HUKUM PERBANKAN
(BANK PASAR)
Dibuat Oleh :
Kelompok 4
1. M. Agung S (03180100)
Dosen :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAKARTA
2021
1
KATA PENGANTAR
Segala Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Kekuatan-Nya
sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran, akhirnya makalah yang berjudul
“BANK PASAR” dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas mata pelajaran “Hukum
Perbankan”,
Melalui makalah ini, kami penulis merasa mendapat kesempatan besar untuk memperdalam ilmu
demikian kami penulis menyadari bahwa ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran sangatlah diharapkan demi semakin baiknya kualitas.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan kerja sama kelompok.serta dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak YAPITER MARPI, S.
Kom.,S. H.,M.H.selaku pengampu mata kuliah Perbankan atas saran dan bimbingannya.
Penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 3
Bab I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 4
1. Pengertian Bank ……………………………………………………. 4
2. Jenis-Jenis Bank…………………………………………………… 5
3. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat ……………………… 6
4. Kepemilikan Bank………………………………………………….. 6,7
5. Status Bank ………………………………………………………….. 8
6. Menentukan Harga dengan Bank Konvensional dan Bank Syariah 9,10
Bab II PENUTUP…………………………………………………………………….
1. Kesimpulan
Bab III DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Bank Pasar atau yang sekarang kita kenal adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
memiliki sejarah panjang dalam industri perbankan di Indonesia. Pada awalnya nya BPR
dibentuk dengan tujuan untuk membantu para masyarakat Indonesia yang karenanya
Negara kita ini adalah Negara Agraris yang perlu dibangun untuk memperbesar
produksinya dan menyangkut langsung bidang industri, prasarana juga kesehtan serta
Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk mendirikan suatu lembaga keuangan
mikro dengan prinsip bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan Prinsip Syariah. Bank Pasar Sendiri didirikan Pasca Kemerdekaan Indonesia,
lalu di awal 1970-an didirikan Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), dan melalui
1988 (PAKTO 1988) yang menjadi awal momentum pendirian BPR-BPR baru,
“Bank Perkreditan Rakyat” yang bertujuan untuk melayani masyarakat golongan mikro,
4
1.2. Jenis – Jenis Bank
Dalam UU No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan diilihat dari segi
a. Bank Sentral
b. Bank Umum
c. Bank Tabungan
d. Bank Pembangunan
e. Bank Tabungan
f. Bank Pasar
g. Bank Desa
h. Lumbung Desa
i. Bank Pegawai
perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 10 tahun 1998,
sebagai landasan hukum yang jelas terhadap BPR untuk diakui sebagai salah satu jenis bank
selain bank Umum, sejak saat itu di Indonesia mulai mengenal 2 lembaga keuangan, yaitu
Bank Umum dan Bank Perkereditan Rakyat (BPR). Bentuk Bank Pembangunan dan
Bank Tabungan yang semula berdiri sendiri dengan keluarnya undang-undang di atas
berubah fungsinya menjadi Bank Umum. Sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung
5
1.3. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Pengetian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang-Undang
a. Bank Umum:
Bank Umum adlaah bank yang melaksanakan kegiatan ususah secara konvensional dan
/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan nya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Sifat jasa yang di berikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan
Begitu pula dnegan wilayah operasinya dapat dilakukan seluruh wilayah Indonesia
Bentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang
ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank
umum.
6
1.4. Kepemilikan Bank.
Ditinjau dari segi kepemilikannya, siapa saja yang memiliki bank tersebut dapat dilihat dari
akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.
Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah
pula. Kemudian Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat
tingkatan.
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta
nasional. Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan
7
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta
asing atau pemerintah asing. Kepemilikkannya pun jelas dimiliki oleh pihak asing (luar
negeri).
Kepemilikkan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
dua jenis. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status
bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam
melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualiltas pelayanannya.
Untuk memperoleh status tertentu diperlukan penilaianpenilaian dengan kriteria tertentu pula.
a. Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar
negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of
Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan
b. Bank non-devisa
8
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai
bank devisaa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank
devisa. Jadi bank non-devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, di mana
berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip
konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula bank
di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan
maupun Deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga
ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal
9
b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah (Islam)
Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun, di luar
negeri terutama negara-negara Timur Tengah seperti Mesir atau di Pakistan bank yang
berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama. Bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah dalam penetuan harga produknya sangat berbeda dengan
bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan
perjanjian berdasarkan hukum islam antara pihak lain untuk menyimpan dana atau
pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menetukan harga atau
mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut :
5. Adanya pilihan pemindahan kepemilikkan atas barang yang disewa dari pihak
Sedangkan penetuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah juga sesuai dengan syariah islam. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan
kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Bank
tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.
10
BAB II
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
bank-bank Di Indonesia berbagai macam jenis dan fungsi nya masing-masing dimana dal
masyarakat harus lebih jelas dan teliti dalam menentukan sebuah bank untuk kebutuhan
mereka.
11