Oleh karena itu, mengerti dan memahami konsep Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle ini
merupakan suatu hal yang penting bagi setiap produsen untuk memproduksi dan memasarkan produknya.
Pada dasarnya, Siklus Hidup Produk adalah tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai
dari diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari pasaran. Untuk
memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja keras melakukan berbagai strategi agar
produknya dapat bertahan lebih lama lagi di pasar (market).
Tahapan :
Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4 Tahapan yaitu
Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan (Maturity), Penurunan
(Decline). Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai keempat tahapan Siklus Hidup Produk
beberapa strategi umum yang digunakan produsen dalam memasarkan produknya berdasarkan
Fase atau Tahap Siklusnya.
Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen
memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Beberapa ciri-ciri pada
Tahap Perkenalan ini diantaranya adalah :
Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut sudah
dikenal dan diterima oleh konsumen. Beberapa ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini adalah :
Memperluas pasar
Omset penjualan yang naik signifikan
Meningkatnya kapasitas produksi
Produk mulai diterima oleh pasar
Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru akan
mulai bermunculan
Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis
Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat
merek (branding)
Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi.
Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta
memperbanyak model atau varian.
Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan mereknya.
Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam
merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.
Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau,
rasa, estetika)
Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar.
Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional
Menerapkan harga yang lebih bersaing
Menggunakan Iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
produknya.
Menarik pengguna-pengguna baru
Distribusi yang intensif
Memasuki Segmen pasar yang baru
Repositioning
Padatahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak
melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar (market).
Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :
Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :
Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia
Mempersempit saluran distribusi
Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya
Untuk mempanjang umur produk, strategi-strategi yang sering dilakukan oleh produsen agar
memperlambat produknya memasuki tahap penurunan diantaranya sebagai berikut :
Sumber : https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-siklus-hidup-produk-product-life-cycle/
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) : Tahapan dan Strategi Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle)
Diposkan oleh Denny Bagus
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika
kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur
hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat
produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang
mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang
kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan
termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow
growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada
umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth,
maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).
pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum
tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap
permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan
memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut
masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
Sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/01/siklus-hidup-produk-product-life-cycle_28.html
Klasifikasi Barang Konsumen – Dalam artikel sebelumnya kita telah mengetahui klasifikasi dari
produk yang berdasarkan berwujud tidaknya produk (klik disini). Untuk artikel bagian kedua tentang
klasifikasi ini akan membahas tentang klasifikasi barang konsumen. Nah untuk lebih mengetahui dari
klasifikasi barang konsumen maka perhatikan penjelasan berikut ini.
Selain barang dapat diklasifikasikan menurut daya tahannya, produk juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan siapa konsumen (siapa pembelinya) dan juga untuk apa produk tersebut dikonsumsi.
Untuk yang berdasarkan kriteria tersebut maka barang dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu barang
konsumen (consumer’s goods) dan barang industri (industrial’s goods).
Barang konsumen merupakan barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (rumah tangga
dan individu), bukan untuk diperjual belikan kembali ( bukan untuk berbisnis). Pada umumnya barang
konsumen ini dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu convenience goods, shopping goods,
specialty goods, dan unsought goods.
Dalam pengklasifikasian tersebut berdasarkan kebiasaan konsumen dalam hal berbelanja (Berkowitz, et
al., 1992), yang dapat dicerminkan melalui aspek aspek berikut : a) usaha yang dilakukan oleh konsumen
untuk sampai dalam hal pembelian, b) atribut-atribut yang dipergunakan oleh konsumen dalam melakukan
pembelian, c) frekuensi pembelian.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang klasifikasi barang konsumen, maka akan kami jelaskan satu persatu :
1.CONVENIENCE GOODS
Convenience goods adalah barang yang pada umumnya mempunyai frekuensi pembelian yang tinggi
(dapat dikatakan sering dibeli), barang tersebut dibutuhkan segera oleh konsumen, dan memerlukan usaha
yang minimum dalam pembeliannya.
Sebagai contoh kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, permen, ditergen, baterai, surat kabar, dan
rokok. Dalam hal ini convenience goods masih dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Staples merupakan produk/barang yang dibeli konsumen (pembeli) secara rutin. Sebagai contohnya adalah
sabun, pasta gigi.
Impuls good adalah barang-barang yang dibeli tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu ataupun usaha-
usaha untuk mencari barang tersebut. Biasanya barang-barang seperti ini tersedia dan dipajang dalam
banyak tempat yang tersebar. Kita dapat mengambil contoh adalah permen, dan coklat.
Emergency goods merupakan barang yang dibeli oleh konsumen apabila suatu kebutuhan tersebut
dirasakan mendesak. Sebagai contoh payung dan jas hujan dirasa sangat dibutuhkan disaat musim hujan.
2.SHOPPING GOODS
Shopping goods merupakan barang-barang yang dibeli oleh konsumen dimana dalam proses pembelian
dan pemilihannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang ada. Dalam hal ini
biasanya konsumen mempunyai kriteria diantaranya harga, kualitas, dan model masing-masing barang.
Adapun contohnya seperti peralatan rumah tangga, dan juga pakaian. Dalam shopping goods masih dapat
diklasifikasikan lagi menjadi dua jenis, yaitu :
Homogeneous shopping goods adalah barang-barang yang dianggap oleh konsumen yang mempunyai
kualitas yang hampir sama namun berbeda jauh dalam hal harga. Dengan begitu konsumen akan mencari
harga yang termurah dengan cara membandingkan harga di satu toko dengan toko lainnya.
Heterogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang dianggap oleh konsumen (pembeli) yang
mempunyai aspek karakteristik/ciri-ciri lebih penting dibandingkan dengan aspek harga. Atau boleh
dikatakan bahwa konsumen mempersepsikannya berbeda dalam hal kualitas dan atribut.
3. SPECIALTY GOODS
Specialty goods merupakan barang-barang yang mempunyai karakteristik dan identifikasi merk yang unik
dalam sekelompok konsumen mau melakukan usaha yang lebih untuk dapat membelinya. Biasanya
barang-barang seperti ini merupakan barang-barang mewah dengan merk dan model yang spesifik.
Sebagai contoh adalah mobil lamborghini, pakaian dengan perancang terkenal, dan masih banyak lagi
barang-barang mewah lainnya.
4. UNSOUGHT GOODS
Unsought goods adalah barang-barang yang belum dikenal ataupun belum diketahui oleh
konsumen (pembeli) ataupun sudah diketahui oleh konsumen namun belum terpikirkan oleh konsumen
untuk membelinya. Adapun klasifikasi dari Unsought goods, yaitu :
Regularly unsought products barang-barang yang sebetulnya sudah ada (tersedia) dan diketahui oleh
konsumen, akan tetapi belum terpikirkan untuk membelinya. Sebagai contohnya adalah batu nisan,
asuransi jiwa, dan juga tanah kuburan.
New unsought products merupakan barang-barang yang benar-benar baru dan belum diketahui oleh
konsumen. Biasanya barang ini merupakan hasil dan pengembangan produk baru, sehingga belum banyak
konsumen yang mengetahuinya.
Namun suatu perusahaan hendaknya mengetahui bahwa kriteria suatu produk termasuk jenis yang mana,
itu semua tergantung suatu individunya. Misalkan saja individu A menganggap tv sebagai shopping
goods, sehingga apabila ia membeli tv ia akan mendatangi beberapa toko sebelum akan membeli tv merk
apa. Namun untuk individu B mungkin menganggap tv sebagai specialty good dan hanya mau membeli tv
dengan merk sony.
Seiring berubahnya waktu dan juga semakin lamanya suatu barang tersedia di pasar klasifikasi barang
terhadap suatu barang konsumen dapat berubah.
Demikianlah artikel lanjutan dari kami tentang klasifikasi barang menurut konsumennya. Didalam artikel
tersebut dijelaskan mengenai barang konsumen, untuk barang industri akan dibahas pada artikel lainnya.
Terimakasih telah membaca artikel kami yang berjudul klasifikasi barang menurut barang konsumen.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang membacanya, dan dapat menambah wawasan anda.
Sumber : http://rocketmanajemen.com/klasifikasi-barang-konsumen/
Shopping goods adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya konsumen
bersedia membuang waktunya untuk memilih-milih.
Contoh : alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture.
- Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi
(sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat
kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya.
Contoh : sabun, pasta gigi, baterai, rokok.
Anda juga bisa ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan bebas. Mari bergabung dengan
sukarelawan Wikipedia bahasa Indonesia!
Rinso
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pembagian Rinso pada pembukaan toko di Wellington, Selandia Barubersama Sir Edmund Hillary (kiri)
dan Selwyn Toogood (kanan), 1956.
Rinso adalah nama merek sabun cuci atau deterjen dari Unilever yang digunakan
di Australia, Indonesia, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat. Merek ini diciptakan oleh Robert
S. Hudson dan awalnya bermerek Hudson's Soap, yang pada tahun 1908 dijual kepada Lever
Brothers dari Port Sunlight, Inggris.[1] Rinso juga diproduksi oleh Lever Brothers Company (kemudian
dikenal sebagai Unilever) di Amerika Serikat, dimulai pada tahun 1918.
Rinso adalah salah satu bubuk sabun pertama yang dipasarkan secara massal. Rinso
diiklankan secara luas melalui radio di Amerika Serikat, menjadi sponsor berbagai program radio
populer di sana.
Di Indonesia, Rinso diluncurkan pada tahun 1970 sebagai merek deterjen pertama di negara
tersebut dan terkenal dengan motonya "Berani Kotor itu Baik". Kini, Rinso adalah pemimpin nomor
satu di pasar deterjen Indonesia, dan berhasil meraih penghargaan Indonesia Best Brand Award
selama 3 tahun berturut-turut (2003, 2004 dan 2005).[2]
Analisis SWOT
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Strategi bisnis
Dimensi utama[sembunyikan]
Para pemikir[sembunyikan]
Model bisnis
Competitive advantage • Experience curve
Rantai nilai • Teori Portfolio
Kompetensi inti • Generic strategies
Uberisasi
Peralatan[sembunyikan]
l
b
s
image.png1024x515 48.5 KB
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Analisis SWOT adalah analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi yang efektif
berasal dari sumber daya internal (strength dan weakness) dan eksternal (opportunity dan threat).
Keuntungan dari analisis SWOT adalah menghubungkan faktor internal dan eksternal untuk
merangsang strategi baru, oleh karena itu perencanaan yang berdasarkan pada sumber daya dan
kompetensi dapat memperkaya analisis SWOT dengan mengembangkan perspektif internal (Dyson,
2002).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam
mencapai tujuan tersebut pada kondisi yang ada saat ini.
Hasil identifikasi tersebut dibandingkan untuk memaksimalkan strength dan opportunity (strategi SO)
serta meminimalkan weakness dan threat (strategi WT) guna mencapai strategi yang optimal. Dalam
penelitian ini, analisis SWOT digunakan terhadap data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data,
sehingga akan diperoleh strategi yang memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan
kelemahan dan ancaman.
1. Strength (S) merupakan karakteristik dari suatu organisasi atau bisnis yang merupakan
suatu keunggulan.
2. Weakness (W) merupakan karakteristik dari suatu organisasi atau bisnis yang merupakan
kelemahan.
3. Opportunity (O) kesempatan yang datang dari luar organisasi atau bisnis.
4. Threat (T) elemen yang datang dari luar yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi atau
bisnis.
Tujuan dari setiap analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi faktor kunci yang datang dari
lingkungan internal dan eksternal. Analisis SWOT dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Faktor internal: merupakan strength dan weakness yang datang dari lingkungan internal
organisasi atau bisnis.
2. Faktor eksternal: merupakan opportunity dan threat yang datang dari lingkungan eksternal
organisasi atau bisnis. Untuk mengidentifikasi faktor ini, dapat digunakan analisis PEST.
Analisis SWOT adalah sebuah metode untuk mengkategorisasikan dan metode ini memiliki
kelemahan. Sebagai contoh, untuk menghasilkan kecenderungan suatu organisasi menyusun daftar
dibanding berfikir untuk melihat apa yang sebetulnya penting untuk meraih suatu tujuan.
Analisis SWOT juga menghasilkan daftar tanpa urutan prioritas yang jelas, sebagai contoh adalah
opportunity yang lemah dapat dianggap sebagai threat yang kuat.
Amalialaisa
Okt '17
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan
threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana
aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanfordpada
dasawarsa 1960-andan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune
500.
Menurut Freddy Rangkuti (1997), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk
merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkanlogika yang dapat memaksimalkan
peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal.
Gambar Diagram Analisis SWOT
Menurut Ferrel dan Harline (2005) fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi
dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan)
dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan
apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai
tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau
diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.
Berikut merupakan potensial pokok persoalan yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis
SWOT menurut Ferrel dan Harline (2005):
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)
dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan
harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular
disebut Analisis SWOT.
Dari penjelasan singkat di atas mungkin anda sudah ada gambaran mengenai pengertian
SWOT, tidak sah sepertinya sebelum masuk ke contoh analisis SWOT, baiknya kita membahas
mengenai sedikit manfaat analisis SWOT bagi perusahaan.
Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah dari 4 (empat) sisi
yang berbeda, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan dari sebuah peluang (opportunities) yang ada, kemudian bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
Dengan saling berhubungannya 4 faktor tersebut, maka membuat analisis ini memberikan
kemudahan untuk mewujudkan visi dan misi suatu perusahaan. Untuk menyempurnakan atau
melengkapi pemahaman tentang analisis SWOT, maka saya akan memberikan bagaimana contoh
analisis SWOT suatu perusahaan.
Dengan adanya contoh analisis SWOT, maka sangat berharap anda bisa memahaminya secara
keseluruhan mengenai analisis SWOT. Perlu di pahami, inti analisis SWOT ini adalah menilai
dalam/internal perusahaan dengan melihat kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses),
kemudian menilai luar/eksternal perusahaan dengan melihat peluang (Opportunities) dan ancaman
(Threats).
Tanpa panjang lebar, yuk kita ke bahasan contoh analisis swot perusahaan (saya ambil contoh
perusahaan NOKIA), Contoh analisis SWOT NOKIA:
NB: Sebelumnya perlu diperhatikan, saya tidak mencantumkan data dan hanya memberikan
penjelasan sekedarnya karena nanti akan memakan banyak tulisan. Bagi anda yang ingin serius
menganalisis memakai metode SWOT, maka WAJIB untuk menyertakan data dan penjelasan yang
maksimal agar analisis benar-benar tepat.
1. Strengths (Kekuatan)
Pengalaman
Bagaimana tidak, NOKIA masuk dunia mobile mulai dari tahun 1968-1991 dan pada tahun 1992
sudah mulai meluncurkan ponsel GSM dengan produk Nokia 1011.
2. Weaknesses (Kelemahan)
3. Opportunities (Kesempatan)
4. Threats (Ancaman)
Ponsel China
Ponsel China merupakan suatu ancaman yang sangat serius bagi Nokia, karena dengan fitur yang
cukup hampir sama, mereka berani menjual dengan harga murah dan ini pun menjadi sebuah
perang harga.
Kesimpulan
Sumber : http://www.bisnisrumahanpemula.com/contoh-analisis-swot/
Analisis SWOT merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan oleh manajemen perusahaan atau
organisasi yang sistematis dan dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang
matang untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi tersebut. Baik tujuan tersebut untuk
tujuan jangkan panjang maupun tujuan jangka pendek. Selain itu, analisis SWOT juga dapat
diartikan sebagai sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu
gambaran) tentang sebuah perusahan atau oraganisasi. Analisa ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai sebagai faktor yang di jadikan masukan. Dan kemudian masukan tersebut
dikelompokkan sesuai kontribusinya masing-masing.
Satu hal yang perlu diperhatikan bagi pangguna analisa ini, bahwa analisa SWOT semata-mata
hanya digunakan sebagai suatu analisa saja, yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang
sedang dihadapi sebuah perusahaan atau oraganisasi. Analisis SWOT bukan sebuah alat yang
mampu memberikan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.
Seperti yang kita tau, analisis SWOT (Strength Weaknesses Opportunities Threats) terbagi menjadi
4 bagian yakni:
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kekuatan dari suatu organisasi atau
perusahaan pada saat ini. Yang harus di lakukan dalam mengunakan analisis ini adalah setiap
perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kemudian
dibandingkan dengan para pesaing-pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul
didalam kualitasnya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang
membutuhkan tingkat kualitas yang lebih baik.
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kelemahan dari suatu organisasi atau
perusahaan pada saat ini. Weaknesses merupakan cara untuk menganalisis kelemahan yang ada
dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi. Yang mana kelemahan tersebut dapat menjadi
kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Misalnya jika perusahaan
tersebut terdapat kendala dalam pemasaran yang kurang baik, maka perusahaan harus meneliti
kekurangan-kekurangan yang di miliki yang berhubungan dengan sektor pemasaran. Agar nantinya
permasalahan tersebut tidak membuat perusahaan menjadi kalah saing dan mudur di bandingkan
perusahaan lainnya.
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran peluang yang ada dari sisi luar suatu
organisasi atau perusahaan dan gambaran tersebut dapat memberikan peluang berkembangnya
suatu organisasi atau perusahaan dimasa depan. Opportunity merupakan ananlisis yang digunakan
untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun
organisasi bisa berkembang. Baik dimasa kinia ataupun masa yang akan datang. Misalnya sebuah
perusahaan industri minuman berada di daerah yang panas. Yang mana daerah tersebut sangat
membutuhkan minuman segar dengan harga yang terjangkau. Maka perusahaan tersebut memiliki
peluang untuk menciptaka produk minuman yang segar dan harganya terjanggaku.
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran ancaman dari suatu perusahaan atau
oraganisasi dalam menjalankan suatu usaha. Theart merupakan cara menganalisis tantangan atau
ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi dalam menghadapi
berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan. Yang mana ancaman tersebut dapat
menyebabkan kemunduran suatu perusahaan. Jika tidak segera di atasi, maka ancaman tersebut
akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang yang akan dijalankan. Misalnya sebuah organisasi
kelompok pengrajin rotan di daerah pedesaan. Dengan kondisi lingkungan yang semakin moderen
serta banyaknya kebakaran hutan yang terjadi membuat mereka semakin sulit untuk memperoleh
bahan baku, Maka oragnisasi tersebut dapat menganalisis hal-hal apa yang menyebapkan
tantangan atau ancaman tersebut terjadi.
Metode analisis SWOT merupakan metode analisis yang paling dasar dalam melakukan analisis
strategi, yang bermanfaat untuk mengetahui suatu permasalahan ataupun suatu topik dari 4 empat
sisi yang berbeda. Hasil dari analisis ini biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan suatu perusahaan tau organisasi dari
segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan yang dimiliki dan juga menghindari berbagai
ancaman yang terjadi.
Jika digunakan dengan baik dan benar, maka analisis ini akan dapat digunakan untuk membantu
melihat sisi-sisi yang terabaikankan atau tidak terlihat dari sebuah perusahaan atau organisasi. Dari
uraian diatas tadi, analisis SWOT adalah instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis
strategi dalam manajemen perusahaan atau organisasi . Analisis ini berperan sebagai alat untuk
meminimalisir kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi
serta menekan dampak dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
Itulah pemaparan mengenai pengertian analisis SWOT dan manfaatnya, terimakasih telah membaca
artikel ini dan semoga dapat bermanfaat…AMIN
Pencarian :analisis swot ,pengertian analisis swot ,pengertian swot ,analisa swot ,manfaat analisis
swot ,apa itu swot ,pengertian analisa swot ,materi analisis swot ,definisi swot ,SWOT adalah
Indofood Agri Resources Ltd, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sahamnya tercatat di
Bursa Efek Singapura, menguasai hingga 64,4 persen saham PT PP London Sumatera Indonesia Tbk.
IndoAgri dan anak usahanya PT Salim Ivomas Pratama menandatangani perjanjian jual beli bersyarat
dengan pemegang saham mayoritas Lonsum yakni First Durango Pte Ltd, Ashmore Investment
Management Limited selaku manajer investasi serta Keluarga Sariaatmadja pada 25 Mei 2007. Senin
(28/5/2007). Grup IndoAgri akan mengakuisi 500.095.000 saham Lonsum yang telah diterbitkan dan surat
utang wajib konversi (Mandatory Convertible Notes/MCN) sebesar US$ 47 juta yang akan jatuh tempo
pada tahun 2009. MCN ini diterbitkan oleh Lonsum dan wajib dikonversikan dengan harga nominal
menjadi 269.343.500 saham baru yang telah disetor penuh, dengan nilai tunai sekitar Rp 5 triliun. Grup
IndoAgri telah menyetujui untuk menempatkan deposito sejumlah US$ 10 juta pada agen escrow, yang
akan tergantung kepada penyelesaian rencana pengambil-alihan. Setelah penyelesaian transaksi
pengambilalihan dan dengan asumsi bahwa MCN telah dikonversi, maka Grup IndoAgri akan menjadi
pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sekitar 64,4 persen dari modal yang telah ditingkatkan.
Pada saat penyelesaian transaksi pengambilalihan, penawaran tender atas sekitar 35,6 persen saham
Lonsum berdasarkan modal yang telah ditingkatkan, harus dilaksanakan pada harga sebagaimana diatur
dalam peraturan Bapepam. Total nilai dari rencana pengambil-alihan dan penawaran tender akan dibiayai
dari dana internal dan pinjaman. Tergantung kepada evaluasi selanjutnya, sebagian pinjaman
kemungkinan dapat dibiayai kembali dengan modal atau aktifitas fund raising. Rencana akuisisi ini akan
didasarkan pada pelaksanaan due diligence oleh Grup IndoAgri, persetujuan para pemegang saham
IndoAgri, Indofood dan First Pacific Company Limited HKEx:00142, serta seluruh institusi yang terkait
di Indonesia, Singapura dan Hong Kong. Rencana pengambilalihan akan memperkuat bisnis model
perkebunan terpadu Grup IndoAgri, antara lain mengembangkan usaha inti yaitu perkebunan, memperluas
lahan dan perkebunan yang telah ditanami dengan kelapa sawit, meningkatkan produksi, memenuhi
kebutuhan internal untuk CPO dan menjadi produsen atas bibit kelapa sawit unggul. Direktur Indofood
Thomas Tjhie menyatakan, melalui rencana pengambilalihan ini, realisasi rencana jangka panjang Grup
IndoAgri untuk memiliki 250.000 hektar perkebunan kelapa sawit akan dapat dipercepat. “Setelah
penyelesaian transaksi akuisisi, Grup IndoAgri akan menjadi salah satu pemilik perkebunan yang terbesar
di Indonesia,” ujat Thomas. Grup IndoAgri adalah perusahaan perkebunan yang terintegrasi dan pengolah
minyak goreng, margarin dan shortenings dengan merek terkemuka. Pada tanggal 31 Maret 2007, Grup
IndoAgri memiliki lahan perkebunan sekitar 224.083 hektar, diantaranya sekitar 74.878 hektar telah
ditanami dengan kelapa sawit. Dengan rencana pengambilalihan ini, total lahan perkebunan dan total
lahan yang telah ditanami dengan kelapa sawit masing-masing akan meningkat menjadi sekitar 387.483
hektar dan sekitar 138.081 hektar. Secara keseluruhan luas lahan yang telah ditanami adalah sekitar
165.000 hektar termasuk tanaman karet dan tanaman lainnya.
Indofood Sukses Makmur Tbk., yang telah menjadi perusahaan raksasa terbesar di Indonesia yang selalu
mendirikan unit-unit bisnis pendukungnya untuk mencapai keinginan terciptanya satu sistem produksi
yang terintegrasi. Tentu saja dengan memiliki sistem produksi yang terintegrasi, PT. Iindofood dengan
mudah menguasai pasar, dan tidak tergantung terhadap pemasok, karena bahan baku sudah dimiliki.
Dalam pengembangan pasar dan peningkatan kemampuan perusahaan, PT. Indofood menggunakan
strategi Intensif (Intensive strategy) yang terdiri dari tiga strategi utama yaitu:
Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk melalui
usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Dapat diimplementasikan dengan menambah jumlah tenaga
penjual, iklan, atau usaha promosi lainnya.
Strategi Pengembangan Pasar. Tujuan untuk memperbesar pangsa pasar dengan memperkenalkan produk
atau jasa ke daerah-daerah baru.
Strategi Pengembangan Produk. Meningkatkan penjualan dengan meningkatkan atau memodifikasi
produk-produk yang ada.
Strategi Pengembangan Produk, sesuai dengan Strategi Diferensiasi ,Strategi ini dicirikan dengan
keputusan perusahaan untuk menciptakan persepsi pasar potensial terhadap produk baru yang berbeda
atau unik dengan harapan calon konsumen mau membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan
itu. Seperti yang kita ketahui, PT. Indofood terutama produk mie instannya memiliki keunikan rasa dan
promosi iklan yang mengusung tema nusantara. Hal ini yang mendasari kami bahwa PT. Indofood
menggunakan strategi diferensiasi karena keunikan dan cakupan pasar yang luas terhadap produk mie
instannya.
Strategi yang digunakan PT. Indofood untuk mengakuisisi PT. Londsum adalah Strategi Integrasi Vertikal
(Vertical Integration Strategy). Strategi ini menghendaki perusahaan melakukan pengawasan lebih
terhadap distributor (Forward Integration Strategy), pemasok (Backward Integration Strategy), dan/atau
para pesaingnya (Horizontal Integration Strategy).
Akuisisi oleh PT. Indofood menurut kami, adalah pengambilalihan kepemilikan mayoritas saham
perusahaan (PT. Londsum). Dengan tujuan mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan pengendalian
bagi pemasok. Diketahui bahwa PT. Londsum memiliki perkebunan kelapa sawit yang dapat digunakan
PT. Indofood sebagai sumber bahan baku pembuatan produknya.
Dari sudut pandang PT. Indofood adalah tepat dengan mengakuisisi PT. Londsum. Dimaksudkan dengan
adanya kepemilikan saham mayoritas maka pengendalian dan pengawasan pasokan bahan baku
sepenuhnya berada pada PT. Indofood. Jika PT. Indofood hanya merger dengan PT. Londsum,
kemungkinan terciptanya resiko atau konflik di antara kedua perusahaan semakin besar.
KESIMPULAN :
Berdasarkan analisis dari bahan bacaan “Sukses PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, tidak hanya untuk
Mie instan” diatas, kami simpulkan bahwa suatu unit bisnis/perusahaan dapat melakukan penerapan
strategi generik dengan memperhatikan beberapa strategi di dalamnya. PT Indofood Tbk, banyak
melakukan diferensiasi produk untuk memenangkan persaingan hingga menguasai pangsa pasar saat ini.
Dengan demikian, didapatkan bahwa strategi generik yang diterapkan oleh Indofood adalah diferensiasi
produk unggulan serta mengakuisisi PT Lonsum untuk memperluas lahan perkebunan.
Menindaklanjuti surat Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk nomor SKE26/CPR/VI/2010 tanggal 10
Juni 2010 perihal Penawaran Program Indofood Riset Nugraha 2010/2011, bersama ini dengan hormat
kami sampaikan bahwa PT Indofood Sukses Makmur Tbk membuka penawaran khusus bagi para peneliti
di Institut Teknologi Bandung di bawah koordinasi LPPM ITB untuk berpartisipasi dalam Program
Penelitian Indofood Riset Nugraha (IRN) 2010/2011.
Penawaran khusus ini diperuntukan bagi para mahasiswa S2 dan S3 secara perorangan dan kelompok serta
dosen dalam bentuk kelompok di bawah koordinasi LPPM ITB. Kegiatan penelitian yang akan didanai
adalah kegiatan penelitian dalam bidang Teknologi Pangan dan Gizi Masyarakat, khususnya:
Jadi dari contoh sebuah kompetisi yg di koordinasikan oleh LPPM ITB dapat kita ambil kesimpulan
bahwa setiap koordinasi atau kerja sama diperlukan dalam pengembangan suatu program atau teknologi
yang baru,dengan adanya koordinasi setiap pekerjaan atau tugas akan lebih efisien,sesuai dengan
keinginan dan tidak memakan banyak biaya,yang intinya bila kita memiliki koordinasi yang baik maka
akan mengahsilkan keuntungan.
Strength
Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
Tidak fokus terhadap satu jenis produk
Sumber : https://michaelayersblog.wordpress.com/2015/01/22/analysis-swot-of-pt-indofood-sukses-
makmur-tbk-2/
Analisis SWOT di
Visi
PT. Unilever terfokus pada consumer, costumer dan community. Hingga kemudian muncul visi dari PT.
Unilever yaitu To become the first choice of consumer, costumer and community ( Untuk menjadi pilihan
pertama bagi konsumen, pemasok, dan komunitas)
Misi
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen.
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan,konsumen dan komunitas .
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang - orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas
rata - rata karyawan dan pemegang saham.
Didalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk selalu melakukan
perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan selalu berupaya memperbaiki diri
dengan perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah PT Unilever sebagai perusahaan multinasional yang
memproduksi produk-produk kebutuhan konsumen perlu untuk mengidentifikasi setiap kekuatan dan
kelemahannya, dan selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan keuntungan dan ancaman yang
mendatangkan kerugian. Untuk memenuhi tuntutan ini terciptalah analisis SWOT yang memiliki peran
penting dalam menetapkan suatu strategi perusahaan.
Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis didalam melakukan analisis terhadap wujud ancaman dan
kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan datang sehingga dapat ditemukan
masalah yang ada. Dari analisis swot, perusahaan dapat menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin
memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, mengatasi
ancaman yang datang dari luar, serta mengatasi kelemahan yang ada.
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memutuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategi planner) harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam
kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk
analisis situasi adalah Analisis SWOT.
Ø Strengths (Kekuatan):
1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang tipikal
muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk
membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini
terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah
pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar
menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007).
3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan ice
cream.
6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk
menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke
daerah-daerah dapat terlayani.
8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever
dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
Ø Kelemahan (Weaknesses)
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi
perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan
jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-
beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-
lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3. Jumlah karyawan yang tambun.
4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak
bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
Ø Kesempatan (Opportunities)
1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi
Indonesia sebesar 6.3%.
2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
dan papua.
3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553
(50,1%) perempuan.
6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
Ø Ancaman (Threats)
1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa,
dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan
komoditas lainnya.
2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3. Melemahnya daya beli konsumen.
4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan t
ingginya biaya pemasaran produk.
6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produk-
produk luar negeri.
9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan
komunitas orang utan.
10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
® Strategi SO:
1. Penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk yang sudah ada.
2. Peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana untuk mengantisipasi permintaan dimasa
depan.
3. Peningkatan kecepatan proses pelayanan klaim.
4. Pemantapan pola kerjasama yang sinergis dengan mitra kerja dalam hal pemasaran IW dan SW.
5. Peningkatan kehandalan sistim pengawasan.
® Strategi WO:
1. Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan produk secara efektif.
2. Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.
3. Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.
4. Penguatan struktur permodalan.
5. Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.
® Strategi ST:
1. Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang komunikatif dan interaktif dalam
hubungan antara pusat dan daerah.
2. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan klaim sesuai dengan standar
yang berlaku.
Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja (PERSERO).
3. Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada filosofi “respect to people”
4. Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia informasi.
5. Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan.
® Strategi WT:
1. Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan.
2. Penguatan sistim manajemen SDM.
3. Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung daya saing perusahaan.
4. Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu mendukung proses pengambilan
keputusan strategis maupun operasional.
5. Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.
6. Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada kebutuhan pasar.
Sumber : http://agrungeprayitno.blogspot.co.id/2015/04/analisis-swot.html
PT. TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa
Telekomunikasi. PT. TELKOM menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan Informasi
kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia.
Sejarah PT. TELKOM di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan
layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1961 status
jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi. Kemudian pada tahun 1965
pemerintah memisahkannya menjadi perusahan Negara Pos dan Giro dan perusahaan Negara
Telekomunikasi. Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan
Umum Telekomunikasi yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional. Pada
tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya
tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 Perusahaan Umum
Telekomunikasi berubah bentuk menjadi perusahaan Perseroan (Persero), Telekomunikasi Indonesia
berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang.
Direktur Utama Telkom saat ini adalah Arief Yahya yang menggantikan Rinaldi Firmansyah pada 11 Mei
2012 yang lalu. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan
jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom
juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular
(Telkomsel).
Telkom Indonesia
A. Strength (Kekuatan)
Telkom memiliki kekuatan finansial yang besar. Hal ini memudahkan Telkom untuk melakukan investasi
peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur
yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan
penetrasi pasar.
Sepanjang tahun 2008, jumlah pelanggan Perusahaan terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat.
Pilihan produk dan cakupan serta beragam jenis layanan yang ditawarkan merupakan keunggulan strategis
yang dimiliki Telkom.
Dari sisi keuangan, Telkom terus menunjukkan arus kas yang kuat dan rasio hutang terhadap ekuitas yang
sehat.
Sejumlah departemen dan instansi Pemerintah (tidak termasuk BUMN) membeli layanan Telkom sebagai
pelanggan langsung, dengan termin yang dinegosiasikan secara komersil.
B. Weakness (Kelemahan)
Jumlah pekerjanya terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam anggaran untuk gaji
pegawainya.
Langkah strategis merger & akuisisi, investasi & divestasi serta pengelolaan anak perusahaan
mengandung peluang dan risiko yang dapat mempengaruhi performansi keuangan perusahaan.
Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat berbeda dengan kepentingan Pemegang Saham Telkom
lainnya.
Kebocoran Pendapatan berpotensi terjadi akibat kelemahan internal dan masalah eksternal dan jika terjadi
dapat menimbulkan kerugian pada hasil usaha Telkom.
C. Opportunity
Industri telekomunikasi dan informasi akan terus memiliki peranan penting di Indonesia seiring
pertumbuhan yang berkesinambungan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang sangat potensial.
Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru sedikit yang telah memiliki akses broadband
internet, tentu merupakan peluang pasar yang sangat baik bagi pertumbuhan bisnis Telkom.
D. Threats
Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya, telepon rumah
“tradisional” tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Kondisi persaingan akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk mendapatkan pelanggan-
pelanggan yang jumlahnya makin kecil.
Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau Pemerintah akan menerapkan
kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi atau yang tidak
berdampak negatif terhadap kondisi regulasi telekomunikasi pada saat ini.
Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk secara material terhadap Telkom.
Jaringan Telkom, khususnya jaringan akses kabel , dapat menghadapi potensi ancaman keamanan, seperti
pencurian atau vandalisme yang dapat berdampak pada hasil usahanya.
V. Kesimpulan
Dari Analisis SWOT PT. TELKOM INDONESIA maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
Dalam sebuah perusahaan sangat penting untuk menjaga dan memelihara hubungan yang baik antara
perusahaan dengan masyarakat. Karena fungsi Public Relations adalah menciptakan opini publik yang
positif bagi perusahaan agar citra perusahaan yang baik tetap terjaga.
Informasi yang diberikan Public Relations kepada publik internal, tidak terkesan melebih-lebihkan
pendapat masyarakat luar terhadap perusahaan. Sehingga para karyawan / staf dapat melaksanakan
tugasnya tepat sasaran atau sesuai target perusahaan. Dan informasi yang diberikan harus up to date agar
kegiatan perusahaan tetap berjalan dengan lancar.
Selalu mempertahankan semangat dan loyalitas karyawan/staf kepada perusahaan.
Keinginan dan kebutuhan masyarakat, sebagai konsumen, sangat perlu diperhatikan demi
mempertahankan perusahaan.
Diterima tidaknya suatu perusahaan atau disukai tidaknya produksi perusahaan oleh masyarakat, salah
satunya bergantung pada hasil kerja Public Relations sebuah perusahaan.
Sumber : http://infoteklae.blogspot.co.id/2014/02/analisis-swot-pttelkom-indonesia-tbk.html