BAB 1 PENDAHULUAN
BABB II PEMBAHASAN
A. Bank …………………………………………………………….. v
B. Asuransi ………………………………………………………….vi
B. Saran …………………………………………………………… ix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan syariah telah memberikan pengaruh yang signifikan
pada praktek keuangan syariah lainnya, seperti asuransi syariah,oblogasi
syariah dan reksadana syariah. Dengan berkembangnya perbankan
syariah dan sektor keuangan syariah lainnya, berarti telah terbentuk dual
system ekonomi di indonasia, yaitu ekonomi konvensional dan ekonomi
syariah
Menurut undang undang republik indonesia no.21 tahun 2008
tentang perbankan syariah. Bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan emnurut jenisnya terdiri
atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat. Prinsip syariah
adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang di keluarkan oleh lembga yang memiliki kewenangan dalam
menetapkan fatwa di bidang syariah
Secara kelembagaan bank syariah pertama kali yang berdiri
indonesia adalah PT.BANK MUMALAT INDONESIA atau BMI,
kemudian baru menyusul bank bank lain yang membuka jendela syariah
dalam menjalankan kegiatan usaha. Pada kegiatan ini bank bank
konvensional dapat memberikan jasa pembiayaan syariah kepada
nasabahnya melalui produk produk yang bebas dari unsur riba, gharar,
dan maysir dengan terlebih dahulu membentuk unit usaha syariah yaitu
kerja di kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kntor cabang syariah dan atau unik syariah.
Dengan berkembangnya perbankan syariah di indonesia,
mendorong berkembangnya lembaga keuangan syariah seperti asuransi
lembaga pembiayaan syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah dan
juga lembaga keuangan mikro syariah yang sering disebut dengan baitul
maal wat tanwil.
BMT merupakan kependekan dari baitul maal tanwil, dinamakan
baitul maal disini berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus
mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan wat tanwil merupakan lembaga
bisnis yang bermoti laba. BMT merupakan suatu organisasi bisnis yang
juga berperan sosial, lebih mengembangkan usaha pada sektor keuangan,
yaitu simpan pinjam usaha ini seperti usaha perbankan yakni
menghimpun dana anggota dan calon anggota nasabah serta menyalurkan
kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkkan.
Tujuan didirikan BMT yaitu untuk meningkatkan usaha konomi
untuk kesejahteraan anggota pada khususnya masyarakat umumnya.
BMT juga mempunyai asasdan landasan yaitu berdasarkan pada pancasila
UUD 45 serta berlandaskan prinsip syariah islam, keimanan, keterpaduan,
kekeluargaan atau koperasi, kebersamaan, kemandirian, dan
profesionalisme.
Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang sah
dan legal. Sebagai lembaga keuangan syariah BMT harus berperan teguh
pada prinsip syariah. Larangan kuat terhadap praktek riba telah
disampaikan secara jelas dalam AL QURAN karena riba menimbulkan
kerusakan di masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun moral.
Dengan demikian setiap kgiatan maumalah tidak boleh mengundang
unsur ribawi. Terikat hal itu, Majlis Ulama indonesia mengeluarkan
tentang haramnya riba, dan sejak dikeluarkan fatwa dewan syariah
nasional MUI tentang haraman riba tersebut, banyak masyarakat
mengubah kegiatan ekonomi khususnya dibidaang perbankan dengan
beralih dari perbankan konvensional menuju perbankan syariah.
Lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank berfungsi
sebagai lembaga intermediary antara pihak surplus fund dengan pihak
devisit fund dituntut untuk mengalirkan dana pihak ketiga ke sektor rill.
Namun fungsi tersebut belum sepenuhnya dipraktikkan oleh bank - bank,
khususnya bak syariah. Mereka lebih dominan memberikan pembiayaan
berbasis jual beli ‘murabahah’ yang memberikan return besar dengan
tingkat resiko lebih kecil, dari pada pembiayaan modal kerja
‘mudharabah’ dengan sistem bagi hasil.
A. Bank
1. Arti dan Tujuan Bank
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Tahun 1967, bank adalah
lembaga keuangan yang fungsi pokoknya adalah memberikan kredit dan
jasa - jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang.
Adapun tujuan bank adalah melakukan pengendalian moneter serta
menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan, yaitupenerimaan dan
penyaluran dana untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Jenis-jenis bank
Di Indonesia terdapat banyak bank yang dapat di klasifikasikan
menjadi iga jenis bank,yaitu dilihat dari fungsinya, dilihat dari segi
kepemilikannya, dan dilihat dari segi penciptaan uang giral.
3. Hukum Bank
Di negara kita bank yang paling tua adalah Bank Indonesia. Bank ini
awalnya bernama de javashe bank N.V. yang didirikan oleh pemerintah
belanda pada tanggal 10 0ktober 1827 dan baru dinasionalisasi oleh
pemerintah RI pada 6 desember 1951. kemudian, berdasarkan uu no.13
tahun 1968 dijadikan bank sentral.
Oleh karena itu, sebagai sarana perekonomian, bank adalah gejla
modern. Meskipun prinsip-prinsip aktivitas perbankan dapat ditemukan
pada sistem perekonomian pada umumnya, termasuk sitem perekonomian
tradisional.
Jika kemudian para ulama membicarakan dan pada akhirnya
memutuskan hukum bank, itu lebih terkait oleh prinsip-prinsip
perekonomian yang dipakai dunia perbnkan. Demikian juga jika umat
islam merujuk pada pendspat ulama salaf,terdhulu bukan karena bank
telah menjadi pembahasan mereka, tetapi karena mereka memang
memiliki perhatian yang serius dalam soal prinsip-prinsip bermuamalah.
pembicaraan hukum bank telah berlangsung sejak 60 tahunan terakhir
ini. Sejak itu berkembang tiga pendapat mengenai hukum bank, yaitu
haram, mubah, dan syubhat. Bagi yang mengatakan haram beralasan
bahwa bank berbasis bunga sehingga aktivitas perbankan menganut
prinsip riba yang dalam islam hukumnya haram. Bagi yang berpendapat
mubah beralasan bunga bank tidak serta merta disebut riba karena tidak
ada syarat pada waktu akad, sementara adat yang berlaku pada saat itu
tidak dapat begitu saja disebut syarat. Bagi yang berpendapat
syubhat/tidak jelas halal-haramnya beralasan karena di satu sisi
kebutuhan akan perbankan bersifat darurat tetapi di sisi lain bank juga
merupakan sistem bunga/rente yang jelas diharam kan syariat.
Dari beberapa pendapat diatas,terdapat hukum bank terkait dengan
sistem bunga yang dipakai sebagai basis pengembangannya atau
tergantung pada prinsip yang dijalankannya, dengan demikian persoalan
utamanya adalah apakah bunga bank termasuk dalam kategori riba atau
bukan?
3) Giro wadi’ah
Giro wadi’ah adalah giro mata uang rupiah atau valas, pribadi, atau
perusahaan. Dengan sistem wadi’ah, bank syariah tidak berkewajiban,
tetapi di perbolehkan memberi bonus kepada nasabah.
a. Pengertian Asuransi
b. Hukum Asuransi
2. Tujuan Asuransi
3. Asuransi Islam
2) Simpanan Wajib
Yaitu simpanan yang besays discull as dalla per me dengtah yang
dipakai din penyetorannya dilakukan secara periodik dan terus
mener Anger man de dinyatakan berakhir.
c. Investasi/Kerjasama.
Dalam hal melaksanakan kegiatan investasi, koperasi syariah
melakukannya dengan skema mudharabah dan musyarakah.
Koperasi syariah bertindak sebagai pemilik modal Gabilul mah dan
pengguna atau anggota bertindak sebagai pelaku usaha (mudarib).
Kerja sama dilakukan dengan mendanai sebuah usaha yang
dinyatakan layak untuk diberikan modal dengan prinsip bagi hasil.
Contoh: pendirian klinik kesehatan, kantin sekolah, mini market,
swalayan, rumah makan dan jenis-jenis usaha lainnya.
d. Jual-Beli
Jual beli dalam usaha jasa dan keuangan syariah terdiri dari
beberapa jenis antara lain sebagai berikut:
1) Bai' al-mudarabah yaitu jual beli yang dilakukan antara penjual
dan pembeli di mana penjual secara transparan akan
menyampaikan harga perolehan barang yang sedang diperjual
belikan kepada pembeli. sehingga ketika pembeli membayar harga
jual yang disepakati, pembeli bisa mengetahui keuntungan yang
diperoleh oleh penjual.
2) Bai al-istishna dan Bai aalam yaitu jual beli yang dilakukan oleh 3
(tiga) pihak dengan sistem pem- bayaran tunai maupun diangsur
Comoh: Pihak pertama membeli 100 paket seragam karyawan
melalui koperasi syariah (pihak kedua), kemudian koperasi syariah
memesankan kepada pihak konveksi (pihak ketigal
Apabila pihak pertama membayar secara tunai kepada koperasi
maka disebut dengan bai al-Istishna' dan apabila pihak pertama
membayar dengan cara diangsur maka disebut dengan bar al-salaam.
Kemudian koperasi yang akan melakukan pelunasan pembayaran
kepada pihak ketiga.
e. Pelayanan Jasa
Selain kegiatan menghimpun dana, penyaluran dana, investasi dan
jual beli, koperasi syariah juga dapat melakukan usaha jasa antara
lain sebagai berikut.
i. Penjamin (Kafalah)
Merupakan kegiatan penjaminan yang diberikan oleh koperasi yang
bertindak sebagai penjamin kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban anggotanya. Contoh: apabila ada anggota koperasi yang
mengajukan pinjaman kepada bank syariah di mana koperasi
bertindak sebagai penjamin atas kelancaran angsurannya.
j. Pinjaman Lunak
Yaitu pinjaman yang diberikan oleh koperasi syariah kepada
anggota, di mana anggota hanya berkewajiban untuk
mengembalikan sejumlah uang yang dipinjam, tanpa harus
membayar tambahan bunga. Umumnya dana pinjaman tersebut
diambilkan dari simpanan pokok anggota.
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka