Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EKONOMI MONETER

“TEORI PENAWARAN UANG”

OLEH

KELOMPOK 5

Nama-nama anggota kelompok :

1. Gabriela Masi Tengko (1810020153)


2. Yovita Putri (1810020148)
3. Yolenta Sonya Mau Luma (1810020135)
4. Indah Unus (1810020139)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Pertama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kebesaran
dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ekonomi
moneter yang berjudul “Teori Penawaran Uang”.Adapun penulisan makalah ekonomi ini bertujuan
untuk menganalisis dan memahami teori penawaran uang atau yang lebih khususnya membahas
tentang penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu, terselesaikannya
makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata, namun berkat dukungan dan
bantuan dari pihak-pihak yang terkait.Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya kami dengan
ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada ibu pembimbing mata kuliah Ekonomi Moneter yang
telah memberi Tugas kuliah pada kami kelompok 5 Ekonomi Moneter.

Dalam penyusunan Makalah ini, kami menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman kami masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan yang sengaja maupun tidak
disengaja yang telah kami lakukan. Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak agar Makalah ini lebih baik dan bermanfaat. Terima Kasih

kupang, 8 Oktober 2020

Penulis

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……................................................................……………………........................................... i

DAFTAR ISI..................................................…………………………………………….................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................ 1

1.3 Tujuan....................................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1konsep Penawaran Uang klasik dan keynesy......................................................................................... 2

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran...................................................................................3

2.3 Teori Penawaran Uang Tanpa Bank......................................................................................................7

2.4 Teori Penawaran Uang Modern............................................................................................................9

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan............................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam kehidupan ekonomi sehari-hari selalu terdapat permintaan (demand) dan penawaran
(supply) yang saling mempengaruhi. Dalam ilmu ekonomi kata permintaan dan penawaran sudah tidak
asing lagi bagi kita, akan tetapi pengetahuan kita akan pengertian dua kata tersebut masih sangat
minim. Bahkan kebanyakan dari kita hanya bisa mengucapkannya saja.

Bisa di jelaskan secara singkat bahwa :

Permintaan adalah Jumlah barang yang di minta oleh konsumen pada saat membeli suatu barang
tertentu dengan jumlah tertentu dalam waktu tertentu. Penawaran Adalah banyak nya barang yang di
tawarkan atau disediakan oleh produsen dan distributor kepada konsumen

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa konsep dari penawaran uang klasik dan keynesy ?

b. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1.Dapat membantu memahami wujud perilaku ekonomi dalam mazhab keynes

2. Akan membuat seseorang yang mempelajarinya lebih mahir dan mahfum dalam perekonomian
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KONSEP PENAWARAN UANG

Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai dan diterima umum untuk melakukan

berbagai macam transaksi ekonomi/pembayaran seperti pembelian barang dan jasa, pelunasan

hutang, investasi, dan sebagainya. Pembahasan umum yang terkait dengan teori uang dalam

ilmu ekonomi moneter biasanya mengenai dengan teori permintaan uang dan teori penawaran

uang. Teori permintaan uang sudah kita pelajari dalam modul 3, sehingga pokok pembahasan

kita kali ini mengenai teori penawaran uang.

Secara definisi, penawaran uang merupakan jumlah uang yang tersedia dalam suatu

perekonomian atau jumlah uang yang beredar (JUB) di masyarakat. Konsep penawaran uang

terkait dengan kebijakan moneter yaitu kebijakan yang bertujuan untuk mengatur jumlah

uang yang beredar. Dengan demikian penawaran uang dikendalikan sepenuhnya oleh bank

sentral. Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti

dan pelipat uang (multiplier). Besarnya uang inti sangat tergantung pada kebijakan-kebijakan

yang ditentukan oleh bank sentral. Pelipat uang, selain dipengaruhi oleh perilaku bank sentral

juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum dan masyarakat

domestik.

sesuai dengan cakupan uang beredar yang beragam maka yang dimaksud dengan jumlah uang beredar
di indonesia adalah nilai keseluruhan uang yang berada ditangan masyarakat.pengertian jumlah uang
beredar dibagi dua yaitu jumlah uang beredar dalam arti sempit dan dalam arti luas.
jumlah uang berdera dalam arti sempit (Narrow money atau 1M )adalah jumlah uang beredar yang
terdiri dari uang kartal atau uang giral.
M1=C+DD
Dimana: M = jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = uang kartal (uang kertas dan uang logam)
DD = Demand Deposit (uang giral/cek)
M =M1 + TD

Jumlah uang beredar dalam arti luas (Broad money atau M2) adalah M1 ditambah deposito berjangka
(Time deposit).

Dimana: M2= Jumlah uang beredar dalam arti luas

TD = Time Deposit (Deposito berjangka)

Dalam perkembangan selanjutnya pengertian jumlah uang beredar telah berubah sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan di sector keuangan dan perbankan di masing-masing negara.
Secara garis besar dapat disebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan uang beredar
antara lain: tingkat pendapatan masyarakat, suku bunga, kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh
otoritas moneter, dan faktor- faktor lain yang mencerminkan kekuatan struktur dan perkembangan
ekonomi suatu negara.

 Uang Beredar

Jumlah uang beredar (JUB) tidak seluruhnya ditentukan oleh Pemerintah. Perilaku bank- bank dan
masyarakat umum ikut menentukan pula proses timbulnya uang beredar, meskipin pemerintah masih
tetap merupakan pelaku yang paling menentukan.

Dua pengertian tentang uang beredar:

a. Narrow money, uang kartal dan uang giral

b. Broad money,narrow money ditambah uang quasi

Quasi money mencakup saldo deposito berjangka dan simpanan tabungan di bank. Bila dilihat dari
jenisnya: meliputi Narrow Money &Broad Money

a. Narrow Money : M1 = UK + UG

Dalam hal ini :

 UK = Uang Kartal atau Currency (uang kertas dan logam) milik/pada/dipegang/dikuasai oleh
swasta domestic (berada di luar sistim moneter).

 Sistim Moneter = Otoritas moneter + BPUG

 Otorites Moneter = BI + Pemerintah

 G = Uang giral ; saldo rekening koran milik swasta domestik pada BPUG dan BI (sistem
perbankan)
b.Broad Money:

M2 = M1 + (Tabungan,Deposito Berjangka pada BPUG)

= M1 + Uang Kartal pada BPUG

M3 = M2 + ( Tabungan,Deposito Berjangka pada LTNB)

= M2 + Uang kuasi pada LTNB (Lembaga Tabungan Non Bank; mutual saving banks& postal
saving banks)

M4 = M3 savings & loan shares pada LKBB

UKs = Uang Kuasi; terdiri dari tabungan dan deposito berjangka milik swasta domestic pada
BPUG

Dilihat dari neraca konsolidasi sistim moneter, Uang beredar adalah kewajiban sistim moneter [otoritas
moneter (BI + Pemerintah) + BPUG] terhadap sektor swasta domestik.

Oleh karena itu yang tidak termasuk Uang Beredar (M1):

 Kas dan saldo rekening Koran milik pemerintah pada BI & BPUG

 Cadangan resmi pemerintah dan bank sentral Negara lain (untuk mata uang yang dipakai
sebagai cadangan devisa yaitu Trading currency/reserve currency/convertible currency

 Kas BI dan kas BPUG

 Saldo rekening koran milik BPUG pada BPUG lainnya dan saldo rekening koran milik BPUG pada
BI.

 Uang inti (Reserve Money )

Proses penciptaan uang beredar berawal dari timbulnya uang inti (reserve money ). uang intiadalah
seluruh uang yang dikeluarkan oleh pemerintah (bank sentral) ditambah saldo rekeningkoran milik bank-
bank (atau masyarakat) pada bank sentral.Uang inti bisa pula dilihat sebagai penjumlahan antara uang
kartal dengan cadangan bank (bank reserve).

Jumlah uang inti di masyarakat meningkat karena tiga sebab;

1. Surplus neraca pembayaran,

2. Defisit APBN yang dibiayai dengan pencetakan uang baru,

3. Kenaikan kredit bank sentral kepada bank-bank dan kepada lembaga-lembaga lain.

Keadaan sebaliknya menyebabkan kondisi jumlah uang inti berkurang.


Dalam proses penciptaan uang, bagian dari uang inti yang dipegang oleh masyarakat umumlangsung
menjadi uang kartal, sedangkan sisanya yang dipegang oleh bank-bank umum sebagaicadangan bank
kemudian melipatkan diri menjadi uang giral.

 Konsep Uang

Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas.Suatu asset likuid
adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengan tanpa kehilangan risiko rugi.Pada satu sisi
ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang paling likuid dengan daya beli penuh.Pada
tingkat spektrum likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi yang secara definitive tidak secara
langsung berfungsi sebagai medium of exchange.Pada sisi ekstrim lainnya kita mengenal asset-aset fisik
yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan
sebagainya. Berdasarkan spectrum likuiditasnya, berikut ini adalah bentuk-bentuk uang yang secara
resmiberlaku di Indonesia .

1. Uang Kartal (Currency)

Uang kartal adalah uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan wajib diterimaseluruh masyarakat
pada perekonomian. Uang kartal umumnya berbentuk uang kertas danuang logam yang di Indonesia
dibuat oleh Bank Indonesia selaku bank sentral yang diberi haktunggal mencetak uang (hak oktroi).
Sebelum tahun 1968, pemerintah (otoritas fiskal)mengeluarkan uang kertas dan uang logam pemerintah
yang terdiri dari pecahan-pecahan kecil. Uang dilindungi oleh Undang-Undang di mana pelaku
pemalsuan uang diancam oleh hukumandenda dan kurungan penjara.

Contoh uang kartal seperti uang logam Rp. 100,- uang kertas Rp.1.000,- dan lain sebagainya.

2. Uang Giral

Uang giral adalah simpanan pada bank-bank pencipta uang giral (BPUG) dan BI yang setiapdapat ditarik
(bahkan seluruh saldonya) untuk ditukarkan denagn uang kartalsebesar jumlah nominalnya dan tidak
dikenakan penalty. Uang giral dapat dibilang mudah, aman dan praktiskarena dalam melakukan
transaksi di mana seseorang tidak perlu menghitung dan membawabanyak uang kontan, jika hilang atau
jatuh ke tangan orang jahat dapat segera diblokir danmudah dalam penggunaannya. Termasuk dalam
uang giral adalah:

 Saldo rupiah penduduk

 Pengiriman Uang ( Transfer )

 Deposito Berjangka Yang Sudah Jatuh Tempo

 Simpanan Lainnya Yang Sudah Jatuh Tempo


3. Uang Kuasi

Uang kuasi adalah surat atau sertifikat berharga yang dapat dijadikan sebagai alatpembayaran yang sah.
Fungsi yang tidak sepenuhnya adalah fungsi alat tukar menukar.Termasuk uang kuasi:

 Deposito berjangka rupiah, termasuk sertifikat deposito

 Tabungan-tabungan

 Rekening giro dalam valuta asing

 Deposito berjangka dalam valuta asing

 Tabungan Dalam Valuta Asing

4. Uang Primer atau Uang Inti (Primary money, base money , high powered money )

Uang primer adalah seluruh kewajiban moneter dari otoritas moneter terhadap BPUG dan sektor swasta
domestik. Komponen uang primer adalah:

 Uangkartal pada sektor swasta domestic (diluar BPUG, BI, & Pemerintah)

 Uang kartal pada BPUG( kas BPUG )

 Simpanan giro BPUG pada BI

 Simpanan giro sector swasta domestic pada BI

C. Kurva Penawaran Uang

Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva permintaan uang,
jumlah uang yang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.

Konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu aset dikatakan likuid jika aset

tersebut dengan mudah diuangkan tanpa kehilangan risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari

spektrum likuiditas, uang tunai adalah aset yang paling likuid dengan daya beli penuh. Pada

tingkat spektrum likuiditas moderat terdapat uang kuasi yang secara definitif tidak secara

langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya terdapat aset-aset

fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran seperti rumah, tanah, obligasi jangka

panjang dan sebagainya.


2.2 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN UANG

Banyak faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, antara lain

tingkat bunga, tingkat inflasi, pendapatan nasional serta nilai tukar.

1. Tingkat bunga.

Bunga merupakan imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu

kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut

apabila diinvestasikan. Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa

(bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga. Suku bunga tetap adalah suku

bunga pinjaman yang tidak berubah sepanjang masa kredit. Suku bunga mengambang adalah

suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs

referensi tertentu seperti misalnya LIBOR dimana cara perhitungannya dengan menggunakan

sistem penambahan marjin terhadap kurs referensi. Tingkat bunga merupakan faktor utama

yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Tingginya tingkat

bunga menyebabkan biaya produksi meningkat yang pada gilirannya menyebabkan dunia

usaha menjadi lesu.

2. Tingkat inflasi.

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan

likuiditas/alat tukar) dan yang kedua adalah tekanan produksi dan atau distribusi. Inflasi

tarikan permintaan (demand pull inflation) lebih dipengaruhi dari peran negara dalam

kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral. Inflasi ini terjadi akibat adanya permintaan

total yang berlebihan yang biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga

terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya

volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa

mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.

Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu menyebabkan harga faktor produksi
meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu

perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana biasanya lebih

disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya

likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya

kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank

sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.

Sementara itu inflasi tekanan produksi (cost push inflation ) diakibatkan kurangnya

produksi dan keterbatasan distribusi. Inflasi ini dipengaruhi dari peran negara dalam

kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh pemerintah seperti fiskal, perpajakan,

kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dan lain sebagainya. Inflasi ini terjadi akibat

adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walaupun

permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya

ketidaklancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata

permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum

permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru

terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.

3. Pendapatan Nasional.

Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap

barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar

dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai

tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan

penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan

tingkat harga tertentu. Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan

nasional Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut

akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan


tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat

harga dan pendapatan nasional, yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.

Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan

menurunkan pendapatan nasional dan menambah pengangguran. Bila pendapatan nasional

rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang beredar dengan tujuan

untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan

peningkatan harga).

4. Nilai tukar rupiah.

Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang

beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga

akan naik dan nilai rupiah pun terangkat. Nilai tukar yang berdasarkan pada kekuatan pasar

akan selalu berubah disetiap kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang berubah.

Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih berharga bila permintaan menjadi lebih

besar dari pasokan yang tersedia. Nilai akan menjadi berkurang bila permintaan kurang dari

penawaran yang tersedia. Peningkatan permintaan terhadap mata uang adalah yang terbaik

karena dengan meningkatnya permintaan untuk transaksi uang, atau mungkin adanya

peningkatan permintaan uang yang spekulatif.


2.3 TEORI PENAWARAN UANG TANPA BANK

Teori-teori lama tentang jumlah uang beredar sangat sederhana dan menganggap seakan
akanperbankan tidak ada. Teori yang sederhana adalah gambaran dari sistem standar emas, yang
salahsatunya memiliki fungsi sebagai alat pembayaran. Salah satu cara untuk menurunkan jumlah
uangberedar adalah mengirim emas keluar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran. Emas

digunakan untuk membayar barang-barang yang diimpor yang jumlahnya lebih besar daripada

nilai barang-barang yang diekspor atau karena industri-industri yang menggunakan emas dalam

proses produksinya. Dengan demikian emas yang tersedia semakin berkurang karena digunakan

untuk alat pembayaran. Jumlah uang beredar akan naik jika ada surplus neraca pembayaran atau

karena produksi emas meningkat, misalnya karena ditemukan tambang emas yang baru.

Sistem moneter tersebut tidak memerlukan regulasi dari otoritas moneter ataupun pemerintah

karena jumlah uang beredar ditentukan oleh mekanisme pasar. Dalam perekonomian tertutup

seperti ini yang menggunakan emas sebagai alat pembayaran maka penawaran uang akan

bertambah apabila orang memproduksi emas. Penawaran uang tidak bisa diubah sesuai kehendak

pemerintah dan semua tergantung pada produsen emas. Produksi emas memerlukan biaya untuk

menambang, memurnikan, mencetak dan sebagainya. Produsen emas hanya akan memproduksi

emas jika menguntungkan dirinya, artinya dia akan berproduksi apabila harga emas dipasaran

lebih tinggi dari biaya produksinya.

Karena emas adalah alat pembayaran umum maka jika harga emas naik berarti harga barang-barang lain
turun, demikian sebaliknya. Dengan demikian produsen akan cenderung untuk

menaikkan produksi emasnya. Selanjutnya jika jumlah emas yang tersedia bertambah dan sesuai

dengan hukum pasar, maka hal ini akan cenderung menurunkan harga emas. Jika harga emas

turun dan harga barang-barang naik maka produksi emas cenderung berkurang atau bahkan

berhenti. Jadi dalam kondisi tersebut maka penawaran uang secara otomatis akan menyesuaikan

diri dengan permintaan akan uang sehingga sehingga harga emas secara otomatis selalu mencapai

kestabilannya.

Selain uang emas, sejarah juga mencatat penggunaan kedua logam emas secara bersamaan.
Penggunaan dua mata uang tersebut juga menganut mekanisme pasar sehingga kestabilannya akan

terjaga. Salah satu dalil yang menyoroti masalah ini adalah dalil Gresham atau Gresham law yang

menyatakan bahwa uang logam mulia yang dinilai terlalu tinggi dibanding biaya produksi akan

cenderung menggeser uang lainnya yang digunakan sebagai alat pembayaran. Pernyataan ini

dikenal dengan istilah bad money drives out good money.

Perumusan teori kuantitas uang yang dikemukakan para ekonom Klasik pada umumnya

belum terbebas dari bayangan bekerjanya sistem standar emas. Irving Fisher, dalam teori kuantitas

uangnya tidak ada penjelasan mengenai bagaimana proses dan terjadinya pertambahan jumlah

uang beredar. Alfred Marshal termasuk ekonom Klasik yang menyadari bahwa proses bagaimana

tambahan uang tersebut sampai ke tangan masyarakat sangat menentukan macam mekanisme

(proses) bagaimana harga akhirnya naik. Apabila tambahan emas tersebut tersebar ke masyarakat

lewat pasar logam emas, maka menurut Marshall akibat pertama adalah tngkat bunga turun dan

selanjutnya akan meningkatkan kegiatan spekulasi yang akhirnya akan meningkatkan harga.

Apabila tambahan emas tersebut langsung diberikan kepada masyarakat, maka harga-harga

langsung naik tanpa melalui penurunan tingat bunga.

Sementara Keynes dalam teorinya mengenai pasar uang menganggap bahwa kenaikan jumlahuang
beredar (penawaran uang) langsung terjadi di pasar uang. Keynes lebih menekankan padaproses
kebijakan fiskal berupa defisit anggaran yang dianggap sebagai cara yang paling efektif

untuk mengangkat perekonomian dalam keadaan depresi. Defisit anggaan belanja tersebut dibiayai

dengan pencetakan uang dan uang baru ini langsung dibelanjakan oleh pemerintah hingga

kemudian sampai ditangan masyarakat.


2.4 TEORI PENAWARAN UANG MODERN

Dalam perekonomia modern, sumber dari terciptanya uang beredar adalah otoritas moneter

(pemerintah dan bank sentral) serta lembaga keuangan. Otoritas moneter merupakan pemasok

uang inti dan uang primer, sedangkan lembaga keuangan (perbankan) merupakan pemasok uang

sekunder masyarakat.

Pasar uang itu sendiri terdiri dari dua sub pasar yaitu sub pasar uang primer dan sub pasar uang
sekunder. Meskipun masing-masing mempunyai permintaan dan penawarannya, namun kedua sub
tersebut sangat erat berhubungan satu sama lain. Sub pasar uang primer bersifat lebih fundamental
karena uang sekunder (giral) hanya bisa tumbuh apabila ada uang primer.

Proses terciptanya uang beredar merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi antara

permintaan dan penawaran dan bukan sekedar pencetakan uang atau suatu keputusan pemerintah

semata. Apabila suatu waktu permintaan akan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang inti

maka para pelaku dalam pasar uang masing akan melakukan penyesuaian berupa tindakan-

tindakan di sub pasar uang inti sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan

penawaran.

Jika posisi keseimbangan belum tercapai maka akan terus terjadi proses penyesuaian berupa

tindakan-tindakan oleh para pelaku pasar uang. Tindakan-tindakan tersebut berupa usaha dari para

pelaku pasar untuk mengubah struktur atau komposisi dari kekayaan yang ia pegang menuju ke

arah struktur dan komposisi yang ia inginkan. Tindakan tersebut akan mempengaruhi permintaan

dan penawaran uang dan akan berhenti dilakukan apabila semua pelaku dalam pasar uang telah

puas dengan struktur dan komposisi neraca (kekayaan) yang mereka punya. Proses penyesuaian

komposisi neraca dinamakan proses penyesuaian portofolio atau portfolio adjustment.


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Banyak faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, antara lain

tingkat bunga, tingkat inflasi, pendapatan nasional serta nilai tukar. Teori-teori lama tentang jumlah
uang beredar sangat sederhana dan menganggap seakan akanperbankan tidak ada. Teori yang
sederhana adalah gambaran dari sistem standar emas, yang salahsatunya memiliki fungsi sebagai alat
pembayaran. Salah satu cara untuk menurunkan jumlah uangberedar adalah mengirim emas keluar
negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran.

Dalam perekonomia modern, sumber dari terciptanya uang beredar adalah otoritas moneter

(pemerintah dan bank sentral) serta lembaga keuangan. Otoritas moneter merupakan pemasok

uang inti dan uang primer, sedangkan lembaga keuangan (perbankan) merupakan pemasok uang

sekunder masyarakat.

Pasar uang itu sendiri terdiri dari dua sub pasar yaitu sub pasar uang primer dan sub pasar uang
sekunder. Meskipun masing-masing mempunyai permintaan dan penawarannya, namun kedua sub
tersebut sangat erat berhubungan satu sama lain. Sub pasar uang primer bersifat lebih fundamental
karena uang sekunder (giral) hanya bisa tumbuh apabila ada uang primer.
DAFTAR PUSTAKA

http://peaunsri.blogsp

ot.co.id/2014/03/permintaan-dan-penawaran-uang.html

http://ekonomiakuntansiid.blogspot.co.id/2015/10/permintaan-dan-penawaran-uang.html

http://ekaprasetyaa.blogspot.co.id/2013/01/teori-permintaan-uang-menurut-klasik.html

http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-teori-permintaan-uang.html

http://ekonomi-sosiologi-geografi.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-permintaan-dan-penawaran.html

Anda mungkin juga menyukai