KELAS PE-4B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobilalamin, puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmad, hidayah, kesehatatan jasmani dan rohani sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Masalah Moneter Internasional” dengan tepat
waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Filma Alia Sari, S.Pd, M.Pd, E selaku
dosen pengampu mata kuliah Ekonomi moneter yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga kami ucapakn kepada teman-teman yang telah
membimbing dan memberi arahan yang baik untuk penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penyusunan bahasa, maupun sumber materi yang kami cantumkan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang dapat membangun dan mengembangkan
makalah ini menjadi lebih baik lagi dari para pembaca makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa memberikan
manfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah moneter internasional memainkan peran penting dalam ekonomi global.
Sistem moneter internasional yang efisien dan stabil sangat penting untuk mendukung
perdagangan internasional, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan global.
Namun, ada berbagai tantangan yang dihadapi dalam konteks moneter internasional saat
ini. Sistem moneter internasional merupakan kerangka kerja yang melibatkan pertukaran
mata uang antara negara-negara dan pengaturan kebijakan moneter di tingkat global.
Sistem ini memainkan peran penting dalam perdagangan internasional, investasi,
stabilitas ekonomi, dan keuangan global. Namun, dalam menjalankan fungsinya, sistem
moneter internasional dihadapkan pada berbagai masalah yang mempengaruhi
perekonomian negara-negara di seluruh dunia. Makalah ini akan menyajikan latar
belakang masalah moneter internasional, termasuk sejarah perkembangannya, prinsip-
prinsip yang mendasarinya, dan implikasi dalam ekonomi global.
4
3. Meneliti pengaruh perubahan harga valuta asing terhadap ekspor, impor, dan
investasi lintas negara untuk memahami bagaimana fluktuasi kurs dapat
mempengaruhi daya saing ekonomi dan arus perdagangan internasional.
4. Menilai peran badan keuangan internasional dalam mengatasi tantangan
pembangunan ekonomi global dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan upaya untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara
berkembang.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembayaran Internasional
A. Definisi Pembayaran Internasional
6
pengiriman harga tersebut, maka pembeli (importir) telah menyelesaikan seluruh
kewajibannya sepanjang mengenai pembayaran dan oleh karena itu, tidak ada lagi biaya
tambahan yang harus dibayar oleh pembeli (importir).
2. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open
account, barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar
serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah
kebijakan importir. Dengan cara itu, risiko sebagian besar ditanggung eksportir.
Misalnya, eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan
dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan kurs menjadi tanggungannya.
Dengan metode ini maka pembayaran dilakukan setelah barang diterima, atau kebalikan
dari sistem advance payment. Sistem pembayaran ini mengharuskan penjual (eksportir)
mengirim barang terlebih dahulu setelah kontrak ditandatangani. Pembayaran dilakukan
setelah pembeli menyetujui barang-barang yang diterima. Pengiriman uang dilakukan
melalui bank. Cara pembayaran dengan open account merupakan kebalikan dari advance
payment. Jika pada advance payment pembeli yang terebih dahulu melakukan
pembayaran harga barang maka pada open account penjual yang terlebih dahulu
melakukan pengiriman barang, baru setelah itu pembeli membayar harga melalui
perintah transfer bank ke rekening penjual.
Dalam open account nama pemilik barang yang tercantum dalam dokumen
ekspor sudah atas nama pembeli (importir). Dokumen yang diserahkan oleh eksportir
kepada importir dapat melalui bank. Namun demikian, penyerahan dokumen tersebut
kepada bank hanya sebatas sebagai kurir. Cara pembayaran dengan open account akan
sangat menguntungkan bagi pembeli, karena melalui sistem ini pembeli terlebih dahulu
melihat barang yang dikirimkan oleh penjual. Pembeli dapat melihat dan memeriksa
terlebih dahulu spesifikasi barang yang diperjanjikan baru kemudian melakukan
pembayaran. Dengan demikian, pembeli memiliki waktu untuk menyatakan penolakan
atas barang yang telah dikirimkan oleh penjual. Keuntungan lain adalah pembeli
memiliki waktu yang cukup longgar untuk menyediakan dana guna keperluan
pembayaran
3. Letter of Credit
Letter of Credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
pembeli barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel
7
yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat
pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir. Pihak yang terkait
dalam L/C adalah opener (importir), issuer (bank yang mengeluarkan l/c), beneficiary
atau penjual (eksportir), dan dalam praktiknya ada satu pihak lagi yaitu confirming bank,
yaitu bank di negara eksportir. Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional
menggunakan L/C karena metode ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain sebagai
berikut.
a. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual
b. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan yang akan
menyerahkan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dlm L/C.
c. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.
d. Adanya fasilitas hedging.
8
menerima dokumen akan meneruskan collection. Remitting bank setelah menerima
dokumen collection selanjutnya meneruskan dokumen tersebut ke collecting bank
dengan menggunakan collection instruction. Collection bank inilah yang akan
meneruskan dokumen kepada pihak yang harus membayar (drawee). Dalam hal
collection bank belum bisa langsung meneruskan dokumen kepada kepada drawee maka
collection bank bisa meneruskan ke bank lain (presenting bank) yang memungkinkan
untuk berhubungan langsung dengan drawee. Setelah drawee melakukan pembayaran
atau melaksanakan amanat kepada collection bank atau presenting bank maka collection
bank akan meneruskan kembali kepada remitting bank. Remitting bank inilah yang akan
melakukan pembayaran kepada principal
Dalam document againt payment, penjual (eksportir) menahan
dokumendokumen pemilikan barang dan hanya menyerahkan dokumen ekspor setelah
adanya pembayaran dari pembeli (importir). Sedangkan dalam document againt
acceptance eksportir (penjual) akan menyerahkan dokumen ekspor setelah pembeli
(importir) telah melakukan akseptasi.
6. Konsinyasi
Konsinyasi juga dikategorikan sebagai cara pembayaran transaksi. Konsinyasi
sebenarnya merupakan variasi lain dari cara pembayaran dengan open account. Melalui
konsinyasi penjual yang terlebih dahulu mengirimkan barang. Perbedaanya dengan open
account adalah mengenai waktu pembeli mengirimkan barang. Kalau pada open account
pembeli mengirimkan harga pembelian setelah barang dikirimkan atau pada waktu
tertentu yang disepakti setelah barang dikirimkan oleh penjual maka pada konsinyasi
pembeli berkewajiban mengrimkan harga pembayaran barang setelah pembeli berhasil
menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Cara pembayaran seperti ini cenderung
mengandung resiko yang sangat besar bagi penjual. Kemungkinan terjadinya wanprestasi
sangat besar dan dalam keadaan tertentu sulit terpantau. Kemungkinan wanpretasi antara
lain:
a. pembeli tidak membayar harga kepada penjual
b. pembeli telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga, akan tetapi
pembeli menunda pembayaran kepada penjual dan menyatakan barang tersebut
belum lagi terjual. Dengan demikian, pembeli mendapat keuntungan dari
penundaan pembayaran tersebut
c. bila pembeli telah menjual barang tersebut kepada pihak ketiga pada saat terjadinya
kenaikan atas harga barang tersebut, tetapi kemudian Ekonomi Keuangan
9
Internasional memberitahukan kepada penjual bahwa barang tersebut dijual kepada
pihak ketiga pada saat sebelum terjadinya kenaikan harga. Oleh karena besarnya
kemungkinan resiko yang mungkin dialami oleh penjual, maka dalam kontrak-
kontrak yang mempergunakan cara pembayaran konsinyasi seperti ini dilengkapi
dengan klausula yang tegas tentang ganti rugi atau sanksi dalam hal terjadinya
wanprestasi.
C. Peran Teknologi Dalam Memfasilitasi Pembayaran Internasional
Teknologi memainkan peran yang signifikan dalam memfasilitasi
pembayaran internasional dengan meningkatkan efisiensi, kecepatan, keamanan,
dan keterjangkauan transaksi. Berikut ini adalah beberapa peran teknologi dalam
memfasilitasi pembayaran internasional:
1. Pembayaran Digital dan Mobile
Teknologi telah memungkinkan adopsi pembayaran digital dan mobile
yang memungkinkan transfer dana yang cepat, mudah, dan aman melalui
perangkat elektronik seperti smartphone. Ini mengurangi ketergantungan pada
uang tunai dan memfasilitasi transaksi lintas batas dengan biaya yang lebih
rendah. Contoh teknologi ini termasuk aplikasi pembayaran digital seperti
PayPal, Alipay, dan WeChat Pay.
2. Blockchain dan Distributed Ledger Technology (DLT)
Teknologi blockchain dan DLT dapat digunakan untuk meningkatkan
transparansi dan keamanan dalam pembayaran internasional. Dengan
menggunakan sistem terdesentralisasi, teknologi ini memungkinkan verifikasi
transaksi yang aman, cepat, dan dapat dipercaya tanpa memerlukan perantara.
Contoh penggunaan blockchain dalam pembayaran internasional adalah
RippleNet, yang memfasilitasi transaksi dan likuiditas lintas mata uang.
3. Fintech dan Payment Service Providers
Perusahaan teknologi keuangan (fintech) dan penyedia layanan
pembayaran (payment service providers) telah menyediakan solusi inovatif
untuk memfasilitasi pembayaran internasional. Mereka menawarkan platform
pembayaran online yang mudah digunakan, integrasi sistem pembayaran lintas
batas, dan biaya transaksi yang lebih rendah. Contoh perusahaan fintech yang
berfokus pada pembayaran internasional adalah TransferWise, Payoneer, dan
Stripe.
4. Pembayaran dengan Kripto-aset
10
Teknologi kripto-aset, seperti Bitcoin dan Ethereum, telah
memperkenalkan alternatif pembayaran internasional yang terdesentralisasi
dan memanfaatkan teknologi blockchain. Pembayaran dengan kripto-aset
dapat memungkinkan transfer langsung dan cepat tanpa keterlibatan pihak
ketiga, mengurangi biaya transaksi lintas batas, dan memberikan akses
pembayaran global. Namun, perlu dicatat bahwa regulasi dan volatilitas harga
menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan kripto-aset.
D. Tantangan dalam pembayaran internasional
Tantangan dalam pembayaran internasional meliputi beberapa hal berikut
ini, beserta cara-cara untuk mengatasi tantangan tersebut:
1) Keterbatasan Infrastruktur Keuangan: Beberapa negara atau wilayah mungkin
menghadapi keterbatasan infrastruktur keuangan yang mempengaruhi
kemampuan untuk melakukan pembayaran internasional. Hal ini dapat diatasi
dengan meningkatkan investasi dalam infrastruktur keuangan, termasuk
pengembangan sistem pembayaran nasional yang efisien dan koneksi dengan
jaringan pembayaran global.
2) Keamanan dan Perlindungan Data: Pembayaran internasional melibatkan
transfer sensitif data finansial, yang dapat menjadi target serangan siber atau
penyalahgunaan. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu dilakukan langkah-
langkah keamanan yang kuat, seperti enkripsi data, penggunaan teknologi
autentikasi yang aman, dan pemantauan kegiatan yang mencurigakan.
3) Risiko Keandalan dan Keterlambatan: Pembayaran internasional dapat
menghadapi risiko keandalan dan keterlambatan, terutama jika melibatkan
berbagai lembaga keuangan, sistem pembayaran, atau jaringan komunikasi
yang berbeda. Solusi untuk mengatasi tantangan ini termasuk meningkatkan
kolaborasi antara lembaga keuangan, standarisasi proses pembayaran, dan
penggunaan teknologi yang memungkinkan penyelesaian transaksi secara real-
time.
4) Perbedaan Mata Uang dan Konversi Valuta: Pembayaran internasional
melibatkan perbedaan mata uang, yang dapat menyebabkan kompleksitas
dalam konversi valuta dan biaya yang tinggi. Penggunaan teknologi finansial,
seperti aplikasi pembayaran digital dengan fitur konversi mata uang otomatis,
dan pengembangan instrumen keuangan, seperti rekening multicurrency, dapat
membantu mengatasi tantangan ini.
11
5) Risiko Nilai Tukar: Perubahan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi
jumlah yang harus dibayarkan atau diterima dalam transaksi internasional.
Untuk mengatasi risiko ini, pihak yang terlibat dalam pembayaran
internasional dapat menggunakan instrumen keuangan, seperti kontrak
berjangka (forward contracts) atau opsi valuta asing (foreign exchange
options), untuk melindungi diri dari fluktuasi nilai tukar.
6) Risiko Kredit: Risiko kredit muncul ketika pihak yang melakukan pembayaran
internasional tidak mampu atau enggan membayar atau menerima
pembayaran. Untuk mengurangi risiko ini, pihak yang terlibat dapat
melakukan penilaian kredit yang cermat sebelum melakukan transaksi,
menggunakan jaminan atau surat kredit, atau menggunakan lembaga jasa
keuangan seperti bank yang dapat memfasilitasi transaksi dengan memberikan
jaminan pembayaran.
7) Biaya Transaksi: Pembayaran internasional seringkali melibatkan biaya
transaksi yang tinggi, seperti biaya transfer bank, konversi mata uang, dan
biaya administrasi. Untuk mengurangi biaya ini, dapat digunakan alternatif
pembayaran yang lebih efisien seperti transfer elektronik, menggunakan
teknologi finansial terkini seperti blockchain, atau menggunakan jasa lembaga
keuangan internasional yang mengenakan biaya transaksi yang lebih rendah.
8) Perbedaan Sistem Pembayaran dan Hukum: Setiap negara memiliki sistem
pembayaran dan hukum yang berbeda, yang dapat menghambat efisiensi dan
keamanan pembayaran internasional. Untuk mengatasinya, upaya harmonisasi
standar dan prosedur internasional telah dilakukan, seperti menggunakan
standar SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial
Telecommunication) untuk komunikasi antarbank, atau adopsi aturan
internasional yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan internasional seperti
ICC (International Chamber of Commerce).
9) Keterbatasan Akses Keuangan: Beberapa negara, terutama negara
berkembang, mungkin menghadapi keterbatasan akses ke lembaga keuangan
internasional atau sistem pembayaran global. Untuk mengatasi hal ini, perlu
dilakukan upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan dan akses terhadap jasa
keuangan bagi negara-negara tersebut, melalui kerjasama internasional,
bantuan teknis, dan pengembangan infrastruktur keuangan yang inklusif.
12
2.2 Standar Moneter Internasional
A. Definisi Sistem Moneter Internasional
Sistem moneter internasional dapat didefenisikan sebagai struktur, instrument,
institusi, dan perjanjian yang menentukan nilai tukar atau kurs mata uang dari berbagai
Negara di dunia, termasuk penyesuaian aliran modal, perdagangan internasional, dan
neraca pembayaran. Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem
moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari satu sistem ke
sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Dengan mempelajari
pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran bagaimana timbulnya
ketidakstabilan ekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran internasional
apabila terjadi ketidak seimbangan.
1. Sistem Standar Emas 1870 – 1914
Sistem standar emas merupakan istilah yang merujuk pada sistem moneter
yang alih-alih menggunakan mata uang, menggunakan emas murni sebagai alat
pembayaran yang sah, emas sebagai satuan dasar nilai uang, serta dasar
perbandingan nilai berbagai mata uang. Sistem standar emas internasional muncul
pada tahun 1870 di Inggris. Pemerintah Inggris menetapkan/mengikatkan nilai
poundsterling dengan emas. Perkembangan industri yang terjadi di Inggris serta
perdagangan dunia yang makin berkembang pada abad 19 menambah
kepercayaan dunia terhadap emas. Kepercayaan ini diperkuat juga dengan
diketemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika Utara. Dengan kejadian-
kejadian tersebut sistem standar emas merupakan suatu sistem yang dipakai oleh
banyak negara semenjak 27 1970 hingga Perang Dunia I. Keadaan ekonomi dan
perdagangan yang relatif stabil selama periode tersebut merupakan faktor utama
keberhasilan sistem standar emas. Bagaimana sistem ini bekerja, terutama proses
penyesuaian neraca pembayaran, telah dijelaskan di atas dalam Subtopik Standar
Emas. Dengan adanya Perang Dunia I (1919-1923) serta Depresi dunia (1931-
1934) negara-negara Eropa dilanda inflasi serta ketidakstabilan politik. Sistem
moneter internasional menjadi kacau. Kekacauan ini menimbulkan kurang
kepercayaan dunia terhadap poundsterling yang masih dikaitkan dengan emas.
Poundsterling makin lama makin lemah posisinya. Kelemahan ini ditambah lagi
dengan keharusan inggris untuk memberi bantuan kepada Jerman. Pada tahun
1931 Inggris menanggalkan standar emas dan poundsterling jatuh nilainya, diikuti
oleh dolar Amerika.
13
2. Zaman Bretton Woods 1944 – 1973
Sistem Bretton Woods adalah sebuah sistem perekonomian dunia yang
dihasilkan dari konferensi yang diselenggarakan di Bretton Woods, New
Hampshire, Amerika Serikat pada tahun 1944. Sistem ini dibentuk untuk
menyelesaikan masalah-masalah ekonomi politik dan pembangunan. Dalam
perjanjian Bretton Woods terbentuklah dua badan internasional yakni the
International Bank for Recounstruction and Development, yang sekarang dikenal
dengan Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (DMI). The World Bank
pada permulaannya bertujuan untuk membantu membangun 28 kembali negara-
negara Eropa yang rusak sebagai akibat perang, kemudian berfungsi juga sebagai
sumber pembiayaan untuk pembangunan ekonomi negara-negara anggota.
Sedangkan DMI berfungsi :
a) Meletakkan dasar yang kuat untuk untuk pengaturan pembayaran
internasioanal.
b) Sebagai tempat konsultasi, serta kerja sama di bidang pembayaran
internasioanal.
c) Membantu mengatasi kesulitan neraca pembayaran internasional, baik
dengan bantuan modal jangka pendek maupun panjang.
d) Menciptakan serta mendistribusikan cadangan internasional (dalam bentuk
Special Drawing Rights).
14
Negara – negara Eropa sangat memerlukan uang/dana untuk memulihkan
keadaan ekonominya. Satu satunya sumber adalah Amerika Serikat, sehingga
dolar banyak diminta. Konsekuensinya, emas menjadi tergeser oleh dolar. Sebab
disamping mempunyai tenaga beli yang kuat di Amerika, reserves dalam bentuk
dolar akan memberikan penghasilan bunga. Dengan makin pentingnya fungsi
dolar, maka setiap negara anggota menetapkan perbandingan mata uangnya
terhadap dolar, yang kemudian 29 apabila perlu dapat ditukarkan dengan emas
dengan perbandingan dolar emas tertentu.
15
mata uang yang mengambang. Namun demikian, dolar masih memegang peranan
penting dalam lalu lintas pembayaran internasional. Pembayaran luar negeri,
kebijaksanaan campur tangan dalam pasar valuta asing oleh Bank Sentral, serta
catatan – catatan statistik Dana Moneter Internasional dan Perserikatan Bangsa –
bangsa masih menggunakan dasar mata uang dollar.
16
dalam perdagangan internasional, sehingga mendorong investasi dan
pertumbuhan ekonomi.
b. Kestabilan keuangan: Standar moneter internasional yang kuat dan terkoordinasi
dapat membantu menjaga stabilitas sistem keuangan global. Ketika sistem
keuangan stabil, risiko krisis keuangan dapat dikurangi, likuiditas dapat tersedia
dengan lebih baik, dan peluang investasi dapat ditingkatkan. Ini dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
c. Koordinasi kebijakan moneter: Perubahan dalam standar moneter internasional
dapat mempengaruhi koordinasi kebijakan moneter antara negara-negara.
Koordinasi yang efektif dalam kebijakan moneter dapat membantu mencegah
ketidakseimbangan ekonomi yang berpotensi merugikan pertumbuhan.
Misalnya, koordinasi kebijakan antara bank sentral dapat membantu mengatasi
masalah seperti inflasi berlebih atau defisit neraca pembayaran yang tidak
berkelanjutan.
a. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari suatu negara
ke negara lain (misal melalui clearing)
b. Memperlancar terjadinya kegiatan ekspor/impor.
c. Memungkinkan dilakukan hedging. Hedging adalah tindakan pihak tertentu untuk
menghindari kerugian akibat kemungkinan terjadinya perubahan kurs valuta asing
di masa yang akan datang.
C. Sistem Kurs Valuta Asing
Meskipun kurs nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan pasar, namun
sesungguhnya ada faktor lain. yang menentukan besarnya kurs, yaitu sistem kurs
valuta asing yang dianut oleh suatu negara. Secara umum, terdapat tiga sistem
17
penetapan kurs valuta asing, yaitu sistem kurs tetap, sistem kurs bebas, dan sistem
kurs mengambang terkendali. 19 Perbedaan pokok ketiga sistem tersebut terdapat
pada sejauh mana campur tangan pemerintah dalam penetapan nilai tukar.
1. Sistem Kurs Tetap
Menurut sistem kurs tetap (fixed exchange rate), nilai tukar mata uang
suatu negara terhadap mata uang negara lainnya ditetapkan oleh pemerintah.
meskipun nilai tukar ditetapkan oleh pemerintah, namun tidak berarti bahwa
tidak adanya perubahan permintaan dan penawaran atas suatu mata uang di
pasar valuta asing. Dampak yang akan terjadi dari perubahan permintaan dan
penawaran mata uang asing di pasar valuta asing tersebut pemerintah akan
meredam dengan cara: Jika terjadinya kelebihan penawaran, maka pemerintah
akan membelinya. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan permintaan terhadap mata
uang asing tertentu, pemerintah akan menjual persediaan mata uang yang
dimilikinya. Keunggulan sistem kurs tetap adalah bahwa sistem ini mampu
memberikan kepastian mengenai nilai tukar. Namun sistem kurs tetap ini juga
memiliki banyak kelemahan yang dimana pemerintah harus memiliki cadangan
devisa yang besar untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan untuk melakukan
intervensi pasar.
Pada sistem ini, kurs ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya, pemerintah
menetapkan bahwa US $ 1 = Rp 8.000,- dan 1 yen = Rp 5.000,-. Akan tetapi,
pada kenyataannya walaupun kurs sudah ditetapkan pemerintah, kurs masih
mengalami perubahan. Perubahan kurs tersebut terjadi karena adanya perubahan
kekuatan permintaan dan penawaran. Kadang terjadi kelebihan permintaan dan
kadang terjadi kelebihan penawaran. Agar kurs berada di tingkat yang sudah
ditetapkan, pemerintah harus meredam efek dari kelebihan permintaan atau
penawaran tersebut. Jika terjadi kelebihan permintaan, pemerintah akan menjual
persediaan mata uang untuk memenuhi kelebihan permintaan 20 tersebut. Dan,
bila terjadi kelebihan penawaran, pemerintah akan membeli kelebihan
penawaran tersebut. Keuntungan dari sistem kurs bebas adalah bahwa tingkat
kurs yang berlaku selalu sama 21 dengan tingkat kurs keseimbangan. Jadi, tidak
ada masalah pasar gelap dan akibat negatifnya. Dalam sistem kurs devisa yang
betul-betul mengambang, tidak ada masalah surplus atau defisit-neraca
pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu menyeimbangkan jumlah devisa
18
yang masuk dengan devisa yang keluar. Sistem ini bisa dilaksanakan apabila
syarat-syarat berikut dapat dipenuhi.,
2. Sistem Kurs Bebas
Kurs bebas adalah nilai kurs uang ditentukan oleh kekuatan pasar, yang
biasa juga disebut dengan kurs mengambang. Keuntungan dari sistem kurs
bebas adalah bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama 21 dengan tingkat
kurs keseimbangan. Jadi, tidak ada masalah pasar gelap dan akibat negatifnya.
Dalam sistem kurs devisa yang betul-betul mengambang, tidak ada masalah
surplus atau defisit-neraca pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu
menyeimbangkan jumlah devisa yang masuk dengan devisa yang keluar. Sistem
ini bisa dilaksanakan apabila syarat-syarat berikut dapat dipenuhi. Pada sistem
ini, kurs bebas bergerak naik turun tanpa adanya campur tangan pemerintah.
Kurs bergerak naik turun sesuai dengan kekuatan tarik menarik antara
permintaan dan penawaran. Sistem kurs bebas disebut juga dengan istilah
“Sistem Kurs Mengambang”
3. Sistem Kurs Mengambang Terkendali
Usaha-usaha untuk menstabilkan kurs konferensi Bretton Woods. Pada
sistem kurs mengambang terkendali, nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan. Nilai kurs bebas bergerak untuk naik atau
turun. Namun, untuk menghindari gejolak yang terlalu tajam, pemerintah
melakukan intervensi atau campur tangan sampai batas-batas yang telah
ditentukan, misalnya 5 % di atas atau di bawah kurs keseimbangan. Batas yang
digunakan untuk mengatakan bahwa perubahan nilai tukar dianggap terlalu
tajam ditentukan oleh bank sentral. Campur tangan pemerintah dalam
mempengaruhi nilai kurs ini dapat dilakukan secara langsung (membeli maupun
menjual valuta asing di pasar) mau pun secara tidak langsung (misalnya melalui
pengaturan tingkat bunga). Apabila pemerintah melakukan campur tangan
secara langsung maka sistem kurs valuta asing yang dianut disebut dirty floating
(mengambang kotor). Sedangkan jika pemerintah melakukan campur tangan
secara tidak langsung, maka sistem kurs valuta asing yang dianut disebut
sebagai clean floating (mengambang bersih). Dibandingkan dengan sistem kurs
bebas, sistem kurs mengambang terkendali lebih memberikan kepastian yang
lebih baik bagi para eksportir dari importir tentang besarnya nilai tukar yang
akan berlaku untuk satu periode.
19
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga valuta asing (kurs)
Fluktuasi harga valuta asing (kurs) dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
faktor fundamental ekonomi, faktor politik dan geopolitik, serta faktor pasar
keuangan. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga valuta
asing:
1. Faktor Fundamental Ekonomi:
• Tingkat suku bunga: Perbedaan dalam suku bunga antara dua negara dapat
mempengaruhi aliran modal dan permintaan terhadap mata uang negara
tersebut. Kenaikan suku bunga dapat membuat mata uang lebih menarik
bagi investor, sehingga dapat menguatkan nilai tukar mata uang tersebut.
• Inflasi: Perbedaan tingkat inflasi antara dua negara dapat mempengaruhi
daya beli dan nilai tukar mata uang. Negara dengan inflasi lebih tinggi
cenderung mengalami depresiasi nilai tukar mata uangnya. Kondisi
ekonomi makro: Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, neraca
perdagangan, defisit anggaran, dan stabilitas keuangan dapat
mempengaruhi persepsi investor terhadap mata uang dan mempengaruhi
nilai tukarnya.
2. Faktor Politik dan Geopolitik:
• Ketidakstabilan politik: Perubahan politik, seperti pemilihan umum atau
krisis politik, dapat menciptakan ketidakpastian dan mempengaruhi nilai
tukar mata uang.
• Kebijakan pemerintah: Kebijakan moneter dan fiskal yang diambil oleh
pemerintah dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Misalnya,
intervensi bank sentral untuk membeli atau menjual mata uangnya dapat
mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang tersebut di pasar
valuta asing.
3. Faktor Pasar Keuangan:
• Sentimen pasar: Persepsi dan sentimen pasar terhadap mata uang dapat
mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar valuta asing. Faktor-
faktor seperti kecemasan pasar, ekspektasi investor, dan volatilitas pasar
keuangan global dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang.
20
• Arus modal: Aliran masuk atau keluar modal dari suatu negara dapat
mempengaruhi nilai tukar mata uangnya. Misalnya, jika investor menarik
modal dari suatu negara, hal ini dapat melemahkan nilai tukar mata
uangnya.
4. Perkembangan Ekonomi Global:
• Ketidakstabilan ekonomi global: Krisis keuangan atau ketidakstabilan
ekonomi global dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang secara luas.
Contohnya adalah krisis keuangan global pada tahun 2008 yang
berdampak pada fluktuasi nilai tukar mata uang di banyak negara.
• Perdagangan internasional: Aktivitas perdagangan internasional, termasuk
ekspor dan impor, dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran mata
uang. Fluktuasi dalam nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi daya
saing produk ekspor dan impor suatu negara.
E. Perubahan harga valuta asing
Perubahan harga valuta asing dapat mempengaruhi ekspor, impor, dan investasi
lintas negara dengan cara berikut:
1. Ekspor:
• Pelemahan mata uang domestik (depreciasi): Jika mata uang domestik
melemah terhadap mata uang asing, maka produk ekspor menjadi lebih
murah bagi pasar asing. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekspor
karena harga yang lebih kompetitif. Ekspor dapat meningkat karena
permintaan meningkat dari negara-negara dengan mata uang yang kuat.
• Penguatan mata uang domestik (apresiasi): Jika mata uang domestik
menguat terhadap mata uang asing, maka produk ekspor menjadi lebih
mahal bagi pasar asing. Hal ini dapat memperlambat pertumbuhan ekspor
karena harga yang lebih tinggi. Ekspor dapat mengalami penurunan
karena permintaan menurun dari negara-negara dengan mata uang yang
lemah.
2. Impor:
• Pelemahan mata uang domestik (depreciasi): Jika mata uang domestik
melemah terhadap mata uang asing, harga barang impor menjadi lebih
tinggi. Ini dapat mengurangi impor karena harga yang lebih mahal bagi
negara yang mengimpor barang tersebut.
21
• Penguatan mata uang domestik (apresiasi): Jika mata uang domestik
menguat terhadap mata uang asing, harga barang impor menjadi lebih
murah. Ini dapat mendorong pertumbuhan impor karena harga yang lebih
rendah bagi negara yang mengimpor barang tersebut.
3. Investasi:
• Pelemahan mata uang domestik (depreciasi): Jika mata uang domestik
melemah, investor asing dapat melihat peluang investasi yang
menguntungkan karena biaya investasi menjadi lebih murah dalam mata
uang domestik. Hal ini dapat mendorong masuknya investasi asing
langsung ke negara tersebut.
• Penguatan mata uang domestik (apresiasi): Jika mata uang domestik
menguat, biaya investasi menjadi lebih mahal bagi investor asing dalam
mata uang domestik. Hal ini dapat memperlambat masuknya investasi
asing langsung ke negara tersebut.
22
B. Fungsi Lembaga Keuangan Internasional
1) Bank Dunia
a. Pengertian dan Sejarah Terbentuknya
Bank Dunia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkansebuah
lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjamanleverage ke
negara-negara berkembang untuk program modal. Bank Duniamemiliki tujuan
untuk mengurangi kemiskinan.Pada awal Perang Dunia II ahli-ahli keuangan
dari gabungan beberapa negara, menganggap bahwa setelah perang dunia II
akanmembawa pengaruh akan adanya kebutuhan atas peraturan-
peraturanmengenai kerja sama internasional untuk memecahkan masalah
dalam halmoneter dan permasalahan-permasalahan keuangan lainnya
(Handayani, 2016). Dengan adanya beberapa pertemuan yang diselenggarakan
olehgabungan beberapa negara, pada bulan juli 1944, 44 negara
mendirikanUnited Nations Monetary and Financial Conference di Bretton
23
Woods NewHampshire, USA. Pada konferensi ini dicanangkan Anggaran
Dasar yaitudengan terbentuknya dua lembaga keuangan internasional:
1. IMF (International Monetary Fund)
2. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development)
kemudian lebih dikenal dengan World Bank.
Pada tahun 1945 Anggaran Dasar PBB diedarkan kepada 44 negarauntuk
disahkan. Akhirnya Anggaran Dasar tersebut diberlakukan tanggal
27Desember 1945, setelah ditanda tangani oleh 28 negara di Washington D.C.
seluruh negara yang aktif di konferensi Bretton Wood, menjadi anggota
darikedua lembaga itu, kecuali Uni Soviet. Bank Dunia mulai beroperasi
25Juni 1946. Bank Dunia didirikan sebagai lembaga investasi International
jenis baru untuk memberikan atau menjamin kredit-kredit yang ditujukan
untuk proyek-proyek rekonstruk.
27
6. Mengurangi waktu dan besarnya disekuilibrium dalam neraca
pembayaraan negara anggota IMF.
3) The Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia)
The Asian Development bank (ADB) berdiri tahun 1966, dan
bertugasmeningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta bekerja sama dengan semua
pihak yang berkepentingan di Asia. ADB merupakan lembaga
pengembangankeuangan internasional yang melaksanakan penyaluran dana,
menyokonginvestasi, dan memberikan kerja sama teknis (technical assistance)
kepadanegara-negara berkembang yang menjadi anggotanya. ADB
merupakanlembaga negara, yang anggotanya adalah pemerintah-pemerintah dari
berbagainegara. ADB juga merupakan organisasi regional, karena aktifitas-
aktifitasdititik beratkan di wilayah Asia. Kebanyakan negara anggotanya berada
diAsia, sebagian besar struktur permodalannya bersumber dari negara-negaraAsia,
begitu pula pemilihan pimpinan (president) serta delapan dari dua belasdewan
direksinya. Selain itu, ADB juga beranggotakan negara-negara non Asia,yang sangat
banyak membantu permodalan ADB, serta dalam strukturorganisasi diwakili melalui
beberapa anggota dewan direksi dan para stafnya.Kenyataan inilah yang
menyebabkan ADB tidak hanya merupakan sebuahorganisasi Asia, melainkan
sebuah institusi dengan wawasan seluruh dunia.
a. Latar belakang berdirinya Asian Development Bank
Pada pertengahan 1960-an, negara-negara di Asia sangat membutuhkan
bantuan ekonomi untuk membiayai pertumbuhan dan pembangunannya.Dari
berbagai penjuru dunia datang bantuan untuk negara-negara Asia, baik berupa
dukungan politis maupun bantuan ekonomi. Semula bantuan inidiharapkan dan
datang dari negara-negara Barat, namun dengan adanya perkembangan rasa
nasionalisme terutama setelah selesainya Perang DuniaII mendorong rasa kerja
sama di antara negara-negara Asia, dengan berusahamemperoleh bantuan politis
maupun ekonomi dari kalangan negara-negaraAsia sendiri. Kesemuanya ini
tercermin dalam pembentukan berbagaiorganisasi Asia, seperti Economics
Commission for Asia and the Far East(ECAFE) yang berdiri dari negara-negara
Asia yang telah menjadi anggotaPBB pada saat itu, SEATO dan lain-lain. Dalam
suasanan seperti inilah,ADB lahir dan berkembang.
30
rangka membicarakan pendirian bank islam internasional. Pada pertemuan ke
dua, bulan mei 1974 dibahas rancangan anggaran dasar danrancangan anggaran
rumah tangga.
b. Fungsi IDB
Fungsi IDB adalah memberikan pinjaman untuk proyek– proyek
produktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Selain itu, IDB
jugamendirikan dan mengoperasikan dana khusus untuk tujuan tertentu
sepertidana bantuan untuk masyarakat muslim dinegara– negara non-anggota
IDBdan berwenang untuk menerima dana dan memobilisasi dana tersebut
berdasarkan sumber daya keuangan syariah yang kompatibel. Hal ini
jugadituntut dengan tanggung jawab untuk membantu dalam promosi
perdagangan luar negri terutama dalam barang – barang modal diantaranegara
anggota yakni memberikan bantuan teknis kepada negara– negaraanggota dan
memperluas fasilitas pelatihan untuk personil yang terlibatdalam kegiatan
pembangunan di negara- negara muslim untuk menyesuaikandiri dengan
syariah.
c. Tujuan IDB
31
Untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial negara– negara
anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan maupun bersama– sama
sesuai dengan prinsip– prinsip syariah yaitu hukum islam.
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembayaran internasional mencakup semua transaksi keuangan antara negara-negara
yang melibatkan transfer dana, baik untuk perdagangan barang dan jasa maupun untuk
transaksi keuangan lainnya. Ini melibatkan penggunaan mata uang asing, instrumen
keuangan, dan lembaga keuangan internasional untuk memfasilitasi transaksi tersebut.
Standar moneter internasional mengacu pada aturan dan sistem yang digunakan oleh negara-
negara untuk mengatur nilai mata uang mereka dalam hubungan dengan mata uang asing.
Pada masa lalu, standar emas dan standar devisa mengatur hubungan nilai mata uang, tetapi
saat ini sistem nilai tukar bebas atau terkendali secara fleksibel lebih umum digunakan.
Harga valuta asing, juga dikenal sebagai kurs valuta asing, menunjukkan nilai tukar
satu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini ditentukan oleh kekuatan pasokan dan
permintaan di pasar valuta asing, dan dapat bervariasi secara terus-menerus. Kurs valuta
asing memiliki dampak signifikan terhadap perdagangan internasional, investasi, dan
stabilitas ekonomi suatu negara. Badan keuangan internasional, seperti Dana Moneter
Internasional (IMF) dan Bank Dunia, berperan dalam membantu mempromosikan stabilitas
moneter dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di seluruh dunia. IMF terutama fokus
pada stabilitas keuangan global, sementara Bank Dunia berfokus pada pembangunan
ekonomi dan pengentasan kemiskinan melalui bantuan keuangan, pengetahuan, dan
dukungan kebijakan kepada negara-negara anggota.
33
DAFTAR PUSTAKA
Obstfeld, M., Shambaugh, J. C., & Taylor, A. M. (2008). The trilemma in history:
Trade-offs among exchange rates, monetary policies, and capital mobility. The Review of
Economics and Statistics, 90(3), 573-590.
Bordo, M. D., & Helbling, T. (2019). International monetary regimes and financial
system resilience: The challenge of the Euro. Journal of International Money and Finance, 90,
142-158.
https://www.academia.edu/36282631/makalah_lembaga_keuangan_internasional_doc
x (diakses pada tanggal 21 Mei 2023)
https://www.weforum.org/agenda/2017/10/how-technology-is-transforming-the-
international-payments-landscape/(diakses pada tanggal 21 Mei 2023)
https://www.worldbank.org/en/topic/financialinclusion/brief/digital-payments-and-
financial-inclusion-why-digital-payments-matter(diakses pada tanggal 21 Mei 2023)
https://iccwbo.org/publication/building-a-fast-reliable-and-secure-cross-border-
payments-framework/(diakses pada tanggal 21 Mei 2023)
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Financial-
Services/gx-be-psd2-payments-transformation-challenges-and-opportunities.pdf (diakses
pada tanggal 21 Mei 2023)
34
https://www.imf.org/en/Publications/WP/Issues/2019/08/15/Political-Uncertainty-
and-Exchange-Rate-Volatility-47169 (diakses pada tanggal 21 Mei 2023)
https://unctad.org/system/files/official-document/diaeinf20082ch3_en.pdf (diakses
pada tanggal 21 Mei 2023)
35