Anda di halaman 1dari 2

Nama : Agustina Bacilia Leto

Nim : 1810020156
Kelas : IVC

Aset Tak Berwujud


1. Aset tak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai ujud fisik.
2. Ciri-ciri utama aset tak berwujud ialah berupa benda yang tidak dapat dilihat dan
dipegang. Entitas dapat mengakui aset tak berwujud apabila:
 Kemungkinan entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari
aset tersebut, dan
 Biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat diukur dengan andal.
3. Contoh aset tak berwujud, (1) hak paten, (2) hak cipta, (3) hak merk, (4) goodwil, (5)
waralaba.
4. Menurut SAK-ETAP (2009:77), nilai aset tak berwujud dicatat sesuai dengan biaya
perolehannya. Biaya perolehan terdiri atas:
 Harga beli, termasuk bea impor dan pajak yang sifatnya tidak dapat
dikreditkan setelah diskon dan potongan dagang; dan
 Biaya-biaya yang dapat di distribusikan secara langsung dengan
mempersiapkan aset hingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya.
5. Jika perusahaan mengamortisasi dengan metode garis lurus:
Aset Lainnya xxx
Kas xxx
Beban Amortisasi xxx
Aset Lainnya xxx
6. Proses penyusutan aset tak berwujud dalam akuntansi dan perpajakan disebut
amortisasi. Aset tak berwujud menurut perpajakan( pasal 11 a ayat 1 UU PPh no. 36
tahun 2008) harus diamortisasi apabila harta itu mempunyai masa manfaat lebih dari 1
tahun yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
7. Goodwill adalah hak-hak istimewa yang dimiliki suatu perusahaan, misalnya
keistimewaan dalam lokasi, produksi, distribusi, nama dan pengalaman yang
membuatnya lebih unggul daripada perusahaan lain. Goodwill hanya dapat dicatat
dalam pembukuan apabila suatu perusahaan membeli perusahaan lain dengan harga
aset yang berlaku.
8. Biaya pendirian dan perluasan modal dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun
pengeluaran atau diamortisasi berdasarkan metode garis lurus atau saldo menurun
dengan masa manfaat sesuai dengan pasal 11A ayat 1 UU PPh no 36 tahun 2008.
Biaya praoperasi dapat dikapitalisasi dan diamortisasi sesuai dengan ketentuan masa
manfaat dan tarif amortisasi dalam UU PPh.
9. Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial (biaya pendirian) yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun, dapat dikapitalisasi dan diamortisasi
sesuai dengan ketentuan masa manfaat dan tarif amortisasi dalam UU PPh.
Sedangkan, untuk pengeluaran biaya pendirian yang kurang dari satu tahun, haruslah
dibebankan sekaligus pada tahun berjalan yang bersangkutan.
10. Deplesi adalah istilah yang digunakan dalam akuntansi untuk menyatakan alokasi
sistematis dan rasional perolehan sumber alam.

Anda mungkin juga menyukai