Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK 8

NERACA PEMBAYARAN DAN KURS VALUTA ASING

DISUSUN OLEH :

ISMI LAILA 221010202153

JIHAN SALSABILLAH PUTRI 221010502109

MUHAMMAD RIFKI SYARIFUDIN 221010503485

M. PASCAL BRAMASTA BINTANG KURNIAWAN 221010502138

DOSEN PENGAMPU:

JAMALUDIN, S.E.I., M.Ec.Dev.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT, karena hanya berkat rahmat dan karunia-Nya, dan maha suci Engkau
yang telah memberi kemudahan kami dalam menyusun makalah yang berjudul
neraca pembayaran dan kurs valuta asing ini. sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi


Muhammad SAW, yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke
jalan yang penuh dengan cahaya.

Walaupun mungkin terdapat kesalahan dan kekurangannya, penulis


sebagai manusia biasa yang tak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sangat
mengharapkan bimbingan dan kritik dari berbagai pihak, dengan harapan penulis
dapat menyempurnakan segala kesalahan dan kekurangan dari makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan hidayahnya


serta memberikan balasan atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis,
mengingat sangat terbatasnya kemampuan sang penulis. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembacanya

Tanggerang Selatan , 09 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN 1........................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 2
C. TUJUAN ..............................................................................................................2
D. MANFAAT ..........................................................................................................3

BAB II

PEMBAHASAN.............................................................................................................. 4

1.1 Pengertian Neraca Pembayaran .......................................................................4


1.2 Bentuk Dasar Neraca Pembayaran ...................................................................5
1.3 Defisit Dan Suplus Dalam Neraca Pembayaran ..............................................8
1.4 Keseimbangan Neraca Pembayaran ...............................................................10
1.5 Konsep Dan Definisi Valuta Asing ..................................................................12
1.6 Kuotasi Kurs Secara Langsung Dan Tidak Langsung ..................................12
1.7 Sistem Kurs Tetap Dan Berubah Bebas .........................................................12

BAB III

PENUTUP .....................................................................................................................16

A. KESIMPULAN .................................................................................................16
B. SARAN ..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekonomi Internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi
yang sangat menarik untuk dipelajari dan dianalisis. Karena ekonomi
internasional mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan
permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor) dimana salah satu
permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi internasional yaitu mengenai
neraca pembayaran internasional.  Neraca pembayaran merupakan suatu
catatan sistematis mengenai transaksi ekonomi antara penduduk suatu
negara dan penduduk negara lainnya dalam suatu  periode tertentu.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca
pembayaran  perlu dipegang,dengan teguh seluruh asas nasional, terutama
asas kemandirian, yaitu bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada
kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, serta bersendikan
pada kepribadian bangsa. Untuk itu, seluruh sumber kekuatan
nasional,baik yang efektif maupun potensial, didayagunakan dan
dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh faktor dominan yang dapat
mempengaruhi lancarnya pencapaian sasaran pembangunan.
Seiring dengan perkembangan bisnis internasional yang maju ini,
serta semakin ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis di era globalisasi
ini, didukung dengan kondisi perekonomian Asia dalam mempersiapkan
Asean Free Trade, transaksi-transaksi yang terjadi di setiap negara terus
mengalir berupa in-flow ataupun out-flow. Kondisi tersebut
mengakibatkan persaingan antara penduduk satu negara dengan negara
lain untuk menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari negara lain agar
lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran untuk mengukur
seberapa  besar arus dana internasional yang masuk dan keluar dari negara
tersebut. Hal tersebut menjadikan semakin pentingnya neraca pembayaran

1
bagi negara, dimana dana yang masuk dan keluar dapat dihitung dengan
seimbang karena sifatnya yang sebagai potret keuangan atau kinerja
keuangan yang dapat menggambarkan transaksi ekonomi penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain pada satu  periode tertentu.
Neraca pembayaran di Indonesia memiliki peranan yang sangat
penting dalam pengelolaan ekonomi makro Indonesia, yang selain dapat
dijadikan sebagai tolok ukur dalam mengukur kemampuan suatu
perekonomian nasional dalam menopang transaksi-transaksi internasional,
terutama yang berhubungan dengan kewajiban pembayaran utang dan
transaksi ekspor-impor, neraca pembayaran juga merupakan salah satu
indikator yang mempengaruhi tindakan para pelaku pasar,  beserta
sejumlah besaran yang ada di dalamnya, seperti transaksi ekspor dan
impor barang dan jasa itu sendiri, yang memiliki peranan prnting dalam 
pembentukan produk domestik bruto. Oleh karena itu, sektor ini
merupakan sektor yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
upaya mendorong perbaikan ekonomi di dalam negeri.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan ulasan yang telah disampaikan pada sub bagian latar
belakang, rumusan masalah dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Apa definisi dari neraca pembayaran?
2. Apa saja bentuk dasar neraca pembayaran?
3. Bagaimana defisit dan surplus dalam neraca pembayaran?
4. Bagaimana sistem kurs tetap dan berubah bebas?

C. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui mengenai neraca pembayaran
2. Dapat mengetahui mengenai perdagangan ekspor impor dan aliran
keluar dan dana modal kesuatu Negara.
3. Dapat mengetahui susunan neraca pembayaran

2
4. Dapat mengetahui penentuan kurs pertukaran diantara sesuatu mata
uang.
5. Dapat mengetahui Konsep kurs valuta asing
D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini antaralain:
1. Bahan tambahan pengetahuan dan pemahaman mengenai neraca
pembayaran bentuk dasar neraca pembayaran ,dan deviset suplus
neraca pembayaran.
2. Pengetahuan mengenai kurs valuta asing, Konsep dan Definisi
Valuta Asing serta,kuotasi kurs,serta sistem kurs

3
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran, atau balance of payment merupakan ringkasan
yang disusun secara sistematis untuk seluruh transaksi ekonomi dari suatu
negara dengan negara lainnya selama periode tertentu, biasanya dalam
kurun waktu satu tahun. Neraca pembayaran disusun berdasarkan sistem
pencatatan ganda, atau double entry-bookkeeping. Setiap transaksi yang
dicatat sebagai kredit diimbangi dengan transaksi yang dicatat sebagai
debit atau sebaliknya.
Transaksi yang menghasilkan devisa atau mata uang asing dicatat
sebagai kredit dan diberi tanda positif. Sebaliknya transaksi yang
mengeluarkan mata uang asing dicatat sebagai debit dan diberi tanda
negatif. Dengan memakai sistem pencatatan ganda, maka jumlah antara
kredit dan debit akan sama dengan nol. Walaupun pada kenyataannya
neraca pembayaran mungkin tidak sama dengan nol.
Neraca perdagangan dan neraca pembayaran sering menjadi faktor
yang dapat mendorong naik atau turunnya kurs mata uang suatu negara.
Kenaikan atau surplus dari neraca perdagangan dan neraca pembayaran
akan diinterpretasikan sebagai indikasi awal kemungkinan terjadinya
apresiasi suatu mata uang. Sebaliknya penurunan atau defisit neraca
perdagangan dan neraca pembayaran akan diterjemahkan sebagai indikasi
awalnya terjadi depresiasi mata uang suatu negara. Dengan adanya neraca
pembayaran ini dapat diketahui kapan suatu negara mengalami surplus
maupun defisit.
Laporan neraca pembayaran terdiri dari beberapa komponen
utama. Adapun komponen neraca pembayaran yang banyak menjadi
perhatian para pelaku perdagangan mata uang asing adalah rekening
berjalan, rekening modal dan rekening cadangan resmi.

4
1.2 Bentuk Dasar Neraca Pembayaran
Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar yang menggambarkan
ringkasan kekayaan (Harta), Kewaiban (Hutang), dan Modal suatu
perusahaan pada saat tertentu.
Bentuk dasar neraca berasal dari PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
yaitu :
HARTA    =  HUTANG + MODAL
Jadi, dalam menyusun neraca, isinya harus memenuhi 3 klasifikasi
utama yaitu Harta, Hutang dan Modal. untuk memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang posisi keuangan perusahaan, sebaiknya neraca harus
disusun secara sistematis. Umumnya, pada perusahaan jasa susunan neraca
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Harta (Aktiva),
adalah kekayaan perusahaan yang mempunyai bentuk (berwujud)
maupun tidak berwujud (berupa hak) yang dinilai dengan uang.
Unsur – unsurnya sebagai berikut :
a. Harta Lancar (Current Assets)
Penggolongan Harta/Aktiva disesuaikan dengan jangka
waktu yang diperlukan oleh Harta yang bersangkutan untuk beralih
kembali dalam bentuk uang. Bagi yang berjangka waktu satu tahun
atau kurang, harta itu dikelompokkan sebagai “Harta Lancar”
(Current Assets).
b. Penanaman Modal Jangka panjang (Long-Term Investment)
Yaitu penanaman modal dalam surat berharga yang jangka
waktunya panjang (melebihi satu tahun). Seringkali disebut sebagai
“penyertaan” dalam perusahaan lain maupun anak atau cabang
perusahaan.
c. Harta Tetap (Fixed Assets/ Plant and Equipment)
Yaitu harta berwujud yang digunakan perusahaan dalam
kegiatannya, yang bersifat permanen dan tidak untuk
diperdagangkan. Harta tersebut kecuali Tanah (Land). Dari waktu

5
ke waktu nilainya semakin berkurang sesuai umur ekonomi dan
teknisnya. Karena nilainya berkurang, maka dalam neraca pada
akhir periode akuntansi harta tersebut harus dikurangi penyusutan
atau depresiasi (Depreciation). Contoh harta tetap : Peralatan
(Equipment), Gedung (Building) dan Tanah (Land).
d. Harta Tidak Berwujud (Intangible Assets)
Yaitu suatu harta yang mengungkapkan hak hokum dalam
jangka waktu panjang, sifatnya tidak berwujud. Contohnya : Hak
Paten (Patent), Hak Cipta (Copy Right), Merk Dagang (Trade
Mark), dan Good will. Sama halnya seperti aktiva/ harta tetap
nilainya dari waktu ke waktu akan berkurang. Pengurangan nilai
manfaat dari harta tidak berwujud disebut Amortisasi
(Amortization).
e. Beban/biaya yang ditangguhkan (Deffered Charge)
Beban ditangguhkan adalah biaya yang dibayar dimuka jangka
panjang, tetapi aset dasarnya tidak akan sepenuhnya
digunakan/dikonsumsi sampai satu atau beberapa periode masa depan
telah selesai. Maka dari itu, beban yang ditangguhkan dilakukan di
neraca sebagai aset sampai biaya tersebut digunakan.
2. Kewajiban/ Hutang (Liabilities)
merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus
diselesaikan pada saatnya. Penyelesaian atau pembayaran hutang
dilakukan dengan menggunakan kekayaan perusahaan yang ada, dapat
dilakukan dengan memberikan uang tunai, barang maupun jasa.
a. Hutang Lancar (Current Liabilities), adalah hutang – hutang
jangka pendek, yaitu kurang dari satu tahun, yang harus dibayar
menggunakan harta lancar.
b. Hasil yang diterima dimuka (Defered Income), adalah
penerimaan yang telah dipeperoleh perusahaan dengan diikuti
adanya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa pada
periode mendatang. Hasil yang diterima dimuka dicatat di sebelah

6
kredit neraca, dan baru benar-benar dinyatakan sebagai pendapatan
perusahaan setelah kewajibannya diselesaikan.
c. Hutang Jangka Panjang(Long-Term Liabilities), adalah
kewajiban perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu
lebih dari satu tahun.
d. Hutang Jangka Panjang Lainnya, adalah berupa kewajiban
perusaah yang terjadi karena adanya pinjaman seperti : Kredit
Investasi, Kredit Modal Kerja Permanen dan sebagainya.
3. Modal  (Capital),
adalah selisih antara Harta dan Hutang, yang merupakan kewajiban
perusahaan kepada para pemilik, pada perusahaan perseorangan, modal
dinyatakan dalam perkiraan modal pemiliknya itu sendiri. Dalam
perusahaan yang berbentuk CV atau Firma (Partnership) modal
dinyatakan pada perkiraan modal masing – masing anggota.
Sedangkan dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas,
Modal terdiri dari :
a. Modal yang disetor (Paid –in - Capital), yaitu jumlah uang yang
disetorkan oleh pemegang saham, baik Pemegang Saham Biasa
(Common Stock) maupun Saham Istimewa/Preferen (Preferred
Stock). Yang dicantumkan dalam neraca adalah sejumlah modal
yang disetor.
b. Cadangan (Reserve), yaitu penyisihan dari keuntungan bersih
perusahaan setelah “Pajak Penghasilan”. Pembentukan Cadangan
diperlukan untuk berbagai tujuan perusahaan, misalnya saja untuk :
Cadangan Pembayaran Hutang, cadangan ekspansi, cadangan
pensiun karyawan cadangan social dan lain – lain.
c. Laba Tidak Dibagi atau Saldo Laba yang ditahan (Retained
Earnings), yaitu merupakan kumpulan laba tahun – tahun
sebelumnya, yaitu laba bersih setelah dipotong pajak penghasilan
dikurangi pembayaran dividen, cadangan dan lain – lain.

7
1.3 Defisit dan Surplus Dalam Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran
lebih besar daripada jumlah penerimaan (transaksi kredit < transaksi
debet). Suatu Negara jika mengalami kelebihan impor dan kelebihan
tersebut ditutup dengan menambah pinjaman akomodatif dan mengurangi
cadangan (stok) nasional maka Negara tersebut sedang mengalami defisit
total. Pembayaran defisit dapat juga dilakukan dengan meminjam dari
bank sentral luar negeri,
Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah penerimaan
lebih besar daripada jumlah pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi
debet). Jika BOP surplus, bank sentral dapat membayar utang luar
negerinya atau memperoleh aset cadangan tambahan dari luar negeri. 
Neraca Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau
utang sama dengan jumlah penerimaan (transaksi kredit = transaksi debet).
Susunan Neraca Pembayaran pada dasarnya terdiri dari 5 (lima)
neraca bagian yang saling berhubungan, yaitu:
a. Neraca Perdagangan
Semua transaksi yang menyangkut ekspor dan impor barang
dagangan (komoditi) dicatat pada rekening pertama, yaitu Neraca
Perdagangan Yang dicatat adalah (volume dan) nilanya. Karena selain
barang/komoditi masih banyak hal lain yang masuk perdagangan
internasional, Neraca Perdagangan masih perlu dilengkapi dengan dua
rekening lain tersebut di bawah ini.
b. Neraca Jasa
Neraca Jasa menunjukkan jasa-jasa yang kita selenggarakan untuk
luar negeri (+) serta yang kita terima dari luar negeri (-). Pos-pos
terpenting di sini adalah: pengangkutan (perkapalan, penerbangan) dan
asuransi, perantara-perantara perdagangan dan jasa-jasa perbankan dan
pariwisata/ perjalanan.
c. Neraca Hasil-hasil Modal

8
Pada rekening ini dicatat semua pembayaran dan penerimaan
bunga, deviden, juga upah tenaga asing, serta hadiah-hadiah (grants).
ketiganya disebut Rekening Berjalan (Current Account). Rekening
berjalan ini sewaktu-waktu dapat berubah dan jarang tepat seimbang,
karena transaksi perdagangan terjadi setiap hari. Pembayarannya
sebagian besar diselesaikan dengan jalan clearing antar-bank Apabila
rekening berjalan ini bersaldo negatif (defisit), ini berarti bahwa kita
"per saldo' harus membayar kepada luar negeri. Untuk itu ada dua
kemungkinan: Luar negeri memberikan kredit (atau bantuan)- atau kita
harus membayar tunai. Bila kita mendapat kredit (dan inilah yang
biasa), hal ini dicatat pada rekening no. 4, yaitu Neraca Lalu-lintas
Modal. Sedang kalau kita membayar dengan uang/devisa, hal ini
dicatat pada rekening No. 5, yaitu Neraca Lalu lintas Moneter
Sebaliknya bila Rekening Berjalan bersaldo positif (surplus), maka
'persaldo kita berhak menerima pembayaran dari luar negeri. Berarti
kita memberikan kredit (4), atau menerima pembayaran dalam bentuk
devisa (5), sehingga cadangan devisa kita bertambah.
d. Neraca Lalu-lintas Modal
Bagian ini mencakup seluruh lalu-lintas pembayaran melalui bank,
dengan segala kredit/pinjaman yang kita dari luar negeri (+) maupun
yang kita berikan kepada luar negeri (-), baik dari sektor pemerintah
maupun sektor swasta (bertambah/berkurangnya saldo-saldo bank
karena pembayaran perbank). Dalam rekening ini dicatat juga jual-beli
efek-efek, penanaman modal asing (PMA), bantuan luar negeri serta
pembayaran hutang luar negeri. Bagian 1 sampai dengan 4 disebut
Rekening Total. Jumlah total (1 sampai dengan 4) ini mungkin masih
ada saldonya. Selisih itu harus dibereskan entah secara langsung
(dengan pembayaran devisa) atau melalui IMF. Bila ada saldo negatif,
berarti kita masih harus membayar kepada luar negeri dengan uang
internasional (devisa, khususnya $ AS, emas atau SDR) yang diambil
dari cadangan devisa kita. Sebaliknya bila ada surplus, kita menerima

9
devisa dari LN yang memperkuat cadangan devisa kita. Penyelesaian
saldo positif atau negatif dari rekening total (jumlah 1 sampai dengan
4) akan terlihat pada rekening no. 5.
e. Neraca Lalu-lintas Moneter
Bagian ini memperlihatkan perkembangan (perubahan-perubahan)
cadangan devisa kita. Cadangan itu terdiri dari emas, devisa dan posisi
kita pada IMF. Neraca Lalu-lintas Moneter ini sebenarnya semacam
neraca saldo. Dari itulah dapat dipahami bahwa tanda positif (+) di sini
menunjukkan berkurangnya cadangan devia, dan tanda negatif (-)
menunjukkan suatu tambahan. Contoh Neraca Pembayaran (seperti
dimuat dalam laporan Bank Indone sia) seperti terlihat pada Tabel 5-
6.Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa Neraca Pembayaran secara
keseluruhan mesti seimbang dalam arti jumlah total debet dan kredit
sama, atau saldo akhir 0. Tepatnya saldo akhir rekening no.5 itu sama
dengan selisih = antara rekening 1+2+3 dan rekening 4 (atau jumlah
rekening 4 +5 sama dengan jumlah rekening 1 + 2 + 3). Ini tidak
mengherankan, karena setiap transaksi dicatat dua kali: satu kali
menurut jenis transaksinya (rekening 1 sampai dengan 3), dan satu kali
menurut cara pembayarannya (rekening 4 atau 5). Keseimbangan
secara pembukuan ini disebut keseimbangan formal.

1.4 Keseimbangan Neraca Pembayaran


Seperti halnya ekonomi rumah tangga keluarga, demikian pula
rumahtangga besar suatu bangsa tidak dapat terus-menerus membeli dari
luar negeri lebih banyak daripada yang diterima sebagai penghasilan (-
hasil penjualan ekspor keluar negeri). Oleh karena itu setiap negara mesti
berusaha agar Neraca Pembayarannya sedapat-dapatnya seimbang
Keseimbangan yang dimaksud di sini bukan keseimbangan formal
saja (secara pembukuan), sebab dengan cara pencatatan seperti yang
diterangkan di atas, hal ini dengan sendirinya terjadi. Terpenting adalah
keseimbangan mate rial atau sering juga disebut basic balance (rekening

10
total 1 sampai dengan 4) Rekening Berjalan (Current Account) jarang
tepat seimbang dan sewaktu-waktu dapat berubah. Yang diperhatikan
adalah rekening total (1 sampai dengan 4). Jika jumlah penerimaan lebih
besar daripada jumlah pembayaran/hutang (rekening 4 mempunyai saldo
positif), Neraca Pembayaran disebut aktif (surplus, favorable), karena
cadangan kita akan bertambah besar (seperti yang terlihat pada rekening 5,
dengan tanda - ). Sebaliknya bila jumlah pembayaran/ hutang lebih besar
daripada jumlah penerimaan/piutang (rekening 4 bersaldo negatif),
Neraca Pembayaran disebut pasif (defisit, unfavorable). Defisit
tersebut harus ditutup dengan pembayaran devisa, sehingga cadangan
devisa kita akan menipis (terlihat pada rekening 5, tetapi dengan tanda +).
Kekurangan/kelebihan yang sifatnya sementara ini seringkali terjadi dan
boleh dikata 'tidak apa-apa'. Defisit sementara Neraca Pembayaran ditutup
dengan kredit bank dan/atau pengiriman devisa, atau diselesaikan melalui
IMF Lebih sulit keadaannya apabila suatu negara mengalami defisit yang
terus menerus. Kalau tahun demi tahun ada kekurangan dalam Neraca
Pembayaran, luar negeri belum tentu bersedia terus-menerus memberikan
kredit, pinjaman pinjaman tidak dilunasi, beban bunga semakin besar dan
cadangan devisa semakin menipis.
Ketidak-seimbangan Neraca Pembayaran yang terus menerus
(Rekening Total) itu menunjukkan suatu kepincangan yang disebut
fundamental atau struktural. Kepincangan struktural mungkin disebabkan
karena ekspor berat sebelah (hanya satu-dua macam barang saja),
sedangkan impor terlalu banyak. Mungkin juga karena struktur biaya
produksi terlalu jauh berbeda dengan negara-negara lain (yang disebut
ekonomi biaya tinggi). Dalam situasi seperti itu pemerintah perlu
mengambil tindakan tertentu, misalnya devaluasi, pembatasan impor,
usaha menggalakkan ekspor, dan sebagainya.

11
1.5 Konsep dan Definisi Valuta Asing
Mata uang berfungsi menyatakan suatu nilai standar, sebagai alat
tukar, dan sebagai unit pengukuran untuk transaksi ekonomi, Mata uang
dari berbagai negara menunjukkan dua fungsi pertama dengan tingkat
efisiensi yang bervariasi, namun pada intinya semua mata uang berfungsi
sebagai unit pengukuran untuk transaksi dan sumber pendapatan ekonomi
negara masing-masing.
Agar transaksi dapat dicatat dalam laporan keuangan, transaksi
tersebut harus diukur dengan mata uang. Secara khusus, valuta yang
digunakan untuk mencatat suatu transak dan untuk menutup transaksi
tersebut adalah sama.
Piutang atau utang didenominasi dalam suatu valuta bila
penerimaan atau pembayarannya harus dilakukan dalam valuta tersebut.
Piutang atau utang diukur dalam suatu-valuta ketika piutang atau utang itu
dicatat dalam laporan keuangan dalam valuta tersebut.
1.6 Kuotasi Kurs secara Langsung dan Tidak Langsung
Kurs adalah rasio antara satuan unit suatu valuta dengan valuta
lainnya yang bisa saling ditukarkan (dikonversikan) pada satu waktu
tertentu. Kurs dapat dihitung secara langsung maupun tidak langsung.
Asumsikan USD 1.60 dapat ditukar dengan 1 poundsterling (£1).
- Kuotasi Langsung direct quotation (ekuivalen USD):
$1,60/1 =$1,60
- Kuotasi Tidak Langsung / indirect quotation (valuta asing terhadap
USD):
1/£0.625=$1.60

1.7 Sistem Kurs Tetap dan Berubah Bebas


a. Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate System)
Pada sistem ini, kurs ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya,
pemerintah menetapkan bahwa US $ 1 = Rp 8.000,- dan 1 yen = Rp
5.000,-. Akan tetapi, pada kenyataannya walaupun kurs sudah

12
ditetapkan pemerintah, kurs masih mengalami perubahan. Perubahan
kurs tersebut terjadi karena adanya perubahan kekuatan permintaan
dan penawaran. Kadang terjadi kelebihan permintaan dan kadang
terjadi kelebihan penawaran. Agar kurs berada di tingkat yang sudah
ditetapkan, pemerintah harus meredam efek dari kelebihan permintaan
atau penawaran tersebut.
Jika terjadi kelebihan permintaan, pemerintah akan menjual
persediaan mata uang untuk memenuhi kelebihan permintaan tersebut.
Dan, bila terjadi kelebihan penawaran, pemerintah akan membeli
kelebihan penawaran tersebut. Perhatikan grafik berikut:

Pada awalnya, pemerintah menetapkan nilai tukar (kurs) rupiah


terhadap dolar Amerika adalah US $ 1 = Rp 8.000,-. Karena impor
barang dari Amerika meningkat maka permintaan terhadap dolar
Amerika juga meningkat, dari Q0 menjadi Q1 yang akhirnya membuat
kurva permintaan bergeser dari D0 ke D1. Apabila pemerintah tidak
campur tangan maka akan terbentuk tingkat kurs yang baru sebesar E1.
Oleh karena itu, agar tingkat kurs tetap pada US $ 1 = Rp 8.000,- maka
pemerintah (melalui Bank Sentral) akan menjual cadangan dolar
Amerika sehingga kurva penawaran dolar Amerika akan bergeser ke
kanan dari E1. dan terbentuklah tingkat kurs yang besarnya sama
dengan tingkat semula yakni US $ 1 = Rp 8.000,-.

13
b. Sistem Kurs Mengambang Bebas (Freely Floating Exchange Rate
System)
Pada sistem ini, kurs bebas bergerak naik turun tanpa adanya
campur tangan pemerintah. Kurs bergerak naik turun sesuai dengan
kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Sistem kurs
bebas disebut juga dengan istilah “Sistem Kurs Mengambang”.
Selanjutnya, perhatikan grafik berikut:

Pada awalnya, tingkat kurs yang terjadi adalah di titik E0 sebagai


titik keseimbangan. Bila impor terhadap barang-barang Amerika
meningkat, maka permintaan terhadap dolar Amerika untuk membayar
impor juga meningkat, sehingga kurva permintaan dari D0 akan bergeser
ke D1. Hal itu mengakibatkan kurs keseimbangan bergeser ke E1. Pada
titik E1, nilai tukar rupiah adalah Rp 7.000,- per dolar AS atau US $ 1 =
Rp 7.000,-. Maka, dikatakan bahwa nilai dolar Amerika telah mengalami
peningkatan (apresiasi) terhadap rupiah, karena sebelumnya 1 dolar
Amerika hanya senilai Rp 6.000,- (titik E0).
Sebaliknya, bila impor terhadap barang-barang Amerika menurun
maka permintaan terhadap dolar Amerika juga menurun yang pada
akhirnya akan menggeser kurva permintaan dari D0 menjadi D2.
Akibatnya, tingkat kurs keseimbangan bergeser ke titik E2 yaitu US $ 1 =
Rp 5.000,-. Ini berarti nilai dolar Amerika mengalami penurunan
(depresiasi) terhadap rupiah. Yang perlu diingat dalam sistem kurs bebas

14
adalah bahwa berapa pun harga keseimbangan (baik pada E0, E1, atau
E2), maka jumlah devisa yang diperjualbelikan merupakan jumlah
keseimbangan, yakni jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan.
Kebaikan dari sistem mengambang kurs bebas adalah:
1) Pemerintah tidak perlu menyediakan cadangan devisa untuk
mengendalikan kurs.
2) Tidak ada pasar gelap yang memanfaatkan perbedaan tingkat
kurs.
3) Tidak ada defisit atau surplus neraca pembayaran karena
mekanisme pasar akan segera menyeimbangkan defisit dan
surplus menjadi neraca pembayaran yang seimbang.
Adapun keburukan dari sistem kurs bebas adalah kurs mudah sekali
berubah-ubah, sehingga menimbulkan ketidak pastian transaksi ekspor,
impor dan transaksi-transaksi lain yang berkaitan dengan mata uang asing.

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar atau susunan
sistematis yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lainnya selama jangka waktu tertentu,
biasanya selama satu tahun. Mencakup pembelian dan penjualan barang –
jasa dan transfer keuangan dari individu dan pemerintah asing, begitu juga
dengan transaksi financial. Dan pencatatan transaksi tersebut
menggunakan sistem akuntansi sehingga setiap transaksi yang terjadi akan
dicatat dua kali (double entry bookeping) dengan menggunakan sistem
debet-kredit.
Kurs dengan valuta asing (valas)merupakan suatu nilai pertukaran
uang denganyang lain hanya saja yang membedakan dalamsegi
perdagangannya , dimana valasmerupakan alat pembayaran yang sah
diNegara lain . sedangkan kurs merupakanperbedaan nilai matauang antara
negara satudengan negara lain . meskipun demikian valas dan kurs
merupakan suatu kesatuan untuk menambah pendapatan negara di dalam
perekonomian internasional.

B. SARAN

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Negara-


negara berkembang umumnya memiliki defisit neraca perdagangan yang
tinggi. Cara yang paling mudah dan efektif untuk dapat menutup defisit
perdagangan yang terjadi adalah  dengan pinjaman hutang. Apalagi jika
tak ada lagi sumber pendanaan di dalam negeri yang dapat diandalkan
untuk menutup defisit tersebut. Hutang tersebut dapat berupa pinjaman,
bantuan, hibah, maupun bantuan teknis. Indonesia dewasa ini jarang sekali
mengalami surplus transaksi berjalan. Penyebab utama defisit dalam
anggaran pemerintah adalah pengeluran yang lebih besar dari pemasukan.

16
Maka dari itu Indonesia membutuhkan hutang luar negeri untuk
membiayai defisit tersebut.

Untuk itu hendaknya pemerintah bisa memanfaatkan pinjaman


tersebut dengan sebaik-baiknya yaitu digunakan untuk pembangunan
negara dan pemerintah harus bisa mengelola anggaran pemerintah dengan
baik sehingga bisa menekan pengeluaran negara agar tidak terjadi defisit
anggaran. Selain itu juga negara harus bisa meningkatkan ekspornya
dibandingkan dengan impornya,

Bagi kita sebagai warga negara Indonesia hendaknya bisa


membantu dalam rangka menambah pemasukan anggaran negara, salah
satunya yaitu dengan cara membayar pajak tepat pada waktunya. Karena
pajak merupakan salah satu komponen dalam pemasukan anggaran negara.

17
DAFTAR ISI

Analisis makro bisnis (yos Rusdiansyah )


Akuntansi internasional
Akuntansi lanjutan
https://setitikpengetahuanpenting.blogspot.com/2015/05/makalah-neraca-
pembayaran-kurs-valuta.html ( diakses pada tanggal 09 november 2022)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pasar_valuta_asing ( diakses pada tanggal 09
november 2022)

18

Anda mungkin juga menyukai