Disusun Oleh:
Hadi Kurnia
Akhmad Ramdani
FAKULTAS SYARIAH
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
"Sejarah Perbankan Syari'ah di Dunia dan Indonesia".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya awal penerapan sistem profit dan loss sharing tercatat di Pakistan
dan Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya mengelola dana jamaah haji
secara non konvensional. Rintisan institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank
di desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir.
B. Rumusan Masalah
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Bank Syariah Di Dunia Internasional
Inti usulan yang diajukan dalam proposal tersebut adalah bahwa sistem
keuangan bedasarkan bunga harus digantikan dengan suatu sistem kerjasama
dengan skema bagi hasil keuntungan maupun ke-rugian. Proposal tersebut
diterima dan sidang menyetujui rencana mendirikan Bank Islam International dan
Federasi Bank Islam. Proposal tersebut antara lain mengusulkan untuk:
Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya bulan Maret
1973, usulan sebagaimana disebutkan di atas kembali di-agendakan. Bulan Juli
1973, komite ahli yang mewakili negaranegara Islam penghasil minyak bertemu
di Jeddah untuk membicarakan pendirian Bank Islam. Rancangan pendirian bank
tersebut, berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dibahas pada
vii
pertemuan kedua, bulan Mei 1972. Pada Sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah
tahun 1975 berhasil disetujui rancangan pendirian Islamic Development Bank
(IDB) dengan modal awal 2 milyar SDR (Special Drawing Right) dinar dan
beranggotakan semua negara anggota OKI.
1. Pakistan
2. Mesir
Bank syariah yang pertama kali didirikan di Mesir adalah Faisal Islamic
Bank. Bank ini mulai beroperasi pada bulan Maret 1978 dan berhasil
membukukan hasil mengesankan dengan total aset sekitar 2 miliar dolar AS pada
ix
tahun 1986 dan tingkat keuntungan sekitar 106 juta dolas AS. Selain Faisal
Islamic Bank, terdapat bank lain, yaitu Islamic International Bank for Investment
and Development yang beroperasi dengan menggunakan instrument keuangan
Islam dengan menyediakan jaringan yang luas. Bank ini beroperasi, baik sebagai
bank investasi (investment bank), bank perdagangan (merchant bank), maupun
bank komersial (commercial bank).
3. Siprus
Faisal Islamic Bank of Kibris (Siprus) mulai beroperasi pada Maret 1983
dan mendirikan Faisal Islamic Investment Corporation yang memiliki dua cabang
di siprus dan satu cabang di Istambul. Dalam sepuluh bulan awal operasinya, bank
tersebut telah melaku-kan pembiayaan dengan skema murabahah senilai sekitar
TL 450 juta (TL atau Turkey Lira, mata uang Turki).
4. Kuwait
Kuwait Finance House didirikan pada tahun 1977 dan sejak awal
operasinya dengan sistem tanpa bunga. Institusi ini memiliki piluhan cabang di
Kuwait dan telah menunjukkan perkembangan yang cepat. Selama dua tahun saja,
yaitu 1980 hingga 1982, dana masyarakat yang terkumpul meningkat dari sekitar
KD 149 juta. Pada akhir tahun 1985, total aset mencapai KD 803 juta dan tingkat
ke-untungan bersih mencapai KD17 juta (satu dinar Kuwait ekuivalen dengan 4
hingga 5 dolar US).
5. Bahrain
x
C. Sejarah Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia
Konsep ekonomi syariah ini diyakini menjadi “sistem imun” yang efektif
contohnya Bank muamalat Indonesia yang tidak terpengaruh oleh gejolak krisis
ekonomi ternyata menarik minat pihak perbankan konvensional untuk mendirikan
bank yang juga memakai sistem syariah. Pada tahum 1999, perbankan syariah
berkembang luas dan menjadi internasional pada tahun 2004. Dengan
perkembangan yang cukup signifikan ini, perbankan syariah nantinya diharapkan
dapat menjadi salah satu pancang perekonomian Indonesia yang kuat dan menjadi
solusi terbaik terhadap permasalahan-permasalahan perekonomian yang ada di
masyarakat saat ini, terutama bagi mereka yang memiliki usaha kecil dan
menengah,yang sangat membutuhkan pinjaman dana untuk usahannya.
Dibalik perkembangan perbankan syariah yang dinilai cukup baik, ternyata
perbankan syraiah masih memiliki beberapa permasalahan. Permasalahan datang
dari internal perbankan syariah itu sendiri. Perkembangan perbankan syariah yang
xii
baik tidak diimbangi dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik dari
karyawan per-bankan syariah terhadap perbankan syariah dan ekonomi Islam. Se-
hingga adanya anggapan di masyarakat, kinerja bank syariah tidak sebaik kinerja
bank konvensional, hal ini bisa berakibat kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap bank syariah.
xiii
juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang
syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.
Salah satu bank yang dimiliki oleh Bank Mandiri yang memiliki
aset ratusan triliun dan networking yang sangat luas, BSM memiliki
beberapa keunggulan komparatif dibanding pendahulunya. Demi-kian juga
perkembangan politik terakhir di Aceh menjadi blessing in disguise
kepada BSM untuk dikelola secara syariah. Langkah besar ini jelas akan
menggelembungkan aset BSM dari posisi pada akhir tahun 1999 sejumlah
Rp 400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah) menjadi diatas 2
hingga 3 triliun. Perkembangan ini diikuti pula dengan peningkatan jumlah
cabang BSM, yaitu dari 8 menjadi lebih dari 20 buah.
xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dua rintisan awal yang cukup sederhana itu, bank Islam tumbuh
dengan sangat pesat. Sesuai dengan analisa Prof. Khursid Ahmad dan laporan
International Assosiation of Islamic Bank, sehingga akhir 1999 tercatat lebih dari
dua ratus lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, baik di
negara-negara berpenduduk muslim maupun di Eropa, Australia maupun
Amerika. Saat ini banyak nama besar dalam dunia keuangan international seperti
Citibank, Jurdine Flemming, ANZ, Chasecemical Bank, Goldman Sach dan lain-
lain membuka cabang dan subsidiories yang berdasar-kan syariah, bahkan Scharf,
mantan direktur utama Bank Islam Denmark yang kristen itu menyatakan bahwa
bank Islam adalah Partner baru pembangunan. Selanjutnya akan dibahas
mengenai sejarah Bank Islam yang menjadi pioner bank syariah sekarang.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
A.Ghofur Anshori, Pembentukan Bank Syariah Melalui Akuisisi dan Konversi,
UII Press, Yogyakarta, 2010
Abdul Karim Zaidan, Al-Madkhal Lidirasah As-Syariah Al-Islamiyah,
Beirut, Muassasah Al-Risalah, 1990
Abu Bakr Jabr Al Jazairi, Ensiklopedia Muslim, Minhajul Muslim, Penerbit Buku
Islam Kaffah, Edisi Revisi, 2005.
Abul a’la Almaududi, Hukum dan Konstitusi Islam, terj. Asep Himat,
Bandung, Mizan,1993.
Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Analisis Fiqh dan Keuangan, Raja
Grafindo Persada, 2010
Ahmad Ali, Perbankan Syariah: Prinsip Operasional dan Akadnya,
Bandung, 2005.
xvii