Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI SUKU BUNGA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU MATA KULIAH

EKONOMI MONETER

DOSEN PENGAMPU :

NURUL INAYAH,M.E.I

DISUSUN OLEH :

NAMA : YAYANG TIARA TASA


NIM : 1641000022
NAMA : DELVA ARDIANTI
NIM :1641000020

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

T.A 2018

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillahn kehadirat Allah SWT yang mana karena karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah
Ekonomi Moneter dengan judul “Teori Suku Bunga.”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan,


sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, 9 Januari 2019

Penulis

ii2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH………………………………..4


B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………...5
C. TUJUAN…………………………………………………………….5
D. MANFAAT………………………………………………………….5

BAB II ISI

A. PENGERTIAN TEORI SUKU


BUNGA………………………………………………………..……6
B. JENIS-JENIS SUKU
BUNGA…………………………………..………………………...10
C. FUNGSI SUKU BUNGA………………………………………….12
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA
……………………………………………………………………….13

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………….….…...15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….16

iii
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Krisis moneter yang yang terjadinya di Indonesia yang ditandai dengan


merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yamg diakibatkan
oleh nilai tukar rupiah yang jatuh terhadap nilai tukar dollar. Inflasi merupakan
salah satu dampak dari terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda
suatu negara. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan hargaharga
secara tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka
waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil
(intrinsik) mata uang suatu Negara.
Pada sekitar pertengahan tahun 1997, permasalahan inflasi dan krisis nilai
tukar semakin mencuat karena tingkat inflasi sudah mencapai angka dua digit
yaitu sekitar 11,05 persen dan menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot
tajam. Hal ini mengakibatkan jumlah hutang Negara terhadap luar negeri
meningkat secara tajam. Selain itu berpengaruh terhadap timbul Non Performing
Loans (NPL) atau kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung akan
mengganggu (dalam jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional
bank. Masalh lain yang ditimbulkan adalah perginya para investor asing dalam hal
menanamkan modalnya di Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi
adalah dengan menekan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) maupun arti
luas (M2) atau likuiditas perekonomian. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta
maupun bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Bunga
yang diberikan oleh bank-bank pada masyarakat merupakan daya tarik yang
utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya dibank,
sedangkan bagi bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan
meningkatkan kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang
sebagian besar berupa pemberian kredit pada masyarakat. Untuk itu pemerintah
melakukan kebijakan moneter dengan menekan jumlah uang beredar melalui
peningkatan suku bunga bank.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa itu teori suku bunga ?
2. Apa saja jenis-jenis teori suku bunga ?
3. Apa saja fungsi suku bunga ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi teori suku bunga ?

C. TUJUAN
Beberapa tujuan yang akan dicapai :
1. Memahami apa itu teori suku bunga
2. Memahami tentang jenis dan fungsi suku bunga
3. Mampu menambah wawasan mengenai teori suku bunga

D. MANFAAT
Beberapa manfaatnya sebagai berikut :
1. Dapat memahami secara utuh mengenai teori suku bunga
2. Dapat menerapkan pada permasalahan mengenai teori suku bunga

5
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN TEORI SUKU BUNGA


Pada prinsipnya, tingkat suku bunga adalah harga atas penggunaan uang yang
biasanya dinyatakan dalam persen (%) untuk jangka waktu tertentu. Berikut
beberapa teori tentang suku bunga :
1. Teori Klasik
Menurut Teori Klasik, teori tingkat suku bunga merupakan teori
permintaan penawaran terhadap tabungan. Teori ini membahas tingkat suku
bunga sebagai suatu faktor pengimbang antara permintaan dan penawaran
daripada investable fund yang bersumber dari tabungan.

Fungsinya yang menonjol dari uang dalam teori ekonomi klasik, adalah
sebagai alat pengukur nilai dalam melakukan transaksi, sebagai alat
pertukaran untuk memperlancar transaksi barang dan jasa, maupun sebagai
alat penyelesaian hubungan hutang-piutang yang menyangkut masa depan.
Teori ekonomi klasik mengasumsikan, bahwa perekonomian senantiasa
berada dalam keadaan full employment. Dalam keadaan full employment itu
seluruh kapasitas produksi sudah dipergunakan penuh dalam proses produksi.
Oleh karena itu, kecuali meningkatkan efisiensi dan mendorong terjadinya
spesialisasi pekerjaan, uang tidak dapat mempengaruhi sektor produksi.
Dengan perkataan lain sektor moneter, dalam teori ekonomi klasik terpisah
sama sekali dari sektor riil dan tidak ada pengaruh timbal balik antara kedua
sektor tersebut.
Hubungan antara sektor moneter dan riil, dalam teori ekonomi klasik
hanya dijembatani oleh tingkat harga. Jika jumlah uang beredar lebih
besar daripada nilai barang-barang yang tersedia, maka tingkat harga
meningkat, jika sebaliknya menurun.
Konsep tabungan menurut klasik dikatakan, bahwa seorang dapat
melakukan tiga hal terhadap selisih antara pendapatan dan pengeluaran
komsumsinya yaitu: pertama, ditambahkan pada saldo tunai yang ditahannya.
Kedua, dibelikan obligasi baru dan ketiga, sebagai pengusaha, dibelikan

6
langsung kepada barang-barang modal. Asumsi yang digunakan disini adalah
bahwa penabung yang rasional tidak akan menempuh jalan yang pertama.
Berdasarkan pada pertimbangan bahwa akumulasi kekayaan dalam bentuk
uang tunai adalah tidak menghasilkan.
Menurut teori klasik, bahwa tabungan masyarakat adalah fungsi dari
tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula
keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat suku bunga
yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau
mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungannya.
Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat suku bunga. Makin tinggi
tingkat suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk melakukan investasi
menjadi semakin kecil. Hal ini karena biaya penggunaan dana (cost of
capital) menjadi semakin mahal, dan sebaliknya makin rendah tingkat suku
bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin meningkat.1
2. Teori Keynessian, Preferensi Liquiditas
Teori penentuan tingkat suku bunga Keynes dikenal dengan teori
liquidity prefence. Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga semata-mata
merupakan fenomena moneter yang mana pembentukannya terjadi di pasar
uang. Artinya tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan
akan uang.
Dalam Konsep Keynes, alternatif penyimpangan kekayaan terdiri dari
surat berharga (bonds) dan uang tunai. Asumsi Teori Keynes adalah dasar
pemilikan bentuk penyimpangan kekayaan adalah perilaku masyarakat yang
selalu menghindari resiko dan ingin memaksimumkan keuntungan.
Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi klasik
yang mengatakan bahwa tingkat tabungan maupun tingkat investasi
sepenuhnya ditentukan oleh tingkat bunga, dan perubahan-perubahan dalam
tingkat bunga akan menyebabkan tabungan yang tercipta pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan investasi yang
dilakukan oleh para pengusaha. Menurut Keynes, besarnya tabungan yang
dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung dari tinggi rendahnya tingkat
1
Kasmir, Bank dan Lembaga KeuanganLainnya, Cet. 3,Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,1990, Hal 110

7
bunga. Ia terutama tergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan rumah
tangga itu. Makin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu rumah
tangga, semakin besar pula jumlah tabungan yang akan diperolehnya. Apabila
jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau
penurunan, peubahan yang cukup besar dalam tingkat bunga tidak akan
menimbulkan pengaruh yang berarti keatas jumlah tabungan yang akan
dilakukan oleh rumah tangga dan bukannya tingkat bunga.
Teori permintaan uang Keynes menekankan kepada berapa besar
proporsi kekayaan yang dipegang dalam bentuk uang. Berbeda dengan teori
klasik, teori Keynes mengasumsikan bahwa perekonomian belum mencapai
tingkat full employment. Oleh karena itu, produksi masih dapat ditingkatkan
tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat harga-harga. Dengan
menurunkan tingkat suku bunga, investasi dapat dirangsang untuk
meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian, setidaknya untuk jangka
pendek, kebijaksanaan moneter dalam teori Keynes, berperan untuk
meningkatkan produksi nasional. Setelah perekonomian berada dalam
keadaan full employment, barulah kebijaksanaan moneter tidak dapat lagi
berperan untuk meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian jelaslah
bahwa teori Keynes adalah teori ekonomi jangka pendek sebelum mencapai
full employment.
Dalam teori Keynes dikenal tiga motif yang mendasari permintaan uang
masyarakat, yaitu :

a. Keperluan Transaksi (). Yaitu motif memegang uang untuk keperluan


transaksi sehari-hari. Besarnya uang untuk keperluan ini tergantung
kepada besarnya pendapatan.
b. Keperluan Berjaga-jaga. Yaitu motif memegang uang karena adanya
ketidakpastian mengenai masa datang. Motif transaksi dan motif berjaga-
jaga merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan.
c. Keperluan Spekulasi. Yaitu motif memegang uang untuk keperluan
spekulasi dan mencari keuntungan sebagaimana motif berjaga-jaga, motif
permintaan uang untuk spekulasi ini timbul akibat adanya ketidakpastian

8
di masa yang akan datang. Keynes mengatakan bahwa motif ini
berdasarkan kepada keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan
mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

G
a
m
b
a
r

(
a) menunjukkan uang kas diperlukan untuk setiap tingkat pendapatan,
berapapun tingkat suku bunga yang berlaku nilai MT dan MP tidak
elastis terhadap perubahan tingkat suku bunga. Pada gambar (b)
permintaan uang untuk spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga, yaitu:

1) Apabila tingkat bunga tinggi permintaan rendah karena orang


lebih suka memegang surat berharga seperti obligasi daripada
memegang uang.
2) Sebagai contoh, pada r0 permintaan uang pada spekulasi adalah
sebanyak MS1 semakin menurun tingkat bunga semakin banyak
permintaan uang untuk spekulasi karena orang lebih suka
memegang uang daripada obligasi. Sebaliknya MSp elastis
terhadap perubahan tingkat suku bunga dan mempunyai
hubungan yang negatif.

Sebagaimana sudah dikemukakan pada bagian terdahulu, hubungan


antara tingkat suku bunga dan tingkat harga berbanding terbalik. Jika
tingkat suku bunga meningkat, maka surat-surat berharga akan turun
demikian pula sebaliknya. Karena itu pada tingkat suku bunga yang

9
sangat rendah, orang akan cenderung memegang uang kas daripada surat-
surat berharga. Seandainya jumlah uang beredar bertambah besar, orang
akan cenderung tetap memilih memegang uang kas. Keadaan seperti ini
disebut perangkap liquiditas (liquidity trap) sebab semua uang kas
terperangkap ditangan untuk menghindari kerugian dan tidak akan
beredar sebagai uang aktif.2

B. JENIS-JENIS SUKU BUNGA


Suku bunga pada dasarnya dibagai menjdai dua, yakni suku bunga simpanan
dan suku bunga pinjaman. Namun, secara umum suku bunga dibagi menjadi
empat jenis suku bunga. Yakni suku bunga efektif, suku bunga anuitas, suku
bunga flat, dan suku bunga mengembang. Berikut merupakan penjelasan
mengenai jenis dan contoh suku bunga :3
1. Suku Bunga Simpanan
Suku bunga simpanan merupakan suku bunga yang diberikan pihak bank
kepada nasabahnya sebagai suatu balas jasa yang diberikan pihak bank
kepada para nasabah, karena telah mempercayakan dananya di simpan di
bank tersebut. Dengan kata lain, bunga simpanan merupakan harga yang
harus dibyar pihak bank kepada para nasabah. Contoh dari suku bunga
simpanan; Bunga tabungan, bunga deposito dan bunga jasa giro.
2. Suku Bunga Pinjaman
Suku bunga pinjaman merupakan kebalikan dari suku bunga simpanan.
Yakni suku bunga yang dibebankan atau yang harus dibayarkan pihak
nasabah kepada pihak bank, atas pinjaman modal yang diberikan pihak bank
kepa nasabah. Contoh : Bunga kredit.
3. Suku Bunga Efektif
Adalah suku bunga yang dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayar
atau terhutang. Suku bunga ini dihitung setiap akhir periode angsuran, nilai bunga
yang dibayar oleh nasabah semakin lama akan semakin mengecil, maka angsuran per

2
Boediono,Seri Sinopsis Pengantar Ilmu - No. 5 Ekonomi Makro,Yogyakarta:
BPFE,2014, Hal 49
3
Herman Darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial,Jakarta: Bumi
Aksara,2006, Ha 75

10
bulannya akan semakin menurun dari waktu ke waktu. Angsuran bunga kedua lebih
kecil dibandingkan dengan angsuran bunga pertama, begitupun dengan seterusnya.

Rumus :

Bunga Perbulan = Saldo Akhir Periode X Suku Bunga Pertahun / 12

Contoh :

Andi memiliki hutang Rp 100.000.000 kepada pihak bank, dengan cicilan


pokok Rp 10.000.000 per bulan dengan bunga efektifnya 12% per tahun.

Bulan ke 1 bunganya 1% x Rp 100.000.000 = Rp 1.000.000

Bulan ke 2 bunganya 1% x Rp 90.000.000 = Rp 900.000

Bulan ke 3 bunganya 1% x Rp 80.000.000 = Rp 800.000

Bulan ke 4 bunganya 1% x Rp 70.000.000 = Rp 700.000

Begitupun seterusnya.

4. Suku Bunga Flat


Suku bunga flat adalah suku bunga yang dibayarkan didasarkan pada jumlah
pembayaran hutang pokok dan jumlah bunga kredit besarnya sama setiap bulan.
Suku bunga ini digunakan bagi kredit jangka pendek seperti kredit KTA dan
kendaraan. Suku bunga flat ini merupakan suku bunga yang paling mudah.
Tiap bulan jumlah bunganya sama, angsurannya sama, dan cicilan pokonya
sama.
Rumus :
Bunga Per Bulan = Jumlah Pinjaman X Suku Bunga Per Tahun / 12
Contoh :
Andi memiliki hutang sebesar Rp 80.000.000 dengan besarnya bunga flat
12% per tahun, maka setiap bulan besarnya bunga yang harus dibayar oleh
Andi adalah Rp 800.000.
5. Suku Bunga Anuitas
Suku bunga anuitas adalah suatu modifikasi dari suku bunga efektif. Hal
ini dilakukan untuk mempermudah nasabah dalam membayar cicilannya per
bulan. Karena jumlah angsurannya sama setiap bulannya. Dalam suku bunga

11
ini, jumlah angsuran bulannya tetap. Namun pokok angsuran dan komposisi
bunga akan berubah tiap periodenya. Angsuran pokok perbulannya membesar
dan nilai bunga perbulannya akan mengecil.
6. Suku Bunga Mengambang
Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang besarnya akan
mengikuti naik turunnya suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naik, maka
jumlah suku bunga kredit juga akan naik, begitupun sebaliknya. Suku bunga
ini digunakan untuk kredit jangka panjang misalnya kredit modal kerja, usaha
serta investasi.

C. FUNGSI SUKU BUNGA

Suku bunga memberikan sebuah keuntungan dari sejumlah uang yang


dipinjamkan kepada pihak lain atas dasar perhitungan waktu dan nilai
ekonomis. Tinggi rendahnya keuntungan ditentukan oleh tinggi rendahnya
suku bunga. Adapun fungsi suku bunga dalam perekonomian adalah sebagai
berikut:4

1. Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah investasi guna


mendukung pertumbuhan perekonomian.
2. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan
dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi.
3. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari
suatu negara.
4. Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui
pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA


Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku
bunga adalah sebagai berikut :5
1. Kebutuhan dana

4
Sawaldjo Puspopranoto,.Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia, 2004,Hal 67
5
Rimsky K. Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia,Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama,2002, Hal 106

12
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan peminjam
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi
dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan
secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana
yang ada disimpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka
bunga simpanan akan turun.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disaping faktor promosi, yang
paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika
bunga simpanan rata-rata 16%, maka jika hendak membutuhkan dana cepat
sebaiknya bunga simpanan kita naikan diatas bunga pesaing misalnya 16%.
Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah pesaing.
3. Kebijakan pemerintah
Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun unga pinjaman kita tidak
boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Target laba yang diinginkan
Sesuai dengan target laba yang di inginkan, jika laba yang di inginkan besar,
maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
5. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bungnganya,
hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian
pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif lebih
rendah.
6. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda
dengan jaminan sertifikat tanah. Alasannya utama perbedaan ini adalah dalam
hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan
yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan
lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.

13
7. Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena
biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa
mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
8. Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. Untuk
produk yang kompetetif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
9. Hubungan baik
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer)
dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan
serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama
biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam
penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
10. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit.
Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi
kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka
bunga yang dibebankan berbeda. Demikian pula sebaliknya jika penjamin
pihak ketiga kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak
dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.

BAB III
PENUTUP

14
A. KESIMPULAN
Dari Uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa Bunga Bank merupakan
balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional
kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Dalam hal ini Bunga juga
dapat diartikan sebagai harga yang dibayar kepada nasabah dengan yang harus
dibayar oleh nasabah kepada bank.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecinya penetapan suku bunga
simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga
simpanan dan bunga pinjaman saling mempengaruhi di samping pengaruh factor-
faktor lainnya.
Dalam kegiatannya terdapat dua macam bunga yaitu bunga simpanan dan
bunga pinjaman. Metode penghitungan bunga terdapat tiga jenis yaitu Sliding
Rate, Flat Rate, dan Floating Rate.

DAFTAR PUSTAKA
Kasmir.Bank dan Lembaga KeuanganLainnya.Cet. 3.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.1990

15
Boediono. 2014. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu - No. 5 Ekonomi Makro.
Yogyakarta: BPFE.
Darmawi ,Herman,.Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial.Jakarta:
Bumi Aksara.2006.
Puspopranoto,Sawaldjo.Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan.Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia.2004.
Judisseno, Rimsky K., Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia.Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.2002.

16

Anda mungkin juga menyukai