Anda di halaman 1dari 13

TEORI BUNGA

(Yang meliputi teori klasik,Non klasik/Neo klasik,Modern Keynes,dan Hicks)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter

Dosen Pembimbing :

Dr.H.Aidil.S.pd.i,M.pd.i

Oleh Kelompok 5:
Puput Syaharani Helmi(202002015)
Astuti (201902171)
Athifah Nurul Fauzia(202002204)

STIM LASHARAN JAYA MAKASSAR


MANAJEMEN A13
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW karena berkat rahmat serta hidayahnya kami dapat
menyelesaikan laporan yang membahas tentang “Teori bunga yang meliputi teori klasik,non
klasik,modern,dan hicks”.

Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembuat dan pembaca makalah ini.

Pinrang, 06 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Pengertian Dasar Suku Bunga.........................................................................................2

B. Teori-Teori Dasar Suku Bunga.......................................................................................3

C. Fungsi Suku Bunga.........................................................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................8

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8

B. Saran ...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Inflasi merupakan salah satu dampak dari terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan
yang melanda suatu negara. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga
secara tajam yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama
yang diikuti dengan serosotnya nilai riil mata uang suatu negara. Seperti yang kita ketahui
akhir-khir ini bahwa nilai tukar mata uang rupiah terhadap nilai tukar dollar terus menurun,
melemahnya nilai tukar mata uang tersebut dapat menjadi salah satu penyebab krisis moneter
yang terjadi pada suatu negara yang ditandai dengan merosotnya sendi-sendi perekonomian
termasuk perbankan. Melemahnya nilai tukar mata uang suatu negara juga dapat
menyebabkan meningkatnya hutang negara. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan menekan uang beredar baik dalam arti
sempit (M1) maupun arti luas (M2) atau likuiditas perekonomian. Efek dari kebijakan ini
adalah bank-bank swasta maupun bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikan suku
bunga. Bunga yang diberikan oleh bank-bank pada masyarakat merupakan daya tarik yang
utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya di bank, sedangkan bagi
bank semakin besar dana yang dihimpun akan meningkatkan kemampuan bank untuk
membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar berupa pemberian kredit pada
masyarakat. Untuk itu pemerintah melakukan kebijakan moneter dengan menekan jumlah
uang beredar melalui peningkatan suku bunga bank.

B.Rumusan Masalah

1.Apa Pengertian Dasar Suku Bunga?

2.Apa saja Teori-Teori Dasar Suku Bunga?

3.Apa saja Fungsi Suku Bunga?

C.Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui Pengertian Dasar Suku Bunga

2.Untuk mengetahui Teori-Teori Dasar Suku Bunga

3.Untuk mengetahui Fungsi Suku Bunga

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Suku Bunga

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suku bunga adalah suku bunga atau
tarif yang dibenarkan oleh bank atas pinjaman uang.

Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa cipal. Persentase dari pokok
utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut "suku
bunga".

Jika dikaitkan dengan materi atau bahasan pokok yang akan kami bahas jadi tingkat
bunga atau suku bunga (interest rate) adalah suatu konsep yang dikenal dengan imbal hasil
hingga jauh tempo (yirld to maturity) merupakan ukuran suku bunga yang paling akurat,
yield to maturity adalah apa yang dimaksud para ekonom ketika mereka menggunakan istilah
suku bunga.

Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan
persentase dari uang yang dipinjamkan.Suku bunga adalah tingkat bunga yang dinyatakan
dalam persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun).Sejarah menunjukkan bahwa
tingkat bunga sudah ada sejak lama. Orang yang meminjamkan barang kepada orang lain dan
meminta imbalan atas jasa yang diberikan, maka imbalan itu disebut sewa yakni harga dari
meminjam harta milik orang lain. Sedangkan bunga adalah sejumlah uang yang diterima si
pemberi pinjaman (kreditur) atas uang yang dipinjamkan, dan tingkat bunga merupakan rasio
dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Besarnya bunga dinyatakan dalam presentase tahunan
dari jumlah nominal yang dipinjamkan. Jadi bunga adalah harga dari meminjam uang untuk
menggunakan daya belinya. Bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang
senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Bunga mempengaruhi secara
langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap
kesehatan perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi serta tabungan.

Menurut Edmister (2009) mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan tingkat
bunga yaitu:

 State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk
menghitung beban bunga.

2
 Annualpercentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan
stated rate untuk jumlah periode per tahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam.
 Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen aenga satu kontrak keuangan yang
memenuhi tiga syarat : jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal tahun,
kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.

Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak.
Definisi kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka waktu kontrak untuk
menghitung ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian
yang diperlukan untuk menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan Satu standar yang
ditentukan secara jelas.

Determinan struktur tingkat bunga dalam sistem keuangan ditentukan oleh determman
benkut:1

a. Jangka waktu dari klaim keuangan

b. Karakteristik perpajakan dari klaim keuangan

c. Derajat risiko tunggakan dari klaim keuangan

d. Kemudahan pemasaran dari klaim keuangan dan faktor faktor lainnya.

Diantara empat determinan diatas perbedaan jangka waktu dan klaim keuangan
merupakan faktor yang paling banyak dipertimbangkan. Hubungan antara jangka waktu dan
tingkat bunga disebut struktur masa (term structure) dari tingkat bunga. Ketiga determinan
lainnya juga merupakan faktor penting, akan tetapi seringkali lebih mudah dalam menentukan
pengaruhnya terhadap struktur tingkat bunga.

B. Teori-teori Dasar Suku Bunga

1.Teori Klasik Teori bunga

Aliran klasik dinamakan “The Pure Theory of Interest”. Menurut teori ini,

tinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan modal. Jadi
modal telah dianggap sebagai harga dari kesempatan penggunaan modal. Sama seperti harga
barang-barang dan jasa , tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran,
demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran

3
modal. Menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga pada
perekonomian akan mempengaruhi tabungan (saving) yang terjadi. Berarti keinginan
masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada tingkat bunga. Makin tinggi tingkat
bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat akan terdorong
untuk mengorbankan pengeluaran guna menambah besarnya tabungan. Jadi tingkat suku
bunga menurut klasik adalah balas jasa yang diterima seseorang karena menabung atau
hadiah yang diterima seseorang karena menunda konsumsinya. Investasi merupakan fungsi
tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin kecil keinginan masyarakat untuk
mengadakan investasi. Karena keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut akan lebih
dari tingkat bunga (biaya penggunaan pinjaman tersebut). Bilamana terjadi kondisi tingkat
bunga dalam keseimbangan, artinya tidak ada dorongan untuk menabung akan sama dengan
dorongan pengusaha untuk melakukan investasi. Tingkat keseimbangan bunga berada pada io
dimana pada tingkat bunga ini tingkat tabungan yang terjadi sama dengan tingkat investasi.
Bilaman tingkat bunga bergerak naik (berpindah dari io ke i1), maka jumlah investasi
(keinginan investor guna melakukan investasi) berkurang. Kondisi yang terjadi pada tingkat
bunga i1 dananya (mereka akan bersaing menawarkan sehingga tingkat bunga pada i1) akan
bergerak turun atau kembali pada tingkat bunga io. Apabila tingkat bunga io bergerak turun
pada tingkat bunga i2, para investor (pengusaha) akan bersaing guna memperoleh dana
(tabungan) yang jumlahnya kecil dibandingkan keinginan untuk investasi. Tingkat bunga
keseimbangan terjadi di pasar sama dengan interaksi antara penawaran dengan permintaan
suatu barang. Sejalan dengan proses terjadinya harga pasar suatu barang, maka tingkat
bungapun ditentukan antara keseimbangan penawaran tabungan dan permintaan tabungan.
Jadi tingkat bungalah sebagai penggerak antara keseimbangan tabungan dan investasi.
Pendapat klasik tentang tingkat bunga ini didasarkan pada Hukum Say (pendapat Baptis Say)
bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Dengan berttitik tolak dari
Hukum Say ini maka setiap tabungan akan otomatis sama dengan investasi. Tingkat bunga
yang mengalami penurunan dan kenaikan atau bergerak naik turun dari titik keseimbangan,
maka pergerakan naik turunnya tingkat bunga hanya bersifat sementara. Bilamana telah
tejadi tarik menarik penawaran dan permintaan atau bekerjanya mekanisme harga (seperti
pada pasar barang) tingkat bunga keseimbangan akan tercipta kembali.

2.Teori Bunga Neo Klasik

Teori bunga Neo Klasik menjelaskan bahwa tingkat bunga merupakan harga dari
kredit atau loan yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari kredit. Menurut Neo

4
Klasik, tingkat bunga tidak ditentukan oleh permintaan dan penawaran tabungan atau supply
and demand of saving pada saving market. Namun, tingkat bunga ditentukan dalam pasar
kredit atau market of credit atau market of loanable fund. Loanable fund atau dana kredit
merupakan dan yang sengaja disediakan untuk dipinjamkan atau dikreditkan.

Permintaan atas loanable fund datang dari adanya keinginan untuk berinvestasi baik
dari masyarakat atau swata atau pemerintah. Selain itu adanya keinginan untuk menyimpan
kekayaan dalam bentuk uang atau hoarding.

Penawaran loanable fund datang dari keinginan masyarakat untuk menabung yang
kemudian ditawarkan untuk modal. Selain itu adanya penciptaan uang baru atau newly
created money, baik uang kartal maupun giral. Penawaran loanable fund juga datang dengan
mengaktikan uang yang sedang menganggur atau idle money atau dishoeding.

Dengan demikian menurut Neo Klasik, keseimbangan antara permintaan dengan


penawaran loanable fund inilah yang menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga yang
berlaku di masyarakat.

3.Teori Bunga Modern Keynes

John Maynard Keynes dikenal sebagai monetary theory of interest atau liquidiy
preference (keringingan/hasrat untuk menahan/memegang uang tunai) dan maney supply
(atau penawaran uang). Dalam teori ini dijelaskan bahwa setiap aset atau kekayaan memiliki
tingkat likuid yang berbeda beda. Tingkat kelikuidan kekayaan tergantung pada bentuk
kekayaannya. Uang tunai merupakan kekayaan yang paling likuid. Uang dalam bentuk
tabungan, saham atau uang yang dipinjamkan merupakan kekayaan yang relatif kurang
likuid, atau tidak dapat segera digunakan untuk transaksi, perlu waktu untuk merubah jadi
uang tunai,.

Teori bunga Keynes menjelaskan bahwa bunga atau interest dibayarkan karena ada
kesediaan untuk melepaskan kekayaan dalam bentuk uang tunai. Dalam hal ini uang tunai
merupakan kekayaan yang paling likuid, dapat segera digunakan untuk bertransaksi.
Sehingga bunga atau interest merupakan harga dari uang atau merupakan the price of money.
Jadi bunga merupakan kompensasi atau berubahnya uang tunai yang likuid menjadi kurang
likuid karena dipinjamkan atau ditabungkan.

5
4.Teori Keynes

Teori ini dikemukakan oleh Keynes dan dinamakan “Liqudity Preference Theory of
Interest”. Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan oleh preference dan suplly of money.

Liquidity preference adalah keinginan memegang atau menahan uang didasarkan tiga
alasan yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan motif spekulasi. Ahli-ahli ekonomi sesudah
klasik pada umumnya memberikan sokongan pada pandangan Keynes yang berkeyakinan
bahwa tingkat bunga merupakan balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut
mengorbankan liquidity preferencenya (permintaan uang). Permintaan uang mempunyai
hubungan yang negative dengan tingkat bunga. Hubungan yang negative antara permintaan
uang dengan tingkat bunga ini dapat diterangkan Keynes, dia mengatakan bahwa masyarakat
mempunyai pendapat tentang adanya tingkat bunga nominal (natural rate). Bilamana tingkat
bunga turun dari tingkat bunga nominal dalam masyarakat ada suatu keyakinan memegang
obligasi (surat berharga) pada saat suku bunga naik (harga obligasi mengalami penurunan)
pemegang obligasi tersebut akan menderita kerugian (capital loss). Guna menghindari
kerugian ini, tindakan yang dilakukan adalah menjual obligasi denga sendirinya akan
mendapatkan uang kas, dan uang kas ini yang akan dipegang pada saat suku bunga naik.
Hubungan inilah yang disebut motif spekulasi permintaan uang karena masyarakat akan
melakukan spekulasi tentang obligasi dimasa yang akan datang. Tanggapan Keynes yang
kedua adalah berhubungan dengan ongkos (harga) memegang uang kas, karena makin tinggi
tingkat bunga makin besar ongkos memegang uang kas. Hal ini akan menyebabkan keinginan
memegang uang kas juga akan makin menurun. Bila tingkat bunga turun berarti ongkos
memegang uang rendah, sehingga permintaan uang kas naik. Permintaan ini akan
menentukan tingkat bunga. Tingkat bunga keseimbangan pada io terjadi bila jumlah kas yang
ditawarkan (uang beredar) sama dengan yang diminta. Bila terjadi peningkatan suku bunga
(di atas io) masyarakat akan menginginkan uang kas lebih sedikit dengan membeli obligasi
(tingkat bunga turun) sampai kembali pada tingkat keseimbangan. Bilamana tingkat bunga
yang terjadi berada dibawah keseimbangan (io) masyarakat akan menginginkan uang kas
lebih besar. Ini perlu agar menjual obligasi yang dipegang. Tindakan untuk menjual inilah
yang mendesak harganya turun dan tingkat bunga akan bergerak naik.

5.Teori Bunga Hick

Hicks mengemukakan teorinya bahwa tingkat bunga berada dalam keseimbangan


pada suatu perekonomian bila tingkat bunga ini memenuhi keseimbangan sektor moneter dan

6
sektor rill. Pandangan ini merupakan gabungan dari pendapat klasik dan keynesian, dimana
madzhab klasik mengatakan bahwa bunga timbul karena uang adalah produktif artinya bahwa
bila seseorang memiliki dana maka mereka dapat menambah alat produksinya agar
keuntungan yang diperoleh meningkat. Jadi uang dapat meningkatkan produktivitas sehingga
orang ingin membayar bunga. Sedangkan menurut keneysian bahwa uang bisa produktif
dengan metode spekulasi di pasar uang dengan kemungkinan memperoleh keuntungan, dan
keuntungan inilah sehingga orang ingin membayar bunga.

C. Fungsi Suku Bunga

Suku bunga memberikan sebuah keuntungan dari sejumlah uang yang dipinjamkan
kepada pihak lain atas dasar perhitungan waktu dan nilai ekonomis. Tinggi rendahnya
keuntungan ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga. Adapun fungsi suku bunga dalam
perekonomian adalah sebagai berikut:

1.Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah investasi guna mendukung pertumbuhan


perekonomian.

2.Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit
kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi.

3.Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara.

4.Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap


jumlah tabungan dan investasi.

Sedangkan menurut Sunariyah (2013:80), tingkat bunga pada suatu perekonomian


memiliki fungsi sebagai berikut:

1.Sebagai daya tarik investor untuk menginvestasikan dananya.

2.Tingkat bunga dapat digunakan sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap dana
langsung atau investasi pada sektor-sektor ekonomi.

3.Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan
penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian.

4.Pemerintah dapat memanipulasi tingkat suku bunga untuk meningkatkan produksi, sebagai
akibatnya tingkat suku bunga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi.

7
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Menurut teori klasik, bunga adalah ”harga” yang terjadi di pasar dana investasi. Teori
Keynes mengatakan bahwa ada tiga motif mengapa orang menghendaki memegang uang
tunai, yaitu transaction motive. precautionary motive dan speculative motive. Teori bunga
Neo Klasik menjelaskan bahwa tingkat bunga merupakan harga dari kredit atau loan yang
ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari kredit. Hicks mengemukakan teorinya bahwa
tingkat bunga berada dalam keseimbangan pada suatu perekonomian bila tingkat bunga ini
memenuhi keseimbangan sektor moneter dan sektor rill.Teori paritas tingkat bunga adalah
salah satu teori yang penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas,
bahwa: “dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara satu akan cenderung sama
dengan tingkat bunga di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan laju depresiasi mata
uang negara yang satu terhadap negara lain.”
B.Saran
Makalah tentang teori tingkat bunga ini, diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan, pengalaman serta kontribusi atau tambahan bagi para pembaca. Serta pembaca
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

8
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Ensiklopedia

Frederic S.Mishkin, Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan (Jakarta: Salemba
Empat, 2008) hlm. 89

Muhamad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2002) hlm. 40

Robert Marshall dan Miranda (eds), Kamus Populer Uang dan Bank, (Jakarta:
Ladangpustaka dan Intimedia) hlm. 134

www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-jenis-fungsi-dan-faktor-tingkat-suku-
bunga.html

ajengapritys.wordpress.com/2016/04/25/teori-tingkat-suku-bunga-ekonomi-moneter/
syamsulanam16.wordpress.com/2012/07/05/makalah-tingkat-suku-bunga/
//julfatonggol.blogspot.com/2018/01/makalah-dasar-dasar-teori-tingkat-suku.html
//nadhivaqudsiy.blogspot.com/2015/03/ekonomi-moneter-teori-suku-bunga.html

Anda mungkin juga menyukai