Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

HUBUNGAN PEREDARAN UANG DENGAN PERTUMBUHAN SEKTOR


RIIL

OLEH KELOMPOK 8

1. PUTU GEDE EKA PUTRA SESANA ( 1807511131 )


2. MADE BAGUS SURYADINATA ( 1807511132 )

PROGRAM STUDI EKONOMI REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ”Hubungan Peredaran Uang Dengan Pertumbuhan Sektor Riil”. Kami
juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. I
Nyoman Mahaendra Yasa, S.E., M.Si selaku dosen mata kuliah kebijakan fiscal
dan moneter yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat
dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan mengenai peredaran uang,
Lembaga keuangan dan sektor rill. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan kami buat di masa yang akan datang. Mudah-mudahan makalah sederhana
ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Denpasar, 22 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

I Latar Belakang...........................................................................................................1
II Rumusan Masalah....................................................................................................1
III Pembahasan.............................................................................................................2
III .1 Peredaran Uang................................................................................................2
III . 2 Lembaga Keuangan..........................................................................................5
III .3 Manfaat Lembaga Keuangan............................................................................6
III .4 Jenis-Jenis Lembaga Keuangan..........................................................................6
III .5 Fungsi Lembaga Keuangan7
III .6 Sektor rill...........................................................................................................8
III .7 Hubungan Peredaran Uang Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Riil............9
I V Kesimpulan...........................................................................................................11
V Daftar Rujukan.....................................................................................................12

ii
I Latar Belakang
Uang digunakan sebagai alat transaksi, tanpa disadari bahwa penggunaan
uang dapat menimbulkan persoalan dalam kegiatan perekonomian. Salah satu
penyebab timbulnya persoalan tersebut adalah timbulnya permintaan uang dan
penawaran uang. Permintaan uang merupakan sisi permintaan yang berorientasi
kepada masyarakat, sedangkan penawaran uang lebih kepada pemerintah (otoritas
moneter). Permintaan dan penawaran uang berkaitan dengan peredaran uang yang
terjadi di masyarakat. Permintaan uang merupakan suatu kondisi yang terjadi
akibat adanya motif seseorang atau masyarakat dalam memegang uang. Keynes
beranggapan motif dari memegang uang tersebut adalah untuk transaksi, berjaga-
jaga, dan spekulasi. Sedangkan penawaran uang merupakan suatu kondisi dimana
pemerintah (otoritas moneter) menginginkan uang yang beredar di masyarakat
banyak atau tidak. Pada umumnya jumlah uang beredar bisa ditentukan secara
langsung oleh penguasa moneter tanpa mempersoalkan uang inti. Uang inti
tersebut terdiri dari uang kartal ditambah dengan cadangan yang dimiliki oleh
bank-bank umum. Perilaku seperti ini berdasarkan pada analisa penentuan jumlah
uang yang dihubungkan dengan perkembangan atau gejala-gejala yang di dalam
sektor rill.

II Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peredaran uang ?
2. Apa itu Lembaga keuangan ?
3. Apa hubungan sektor rill dengan peredaran uang ?

1
III Pembahasan

III.1 Peredaran Uang

Peredaran uang adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam ilmu


ekonomi moneter. Sebelum sampai pada pengertian atau konsep uang beredar
perlu dipahami terlebih dahulu penggunaan uang dalam praktik kehidupan
sehari-hari. Masyarakat pada umumnya lebih mengenal istilah uang tunai yang
terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang tunai adalah uang yang ada di
tangan masyarakat (di luar bank umum) dan siap dibelanjakan setiap saat,
terutama untuk pembayaran-pembayaran dalam jumlah yang tidak terlalu
besar. Uang tunai tersebut juga sering disebut sebagai uang kartal. Di
Indonesia, uang kartal adalah uang kertas dan uang logam yang beredar di
masyarakat yang dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Indonesia yang
berfungsi sebagai otoritas moneter Apakah pembayaran tunai hanya dapat
dilakukan dengan membayar dengan uang tunai?

Tentu saja tidak. Untuk melakukan pembayaran tunai dalam jumlah


yang besar tentunya tidak praktis kalau harus dilakukan dengan membawa-
bawa uang tunai. Selain berat membawanya, tentunya juga kurang aman.
Pembayaran tunai juga dapat dilakukan dengan cek. Sebagaimana diketahui,
cek adalah juga dianggap sebagai alat pembayaran tunai. Satu hal yang harus
diingat ialah bahwa seseorang yang ingin melakukan pembayaran dengan cek
sebelumnya harus mempunyai simpanan dalam bentuk rekening giro di suatu
bank umum (demand deposits). Reke-ning giro adalah suatu rekening
simpanan di bank umum yang penarikan-nya dapat dilakukan sewaktu-waktu.
Mempunyai rekening giro sebenarnya sama dengan mempunyai uang tunai.
Perbedaannya adalah kalau akan membayar dengan uang, yang dilakukan
cukup dengan memberikan uang tunai, sedangkan apabila melakukan
pembayaran dari uang yang telah disimpan dalam rekening giro, perlu satu
langkah lagi yang harus dilakukan, yaitu menulis jumlah pembayaran yang
diinginkan pada selembar cek. Uang yang berada dalam rekening giro di bank
umum tersebut sering disebut sebagai uang giral. Berdasarkan uraian tersebut,

2
terlihat jelas bahwa bank umum adalah sebagai lembaga keuangan yang dapat
menciptakan uang, yaitu yang namanya uang giral. Oleh sebab itu, bank umum
juga dikenal sebagai bank umum pencipta uang giral Dengan uang kartal dan
uang giral masyarakat dapat melakukan pembayaran tunai secara langsung.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana

dengan simpanan uang tunai dalam bentuk tabungan (savings deposits)


dan/atau deposito berjangka (time deposits) di bank?Sebagaimana diketahui,
penarikan simpanan berupa tabungan dan deposito berjangka tidak dapat
dilakukan sewaktu-waktu. Lazimnya, penarikan rekening tabungan dan
deposito berjangka adalah sesuai dengan yang telah diperjanjikan antara
penabung dengan bank, misalnya dalam jangka waktu 1 bulan atau 3
bulan.Karena penarikannya tidak dapat dilakukan sewaktu-waktu, pemilik
rekening tabungan dan deposito berjangka tersebut untuk sementara tidak dapat
melakukan pembayaran secara langsung karena harus menunggu sampai
rekening tabungan atau deposito berjangka tersebut jatuh tempo.Uang yang
disimpan dalam rekening tabungan dan deposito berjangka tersebut disebut
sebagai uang kuasi

Dari ketiga jenis uang yang telah diuraikan sebelumnya terdapat dua
perbedaan pokok. Yang pertama, apabila dilihat dari lembaga yang
mengeluarkan dan mengedarkan, terlihat bahwa uang kartal dikeluarkan dan
diedarkan bank sentral, sementara uang giral dan uang kuasi diciptakan dan
diedarkan oleh bank umum. Perbedaan yang kedua, apabila dilihat dari
penggunaanya, uang kartal dan uang giral dapat dipergunakan langsung
sebagai alat pembayaran sedangkan uang kuasi tidak dapat langsung
dipergunakan sebagai alat pembayaran. Dengan kata lain, uang kartal dan uang
giral lebih likuid dibandingkan dengan uang kuasi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa otoritas


moneter (bank sentral) dan bank umum adalah lembaga yang dapat
menciptakan uang. Bank sentral mengeluarkan dan mengedarkan uang kartal
sedangkan bank umum mengeluarkan dan mengedarkan uang giral serta uang

3
kuasi. Kedua lembaga ini disebut sebagai lembaga yang termasuk dalam sistem
moneter. Disebut demikian karena kedua lembaga tersebut mempunyai fungsi
moneter, yaitu antara lain dapat menciptakan uang sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya.

Semua uang yang dikeluarkan dan diedarkan merupakan kewajiban


lembaga yang mengeluarkan dan mengedarkannya. Sebagai contoh, sebuah
bank mempunyai kewajiban uang giral sebesar rekening giro yang disimpan
masyarakat, ditambah dengan kewajiban uang kuasi sebesar tabungan dan
deposito berjangka yang disimpan masyarakat di bank yang bersangkutan.

Dengan mengeluarkan dan mengedarkan uang berarti sistem moneter


mempunyai kewajiban kepada sektor swasta domestik atau penduduk/
masyarakat yang terdiri dari individu, badan usaha, dan lembaga
lainnya.Berdasarkan pengertian tersebut, uang beredar didefinisikan sebagai
kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik.

Dalam praktik, berbagai negara menggunakan uang beredar dengan


jenis yang beragam. Jenis-jenis uang beredar tersebut secara resmi
didefinisikan ber-dasarkan komponen yang tercakup di dalamnya. Komponen
tersebut pada umumnya adalah ketiga jenis uang yang telah dikenal pada
bagian sebelumnya, yaitu uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. Dengan
demikian, sesuai dengan cakupan uang beredar yang beragam, jenis uang
beredar pun beragam, mulai dari pengertian atau definisi yang paling sempit
sampai yang paling luas. Uang kartal atau uang tunai seperti yang telah
diuraikan di atas sebenarnya merupakan jenis uang beredar dalam pengertian
yang paling sempit.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, uang beredar didefinisikan


sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik. Di
Indonesia saat ini kita hanya mengenal dua macam uang beredar saja, yaitu:

4
 Uang beredar dalam arti sempit, yang sering diberi simbol M1, didefinisikan
sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri
dari uang kartal (C) dan uang giral (D).
 Uang beredar dalam arti luas, yang sering juga disebut sebagai likuiditas
perekonomian dan diberi simbol M2, didefinisikan sebagai kewajiban sistem
moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal (C),
uang giral (D), dan uang kuasi (T). Dengan kata lain M2 adalah M1 ditambah
dengan uang kuasi (T).

Sementara itu, definisi uang beredar di berbagai negara dapat bervariasi


sesuai dengan kondisi sektor keuangan dan perbankan serta kebutuhan otoritas
moneter negara yang bersangkutan. Di Amerika Serikat misalnya, definisi uang
beredar tidak hanya mengenal istilah M1 dan M2 saja

Dalam peredaran uang, terdapat pihak-pihak yang terlibat didalamnya,


seperti BI (bank setral), bank umum, dan masyarakat. 3 elemen ini memiliki
peran penting dalam peredaran uang di masyarakat. Yaitu:

1. Bank Sentral : memiliki tugas penting menjaga peredaran uang agar guna
menopang kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
2. Bank Umum : sebagai lembaga keuangan dapat berperan menjalankan fungsi
intermediasi (intermediary function), sebagai jembatan kepentingan
masyarakat yang kelebihan dan yang kekurangan dana.
3. Masyarakat (Nasabah) : melakukan kegiatan menyimpan dan meminjam uang
pada bank umum

III. 2 Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan merupakan badan usaha atau institusi di bidang jasa


keuangan yang bergerak dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya untuk pendanaan serta dengan mendapatkan keuntungan dalam
bentuk bunga atau persentase. Meski demikian, kegiatan usaha lembaga ini dapat

5
berupa penghimpunan dana saja, menyalurkan dana saja, atau keduanya
sekaligus. 

III.3 Manfaat Lembaga Keuangan

Setiap lembaga yang bergerak di bidang keuangan memiliki peranan


penting dan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian. Beberapa manfaat yang
dapat ditemukan antara lain adalah:
 Manfaat likuiditas
Manfaat pertama ini berhubungan dengan likuiditas, yaitu kemampuan
mendapatkan uang tunai saat diperlukan. Sehingga tidak akan ada
kekhawatiran akan kurangnya ketersediaan uang tunai yang beredar di
masyarakat.
 Pengalihan asset
Salah satu peran pentingnya adalah sebagai wadah untuk melakukan
kegiatan pengalihan aset. Di sini, lembaga tersebut akan mengalihkan aset
dengan cara meminjamkan dana kepada pihak lain untuk dikelola dalam masa
waktu tertentu. Dana yang dialihkan ini berasal dari simpanan masyarakat yang
menabung di lembaga tersebut.
 Realokasi pendapatan
Manfaat selanjutnya adalah sebagai wadah untuk melakukan realokasi
pendapatan. Dengan demikian pendapatan yang masuk dan tersimpan di
lembaga tersebut dapat digunakan di masa depan dengan mudah.
 Kemudahan transaksi
Terakhir, juga memiliki manfaat besar dan peranan yang penting dalam
penyediaan jasa yang mempermudah transaksi keuangan. Dengan adanya
lembaga ini, masyarakat bisa menghemat waktu dan tenaga dalam melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan keuangan.

III.4 Jenis-Jenis Lembaga Keuangan

6
Berdasarkan jenisnya, lembaga keuangan di Indonesia terbagi menjadi dua
jenis, yaitu lembaga keuangan Bank dan non-Bank. 

 Lembaga Keuangan Bank


Yang dimaksud adalah lembaga perantara keuangan yang didirikan dengan
wewenang untuk menerima dan menghimpun simpanan uang, meminjamkan
uang, serta menerbitkan promes atau banknote. 
Bank ini terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu Bank Sentral yang berfungsi
untuk menjaga kestabilan perekonomian masyarakat dan dikendalikan oleh
Bank Indonesia, Bank Umum yang memberikan layanan jasa keuangan serta
transaksi, dan Bank Perkreditan Rakyat yang menerima simpanan dalam
bentuk deposito berjangka.
 Lembaga Keuangan Nonbank
Sementara itu, lembaga non-Bank memberikan berbagai jasa keuangan
dan menarik dana dari masyarakat secara depository atau tidak langsung.
Beberapa contoh lembaga keuangan yang bukan bank antara lain adalah
perusahaan leasing, perusahaan asuransi, perusahaan dana pensiun, bursa efek,
pegadaian, reksadana, dan lain-lain.

III.5 Fungsi Lembaga Keuangan

Setelah memahami definisi dan manfaat lembaga keuangan, maka dapat


ditarik kesimpulan beberapa fungsi dan tujuan lembaga tersebut. Meski demikian,
fungsinya juga cukup berbeda tergantung dari jenis lembaganya. Berikut ini
beberapa fungsinya baik yang merupakan Bank maupun non-Bank diantaranya :

1) Bank berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dengan


cara mengeluarkan dokumen berharga. Dengan cara ini, dana masyarakat akan
lebih aman dan tersimpan dengan baik.
2) Selanjutnya, bank akan menyalurkan kembali dana yang sudah terhimpun
tersebut dan menggunakannya untuk pembiayaan, baik di bidang ekonomi

7
maupun pembangunan dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, dana
yang terhimpun tidak akan diam di tempat melainkan dikelola dan berpotensi
menjadi berkembang.
3) Selain itu, bank juga berfungsi untuk memberikan bantuan modal usaha kepada
masyarakat atau perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya. Bantuan modal
ini biasanya diberikan dalam bentuk kredit.
4) Ada pula pegadaian, yang merupakan lembaga keuangan non-Bank. Pegadaian
didirikan dengan tujuan agar dapat memberikan pinjaman kepada nasabah
namun dengan jaminan berupa barang atau surat berharga. 
5) Selanjutnya, ada pula koperasi yang memiliki fungsi dan tujuan yang mirip
dengan bank. Koperasi memberikan jasa simpan-pinjam kepada anggotanya
dengan bunga yang relatif rendah sehingga membebaskan masyarakat dari
rentenir dan dapat mengelola uang secara lebih produktif.

Lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank memiliki peranan penting


dalam lalu lintas dan perkembangan perekonomian masyarakat serta negara.
Karena itulah, perkembangan perekonomian tidak akan terlepas dari keberadaan
lembaga ini.

III.6 Sektor rill

Sektor riil atau disebut juga real sector, adalah sektor yang sesungguhnya,
yaitu sektor yang bersentuhan langsung dengan kegiatan ekonomi di masyarakat
yang sangat mempengaruhi atau yang keberadaannya dapat dijadikan tolok ukur
untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi.1 Menurut Irfan Syauqi, pertumbuhan
ekonomi sangat bertumpu kepada sektor riil. Dalam teorinya, sektor riil ini
diibaratkan sebagai mesin yang bisa menggerakkan roda perekonomian.2 Sebab,
sektor riil adalah sektor yang nyata yaitu sektor yang menghasilkan barang dan
jasa yang ada di masyarakat. Apabila sektor riil terus mengalami kenaikan secara
signifikan terhadap suatu negara, maka perkembangan perekonomian di negara
tersebut bisa dikatakan mengalami pertumbuhan yang sangat baik.

8
III.7 Hubungan Peredaran Uang Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Riil

Perlu diketahui bahwa perkembangan kegiatan suatu perekonomian pada


dasarnya dapat diamati dari dua sektor yang saling berkaitan, yaitu sektor riil
(barang dan jasa) dan sektor moneter (uang). Sektor riil dan sektor moneter tidak
hanya berkaitan erat, kedua sektor tersebut bahkan seperti dua sisi dari satu mata
uang yang tidak dapat dipisahkan. Secara teoritis, sektor yang satu merupakan
cerminan dari sektor lainnya. Sebagai contoh, dalam suatu transaksi jual-beli akan
terdapat penjual yang memiliki barang dan pembeli yang memiliki uang. Pembeli
memiliki uang tetapi membutuhkan barang, sementara penjual memiliki barang
tetapi membutuhkan uang. Dengan demikian, apabila transaksi tersebut dilakukan
maka nilai transaksi jual-beli barang dan jasa harus sama dengan nilai uang yang
diserah terimakan.

masyarakat pada umumnya membutuhkan uang atau dana untuk


membiayai kegiatan ekonominya di sektor riil, seperti produksi, investasi, dan
konsumsi. Lalu, apa yang terjadi apabila jumlah uang yang tersedia sangat
terbatas sehingga tidak dapat membiayai kegiatan ekonomi tersebut sepenuhnya?
Atau sebaliknya, apa yang terjadi apabila jumlah uang yang tersedia begitu
melimpah, sementara kegiatan ekonomi relatif kecil untuk dibiayai? Pertanyaan
tersebut pada dasarnya mengarah pada pemahaman bahwa terdapat keterkaitan
yang erat antara uang dan kegiatan ekonomi di sektor riil. Pengaruh uang terhadap
kegiatan ekonomi di sektor riil pada dasarnya dapat bersifat langsung atau tidak
langsung. Pengaruh tidak langsung uang dapat dijelaskan melalui pengaruhnya
terhadap perkembangan suku bunga . Dalam hal ini, apabila terjadi penambahan
jumlah uang beredar (misalnya sebagai akibat kebijakan bank sentral) maka suku
bunga akan cenderung turun. Penurunan suku bunga tersebut akan menurunkan
biaya pendanaan kegiatan investasi, yang selanjutnya mendorong kegiatan
investasi dan kegiatan ekonomi pada umumya.

sektor riil mempunyai peran yang sama terhadap pertumbuhan ekonomi


dan pertumbuhan jumlah uang beradar. Sektor riil menjelaskan lebih luas tentang
bagaimana bekerjanya pasar barang dan jasa dalam suatu perekonomian suatu

9
negara. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan baik ketika pasar barang dan
pasar uang dalam kondisi yang seimbang. Kondisi tersebut dapat terjadi apabila
garis pada pasar barang berpotongan dengan garis yang ada pada pasar uang.
Perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Perkembangan tersebut dapat
disebabkan oleh gejolak-gejolak yang ada. Pada sektor riil, terdapat variabel yang
dapat berpengaruh terhadap jumlah uang beredar seperti, PDB, ekspor-impor,
pengeluaran pemerintah, pertumbuhan ekonomi, dan lain-lain

10
IV Kesimpulan
Jadi jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang
beredar dalam sebuah perekonomian. Secara sempit uang beredar terdiri dari uang
kartal dan deposito yang dapat digunakan sebagai alat tukar. Kemudian jumlah
uang beredar itu di mulai dari bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia
kemudian di sebarkan ke Bank umum lalu kemudian di sebarkan ke masyarakat
yang sesuai dengan mekanisme pengedaran jumlah uang. Dalam proses peredaran
jumlah uang disinii membutukan peran penting dari pemerintah untuk
mempengaruhi jumlah uang yang beredar agar tidak terjadi inflasi dan lain
sebagainya Yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian di
sektor riil

11
V Daftar Rujukan

Jurnal Muhammad Ali Asy’ari, Diah Wahyuningsih, Analisis Pengaruh Sektor


Moneter dan Sektor Riil terhadap Jumlah Uang Beredar (Periode 2005:III-
2012:IV)

https://www.bi.go.id/id/publikasi/seri-
kebanksentralan/Documents/1.%20Uang.pdf

Kasmir, Dr. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya, edisi 1, Jakarta: Rajawali
Pers, 2013.

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5319/5/Bab%202.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai