Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH PERBANKAN SYARIAH

SEJARAH PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI BERBAGAI NEGARA II


Dosen Pengampu : Dr. Bustami / Ain Rahmi, M.EI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:

DIAH FADILAH NIM 11623003


NIKE AULIA NIM 11623167
WINDI LESTARI NIM 11623005

SEMESTER / KELAS : II / D

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allahswt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Bank
syariah di Berbagai Negara II” ini selesai. Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Perbankan Syariah. Makalah ini berisikan tentang bagaimana
sejarah perkembangan bank syariah di berbagai negara.
Penyusun menyadari amatlah terbatas kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
penyusun untuk menciptakan karya tanpa cela. Tentulah masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu segala kritik saran yang bersifat membangun dari segala pihak sangat penyusun
harapkan, dihargai dan akan diterima dengan kerendahan hati, agar menjadi koreksi sehingga
kelak penyusun mampu menghasilkan sebuah karya yang jauh lebih baik dan penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pontianak, 19 April 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. LatarBelakang ....................................................................................................... 1
B. RumusanMasalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Siprus .................................................................................................................... 3
B. Kuwait ................................................................................................................... 4
C. Bahrain .................................................................................................................. 5
D. Uni Emirat Arab .................................................................................................... 7
E. Turki ...................................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan mempunyai sistem tersendiri dalam
menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat materil maupun non-materil.
Karena itu, ekonomi sebagai salah satu aspek kehidupan tentu juga sudah diatur oleh
Islam. Islam menekankan umatnya agar melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan
ketentuan syariah Islam. Salah satu dari ketentuan tersebut yaitu Islam melarang
umatnya untuk melakukan riba. Sebagaimana yang tercantum antara lain dalam Al-
Quran Surah Al-Baqarah ayat 275-276, Surah Ali Imran ayat 130, dan Surah Ar-Rum
ayat 39.
Berdasar pada keinginan untuk menghindari larangan riba tersebut dalam
kegiatan muamalah dan perniagaannya, umat Islam mulai membuat satu terobosan
baru dengan membuat suatu lembaga keuangan yang berlandaskan pada syariah.
Lembaga keuangan tersebut kemudian berkembang dengan nama bank syariah.
Di zaman Nabi SAW belum ada institusi bank, tetapi ajaran Islam sudah
memberikan prinsip-prinsip dan filosofi dasar yang harus dijadikan pedoman dalam
aktivitas perdagangan dan perekonomian. Karena itu, dalam menghadapi masalah
muamalah kontemporer yang harus dilakukan hanyalah mengidentifikasi prinsip-
prinsip dan filosofi dasar ajaran Islam dalam bidang ekonomi, dan kemudian
mengidentifikasi semua hal yang dilarang. Setelah kedua hal ini dilakukan, maka kita
dapat melakukan inovasi dan kreativitas (ijtihad) seluas-luasnya untuk memecahkan
segala persoalan muamalah kontemporer, termasuk persoalan perbankan.
Fungsi perbankan syariah itu sendiri sebenarnya sudah diterapkan oleh Rasul
dan sahabatnya. Pada zaman Rasulullah dan sahabat, terdapat individu yang
melaksanakan fungsi perbankan meskipun individu tersebut tidak melaksanakan
fungsi perbankan. Ada sahabat yang melaksanakan fungsi menerima titipan harta, ada
sahabat yang melaksanakan fungsi pinjam-meminjam uang, ada yang melaksanakan
fungsi pengiriman uang, dan ada pula yang memberikan modal kerja.
Beberapa abad setelahnya, konsep perbankan sederhana berlandaskan pada
aturan Islam yang dicontohkan oleh Rasullah dan sahabatnya ini kemudian
dikembangkan oleh cendekiawan muslim. Hal ini dilatar belakangi oleh adanya suatu

1
keinginan dari masyarakat muslim akan suatu lembaga keuangan yang tidak
berdasarkan bunga dan beroperasi sesuai dengan ketentuan syariah Islam, mengingat
banyak sekali bunga yang diambil oleh bank konvensional yang tergolong pada riba.
Gagasan untuk mendirikan bank syariah ini tidak hanya dilakukan oleh
negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, melainkan juga dilakukan oleh
negara yang mayoritas penduduknya non muslim. Hal ini dilakukan setelah
tumbuhnya kesadaran bahwa bank syariah merupakan solusi masalah ekonomi untuk
menghasilkan kesejahteraan. Hingga saat ini, sudah banyak sekali bank syariah yang
muncul di tengah-tengah masyarakat dunia. Berdirinya IDB telah memotivasi banyak
negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Untuk itu, komite ahli
IDB pun bekerja keras menyiapkan panduan tentang pendirian, peraturan, dan
pengawasan bank syariah. Kerja keras mereka membuahkan hasil. Pada akhir periode
1970-an dan awal dekade 1980-an bank-bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan,
negara-negara teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, serta Turki.Pada makalah
ini akan dijelaskan mengenai sejarahperkembangan bank syariah itu khususnya di
Sipris, Kuwait, Bahrain, Uni Emirate Arab, sertaTurki.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan bank syariah di negara Siprus?
2. Bagaimana sejarah perkembangan bank syariah di negara Kuwait?
3. Bagaimana sejarah perkembangan bank syariah di negara Bahrain?
4. Bagaimana sejarah perkembangan bank syariah di negara Uni Emirat Arab?
5. Bagaimana sejarah perkembangan bank syariah di negara Turki?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bank syariah di negara Siprus.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bank syariah di negara Kuwait.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bank syariah di negara Bahrain.
4. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bank syariah di negara Uni Emirat
Arab.
5. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bank syariah di negara Turki.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Siprus
Faisal Islam Bank ofKibris (FIB) adalah salah satu bank pertama yang
didirikan oleh investor asing di Republik Turki Siprus Utara. Bankini didirikan pada
bulan Oktober 1982.Namun, Faisal Islamic Bank ofKibris (Siprus) mulai beroperasi
pada Maret 1983 dan mendirikan Faisal Islamic Investment Corporation yang
memiliki dua cabang di Siprus dan satu cabang di Istanbul. Dalam sepuluh bulan awal
operasinya, bank tersebut telah melakukan pembiayaan dengan skema
murabahahsenilai TL 450 juta (TL atau Turkey Lira, mata uang Turki).
Bank ini juga melakukan pembiayaan dengan skema musyarakah dan
mudharabah, dengan tingkat bunga (keuntungan) yang bersaing dengan bank non-
syariah. Kehadiran bank syariah di Siprus telah telah menggerakkan masyarakat untuk
menabung. Bank ini beroperasi dengan mendatangi desa-desa, pabrik, dan sekolah
dengan menggunakan kantor kas (mobil) keliling untuk mengumpulkan tabungan
masyarakat. Selain kegiatan-kegiatan di atas, mereka juga mengelola dana-dana
lainnya seperti al-qardhulal-hasan dan zakat.
Bersama dengan operasi perbankan, Faisal Islamic Bank of Kibrisjuga
menyediakan layanan tentang investasi di bawah Perusahaan Investasi (FICC) yang
telah dibentuk dalam strukturnya sendiri. FIB, tepat setelah operasi dimulai, telah
membuka cabang di tiga kota besar yaituNicosia, Kyrenia dan Famagusta dan telah
ditargetkan untuk memberikan layanan kepada khalayak yang lebih luas. Semua
kegiatan pembangunan dan pembesaran ini telah dibangun karena visi profesional dan
kekuatan keuangan dari pemegang saham. Pemegang saham utama bank
iniadalahDubai Islamic Bank (DIB), anak perusahaan dari kelompok Al-Gosaibi
Group dan Bahrain Kooheji. Faisal Islamic Bank ofKibris, sebagai bagian hukum dari
Republik Siprus Utara, telah memimpin Perbankan Islam dan terus memberikan
layanan dengan kebanggaan menjadi Pionir di bidang ini.
Adapun visi FIB saat ini adalah Menjadi pelopor dalam menyediakan sumber
daya dan prinsip-prinsip keuangan untuk semua pelanggan ritel dan pemilik
perusahaan untuk membantu mereka berinvestasi. Serta arahmisi FIB adalah
partisipasi perbankan, melalui kegiatan yang telah mendukung untuk membangun

3
nilai tambah, bukan memakan, berbagi nilai yang dihasilkan secara adil dan
transparan dengan kami pemegang dana, kolega, dan pemegang saham. FIB percaya
bahwa, dalam kondisi apapun rantai layanan nilai produksi untuk menyajikan layanan
yang tepat dan produk di setiap saat dan di setiap tempat, nilai yang dihasilkan
merupakan hasil dari upaya karyawan untuk menghasilkan interaksi yang kuat dengan
pelanggan, martabat menjadi yang paling berharga dan aset yang paling sulit yang
dapat diperoleh.

B. Kuwait
Kuwait Finance House ( ‫ ) بيت التمويل الكويتي‬atau KFH didirikan di Negara
Kuwait , pada tahun 1977 sebagai bank pertama yang beroperasi sesuai dengan syariat
Islamyaitudengan sistem tanpa bunga.Institusi ini memiliki puluhan cabang di Kuwait
dan telah menunjukkan perkembangan yang cepat. Selama dua tahun saja, yaitu 1980
-1982, dana masyarakat yang terkumpul meningkat dari sekitar KD 149 juta menjadi
KD 474 juta. Pada akhir tahun 1985, total aset mencapai KD 803 juta dan tingkat
keuntungan bersih mencapai KD 17 juta (satu Dinar Kuwait ekuivalen dengan 4
hingga 5 dolar US).
KFH tercantum dalam Bursa Efek Kuwait (KSE), dengan kapitalisasi
pasar sebesar $ 8,2 miliar ( KWD 2,49 miliar) per Mei 2016. Aset total $
55520000000 ( KWD 16830000000) dan deposito mencapai $ 34970000000
(KWD 10660000000).Padatahun 2014 Kuwait Finance House
mendapatpenghargaansebagai Bank Islam Terbaik di duniaoleh lembaga keuangan
CPI.
KFH menyediakan Syariah Islam produk compliant dan jasa, yang meliputi
perbankan, real estate, tradefinance, investasi portofolio, dan produk dan layanan
lainnya. Sejak 1980-an, KFH telah menyaksikan multi-kegiatan dalam ekspansi
Internasional. Ini telah membentuk bank mandiri di Turki, Bahrain, dan
Malaysia. Selain itu, memiliki saham di bank syariah lainnya. Kegiatan investasi di
Amerika Serikat, Eropa, Asia Tenggara dan Timur Tengah memberikan kontribusi
untuk mencapai keuntungan pertumbuhan KFH.
KFH selalu berusaha untuk memperluas jaringan cabang lokal, meliputi 52
cabang, di samping bagian khusus untuk wanita. Ini mengadopsi konsep clientout-of-
cabang. KFH telah mempertahankan pijakan sebagai perintis dalam memanfaatkan

4
teknologi terbaru untuk memenuhi persyaratan dari berbagai kegiatan di mana bank
ini telah beroperasi menggunakan sistemonline, SMS, serta layanan telepon (Allo
Baitak), yang telah menerima akreditasi tertinggi dari Universitas Purdue untuk
layanan pelanggan tingkatluar biasa .
Kuwait Finance House didirikan pada tahun 1977 sebagai bank syariah
pertama Kuwait. Ia menerima 170 aplikasi untuk membuka rekening baru pada hari
pertama beroperasi pada tanggal 31 Agustus 1978. Pada 1983, KFH hanya Bank
Islam yang tercantum dalam daftar Banker dari 100 Bank Arab.
KFH terdaftar di Bursa Efek Kuwait pada tahun 1984, di mana saat ini adalah
perusahaan terbesar kedua.Pada tahun 1989, anak perusahaan KFH di
Turki, KuveytTurk Partisipasi Bank, didirikan melalui keputusan kabinet Turki.
Perusahaan Penanaman Modal KFH dibentuk pada tahun 1999. KFH Capital adalah
investasi utama bank, dengan kantor di Safat, Kuwait, dan Oman.
Pada tahun 2002, KFH membuka cabang pertama di Bahrain dan pada tahun
2005 KFH Malaysia didirikan, menjadi bank syariah pertama yang diberikan lisensi di
daerah ini berdasarkan Undang-Undang 1983 Perbankan Islam. Sejak itu, KFH dan
KuveytTurk telah didirikandi Yordania, UEA, dan Jerman.

C. Bahrain
Perkembangan industri keuangan negara Bahrain baru mengalami
perkembangan pesat awal abad 21 ini tepatnya di tahun 2000. Saat ini posisi aset
keuangan Islam di Bahrain mencapai 7%. Bahrain walaupun hanya sebuah negara
yang kecil tetapi telah dapat memposisikan dirinya sebagai salah satu pusat keuangan
syariah di dunia, hal tersebut dikarenakan posisinya yang strategis di wilayah teluk
Persia dikelilingi oleh negara-negara teluk lainnya yang kaya minyak, infrastruktur
pendukung keuangan syariah banyak berkantor pusat di Bahrain seperti
AccountingandAuditingof Islamic Financial Institution(AAOIFI),
LiquidityManagement Center (LMC), International Islamic Financial Market(IIFM),
International Islamic RatingAgency(IIRA).Dukungan pemerintah, dan sistem regulasi
yang sangat baik seperti pajak yang sangat rendah.
Bahrain telah menjadi pemimpin keuangan Islam global dengan terutama
menjadi tuan rumah lembaga-lembaga keuangan Islam Timur Tengah. Pada akhirnya
September 2007 seluruh aset bank-bank di Bahrain mencapai jumlah US$20,1 miliar.
Di samping itu, Bahrain telah menduduki pasar utama bagi sukuk (obligasi syariah),

5
termasuk sukuk jangka pendek pemerintah. Pada saat ini di Bahrain terdapat 29 bank-
bank Islam, 50 Islamic MutualFunds (Reksadana), dan 18 Tafakul(perusahaan
asuransi Islam). Diperkirakan industri keuangan Islam di Bahrain akan tumbuh
sebesar 20%.Bahrain merupakan off-shore bankingheaven terbesar di Timur Tengah.
Di negeri yang hanya berpenduduk tidak lebih dari 600.000 jiwa (per Desember 1999)
tumbuh sekitar 220 local dan off-shorebanks. Tidak kurang dari 22 diantaranya
beroperasi berdasarkan syariah. Di antara bank-bank yang beroperasi secara syariah
tersebut adalah Citi Islamic Bank of Bahrain (anak perusahaan CitiCorp. N.A), Faisal
Islamic Bank of Bahrain, dan Al-Barakah Bank.
Perbankan syariah sendiri di Bahrain telah berdiri sejak tahun 1979 yaitu
Bahrain Islamic Bank, hingga saat ini di Bahrain telah ada 6 bank syariah (BUS)
seperti Al Baraka, Kuwait Finance House, Al-Salam House. Selain BUS, juga telah
terdapat sekitar 19 bank komersial yang seperti ABC Islamic Bank, Al
BarakahBanking, Citi Islamic Investment Bank hingga Gulf Financial
House.Selainitu, sektor perbankan sektor asuransi dan pasar modal pun berkembang
dengan pesat. Saat ini terdapat 5 asuransi umum yang berbasiskan syariah yang
sebagian besarnya dioperasiakan oleh operator Internasional seperti AIG dan
Hannover. Asuransi diprediksi akan menjadi sektor yang berpeluang memiliki
perkembangan sangat besar karena pemerintah Bahrain telah mewajibkan
kepemilikan asuransi dalam hal kepemilikan kendaraan atau kesehatan yang
sebelumnya penggunaan asuransi diharamkan berdasarkan pendapat ulama setempat.
Sedangkan di bidang pasar modal, setelah tahun 2001 Bahrain menjadi negara
pertama yang mengeluarkan sukuk negara (sovereign sukuk), hingga saat ini pasar
modal Bahrain menjadi satu-satunya pasar modal di wilayah teluk yang
memperbolehkan investor asing menanamkan modalnya, karena di pasar modal lain
di wilayah teluk hanya investor yang berasal dari Gulf CommunityCountries(GCC)
saja yang diperkenankan.
Sebagai wujud nyata dukungan yang sangat kuat terhadap industri keuangan
syariah, saat ini Bank Sentral Bahrain (CBB) telah mendirikan suatu dana khusus
untuk penelitian, pendidikan dan pelatihan di bidang syariah. Selain itu mereka secara
aktif berperan bersama industri dan stakeholder (pemegang saham) untuk menentukan
standar untuk pelaksanaan di lapangan. Dengan demikian diharapkan dalam waktu
dekat Bahrain dapat menjadi pusat keuangan syariah dunia. Negara beribukota
Manama ini memiliki penduduk sekitar 708.573 jiwa dimana 283.549 jiwa

6
diantaranya merupakan penduduk ekspatriat. Dengan pendapatan perkapita sekitar
US$32.000, kemakmuran masyarakat di Bahrain tidak disangsikan lagi, hal tersebut
dibuktikan dengan rendahnya angka kriminalitas.
D. Uni Emirat Arab
Dubai Islamic Bank merupakan salah satu pelopor perkembangan bank
syariah.Ini adalah bank Islam pertama yang telah memasukkan prinsip-prinsip Islam
dalam semua praktik dan merupakan bank syariah terbesar di UAE. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 12 Maret 1975 dan berkantor pusat di Dubai, Uni Emirat
Arab.Investasinya meliputi bidang perumahan, proyek-proyek industri, dan aktivitas
komersial, selama beberapa tahun, para nasabahnya telah menerima keuntungan yang
lebih besar dibandingkan dengan bank konvensional.
DIB adalah perusahaan saham publik bersama, dan sahamnya tercatat
di Dubai Financial Market. Bank initelah mengoperasikan 90 cabang di UEA. Adnan
Chilwan menjabat sebagai presiden bank dan kepala eksekutif, sementara Mohammed
Al Shaibani adalah ketua dewan direksi.
Informasi keuangan :
Angka 2013 2012 2011

Jumlah Aktiva 30.613.361 22.778.319 19.587.790

Ekuitas pemegang saham 2.687.419 1.548.180 1.473.986

NIAT 461.003 234.456 159.798

dividen NA 150.000 100.000

Pertumbuhan aset 34,40% 16,23% 27,81%

Pertumbuhan pendapatan 96,64% 46,72% 4.77%

DIB terlibat dalam kemitraan lokal dan Internasional, setelah didirikan


Development Islamic Bank Pakistan Limited (DIBPL), anak perusahaan yang
sepenuhnya dimiliki memiliki jaringan 200 cabang di 62 kota besar di Pakistan. DIB
juga memiliki kantor perwakilan di Turki, dan telah menerima lisensi perbankan awal
oleh Bank Sentral Jordan untuk beroperasi sebagai lembaga keuangan Islam, melalui
entitas (nama) baru yaitu Jordan Dubai Islamic Bank.

7
E. Turki
Sebagai negara yang berideologi sekuler, Turki termasuk negeri yang cukup
awal memiliki perbankan syariah. Pada akhir tahun 1980, pemerintah Turki
membentuk sebuah lembaga keuangan swasta yang diresmikan secara langsung oleh
menteri-menteri yang diberi namaPrivate Finance Institution. Pada tahun 1984,
pemerintah Turki memberikan izin kepada Daaral-Maalal-Islami (DMI) untuk
mendirikan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil. Menurut ketentuan
Bank Sentral Turki, bank syariah diatur dalam satu yurisdiksi khusus. Setelah DMI
berdiri, pada bulan Desember 1984 didirikan pula Faisal Finance Institution dan
mulai beroperasi pada bulan April 1985. Di samping dua lembaga tersebut, Turki
memiliki ratusan bahkan ribuan lembaga wakaf (vaqfiorganiyasyonu) yang
memberikan fasilitas pinjaman dan bantuan kepada masyarakat.
Kemudian Lembaga Keuangan Swasta ini didirikan seiring dengan perubahan
UU Perbankan pada tahun 2005, yang kemudian merubah nama lembaga keuangan
swasta tersebut menjadi “Partisipatif Bank”. Lembaga keuangan swasta ini kemudian
diberikan wewenang untuk menyediakan semua jenis layanan perbankan sesuai
dengan prinsip-prinsip keuangan Islam. Popularitas Partisipatif Bank ini sudah
meningkat sebelum terjadinya krisis global didunia, dan berhasil menarik perhatian
investor dunia akibat dari konsistenitas para kinerjanya dan mampu bertahan lama
dalam menjalankan tugasnya ketika terjadinya krisis global dunia.
Pemerintah Turki dalam memajukan keuangan Islam di Turki telah melakukan
berbagai macam upaya meski pangsa pasar dalam sektor keuangan ini masih kecil.
Pada kenyataannya dari segi aset, pangsa pasar perbankan syariah di Turki sudah
mencapai 5,3% atau naik dua kali lipat dalam satu dekade terakhir. Sedangkan dalam
sektor keuangan islam, di Turki sudah mencapai USD 51,2 miliar pada tahun 2014.
Posisi tersebut membawa Turki pada peringkat 8 secara global. Meskipun pada data
Bank Dunia, penerbitan sukuk di Turki baru 3,6 %. Hampir semua sukuk yang
diterbitkan di Turki dibuat bersama Partisipatif Bank dengan Kementerian Keuangan.
Kemudian pada tahun 2014, Kementerian KeuanganTurki sudah menciptakan basis
instrumen keuangan Islam yang lebih luas, begitu juga berbagai akad-akad dalam
transaksi keuangan Islam, seperti murabahah, musyarakah, dan wakalah. Dan sukuk

8
korporasi juga belum diterbitkan, walaupun tak adanya hambatan bagi mereka untuk
menerbitkannya.
Pada Partisipatif Bank di Turki,Turki memiliki 4 Bank Islam Swasta, yakni
AlbarakaTurk, Bank Asya, KuveytTurk, dan Turkiye Finance. Keempat Bank Islam
Swasta ini telah memberdayakan 16 ribu orang tenaga kerja dan tumbuh rata-rata 32%
per tahun dan ini lebih cepat pertumbuhannya dibanding perbankan konvensional.
Badan Regulasi dan Pengawasan Perbankan Turki mengizinkan bank BUMN Turki
(Ziraat Bank) untuk mendirikan cabang bank syariah pada bulan Mei 2015. Ada pula
Bank BUMN lainnya yang telah siap menularkan bank syariahnya, yaitu Vakif Bank.
Akhir-akhir ini Turki juga sedang mendorong dana pensiun syariah, meskipun
dana kelolaannya masih sangat kecil. Investasi individu dalam sistem pensiun Turki
baru mencapai USD 14 miliar. Namun secara keseluruhan, sektor pensiun
menginvestasikan dana kelolaannya dalam sukuk dan diharapkan makin meramaikan
permintaan di pasar sukuk.
Saat ini bank syariah di Turki semakin digemari. Data statistik yang
dikumpulkan perhimpunan bank-bank Islam Turki (TKBB) menunjukkan,
pertumbuhan sektor perbankan syariah melejit sebesar 25 hingga 30 persen pertahun
sejak 2006.Sampai awal tahun Turki cuma memiliki empat bank syariah besar dengan
800 cabang, kini jumlahnya sudah mencapai 900. Tiga dari empat bank terbesar
berasal dari kawasan teluk.
Meskipun Turki telah menggunakan layanan keuangan berbasis Syariah sejak
penghujung dekade 1980-an. Saat itu bentuknya baru berupa lembaga kredit swasta.
Sektor ini kemudian diakui secara resmi tahun 2006 lalu.Bank-bank syariah saat ini
menguasai 5% pangsa pasar perbankan nasional.
Pada tahun 2010 bank KuveytTürkmenjadi institusi pertama yang meluncurkan
produk pinjaman Syariah alias sukuk. Tahun lalu pemerintah menggelontorkan dana
sukuk senilai 1,5 milyar US Dollar di pasar Internasional. Tahun ini jumlahnya
membengkak menjadi 3,3 milyar US-Dollar. Turki juga memperluas pasar bank
syariah dengan cara bank KuveytTürkyang membuka cabang di Mannheim, Jerman
2010 lalu.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdirinya IDB telah memotivasi banyak negara Islam untuk mendirikan
lembaga keuangan syariah. Untuk itu, komite ahli IDB pun bekerja keras menyiapkan
panduan tentang pendirian, peraturan, dan pengawasan bank syariah. Kerja keras
mereka membuahkan hasil. Pada akhir periode 1970-an dan awal dekade 1980-an
bank-bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara teluk, Pakistan, Iran,
Malaysia, Bangladesh, serta Turki.Faisal Islam Bank ofKibris (FIB) didirikan pada
bulan Oktober 1982.Namun, Faisal Islamic Bank ofKibris (Siprus) mulai beroperasi
pada Maret 1983. Kuwait Finance House (KFH) didirikan di Negara Kuwait, pada
tahun 1977.Serta Bahrain yang telah menjadi pemimpin keuangan Islam global
dengan terutama menjadi tuan rumah lembaga-lembaga keuangan Islam Timur
Tengah. Tidak kurang dari 22 diantaranya beroperasi berdasarkan syariah.Kemudian
di Dubai yaituDubai Islamic Bank, perusahaan ini didirikan pada tanggal 12 Maret
1975 dan berkantor pusat di Dubai, Uni Emirat Arab.Pada tahun 1984, pemerintah
Turki memberikan izin kepada Daaral-Maalal-Islami (DMI) untuk mendirikan bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil.

B. Saran
Dalam makalah Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Berbagai Negara II
ini penyusun mencoba menyajikan dan mengupas pembahasan yang begitu detail,
tetapi apabila menurut pembaca makalah kami kurang sempurna dan apabila ada
penulisan atau kata-kata yang kurang berkenan penyusun mohon maaf. Oleh karena
itu segala kritik saran yang bersifat membangun dari segala pihak sangat penyusun
harapkan, dihargai dan akan diterima dengan kerendahan hati, agar menjadi koreksi
sehingga kelak penyusun mampu menghasilkan sebuah karya yang jauh lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press.

Sjahdeini, Sutan Remy. 2014. Perbankan Syariah: Produk-produk dan aspek-aspek


hukumnya. Jakarta: Kencana.

Usman, Rachmadi. 2012. Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.


Jakarta:Sinar Grafika.

https://www.forbes.com/companies/dubai-islamic-bank.com.Diaksespadatanggal 8
April 2017.

https://en.wikipedia.org/wiki/Dubai-Islamic-Bank.com.Diaksespadatanggal 8 April
2017.

https://www.dibpak.com. Diaksespadatanggal 8 April 2017.

http://www.faisalislambank.com. Diaksespadatanggal 8 April 2017.

https://www.islamicfinance.com/islamic-banks-turkey/.

http://www.depokpos.com/arsip/2016/10/model-proposal-dewan-pengawas-syariah-
dps-pada-embaga-keuangan-di-turki/.

Anda mungkin juga menyukai