Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini telah tertera pada Pasal 1

ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

selanjutnya disebut UUD NRI 1945 (amandemen ketiga). Konsekuensi ketentuan

ini adalah bahwa setiap sikap, kebijakan, dan perilaku alat negara dan penduduk

harus berdasar dan sesuai dengan hukum. Bahkan, ketentuan ini untuk mencegah

terjadinya kesewenang-wenangan dan arogansi kekuasaan baik yang dilakukan

oleh alat negara maupun penduduk.1

Sasaran utama yang diinginkan dari negara hukum yaitu pengakuan dan

perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Sehingga paham dalam negara

hukum ini bahwa hukum dibangun dan ditegakkan menurut prinsip-prinsip

demokrasi.

Mengingat Indonesia merupakan negara hukum maka diperlukan adanya

lembaga lembaga hukum serta lembaga yang dinilai mampu memberi pelayanan

kepentingan masyarakat dalam rangka menciptakan kehidupan yang adil, makmur

dan sejahtera sesuai dengan amanah UUD NRI 1945. Maka dari itu di Indonesia

dibentuk lembaga perbankan yang diharapkan dapat menjawab keperluan

masyarakat dibidang perbankan seperti simpan dan pinjam uang.

1
Ni’matul Huda. 2011. Hukum Tata Negara Indonesia. Edisi revisi. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, hlm.
Sejarah perbankan di Indonesia sendiri tidak terlepas dari zaman

penjajahan Hindia Belanda sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 10

Oktober 1827 di wilayah Hindia Belanda (Nusantara), sudah didirikan bank oleh

pemerintah Hindia Belanda. Bank tersebut diberi nama De Javasche Bank

kedudukan di Batavia (sekarang Jakarta). Bank tersebut bukanlah milik

pemerintah, namun semua pimpinannya diangkat oleh pemerintah. Tujuan utama

pendirian bank tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian pemerintah

Belanda. Pada tahun 1951, De Javashe Bank di nasionalisasikan diganti namanya

menjadi Bank Indonesia. Kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto

Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil

bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang

memegang peranan penting di Hindia Belanda. Kini di Indonesia, praktek

perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga keuangan

berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat

(BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS).2

Regulasi perbankan syariah di indonesia semakin kompleks, landasan

hukum yang menjadi payung hukum Perbankan Syariah dalam melaksanakan

operasionalnya semakin sempurna. Sebagai media intermediasi, perbankan

syariah berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

kembali kepada masyarakat.

Idealnya sebuah Bank yaitu mampu melaksanakan kegiatan usahanya

memberikan jasa dan lalu-lintas pembayaran dan Bank Perkreditan Rakyat yang
2
https://ruthmanullang.wordpress.com/2015/01/05/sejarah-perbankan-di-indonesia-2/
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Namun saat ini dampak postif dari keberadaan bank syariah terhadap

pembangunan Indonesia masih menjadi misteri mengingat hingga saat ini

Indonesia masih dilanda kriris multidimensional dan pertumbuhan ekonomi yang

tidak jelas. Maka dari uraian singkat pada latar belakang diatas penulis tertarik

mengangkat karya tulis dalam bentuk makalah yang berjudul “EKSISTENSI

PERBANKAN SYARIAH DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Eksistensi Perbankan Syariah Dalam Pembangunan Nasional ?

BAB II

PEMBAHASAN
Eksistensi Perbankan Syariah Dalam Pembangunan Nasional

A. Landasan Hukum Perbankan Syariah

Sebelum adanya perbankan syariah di Indonesia hanya ada Bank

konvensional yang ada dan diatur dalam undang-undang No. 10 Tahun 1998

tentang perubahan undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

mana menurut pasal 1 undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan

undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.

Namun kini telah hadir Perbankan syariah di Indonesia. Perbankan syariah

kini mempunyai landasan hukum yang jelas, dari asalnya hanya bagian dari

Undang-undang tentang perbankan hingga kini memiliki payung hukum yang

kompleks dengan lahirnya Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah.

Pengertian perbankan dalam Undang-undang No 21 Tahun 2008 pasal 1

ayat 2 tertulis bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyerahkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat.

Dengan demikian, jelas dinyatakan dalam landasan hukum di atas bahwa

bank adalah lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan usahanya baik secara
syariah maupun konvensional dalam fungsinya sebagai intermediasi antara

masyarakat yang memiliki dana lebih (deposan) dengan masyarakat yang

membutuhkan dana (kreditur).

Dalam fungsinya sebagai intermediasi antara deposan dengan kreditur, maka bank

harus melakukan kegiatan penghimpunan dana dari pihak deposan yang nantinya

akan disalurkan kepada kreditur dengan beberapa prodak yang ditawarkan oleh

perbankan syariah dal atau lembaga keuangan lainya. Maka dalam tulisan ini akan

dibahas mengenai produk-produk penghimpunan dana secara syariah sesuai

dengan subject yang dikenakan yaitu Bank Syariah.

B. Peranan Perbankan Syariah Dalam Membangun Indonesia

Bank syariah merupakan sistem perbankan yang penarikkannya tidak

mengambil bunga dari jasa usaha nasabahnya. Bank syariah pengelolaannya

berdasarkan syariat islam dengan sistem bagi hasil. Peran bank syariah sangat

penting untuk para pelaku usaha masyarakat. Hal ini karena bank ini menerapkan

bagi hasil untuk nasabahnya. Bank syariah berperan untuk menyalurkan dana

kepada nasabah dan menyalurkannya. Inilah yang membedakan bank syariah

dengan bank konvensional.3

Pada dasarnya kedua bank tersebut merupakan bank umum, tetapi ada

beberapa perbedaan yang mendasar, yaitu dari segi falsafah, landasan hukum,

koridor bisnis, organisasi pengawasan, dan operasional.

1. Falsafah

3
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/peran-penting-bank-syariah
Dalam segi ini bank konvensional menggunakan sistem bunga, sedangkan

bank syariah menggunakan sistem bagi hasil.

2. Landasan hukum

Bedasarkan landasan hukum, bank konvensional berlandaskan pada

perundang-undangan dan ketentuan perbanka. Apabila bank syariah

berlandaskan pada Al-Quran dan hadist Nabi Muhammad SAW.

3. Koridor bisnis

Berdasarkan koridor bisnis, bank konvensional memiliki aspek riba, maysir,

dan gharar. Apabila bank syariah memiliki aspek anti riba, maysir, dan gharar.

4. Organisasi pengawasan

Bank konvensional tidak memiliki dewan pengawasan syariah, sedangkan

bank syariah memiliki dewan pengawasan syariah dan dewan syariah nasional.

5. Operasional

Bank konvensional memiliki sistem operasional bunga harus dibayar ketika

sudah jatuh tempo dan melakukan penyaluran dana berdasarkan keuntungan

tanpa mempertimbangkan halal haram. Apabila bank syariah menggunakan

operasional berupa titipan atau investasi. Artinya, nasabah menitipkan dana

atau berinvestasi dan akan mendapatkan hasil dari pengelolaan usaha. Selain

itu, bank syariah juga menyalurkan dana pada usaha yang halal dan anti riba,

maysir, dan gharar.

C. Peran Nyata Bank Syariah dari Beberapa Segi Untuk Indonesia


Melihat perbedaan dari dua bank tersebut, bank syariah tentu sangat besar

dalam pengelolaan perekonomian yang berdasarkan syariat islam. Peran bank

syariah juga tidak berhenti pada pengelolaan usaha saja, tetapi juga ada beberapa

peran bank syariah yang dapat memperbaiki pengelolaan keuangan. Berikut peran

bank syariah dari beberapa segi :

1. Pembangunan

1) Memberi andil dalam perkembangan sektor riil. Dana yang dikelolah oleh

bank syariah disalurkan pada sektor riil dan usaha yang halal. Melalui cara

tersebut membuat usaha riil terbantu, dengan begitu bank syariah juga

berperan dalam pembangunan ekonomi bangsa.

2) Melalui industri keuangan yang mengunakan sistem investasi, bank

syariah mampu menarik para investor luar negeri untuk ikut

mengembangkan dananya di Indonesia. Bank syariah dapat menarik minat

investor petro-dollar, seperti Timur Tengah untuk menanamkan modal.

3) Mendorong masyarakat untuk mengelolah keuangan masyarakat secara

etis. Pada dasarnya bank syariah menanamkan pengelolaan keuangan yang

bersih dari riba, sehingga adanya bank syariah membantu menciptakan

pengelolaan keuangan secara etis.

2. Perekonomian negara

1) Pengumpulan dana. Bank syariah dapat mengumpulkan dana dari nasabah

melalui proses investasi. Pengumpulan dana tersebut digunakan untuk

mengelolah usaha dan keuntungan diproses kembali dengan sistem bagi


hasil. Hal ini menjadi salah satu cara dalam membangun perekonomian

negara agar lebih baik.

2) Penyaluran dana. Bank syariah dapat menyalurkan dana bagi nasabah

untuk keperluan usaha. Dengan cara ini, perekonomian negara juga ikut

terbantu.

3) Pelayanan jasa. Peran bank syariah dalam memperbaiki perekonomian

negara ialah menyediakan pelayanan jasa.

4) Pelaksanaan kegiatan sosial. Pengelolaan perekonomian dari bank syariah

juga dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan sosial untuk membangun

perekonomian masyarakat.

3. Bisnis

1) Membantu peminjaman dana untuk usaha mikro. Bank syariah berperan

dalam meminjamkan dana bagi masyarakat kurang mampu untuk

mengembangkan usaha. Bank tidak meminta jaminan dari pihak

peminjam. Namun, usaha kecil menengah yang dilakukan oleh nasabah

minimal harus dikelolah lima anggota. Hal ini dimaksudkan agar

mempunyai kapasitas untuk merencanakan keputusan.

2) Bantuan kredit. Meskipun bank syariah memiliki peran memberikan kredit

kepada nasabah, tetapi tetap berdasarkan hukum islam, yaitu tidak menarik

bunga. Kredit diberikan kepada masyarakat yang memang membutuhkan

untuk mengembangkan usahanya. Untuk mendapatkan bantuan kredit

tersebut, masyarakat juga harus menyiapkan berbagai persyaratan dan

prosedur kredit yang sesuai dengan kondisi masyarakat.


3) Meminimalisir risiko krisis moneter. Peran perbankan syariah yang

memberi modal usaha untuk Usaha Kecil Mikro (UKM) merupakan salah

satu cara untuk menganggulangi krisis moneter. Tidak dipungkiri ketika

terjadi krisis, UKM menjadi tulang punggung perbaikan perekonomian

negara. Untuk itu, dengan pemberian bantuan dana untuk mengembangkan

UKM, bank syariah dapat meminimalisir krisis moneter. Dengan

dukungan yang makin besar terhadap pengembangan usaha, diharapkan

pula UKM semakin berkembang pesat kedepannya.

Itulah peran bank syariah dari berbagai segi. Berdasarkan peran tersebut

memang adanya perbankan syariah membuat pengelolaan keuangan dapat

berjalan sesuai hukum islam. Selain itu, bank syariah juga memiliki peluang besar

untuk masyarakat, terutama di Indonesia


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak.

Perbankan syariah kini mempunyai landasan hukum yang jelas, dari

pasalnya hanya bagian dari Undang-undang tentang perbankan hingga kini

memiliki payung hukum yang kompleks dengan lahirnya Undang-undang No 21

Tahun 2008 tentang perbankan syariah.

Dari sisi kostitusi UUD 1945 Perbankan Syariah sudah mendapatkan

tempat dalam Pembukaan UUD bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini berarti

aspirasi masyarakat yang berbasiskan Ketuhanan Yang Maha Esa harus

diakomodasikan dalam kehidupan berbangsa.

Perbankan Syariah semakin berkembang setelah dikeluarkannya Undang-

Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan membagi bank menjadi Bank

Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Bank syariah merupakan sistem perbankan yang penarikkannya tidak

mengambil bunga dari jasa usaha nasabahnya. Bank syariah pengelolaannya

berdasarkan syariat islam dengan sistem bagi hasil. Peran bank syariah sangat
penting untuk para pelaku usaha masyarakat. Hal ini karena bank ini menerapkan

bagi hasil untuk nasabahnya. Bank syariah berperan untuk menyalurkan dana

kepada nasabah dan menyalurkannya. Inilah yang membedakan bank syariah

dengan bank konvensional.

Peran bank syariah juga tidak berhenti pada pengelolaan usaha saja, tetapi

juga ada beberapa peran bank syariah yang dapat memperbaiki pengelolaan

keuangan diantaranya dari segi pembangunan, perekonomian dan bisnis.

B. Saran

Produk bank syariah harus lebih lengkap dan variatif agar bisa memenuhi

semua kebutuhan nasabah muslim, bahkan nasabah non muslim selama tidak

bertentangan dengan nilai Islam.

Hadirnya bank syariah yang besar, kuat dengan jangkauan luas, insyaallah

akan memperluas pangsa pasar bank syariah, yang pada akhirnya akan mampu

menjadi penggerak roda ekonomi bangsa dan memperkuat pilar perekonomian

Indonesia.

Mengingat Bank Syariah merupakan bank yang syarat akan prinsip-prinsip

dan nilai Islam maka sudah seyogyanya Bank syariah benar-benar dikelola dan

dijalankan sesuai syariat islam guna membangun ekonomi ummat

Anda mungkin juga menyukai