Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

MASALAH MONETER INTERNASIONAL

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Ekonomi Moneter

Dosen Pengampu: Filma Alia Sari, S.Pd, M.Pd, E

Disusun oleh : Kelompok 7

1. Desi Nilam Sari 2105110988


2. Nur Atika Dewi 2105112110
3. Lusi Nurvitasari 2105112111
4. Lestari Lature 2105112114
5. Lestari Handayani 2105135327
6. Yossy Juliana Gultom 2105112113

KELAS PE-4B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Alhamdulillah hirobilalamin, puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmad, hidayah, kesehatatan jasmani dan rohani sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Masalah Moneter Internasional” dengan tepat
waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Filma Alia Sari, S.Pd, M.Pd, E selaku
dosen pengampu mata kuliah Ekonomi moneter yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga kami ucapakn kepada teman-teman yang telah
membimbing dan memberi arahan yang baik untuk penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penyusunan bahasa, maupun sumber materi yang kami cantumkan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang dapat membangun dan mengembangkan
makalah ini menjadi lebih baik lagi dari para pembaca makalah ini.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa memberikan
manfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pekanbaru, 21 Mei 2023

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 4
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Pembayaran Internasional ............................................................................................ 6
2.2 Standar Moneter Internasional................................................................................... 13
2.3 Harga Valuta Asing (Kurs) ......................................................................................... 17
2.4 Badan Keuangan Internasional .................................................................................. 22
BAB III .................................................................................................................................... 33
PENUTUP ............................................................................................................................... 33
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 34

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah moneter internasional memainkan peran penting dalam ekonomi global.
Sistem moneter internasional yang efisien dan stabil sangat penting untuk mendukung
perdagangan internasional, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan global.
Namun, ada berbagai tantangan yang dihadapi dalam konteks moneter internasional saat
ini. Sistem moneter internasional merupakan kerangka kerja yang melibatkan pertukaran
mata uang antara negara-negara dan pengaturan kebijakan moneter di tingkat global.
Sistem ini memainkan peran penting dalam perdagangan internasional, investasi,
stabilitas ekonomi, dan keuangan global. Namun, dalam menjalankan fungsinya, sistem
moneter internasional dihadapkan pada berbagai masalah yang mempengaruhi
perekonomian negara-negara di seluruh dunia. Makalah ini akan menyajikan latar
belakang masalah moneter internasional, termasuk sejarah perkembangannya, prinsip-
prinsip yang mendasarinya, dan implikasi dalam ekonomi global.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana sistem pembayaran internasional mempengaruhi perdagangan
internasional dan investasi asing?
2. Bagaimana perubahan dalam standar moneter internasional dapat mempengaruhi
perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi?
3. Bagaimana perubahan harga valuta asing mempengaruhi ekspor, impor, dan investasi
lintas negara?
4. Bagaimana badan keuangan internasional berkontribusi dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami hubungan antara sistem pembayaran internasional dengan
perdagangan internasional dan investasi asing serta dampaknya terhadap
pertumbuhan ekonomi dan aliran modal antarnegara.
2. Menganalisis dampak perubahan dalam standar moneter internasional terhadap
perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi untuk memahami
bagaimana kebijakan moneter global dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi
lintas negara.

4
3. Meneliti pengaruh perubahan harga valuta asing terhadap ekspor, impor, dan
investasi lintas negara untuk memahami bagaimana fluktuasi kurs dapat
mempengaruhi daya saing ekonomi dan arus perdagangan internasional.
4. Menilai peran badan keuangan internasional dalam mengatasi tantangan
pembangunan ekonomi global dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan upaya untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara
berkembang.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pembayaran Internasional
A. Definisi Pembayaran Internasional

Sistem transaksi internasional sering disebut dengan sistem pembayaran


internasional. Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang
dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan
kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran dalam perdagangan
internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank. Pada umumnya transaksi-
transaksi ekonomi berupa pemindahtanganan hak milik atas suatu benda dari tangan
orang yang satu ke tangan orang yang lain ataupun berupa penunaian jasa yang
dilakukan oleh orang yang satu untuk orang yang lain. Selain itu, perubahan susunan dan
nilai hutang piutang serta kekayaan penduduk negara bersangkutan di negara lain juga
tercakup dalam istilah transaksi ekonomi internasional.

B. Cara Dan Alat Transaksi Internasional

Pelaksanaan transaksi perdagangan luar negeri dapat diatur dengan cara


pembayaran berikut:

1. Advance Payment / Cash Payment


Advance payment merupakan salah satu bentuk cara pembayaran non L/C yang
dikenal dalam berbagai kontrak bisnis, termasuk kontrak bisnis yang bernuansa
internasional. Cara pembayaran dengan sistem advance payment biasa dikenal dengan
sebutan pembayaran dimuka, karena melalui cara ini pembeli (importir) membayar
terlebih dahulu kepada penjual (eksportir) melalui perintah transfer bank ke rekening
penjual (ekportir), sebelum penjual (eksportir) yang bersangkutan mengirimkan barang
yang diperjanjikan. Setelah menerima pembayaran harga baik keseluruhan maupun
sebahagian baru kemudian penjual (eksportir) melakukan kewajibannya mengirimkan
barang melalui port of loading. Barang yang dikirim tersebut sudah tercatat atas nama
pembeli (importir). Cara pembayaran dengan advance payment mempunyai beberapa
variasi sesuai dengan jumlah harga yang terlebih dahulu dibayarkan oleh pembeli
(importir). Adakalanya pembeli membayar keseluruhan harga barang termasuk ongkos
angkut, asuransi dan semua biaya yang disepakati dalam kontrak bisnis mereka. Dengan

6
pengiriman harga tersebut, maka pembeli (importir) telah menyelesaikan seluruh
kewajibannya sepanjang mengenai pembayaran dan oleh karena itu, tidak ada lagi biaya
tambahan yang harus dibayar oleh pembeli (importir).

2. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open
account, barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar
serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah
kebijakan importir. Dengan cara itu, risiko sebagian besar ditanggung eksportir.
Misalnya, eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan
dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan kurs menjadi tanggungannya.
Dengan metode ini maka pembayaran dilakukan setelah barang diterima, atau kebalikan
dari sistem advance payment. Sistem pembayaran ini mengharuskan penjual (eksportir)
mengirim barang terlebih dahulu setelah kontrak ditandatangani. Pembayaran dilakukan
setelah pembeli menyetujui barang-barang yang diterima. Pengiriman uang dilakukan
melalui bank. Cara pembayaran dengan open account merupakan kebalikan dari advance
payment. Jika pada advance payment pembeli yang terebih dahulu melakukan
pembayaran harga barang maka pada open account penjual yang terlebih dahulu
melakukan pengiriman barang, baru setelah itu pembeli membayar harga melalui
perintah transfer bank ke rekening penjual.
Dalam open account nama pemilik barang yang tercantum dalam dokumen
ekspor sudah atas nama pembeli (importir). Dokumen yang diserahkan oleh eksportir
kepada importir dapat melalui bank. Namun demikian, penyerahan dokumen tersebut
kepada bank hanya sebatas sebagai kurir. Cara pembayaran dengan open account akan
sangat menguntungkan bagi pembeli, karena melalui sistem ini pembeli terlebih dahulu
melihat barang yang dikirimkan oleh penjual. Pembeli dapat melihat dan memeriksa
terlebih dahulu spesifikasi barang yang diperjanjikan baru kemudian melakukan
pembayaran. Dengan demikian, pembeli memiliki waktu untuk menyatakan penolakan
atas barang yang telah dikirimkan oleh penjual. Keuntungan lain adalah pembeli
memiliki waktu yang cukup longgar untuk menyediakan dana guna keperluan
pembayaran
3. Letter of Credit
Letter of Credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
pembeli barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel
7
yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat
pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir. Pihak yang terkait
dalam L/C adalah opener (importir), issuer (bank yang mengeluarkan l/c), beneficiary
atau penjual (eksportir), dan dalam praktiknya ada satu pihak lagi yaitu confirming bank,
yaitu bank di negara eksportir. Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional
menggunakan L/C karena metode ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain sebagai
berikut.
a. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual
b. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan yang akan
menyerahkan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dlm L/C.
c. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.
d. Adanya fasilitas hedging.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah:

a. Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable.


b. Tanggal expired L/C.
c. Tanggal pengapalan.
d. Syarat-syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan transhipment atau
partial shipment
4. Commercial Bills of Exchange
Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebut draft atau trade
bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang, yang biasanya
disebut trade drafts. Jenis draft terdiri dari; clean draft dan documentary draft.
Commercial bills of exchange yang sering disebut juga wesel (draft) atau trade bills,
adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk
membayar sejumlah uang pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam
itu sering disebut wesel.
5. Collection
Collection merupakan cara pembayaran dengan mempergunakan jasa bank
untuk melakukan penagihan. Dalam collection, penjual (eksportir) bertindak sebagai
principal yang memberikan kepercayaan kepada bank untuk melakukan penagihan
kepada importir (pembeli). Penagihan tersebut didasarkan pada dokumen-dokumen.
Bank yang menerima amanat untuk melakukan penagihan (remitting bank) setelah

8
menerima dokumen akan meneruskan collection. Remitting bank setelah menerima
dokumen collection selanjutnya meneruskan dokumen tersebut ke collecting bank
dengan menggunakan collection instruction. Collection bank inilah yang akan
meneruskan dokumen kepada pihak yang harus membayar (drawee). Dalam hal
collection bank belum bisa langsung meneruskan dokumen kepada kepada drawee maka
collection bank bisa meneruskan ke bank lain (presenting bank) yang memungkinkan
untuk berhubungan langsung dengan drawee. Setelah drawee melakukan pembayaran
atau melaksanakan amanat kepada collection bank atau presenting bank maka collection
bank akan meneruskan kembali kepada remitting bank. Remitting bank inilah yang akan
melakukan pembayaran kepada principal
Dalam document againt payment, penjual (eksportir) menahan
dokumendokumen pemilikan barang dan hanya menyerahkan dokumen ekspor setelah
adanya pembayaran dari pembeli (importir). Sedangkan dalam document againt
acceptance eksportir (penjual) akan menyerahkan dokumen ekspor setelah pembeli
(importir) telah melakukan akseptasi.
6. Konsinyasi
Konsinyasi juga dikategorikan sebagai cara pembayaran transaksi. Konsinyasi
sebenarnya merupakan variasi lain dari cara pembayaran dengan open account. Melalui
konsinyasi penjual yang terlebih dahulu mengirimkan barang. Perbedaanya dengan open
account adalah mengenai waktu pembeli mengirimkan barang. Kalau pada open account
pembeli mengirimkan harga pembelian setelah barang dikirimkan atau pada waktu
tertentu yang disepakti setelah barang dikirimkan oleh penjual maka pada konsinyasi
pembeli berkewajiban mengrimkan harga pembayaran barang setelah pembeli berhasil
menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Cara pembayaran seperti ini cenderung
mengandung resiko yang sangat besar bagi penjual. Kemungkinan terjadinya wanprestasi
sangat besar dan dalam keadaan tertentu sulit terpantau. Kemungkinan wanpretasi antara
lain:
a. pembeli tidak membayar harga kepada penjual
b. pembeli telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga, akan tetapi
pembeli menunda pembayaran kepada penjual dan menyatakan barang tersebut
belum lagi terjual. Dengan demikian, pembeli mendapat keuntungan dari
penundaan pembayaran tersebut
c. bila pembeli telah menjual barang tersebut kepada pihak ketiga pada saat terjadinya
kenaikan atas harga barang tersebut, tetapi kemudian Ekonomi Keuangan
9
Internasional memberitahukan kepada penjual bahwa barang tersebut dijual kepada
pihak ketiga pada saat sebelum terjadinya kenaikan harga. Oleh karena besarnya
kemungkinan resiko yang mungkin dialami oleh penjual, maka dalam kontrak-
kontrak yang mempergunakan cara pembayaran konsinyasi seperti ini dilengkapi
dengan klausula yang tegas tentang ganti rugi atau sanksi dalam hal terjadinya
wanprestasi.
C. Peran Teknologi Dalam Memfasilitasi Pembayaran Internasional
Teknologi memainkan peran yang signifikan dalam memfasilitasi
pembayaran internasional dengan meningkatkan efisiensi, kecepatan, keamanan,
dan keterjangkauan transaksi. Berikut ini adalah beberapa peran teknologi dalam
memfasilitasi pembayaran internasional:
1. Pembayaran Digital dan Mobile
Teknologi telah memungkinkan adopsi pembayaran digital dan mobile
yang memungkinkan transfer dana yang cepat, mudah, dan aman melalui
perangkat elektronik seperti smartphone. Ini mengurangi ketergantungan pada
uang tunai dan memfasilitasi transaksi lintas batas dengan biaya yang lebih
rendah. Contoh teknologi ini termasuk aplikasi pembayaran digital seperti
PayPal, Alipay, dan WeChat Pay.
2. Blockchain dan Distributed Ledger Technology (DLT)
Teknologi blockchain dan DLT dapat digunakan untuk meningkatkan
transparansi dan keamanan dalam pembayaran internasional. Dengan
menggunakan sistem terdesentralisasi, teknologi ini memungkinkan verifikasi
transaksi yang aman, cepat, dan dapat dipercaya tanpa memerlukan perantara.
Contoh penggunaan blockchain dalam pembayaran internasional adalah
RippleNet, yang memfasilitasi transaksi dan likuiditas lintas mata uang.
3. Fintech dan Payment Service Providers
Perusahaan teknologi keuangan (fintech) dan penyedia layanan
pembayaran (payment service providers) telah menyediakan solusi inovatif
untuk memfasilitasi pembayaran internasional. Mereka menawarkan platform
pembayaran online yang mudah digunakan, integrasi sistem pembayaran lintas
batas, dan biaya transaksi yang lebih rendah. Contoh perusahaan fintech yang
berfokus pada pembayaran internasional adalah TransferWise, Payoneer, dan
Stripe.
4. Pembayaran dengan Kripto-aset
10
Teknologi kripto-aset, seperti Bitcoin dan Ethereum, telah
memperkenalkan alternatif pembayaran internasional yang terdesentralisasi
dan memanfaatkan teknologi blockchain. Pembayaran dengan kripto-aset
dapat memungkinkan transfer langsung dan cepat tanpa keterlibatan pihak
ketiga, mengurangi biaya transaksi lintas batas, dan memberikan akses
pembayaran global. Namun, perlu dicatat bahwa regulasi dan volatilitas harga
menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan kripto-aset.
D. Tantangan dalam pembayaran internasional
Tantangan dalam pembayaran internasional meliputi beberapa hal berikut
ini, beserta cara-cara untuk mengatasi tantangan tersebut:
1) Keterbatasan Infrastruktur Keuangan: Beberapa negara atau wilayah mungkin
menghadapi keterbatasan infrastruktur keuangan yang mempengaruhi
kemampuan untuk melakukan pembayaran internasional. Hal ini dapat diatasi
dengan meningkatkan investasi dalam infrastruktur keuangan, termasuk
pengembangan sistem pembayaran nasional yang efisien dan koneksi dengan
jaringan pembayaran global.
2) Keamanan dan Perlindungan Data: Pembayaran internasional melibatkan
transfer sensitif data finansial, yang dapat menjadi target serangan siber atau
penyalahgunaan. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu dilakukan langkah-
langkah keamanan yang kuat, seperti enkripsi data, penggunaan teknologi
autentikasi yang aman, dan pemantauan kegiatan yang mencurigakan.
3) Risiko Keandalan dan Keterlambatan: Pembayaran internasional dapat
menghadapi risiko keandalan dan keterlambatan, terutama jika melibatkan
berbagai lembaga keuangan, sistem pembayaran, atau jaringan komunikasi
yang berbeda. Solusi untuk mengatasi tantangan ini termasuk meningkatkan
kolaborasi antara lembaga keuangan, standarisasi proses pembayaran, dan
penggunaan teknologi yang memungkinkan penyelesaian transaksi secara real-
time.
4) Perbedaan Mata Uang dan Konversi Valuta: Pembayaran internasional
melibatkan perbedaan mata uang, yang dapat menyebabkan kompleksitas
dalam konversi valuta dan biaya yang tinggi. Penggunaan teknologi finansial,
seperti aplikasi pembayaran digital dengan fitur konversi mata uang otomatis,
dan pengembangan instrumen keuangan, seperti rekening multicurrency, dapat
membantu mengatasi tantangan ini.
11
5) Risiko Nilai Tukar: Perubahan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi
jumlah yang harus dibayarkan atau diterima dalam transaksi internasional.
Untuk mengatasi risiko ini, pihak yang terlibat dalam pembayaran
internasional dapat menggunakan instrumen keuangan, seperti kontrak
berjangka (forward contracts) atau opsi valuta asing (foreign exchange
options), untuk melindungi diri dari fluktuasi nilai tukar.
6) Risiko Kredit: Risiko kredit muncul ketika pihak yang melakukan pembayaran
internasional tidak mampu atau enggan membayar atau menerima
pembayaran. Untuk mengurangi risiko ini, pihak yang terlibat dapat
melakukan penilaian kredit yang cermat sebelum melakukan transaksi,
menggunakan jaminan atau surat kredit, atau menggunakan lembaga jasa
keuangan seperti bank yang dapat memfasilitasi transaksi dengan memberikan
jaminan pembayaran.
7) Biaya Transaksi: Pembayaran internasional seringkali melibatkan biaya
transaksi yang tinggi, seperti biaya transfer bank, konversi mata uang, dan
biaya administrasi. Untuk mengurangi biaya ini, dapat digunakan alternatif
pembayaran yang lebih efisien seperti transfer elektronik, menggunakan
teknologi finansial terkini seperti blockchain, atau menggunakan jasa lembaga
keuangan internasional yang mengenakan biaya transaksi yang lebih rendah.
8) Perbedaan Sistem Pembayaran dan Hukum: Setiap negara memiliki sistem
pembayaran dan hukum yang berbeda, yang dapat menghambat efisiensi dan
keamanan pembayaran internasional. Untuk mengatasinya, upaya harmonisasi
standar dan prosedur internasional telah dilakukan, seperti menggunakan
standar SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial
Telecommunication) untuk komunikasi antarbank, atau adopsi aturan
internasional yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan internasional seperti
ICC (International Chamber of Commerce).
9) Keterbatasan Akses Keuangan: Beberapa negara, terutama negara
berkembang, mungkin menghadapi keterbatasan akses ke lembaga keuangan
internasional atau sistem pembayaran global. Untuk mengatasi hal ini, perlu
dilakukan upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan dan akses terhadap jasa
keuangan bagi negara-negara tersebut, melalui kerjasama internasional,
bantuan teknis, dan pengembangan infrastruktur keuangan yang inklusif.

12
2.2 Standar Moneter Internasional
A. Definisi Sistem Moneter Internasional
Sistem moneter internasional dapat didefenisikan sebagai struktur, instrument,
institusi, dan perjanjian yang menentukan nilai tukar atau kurs mata uang dari berbagai
Negara di dunia, termasuk penyesuaian aliran modal, perdagangan internasional, dan
neraca pembayaran. Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem
moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari satu sistem ke
sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Dengan mempelajari
pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran bagaimana timbulnya
ketidakstabilan ekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran internasional
apabila terjadi ketidak seimbangan.
1. Sistem Standar Emas 1870 – 1914
Sistem standar emas merupakan istilah yang merujuk pada sistem moneter
yang alih-alih menggunakan mata uang, menggunakan emas murni sebagai alat
pembayaran yang sah, emas sebagai satuan dasar nilai uang, serta dasar
perbandingan nilai berbagai mata uang. Sistem standar emas internasional muncul
pada tahun 1870 di Inggris. Pemerintah Inggris menetapkan/mengikatkan nilai
poundsterling dengan emas. Perkembangan industri yang terjadi di Inggris serta
perdagangan dunia yang makin berkembang pada abad 19 menambah
kepercayaan dunia terhadap emas. Kepercayaan ini diperkuat juga dengan
diketemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika Utara. Dengan kejadian-
kejadian tersebut sistem standar emas merupakan suatu sistem yang dipakai oleh
banyak negara semenjak 27 1970 hingga Perang Dunia I. Keadaan ekonomi dan
perdagangan yang relatif stabil selama periode tersebut merupakan faktor utama
keberhasilan sistem standar emas. Bagaimana sistem ini bekerja, terutama proses
penyesuaian neraca pembayaran, telah dijelaskan di atas dalam Subtopik Standar
Emas. Dengan adanya Perang Dunia I (1919-1923) serta Depresi dunia (1931-
1934) negara-negara Eropa dilanda inflasi serta ketidakstabilan politik. Sistem
moneter internasional menjadi kacau. Kekacauan ini menimbulkan kurang
kepercayaan dunia terhadap poundsterling yang masih dikaitkan dengan emas.
Poundsterling makin lama makin lemah posisinya. Kelemahan ini ditambah lagi
dengan keharusan inggris untuk memberi bantuan kepada Jerman. Pada tahun
1931 Inggris menanggalkan standar emas dan poundsterling jatuh nilainya, diikuti
oleh dolar Amerika.

13
2. Zaman Bretton Woods 1944 – 1973
Sistem Bretton Woods adalah sebuah sistem perekonomian dunia yang
dihasilkan dari konferensi yang diselenggarakan di Bretton Woods, New
Hampshire, Amerika Serikat pada tahun 1944. Sistem ini dibentuk untuk
menyelesaikan masalah-masalah ekonomi politik dan pembangunan. Dalam
perjanjian Bretton Woods terbentuklah dua badan internasional yakni the
International Bank for Recounstruction and Development, yang sekarang dikenal
dengan Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (DMI). The World Bank
pada permulaannya bertujuan untuk membantu membangun 28 kembali negara-
negara Eropa yang rusak sebagai akibat perang, kemudian berfungsi juga sebagai
sumber pembiayaan untuk pembangunan ekonomi negara-negara anggota.
Sedangkan DMI berfungsi :
a) Meletakkan dasar yang kuat untuk untuk pengaturan pembayaran
internasioanal.
b) Sebagai tempat konsultasi, serta kerja sama di bidang pembayaran
internasioanal.
c) Membantu mengatasi kesulitan neraca pembayaran internasional, baik
dengan bantuan modal jangka pendek maupun panjang.
d) Menciptakan serta mendistribusikan cadangan internasional (dalam bentuk
Special Drawing Rights).

Sistem kurs valuta asing yang dipakai DMI menurut peraturan


mulamulanya adalah kurs tetap dan tidak memperbolehkan negara anggota
melakukan pengawasan devisa (exchange control) kecuali kalau suatu negara
mengalami krisis moneter yang hebat atau defisit neraca pembayaran yang cukup
besar. Kemudian semenjak 1944 – 1973 sistem ini menjadi ada yang disebut
“adjustable peg” dalam mana satu mata uang nilainya ditetapkan dalam
perbandingan dengan mata uang negara anggota yang lain. Perbandingan ini
hanya boleh dirubah apabila negara tersebut mengalami ketidakseimbangan
neraca pembayaran, setelah konsultasi dengan Dana Moneter Internasional.
Selama periode 1944 – 1973 tersebut dolar merupakan mata uang yang sangat
penting di dalam lalu lintas pembayaran internasional. Peranan dolar ini timbul
sejak sehabis Perang Dunia II, di mana pada saat itu terjadi kekurangan dolar.

14
Negara – negara Eropa sangat memerlukan uang/dana untuk memulihkan
keadaan ekonominya. Satu satunya sumber adalah Amerika Serikat, sehingga
dolar banyak diminta. Konsekuensinya, emas menjadi tergeser oleh dolar. Sebab
disamping mempunyai tenaga beli yang kuat di Amerika, reserves dalam bentuk
dolar akan memberikan penghasilan bunga. Dengan makin pentingnya fungsi
dolar, maka setiap negara anggota menetapkan perbandingan mata uangnya
terhadap dolar, yang kemudian 29 apabila perlu dapat ditukarkan dengan emas
dengan perbandingan dolar emas tertentu.

3. Sistem Semenjak 1973 Sejak tahun 1973


Sistem moneter internasional merupakan campuran antara kurs tetap
dengan kurs berubah – ubah. Mata uang Yen, dolar Kanada, franc Perancis dan
Swiss berfluktuasi tergantung dari permintaan dan penawaran. Sering juga
penguasa moneter negara – negara tersebut melakukan campur tangan di pasar
valuta asing untuk mengurangi fluktuasi kurs yang berlebihan. Caranya apabila
negara tersebut mengalami defisit dalam neraca pembayarannya, kurs valuta asing
cenderung naik. Untuk mencegah kenaikkan ini bank Sentral menjual valuta
asing.
Demikian juga apabila surplus di dalam neraca pembayarannya, Bank
Sentral membeli valuta asing di pasar untuk mengurangi penurunan kurs. Sistem
kurs yang demikian disebut “managed atau dirty” float, sebagai lawan dari “clean”
float di mana Bank Sentral sama sekali tidak campur tangan didalam pasar valuta
asing. Lima negara Eropa (Jerman Barat, Belgia, Luxemburg, Swedia,
Netherlands dan Norwegia) mengadakan pengaturan secara tersendiri. Kurs tetap
berlaku di antara mereka, tetapi berubah-ubah secara bersama-sama terhadap mata
uang negara lain. Sistem kurs semacam ini (mengambang secara bersama – sama)
menghasilkan fluktuasi yang menyerupai ular, yang kemudia disebut “Snake
like”.
Kebanyakan negara berkembang mengkaitkan nilai mata uangnya dengan
satu mata uang negara lain yang kuat seperti misalnya, Indonesia mengkaitkan
rupiah dengan dolar Amerika Serikat. Sedang beberapa negara berkembang
lainnya mengkaitkan nilai mata uangnya dengan sekelompok mata uang asing atau
dengan SDR. Negara – negara Eropa dan jepang telah melepaskan ikatan mata
uangnya dengan dolar Amerika Serikat. Dengan demikian dolar telah merupakan

15
mata uang yang mengambang. Namun demikian, dolar masih memegang peranan
penting dalam lalu lintas pembayaran internasional. Pembayaran luar negeri,
kebijaksanaan campur tangan dalam pasar valuta asing oleh Bank Sentral, serta
catatan – catatan statistik Dana Moneter Internasional dan Perserikatan Bangsa –
bangsa masih menggunakan dasar mata uang dollar.

B. Perubahan dalam standar moneter internasional

Perubahan dalam standar moneter internasional dapat mempengaruhi


perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi melalui beberapa mekanisme.
Berikut adalah beberapa cara perubahan tersebut dapat mempengaruhi kedua aspek
tersebut:

1) Dampak pada perdagangan internasional:


a. Nilai tukar: Perubahan dalam standar moneter internasional dapat menyebabkan
fluktuasi nilai tukar mata uang. Fluktuasi ini dapat mempengaruhi daya saing
ekspor dan impor suatu negara. Jika nilai tukar mata uang suatu negara
melemah, maka ekspor negara tersebut dapat menjadi lebih murah dan lebih
kompetitif di pasar internasional, meningkatkan volume perdagangan.
Sebaliknya, jika nilai tukar mata uang menguat, ekspor dapat menjadi lebih
mahal, sehingga dapat mempengaruhi volume perdagangan negara tersebut.
b. Ketidakpastian: Perubahan dalam standar moneter internasional, seperti
perubahan dalam sistem nilai tukar atau kebijakan moneter, dapat menciptakan
ketidakpastian bagi pelaku bisnis internasional. Ketidakpastian ini dapat
mempengaruhi keputusan investasi, perdagangan, dan ekspansi pasar, yang pada
gilirannya dapat mempengaruhi perdagangan internasional.
c. Akses ke likuiditas: Perubahan dalam standar moneter internasional dapat
mempengaruhi akses negara-negara terhadap likuiditas internasional. Misalnya,
dalam kondisi ketidakstabilan keuangan global, negara-negara dapat
menghadapi kesulitan dalam memperoleh kredit internasional yang diperlukan
untuk perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.
2) Dampak pada pertumbuhan ekonomi:
a. Stabilitas nilai tukar: Stabilitas nilai tukar yang dihasilkan oleh standar moneter
internasional yang efektif dapat memberikan kepastian bagi pelaku bisnis dan
investor. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan dan meminimalkan risiko

16
dalam perdagangan internasional, sehingga mendorong investasi dan
pertumbuhan ekonomi.
b. Kestabilan keuangan: Standar moneter internasional yang kuat dan terkoordinasi
dapat membantu menjaga stabilitas sistem keuangan global. Ketika sistem
keuangan stabil, risiko krisis keuangan dapat dikurangi, likuiditas dapat tersedia
dengan lebih baik, dan peluang investasi dapat ditingkatkan. Ini dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
c. Koordinasi kebijakan moneter: Perubahan dalam standar moneter internasional
dapat mempengaruhi koordinasi kebijakan moneter antara negara-negara.
Koordinasi yang efektif dalam kebijakan moneter dapat membantu mencegah
ketidakseimbangan ekonomi yang berpotensi merugikan pertumbuhan.
Misalnya, koordinasi kebijakan antara bank sentral dapat membantu mengatasi
masalah seperti inflasi berlebih atau defisit neraca pembayaran yang tidak
berkelanjutan.

2.3 Harga Valuta Asing (Kurs)


A. Definisi harga valuta Asing
Valuta asing atau mata uang asing adalah jenis mata uang yang digunakan di
negara lain. Karena adanya perbedaan nilai mata uang, maka dikenallah apa yang disebut
dengan kurs (nilai -tukar). Valuta asing dapat diperoleh di pasar valuta asing. Pasar
valuta asing adalah tempat membeli/menukar mata uang asing untuk keperluan
internasional.

B. Fungsi pasar valuta/asing adalah:

a. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari suatu negara
ke negara lain (misal melalui clearing)
b. Memperlancar terjadinya kegiatan ekspor/impor.
c. Memungkinkan dilakukan hedging. Hedging adalah tindakan pihak tertentu untuk
menghindari kerugian akibat kemungkinan terjadinya perubahan kurs valuta asing
di masa yang akan datang.
C. Sistem Kurs Valuta Asing
Meskipun kurs nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan pasar, namun
sesungguhnya ada faktor lain. yang menentukan besarnya kurs, yaitu sistem kurs
valuta asing yang dianut oleh suatu negara. Secara umum, terdapat tiga sistem

17
penetapan kurs valuta asing, yaitu sistem kurs tetap, sistem kurs bebas, dan sistem
kurs mengambang terkendali. 19 Perbedaan pokok ketiga sistem tersebut terdapat
pada sejauh mana campur tangan pemerintah dalam penetapan nilai tukar.
1. Sistem Kurs Tetap
Menurut sistem kurs tetap (fixed exchange rate), nilai tukar mata uang
suatu negara terhadap mata uang negara lainnya ditetapkan oleh pemerintah.
meskipun nilai tukar ditetapkan oleh pemerintah, namun tidak berarti bahwa
tidak adanya perubahan permintaan dan penawaran atas suatu mata uang di
pasar valuta asing. Dampak yang akan terjadi dari perubahan permintaan dan
penawaran mata uang asing di pasar valuta asing tersebut pemerintah akan
meredam dengan cara: Jika terjadinya kelebihan penawaran, maka pemerintah
akan membelinya. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan permintaan terhadap mata
uang asing tertentu, pemerintah akan menjual persediaan mata uang yang
dimilikinya. Keunggulan sistem kurs tetap adalah bahwa sistem ini mampu
memberikan kepastian mengenai nilai tukar. Namun sistem kurs tetap ini juga
memiliki banyak kelemahan yang dimana pemerintah harus memiliki cadangan
devisa yang besar untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan untuk melakukan
intervensi pasar.
Pada sistem ini, kurs ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya, pemerintah
menetapkan bahwa US $ 1 = Rp 8.000,- dan 1 yen = Rp 5.000,-. Akan tetapi,
pada kenyataannya walaupun kurs sudah ditetapkan pemerintah, kurs masih
mengalami perubahan. Perubahan kurs tersebut terjadi karena adanya perubahan
kekuatan permintaan dan penawaran. Kadang terjadi kelebihan permintaan dan
kadang terjadi kelebihan penawaran. Agar kurs berada di tingkat yang sudah
ditetapkan, pemerintah harus meredam efek dari kelebihan permintaan atau
penawaran tersebut. Jika terjadi kelebihan permintaan, pemerintah akan menjual
persediaan mata uang untuk memenuhi kelebihan permintaan 20 tersebut. Dan,
bila terjadi kelebihan penawaran, pemerintah akan membeli kelebihan
penawaran tersebut. Keuntungan dari sistem kurs bebas adalah bahwa tingkat
kurs yang berlaku selalu sama 21 dengan tingkat kurs keseimbangan. Jadi, tidak
ada masalah pasar gelap dan akibat negatifnya. Dalam sistem kurs devisa yang
betul-betul mengambang, tidak ada masalah surplus atau defisit-neraca
pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu menyeimbangkan jumlah devisa

18
yang masuk dengan devisa yang keluar. Sistem ini bisa dilaksanakan apabila
syarat-syarat berikut dapat dipenuhi.,
2. Sistem Kurs Bebas
Kurs bebas adalah nilai kurs uang ditentukan oleh kekuatan pasar, yang
biasa juga disebut dengan kurs mengambang. Keuntungan dari sistem kurs
bebas adalah bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama 21 dengan tingkat
kurs keseimbangan. Jadi, tidak ada masalah pasar gelap dan akibat negatifnya.
Dalam sistem kurs devisa yang betul-betul mengambang, tidak ada masalah
surplus atau defisit-neraca pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu
menyeimbangkan jumlah devisa yang masuk dengan devisa yang keluar. Sistem
ini bisa dilaksanakan apabila syarat-syarat berikut dapat dipenuhi. Pada sistem
ini, kurs bebas bergerak naik turun tanpa adanya campur tangan pemerintah.
Kurs bergerak naik turun sesuai dengan kekuatan tarik menarik antara
permintaan dan penawaran. Sistem kurs bebas disebut juga dengan istilah
“Sistem Kurs Mengambang”
3. Sistem Kurs Mengambang Terkendali
Usaha-usaha untuk menstabilkan kurs konferensi Bretton Woods. Pada
sistem kurs mengambang terkendali, nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan. Nilai kurs bebas bergerak untuk naik atau
turun. Namun, untuk menghindari gejolak yang terlalu tajam, pemerintah
melakukan intervensi atau campur tangan sampai batas-batas yang telah
ditentukan, misalnya 5 % di atas atau di bawah kurs keseimbangan. Batas yang
digunakan untuk mengatakan bahwa perubahan nilai tukar dianggap terlalu
tajam ditentukan oleh bank sentral. Campur tangan pemerintah dalam
mempengaruhi nilai kurs ini dapat dilakukan secara langsung (membeli maupun
menjual valuta asing di pasar) mau pun secara tidak langsung (misalnya melalui
pengaturan tingkat bunga). Apabila pemerintah melakukan campur tangan
secara langsung maka sistem kurs valuta asing yang dianut disebut dirty floating
(mengambang kotor). Sedangkan jika pemerintah melakukan campur tangan
secara tidak langsung, maka sistem kurs valuta asing yang dianut disebut
sebagai clean floating (mengambang bersih). Dibandingkan dengan sistem kurs
bebas, sistem kurs mengambang terkendali lebih memberikan kepastian yang
lebih baik bagi para eksportir dari importir tentang besarnya nilai tukar yang
akan berlaku untuk satu periode.
19
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga valuta asing (kurs)
Fluktuasi harga valuta asing (kurs) dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
faktor fundamental ekonomi, faktor politik dan geopolitik, serta faktor pasar
keuangan. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga valuta
asing:
1. Faktor Fundamental Ekonomi:
• Tingkat suku bunga: Perbedaan dalam suku bunga antara dua negara dapat
mempengaruhi aliran modal dan permintaan terhadap mata uang negara
tersebut. Kenaikan suku bunga dapat membuat mata uang lebih menarik
bagi investor, sehingga dapat menguatkan nilai tukar mata uang tersebut.
• Inflasi: Perbedaan tingkat inflasi antara dua negara dapat mempengaruhi
daya beli dan nilai tukar mata uang. Negara dengan inflasi lebih tinggi
cenderung mengalami depresiasi nilai tukar mata uangnya. Kondisi
ekonomi makro: Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, neraca
perdagangan, defisit anggaran, dan stabilitas keuangan dapat
mempengaruhi persepsi investor terhadap mata uang dan mempengaruhi
nilai tukarnya.
2. Faktor Politik dan Geopolitik:
• Ketidakstabilan politik: Perubahan politik, seperti pemilihan umum atau
krisis politik, dapat menciptakan ketidakpastian dan mempengaruhi nilai
tukar mata uang.
• Kebijakan pemerintah: Kebijakan moneter dan fiskal yang diambil oleh
pemerintah dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Misalnya,
intervensi bank sentral untuk membeli atau menjual mata uangnya dapat
mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang tersebut di pasar
valuta asing.
3. Faktor Pasar Keuangan:
• Sentimen pasar: Persepsi dan sentimen pasar terhadap mata uang dapat
mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar valuta asing. Faktor-
faktor seperti kecemasan pasar, ekspektasi investor, dan volatilitas pasar
keuangan global dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang.

20
• Arus modal: Aliran masuk atau keluar modal dari suatu negara dapat
mempengaruhi nilai tukar mata uangnya. Misalnya, jika investor menarik
modal dari suatu negara, hal ini dapat melemahkan nilai tukar mata
uangnya.
4. Perkembangan Ekonomi Global:
• Ketidakstabilan ekonomi global: Krisis keuangan atau ketidakstabilan
ekonomi global dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang secara luas.
Contohnya adalah krisis keuangan global pada tahun 2008 yang
berdampak pada fluktuasi nilai tukar mata uang di banyak negara.
• Perdagangan internasional: Aktivitas perdagangan internasional, termasuk
ekspor dan impor, dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran mata
uang. Fluktuasi dalam nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi daya
saing produk ekspor dan impor suatu negara.
E. Perubahan harga valuta asing
Perubahan harga valuta asing dapat mempengaruhi ekspor, impor, dan investasi
lintas negara dengan cara berikut:
1. Ekspor:
• Pelemahan mata uang domestik (depreciasi): Jika mata uang domestik
melemah terhadap mata uang asing, maka produk ekspor menjadi lebih
murah bagi pasar asing. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekspor
karena harga yang lebih kompetitif. Ekspor dapat meningkat karena
permintaan meningkat dari negara-negara dengan mata uang yang kuat.
• Penguatan mata uang domestik (apresiasi): Jika mata uang domestik
menguat terhadap mata uang asing, maka produk ekspor menjadi lebih
mahal bagi pasar asing. Hal ini dapat memperlambat pertumbuhan ekspor
karena harga yang lebih tinggi. Ekspor dapat mengalami penurunan
karena permintaan menurun dari negara-negara dengan mata uang yang
lemah.
2. Impor:
• Pelemahan mata uang domestik (depreciasi): Jika mata uang domestik
melemah terhadap mata uang asing, harga barang impor menjadi lebih
tinggi. Ini dapat mengurangi impor karena harga yang lebih mahal bagi
negara yang mengimpor barang tersebut.

21
• Penguatan mata uang domestik (apresiasi): Jika mata uang domestik
menguat terhadap mata uang asing, harga barang impor menjadi lebih
murah. Ini dapat mendorong pertumbuhan impor karena harga yang lebih
rendah bagi negara yang mengimpor barang tersebut.
3. Investasi:
• Pelemahan mata uang domestik (depreciasi): Jika mata uang domestik
melemah, investor asing dapat melihat peluang investasi yang
menguntungkan karena biaya investasi menjadi lebih murah dalam mata
uang domestik. Hal ini dapat mendorong masuknya investasi asing
langsung ke negara tersebut.
• Penguatan mata uang domestik (apresiasi): Jika mata uang domestik
menguat, biaya investasi menjadi lebih mahal bagi investor asing dalam
mata uang domestik. Hal ini dapat memperlambat masuknya investasi
asing langsung ke negara tersebut.

2.4 Badan Keuangan Internasional


A. Definisi Badan Keuanagan Internasional

Badan atau Lembaga keuangan internasional adalah lembaga keuangan yang


telahditetapkan oleh lebih dari satu negara, dan merupakan subyek
hukuminternasinal. Pemiliknya atau pemegang saham umumnya
pemerintahnasional, meski lain lembaga – lembaga internasional dan organisasi
lainkadang – kadang sosok sebagai pemegang saham.

Sedangkan Menurut Kasmir lembaga keuangan internasional didirikanuntuk


menangani masalah-masalah keuangan yang bersifat internasional, baik berupa
bantuan pinjaman atau bantuan lainnya.Lembaga keuangan dalam dunia keuangan
bertindak selaku lembagayang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya.
Umumnya lembaga inidiatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum
darilembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society (
sejeniskoperasi di Inggris) , Credit union, pialang saham, aset manajemen,
modalventura, koperasi, asuransi, dana pensiun dan bisnis serupa. Di
Indonesialembaga keuangan ini dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank (asuransi, pegadaian,
perusahaansekuritas, lembaga pembiayaan,dan lain-lain).

22
B. Fungsi Lembaga Keuangan Internasional

Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik


modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyalurandana dari investor
kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut.Kehadiran lembaga keuangan
inilah yang memfasilitasi arus peredaran uangdalam perekonomian, dimana uang dari
individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari para
investor beralih pada lembagakeuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut
dalam bentuk pinjamanutang kepada yang membutuhkan.

C. Tujuan Lembaga Keuangan Internasional

a. Membantu negara– negara asia khususnya dalam mengkoordinasikankebijakan


dan rencana pembangunannya dengan tujuan antara lain : menyehatkan
perekonomian dan meningkatkan ekspansi perdagangan luarnegri.
b. Memanfaatkan sumber daya yang sedia dengan prioritas untukmembangun
negara– negara asia khususnya yang masih terbelakang.
c. Memberikan bantuan teknis untuk menyiapkan, membiayai danmelaksanakan
berbagai program / proyek pembangunan termasukmemformulasikannya usulan
proyek.

D. Bentuk-Bentuk Lembaga Keuangan Internasional

1) Bank Dunia
a. Pengertian dan Sejarah Terbentuknya
Bank Dunia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkansebuah
lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjamanleverage ke
negara-negara berkembang untuk program modal. Bank Duniamemiliki tujuan
untuk mengurangi kemiskinan.Pada awal Perang Dunia II ahli-ahli keuangan
dari gabungan beberapa negara, menganggap bahwa setelah perang dunia II
akanmembawa pengaruh akan adanya kebutuhan atas peraturan-
peraturanmengenai kerja sama internasional untuk memecahkan masalah
dalam halmoneter dan permasalahan-permasalahan keuangan lainnya
(Handayani, 2016). Dengan adanya beberapa pertemuan yang diselenggarakan
olehgabungan beberapa negara, pada bulan juli 1944, 44 negara
mendirikanUnited Nations Monetary and Financial Conference di Bretton

23
Woods NewHampshire, USA. Pada konferensi ini dicanangkan Anggaran
Dasar yaitudengan terbentuknya dua lembaga keuangan internasional:
1. IMF (International Monetary Fund)
2. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development)
kemudian lebih dikenal dengan World Bank.
Pada tahun 1945 Anggaran Dasar PBB diedarkan kepada 44 negarauntuk
disahkan. Akhirnya Anggaran Dasar tersebut diberlakukan tanggal
27Desember 1945, setelah ditanda tangani oleh 28 negara di Washington D.C.
seluruh negara yang aktif di konferensi Bretton Wood, menjadi anggota
darikedua lembaga itu, kecuali Uni Soviet. Bank Dunia mulai beroperasi
25Juni 1946. Bank Dunia didirikan sebagai lembaga investasi International
jenis baru untuk memberikan atau menjamin kredit-kredit yang ditujukan
untuk proyek-proyek rekonstruk.

b. Peran Bank Dunia Bagi Dunia Internasional


Sejak didirikan, Bank Dunia telah mengambil banyak peran bagi
perkembangan dunia Internasional. Sebagaimana tujuan didirikannya,
BankDunia telah membantu negara-negara korban perang, terutama di
wilayahEropa, untuk segera merekonstruksi infrastruktur dan
perekonomiannyayang hancur pascaperang dunia kedua. Seteah proses
rekonstruksi pascaperang selesai, Bank Dunia memulai peran baru sebagai
lembaga pemberi pinjaman uang berbunga rendah untuk negara-negara
berkembangyang membutuhkan.
Bank Dunia mendanai proyek-proyek di berbagai negara
untukmengembangkan beberapa hal, seperti pembangunan infrastruktur,
pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, pengentasan kemiskinan,
hinggalingkungan hidup. Bank Dunia seringkali memberikan bantuan dalam
bentukdua hal sekaligus, dana pinjaman dan juga rekomendasi kebijakan,
terutamaterkait kebijakan keuangan atau yang berhubungan dengan proyek
yangdidanai.Bagaikan pisau bermata dua, bantuan dari Bank Dunia dirasakan
olehnegara-negara peminjam memberikan dua dampak sekaligus, di mana
satudan yang lainnya saling bertolak belakang.
Di satu sisi, bantuan Bank Duniaseringkali merupakan penyelamat
keuangan dan perekonomian negara peminjam. Namun di sisi lain, bantuan
24
tersebut juga tidak jarangmenimbulkan masalah baru yang kadang jauh lebih
besar dari masalah yang telah diatasi. Negara-negara peminjam biasanya
merupakan negara berkembang yang notabenenya tergolong “miskin”, apalagi
jika dibandingkan dengan negara maju. Mereka membutuhkan suntikan modal
untuk proyek-proyek di berbagai bidang, meskipun biasanya berujung pada
satu harapan, yaitumenggerakkan dan menggeliatkan roda perekonomian.
Dengan hal tersebut,mereka bisa mendongkrak keuangan dan pendapatan
dalam negeri. Modalinilah yang seringkali tidak bisa mereka dapatkan kecuali
melalui lembaga-lembaga keuangan internasional. Dalam konteks ini, Bank
Duniamemberikan keuntungan bagi negara-negara peminjam karena biasanya
pinjaman yang diberikan tergolong berbunga rendah.
Bergeraknya roda perekonomian merupakan sesuatu yang sangat penting
bagi suatu negara. Dengan roda perekonomian yang terus bergerak positif,
negara-negara dunia ketiga memiliki sedikit harapan untuk menyusulatau
setidaknya menyamai perekonomian di negara-negara maju. Hal ini tentunya
menjadi keinginan seluruh negara berkembang, sehingga tidakmengherankan
jika kemudian Bank Dunia dan juga lembaga-lembagakeuangan internasional
lainnya menjadi penyedia “jalan pintas” menuju terwujudnya harapan tersebut.
Jika dilihat secara global, bantuan-bantuan dana kepada masing-masing
negara peminjam telah menjadi penyangga, sehingga perekonomiandunia
menjadi lebih stabil dan terkendali. Hal ini tentunya juga sesuaidengan tujuan
keberadaan dari Bank Dunia. Karena keruntuhan, atausetidaknya kemunduran
ekonomi suatu negara (yang mungkin terjadi tanpa bantuan Bank Dunia) dapat
berdampak bagi negara-negara lainnya, baik ditingkat regional ataupun
multinasional.
2) International Monetary Fund (IMF)
a. Latar Belakang Sejarah dan Organisasi
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund
(IMF)adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam
mengatursistem finansial global dan menyediakan pinjaman kepada
negaraanggotanya untuk membantu masalah-masalah keseimbangan
neracakeuangan masing-masing negara. Salah satu misinya adalah
membantunegara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan
sebagaiimbalannya, negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan-
25
kebijakantertentu, misalnya privatisasi badan usaha milik negara.Pada saat akhir
Perang Dunia II tersebut, ekonomi cenderungmengerucut pada satu tumpuan
kekuatan, Amerika Serikat (AS).
BritaniaRaya mengalami kebangkrutan ekonomi akibat resesi sejak akhir
abad ke-19dengan kehilangan cadangan emasnya. Eropa Barat hancur sebagai
akibat perang dunia. Demikian juga dengan Jepang. Dan tidak ada negara satu
pundi dunia yang cukup kuat, kecuali AS.AS menjadi kekuatan ekonomi tunggal
pada saat itu dengan memilikicadangan emas mencapai 65 persen dari seluruh
dunia. Dia juga menjadi pemimpin dalam Perang Dunia II dan menang. AS juga,
yang secara fisik,tidak tersentuh dan terseret menjadi medan perang, kecuali
wilayah Hawaiyang dihajar bom oleh Jepang. Atas dasar peta kekuatan tersebut,
kesepakatan Bretton Woods sangatkental dengan nuansa peran AS dalam
mengatur tatanan ekonomi dunia.Salah satunya, peran dolar AS sebagai satu-
satunya alat pembayaran dunia.Pada saat itu, setiap mata uang ditetapkan nilai
berdasarkan cadangan emasmasing-masing negara dan kemudian menetapkan
nilai tukar mata uangterhadap dolar AS berdasarkan nilai paritasnya terhadap
emas masing-masing.International Monetary Fund (IMF) muncul sebagai hasil
dari perundingan Bretton Woods, pasca Great Depression yang melanda dunia
pada dekade 1930-an. Pada Pada tanggal 22 Juli 1944 sebagai akibat dariGreat
Depression 44 negara mengadakan pertemuan di Hotel MountWashington Hotel,
Kota Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat,untuk membahas
kerangka kerja sama ekonomi internasional baru yang akandibangun setelah
Perang Dunia II. Negara-negara ini percaya bahwakerangka kerja sama tersebut
sangat dibutuhkan untuk menghindari pengulangan bencana ekonomi yang terjadi
selama Great Depression.
Pertemuan ini melahirkan “Bretton Woods Agreements” yang
membangun IMF dan organisasi kembarannya, The International Bank
forReconstruction and Development (sekarang lebih dikenal dengan namaWorld
Bank). Pada awalnya, IMF hanya beranggotakan 29 negara, namunkemudian
pada awal tahun 2004 anggota IMF sudah mencapai 184 negara,yang berarti
hampir semua negara anggota PBB juga menjadi anggota IMF.
b. Peranan dan Fungsi IMF
IMF memiliki tiga fungsi yang berperan dalam pencapaian duatujuannya.
Adapun fungsi yang pertama yaitu pemantauan, yang diartikansebagai tanggung
26
jawab mengawasi system keuangan internasional danmengawasi kepatuhan setiap
negara anggota dalam memenuhi kewajibannyauntuk mengimplementasi
kebijakan-kebijakan yang kondusif bagi pertumbuhan yang terpadu seperti
stabilitas harga, membantu memajukan pengaturan pertukaran yang stabil dan
menghindari manipulasi nilai tukar,serta memberikan data perekonomiannya
kepada IMF sehingga dapatmemantau kondisi ekonomi dan keuangan di seluruh
dunia serta memeriksaapakah kebijakan di negara anggota terbukti benar menurut
sudut pandanginternasional maupun nasional.
Selain itu juga IMF memiliki kewengan dalam memperingatkan negara
anggota untuk mewaspadai bahaya yangmengintai, dengan demikian pemerintah
dapat mengambil tindakan pencegahan. Untuk fungsi kedua yaitu peminjaman,
yang diartikan sebagaiinstitusi yang memberikan pinjaman kepada negara- negara
yangmengalami kesulitan dengan neraca pembayarannya. Tujuan utama
peminjaman bagi negara-negara berpendapatan rendah adalah demi pertumbuhan
ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Sedangkan fungsiketiga yaitu bantuan
teknis dan pelatihan. Fungsi ketiga ini membuat IMFmembantu negara-negara
anggotanya dalam memberikan saran untukmengembangkan institusi pembuat
kebijakan dan instrument kebijakanekonomi yang kuat.
c. Tujuan IMF
Dalam status pendirian IMF disebut enam tujuan yang ingin dicapaioleh
IMF, yaitu :
1. Menjadi tempat secara permanen bagi pertemuan-pertemuan dan
perundingan untuk mencapai kerja sama internasional dalam bidang
keuangan
2. Membantu memperluas perdagangan internasional yang seimbangdiantara
anggotanya dan membantu perekonomian paraanggotanya
3. Berusaha meniadakan competitive depresitions dan
mengusahakantercapainya stable exchange rates.
4. Menghilangkan exchange retrictions.
5. Membantu para anggota yang mengalami kesukaran dalam pinjaman luar
negeri agar jangan mengambil tindakan-tindakanyang dapat merugikan
negara yang bersangkutan dan negaralainnya. Tujuannya adalah
memberikan kepercayaan kepada paraanggotanya.

27
6. Mengurangi waktu dan besarnya disekuilibrium dalam neraca
pembayaraan negara anggota IMF.
3) The Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia)
The Asian Development bank (ADB) berdiri tahun 1966, dan
bertugasmeningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta bekerja sama dengan semua
pihak yang berkepentingan di Asia. ADB merupakan lembaga
pengembangankeuangan internasional yang melaksanakan penyaluran dana,
menyokonginvestasi, dan memberikan kerja sama teknis (technical assistance)
kepadanegara-negara berkembang yang menjadi anggotanya. ADB
merupakanlembaga negara, yang anggotanya adalah pemerintah-pemerintah dari
berbagainegara. ADB juga merupakan organisasi regional, karena aktifitas-
aktifitasdititik beratkan di wilayah Asia. Kebanyakan negara anggotanya berada
diAsia, sebagian besar struktur permodalannya bersumber dari negara-negaraAsia,
begitu pula pemilihan pimpinan (president) serta delapan dari dua belasdewan
direksinya. Selain itu, ADB juga beranggotakan negara-negara non Asia,yang sangat
banyak membantu permodalan ADB, serta dalam strukturorganisasi diwakili melalui
beberapa anggota dewan direksi dan para stafnya.Kenyataan inilah yang
menyebabkan ADB tidak hanya merupakan sebuahorganisasi Asia, melainkan
sebuah institusi dengan wawasan seluruh dunia.
a. Latar belakang berdirinya Asian Development Bank
Pada pertengahan 1960-an, negara-negara di Asia sangat membutuhkan
bantuan ekonomi untuk membiayai pertumbuhan dan pembangunannya.Dari
berbagai penjuru dunia datang bantuan untuk negara-negara Asia, baik berupa
dukungan politis maupun bantuan ekonomi. Semula bantuan inidiharapkan dan
datang dari negara-negara Barat, namun dengan adanya perkembangan rasa
nasionalisme terutama setelah selesainya Perang DuniaII mendorong rasa kerja
sama di antara negara-negara Asia, dengan berusahamemperoleh bantuan politis
maupun ekonomi dari kalangan negara-negaraAsia sendiri. Kesemuanya ini
tercermin dalam pembentukan berbagaiorganisasi Asia, seperti Economics
Commission for Asia and the Far East(ECAFE) yang berdiri dari negara-negara
Asia yang telah menjadi anggotaPBB pada saat itu, SEATO dan lain-lain. Dalam
suasanan seperti inilah,ADB lahir dan berkembang.

b. Fungsi dan tujuan asian development bank


28
1) Menyokong investasi modal pemerintah maupun swasta di wilayah
asiauntuk tujuan-tujuan pembangunan.
2) Memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia untuk membiayai
pembangunan, dengan memprioritaskan wilayah dan sub-wilayah Asia,
berupa berbagai proyek dan program regional yang berperan secara efektif
terhadap pertumbuhan ekonomi yang selaras di wilayah tersebut
secarakeseluruhan. Dan yang sangat diutamakan adalah kebutuhan dari
negara-negara kecil atau negara-negara yang sulit berkembang di wilayah
Asia.
3) Memenuhi permintaan negara-negara anggota untuk membantu
merekadalam mengkoordinasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan rencana
pembangunan mereka dengan tujuan untuk lebih memanfaatkan sumber-
sumber daya yang dimilki, menyehatkan perekonomian, dan
meningkatkanekspansi perdagangan luar negeri, terutama diantara negara-
negara Asiasendiri.
4) Memberikan bantuan teknis (technical assistance) untuk
menyiapkan,membiayai dan melaksanakan berbagai program dan proyek-
proyek pembangunan, termasuk memformulasikan usulan bagi proyek-
proyektertentu.
5) Bekerja sama dengan PBB, dan badan-badan organiasi dibawah
PBBterutama ECAFE dan juga dengan berbagai lembaga negara dan
lembagainternasional lainnya, seperti berbagai organisasi nasional baik
pemerintahmaupun swasta, yang berkepentingan dengan investasi dari
pengembangandana disuatu wilayah, serta memberikan berbagai
kesempatan untukmelakukan investasi bagi lembaga-lembaga terebut.
6) Melaksanakan berbagai kegiatan dan memberikan berbagai jasa-jasalainnya
sesuai dengan tujuan Asian Development Bank
4) Islamic Development Bank/Bank Pembangunan Islam (IBD)
a. Pengertian dan Sejarah Terbentuknya
The Islamic Development Bank (IDB) adalah institusi
keuanganinternasional yang didirikan sesuai dengan The Declaration of Intent
yangditerbitkan oleh Conference of Finance Ministers of Muslim Countries
yangdiadakan di Jeddah pada tahun 1973, dengan tujuan untuk mempromosikan
perkembangan ekonomi dan sosial dari komunitas muslim, baik negaraanggota
29
maupun non anggota yang sejalan dengan syariah Islam. Salah satutujuannya
yang penting adalah untuk membantu mendorong perdaganganantara negara
muslim. IDB merupakan cabang keuangan dari Organizationof The Islamic
Conference (OIC).
Ide awal pembentukan bank islam internasional guna memayungisistem
keuangan negara-negara islam di seluruh dunia adalah proposal yangdi ajuka
oleh mesir pada sidang menteri luar negeri negara-negara islam(OKI) di karachi,
pakistan bulan desember tahun 1970. Proposal ini berisitentang studi pendirian
Bank Islam internasional yang di fokuskan untuk perdagangan dan
pembangunan (international Islamic Bank for trade anddevelopment) dan
pendirian pederasi Bank Islam (federation of IslamicBank). Proposal ini
kemudian di kaji oleh 18 Negara Islam. Isi dari proposaltersebut mengusulkan
sistem keuangan yang selama ini di dasarkan kepada bunga yang harus di ganti
dengan sistem kerjasama dengan sekema bagihasil, baik bagi untung maupun
bagi rugi.
Hal-hal yang terkandung dalam usulan proposal tersebut sebagai berikut:
1. Mengatur transaksi komersial antar negara-negara islam
2. Mengatur institusi pembangunan dan investasi
3. Merumuskan masalah trasnfer, kliring serta Settlement antar Bankislam
sebagai langkah awal menuju terbentuknya sistem ekonomiIslam yang
terpadu.
4. Membantu mendirikan institusi sejenis Bank Sentral Syariah di Negara-
negara Islam
5. Mendukung upaya-upaya Bank Sentral di Negara Islam dalam hal
pelaksanaan kebijakan-kebijakan yan sejalan dengan kerangka kerjaislam
6. Mengatur administrasi dan mendayagunakan dana zakat
7. Mengatur kelebihan likuiditas Bank-bank Sentral Negara Islam
8. Dan di usulkan pula pembentukan badan-badan khusus yang disebut
badan investasi dan pembangunan negara- negara islam.

Kelanjutan proposal yang diajukn oleh Mesir ini di agendakan kembali


pada sidang menteri luar negeri Negara-negara Islam (OKI) di BenghazilLibya
bulan maret 1973. Kemudian pada bulan juli 1973 Negara-negaraislam
penghasil minyak yang di wakili oleh komite ahli bertemu di Jeddahdalam

30
rangka membicarakan pendirian bank islam internasional. Pada pertemuan ke
dua, bulan mei 1974 dibahas rancangan anggaran dasar danrancangan anggaran
rumah tangga.

Akirnya rancangan pendirian Bank Pembangunan Islam atau


islamicdevelopment bank (IDB) di setujui pada sidang menteri keuangan OKI di
jeddah tahun 1975. Modal dasar pendirian IDB adalah 2 miliar dinar islamatau
setara dengan 2 miliar special drawing right (SDR). keanggotaan
IDBseluruhnya adalah negara-negara yang tergabung dalam OKI. Saat ini
IDBmemiliki jumlah anggota 43 negara yang bertugas memberikan pinjaman
bebas bunga untuk proyek infra struktur dan pembiyayaan kepada
negaraanggota berdasarkan partisipasi modal negara tersebut.IDB berpusat di
Jeddah dan memiliki kantor regional di Maroko,Malaysia, dan Kazakhstan, dan
perwakilan di 8 negara anggota lainnya.Cabang dari bank hanya didirikan oleh
negara anggota OIC. Gubernur bankdan Mentri Keuangan dari negar-negara
Islam datang menghadiri pertemuantahunan IDB yang mendiskusikan kegiatan
dan kerja sama antar banknya. Dengan masuknya Uzbekistan pada bulan
september 2003, jumlah anggota IDB yang awalnya 22 negara, dan sekarang
telah mencapai 55 negara.

b. Fungsi IDB
Fungsi IDB adalah memberikan pinjaman untuk proyek– proyek
produktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Selain itu, IDB
jugamendirikan dan mengoperasikan dana khusus untuk tujuan tertentu
sepertidana bantuan untuk masyarakat muslim dinegara– negara non-anggota
IDBdan berwenang untuk menerima dana dan memobilisasi dana tersebut
berdasarkan sumber daya keuangan syariah yang kompatibel. Hal ini
jugadituntut dengan tanggung jawab untuk membantu dalam promosi
perdagangan luar negri terutama dalam barang – barang modal diantaranegara
anggota yakni memberikan bantuan teknis kepada negara– negaraanggota dan
memperluas fasilitas pelatihan untuk personil yang terlibatdalam kegiatan
pembangunan di negara- negara muslim untuk menyesuaikandiri dengan
syariah.
c. Tujuan IDB

31
Untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial negara– negara
anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan maupun bersama– sama
sesuai dengan prinsip– prinsip syariah yaitu hukum islam.

32
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembayaran internasional mencakup semua transaksi keuangan antara negara-negara
yang melibatkan transfer dana, baik untuk perdagangan barang dan jasa maupun untuk
transaksi keuangan lainnya. Ini melibatkan penggunaan mata uang asing, instrumen
keuangan, dan lembaga keuangan internasional untuk memfasilitasi transaksi tersebut.
Standar moneter internasional mengacu pada aturan dan sistem yang digunakan oleh negara-
negara untuk mengatur nilai mata uang mereka dalam hubungan dengan mata uang asing.
Pada masa lalu, standar emas dan standar devisa mengatur hubungan nilai mata uang, tetapi
saat ini sistem nilai tukar bebas atau terkendali secara fleksibel lebih umum digunakan.

Harga valuta asing, juga dikenal sebagai kurs valuta asing, menunjukkan nilai tukar
satu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini ditentukan oleh kekuatan pasokan dan
permintaan di pasar valuta asing, dan dapat bervariasi secara terus-menerus. Kurs valuta
asing memiliki dampak signifikan terhadap perdagangan internasional, investasi, dan
stabilitas ekonomi suatu negara. Badan keuangan internasional, seperti Dana Moneter
Internasional (IMF) dan Bank Dunia, berperan dalam membantu mempromosikan stabilitas
moneter dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di seluruh dunia. IMF terutama fokus
pada stabilitas keuangan global, sementara Bank Dunia berfokus pada pembangunan
ekonomi dan pengentasan kemiskinan melalui bantuan keuangan, pengetahuan, dan
dukungan kebijakan kepada negara-negara anggota.

Melalui peran mereka dalam mendorong pembayaran internasional yang lancar,


mendorong kebijakan moneter yang stabil, mengatur harga valuta asing yang seimbang, dan
memberikan bantuan keuangan dan teknis kepada negara-negara, badan keuangan
internasional berusaha untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
pengentasan kemiskinan di seluruh dunia.

33
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, A. (2016). Lembaga Keuangan Internasional. 1–23.

Obstfeld, M., Shambaugh, J. C., & Taylor, A. M. (2008). The trilemma in history:
Trade-offs among exchange rates, monetary policies, and capital mobility. The Review of
Economics and Statistics, 90(3), 573-590.

Bordo, M. D., & Helbling, T. (2019). International monetary regimes and financial
system resilience: The challenge of the Euro. Journal of International Money and Finance, 90,
142-158.

Eichengreen, B., & Wyplosz, C. (2019). The international monetary system:


Institutions, policies, and issues. Oxford University Press.

https://www.academia.edu/36282631/makalah_lembaga_keuangan_internasional_doc
x (diakses pada tanggal 21 Mei 2023)

https://www.weforum.org/agenda/2017/10/how-technology-is-transforming-the-
international-payments-landscape/(diakses pada tanggal 21 Mei 2023)

https://www.worldbank.org/en/topic/financialinclusion/brief/digital-payments-and-
financial-inclusion-why-digital-payments-matter(diakses pada tanggal 21 Mei 2023)

https://www.bis.org/publ/qtrpdf/r_qt1803g.htm(diakses pada tanggal 21 Mei 2023)

https://www.worldbank.org/en/topic/paymentsystemsdevelo(diakses pada tanggal 21


Mei 2023)

https://www.bis.org/cpmi/publ/d157.htm (diakses pada tanggal 21 Mei 2023)

https://iccwbo.org/publication/building-a-fast-reliable-and-secure-cross-border-
payments-framework/(diakses pada tanggal 21 Mei 2023)

https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Financial-
Services/gx-be-psd2-payments-transformation-challenges-and-opportunities.pdf (diakses
pada tanggal 21 Mei 2023)

34
https://www.imf.org/en/Publications/WP/Issues/2019/08/15/Political-Uncertainty-
and-Exchange-Rate-Volatility-47169 (diakses pada tanggal 21 Mei 2023)

https://unctad.org/system/files/official-document/diaeinf20082ch3_en.pdf (diakses
pada tanggal 21 Mei 2023)

35

Anda mungkin juga menyukai