Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM PERBANKAN

(BANK PASAR)

Dibuat Oleh :

Kelompok 4

1. M. Agung S (03180100)

2. Raynaldy Dicsi A (03180049)

3. Iksan Syukur N (03180045)

4. Chairul Darmawan (03180029)

5. Fahd Al Jihad F (03180043)

6. Rani Aulia P (03180062)

7. Marina Sinar L (03180089)

Dosen :

YAPITER MARPI, S. Kom.,S. H.,M.H.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Kekuatan-Nya

sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran, akhirnya makalah yang berjudul

“BANK PASAR” dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas mata pelajaran “Hukum

Perbankan”,

Melalui makalah ini, kami penulis merasa mendapat kesempatan besar untuk memperdalam ilmu

pengetahuan Perbankan, dengan implementasi ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Namun

demikian kami penulis menyadari bahwa ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan.

Oleh karena itu kritik dan saran sangatlah diharapkan demi semakin baiknya kualitas.

Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan kerja sama kelompok.serta dengan

segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak YAPITER MARPI, S.

Kom.,S. H.,M.H.selaku pengampu mata kuliah Perbankan atas saran dan bimbingannya.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah.

Jakarta , 09 Mei 2021

Penulis

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 3
Bab I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 4
1. Pengertian Bank ……………………………………………………. 4
2. Jenis-Jenis Bank…………………………………………………… 5
3. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat ……………………… 6
4. Kepemilikan Bank………………………………………………….. 6,7
5. Status Bank ………………………………………………………….. 8
6. Menentukan Harga dengan Bank Konvensional dan Bank Syariah 9,10
Bab II PENUTUP…………………………………………………………………….
1. Kesimpulan
Bab III DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Bank Pasar

Bank Pasar atau yang sekarang kita kenal adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

memiliki sejarah panjang dalam industri perbankan di Indonesia. Pada awalnya nya BPR

dibentuk dengan tujuan untuk membantu para masyarakat Indonesia yang karenanya

Negara kita ini adalah Negara Agraris yang perlu dibangun untuk memperbesar

produksinya dan menyangkut langsung bidang industri, prasarana juga kesehtan serta

kesejahteraan Rakyat, demi membangun tata perekonomian Nasional perlu mengatur

kembali tata-perbankan supaya dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan

perkembangan emonomi masyarakat.

Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk mendirikan suatu lembaga keuangan

mikro dengan prinsip bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan Prinsip Syariah. Bank Pasar Sendiri didirikan Pasca Kemerdekaan Indonesia,

lalu di awal 1970-an didirikan Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), dan melalui

Keputusan Presiden RI No. 38 tahum 1988 dilkeuarkannya Paket Kebijakan Oktober

1988 (PAKTO 1988) yang menjadi awal momentum pendirian BPR-BPR baru,

kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha

“Bank Perkreditan Rakyat” yang bertujuan untuk melayani masyarakat golongan mikro,

kecil, dan menengah

4
1.2. Jenis – Jenis Bank
Dalam UU No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan diilihat dari segi

fungsinya jenis-jenis perbankan terdiri dari:

a. Bank Sentral

b. Bank Umum

c. Bank Tabungan

d. Bank Pembangunan

e. Bank Tabungan

f. Bank Pasar

g. Bank Desa

h. Lumbung Desa

i. Bank Pegawai

j. Dan Bank Lainnya

Memasuki Tahun 1992 Negara mengeluarkan Undang-Undang Nomor 7 tentang

perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 10 tahun 1998,

sebagai landasan hukum yang jelas terhadap BPR untuk diakui sebagai salah satu jenis bank

selain bank Umum, sejak saat itu di Indonesia mulai mengenal 2 lembaga keuangan, yaitu

Bank Umum dan Bank Perkereditan Rakyat (BPR). Bentuk Bank Pembangunan dan

Bank Tabungan yang semula berdiri sendiri dengan keluarnya undang-undang di atas

berubah fungsinya menjadi Bank Umum. Sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung

Desa dan bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

5
1.3. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Pengetian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berkut :

a. Bank Umum:

Bank Umum adlaah bank yang melaksanakan kegiatan ususah secara konvensional dan

/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan nya memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran. Sifat jasa yang di berikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan

seluruh jasa Perbankan yang ada.

Begitu pula dnegan wilayah operasinya dapat dilakukan seluruh wilayah Indonesia

bahkan keluar negeri (Cabang).

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang

ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank

umum.

6
1.4. Kepemilikan Bank.
Ditinjau dari segi kepemilikannya, siapa saja yang memiliki bank tersebut dapat dilihat dari

akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikkan adalah :

a. Bank milik pemerintah

Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh

Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah

pula. Kemudian Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat

II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh Pemda masing-masing

tingkatan.

b. Bank milik swasta nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta

nasional. Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan

pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

c. Bank milik koperasi

Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang

berbadan hukum koperasi.

d. Bank milik asing

7
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta

asing atau pemerintah asing. Kepemilikkannya pun jelas dimiliki oleh pihak asing (luar

negeri).

e. Bank milik campuran

Kepemilikkan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.

Kepemilikkan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.

1.5. Status Bank


Dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, bank umum dapat dibagi ke dalam

dua jenis. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status

bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam

melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualiltas pelayanannya.

Untuk memperoleh status tertentu diperlukan penilaianpenilaian dengan kriteria tertentu pula.

Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut :

a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang

berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar

negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of

Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan

oleh Bank Indonesia.

b. Bank non-devisa

8
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai

bank devisaa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank

devisa. Jadi bank non-devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, di mana

transaksi yang dilakukan masih dalam batasbatas negara.

1.6. Menentukan Harga dengan Bank Konvensional dan Bank


Syariah.
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual

maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok, yaitu :

a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional (Barat) Mayoritas bank yang

berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip

konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula bank

di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan

harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional

menggunakan dua metode, yaitu:

· Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan Giro, Tabungan,

maupun Deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga

ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal

dengan istilah spread based.

· Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional (barat) menggunakan

atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal ataupersentase tertentu. Sistem

pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

9
b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah (Islam)

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun, di luar

negeri terutama negara-negara Timur Tengah seperti Mesir atau di Pakistan bank yang

berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama. Bagi bank yang

berdasarkan prinsip syariah dalam penetuan harga produknya sangat berbeda dengan

bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan

perjanjian berdasarkan hukum islam antara pihak lain untuk menyimpan dana atau

pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menetukan harga atau

mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut :

1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah)

3. Prinsip jual-beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

5. Adanya pilihan pemindahan kepemilikkan atas barang yang disewa dari pihak

bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

Sedangkan penetuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip

syariah juga sesuai dengan syariah islam. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan

kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Bank

berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya denga bunga

tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.

10
BAB II

PENUTUP

2.1. Kesimpulan

Sesuai dengan UU No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan Bahwa

bank-bank Di Indonesia berbagai macam jenis dan fungsi nya masing-masing dimana dal

proses berjalannya memiliki kelebihan dan kekurangan nya masing-masing dimana

masyarakat harus lebih jelas dan teliti dalam menentukan sebuah bank untuk kebutuhan

mereka.

11

Anda mungkin juga menyukai