan jenis kelamin wanita lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki

yaitu pada wanita 5,5% sedangkan pada laki-laki 5,3%.5

Berdasarkan data Puskesmas Pati 1 masalah karies gigi pada tahun

2013 jumlah kasus yaitu 711 dan 218 dialami oleh pria sedangkan pada

wanita yaitu 492, pada tahun 2014 mengalami penurunan kasus yaitu 556

kasus dimana 144 kasus pada pria sedangkan 411 kasus pada wanita, pada
3

tahun 2015 bulan Januari-Juli kasus karies gigi juga mengalami penurunan

yaitu menjadi 419 kasus pada pria 110 kasus sedangkan pada wanita 309

kasus. Dari tahun 2013-2015 Januari-Juli kasus karies gigi banyak diderita

pada usia dewasa dengan jumlah kasus pada tahun 2013 yaitu 284 kasus 85

dialami oleh pria dan pada wanita yaitu 199, pada tahun 2014 mengalami

penurunan kasus yaitu menjadi 244 kasus pada pria jumlah kasus 60

sedangkan pada wanita 184 kasus dan pada tahun 2015 bulan Januari-Juli

mengalami penurunan lagi menjadi 195 kasus pada pria 41 sedangkan

wanita 154 kasus karies gigi.6

Dari hasil penelitian yang dilakukan Made W.A Senawa, dkk (2015)

yaitu tentang penilaian risiko karies melalui pemeriksaan aliran dan

kekentalan saliva pada pengguna kontrasepsi suntik di Kelurahan Banjer

Kecamatan Tikala menunjukan bahwa mayoritas 43,1% memiliki aliran saliva

normal dengan risiko karies tergolong sedang dan 61,4% memiliki kekentalan

saliva yang tergolong encer dengan risiko karies rendah.7

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Anindita P. S, dkk (2013)

Status kebersihan mulut dan status karies gigi mahasiswa pengguna alat

ortodontik cekat di Universitas Sam Ratulangi Manado menunjukan bahwa

34 orang memiliki kebersihan mulut yang baik yaitu 89,47%, dan 4 orang

memiliki kebersihan mulut sedang yaitu 10,53% dan tidak terdapat

responden yang memiliki kebersihan mulut yang buruk. Status karies gigi

menunjukkan rata-rata jumlah DMF-T ialah 0,631 dan menurut kategori

indeks DMF-T dari WHO termasuk pada kategori sangat rendah.8


4

Efek yang muncul akibat karies gigi yang tidak segera ditangani dapat

menyebabkan kerusakan gigi yang akan berlangsung lebih dalam dan

menjalar kerongga syaraf yang menimbulkan abses di ujung akar gigi yang

ditandai dengan munculnya kumpulan nanah pada rongga syaraf yang

mengakibatkan rasa sakit. Kemudian sel syaraf gigi akan mati dan terjadi

kerusakan sampai tulang penyanggah gigi bahkan sampai gigi habis dan

hanya menyisakan akar gigi saja. Bila karies gigi tersebut tidak segera

ditangani juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit lainnya seperti :

peradangan di seluruh tubuh karena infeksi, penyebaran infeksi ke jaringan

luna, infeksi ke dalam tulang rahang gigi, infeksi ke otak, peradangan

jantung, dan peradangan pada paru-paru.9Karena di Puskesmas Pati 1

jumlah kasus karies gigi pada wanita usia dewasa cukup tinggi dan masalah

kesehatan gigi ini mempunyai dampak luas yang meliputi faktor fisik, mental

dan sosial bagi individu yang menderita karies. Sehingga dalam hal ini perlu

dilakukanpencegahan secara dini untuk menanggulanginya.Sebab

kesehatan gigi juga berpengaruh terhadap kesejahteran manusia secara

menyeluruh.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat rumusan

masalah sebagai berikut : Faktor risiko apakah yang berhubungan dengan

keparahan karies gigi pada kelompok wanita usia dewasa di wilayah kerja

Puskesmas Pati 1 tahun 2015 ?


5

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahuifaktor risiko yang berhubungan dengan keparahan karies

gigi pada kelompok wanita usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas

Pati 1 tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik responden berdasarkan umur,

pendidikan,danpekerjaanpada kelompok wanita usia dewasa.

b. Mendeskripsikan konsumsi makanan dan minuman manis.

c. Mendeskripsikan pengetahuan tentang menyikat gigi.

d. Mendeskripsikan kebiasaan menyikat gigi.

e. Mendeskripsikan keparahan karies gigi pada kelompok wanita

usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pati 1.

f. Menganalisis hubungan antara umur dengan keparahan

karies gigi pada kelompok wanita usia dewasa di wilayah kerja

Puskesmas Pati 1.

g. Menganalisis hubungan antara pendidikan dengan keparahan

karies gigi pada kelompok wanita usia dewasa di wilayah kerja

Puskesmas Pati 1.

h. Menganalisis hubungan antara pekerjaan dengan keparahan

karies gigi pada kelompok wanita usia dewasa di wilayah kerja

Puskesmas Pati 1.
6

i. Menganalisis hubungan antara konsumsi makanan dan

minuman manis dengan keparahan karies gigi pada kelompok

wanita usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pati 1.

j. Menganalisis hubungan antara pengetahuan menyikat gigi

dengan keparahan karies gigi pada kelompok wanita usia

dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pati 1.

k. Menganalisis hubungan antara kebiasaan menyikat gigi

dengan keparahan karies gigi pada kelompok wanita usia

dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pati 1.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi keilmuan

Sebagai dasar acuan pengetahuan lebih lanjut tentang karies gigi.

2. Bagi Puskesmas Pati 1

Data penelitian dapat digunakan sebagai upaya tindakan preventif,

promotif dan kuratif pada penderita karies gigi.

3. Bagi masyarakat

Memberikan informasi mengenai kondisi karies gigi pada kelompok

wanita usia dewasa.


7

E. Keaslian Penelitian

Tabel1.1
Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Metode Hasil


Penelitian
dan tahun
Made W. A penilaian Penelitian ini hasil
Senawa, dkk risiko karies merupakan penelitiannya
melalui penelitian menunjukan
pemeriksaan deskriptif mayoritas
aliran dan dengan 43,1%
kekentalan pendekatan memiliki aliran
saliva pada Cross saliva normal
pengguna Sectional dengan risiko
kontrasepsi karies
suntik di tergolong
Kelurahan sedang dan
Banjer 61,4%
Kecamatan memiliki
Tikala tahun kekentalan
2015. saliva yang
tergolong
encer dengan
risiko karies
rendah
Diska Gambaran Penelitian ini 1. Tidak ada
Mawardiyanti kebersihan merupakan hubungan
mulut dan penelitian antara
karies gigi deskriptif kebersihan
pada anak dengan mulut dengan
penderita menggunaka karies gigi
down -n metode 2. Tidak terdapat
syndrome di pengambila- hubungan
SDLB Negeri n data antara OHI-S
Patrang dan secara cross dengan DMF-
SLB Bintoro sectional T pada anak
Jember tahun penderita
2012 down
syindrome di-
SDLB Patrang
dan SLB
Bintoro
8

Tabel1.1

Keaslian Penelitian (lanjutan)

Nama Peneliti Judul Penelitian dan Metode Hasil


tahun

Reski Puspita Kebiasaan konsumsi air hujan Penelitian ini Hasil penelitian
Ningrum terhadap status keparahan merupakan menunjukkan rata-rata
karies gigi pada masyarakat observasion kadar flour air hujan
di Desa Aji Kuning al analitilk yaitu 0,178 dan tingkat
Kecamatan Sebatik Tengah dengan keparahan karies gigi
Kabupaten Nunukan tahun rancangan masyarakat yang
2014 study cross mengkonsumsi air
sectional. hujan berdasarkan
indeks DMF-T yaitu
3,41dengan kategori
sedang dan
masyarakat yang tidak
mengkonsumsi air
hujan yaitu 1,49
dengan kategori
rendah. Sehingga
secara keseluruhan
indeks DMF-T rata-
rata yaitu 2,47 dan
menurut hasil uji
statistic diperoleh nilai
p: 0,000 (p<0,05).

Sumber : Made W.A Senawa, dkk (2015), Diska Mawardiyanti (2012), Reski

Puspita Ningrum (2014).(7)(10)(11)

Perbedaanantara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang

sudah ada ialah tempat penelitian, judul penelitian, tahun penelitian. Perbedaan

penelitian ini dengan Diska Mawardiyanti adalah pada penelitian yang dilakukan

Diska Mawardiyanti, meneliti gambaran kebersihan mulut dan karies gigi pada anak

penderita down syndrome di SDLB Negeri Patrangdan SLB Bintoro Jember.


9

Perbedaan penelitian yang akandilakukan dengan penelitian MadeW. A.

Senawa, dkk adalah Made W. A Senawa meneliti penilaian risiko karies

melaluipemeriksaan aliran dan kekentalan saliva pada pengguna kontrasepsi suntik

di Kelurahan Banjer Kecamatan Tikala tahun 2015

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Reski Puspita

Ningrum adalah Reski Puspita Ningrum meneliti kebiasaan konsumsi air hujan

terhadap status keparahan karies gigi pada masyarakat di Desa Aji Kuning

Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan tahun 2014. Sedangkan penelitian

yang akandilakukan adalah meneliti faktor risiko yang berhubungan dengan

keparahan karies gigi pada kelompok wanita usia dewasa di wilayah kerja

Puskesmas Pati 1tahun 2015, dengan variabel bebas yaitu umur, pendidikan,

pekerjaan, konsumsi makanan dan minuman manis, pengetahuan menyikat gigi,

kebiasaan menyikat gigi.

F. Ruang Lingkup

1. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini dilakukan dalam lingkup ilmu kesehatan masyarakat

khususnya Epidemiologi penyakit non menular.

2. Lingkup Materi

Materi dalam penelitian ini membahas tentang faktor risiko apa saja yang

berhubungan dengan keparahan karies gigi.

3. Lingkup Lokasi
10

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pati 1.

4. Lingkup Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan cross sectional.

5. Lingkup Sasaran

Sasaran dari penelitian ini adalah wanita usia dewasa yang berusia 20-44

tahun.

6. Lingkup Waktu

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari 2016.

Anda mungkin juga menyukai