Anda di halaman 1dari 23

NERACA PEMBAYARAN

Dosen Pengampu:

Liliana, S.E., M.Si

Disusun Oleh:

Arindita Riani Wiratami (0103128216070)

Khairunisa Rahma Yani (01031282126113)

Alif Dava Alfiraz (01031282126110)

M. Taufiqurrahman (01031182126023)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022 /2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa serta, syukur alhamdulillah kami
panjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar, makalah ini kami susun dalam rangka
memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Ekonomi Internasional mengenai Neraca
Pembayaran.

Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber yaitu dari bacaan
maupun akses internet. Tulisan dalam makalah ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan
dari beberapa sumber sebagaimana yang tercantum pada daftar pustaka, dan diikuti dengan
ulasan pribadi.

Dalam proses pengerjaan makalah ini kami mungkin banyak menemukan kesulitan
dalam menjabarkan materi dan adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki. oleh karena
itu, kami sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuannya
baik berupa dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami sepenuhnya menyadari bahwa pengerjaan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, namun kami sangat berharap semoga dengan adanya makalah sederhana ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan terutama untuk kami pribadi dan para pembaca sekalian.

Palembang, 25 Oktober 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Makalah .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Neraca Pembayaran ................................................................................... 3

2.2 Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran ............................................................ 4

2.3 Perkembangan Teori Neraca Pembayaran .................................................................. 6

2.4 Struktur Neraca Pembayaran Indonesia .................................................................... 15

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 19

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, setiap negara pasti ingin menjadi suatu negara yang
memiliki tingkat keuangan yang tinggi. Untuk memajukan tingkat keuangan suatu
negara, pemerintahannya pasti membutuhkan informasi-informasi yang dapat
menunjang hal itu. Informasi-informasi tersebut seperti tentang posisi keuangan
Negara tersebut sampai kegiatan- kegiatan ekonomi yang menghubungkan antar
Negara. Oleh karena itu sangat diperlukannya informasi-informasi tersebut, maka
setiap pemerintahan disuatu Negara membuat suatu iktisar yang memuat banyak
informasi keuangan yang disebut Neraca Pembayaran. Neraca pembayaran
merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa,
hibah dari individu dan pemerintah asin. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas
neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item
finansial. Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi
kepada pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil
praktek hubungan ekonomi dengan negara lain.

1.2 Rumusan Masalah :


1. Apa pengertian dari neraca pembayaran?
2. Apa itu neraca perdagangan dan neraca pembayaran?
3. Bagaimana perkembangan teori neraca pembayaran?
4. Bagaimana bentuk struktur neraca pembayaran Indonesia?
5. Apa salah satu contoh studi kasus dari Ekonomi Internasional?

1.3 Tujuan Makalah :


1. Untuk memahami pengertian dari neraca pembayaran

1
2. Untuk mengetahui neraca perdagangan dan neraca pembayaran
3. Untuk mengetahui perkembangan teori neraca pembayaran
4. Untuk mengetahui bentuk dari struktur neraca pembayaran Indonesia
5. Untuk mengetahui contoh studi kasus Ekonomi Internasional

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Neraca Pembayaran


Neraca Pembayaran adalah catatan sistematis mengenai semua transaksi
ekonomi antar penduduk suatu negara dengan negara-negara lain selama periode
tertentu. Pengertian penduduk di sini adalah meliputi perorangan (individu),
perusahaan,badan hukum,badan pemerintah,atau siapa saja yang tempat tinggal
utamanya di negara tersebut.

Neraca Pembayaran memiliki dua sisi , yaitu debet dan kredit ,Kredit adalah
transaksi yang menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara lain,
sementara Debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar kepada
penduduk negara lain. Semua transaksi kredit masuk dalam neraca pembayaran
dengan tanda positif (+). Sedangkan transaksi debet masuk dengan tanda negatif (-
).Neraca ini mencerminkan laporan akuntansi dari transaksi internasional suatu negara
pada suatu periode. Neraca ini mencatat transaksi usaha, individu, maupun negara. Isi
laporan neraca pembayaran yang paling penting adalah neraca berjalan dan neraca
modal. membandingkan investasi ke luar negeri (negatif/debet) dan investasi asing ke
dalam negeri (positif/kredit) dalam periode tertentu. Neraca pembayaran internasional
suatu negara yang biasanya juga disebut neraca pembayaran, neraca pembayaran luar
negeri, 'balance of payments', 'balance of international payments', atau 'international
balance of payments, biasa didefinisikan sebagai suatu ikhtisar yang tersusun secara
sistematik yang memuat semua transaksi ekonomi luar negeri yang diadakan oleh
penduduk negara bersangkutan, untuk jangka waktu tertentu.

Menurut Pippenger (1973) Neraca Pembayaran Internasional (NPI) memiliki


sebutan sebutan lain seperti Neraca Pembayaran (NP) atau Neraca Pembayaran Luar
Negeri (NPLN). Lebih lanjut Soediyono (1987) menyatakan bahwa dalam bahasa
Inggris, NPI disebut Balance of Payments (BOP) atau Balance of International
Payments (BIP) atau International Balance of Payments (IBP). Untuk konsistensi

3
dalam disertasi ini istilah yang dipakai adalah Neraca Pembayaran Internasional
(NPI).

2.2 Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran


Suatu negara harus mencatat nilai aktivitas ekonominya yang dilakukan
dengan negara lain. Catatan tersebut dinamakan neraca. Jika catatan tersebut hanya
untuk bidang perdagangan. maka neracanya merupakan neraca perdagangan. Akan
tetapi, kalau neracanya mencakup semaa aliran keuangan maka neracanya merupakan
neraca pembayaran. Struktur Neraca Pembayaran Internasional (NPI) suatu negara
dapat dilihat Struktur tersebut merupakan suatu model yang dikembangkan oleh
Bank Dunia.

Neraca pembayaran merupakan catatan yang berisi pembayaran dan


penerimaan dari luar negeri. Neraca pembayaran tidak hanya mencatat hak dan
kewajiban yang timbul karena adanya perdagangan, tetapi juga mencatat hak dan
kewajiban keuangan dengan luar negeri yang tidak hanya karena perdagangan.
Namun demikian, yang dicatat di dalam neraca pembayaran hanyalah transaksi
ekonomi. Transaksi yang menimbulkan hak untuk menerima pembayaran dari

4
penduduk negara lain disebut transaksi kredit, sedangkan transaksi yang menimbulkan
kewajiban untuk membayar penduduk negara lain disebut transaksi debit.

a. Neraca Perdagangan
Neraca barang dan neraca jasa disebut juga neraca transaksi berjalan (current
account) Rekening transaksi berjalan (current account) merupakan sub NPI yang
mencatat seluruh transaksi barang dan jasa. Pos ini merupakan golongan terbesar
dalam neraca pembayaran, yang meliputi transaksi barang. Transaksi barang ini
meliputi ekspor barang, termasuk barang-barang yang bisa dilihat secara fisik,
misalnya minyak, tembakau, tanah, kaya, karet, dan sebagainya. Ekspor barang
merupakan transaksi kredit karena transaksi t menimbulkan hak untuk menerima
pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri).
Impor barang meliputi barang-barang konsumsi, barang modal, dan bahan mentah
untuk industri. Impor barang barang merupakan transaksi debet karena menimbulkan
kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan aliran
dana atau uang ke luar negeri).

Rekening ini terdiri atas tiga bagian yaitu: (a) neraca perdagangan (balance of
trade). yang mencatat selisih antara ekspor dan impor barang yang diperdagangkan
dalam perdagangan internasional; (b) neraca jasa (services balance), yang mencatat
transaksi ekspor dan impor jasa, termasuk pembayaran bunga dan dividen,
pengeluaran militer dan turis; (c) neraca transfer unilateral (unilateral transfers
balance), yang mencatat hibah baik dari perseorangan maupun pemerintah (misalnya
bantuan luar negeri dan bantuan militer). Sumber-sumber dana ditunjukkan oleh tanda
positif (kredit), sedang penggunaan dana ditunjukkan oleh tanda negatif (debit).

b. Neraca Kapital
Adapun yang dimaksud dengan transaksi kapital (capital account) adalah
transaksi yang menyangkut investasi modal dan emas. Transaksi satu arah (bukan
transaksi timbal balik) antara lain pemberian hadiah (gift), bantuan (aid), dan
pemberian yang lain dapat digolongkan ke dalam transaksi sedang berjalan (transaksi
tersendiri). Pos-pos yang tertuang di dalam neraca pembayaran antara lain transaksi:
a) Barang.
b) Jasa-jasa.

5
c) Bunga modal dan dividen.
d) Hadiah,
e) Investasi jangka panjang,
f) Investasi jangka pendek.
g) Perpindahan emas moneter.

2.3 Perkembangan Teori Neraca Pembayaran


Landreth, et al (2002) mengelompokkan teori-teori tentang Neraca
Pembayaran Internasional menjadi :
a. Teori NPI Pra- Klasik (Pre-Classical Theory)
b. Teori NPI Klasik (Classical Theory)
c. Teori NPI Keynesian (Keynesian Theory)
d. Teori NPI Neo-Klasik atau Monetaris (Neo-Classical Theory or Monetary
Theory)
e. Teori Model Kendala Pertumbuhan (The Balance of Payments Constrained
Growth Model Theory)

Masing-masing teori tersebut memiliki perbedaan dari aspek asumsi, variabel


dan proposisinya. Pemikiran atau pandangan masing-masing kelompok tersebut dapat
diuraikan satu per satu di bawah ini. Secara skematis perkembangan pemikiran teori
NPI ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

6
a. Teori Klasik
David Hume menunjukkan suatu mekanisme tanpa pemerintah dalam
mengatur perdagangan internasional melalui skema "mekanisme otomatis neraca
pembayaran internasional". David Hume menyatakan bahwa pemerintah tidak perlu
mengatur perdagangan internasional karena secara otomatis dengan mekanisme aliran
emas, neraca perdagangan internasional akan seimbang kembali. pemikiran Hume
dituangkan dalam karyanya yang berjudul "of the balance of trade".

Melalui gambar di bawah ini, Hume menjelaskan bagaimana bekerjanya


mekanisme itu. Jika suatu negara Surplus neraca perdagangan maka akan terjadi
aliran emas masuk yang menyebabkan jumlah uang beredar bertambah, yang pada
gilirannya akan menaikkan harga (inflasi). jika suatu negara surplus NPI, maka akan
terjadi aliran emas masuk menyebabkan jumlah uang beredar bertambah.
Bertambahnya jumlah uang beredar mendorong masyarakat meningkatkan permintaan
barang domestik. Apabila persedian barang domestik belum mencukupi maka akan
terjadi kelebihan permintaan (excess demand) yang akan menaikkan harga barang
domestik atau inflasi. Dengan meningkatnya harga barang domestik, maka orang luar
negeri akan mengurangi pembelian barang dari negara tersebut. Pada saat yang sama
ada masyarakat domestik yang cenderung membeli barang dari luar negeri yang
harganya relatif murah di mana harga domestik atau impor. Akibatnya, nilai ekspor
negara tersebut menurun dan nilai impor nya meningkat sampai kesimbangan NPI
kembali tercapai.

Dari pandangan David Hume tersebut diatas dapat di rumuskan bahwa neraca
perdagangan suatu negara dapat dipengaruhi oleh jumlah uang beredar melalui
mekanisme harga barang impor dan harga barang ekspor. Apabila jumlah uang
beredar naik, harga domestik naik dan harga barang impor turun. Hal ini
menyebabkan ekspor turun dan impor naik. Akibatnya, posisi neraca perdagangan
akan defisit. Demikian sebaliknya, asumsi yang digunakan adalah tanpa campur
tangan pemerintah.

7
b. Teori Fleming-Mundell
Perkembangan selanjutnya neraca pembayaran dikemukakan oleh M.J
Flemming dan R.A Mundell (dalam Romberg R.T, 1977). Modelnya merupakan
variasi dari model IS-LM untuk Ekonomi yang sudah terbuka. Model dasarnya adalah
sebagai berikut :

Kurva IS : y =E(y,i,e) + G + X(y,e)


Kurva LM : M = L(y,i)
Kurva Neraca Pembayaran : B = X(y,e) + K(i)

Dimana y = Pendapatan Nasional, E = Pengeluaran Domestik, e = Kurs, X =


Neraca Perdagangan, K = Aliran Modal, L = Permintaan Uang Kas, M = Jumlah Uang
Beredar, B = Aliran Modal Neto, i = Tingkat Bunga, G = Pengeluaran Pemerintah.

Mekanisme transmisi Mundell-Fleming mengatakan bahwa ketika suatu


tingkat harga yang lebih rendah menurunkan suku bunga, para investor memindahkan
sebagian dana mereka ke luar negeri dan pada gilirannya menyebabkan depresiasi
relatif mata uang domestik terhadap mata uang asing

c. Teori Keynes
Berbeda dengan para ekonomklasik, Keynes tidak yakin dengan adanya
mekanisme pasar yang bekerja secara otomatis atau feksibel mengembalikan posisi
neraca pembayaran pada posisi kescimbangan. Keynes berpendapat bahwa neraca
pembayaran tidak secara otomatis mencapai kescimbangan melainkan diperlukan
intervensi pemerintah untuk menangani berbagai kepentingan yang tercatat melalui

8
neraca pembayaran. Dalam pekembangannya, teori neraca pembayaran terbagi dalam
beberapa pendekatan yakni pendekatan elastisitas, absorpsi, serta kebijakan bauran
moneter dan fiskal (policy mix)
a) Pendekatan Elastisitas
Melalui pendekatan elastisitas, devaluasi akan memperbaiki Neraca
pembayaran. Dalam konteks ini, umumnya diasumsikan bahwa ekspor tergantung
pada harga ekspor dan impor tergantung pada harga impor. Menurut pendekatan
elastisitas, efek kebijakan devaluasi terhadap neraca perdagangan tergantung pada
cmpat jenis elastisitas yaitu: elastisias dalam negeri dari penawaran, elastisitas luar
negeri pernintaan ekspor, elastisitas luar negeri dari penawaran impor, dan elastisitas
dalam negeri dari permintaan impor. Untuk kasus khusus apabila diasumsikan bahwa
semula neraca perdagangan adalah nol dan skedul dua penawaran adalah elastis,
pengaruh devaluasi akan memperbaiki neraca perdagangan apabila kondisi elastisitas
permintaan ekspor dan impor berjumlah lebih dari satu. Kondisi ini dikenal dengan
Marshall Lerner Condition
b) Pendekatan Absorbsi
Seturut dengan waktu. pendekatan ini tidak dapat memberikan penjelasan
yang memuaskan tentang neraca perdagangan Pasca Perang Dunia II terutama
dengan fenomena kesempatan kerja. Dalam kondisi yang demikian, ekspor sulit untuk
dinaikkan melalui tindakan devaluasi. Kelemahan yang timbul dari pendekatan
elastisitas diatasi dengan pendekatan absorpsi. Nopirin (1998) menulis bahwa S.
Alexander (1952) memperkenalkan pendekatan absorpsi atau absorption approach.
Alexander melihat NPI dari sudut pandang perhitungan pertumbuhan ekonomi
dimana efek devaluasi terhadap NPI tergantung dari dampak devaluasi terhadap
pendapatan dan absorpsi. Alexander mendefinisikan pendapatan sebagai suatu nilai
hasil penjumlahan dari absorpsi yang terdiri dari konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah, dan ekspor dikurangi impor. Devaluasi akan memperbaiki NPI apabila
kenaikan output lebih besar daripada absorpsinya.
Mekanisme pendekatan absorpsi dimulai dari kondisi terjadinya
pengangguran sumber daya, maka jika terjadi devaluasi akan meningkatkan ekspor
dan menuruntan impor. Selanjutnya fenomena ekspor dan impor menyebabkan
peningkatan pada produksi (pendapatan) melalui mekanisme multiplier. Jika total
pengeluaran naik tidak terlalu tajam, maka akan terjadi perbaikan pada ncraca
perdagangan. Dalam hal ini neraca perdagangan akan identik (sama) dengan

9
peningkatan perolehan ekonomi melalui selisih antara total produksi dengan total
absorpsi barang dan jasa, sehingga perubahan ini sama dengan akumulasi
keseimbangan surat berharga atau uang. Dalam situasi pengangguran, devalusi tidak
hanya memperbaiki NPl, tetapi juga membantu mendorong ekonomi menuju kondisi
kesempatan kerja penuh.
c) Pendekatan Kebijakan
Pendekatan yang lainnya adalah pendekatan kebijakan ekonomi (the economic
policy approach = policy mix). Pendekatan kebijakan ckonomi dikemukakan oleh
James Meade dan Tinbergen pada tahun 1951 yang menggabungkan pendekatan
elastisitas dan absorpsi. Nopirin (1998) menuliskan bahwa teori ini merupakan
kombinasi dari expenditure reducing dan expenditure switching. Expenditure
reducing dapat dilakukan melalui kebijakan moneter dan fiskal yang ketat, sedangkan
expenditure switching dapat dicapai melalui pengaturan langsung perdagangan dan
kurs. Kedua kebijakan tersebut untuk mencapai kescimbangan internal (full
employment) dan eksternal (keseimbangan perdagangan). Kebijakan ini sangat
tergantung pada kondisi awal suatu negara.

d. Teori Portofolio

Teori NPI portofolio dikembangkan berdasarkan konsep model keseimbangan


umum untuk ekonomi terbuka. Hal ini menurut Nopirin (1998) sesuai pernyataan
McKinnon, Branson, Myhrman, Kouri & Porter. Ciri utama teori ini adalah
memasukkan konsep pemilihan portofolio sebagai bagian dari analisis NPI. Dalam
analisisnya keseimbangan aset dan pendapatan dianalisis secara simultan. Branson
menggunakan model seleksi portofolio Markowitz-Tobin untuk menjelaskan alokasi
kekayaan antara aset luar negeri dan aset domestik. Nilai aset luar negeri sama dengan
proporsi tertentu aset luar negeri terhadap stok kekayaan individu. Menurut Branson
bahwa nilai proporsi aset luar negeri dipengaruhi oleh tingkat bunga domestik, tingkat
10
bunga luar negeri, dan risiko yang diperhitungkan. Nopirin (1998) merumuskan
model Branson sebagai berikut.

Keterangan dari masing-masing identitas tersebut adalah:

W= jumlah total kekayaan individu yang berasal dari aset luar negeri dan domestik.

Bf =aset luar negeri berupa surat-surat berharga pasar modal internasional. tingkat bunga
dalam negeri.

rd = tingkat bunga luar negeri

rf =risiko karena memegang aset luar negeri.

risk = proporsi aset luar negeri terhadap total kekayaan.

Bf = proporsi aset luar negeri terhadap total kekayaan.

Metode ini menjelaskan kerangka pemikiran penentuan nilai tukar pada jangka
pendek sedangkan dampaknya pada neraca pembayaran terjadi pada jangka menengah
dan panjang.

a) Model Jangka Pendek


Konsep model jangka pendek didasarkan pada anggapan bahwa penduduk akan
mendiversifikasi asetnya ke dalam beberapa bentuk portofolio sebagai tindakannya yang
enggan untuk mengambil risiko (risk aversion). Penduduk akan menggunakan sebagian
uang atau kekayaan dari penghasilannya ini untuk dibelanjakan. Portofolio ini secara
agregat akan memengaruhi struktur uang beredar, perubahan pada suku bunga, dan nilai
tukar.

Pada situasi jangka perdek, berlaku hubungan simultan, antara beberapa sistem
persamaan yang mencapai keadaan seimbang di antara posisi portofolio. Situasi
persamaan disusun dalam bentuk persaman simultan, di mana setiap persaman
menjelaskan pengaruh setiap variabel endogen dengan variabel eksogen.

11
Variabel dengan huruf kecil di depannya adalah simbol turunan derivatif.
Definisi setiap variabel di atas adalah: W = Rekayaan dalam nilai uang domestik
(domestic wealth), endogen; M = penawaran uang beredar domestil; B = penawaran
Sertifkat Bank Indonesia (SBI); F = penawaran uang beredar non-domestik; E = nilai
tukar (exchange rate), endogen; i = suku bunga domestik (interest rate), endogen;
Jumlah keseluruhan portofolio tersebut di atas adalah jumlah kekayaan yang dimiliki
(diberikan dalam notasi W/wealth).

b) Model Jangka Menengah dan Panjang


Dengan pengertian yang hampir sama, Salvatore (1997) menjelaskan jangka
panjang sebagai periode di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Sama dengan
jangka pendek, dalam jangka panjang Kekayaan (W) adalah jumlah dari aset domestik
(B). tunai domestik (1) dan aset non-domestik (F). Model portfolio balance approach
untuk jangka panjang terbagi ke dalam sektor barang sektor moneter yang dijelaskan
sebagai berikut.

Pada jangka panjang, model ini menunjukkan bahwa perubahan nilai tukar dan
suku bunga akan mempengaruhi harga riil barang-barang, dan akan mempengaruhi

12
tingkat konsumsi dan pada akhirnya akan mempengaruhi neraca pembayaran dan
tingkat pendapatan nasional. Hubungan ini dijelaskan pada rumus (R-12A-2) sampai
dengan (R-12B-4). Persamaan (R-12A-1) s/d (R-12A-4) menjelaskan bahwa pada
jangka panjang. sektor moneter identik dengan model pendekatan keseimbangan
portofolio pada jangka pendek. Untuk memudahkan permasalahan, pada jangka
panjang ini tingkat pengembalian yang diharapkan (expected yield) untuk aset non-
domestik sama dengan nol.

e. Teori Moneter

Paralel dengan perkembangan teori Portofolio, Mundell pada tahun 1968 dan
Johnson pada tahun 1971 dan 1972 mengembangkan pendekatan moneter terhadap
NPI. Nwaobi (2003) menyatakan bahwa aslinya pendekatan ini dikembangkan oleh
Polak dan rekannya di Lembaga Keuangan Internasional (International Monetary
Fund = IMF) pada tahun 1950. Kemudian pendekatan ini dikembangkan pada era
awal 1960-an dan 1970-an oleh Mundell (1968) dan Jonhson (1972).

Mundell dalam Blejer (1995) mengemukakan bahwa kebijakan moneter lebih


efektif daripada kebijakan fiskal dalam rangka menjaga keseimbangan eksternal. Hal
itu menurutnya disebabkan oleh kebijakan moneter dapat memperbaiki baik neraca
transaksi berjalan (current account) maupun neraca modal (capital account) pada
NPI. Dengan bantuan mahasiswa pascasarjana di Universitas Chicago, Mundell, dan
Johnson mengembangkan pendekatan moneter modern sebagai alternatif pendekatan
tradisional.

Lebih lanjut Kavous (2005) mengatakan bahwa ciri utama pendekatan ini
adalah memandang neraca pembayaran internasional sebagai fenomena moneter. NPI
didefinisikan sebagai perubahan dari pada cadangan internasional (International
Reserve) suatu negara. Pendekatan ini dalam analisisnya lebih mengutamakan pos
atau rekening below the line yang merupakan rekening moneter. Dengan demikian,
NPI dipandang sebagai satu keseluruhan, baik transaksi berjalan maupun lalu lintas
modal (lihat juga Duasa, 2000; Nwaobi, 2003).

Dengan tindakan tersebut surplus NPI tidak akan menyebabkan naiknya JUB.
Pengaruh NPI terhadap JUB hanya terjadi apabila suatu negara memakai sistem kurs
tetap. Hal ini oleh karena di dalam sistem kurs berubah- ubah, NPI yang surplus atau

13
defisit dapat menyebabkan kurs valuta asing turun atau naik. Dengan dasar anggapan
bahwa pemerintah tidak melakukan tindakan sterilisasi maka surplus atau defisit
dalam NPI sifatnya sementara. Artinya, surplus atau defisit yang menyebabkan JUB
bertambah atau berkurang akan timbul sampai kelebihan permintaan atau penawaran
uang hilang (pasar uang menjadi seimbang). Oleh karena itu, NPI yang tidak
seimbang merupakan refleksi dari ketidakseimbangan dalam pasar uang. NPI yang
deficit merupakan refleksi dari adanya kelebihan JUB dan sebaliknya surplus sebagai
refleksi kelebihan permintaan akan uang . Di dalam jangka panjang keseimbangan
pasar uang (dengan demikian juga NPI) akan terjadi secara otomatis. Akan tetapi
menurut Kavous (2005) apabila pemerintah melakukan tindakan sterilisasi
(menyimpang dari anggapan pendekatan moneter) maka surplus atau defisit NPI akan
terjadi terus menerus.

Persamaan-persamaan dasarnya adalah sebagai berikut:

Permintaan uang (Md = money demand) dipengaruhi oleh tingkat harga (p =


price), pendapatan nasional (Y = national income) dan tingkat bunga (i = interest
rate). Penawaran uang (Ms = money supply) merupakan nilai angka pengganda uang
(m = money multiplier) dikalikan dengan uang inti (RM = reserve money). Uang inti
terdiri dari kredit domestik neto (DC = net domestic credit) dan cadangan
internasional (R = net international reserve). Keseimbangan pasar uang akan terjadi
apabila permintaan uang sama dengan penawaran uang (Md = Ms). Dalam bentuk
persamaan dapat ditulis sebagai berikut :

Md = (Y,P,i) Ms = mRM RM = DC + R Ms = Md

dimana:

Md = permintaan uang

Ms = penawaran uang;

P = tingkat harga;

RM = Reserve Money;

R = cadangan internasional; m = angka pengganda uang; DC = kredit domestik.

14
2.4 Struktur Neraca Pembayaran Indonesia

15
a. Transaksi Berjalan( Current Account)
Transaksi berjalan atau Current Account adalah suatu neraca yang mencatat
transaksi jual beli barang dan jasa penduduk Indonesia dengan non penduduk
Indonesia. Cakupannya adalah transaksi yang tidak menimbulkan kewajiban di
masa mendatang baik oembelian atau pembayaran. Penerimaan dan pembayaran
dilakukan dengan devisa/ mata uang asing yang diterima di Internasional.

Terdapat 4 Komponen dalam Current Account:


 Barang

16
 Jasa
 Pendapatan Primer : Transaksi jasa yang terkait balas jasa atas penggunaan
faktor modal tenaga kerja dan faktor modal finansial.
 Pendapatan Sekunder : Transaksi yang tidak terkait dengan transaksi lainnya.

b. Transaksi Modal/ Capital Account


Transaksi modal/ Capital Account biasanya dipakai untuk mencatat hasil
bersih yang diperoleh dari transaksi pengeluaran dan pendapatan modal. Transaksi
modal tidak terkait langsung dengan produksi dan konsumsi.
Transaksi modal juga dipakai mencatat transfer kepemilikan aktiva tetap:
 Hibah Investasi
 Pengampunan kewajiban hutang
 Transfer tunai yang melibatkan pembelian dan pembayaran aktiva tetap.

c. Transaksi Financial/ Financial Account


Transaksi yang mencatat perubahan kepemilikan aset dan kewajiban finansial
luar negeri Indonesia. Aset merupakan modal finansial masyarakat Indonesia
Transaksi modal terdiri dari:
 investasi langsung
 investasi portofolio
 derivatif finansial
 investasi lainnya.

2.5 Contoh Studi Kasus Internasional

a. Inflasi Amerika Serikat Membandel :

Inflasi di Amerika Serikat (AS) masih membandel, Agustus 2022 kenaikan indeks
harga konsumen tahunannya mencapai 8,3%. Sangat mengecewakan para konsumen
& pelaku usaha di AS, di tengah kebijakan moneter bank sentral AS (the Fed) yang
sangat ketat dengan peningkatan bunga kebijakan (Fed Funds Rate) yang semakin
mencekik perekonomian AS maupun global.

Langkah gubernur bank sentral AS mengendalikan laju inflasi AS dipastikan


dengan cara menekan sisi demand-nya. Akibat dari kebijakan moneter super ketat AS

17
tersebut, mendorong dolar AS semakin menguat hingga mencapai nilai paritasnya
terhadap euro & pounsterling, serta mencapai nilai tertinggi dari yen selama 20 tahun.
Pada akhirnya menekan inflasi yang dipicu harga barang impor.

Namun, saat ini melonjaknya inflasi global, khususnya di AS, bukan hanya
dipicu oleh kenaikan permintaan domestik. Faktor lain yang mendorong laju inflasi di
AS adalah tertekannya sisi penawaran, seperti terganggunya rantai produksi global
karena China’s restrictive zero-Covid policy, dampak perang Rusia vs Ukraina
terhadap harga energi dan makanan, dan peningkatan upah pekerja di AS.

b. Lesson Learned Kasus


Dari kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa dgn terjadinya peperangan bisa
menyebabkan perekonomian sebuah negara terganggu. Karena dengan adanya
peperangan dan juga tergantungnya rantai produksi global yang berdampak langsung
ke Amerika karena China's restrictive zero-Covid policy. Hal itu bisa menyebabkan
permintaan sebuah barang/jasa meningkat yang akan berdampak pada kelangkaan
sehingga harga barang tersebut akan tinggi akibat ketidakseimbangan pasar dan
menyebabkan perekonomian negara menjadi inflasi akibat kelangkaan barang.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Neraca Pembayaran memiliki dua sisi , yaitu debet dan kredit ,Kredit adalah
transaksi yang menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara lain,
sementara Debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar kepada
penduduk negara lain. Neraca pembayaran internasional suatu negara yang biasanya juga
disebut neraca pembayaran, neraca pembayaran luar negeri, 'balance of payments',
'balance of international payments', atau 'international balance of payments, biasa
didefinisikan sebagai suatu ikhtisar yang tersusun secara sistematik yang memuat semua
transaksi ekonomi luar negeri yang diadakan oleh penduduk negara bersangkutan, untuk
jangka waktu tertentu.

Neraca Perdagangan Neraca barang dan neraca jasa disebut juga neraca transaksi
berjalan (current account), Rekening transaksi berjalan (current account) merupakan sub
NPI yang mencatat seluruh transaksi barang dan jasa.yang mencatat selisih antara ekspor
dan impor barang yang diperdagangkan dalam perdagangan internasional;

Menurut pendekatan elastisitas, efek kebijakan devaluasi terhadap neraca


perdagangan tergantung pada cmpat jenis elastisitas yaitu: elastisias dalam negeri dari
penawaran, elastisitas luar negeri pernintaan ekspor, elastisitas luar negeri dari penawaran
impor, dan elastisitas dalam negeri dari permintaan impor.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ekananda, Mahyus. (2014). Ekonomi Internasional. Jakarta: Penerbit Erlangga

Siregar, Bernadus Wishman. (2020). Modul Pertemuan 11 Ekonomi Internasioanl:


Neraca Pembayaran Internasional. Jakarta.

Winarno, Tri. (2022). “Inflasi AS Membandel.” https://investor.id/opinion/309011/inflasi-as-


membandel. Diakses pada 25 November 2022

20

Anda mungkin juga menyukai