Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karies Gigi
1. Definisi
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan cementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan. Tanda dimulainya karies adalah adanya
demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan
organiknya. Akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta
penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri 2.
Karies gigi merupakan penyakit universal yang dapat terjadi pada
semua orang, semua usia, semua ras, dan semua tempat di dunia 5.

2. Epidemiologi
Karies gigi terdapat diseluruh dunia, tanpa memandang umur, bangsa
maupun keadaan ekonomi. Menurut penelitian di negara-negara Eropa,
Amerika Serikat dan Asia termasuk Indonesia, ternyata 80-95% dari anak-anak
dibawah umur 18 tahun terserang karies gigi.
Persentase karies gigi bertambah dengan meningkatnya peradaban
manusia dan hanva kira-kira 5% penduduk yang imun terhadap karies gigi 7.
Keparahan karies gigi dipengaruhi oleh adanya faktor umur, jenis kelamin
, geografi, suku bangsa, keadaan ekonomi dan diet 2.
3. Etiologi
Jenis karbohidrat sederhana dari makanan misalnya sukrosa dan glukosa,
dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak
akan menurun sampai di bawah dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang
berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan dimineralisasi
permukaan gigi yang rentan dan proses kariespun dimulai 2.
Karies gigi tejadi karena beberapa faktor antara lain struktur gigi dan
saliva, mikroorganisme, substrat serta waktu. Paduan keempat faktor penyebab
tersebut dapat digambarkan sebagai tiga lingkaran silinder yang bersitumpang
dan waktu sebagai tinggi dari silinder tersebut. Karies baru terjadi hanya kalau
keempat faktor tersebut ada 5.

Gambar 1. Model tiga silinder faktor utama penyebab karies

Gambar 1. Model tiga silinder faktor utama penyebab karies

4. Patogenesis
Proses kerusakan gigi merupakan suatu urutan kejadian dramatis yang
sering terjadi, tapi perlu kembali ditekankan bahwa kejadian tersebut sebenarnya
dapat dicegah. Persamaan sederhana dapat membantu menjelaskan mengenai
penyebab kerusakan gigi serta hal-hal yang perlu dilakukan untuk mecegahnya,
yang terlihat dalam reaksi dibawah :
PLAK + GULA  ASAM
ASAM + GIGI  KERUSAKAN GIGI 8.
Karies diawali dengan adanya timbunan plak gigi. Plak merupakan
lengketan yang berisi bakteri beserta produk-produknya yang terbentuk pada
semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi sacara kebetulan
melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan.
Email gigi yang semula bersih sesudah disikat terpapar di rongga
mulut dan akan ditutupi oleh lapisan organik amorf yang disebut pelikel.
Pelikel ini terutama terdiri atas glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan
terbentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifatnya sangat lengket dan mampu
membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi.
Bakteri yang mula-mula menghuni pelikel terutama yang berbentuk kokus.
Yang paling banyak adalah streptokokus, organisme tersebut tumbuh,
berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstra-sel yang lengket dan akan
menjerat berbagai bentuk bakteri yang lain. Dalam beberapa hari plak ini akan
bertambah tebal dan terdiri dari berbagai macam mikroorganisme. Akhirnya, flora
plak yang tadinya didominasi oleh bentuk kokus berubah menjadi flora campuran
yang terdiri atas kokus, batang dan filamen.
Streptococcus mutans dan lakto basilus merupakan kuman yang
kariogenik karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat
diragikan. Kuman tersebut dapat tumuh subur dalam suasana asam dan dapat
menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida
ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan. Polisakarida ini yang
terutama terdiri dari polimer glukosa menyebabkan plak, gigi mempunyai
konsistensi seperti gelatin, akibatnya bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada
gigi serta saling melekat satu sama lain. Plak yang makin tebal akan menghambat
fungsi saliva dalam menetralkan plak tersebut.
Dibutuhkan waktu minimum bagi plak dan karbohidrat yang menempel
pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi
email. Karbohidrat menyediakan substrat untuk pertumbuhan bakteri dan
sintesa polisakarida ekstra sel. Walaupun demikian, tidak semua karbohidrat
sama derajat kariogeniknya.
Karbohidrat yang kompleks misalnva pati, relatif tidak berbahava
karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, sedangkan karbohidrat
dengan berat molekul yang sangat rendah seperti gula akan segera meresap ke
dalam plak dan dimetabolisasi dengan cepat oleh bakteri. Dengan demikian
makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak
dengan cepat sampai pada tingkat yang dapat menyebabkan demineralisasi
email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali
ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu,
konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak
di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email 2.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies


Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak
faktor yang saling mempengaruhi. Faktor penyebab langsung bagi terjadinya
karies adalah struktur gigi dan saliva, mikroorganisme, substrat serta waktu.
Selain faktor langsung yang terdapat dalam mulut, juga terdapat faktor tidak
langsung yang disebut juga sebagai faktor dari luar mulut.Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Keturunan
Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan
gigi yang baik terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua memiliki
keadaan gigi yang cukup baik. Tetapi dengan tehnik pencegahan karies
yang maju pada akhir-akhir ini, sebetulnva faktor keturunan dalam proses
terjadinya karies tersebut telah dapat dikurangi.

b. Ras
Pengaruh ras terhadap terjadinya karies amat sulit ditentukan, tetapi
keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan
prosentase karies yang semakin meningkat atau menurun.
Misalnya pada ras tertentu dengan rahang yang sempit, gigi-gigi pada
rahang sering tumbuh tidak teratur. Dengan keadaan gigi yang tidak teratur
akan mempersukar pembersihan gigi dan ini akan mempertinggi prosentase
karies pada ras tertentu.

c. Jenis kelamin
Dari pengamatan yang dilakukan oleh Milhahn - Turkeheim,
persentase karies gigi pada wanita lebih tinggi dibanding dengan pria.

d. Umur
Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut pertumbuhan
gigi-geligi. Periodisasi gigi menurut umur yaitu :
1) Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies.
2) Periode pubertas (remaja) umur antara 14 - 20 tahun. Pada masa pubertas
terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan
gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal inilah yang
menyebabkan prosentase karies lebih tinggi.
3) Umur antara 40 - 50 tahun. Pada umur ini sudah terjadi retraksi atau
menurunnya gusi dan papil selang sehingga, sisa-sisa makanan sering
lebih sukar dibersihkan.

e. Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap tubuh, gigi dan mulut.
Pengaruh makanan dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Isi dari makanan yang menghasilkan energi. Misalkan : Karbohidrat,
protein, lemak, vitamin serta mineral-mineral.
2) Fungsi mekanis dari makanan, dalam hal ini makanan bersifat
membersihkan gigi secara alami dan tentunya membantu mengurangi
kerusakan gigi. Misalkan : Apel, jambu air, bengkuang dan lain-lain.
Sebaliknya makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak
gigi seperti : Permen, coklat, biskuit, wafer, sirup dan lain sebagainya 9.

6. Pencegahan Karies Gigi


Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempengaruhi taraf hidup dengan
memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut.
Usaha-usaha pencegahan terhadap karies gigi antara lain :
a. Memperpendek waktu kontak permukaan gigi dengan bahan penyebab
kerusakan gigi. Kurangi makan permen atau makanan manis lainya apalagi
yang mudah melekat terutama kurangi makan-makanan tadi terutama waktu
malam.
b. Menyikat gigi sehabis makan atau sekurang-kurangnya dua kali sehari
terutama malam hari kalau mau tidur.
c. Memakan makanan yang cukup bergizi dan baik untuk pertumbuhan gigi
anak. Makanan tersebut harus mengandung protein, vitamin dan mineral.
d. Ratakan gigi yang tidak beraturan atau gigi yang berdesakan hingga
pembersihan dapat dilakukan dengan baik.
e. Memeriksakan gigi secara teratur kepada dokter gigi 10.
Pencegahan karies juga dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain dengan:
1) Pengaturan diet
Disini hal utama yang perlu diperhatikan yaitu daslam diet
karbohidrat,khususnya gula sederhana.
2) Kontrol plak
Merupakan tindakan pencegahan menumpuknya plak dan deposit-deposit
lainnya pada permukaan gigi.
3) Penggunaan fluor
Cara penggunaan fluor ini dapat dibagi dua cara yaitu secara:
a) Sistemik
Penggunaan fluor secara sistemik yaitu untuk gigi yang belum
mengalami erupsi
b) Lokal
Dilakukan dengan cara menyikat gigi dengan pasta gigi atau larutan
flour.
4) anti bakterial
Dengan penggunaan obat kumur selama beberapa minggu untuk
membunuh bakteri didalam plak yang tersisa, diharapkan bakteri yang
tidak membahayakan akan mengganti bakteri penyebab karies9.

B. Kebersihan Gigi Dan Mulut


Mulut terdiri dari bibir atas dan bawah, gusi, lidah, pipi bagian dalam, langit-
langit dan gigi. Lapisan gusi, pipi dan langit-langit selalu basah berlendir oleh karena
itu disebut selaput lendir 11.
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi pada
rahang atas dan bawah, lidah serta saluran-saaluran penghasil air ludah. Gigi dapat
dibagi atas 3 bagian, yaitu mahkota gigi, akar gigi dan leher gigi.
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi tidak terdapat
karang gigi, plak, dan kotoran atau sisa – sisa makanan yang melekat pada permukaan
gigi, gusi, celah diantara gigi dan tidak tercium bau busuk dalam mulut.
Dengan perawatan yang baik kita akan dapat mencegah penyakit gigi dan
mulut, yaitu dengan membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan yang
biasanya tertingggal diantara gigi. Mulut sebenarnya sudah mempunyai sistem
pembersihan sendiri yaitu air ludah, tapi dengan makanan modern kita sekarang,
pembersih alami ini tidak lagi dapat berfungsi dengan baik. Kita juga harus
menggunakan sikat gigi sebagai alat pembantu untuk membersihkan gigi dan mulut.
Telah dibuktikan bahwa gigi yang bersih sedikit sekali kemungkinannya untuk
terserang karies gigi 7.
Kontrol terhadap plak dapat dilakukan dengan berbagai cara yang paling
umum yaitu dengan membersihkan gigi dan muulut dengan bantuan alat – alat
tertentu, terutama dengan menggunakan sikat gigi 3.
Tujuan menggosok gigi adalah membersihkan mulut dari sisa – sisa makanan
agar fermentasi sisa makanan tidak berlangsung terlalu lama, sehingga, kerusakan
gigi dapat terhindari 12.
1. Peralatan Untuk Membersihkan Gigi
Alat yang biasa digunakan untuk membersihkan gigi adalah :
a. Alat utama yaitu sikat gigi
- sikat gigi biasa
Sikat gigi biasa adalah sikat gigi yang biasa digunakan sehari-hari
dengan kekuatan tangan. Ukuran sikat gigi biasa yang sering digunakan
anak – anak adalah :
~ panjang tangkai : 13 cm
~ panjang kepala : 2 cm
~ lebar kepala : 0,6 cm
- sikat gigi otomatis
Sikat gigi otomatis merupakan sikat gigi yang digerakan dengan
kekuatan listrik atau batu batere.
b. Alat Bantu
- benang gigi
Benang gigi merupakan benang yang terbuat dari nilon dan digunakan
untuk membersihkan gigi yang terletak diantara celah gigi 5.
2. Cara Manggosok Gigi
Sewaktu menggosok gigi harus diingat bahwa sebaiknya arah penyikatan
adalah dari gusi kepermukaan gigi, dengan tujuan selain membersihkan gigi, juga
dapat dilakukan suatu pengurutan yang baik terhadap gusi 7.
Sebelum dan pada waktu menggosok gigi terdapat beberapa hal yang biasanya
dilakukan, yaitu :
a. Membasahi sikat gigi sebelum diberi pasta gigi
b. Melakukan penyikatan sampai pasta gigi berbuih.
Dalam melakukan gosok gigi yang optimal perlu diperhatikan faktor – faktor
sebagai berikut :
a. Teknik gosok gigi yang dipakai sedapat mungkin membersihkan semua
permukaan gigi dan gusi
b. Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi
dan abrasi gigi
c. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat dan efisien dalam waktu.
Waktu gosok gigi dianjurkan setiap kali sesudah makan dan sebelum tidur
malam. Dalam prakteknya, saran tersebut tidak selalu dapat dilakukan. Sebagian
masyarakat ada yang berpendapat bahwa gosok gigi cukup dua kali sehari, yaitu
setiap kali sesudah sarapan dan sebelum tidur.
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan
berbagai kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi. Lama menggosok gigi
tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan selama 2 menit, yang penting dilakukan
secara sistematis supaya tidak ada bagian – bagian yang terlampaui.
Menggosok gigi sebaiknya dimulai dari gigi belakang lalu ke gigi depan dan
berakhirpada gigi yang belakang sisi yang berikutnya. Supaya tidak terlupakan,
permukaan gigi yang belakang sebaiknya disikat terlebih dahulu. Menggosok gigi
harus dilakukan secara berhati – hati, karena pada penyikatan dengan tekanan yang
terlalu keras dan arah yang tidak benar dapat mengakibatkan ausnya gigi serta
turunya gusi.
Beberapa teknik menggosok gigi :
a) Teknik vertikal
Untuk menyikat bagian depan gigi kedua rahang tertutup lalu disikat dengan
gerakan keatas dan kebawah. Untuk permukaan gigi belakang , gerakan yang
dilakukan mulut dalam keadaan terbuka.
b) Teknik horizontal
Semua permukaan gigi disikat dengan gerakan kekiri dan kekanan. Kedua
cara tersebut cukup sederhana, tetapi tidak begitu baik digunakan karena dapat
mengakibatkan turunnya gusi.
c) Teknik bebas
Bulu sikat diletakan dengan posisi mengarah ke akar gigi, sehingga sebagian
bulu sikat menekan gusi . Ujung bulu sikat digerakan perlahan – lahan
sehingga kepala sikat bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan
gigi. Cara penyikatan ini terutama bertujuan untuk pemijatan gusi, supaya
kotoran dapat keluar, dan untuk pembersiahan daerah sela- sela gigi.
Setiap kali sesudah dipakai, sikat gigi harus dibersihkan dibawah air mengalir
supaya tidak ada sisa – sisa maknan atau pasta gigi yang tertinggal. Setelah bersih
sikat gigi diletakkan dalam posisi berdiri supaya lekas kering. Sikat gigi yang kering
lebih baik dalam membersihkan jaringan gusi daripada sikat gigi yang lembab atau
basah, selain itu sikat gigi yang kering lebih bersih dan lebih sedikit bakteri yang
dapat hidup 3.

C. Hubungan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Karies Gigi


Kerusakan gigi (karies) sangat dipengaruhi oleh adanya kebersihan gigi dan
mulut seseorang. Selain kebersihan gigi, faktor komposisi ludah memegang peranan
penting terhadap kemungkinan terjadinya karies.
Mulut merupakan pintu gerbang tubuh, setiap harinya tidak terhitung
banyaknya mikroorganisme yang melewati mulut. Didalam ludah terdapat amilase
yang menjadi pelicin jika terjadi kontak antara gigi. Daya kerja pada ludah berfungsi
untuk menetralkan asam, sehingga dapat mencegah kerusakan gigi.
Pengaruh bahan gula terhadap karies sangat ditentukan oleh kondisi mulut.
Makanan dikonsumsi melalui mulut, maka bila ada sejumlah kecil sisa makanan
tertinggal pada gigi yang akan diubah menjadi asam dan lama-kelamaan membentuk
plak sehingga akan terjadi karies 7.
Selain pengaruh makanan, karies juga dapat disebabkan adanya kebersihan
gigi dan mulut yang tidak terjaga. Kebersihan gigi dan mulut mempunyai pengaruh
sangat kuat terhadap timbulnya karies, oleh karena itu kebersihan gigi dan mulut
harus sangat diperhatikan terutama cara membersihkanya yaitu dengan cara
menggosok gigi 7.

D. Pengetahuan Orang Tua


Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan mempunyai
6 tingkatan yaitu :
1) Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang telah
dipelajari, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkatan yang paling rendah.
2) Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.
3) Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengggunakan matei yang telah
dipelajari pada siituasi atau kondisi sebenarnya.

4) Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
kedalam komponen – komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan
bagian – bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yag baru.
6) Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakuakan penilaian terhadap
suatu obyek 6.
Cara menilai pengetahuan orang tua dapat dikategorikan menjadi:
(a) Baik apabila nilai pengetahuan 80 % – 100 %
(b) Cukup apabila nilai pengetahuan antara 65 % – 79 %
(c) Kurang apabila nilai pengetahuan < 65 % 13
Timbulnya karies gigi anak usia sekolah dipengaruhi oleh pengetahuan,
kesadaran dan kebisaan orang tua dalam merawat kesehatan gigi. Pengetahuan dan
kebiasaan yang perlu dimiliki orang tua antara lain yang berkaitan dengan cara
membersihkan gigi, jenis makanan dan minuman yang menguntungkan kesehatan
gigi, cara makan dan minum. Pengetahuan orang tua terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor penduduk,
lingkungan tingkat pendidikan, ekonomi, dan kehadiran sarana pelayanan kesehatan
gigi.
Antara masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan dan pedesaan yang situasi
dan kondisinya berbeda akan terdapat perbedaan juga dalam pengetahuan dan
kesadaran mengenai kesehatan gigi. Perbedaan tersebut disebabkan oleh sarana
komunikasi dan transportasi lebih merata didaerah perkotaan. Orangtua dikota lebih
mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan gigi dan mulut anaknya serta lebih
cepat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi bila memerlukan. Orangtua dikota pada
umumnya lebih mengetahui jenis makanan dan minuman yang dapat menyebabkan
terjadinya karies gigi anak-anaknya 5.
Menurut Allport (1954) menjelaskan bahwa dalam penentuan sikap,
pengetahuan memegang peranan sangat penting. Suatu sikap akan terwujud apabila
seseorang telah mendapatkan pengetahuan. Hal ini biasanya dapat dilakukan oleh
seseorang untuk menimbang – nimbang terhadap baik dan tidaknya informasi yang
telah diperoleh 6.

E. Sikap Orang Tua


Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana
motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi
reaksi predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap mempunyai 4 tingkatan yaitu:
1) Menerima
Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan.
2) Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu usaha
mengerjakan atau menjawab dengan benar atau salah berarti orang tesebut
menerima ide yang telah diterima.
3) Menghargai
Menghargai dapat berupa mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
4) Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan tingkatan sikap yang paling tinggi 6.
Fase perkembangan anak usia sekolah terutama kelas 1 dan 2 sangat
tergantung pada pemeliharaan dan bantuan orang dewasa dan pengaruh paling kuat
dalam masa tersebut datang dari ibunya.
Peranan ibu sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembngan anak.
Ibu harus benar - benar sadar dan mampu memberikan perhatian sepenuhnya terhadap
rumah tangga. Sama halnya dalam bidang kesehatan peranan seorang ibu sangat
menentukan. Biasanya ibu yang pertama kali merawat dan menjumpai kedaan
kesehatan anaknya. Demikian juga kebersihan gigi dan mulut anak masih sangat
ditentukan oleh kesadaran, sikap ibunya.
Mengubah sikap seseorang harus didasari motivasi tertentu, sehingga yang
bersangkutan mau melakukan secara sukarela. Orang tua di desa belum mempunyai
motivasi untuk merawat gigi, sehingga banyak orang tua di desa yang belum mau
secara sukarela melakukan perawatan gigi 5.
Sikap akan terwujud menjadi suatu tindakan, apabila sesorang sudah
mempunyai niat dan ditambah dengan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan6.
Sikap seseorang dapat dinilai dengan kategori sebagai berikut :
(a) Sikap mendukung bila total skor lebih besar atau sama dengan rata – rata skor
sikap
(b) sikap tidak mendukung bila total skor lebih kecil dari rata- rata skor sikap.

F. Praktik Orang Tua


Menurut Kwick (1974) menyatakan bahwa praktik adalah tindakan atau
perbuatan seseorang yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Suatu perbuatan
nyata atau tindakan dapat terwujud bila ada suatu fasilitas. Sikap ibu yang positif
terhadap kebersihan gigi harus ada fasilitas yang dapat digunakan, agar ibu
memperhatikan anaknya.
Praktik mempunyai 4 tingkatan yaitu :
1) Persepsi
Persepsi dapat diartikan dengan mengenal dan memilih berbagai obyek
sehubungan dengan tindakan yag diambil.
2) Respon terpimpin
Respon dapat diartikan dengan orang dapat melakukan sesuatu dengan benar
sesuai dengan contohnya.
3) Mekanisme
Dapat diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4) Adaptasi
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut 6.
Apabila orang tua apatis dalam mengusahakan perawatan gigi anaknya secara
lebih dini, kerusakan gigi berlangsung terus tanpa kendala, keadaan ini bisa disalah
artikan padahal sesungguhnya merupakan akibat diabaikan upaya mencari perawatan.
Bimbingan orang tua bagi tingkah laku anak yang benar dengan jalan memberikan
pengalaman perawatan gigi yang baik akan memberikan pengaruh positif pada sikap
dan perilaku anak dalam merawat kebersihan gigi14. Praktik - praktik orang tua
terhadap kebersihan gigi anak dapat berupa memberikan contoh cara menggosok gigi,
menggosokan gigi anaknya dan mengingatkan anak untuk
menggosok gigi 5.
Praktik seseorang dapat dinilai dengan kategori sebagai berikut :
(a) Baik apabila persen (%) benar lebih atau sama dengan rata – rata skor persen (%)
benar
(b) Kurang apabila persen benar lebih kecil dari rata – rata skor persen benar.
Green (1980) mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan
faktor dari luar perilaku, perilaku tersebut terbentuk dari 3 faktor yaitu :
a. Faktor – faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, keperayaan
dan nilai – nilai.
b. Faktor – faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau
tidaknya fasilitas misalnya puskesmas dan obat – obatan.
c. Faktor – faktor pendorong yang tewujud dalam sikap dan peilaku petugas
kesehatan atau petugas yang lain.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi dari orang
yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan
terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku 6.

G. Kerangka teori
Dari penjelasan tinjauan pustaka dapat dibuat suatu kerangka teori sebagai
berikut :

 Stuktur gigi
 Saliva
sikap praktik Karies gigi  Mikroorganisme
 Makanan
kariogenik

Pengetahuan

Bagan : Faktor – faktor yang mempengaruhi karies gigi


Sumber : modifikasi dari 5 dan 6

H. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat

pengetahuan

sikap Karies gigi

praktik

I. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu tentang kebersihan gigi dan
mulut
b. Ada hubungan antara sikap dengan praktik ibu tentang kebersihan gigi dan mulut
c. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan
kejadian karies gigi
d. Ada hubungan antara sikap ibu tentang kebersihan gigi dengan kejadian karies
gigi
e. Ada hubungan antara praktik ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan
kejadian karies gigi.

Anda mungkin juga menyukai