Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AGAMA ISLAM

BANK, ASURANSI, KOPERASI SYARIAH

SMA NEGRI 04 KOTABUMI


KECAMATAN KOTABUMI
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi


maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan inayah
nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
agama tentang bank, asuransi, dan koperasi syariah.

Makalah agama ini telah kami susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa


masdi ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun kata
bahasa nya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dalam
makalah ini kami menerima segala saran dan kritk dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharapo semoga makalah ilmiah tentang


Bank, Asuransi, dan Koperasi syariah dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………….. i

Kata Pengantar ……………………………………………………. ii

Daftar Isi …………………………………………………………… iii

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang ……………………………………………………. iv

BABB II PEMBAHASAN

A. Bank …………………………………………………………….. v

B. Asuransi ………………………………………………………….vi

C. Koperasi syariah ……………………………………………… vii

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………… viii

B. Saran …………………………………………………………… ix

C. Daftar Pustaka …………………………………………..……... x


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan syariah telah memberikan pengaruh yang signifikan
pada praktek keuangan syariah lainnya, seperti asuransi syariah,oblogasi
syariah dan reksadana syariah. Dengan berkembangnya perbankan
syariah dan sektor keuangan syariah lainnya, berarti telah terbentuk dual
system ekonomi di indonasia, yaitu ekonomi konvensional dan ekonomi
syariah
Menurut undang undang republik indonesia no.21 tahun 2008
tentang perbankan syariah. Bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan emnurut jenisnya terdiri
atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat. Prinsip syariah
adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang di keluarkan oleh lembga yang memiliki kewenangan dalam
menetapkan fatwa di bidang syariah
Secara kelembagaan bank syariah pertama kali yang berdiri
indonesia adalah PT.BANK MUMALAT INDONESIA atau BMI,
kemudian baru menyusul bank bank lain yang membuka jendela syariah
dalam menjalankan kegiatan usaha. Pada kegiatan ini bank bank
konvensional dapat memberikan jasa pembiayaan syariah kepada
nasabahnya melalui produk produk yang bebas dari unsur riba, gharar,
dan maysir dengan terlebih dahulu membentuk unit usaha syariah yaitu
kerja di kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kntor cabang syariah dan atau unik syariah.
Dengan berkembangnya perbankan syariah di indonesia,
mendorong berkembangnya lembaga keuangan syariah seperti asuransi
lembaga pembiayaan syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah dan
juga lembaga keuangan mikro syariah yang sering disebut dengan baitul
maal wat tanwil.
BMT merupakan kependekan dari baitul maal tanwil, dinamakan
baitul maal disini berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus
mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan wat tanwil merupakan lembaga
bisnis yang bermoti laba. BMT merupakan suatu organisasi bisnis yang
juga berperan sosial, lebih mengembangkan usaha pada sektor keuangan,
yaitu simpan pinjam usaha ini seperti usaha perbankan yakni
menghimpun dana anggota dan calon anggota nasabah serta menyalurkan
kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkkan.
Tujuan didirikan BMT yaitu untuk meningkatkan usaha konomi
untuk kesejahteraan anggota pada khususnya masyarakat umumnya.
BMT juga mempunyai asasdan landasan yaitu berdasarkan pada pancasila
UUD 45 serta berlandaskan prinsip syariah islam, keimanan, keterpaduan,
kekeluargaan atau koperasi, kebersamaan, kemandirian, dan
profesionalisme.
Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang sah
dan legal. Sebagai lembaga keuangan syariah BMT harus berperan teguh
pada prinsip syariah. Larangan kuat terhadap praktek riba telah
disampaikan secara jelas dalam AL QURAN karena riba menimbulkan
kerusakan di masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun moral.
Dengan demikian setiap kgiatan maumalah tidak boleh mengundang
unsur ribawi. Terikat hal itu, Majlis Ulama indonesia mengeluarkan
tentang haramnya riba, dan sejak dikeluarkan fatwa dewan syariah
nasional MUI tentang haraman riba tersebut, banyak masyarakat
mengubah kegiatan ekonomi khususnya dibidaang perbankan dengan
beralih dari perbankan konvensional menuju perbankan syariah.
Lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank berfungsi
sebagai lembaga intermediary antara pihak surplus fund dengan pihak
devisit fund dituntut untuk mengalirkan dana pihak ketiga ke sektor rill.
Namun fungsi tersebut belum sepenuhnya dipraktikkan oleh bank - bank,
khususnya bak syariah. Mereka lebih dominan memberikan pembiayaan
berbasis jual beli ‘murabahah’ yang memberikan return besar dengan
tingkat resiko lebih kecil, dari pada pembiayaan modal kerja
‘mudharabah’ dengan sistem bagi hasil.
A. Bank
1. Arti dan Tujuan Bank
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Tahun 1967, bank adalah
lembaga keuangan yang fungsi pokoknya adalah memberikan kredit dan
jasa - jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang.
Adapun tujuan bank adalah melakukan pengendalian moneter serta
menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan, yaitupenerimaan dan
penyaluran dana untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Jenis-jenis bank
Di Indonesia terdapat banyak bank yang dapat di klasifikasikan
menjadi iga jenis bank,yaitu dilihat dari fungsinya, dilihat dari segi
kepemilikannya, dan dilihat dari segi penciptaan uang giral.

a. Dilihat dari segi fungsinya

Bank terbagi menjadi lima, yaitu


I. Bank central, yaitu bank yang berfungsi sebagai pengamanan keuangan
negara dan pengawas serta penyehatan tata perbankan nasional.
II. Bank umum dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya
memberikan kredit jangka pendek.
III. Bank tabungan, yaitu bank dalam pengumpulan dana nya menerima
simpnan dalam bentuk tabungan dan dalam usaha terutama
mengembangkan dananya dalam kertas berharga.
IV. Bank pembangunan atau development bank, yaitu bank yang dalam
pengumpulan dananya dari yang simpanan dalam bentuk deposito atau
mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang dan dalam
usahanya memberikan kredit jangka menengah dan panjang dalam bidang
pembangunan.
V. Bank desa, yaitu bank yang menerima simpanan dalam bentuk uang
dan natura, padi,jagung,dan sebagainya dan dalam usaha nya memberikan
kredit jangka pendek dalam bentuk uang maupun dalam bentuk natura
kepada sektor pertanian dan pedesaan.

b. Dilihat dari segi pemelikannya

I. Bank milik negara, yang terdiri dari


a] bank central/ bank Indonesia
b] Bank-bank umum milik negara,yang terdiri dari bank mandiri, BNI
1946 dan BRI
c] Bank tabungan milik negara, yaitu bank tabungan negara BTN
II. Bank milik pemerintah daerah
Bank ini adalah bank-bank yang terdapat pada setiap daerah tingkat 1
yang didirikan berdasarkan dengan uu no.13 tahun 1962 yaitu bank-bank
pembangunan daerah BPD

III. Bank-bank milik swasta terdiri dari


a] Bank- bank milik swasta nasional yaitu, mengembangkan seluruh
sahamnya dimiliki warga Indonesia dan bantal badan badan hukum yang
tetap dan pimpinan nya terdiri atas warga negara Indonesia.
Bank milik swasta ini dapat berbentuk bank umum swasta, bank tabungan
swasta, bank pembangunan swasta. Bank-bank nasional swasta perbanas
diantara bangsa ini sudah ada yang di tetapkan sebagai bank devisa yaitu
bank yang dapat melakukan transaksi dengan valuta asing antara lain
bank OCBC NISP DBNI BANK NIAGA dan lain-lain.

b] bank-bank milik swasta asing yaitu, bank-bank yang seluruh sahamnya


dimiliki oleh negara asing/badan-badan hukum yang peserta/pimpinan
nya terdiri dari orang asing.
Contohnya city bank, bank tokyo, bangkok bank, dan lain lain.

c] kerjasama antara bank swasta nasional dengan bank swasta asing


misalnya bank perdagangan Indonesia perdania yaitu, bank yang
merupakan gabungan dari bank swasta nasional dengan bank swasta
jepang.

3. Hukum Bank
Di negara kita bank yang paling tua adalah Bank Indonesia. Bank ini
awalnya bernama de javashe bank N.V. yang didirikan oleh pemerintah
belanda pada tanggal 10 0ktober 1827 dan baru dinasionalisasi oleh
pemerintah RI pada 6 desember 1951. kemudian, berdasarkan uu no.13
tahun 1968 dijadikan bank sentral.
Oleh karena itu, sebagai sarana perekonomian, bank adalah gejla
modern. Meskipun prinsip-prinsip aktivitas perbankan dapat ditemukan
pada sistem perekonomian pada umumnya, termasuk sitem perekonomian
tradisional.
Jika kemudian para ulama membicarakan dan pada akhirnya
memutuskan hukum bank, itu lebih terkait oleh prinsip-prinsip
perekonomian yang dipakai dunia perbnkan. Demikian juga jika umat
islam merujuk pada pendspat ulama salaf,terdhulu bukan karena bank
telah menjadi pembahasan mereka, tetapi karena mereka memang
memiliki perhatian yang serius dalam soal prinsip-prinsip bermuamalah.
pembicaraan hukum bank telah berlangsung sejak 60 tahunan terakhir
ini. Sejak itu berkembang tiga pendapat mengenai hukum bank, yaitu
haram, mubah, dan syubhat. Bagi yang mengatakan haram beralasan
bahwa bank berbasis bunga sehingga aktivitas perbankan menganut
prinsip riba yang dalam islam hukumnya haram. Bagi yang berpendapat
mubah beralasan bunga bank tidak serta merta disebut riba karena tidak
ada syarat pada waktu akad, sementara adat yang berlaku pada saat itu
tidak dapat begitu saja disebut syarat. Bagi yang berpendapat
syubhat/tidak jelas halal-haramnya beralasan karena di satu sisi
kebutuhan akan perbankan bersifat darurat tetapi di sisi lain bank juga
merupakan sistem bunga/rente yang jelas diharam kan syariat.
Dari beberapa pendapat diatas,terdapat hukum bank terkait dengan
sistem bunga yang dipakai sebagai basis pengembangannya atau
tergantung pada prinsip yang dijalankannya, dengan demikian persoalan
utamanya adalah apakah bunga bank termasuk dalam kategori riba atau
bukan?

a. Majlis Tajrih Muhammadiyah tahun 1968 sudah membuat keputusan


mengenai keharaman riba dan mengamanatkan kepada PP
Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem
perekonomian, khususnya lembag perbankan yang sesuai dengan kaidah
islam
b. Lajnah bahisul masa’il NU yang bersidang di bandar lampung 1982
memutuskan bahwwa haram dan merekomendasikan berdirinya bank
syariah dengan sistem tanpa bunga. Dari sidang itulah tercetus ide
rekontruksi bank syariah yang spesifik, yaitu penggunaan prinsip
mudarabah dan syirkah untuka bunga ba praktik penanaman modal dan
prinsip wadi’ah-daman untuk praktik tabungan dan giro.
c. MUI melalui Dewan Syariah Nasional pada tahun 2000
meengeluarkan atwa bahwa bunga bank tidak sesuai dengan syariah.
d. Pada tanggal 16 desember 2003 kembali MUI mengeluarkan fatwa,
kali ini lebih tegas dengan menyatakan bahwa bunga bank adalah haram.

4. Bank yang sesuai dengan syariat islam


Yang dimaksud bank sesuai dengan syariat islam adalah bank yang
dalam operasinya memakai prinsip-prinsip syariah dan dapat terbebas
dari bunga dan unsur ribawi, sistem perbankan seperti ini sudah banyak di
praktikkan di nebara-negara muslim, yang kemudian dikenal dengan bank
syariah yang dibedakan dengan bank-bank pada umumnya atau bank
konvensional.
Di califfornia AS tepatnya di pasadena terdapat bank dengan nama ‘la
riba bank’, yang bisa diterjemahkan ‘bank tanpa riba’
Bank syariah dikembangkan berdasarkan keterpduan antara yang
temporal dan keagamaan. Oleh karena itu, dalam menjalankan fungsinya,
bank syariah memakai prinsip-prinsip muamalah islami, antara lain
adalah sebagai berikut .

a. Prinsip wadi’ah (titipan), yaitu kerja sama antara pemilik barang,


dimana pihak penyimpan bersedia menyimpan dan menjaga barang yang
dititipkan kepadanya.

b. Prinsip mudarabah, yaitu kerja sama antara pemilik modal dan


pelaksana atas dasar perjanjian proft sharing (bagi hasil).

c. Prinsip syirkah, yaitu persekutuan antara pihak bank dengan pengusaha


dalam saham pada usaha patungan.

d. Prinsip murabahah, yaitu pemmbiayaan yang diberikan bank kepada


nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi (inventory).

e. Prinsip qardul hasan (benevolent loan), yaitu pinjaman lunak yang


diberikan atas dasar kewajiban sosial semata-mata sehingga pinjaman
tidak mengembalikan, kecuali modal pinjaman.

f. Istiana’ yaitu kontrak order yang di tanda tangani bersama antara


pemesan dengan produk pembuatan jenis barang tertentu.

5. Produk Bank Syariah


Dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah sebagaimana disebutkan
diatas, bang syariah (di Indonesia) mengembangkan beberapa jenis
instrumen moneter syariah, seperti investasi mudarabah antarbank (IMA),
giro wadi’ah bank indonesia (GWBI), mekanisme kliring syariah (MKS),
dan pasar uang antarbank syariah (PUAS). selanjutnya, bank syariah
hadir dengan berbagai produknya.
Yang dimaksud produk bank adalah jasa-jasa yang ditawarkan
(diperjual belikan) kepada para nasabah. Produk bank syariah pada
dasarnya dapat dibedakan dari dua sisi, yaitu produk bagi penyimpan
dana (sahibul mal) dan produk bagi pengelola dana (mudarib).
Berikut ini beberapa contoh produk bank syariah yang diambil dari
BMI.
a. Produk bagi Penyimpanan Dana (sahibul mal)

1) Tabungan wadi’ah, berupa sebagai berikut;


a) Tabungan ummat, yaitu tabungan investasi sesuai syariah dalam
mata uang rupiah yang memungkinkan nasabah melakukan
penyorotan dan penarikkan tunai dengan sangat mudah.
b) Tabungan ummat junior, yaitu tabungsn khusus untuk pelajar.
c) DPLK ( Dana Pensiun Lembaga Keuangan), yaitu badan hukum
yang menyelenggarakan program pensiun yang bisa diikuti oleh
perorangan atau perusahaan.
d) Tabungan haji arafah, yaitu jenis tabungan yang ditunjukkan bagi
nasabah yang berniat untuk melaksanakan ibadah haji secara terencana
dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki.

2) Deposito mudarabah berupa deposito mudarabah dan depositi full


invest
a) Deposito mudarabah adalah pilihan investasi dalam uang rupiah
maupun USD dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan yang di
tujukan bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara halal sesuai
syariah.
b) Deposito full invest, yaitu pilihan dalam mata uang rupiah
maupun USD dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan yang di tujukan
bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara halal seusai syarifah.
Deposito ini dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa.

3) Giro wadi’ah
Giro wadi’ah adalah giro mata uang rupiah atau valas, pribadi, atau
perusahaan. Dengan sistem wadi’ah, bank syariah tidak berkewajiban,
tetapi di perbolehkan memberi bonus kepada nasabah.

4) Shar-E, ysitu produk khusus yang berupa investasi syariah yang di


kemas dalam bentuk paket perdana seharga Rp 125.000,00 dan dapat
diperoleh di kantor-kantor pos online di seluruh Indonesia.

5) ONH: Bank Syariah juga ditunjuk pemerintah untuk menerima setoran


ONH.

b. Produk Bagi Pengelola Dana

1) Produk pembiayaan, berupa pembiayaan murabah dan pembiayaan


masyarakah.
a) Pembiayaan mudarabah adalah pembiayaan dalam bentuk modal
atau dana yang diberikan oleh bank untuk di kelola dalam usdaha yang
telah di spakati bersama. Selanjutnya, dalam pembiayaan ini nasbah
dan bank berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut.

b) Pembiayaan masyarakah, yaitu kerja sama perlongsian yang


dilakukan antara nasbah dan bank dalam suatu usaha di mana masing-
masing pihak berdasarkan kesepakatan memberikan kontribusi sesuai
kebutuhan modal usaha. Selanjutnya,pembagian hasil dilakukam
sesuai kesepakatan bersama berdasarkan porsi yang ditanamkan.

2) Produk penanaman dana, berupa piutang murabahah dan piutaang


istisna’,

a) Piutang murabahah adalah fasilitas penyaluran dana dengan sistem


jual beli. Bank memberikan barang-barang halal apa saja yang di
butuhkan nasabah kemudian menjualnya kerpada nasabah.

b) Piutang istisna’ adalah fasilitas penyaluran dana untuk pengadaan


objek atau barang investasi yang di berikan berdasarkan pesanan
nasabah.
B. Asuransi

1. Pengertian dan Hukum

a. Pengertian Asuransi

Menurut UU no.2 adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih


dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi untuk memberi penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilngan
keuntungan yang tidak diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang
timbul dari suatu perisiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggaln atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.

Menurut undang-undang hukum dagang pasal 146 dinyatakan


bahwa asuransi adalah suatu perjanjian dalam hal penanggung
membebani premi dan mengikatkan diri terhadap tertanggung
untuk membebaskannya dari kerugian.

Dengan demikian, asuransi merupakan hubungan hukum antara


dua pihak yang saling terikat dalam suatu perjanjian yang
mengakibatkan hak dan kewajiban antara “tertanggung” (pihak
yang mempercayakan atau mengasuransikan) dan “penanggung”
(pihak yang menerima pertanggungan) atau disebut perusahaan
asuransi.

b. Hukum Asuransi

Sama dengan hukum bank, para ulama juga berbeda pendapat


mengenai hukum asuransi. Di antara mereka ada yang mengatakan
haram, mubah, dan syubhat.

1) Ula,a yang mengharamkan dipelopori oleh sayyid sabiq, Abdullah


al-Qalqali, dan Yusuf Qardawi.

Menurut mereka asuransi itu haram karena berikut;

a) Asuransi hakikatnya sama dengan judi.


b) Mengandung unsur riba.
c) Mengandung unsur eksploitasi atau pemerasan.
d) Premi yang dibayarkan oleh pemegang polis digulirkan dengan
praktik riba.
e) Akad dalam asuransi termasuk jual beli mata uang yang tidak
tunai.
f) Hidup dan mati, bahagia dan celaka dijadikan objek bisnis.
g) Mendahului takdir tuhan.

2) Ulama yang membolehkan asuransi, dipelopori oleh Abdul Wahab


Khalaf, Muatafa az-Zarqa, Muhammad Yusuf Musa, dan
Abdurrahman Musa. Dengan alasan berikut.

a) Tidak ada nas Al-qur’an dan hadis yang melarangnya.


b) Kedua belah pihak sepakat dan suka sama suka.
c) Sifatnya saling menguntungjan kedua belah pihak.
d) Mengandung kepentingan umum (maslahah ‘ammah).
e) Sebenarnya termasuk akad mudrabah (kerja sama bagi hasil).
f) Dapat diqiyaskan dengan sistem pensiun, seperti taspen.

3) Ulama yang mengatakan sybhat adalah sebagian ulama Mesir dan


Syiria yang dipelopori oleh Abu Zahrah. Mereka mengatakan bahwa
asuransi masih belum jelas hukumnya, apakah halal atau haram,
maka dari itu harus berhati-hati dengan asuransi.

2. Tujuan Asuransi

Secara umum tujuan asuransi, menurut UUHD, adalah untuk


mencegah setidaknya-tidaknyamengurangi risiko kerugian yang
mungkin timbul karena hilang, rusak, atau musnanya barang-
barang yang dipertanggungkan dari suatu kejadian yang tidak pasti.

Secara khusus, tujuan asuransidapat dilihat dari dua segi, yaitu


dari pihak tertanggung dan pihak penanggung. Dari pihak
tertanggung agar terhindar dari risiko kerugian yasng lebih besar
yang mungkin terjadi di kemudian hari akibat suatu musibah yang
tidak dapat diguga datangnya. Sebaliknya, bagi pihak penanggung
tujuannyua ialah mengumpulkan iuran yang para peserta untuk
kelangsunagn jalannya penanggung (perusahaan asuransi) yang
akan digunakan untuk memberikan santunan (sumbangan) kepada
tertanggung yang terkena musibah.
Dari sudut ekonomi, asuransi dapat memberikan pelindungan
bagi perorang atau perusahaan dari bahaya yang datang di luar
dugaan, misalnya kebakaran, kecelakaan, kebanjiran, dan kematian.
Di lain pihak, perusahaan asuransi bisa berjalan dan memperoleh
keuntungan melalui premi yang di terima dari penanggung.

3. Asuransi Islam

Asuransi jalan perspektif islam disebut dengan takful atau asuransi


takaful, secara bahasa, takaful berasal dari kata “kafala”, yang
berarti saling menanggung atau saling mernjamin. Secara istilah,
takaful diberi pengertian sebagai berikut.

a. Suatu kontrak dimana seseorang (yang diosebut penjamin)


menjalankan sejumlah uang atau yang senilai sebagai bals jasa atas
imbalan yang telah disetujui (yang disebut premi) untuk membayar
orang lain yang diasuransikan (yang disebut penanggung) atas suatu
kejadian tertentu.

b. Saling memikul risiko di antara sesa,a prang atas dasar saling


tolong-menolong dalam kebaikan sehingga mereka menjadi
penanggung atas risiko yang lainnya, yang dilakukan dengan cara
mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang ditunjukkan untuk
menanggung risiko tersebut.

Secara mendasar prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

a. Prinsip saling bertanggung jawab. Prinsip ini antara lain di


dasarkan pada hadis nabi tentang hubungan pewrsaudaraan umat
islam ibarat suatu nbadan yang apabila saj\lah satu anggota
badannya tertanggu atau sakit, maka seluruh badan akan ikut
merasakan sakit juga.

b. Prinsip saling bekerja sama atu saling bantu-membantu. Allah


memerintahkan agar dalam kehidupan bermasyarakat ditwgakkan
nilai tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa.

c. Prinsip saling melindungi penderitaan satu sama lain. Islam


mengajarkan keselamatan dan keamanan merupakam tuntutan
alami dalam hidup manusia.

Jenis takaful keluarga meliputi:


a. Takaful dengan unsur tabungan, meliputi takaful berencana atau
dana investasi, takaful dana haji, dan takaful pendidikan atau dana
siswa.

b. Takaful tanpa usur tabungan, meliputi takaful berjangka, takaful


majelis taklim,takaful khairat keluarga, takaful pembiayaan, takaful
kecelakaan diri, takaful wisata dan perjalanan, takaful kecelakaan
siswa, dan takaful perjalanan haji dan umrah.

Kedua, takaful umum, yaitu bentuk takaful yang memberi


perlindungan dalam mernghadapi bencana atau kecelakaan atas
harta milik peserta takaful, seperti rumah, kendaraan bermotor,
bangunan pabrik, dan sebagainya. Jenis takaful umum meliputi:
takaful kebakaran, takaful kendaraan bermotor, takaful risiko
pembangunan, takaful pemgangkutan barang, dan takaful risiko
mesin.
C. Koperasi Syariah

1. Definisi koperasi syariah

Koperasi syariah adalah koperasai yang kegiatan usahanya


meliputi simpanan, pembiayaan sesuai prinsip syariah, termasuk
mengelola zakat, infaq/sedekah, dan wakaf.

2. Sejarah koperasi syariah

Koperasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam sebenarnya


telah diprakarsai oleh Haji Samanhudi di Solo melalui Sarikat
Dagang Islam yang menghimpun anggotanya yaitu para pedagang
batik di Solo. Kemudian keberadaan koperasi syariah mulai banyak
diperbincangkan oleh masyarakat sejak maraknya pertumbuhan
BMT di Indonesia, yang pertama kali dipelopori oleh BMT Bina
Insan Kamil pada tahun 1992 di Jakarta. Berdirinya BMT ini
kemudian memberi warna bagi kalangan masyarakat dan pengusaha
mikro kecil dan menengah di sektor informal. BMT berdasarkan
Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 berhak menggunakan badan
hukum koperasi. BMT memiliki kesamaan dengan koperasi umum,
yaitu memiliki basis ekonomi kerakyatan dengan prinsip dari
anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Selain kesamaan, ia juga
memiliki perbedaan yaitu terletak pada teknis operasionalnya. BMT
yang berdasarkan syariah tidak memberlakukan bunga dan
menggunakan etika moral dengan mempertimbangkan kaidah
halal haram pada saat melakukan usahanya sedangkan koperasi
umum berdasarkan pada peraturan dan kesepakatan bersama saja.

3. Dasar Hukum Koperasi Syariah


Dalam melaksanakan kegiatannya, koperasi syariah berlandaskan
pada:
a. Al-Qur'an dan hadis terutama tentang prinsip tolong menolong (ta
dunn) dan saling menguatkan (takaful).
b. Pancasila dan UUD 1945 Terutama sila ke-5 (lima) dalam
pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
termasuk simbol dari sila ke lima tersebut adalah logo timbangan
yang juga dipergunakan sebagai logo koperasi. Di dalamnya
terkandung makna filosofis, bahwa keberadaan koperasi harus
mendatangkan keadilan bagi seluruh anggotanya. Adapun pasal 33
(1) dalam UUD 1945 hasil amandemen yang berbunyi
"perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan" dalam hal ini juga relevan dengan asas dan prinsip
koperasi yaitu asas gotong royong dan kekeluargaan, di mana semua
anggota memiliki tanggungjawab untuk bekerja sama dan memiliki
kesadaran untuk berpartisipasi dalam koperasi sehingga terdapat
prinsip dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota koperasi.
e. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(KUKM) Nomor 16/Per/M.UKM/ IX/2015 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh
Koperasi, yang merupakan regulasi terbaru yang mengatur tentang
tata kelola koperasi syariah di Indonesia saat ini.

4. Kegiatan dan Usaha Koperasi Syariah


Dalam melaksanakan kegiatan operasional. koperasi syariah
melakukan beberapa usaha dengan mengedepankan nilai-nilai
kemanfaatan, usaha yang baik dan halal dan menguntungkan
dengan sistem bagi hasil. Setiap usaha yang dijalankan oleh koperasi
syariah harus mengacu kepada fatwa dan ketentuan Dewan Syariah
Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia serta tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia. Adapun jenis-jenis kegiatan dan usaha yang dijalankan
olch koperasi syariah adalah sebagai berikut.
a. Penghimpunan Dana
Dalam mengembangkan koperasi syariah, pengurus koperasi harus
memiliki strategi, kreativitas dan inovasi dalam menggalang dana,
mencari sumber dana baik yang diperoleh dari anggota maupun
pinjaman atau dana-dana yang bersifat hibah dan sumbangan.
Adapun secara umum sumber dana koperasi syariah dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Simpanan Pokok
Yaitu setoran awal yang merupakan modal dengan jumlah dan
besaran yang sama dari setiap anggota. Besarnya simpanan pokok
tersebut tidak boleh berbeda antara satu anggota dengan anggota
yang lain. Masingmasing anggota memiliki peran, porsi dan bobot
yang sama dalam hal simpanan pokok tersebut. Simpanan pokok ini
hanya disetor sekali selama dalam keanggotaan koperasi.

2) Simpanan Wajib
Yaitu simpanan yang besays discull as dalla per me dengtah yang
dipakai din penyetorannya dilakukan secara periodik dan terus
mener Anger man de dinyatakan berakhir.

3) Simpanan Suka Rela


Yaitu simpanan sebagai sebuah bentuk investasi dari anggone game
miniith setia dos veg kemudian berinisiau untuk menyimpannya di
koperasi syariah. He demon col dan tidak diberikan bataian minimal
maupun maksimal, sesuai dengan keren des asta d tersebut
Bentuk dari simpanan suka rela ini terdiri dari dua macam skema
yaitu:
a) Skema dana titipan (wadi'ah) dan dapat diambil setiap saat jika
anggota me

b) Skema dana investasi yang sengaja dirujukan untuk kepentingan


investasi dengan bang d baik revenue sharing, profit sharing
maupun profit and lon sharing

4) Invetasi dari Pihak Lain merupakan suntikan dana segar dari


pihak lain untuk pengebungen au karena jika hanya mengandalkan
simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan suka reka dari
anggot koperasi saja jumlahnya masih terbatas untuk memperluas
jangkauan usaha dari koperasi syariah. Oleh karena in loperasi
syariah dapat menjalin kerja sama dengan bankbank syariah, atau
puts bank milik pemerintah dan penyedia dana lainnya dengan
prinsip mudharabah atau musyarakah
wedding
Berdasarkan pada sifat dan tujuan dari koperasi syariah, maka dana
yang dihimpun dari anggot (simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan suka rela, dan lain-lain) haruslah disalurkan kembali
kepada anggota maupun calon anggota dengan prinsip bagi hasil
(mudarabah dan musyarakah), jual beli (piutang mudharabah,
piutang salam, piutang istishna' dan sejenisnya). Bahkan jika sudah
memungkinkan maka koperasi syariah dapat menyalurkan dana
dalam bentuh pengalihan utang (hiwalah) sewa menyewa (jarah)
atau pun pemberian manfaat dalam bidang pendidikan dan lain-lain.

c. Investasi/Kerjasama.
Dalam hal melaksanakan kegiatan investasi, koperasi syariah
melakukannya dengan skema mudharabah dan musyarakah.
Koperasi syariah bertindak sebagai pemilik modal Gabilul mah dan
pengguna atau anggota bertindak sebagai pelaku usaha (mudarib).
Kerja sama dilakukan dengan mendanai sebuah usaha yang
dinyatakan layak untuk diberikan modal dengan prinsip bagi hasil.
Contoh: pendirian klinik kesehatan, kantin sekolah, mini market,
swalayan, rumah makan dan jenis-jenis usaha lainnya.

d. Jual-Beli
Jual beli dalam usaha jasa dan keuangan syariah terdiri dari
beberapa jenis antara lain sebagai berikut:
1) Bai' al-mudarabah yaitu jual beli yang dilakukan antara penjual
dan pembeli di mana penjual secara transparan akan
menyampaikan harga perolehan barang yang sedang diperjual
belikan kepada pembeli. sehingga ketika pembeli membayar harga
jual yang disepakati, pembeli bisa mengetahui keuntungan yang
diperoleh oleh penjual.

2) Bai al-istishna dan Bai aalam yaitu jual beli yang dilakukan oleh 3
(tiga) pihak dengan sistem pem- bayaran tunai maupun diangsur
Comoh: Pihak pertama membeli 100 paket seragam karyawan
melalui koperasi syariah (pihak kedua), kemudian koperasi syariah
memesankan kepada pihak konveksi (pihak ketigal
Apabila pihak pertama membayar secara tunai kepada koperasi
maka disebut dengan bai al-Istishna' dan apabila pihak pertama
membayar dengan cara diangsur maka disebut dengan bar al-salaam.
Kemudian koperasi yang akan melakukan pelunasan pembayaran
kepada pihak ketiga.

e. Pelayanan Jasa
Selain kegiatan menghimpun dana, penyaluran dana, investasi dan
jual beli, koperasi syariah juga dapat melakukan usaha jasa antara
lain sebagai berikut.

1) Sewa-menyewa (ijarah) pemindahan hak guna (bak pakai) suatu


barang dengan membayar sejumlah uang sewa, dan tanpa
memindahkan hak milik atas barang tersebut. Contoh: persewaan
tenda, persewaan wedding property, dan lain-lain.

2) Penitipan (wadi'ah) dapat dilakukan dalam bentuk penyediaan


loker penitipan barang, penitipan sepeda motor, mobil, dan lain-lain.

f. Pengalihan Utang (Hawalah)


Yaitu jasa yang disediakan oleh koperasi syariah untuk
memindahkan kewajiban pembayaran utang anggota kepada pihak
lain, yang kewajibannya diambil alih oleh koperasi syariah. Dan
anggota tersebut berkewajiban untuk membayarkan kewajibannya
kepada koperasi.

g. Pegadaian Syariah (Rahn)


Yaitu menahan asset dari anggota sebagai jaminan atas pinjaman
yang diterimanya dari koperasi syariah, yang mana koperasi tidak
menerapkan bunga terhadap pinjaman tetapi menerapkan biaya
penyimpanan terhadap aset yang dijadikan jaminan.
h. Pendelegasian Mandat (Wakalah)
Yaitu jasa yang disediakan oleh koperasi untuk pengurusan SIM.
STNK, atau pembelian barang tertentu. di mana koperasi syariah
bertindak sebagai pihak yang diberi mandat oleh anggota, untuk
menyelesaikan urusan tersebut, dan anggota berkewajiban
membayar jasa atas wakalah tersebut.

i. Penjamin (Kafalah)
Merupakan kegiatan penjaminan yang diberikan oleh koperasi yang
bertindak sebagai penjamin kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban anggotanya. Contoh: apabila ada anggota koperasi yang
mengajukan pinjaman kepada bank syariah di mana koperasi
bertindak sebagai penjamin atas kelancaran angsurannya.

j. Pinjaman Lunak
Yaitu pinjaman yang diberikan oleh koperasi syariah kepada
anggota, di mana anggota hanya berkewajiban untuk
mengembalikan sejumlah uang yang dipinjam, tanpa harus
membayar tambahan bunga. Umumnya dana pinjaman tersebut
diambilkan dari simpanan pokok anggota.

5. Manfaat Koperasi Syariah


Berdasarkan uraian materi tersebut, maka keberadaan koperasi
syariah sebagai "soko guru" p umat Islam, memegang peran yang
sangat penting dalam upaya pengembangan ekonomi kerakyatan
yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah Islam.
perekonomian
Adapun manfaat dari koperasi syariah yang dapat dirasakan oleh
masyarakat adalah:

a. Mendorong dan mengembangkan potensi dari setiap anggota serta


meningkatkan kesejahteraan ekonom masyarakat secara umum
berlandaskan prinsip-prinsip syariah Islam.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pengurus


dan anggota koperasi syariah aga lebih profesional, amanah,
konsisten dan konsekuen dalam menjalankan praktik-praktik
ekonom berdasarkan syariat Islam.

c. Meningkatkan perekonomian nasional yang merupakan usaha


bersama berdasarkan asas demokrasi da kekeluargaan.
d. Menghubungkan penyedia dana dengan pengguna dana sehingga
pemanfaatan ekonomi menjadi lebi optimal

e. Memperkuat keanggotaan koperasi sehingga saling bekerjasama


dalam melakukan pengawasan terhada operasionalisasi koperasi.

f. Membuka dan memperluas lapangan pekerjaan bagi anggota dan


masyarakat umum

g. Membantu tumbuh dan berkembangnya usaha kecil mikro dan


menengah dari para anggota koperasi
BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan

Dari paparan atau penjelasan diatas, sesuai makalah “ bank, asuransi,


dan koperasi syariah. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
Implikasi atau dampak atau nilai nilai kegiatan ibadah sangat bermanfaat
karena kegiatan ibadah mempunyai nilai-nilai tersendiri dan dianggap
sebagai tujuan, kewajiban, panutan tanpa ada tujuan tanpa ada kewajiban
tanpa ada panutan.

Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
diatas dengan sumber -sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berupa kritik atau saran terhadap
penulisan bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulandari bahasan
makalah yang telah di jelaskan.

Daftar Pustaka

Arikunto, Syharsini, 1993. Prosedur Penelitian suatu praktik.

Yogyakarta : Rineka Cipta

Asrori, Mohammad. 2008. psikologi pembelajaran. Bandung: Wacana


Prima Brata, Nugroho Trisnu. 2007.
KELOMPOK 4

Moderator (Angelita Alya Dinata)

Sekretaris ( Intan Saniahnur K)

Pembahas (Raden, Arfa, Ekyy, Puan, sundari)

Anda mungkin juga menyukai