Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ANALISA NERACA PEMBAYARAN


Disusun guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Lalu Lintas Pembayaran Dalam Negeri
Dan Luar Negeri

DOSEN PENGAMPU:
Hilda Sanjayawati, M.A.B, S.A.B.

Disusun Oleh:

Fikri Ali Zen NIM 21612061004


Winda Silvi D NIM 21612061015

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RADEN RAHMAT MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha Esakarena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan maklaah ini, atas rahmat dan hidayah
Nya lah yang dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANALISA NERACA
PEMBAYARAN” tepat waktu. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas
yang diberikan. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca, saya ucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada dosen
mata kuliah Lalu Lintas Pembayaran Dalam Negeri Dan Luar Negeri Pemasaran
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
matakuliah tersebut, dan saya menyadari bahwa makalah yang saya susun jauh kata
sempurna makadari itu saya memohon maaf sebesar besarnya jika atas kesalahan
dan kekurangan yang ada dalam makalah ini dan mengharap kritik dan saran yang
dapat membangun pembelajaran selanjutunya

Malang, November 2023

Tim Penyusun.

2
Daftar Isi
Cover ..................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ...................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 5
Bab II Pembahasan
2.1 Sekilas mengenai Neraca Pembayaran............................................................ 6
2.2 Pos-Pos Debit dan Kredit dalam Neraca Pembayaran .................................... 8
2.3 Komponen Neraca Pembayaran ...................................................................... 9
2.4 Mekanisme Neraca Pembayaran ................................................................... 12
2.5 Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran ....................................................... 12
2.6 Pengaruh Neraca Pembayaran Terhadap Perekonomian Negara .................. 13
2.7 Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran ............... 13
Bab III Tampilan Data
3.1 Tabel Neraca Pembayaran Indonesia ............................................................ 16

Bab IV Analisa
4.1 Kondisi Neraca Pembayaran Indonesia pada Triwulan I Tahun 2014 .......... 17
4.2 Dampak dari Hasil Neraca Pembayaran bagi Perekonomian Indonesia ....... 19
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 20
5.2 Saran .............................................................................................................. 20
Study Kasus ....................................................................................................... 21
Daftar Pustaka ................................................................................................... 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi Internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang
sangat menarik untuk dipelajari dan dianalisis. Karena ekonomi internasional
mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi
internasional (ekspor dan impor) dimana salah satu permasalahan yang dihadapi
dalam ekonomi internasional yaitu mengenai neraca pembayaran internasional.
Neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis mengenai transaksi
ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam suatu
periode tertentu.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca pembayaran
perlu dipegang,dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian,
yaitu bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan
kemampuan dan kekuatan sendiri, serta bersendikan pada kepribadian bangsa.
Untuk itu, seluruh sumber kekuatan nasional,baik yang efektif maupun potensial,
didayagunakan dan dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh faktor dominan
yang dapat mempengaruhi lancarnya pencapaian sasaran pembangunan.
Seiring dengan perkembangan bisnis internasional yang maju ini, serta
semakin ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis di era globalisasi ini, didukung
dengan kondisi perekonomian Asia dalam mempersiapkan Asean Free Trade,
transaksi-transaksi yang terjadi di setiap negara terus mengalir berupa in-flow
ataupun out-flow. Kondisi tersebut mengakibatkan persaingan antara penduduk satu
negara dengan negara lain untuk menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari
negara lain agar lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran dana keluar dari
negaranya.
Neraca pembayaran di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting
dalam pengelolaan ekonomi makro Indonesia, yang selain dapat dijadikan sebagai
tolok ukur dalam mengukur kemampuan suatu perekonomian nasional dalam

4
menopang transaksi-transaksi internasional, terutama yang berhubungan dengan
kewajiban pembayaran utang dan transaksi ekspor-impor, neraca pembayaran juga
merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi tindakan para pelaku pasar,
beserta sejumlah besaran yang ada di dalamnya, seperti transaksi ekspor dan impor
barang dan jasa itu sendiri, yang memiliki peranan prnting dalam pembentukan
produk domestik bruto. Oleh karena itu, sektor ini merupakan sektor yang memiliki
peranan yang sangat penting dalam upaya mendorong perbaikan ekonomi di dalam
negeri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi neraca pembayaran Indonesia pada triwulan tiga tahun
2023?
2. Apa saja dampak dari hasil neraca pembayaran bagi perekonomian
Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi neraca pembayaran Indonesia pada
triwulan tiga tahun 2023.
2. Untuk mengetahui apa saja dampak dari hasil neraca pembayaran pada
periode triwulan tiga tahun 2023 bagi perekonomian Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sekilas Mengenai Neraca Pembayaran:


Penyusunan neraca pembayaran Indonesia didasarkan pada Balance of
Payments Manual yang diterbitan oleh IMF. Neraca pembayaran Indonesia memuat
statistik mengenai transaksi ekonomi yang dilakukan penduduk Indonesia dengan
bukan penduduk dalam suatu periode tertentu. Transaksi ekonomi adalah
pertukaran nilai ekonomi dari satu unit ekonomi kepada unit ekonomi lainnya yang
meliputi pertukaran barang dan jasa dengan finansial item, barter pertukaran antar
finansial item dan pemberian atau penerimaan barang dan jasa atau finansial item
tanpa imbalan. Sedangkan transaksi ekspor dan impor barang dalam neraca
perdagangan didasarkan atas dokumen kepabeanan dari Ditjen Bea dan Cukai (BI :
Statistik Keuangan dan Ekonomi Indonesia, 2009: 87). Defisit neraca pembayaran
akan berakibat sistemik terhadap perekonomian dalam suatu negara. Defisit sebagai
akibat impor lebih kecil dari ekspor maka bisa berakibat pada menurunnya kegiatan
ekonomi dalam negeri karena konsumen membeli barang bukan buatan dalam
negeri, melainkan barang impor. Harga valuta asing yang naik akan menyebabkan
harga barang impor mahal. Hal ini akan berdampak pada kegiatan ekonomi dalam
negeri akan terhambat karena kegairahan pengusaha untuk menanamkan modal ke
dalam negeri akan menurun.
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2023 meningkat. NPI
pada triwulan I 2023 mencatat surplus 6,5 miliar dolar AS, meningkat dari 4,7
miliar dolar AS pada triwulan IV 2022. Kinerja NPI tersebut ditopang oleh
berlanjutnya surplus transaksi berjalan dan diiringi oleh surplus transaksi modal dan
finansial. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret
2023 meningkat dari sebelumnya 137,2 miliar dolar AS pada akhir Desember 2022
menjadi 145,2 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan
internasional sekitar 3 bulan impor.

6
Transaksi berjalan kembali mencatat surplus didukung oleh surplus neraca
perdagangan barang yang tetap tinggi. Pada triwulan I 2023, transaksi berjalan
membukukan surplus sebesar 3,0 miliar dolar AS (0,9% dari PDB), melanjutkan
capaian surplus pada triwulan IV 2022 sebesar 4,2 miliar dolar AS (1,3% dari PDB).
Surplus neraca perdagangan barang tetap tinggi didukung oleh permintaan dari
mitra dagang utama yang tetap baik terhadap komoditas ekspor nonmigas dan
penurunan defisit migas seiring penurunan harga minyak dunia. Defisit neraca jasa
mengalami penurunan, ditopang oleh kinerja jasa perjalanan (travel) yang terus
menguat seiring dengan mobilitas yang meningkat dan dampak positif dari
pembukaan ekonomi Tiongkok sehingga mendorong kenaikan kunjungan
wisatawan mancanegara. Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga menurun
dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi yang lebih rendah.
Transaksi modal dan finansial mencatat surplus terutama ditopang oleh peningkatan
kinerja investasi portofolio. Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2023
mencatat surplus 3,4 miliar dolar AS (1,0% dari PDB), naik signifikan
dibandingkan dengan surplus 0,3 miliar dolar AS (0,1% dari PDB) pada triwulan
IV 2022. Perkembangan ini dikontribusikan oleh peningkatan kinerja investasi
portofolio, terutama dalam bentuk aliran masuk pada Surat Berharga Negara (SBN)
domestik, seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda dan
imbal hasil aset keuangan yang menarik. Investasi langsung juga tetap solid, dengan
membukukan peningkatan surplus sejalan dengan persepsi positif investor terhadap
prospek ekonomi domestik yang tetap terjaga. Di sisi lain, transaksi investasi
lainnya mengalami peningkatan defisit antara lain disebabkan oleh peningkatan
investasi swasta dan kebutuhan pembayaran utang luar negeri.
Bank Indonesia menilai kinerja NPI triwulan I 2023 yang meningkat, terus
menopang ketahanan eksternal Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia senantiasa
mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI
dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan
yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan
sektor eksternal.
2.3 Komponen Neraca Pembayaran

7
Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi
ke dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi
ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Transaksi Dagang (Trade Account)
Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang
(merchandise) dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi
barang (visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang
dagangan, dan transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan transaksi
eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di sisi kredit,
sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit.
b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)
Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau
pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta
penerimaan pendapatan modal asing di negeri kita. Pendapatan tersebut
dapat berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan
dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga dan
dividen kepada penduduk negara asing merupakan transaksi debit.
c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah,
artinya transaksi tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar
atas barang atau bantuan yang diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam
transaksi unilateral adalah hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer
unilateral. Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan ke negara
lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu
negara menerima hadiah atau bantuan dari negara lain, termasuk dalam
transaksi kredit.
d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)
Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang
berhubungan dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.

8
Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan dari tangan penduduk
negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila terjadi penjualan
saham atau penduduk asing yang mendirikan perusahaan di wilayah
kekuasaannya, maka pos ini dikredit.
e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit
jangka panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh
transaksi penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, menerima
pembayaran kembali pinjaman-pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan
kepada penduduk negara lain, atau mendapatkan pinjaman jangka panjang
dari negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi
transaksi pembelian obligasi atau lainnya yang berkaitan dengan utang
piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat di sebelah debit.

f. Transaksi Utang Piutang Jangka Pendek (Short Term Capita1)


Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang
piutang yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini
umumnya terdiri atas transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat
wesel.
g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)
Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-
transaksi pada current account (transaksi perdagangan, pendapatan modal,
dan transaksi unilateral) dan investment account (transaksi penanaman
modal langsung, utang piutang jangka pendek, dan utang piutang jangka
panjang). Apabila jumlah pengeluaran current account dan investment
account lebih besar daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut
merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit monetary
acomodating. Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Transaksi Berjalan (Current Account)

9
Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-
barang dan jasa-jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan,
transaksi pendapatan modal dan transaksi unilateral.
2. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta
kekayaan (asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu
negara, di luar aset cadangan pemerintah. Neraca modal meliputi:
transaksi penanaman modal langsung, transaksi utang piutang jangka
panjang dan transaksi utang piutang jangka pendek.
3. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)
Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang
apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai
transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini, maka
jumlah total nilai transaksi kredit dari suatu Neraca Pembayaran
Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi debitnya.

2.4 Mekanisme Neraca Pembayaran


Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca
pembayaran, yaitu sebagai berikut :
a. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price
effects).
b. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme
pendapatan (income effects).
c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real
balance effects).

2.5 Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran


Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan
defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor,
sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca
pembayaran menunjukkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga dapat

10
dikatakan seimbang apabila stok nasional (cadangan devisa) tidak berubah dan
tidak ada aliran modal/pinjaman akomodatif.

Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara
dikarenakan oleh komponen berikut:
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan
stok nasional berarti surplus.
b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor
berarti merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas
kemauannya sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.
c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.

2.6 Pengaruh Neraca Pembayaran terhadap Perekonomian Negara


Sebagaimana kamu ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara
mencatat semua transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun dampak
neraca pembayaran terhadap perekonomian adalah sebagai berikut.

a) Perubahan Kurs Devisa


Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami
kenaikan dan kurs rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus,
maka kurs valuta asing mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami
kenaikan.
b) Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam
negeri sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri
menjadi meningkat.
c) Perubahan Tingkat Pendapatan

11
Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya
nilai ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
d) Perubahan Tingkat Bunga
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka
tingkat bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga
dengan tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika
investasi yang terjadi menurun, maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.

2.7 Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran


Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh
perekonomian dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium) neraca
pembayaran. Neraca pembayaran yang defisit akan merisaukan keadaan
perekonomian suatu negara, namun bukan berarti surplus neraca pembayaran yang
cukup besar tidak menimbulkan masalah. Keadaan neraca pembayaran yang dapat
dianggap ideal bagi perekonomian suatu negara adalah keadaan neraca pembayaran
yang ekuilibrium atau seimbang.
Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran
internasional antara lain sebagai berikut :

 Perubahan tingkat harga di dalam negeri.


 Struktur produksi suatu negara.
 Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.
 Pergeseran permintaan luar negeri terhadap produk dalam negeri.
 Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri, ditandai dengan menurunnya
kegiatan ekspor dan meningkatnya impor.
 Bencana alam.

Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca


pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur
tersebut bekerja melalui perubahan komponen-komponen berikut ini :

12
1. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua
tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya
perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
2. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu
segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.
3. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu
kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dlaam negeri terhadap mata
uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan
menambah devisa suatu negara.

4. Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan
tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi
atau neraca modal.Oleh karena itu, proses ini dapat dilakukan melalui
perubahan jumlah uang yang beredar dengan menaikkan atau menurunkan
tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi
akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan
meningkat.
5. Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan
pemerintah yang dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk
campur tangan pemerintah dalam lapangan ekonomi internasional. Dalam
sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh pemerintah, artinya semua
alatalat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh seluruh
penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk

13
selanjutnya pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta
asing.

14
BAB III
TAMPILAN DATA

3.1 Tabel Neraca Pembayaran Indonesia

V.1. NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : RINGKASAN ¹


(Juta USD)

2016 2017 2018 2019 2020


KETERANGAN

1 I. Transaksi Berjalan -16,952 -16,196 -30,633 -30,279 -4,433


2 A. Barang 15,318 18,814 -228 3,508 28,301
3 - Ekspor, fob 144,470 168,883 180,725 168,455 163,402
4 - Impor, fob -129,152 -150,069 -180,953 -164,948 -135,101
5 1. Barang Dagangan Umum 14,744 17,915 -219 1,647 24,568
6 - Ekspor 143,105 167,002 178,703 164,911 157,860
7 - Impor -128,360 -149,087 -178,922 -163,264 -133,292
8 a. Nonmigas 19,516 25,264 11,186 11,965 29,954
9 - Ekspor 130,188 151,429 161,089 152,930 149,380
10 - Impor -110,672 -126,164 -149,903 -140,964 -119,426
11 b. Migas -4,772 -7,349 -11,405 -10,319 -5,386
12 - Ekspor 12,916 15,573 17,614 11,981 8,480
13 - Impor -17,688 -22,922 -29,019 -22,300 -13,867
14 2. Barang Lainnya 574 899 -9 1,861 3,734
15 - Ekspor 1,365 1,881 2,022 3,544 5,542
16 - Impor -792 -982 -2,032 -1,683 -1,808
17 B. Jasa – jasa -7,084 -7,379 -6,485 -7,641 -9,755
18 - Ekspor 23,324 25,328 31,207 31,642 15,016
19 - Impor -30,407 -32,707 -37,692 -39,282 -24,771
20 C. Pendapatan Primer -29,647 -32,131 -30,815 -33,775 -28,911
21 - Penerimaan 4,048 5,575 9,302 7,373 5,222
22 - Pembayaran -33,695 -37,706 -40,117 -41,147 -34,133
23 D. Pendapatan Sekunder 4,460 4,500 6,895 7,629 5,932
24 - Penerimaan 9,832 9,967 12,220 12,677 10,624
25 - Pembayaran -5,371 -5,467 -5,325 -5,048 -4,692
26 II. Transaksi Modal 41 46 97 39 37
27 - Penerimaan 41 46 97 39 37
28 - Pembayaran - - - - -
29 III. Transaksi Finansial ² 29,306 28,686 25,122 36,564 7,884
30 - Aset 15,920 -18,410 -19,186 -15,340 -16,831
31 - Kewajiban 13,386 47,096 44,308 51,903 24,715
32 1. Investasi Langsung 16,136 18,502 12,511 20,531 14,142
33 a. Aset 11,594 -2,008 -6,399 -4,462 -5,033
34 b. Kewajiban 4,542 20,510 18,910 24,994 19,175
35 2. Investasi Portofolio 18,996 21,059 9,312 21,990 3,369
36 a. Aset 2,218 -3,356 -5,171 410 -1,199
37 b. Kewajiban 16,778 24,415 14,483 21,581 4,567
38 - Sektor publik 16,835 21,877 9,504 14,973 1,424
39 - Sektor swasta -57 2,537 4,980 6,608 3,144
40 3. Derivatif Finansial -9 -128 34 186 18
41 4. Investasi Lainnya -5,817 -10,747 3,266 -6,144 -9,645

15
42 a. Aset 1,499 -13,487 -8,233 -12,203 -11,909
43 b. Kewajiban -7,316 2,740 11,499 6,059 2,264
44 - Sektor publik -2,369 -1,353 -983 -2,555 1,989
45 - Sektor swasta -4,947 4,093 12,482 8,614 274
46 IV. Total (I + II + III) 12,394 12,536 -5,414 6,324 3,488
47 V. Selisih Perhitungan Bersih -305 -950 -1,717 -1,648 -891
48 VI. Neraca Keseluruhan (IV + V) 12,089 11,586 -7,131 4,676 2,597
49 VII. Cadangan Devisa dan yang terkait ³ -12,089 -11,586 7,131 -4,676 -2,597
50 A. Transaksi Cadangan Devisa -12,089 -11,586 7,131 -4,676 -2,597
51 B. Kredit dan Pinjaman IMF - - - - -
52 C. Exceptional Financing - - - - -
53 Memorandum:
54 - Posisi Cadangan Devisa 116,362 130,196 120,654 129,183 135,897
55 Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar
Negeri Pemerintah 8.42 8.27 6.43 7.32 9.76

56 - Transaksi Berjalan (% PDB) -1.82 -1.6 -2.94 -2.71 -0.42


57 - Rasio Pembayaran Utang (%)
a.I. Rasio Pembayaran Utang Pemerintah &
58
Otoritas Moneter (%)
Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia
Indonesian Economic and Financial Statistics 124 Bank Indonesia

V.1. INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS : SUMMARY ¹


(Millions of USD)
2021 2022 2023
ITEMS
Q1 Q2 Q3* Q4* Q1* Q2**
3,511 552 3,849 4,547 3,723 12,670 2,982 -1,933 I. Current Account
43,806 11,301 16,797 17,623 16,951 62,672 14,701 10,352 A. Goods
232,835 66,770 75,174 77,836 72,759 292,538 67,320 61,977 - Exports, fob
-189,029 -55,468 -58,377 -60,213 -55,808 -229,866 -52,619 -51,625 - Imports, fob
44,839 11,516 17,258 18,679 17,543 64,995 15,037 10,836 1. General Merchandise
231,316 66,468 74,918 77,591 72,534 291,511 67,133 61,769 - Exports
-186,477 -54,952 -57,661 -58,911 -54,992 -226,515 -52,096 -50,933 - Imports
57,804 17,210 24,445 25,160 22,958 89,773 19,013 15,164 a. Non-Oil and Gas
218,116 62,655 70,067 73,196 68,554 274,471 63,013 57,654 - Exports
-160,311 -45,445 -45,623 -48,035 -45,596 -184,699 -44,000 -42,490 - Imports
-12,965 -5,694 -7,187 -6,481 -5,415 -24,777 -3,976 -4,327 b. Oil and Gas
13,201 3,813 4,851 4,395 3,980 17,039 4,119 4,116 - Exports
-26,166 -9,507 -12,038 -10,876 -9,396 -41,817 -8,095 -8,443 - Imports
-1,033 -214 -461 -1,056 -592 -2,323 -336 -484 2. Other Goods
1,519 302 255 245 225 1,028 187 208 - Exports
-2,552 -516 -716 -1,301 -817 -3,351 -523 -692 - Imports
-14,599 -4,376 -5,021 -5,408 -5,532 -20,337 -4,581 -4,655 B. Services
13,951 3,963 5,507 6,572 7,004 23,045 7,475 8,048 - Exports
-28,550 -8,339 -10,528 -11,980 -12,536 -43,383 -12,055 -12,703 - Imports
-31,961 -7,868 -9,450 -9,077 -9,628 -36,023 -8,608 -9,146 C. Primary Income
6,739 1,543 1,810 1,977 1,976 7,306 1,794 1,994 - Receipts
-38,699 -9,411 -11,260 -11,054 -11,604 -43,329 -10,401 -11,140 - Payments
6,264 1,494 1,523 1,410 1,931 6,358 1,469 1,515 D. Secondary Income
10,804 2,560 2,721 2,671 3,248 11,201 2,818 2,988 - Receipts
-4,540 -1,066 -1,198 -1,262 -1,317 -4,843 -1,349 -1,473 - Payments
80 1 3 2 445 451 1 5 II. Capital Account

16
80 1 3 2 445 451 1 5 - Receipts
- - - - - - - - - Payments
12,492 -1,855 -1,332 -5,379 240 -8,325 3,684 -4,969 III. Financial Account ²
-13,715 -7,733 -5,189 -9,093 -2,816 -24,831 -4,911 -5,323 - Assets
26,207 5,878 3,857 3,714 3,056 16,505 8,595 354 - Liabilities
17,286 4,633 3,386 3,346 3,451 14,816 3,861 3,309 1. Direct Investment
-3,927 -1,286 -1,367 -2,153 -1,806 -6,612 -1,870 -1,449 a. Assets
21,213 5,919 4,753 5,499 5,258 21,428 5,731 4,759 b. Liabilities
5,086 -3,182 -449 -3,121 -1,717 -8,469 3,030 -2,587 2. Portfolio Investment
-1,778 -1,377 -1,300 -1,624 -747 -5,047 -1,260 -765 a. Assets
6,863 -1,805 850 -1,497 -970 -3,422 4,291 -1,822 b. Liabilities
-616 -3,485 -3,007 -1,199 801 -6,889 4,539 -146 - Public Sector
7,479 1,679 3,857 -298 -1,771 3,467 -248 -1,676 - Private Sector
333 137 -86 9 -11 48 205 -83 3. Financial Derivatives
-10,212 -3,442 -4,182 -5,613 -1,483 -14,721 -3,412 -5,609 4. Other Investment
-9,486 -5,391 -2,743 -5,645 -728 -14,507 -2,370 -3,261 a. Assets
-726 1,949 -1,440 32 -755 -214 -1,042 -2,348 b. Liabilities
4,933 1,203 -551 -688 1,463 1,427 581 -358 - Public Sector
-5,659 746 -888 720 -2,218 -1,641 -1,623 -1,990 - Private Sector
16,083 -1,302 2,520 -830 4,408 4,796 6,667 -6,897 IV. Total (I + II + III)
-2,622 -515 -130 -474 322 -797 -150 -475 V. Net Error and Omissions
13,461 -1,817 2,389 -1,304 4,730 3,999 6,517 -7,372 VI. Overall Balance (IV + V)
-13,461 1,817 -2,389 1,304 -4,730 -3,999 -6,517 7,372 VII. Reserves and Related Item
-13,461 1,817 -2,389 1,304 -4,730 -3,999 -6,517 7,372 A. Reserve Asset Transactio
- - - - - - - - B. Credit and Loans with IMF
- - - - - - - - C. Exceptional Financing
Memorandum:
144,905 139,129 136,379 130,782 137,233 137,233 145,189 137,541 - Reserve Assets Position
7.77 6.97 6.41 5.73 5.9 5.9 6.22 5.98 In Months of Imports & Of

0.3 0.18 1.14 1.34 1.13 0.96 0.9 -0.55 - Current Account (% GDP)
- Debt Service Ratio (%)
Monetary Authority DSR (%

Notes:
1] Based on BPM6, but use of the signs "+" and "-" is in accordance with BPM5
2] Excludes reserves and related items
3] Negative represents surplus and positive represents deficit

Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia


Indonesian Economic and Financial Statistics 125 Bank Indonesia

17
BAB IV

ANALISA

4.1 Kondisi Neraca Pembayaran Indonesia pada Triwulan I Tahun 2014


Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2023 tetap
terjaga di tengah kondisi global . Defisit transaksi tercatat rendah di tengah kondisi
penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta peningkatan
permintaan domestik. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit
yang masih terkendali seiring tingginya dampak yang menutupi pasar keuangan
global. Dengan perkembangan tersebut, NPI pada triwulan II 2023 mencatat defisit
7,4 miliar dolar AS dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni tercatat tetap tinggi
sebesar 137,5 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah , serta berada di atas standar kecukupan
internasional sekitar 3 bulan impor.
Transaksi berjalan mencatat defisit yang rendah di tengah kondisi penurunan harga
komoditas dan perlambatan ekonomi global serta berlanjutnya perbaikan ekonomi
domestik. Pada triwulan II 2023, transaksi berjalan mencatat defisit 1,9 miliar dolar
AS (0,5% dari PDB), setelah membukukan surplus 3,0 miliar dolar AS (0,9% dari
PDB) pada triwulan sebelumnya. Surplus neraca perdagangan nonmigas masih
tinggi meski lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Kondisi ini mempengaruhi
ekspor nonmigas yang menurun seiring dengan penurunan harga komoditas dan
perlambatan ekonomi global, sedangkan impor menurun terbatas di tengah kondisi
membaiknya aktivitas ekonomi domestik. Defisit neraca perdagangan migas
meningkat mempengaruhi tingginya konsumsi BBM sebagai dampak naiknya
mobilitas dan kebutuhan pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Lebih lanjut, defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer juga lebih tinggi
sejalan dengan peningkatan ekonomi domestik dan pola pembayaran dividen pada
periode laporan.

18
Kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali, ditopang oleh investasi
langsung di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih tinggi. Investasi
langsung tetap solid sehingga tetap mampu membukukan surplus sebagai cerminan
dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik.
Sementara itu, investasi portofolio dan investasi lainnya mencatat defisit sejalan
dampak kenaikan menutup pasar keuangan global, serta peningkatan pembayaran
obligasi global dan pinjaman luar negeri yang jatuh tempo sesuai pola kuartalan.
Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada triwulan II
2023 mencatat defisit 5,0 miliar dolar AS (1,4% dari PDB), setelah pada triwulan
sebelumnya mencatat surplus 3,7 miliar dolar AS (1,1% dari PDB).
Bank Indonesia menilai kinerja NPI triwulan II 2023 yang terjaga mampu terus
menopang ketahanan eksternal Indonesia a. Ke depan, Bank Indonesia senantiasa
mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI
dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan
yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan
sektor eksternal.
4.2 Dampak dari Hasil Neraca Pembayaran bagi Perekonomian Indonesia
Dampak dari hasil neraca pembayaran terhadap perekonomian Indonesia
pada tahun 2023 akan sangat bergantung pada sejumlah faktor, termasuk ekspor,
impor, aliran modal, dan perkembangan ekonomi global. Berikut beberapa
kemungkinan dampaknya:
1. Neraca Dagang: Jika ekspor Indonesia melebihi impor, itu dapat menyebabkan
surplus neraca dagang, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,
defisit neraca dagang dapat menghasilkan beban ekonomi.
2. Aliran Modal: Aliran modal asing masuk ke Indonesia dapat membantu
membiayai proyek-proyek investasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, jika aliran modal keluar tiba-tiba, itu dapat menyebabkan ketidakstabilan.
3. Kurs Valuta Asing: Neraca pembayaran juga memengaruhi nilai tukar rupiah.
Surplus dapat menguatkan rupiah, sementara defisit dapat melemahkannya.
4. Cadangan Devisa: Hasil neraca pembayaran juga mempengaruhi cadangan
devisa Indonesia, yang penting untuk stabilitas ekonomi dan pembayaran impor.

19
5. Pertumbuhan Ekonomi: Secara keseluruhan, hasil neraca pembayaran dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang pada gilirannya
memengaruhi lapangan kerja, investasi, dan kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan neraca pembayaran perlu diawasi secara cermat untuk memahami
dampaknya terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2023.kan bahwa
penurunan defisit merupakan indikasi awal kemungkinan terjadinya apresiasi nilai
mata uang, penurunan defisit ini juga berdampak pada tren penguatan nila mata
uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat. Penguatan nilai mata
uang Rupiah ini tidak lepas pula dari upaya pemerintah menjalankan kebijakan
untuk memperlambat lajur pertumbuhan ekonomi. Dengan penguatan nilai mata
uang ini juga dapat menghemat anggaran pengeluaran belanja Negara.
Dengan membaiknya kondisi neraca pembayaran Indonesia, maka dapat
mengurangi dampak inflasi yang berasal dari luar negeri atau imported inflation.
Hal ini dikarenakan nilai mata uang yang menguat menyebabkan harga barang-
barang impor menurun, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih murah.
Importir dalam negeri juga diuntungkan, karena barang-barang yang diimpor,
khususnya barang modal seperti mesin dan peralatan, dan bahan baku seperti
gandum, mengalami penurunan harga, sehingga kapasitas produksi dapat
ditingkatkan.
Namun penguatan nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat
ini juga dapat memberikan dampak negatif. Produk-produk yang diekspor
mengalami peningkatan harga di luar negeri, sehingga mendapat persaingan dari
produsen Negara lain yang mengalami apresiasi nilai mata uang yang lebih rendah
dari Rupiah. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan
kualitas produk. Tanpa adanya peningkatan kualitas, dengan harga yang relatif
menjadi lebih mahal, bisa jadi produk-produk ekspor Indonesia tidak akan mampu
mempertahankan posisinya di beberapa negara tujuan ekspor.

20
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Neraca pembayaran sangat penting untuk dimiliki oleh suatu negara karena
dengan neraca pembayaran maka suatu negara bisa mengukur besarnya arus dana
dari luar negeri, baik dana yang ke luar atau dana yang masuk. Keluar dan
masuknya dana pada transaksi ekonomi internasional menandakan bahwa sektor
keuangan suatu negara berjalan dengan semestinya. Neraca pembayaran bisa
menjadi indikator yang memengaruhi tindakan pelaku pasar.Transaksi yang
tercatat di dalam neraca pembayaran hanyalah transaksi ekonomi internasional,
seperti ekspor dan impor. Sedangkan, transaksi bantuan militer atau transaksi
sejenisnya tidak dicatat dalam neraca pembayaran.Transaksi ekonomi meliputi
transaksi debit dan transaksi kredit. Transaksi debit merupakan transaksi yang
harus dibayarkan ke luar negeri. Sedangkan, transaksi kredit merupakan transaksi
yang diterima dari luar negeri.

SARAN

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna ,


untuk itu kami selaku pemakalah meminta kepada pembaca untuk memberikan
saran agar makalah ini lebih baik lagi kedepannya.

21
STUDY KASUS
Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV 2022 Surplus, Ketahanan Eksternal
Terjaga
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-
release/Pages/sp_254323.aspx
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2022 tetap
solid dan mampu menopang ketahanan eksternal Indonesia. NPI pada triwulan
IV 2022 mencatat surplus 4,7 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan
kinerja triwulan sebelumnya yang tercatat defisit 1,3 miliar dolar AS. Kinerja NPI
triwulan IV 2022 tersebut ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang tinggi dan
perbaikan defisit transaksi modal dan finansial.
Transaksi berjalan kembali mencatat surplus, didukung oleh surplus neraca
perdagangan barang yang tetap tinggi. Transaksi berjalan kembali mencatat
surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS (1,3% dari PDB), melanjutkan capaian surplus
pada triwulan sebelumnya sebesar 4,5 miliar dolar AS (1,3% dari PDB). Kinerja
transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas
yang terjaga, didukung oleh harga komoditas ekspor yang tetap tinggi. Selain itu,
defisit neraca perdagangan migas menurun seiring dengan tren penurunan harga
minyak dunia, di tengah kecenderungan peningkatan kebutuhan bahan bakar pada
periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Defisit
neraca jasa membaik ditopang kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
sebagai dampak positif penyelenggaraan berbagai event internasional selama
periode laporan dan pola musiman akhir tahun. Surplus transaksi berjalan juga
ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder bersumber dari
kenaikan penerimaan hibah Pemerintah. Sementara itu, defisit neraca pendapatan
primer meningkat, dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi kepada
investor asing yang meningkat sejalan dengan siklus bisnis dan tren kenaikan suku
bunga.
Kinerja transaksi modal dan finansial membaik terutama ditopang oleh
peningkatan investasi langsung. Transaksi modal dan finansial mencatat
perbaikan dari defisit 5,5 miliar dolar AS (1,6% dari PDB) pada triwulan III 2022
menjadi defisit 0,4 miliar dolar AS (0,1% dari PDB) pada triwulan IV 2022. Kinerja
positif ini terutama ditopang oleh investasi langsung yang membukukan
peningkatan surplus sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek perbaikan
ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga. Tekanan aliran keluar neto
investasi portofolio juga mulai berkurang seiring dengan arus masuk di pasar Surat
Berharga Negara (SBN) domestik yang mulai berlangsung sejak pertengahan
triwulan IV 2022. Selain itu, transaksi investasi lainnya mengalami penurunan
defisit antara lain disebabkan oleh penarikan penempatan swasta di tengah
peningkatan kewajiban pembayaran utang luar negeri.

22
Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2022 mencatat
surplus didorong oleh kinerja ekspor yang makin kuat sehingga menopang
ketahanan sektor eksternal.
Tujuan Penelitian: Menilai neraca pembayaran Indonesia pada tahun 2022 dan
menganalisis dampaknya terhadap perekonomian. Metodologi:*1. Pengumpulan
Data: Mengumpulkan data terkait ekspor, impor, aliran modal, investasi asing,
nilai tukar mata uang, dan cadangan devisa dari berbagai sumber seperti Bank
Indonesia, Kementerian Keuangan, dan lembaga keuangan internasional . 2.
Analisis Neraca Pembayaran: Menganalisis neraca pembayaran untuk
mengidentifikasi surplus atau defisit dalam neraca perdagangan barang dan jasa.

23
DAFTAR PUSTAKA
Nopirin. 1995. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE
Salvatore, Dominick. 2001. International Economics: Sixth Edition. New
York: John Wiley & Sons.
bi.go.id/id/publikasi/neraca-pembayaran/Pages/npi_tw114.aspx
bps.go.id/hasil_publikasi/ie_nov_2013/index3.php?pub=indikator%20ekonom
i%20januari%202014
ernirahmawati.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/
khairunnisafathin.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/
muthiyagabrielamalawat.blogspot.com/2011/03/neraca-pembayaran.html
saefulbafri009.blogspot.com/2011/03/neraca-pembayaran.html

24

Anda mungkin juga menyukai