Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

JUAMLAH UANG BEREDAR


Mata kuliah : Ekonomi Moneter

Dosen pengampu :
Dr. Fitrawaty, S.pd., M,Si

Disusun oleh
Kelompok 8
Arsiska Sari :7223540007
Gustina Sari : 7221240011
Dafa Ariza :7223240008
Mhd.Aldi Akbar : 7223540017

Kelas B

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih
dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ekonomi
Moneter dengan baik. Kami mengucapkan terimaksih kepada Ibu atas bimbingan dan
pengajarannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik .

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangunan dari
berbagai pihak. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Medan, 1 September 2023

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB 1 ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Definisi Jumlah Uang Beredar ......................................................................................... 6
2.2 Jenis-Jenis Uang Beredar ................................................................................................. 6
2.3 Mekanisme Penciptaan Uang ........................................................................................... 8
2.4 Pendekatan Perhitungan Jumlah Uang Beredar ............................................................... 9
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang yang Beredar............................................... 11
BAB III.................................................................................................................................... 13
PENUTUP............................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem keuangan modern yang kompleks sangat bergantung pada pengaturan dan
pemahaman yang tepat mengenai "Jumlah Uang Beredar." Istilah ini merujuk kepada total uang
tunai, uang giral, serta bentuk-bentuk lain dari alat tukar yang beredar dalam suatu
perekonomian pada suatu waktu tertentu. Konsep jumlah uang beredar memiliki peran krusial
dalam mengatur stabilitas ekonomi, mengontrol inflasi, dan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan. Dalam konteks global, setiap negara memiliki sistem perbankan
dan kebijakan moneter yang unik, yang semuanya berhubungan dengan bagaimana mereka
mengelola jumlah uang beredar.

Makalah ini akan menjelaskan pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai


jumlah uang beredar dan dampaknya terhadap perekonomian. Perubahan dalam jumlah uang
beredar bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap harga-harga, tingkat suku bunga, dan
tingkat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat tentang faktor-faktor
yang memengaruhi jumlah uang beredar serta alat-alat yang digunakan oleh otoritas moneter
untuk mengaturnya adalah esensial bagi ekonomi yang stabil dan berkembang.

Selain itu, perkembangan teknologi dan inovasi dalam sistem pembayaran elektronik
telah mengubah cara uang beredar dan digunakan oleh masyarakat. Ini menciptakan tantangan
baru dalam mengukur dan mengatur jumlah uang beredar, dan mengharuskan otoritas moneter
untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Penelitian mengenai jumlah uang beredar juga menjadi semakin penting dalam
konteks ekonomi global. Pasar keuangan internasional yang terhubung erat memungkinkan
perubahan dalam jumlah uang beredar di satu negara untuk memiliki dampak signifikan pada
negara-negara lain, terutama dalam situasi krisis keuangan. Oleh karena itu, pemahaman yang
mendalam tentang mekanisme peredaran uang dan kebijakan yang relevan adalah penting bagi
analis keuangan, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum.

Dalam makalah ini, kita akan mengeksplorasi definisi jumlah uang beredar, jenis-jenis
uang beredar, mekanisme penciptaan uang, pendekatan perhitungan jumlah uang beredar, dan
faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Semua ini bertujuan untuk memberikan
wawasan yang lebih baik tentang peran penting yang dimainkan oleh konsep jumlah uang
beredar dalam sistem keuangan kontemporer.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi jumlah uang beredar ?
2. Apa saja jenis-jenis uang beredar ?
3. Bagaimana mekanisme penciptaan uang ?
4. Bagaimana pendekatan perhitungan jumlah uang beredar ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi jumlah uang beredar.
2. Mengetahui jenis-jenis uang beredar.
3. Mengetahui mekanisme penciptaan uang.
4. Mengetahui pendekatan perhitungan jumlah uang beredar.
5. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Jumlah Uang Beredar


Uang yang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Namun definisi ini
terus berkembang, seiring dengan perkembangan perekonomian suatu negara. Cakupan
definisi jumlah uang beredar du negara maju umumnya lebih luas dan kompleks dibandingkan
negara sedang berkembang (NSB).

• Uang beredar dalam arti sempit ( Narrow Money)/M1

Uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah bentuk asset keuangan yang paling
likiud. Artinya uang ini langsung dapat menjalankan semua fungsinya sebagai uang. Ketika
seseorang hendak melakukan transaksi jual beli misalnya Maka uang uang ini langsung dapat
dipergunakan sebagai alat pertukaran. Dalam hal ini tentu uang telah memenuhi funginya
sebagai medium of exchange (Aulia Pohan 2008) Pengertian paling sempit atau biasa dikenal
dengan istilah narrow money adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk
pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang mendekati "uang"
(deposito berjangka dan tabungan)

Narrow money yang biasanya disimbolkan dengan M1 dari uang tunai/ kartal
(currency) dan uang giral ( Demand Deposit). Uang kartal merupakan uang kertas dan uang
logam yang ada di tangan masyarakat umum yang di simpan di bank.

• Uang berdar dalam arti luas ( Broad Money)/M2.

Selanjutnya apa yang dimaksud dengan uang beredar dalam arti luas. Sesungguhnya
penegertian ini adalah pengertian yang uang yang memasukkan semua asset keuangan yang
memenuhi fungsinya sebagi uang. Tentunya dengan tingkat likuiditas yang berbeda satu
sama lain,. Uang dalam aerti luas ( M2 _ itu terdiri dari M1 + quasy Money+ surat berharga
(securities)selain saham ( Boediono, 1992).

2.2 Jenis-Jenis Uang Beredar


Berbagai negara menggunakan beberapa jenis uang beredar. Secara resmi, jenis uang
beredar didefinisikan berdasarkan komponen yang tercakup didalamnya. Komponen tersebut
adalah tiga jenis uang yang telah dikenal pada bagian sebelumnya, yaitu uang kartal, uang
giral dan uang kuasi. Jenis uang beredar pun beragam sesuai dengan cakupan definisi
uang beredar tersebut.

Jenis-jenis uang beredar yang terdapat di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis, yaitu:

• Uang kartal: Uang kartal adalah uang kertas dan logam yang beredar di masyarakat.
Uang kartal dapat digunakan sebagai alat pembayaran langsung dalam transaksi sehari-
hari.
• Uang giral: Uang giral adalah uang yang berada dalam bentuk simpanan di bank, seperti
tabungan, deposito, dan giro. Uang giral dapat digunakan sebagai alat pembayaran
melalui transfer antarbank atau melalui kartu debit atau kredit.
• Uang kuasi: Uang kuasi adalah instrumen keuangan yang memiliki sifat mirip dengan
uang, seperti saham, obligasi, dan sertifikat deposito. Uang kuasi dapat digunakan
sebagai alat pembayaran dalam transaksi tertentu.
• Uang lokal: Uang lokal adalah uang yang digunakan dalam suatu wilayah tertentu,
seperti uang daerah atau uang kota. Uang lokal dapat digunakan sebagai alat
pembayaran dalam transaksi di wilayah tersebut.
• Uang regional: Uang regional adalah uang yang digunakan dalam suatu wilayah yang
lebih luas, seperti uang ASEAN atau uang Euro. Uang regional dapat digunakan
sebagai alat pembayaran dalam transaksi di wilayah tersebut.
• Uang internasional: Uang internasional adalah uang yang digunakan dalam transaksi
internasional, seperti dolar Amerika atau euro. Uang internasional dapat digunakan
sebagai alat pembayaran dalam transaksi internasional.

Jenis-jenis uang beredar tersebut memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia.
Bank sentral Indonesia, Bank Indonesia, bertanggung jawab untuk mengatur jumlah uang
beredar di Indonesia melalui kebijakan moneter

Menurut Bank Indonesia dalam Hidayat (2004), di Indonesia saat ini hanya mengenal
dua macam uang beredar saja, yaitu:

1. Uang beredar dalam arti sempit (narrow money), yang sering disebut M1,
didefinisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang
terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral (D).
2. Uang beredar dalam arti luas (broad money), yang disimbolkan M2, didefinisikan
sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri
dari uang kartal (C), uang giral (D) dan uang kuasi (T). Dengan kata lain, M2 adalah
M1 ditambah dengan tabungan dan simpanan berjangka lain yang jaraknya lebih
pendek, termasuk rekening pasar uang dan pinjaman semalam antar bank.

2.3 Mekanisme Penciptaan Uang


Mekanisme penciptaan uang adalah proses di mana uang baru dihasilkan dan
diperkenalkan ke dalam perekonomian. Berikut adalah beberapa mekanisme penciptaan uang
yang terdapat di Indonesia:

• Penciptaan uang primer oleh otoritas moneter: Uang primer atau inti (M0) adalah uang
kartal dan simpanan giro bank umum yang dikeluarkan oleh bank sentral, yaitu Bank
Indonesia. Bank Indonesia menciptakan uang primer dengan mencetak uang kertas dan
uang logam, serta mengeluarkan simpanan giro bank umum.
• Penciptaan uang giral oleh bank umum: Uang giral adalah uang yang berada dalam
bentuk simpanan di bank, seperti tabungan, deposito, dan giro. Bank umum
menciptakan uang giral dengan memberikan pinjaman kepada nasabah dan
menghasilkan bunga dari simpanan nasabah.
• Penciptaan uang kuasi oleh bank umum: Uang kuasi adalah instrumen keuangan yang
memiliki sifat mirip dengan uang, seperti saham, obligasi, dan sertifikat deposito. Bank
umum menciptakan uang kuasi dengan menjual instrumen keuangan tersebut kepada
nasabah.

Mekanisme penciptaan uang tersebut dapat mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat
dan berdampak pada perekonomian. Bank sentral Indonesia, Bank Indonesia, bertanggung
jawab untuk mengukur jumlah uang beredar di Indonesia dan mengatur jumlah uang beredar
melalui kebijakan moneter.

Dalam pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan uang Rupiah, Bank Indonesia


melakukan pencetakan Rupiah sesuai kebutuhan masyarakat. Bank Indonesia senantiasa
memastikan kebutuhan uang tunai masyarakat dapat tersedia dalam jumlah yang cukup, jenis
pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi layak edar. Sebagai bagian dari siklus
pengelolaan uang, Bank Indonesia secara rutin melakukan penarikan uang yang tidak layak
edar di masyarakat dan menggantikannya dengan uang dalam kondisi layak edar atau yang
baru dicetak. Demikian pula, uang Rupiah Tahun Emisi 2016 dicetak dan diedarkan untuk
menggantikan uang tidak layak edar yang ditarik, sehingga tidak menambah jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Dengan siklus tersebut, jumlah uang yang beredar di masyarakat tetap
terjaga sesuai kebutuhan.
Dengan monitoring yang ketat, Bank Indonesia memastikan bahwa jumlah uang yang
ditarik dan dimusnahkan dari waktu ke waktu tidak pernah lebih dari yang dicetak dan
diedarkan ke masyarakat. Dengan demikian, tidak terdapat tambahan pencetakan dan
pengedaran uang dari jumlah yang ditetapkan Bank Indonesia. Bank Indonesia meyakini
bahwa Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang melakukan pengedaran dan
penarikan uang Rupiah. Pemusnahan uang diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2011
tentang Mata Uang, dan setiap tahunnya tercatat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Sesuai Undang-Undang No. 7 Tahun 2011, pencetakan Rupiah dilakukan oleh Bank
Indonesia, dengan menunjuk badan usaha milik negara, yaitu Perum Peruri, sebagai pelaksana
Pencetakan Rupiah. Bank Indonesia menegaskan bahwa pencetakan uang Rupiah Tahun Emisi
2016 dilakukan seluruhnya oleh Perum Peruri. Dalam proses pencetakan, Bank Indonesia
menyerahkan bahan uang kepada Perum Peruri dalam jumlah tertentu. Perum Peruri kemudian
melaksanakan pencetakan uang dan menyerahkannya kembali ke Bank Indonesia, dengan
jumlah sesuai dengan bahan uang yang diserahkan oleh Bank Indonesia. Dalam proses ini,
dilaksanakan pula verifikasi/penghitungan ulang oleh Bank Indonesia.
Pengelolaan uang Rupiah dilaporkan Bank Indonesia secara periodik setiap 3 (tiga)
bulan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Selain itu, untuk menjamin
akuntabilitas pelaksanaan pencetakan, pengeluaran, dan pemusnahan Rupiah, Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) melakukan audit secara berkala terhadap
Bank Indonesia. Pelaksanaan audit oleh BPK-RI dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun, terdiri
dari audit umum dan audit terkait pengelolaan uang.

2.4 Pendekatan Perhitungan Jumlah Uang Beredar


Ada dua pendekatan utama dalam menghitung jumlah uang beredar, yaitu pendekatan
transaksional (transactional approach) dan pendekatan likuiditas (liquidity approach).

1. Pendekatan transaksional (transactional approach)


Pendekatan ini memandang bahwa jumlah uang beredar yang dihitung adalah jumlah uang
yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi. Pendekatan ini menghitung jumlah uang beredar
dalam arti sempit (narrow money) atau M1. Di Indonesia yang tercakup dalam M1 adalah
uang kartal dan uang giral, dengan komponen sebagai berikut :
a. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam, tidak termasuk uang kas pada kantor
perbendaharaan dan kas negara (KPKN) dan bank umum.
b. Uang Giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan tabungan
dalam rupiah yangsudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk
dalam rupiah pada sistem moneter.

2. Pendekatan Likuiditas (liquidity approach)


Sesuai pendekatan ini, jumlah uang beredar didefinisikan sebagai jumlah uang untuk
kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi (quasy money). Hal ini dilandari pertimbangan bahwa
sekalipun uang kuasi merupakan aset finansial yang kurang likuid dibanding uang kertas, uang
logam dan uang rekening giro, tetapi sangat mudah diubah menjadi uang yang dapat digunakan
untuk keperluan transaksi. Dalam prakteknya, pendekatan ini menghitung jumlah uang
bererdar dalam arti luas (broad money) yang dikenal dengan M2 yang terdiri dari
M1 ditambah uang kuasi (di Indonesia uang kuasi adalah deposito berjangka).
Perkembangan M2 adalah jauh lebih cepat dari pertambahan M1 karena pertambahan tingkat
kemajuan perekonomian. Meningkatnya M2 secara langsung maupun tidak langsung
mengindikasikan bahwa perekonomian masyarakat menjadi meningkat. Sebab peningkatan
deposito berjangka mengandung pengertian bahwa tingkat penghasilan masyarakat sudah lebih
besar dari tingkat konsumsi. Keputusan seseorang menyimpan dananya di bank dalam bentuk
deposito merupakan keputusan investasi yang didorong oleh tingkat bunga yang diberikan.
Kalau anggapannya “money multiper” di atas dilepaskan maka besar kecilnya “money
multiper” ikut menentukan besarnya JUB. Besar kecilnya “money multiper” tergantung pada
perubahan :
a. Fraksi uang kartal terhadap JUB, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi adalah :
• Pendapatan
Dalam artian pendapatan yang didapat jika memegang uang kartal dan pendapatan yang
di dapat jika memegang uang giral. Dengan memegang uang kartal maka dipunyai
likuiditas yang tinggi dan kalau menyimpan uang giral diamping likuiditas terjamin
sering/mungkin dapat penghasilan berupa tingkat bunga.
• Kekayaan
Orang yang mempunyai kekayaan dalam jumlah bsar (orang kaya) akan memegang
uang kartal dalam jumlah yang kecil sedangkan orang miskin akan memegang uang
kartal dalam jumlah besar.
• Banyak/sedikitnya penggunaan alat pembayaran pengganti, seperti kartu kredit (credit
cards) dan “change accounts” . semakin banyak alat pembayaran pengganti, semakin
kecil jumlah uang kartal yang dipegang dan sebaliknya, semakin sedikit (atau mungkin
dengan tidak adanya) alat pembayaran pengganti akan semakin besar uang kartal yang
diinginkan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai cadangan :
• Besarnya reserve ration/cash ratio yagn diwajibkan oleh Bank sentral untuk dipengang
oleh Bank-bank Umum.
• Besarnya kelebihan cadangan yang dipegang oleh Bank Umum. Ini terjadi karena
biasanya Bank-bank Umum memegang required reserve lebih besar daripada ketentuan
yang dibuat oleh Bank Sentral.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang yang Beredar


Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dasar terciptanya uang beredar adalah
karena adanya uang inti atau uang primer. Dengan demikian, besarnya uang beredar ini sangat
dipengaruhi oleh besarnya uang inti yang tersedia. Sedangkan besarnya uang inti ini
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: (Boediono, 1993, hal: 97)

a. Keadaan neraca pembayaran (surplus atau defisit)


Apabila neraca pembayaran mengalami surplus, berarti ada devisa yang masuk ke
dalam negara, hal ini berarti ada penambahan jumlah uang beredar. Demikian pula sebaliknya,
jika neraca pembayaran mengalami defisit, berarti ada pengurangan terhadap devisa negara.
Hal ini berari ada pengurangan terhadap jumlah uang beredar.

b. Keadaan APBN (surplus atau defisit)


Apabila pemerintah mengalami defisit dalam APBN, maka pemerintah dapat mencetak
uang baru. Hal ini berarti ada penambahan dalam jumlah uang beredar. Demikian sebaliknya,
jika APBN negara mengalami surplus, maka sebagian uang beredar masuk ke dalam kas
negara. Sehingga jumlah uang beredar semakin kecil.
c. Perubahan kredit langsung Bank Indonesia
Sebagai penguasa moneter, Bank Indonesia tidak saja dapat memberikan kredit kepada
bank-bank umum, tetapi BI juga dapat memberikan kredit langsung kepada lembaga-lembaga
pemerintah yang lain seperti Pertamina, dan badan usaha milik negara (BUMN) lainnya.
Perubahan besarnya kredit langsung ini akan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah uang
beredar.

d. Perubahan kredit likuiditas Bank Indonesia


Sebagai banker’s bank, BI dapat memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank
umum. Sebagai contoh, ketika terjadi krisis ekonomi sejak tahun 1997 lalu, BI memberikan
kredit likuiditas dalam rangka mengatasi krisis likuiditas bank-bank umum, yang jumlahnya
mencapai ratusan trilyun rupiah. Hal ini berdampak pada melonjaknya jumlah uang beredar.
Di samping itu, adanya pinjaman luar negeri, kebijakan tarif pajak, juga dapat
mempengaruhi besar kecilnya jumlah uang beredar.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah uang beredar memiliki peran
yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Besar kecilnya jumlah uang beredar akan
mempengaruhi daya beli masyarakat, tingkat inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Mekanisme
penciptaan uang terdiri dari penciptaan uang primer oleh otoritas moneter, penciptaan uang
giral oleh bank umum, dan penciptaan uang kuasi oleh bank umum. Bank sentral Indonesia,
Bank Indonesia, bertanggung jawab untuk mengatur jumlah uang beredar di Indonesia melalui
kebijakan moneter. Oleh karena itu, pemahaman mengenai jumlah uang beredar dan
mekanisme penciptaannya sangat penting untuk memahami perekonomian Indonesia secara
keseluruhan.

3.2 Saran
Diharapkan kedepannya pemerintah dapat melakukan hal-hal berikut :

1. Edukasi Masyarakat: Bank Indonesia dapat meningkatkan upaya edukasi kepada


masyarakat tentang pentingnya pemahaman mengenai jumlah uang beredar, inflasi, dan
kebijakan moneter. Hal ini dapat dilakukan melalui program pendidikan ekonomi yang
lebih luas dan informasi yang mudah diakses untuk masyarakat.
2. Keterbukaan Data: Bank Indonesia harus memastikan keterbukaan data yang lebih baik
terkait dengan jumlah uang beredar dan kebijakan moneter. Informasi yang lebih
transparan akan membantu pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha, investor,
dan masyarakat umum, untuk membuat keputusan yang lebih baik.
3. Kebijakan Moneter yang Berkelanjutan: Bank Indonesia harus tetap menjaga kebijakan
moneter yang stabil dan berkelanjutan. Ini termasuk menjaga keseimbangan antara
menjaga inflasi terkendali dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang sehat.
Keputusan kebijakan harus berdasarkan analisis data yang cermat.
4. Pengawasan Ketat terhadap Bank Umum: Bank Indonesia harus memastikan bahwa
bank umum di Indonesia mematuhi regulasi yang ketat dalam menciptakan uang giral
dan kuasi. Pengawasan yang ketat akan membantu mencegah potensi masalah
keuangan dan menjaga stabilitas sistem perbankan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/pengantar-ekonomi/uang-beredar-
pengertian-dan-kebijakan-yang-ada/44957471

https://www.e-jurnal.com/2013/12/jenis-uang-beredar.html

https://www.kominfo.go.id/content/detail/8546/bank-indonesia-cetak-rupiah-sesuai-
kebutuhan-
masyarakat/0/artikel_gpr#:~:text=Dalam%20proses%20pencetakan%2C%20Bank%20Indone
sia,yang%20diserahkan%20oleh%20Bank%20Indonesia.
http://ekonominator.blogspot.com/2016/12/ekonomi-moneter-jumlah-uang-beredar.html

Anda mungkin juga menyukai