Anda di halaman 1dari 18

BANK DAN LEMBAGA

KEUANGAN

Ruang Lingkup
Lembaga
Keuangan Bank
LILIK SETIAWAN, S.E.,M.M
Bahan Kajian :
1. Pengertian Bank
2. Sejarah Bank Pemerintah
3. Jenis-Jenis Bank
4. Kegiatan-Kegiatan Bank
5. Izin Pendirian dan Badan Hukum Bank
6. Jenis-jenis Kantor Bank
7. Penilaian kesehatan Bank
8. Penggabungan Usaha Bank
9. Pembinaan dan Pengawasan Bank
10. Rahasia dan Sanksi Administratif
BAB 3

RUANG LINGKUP LEMBAGA KEUANGAN BANK

A. Pengertian Bank
Bank secara umum dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya. sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana
atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya.

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan, umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
menerima simpanan uang, peminjaman uang, dan menerbitkan promes atau banknote.

Menurut Undang-undang RI nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan
(pasal 1 ayat 2). Bank adalah sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Menurut Undang-undang RI nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan
(pasal 1 ayat 3).Definisi Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan-kegiatan konvensional
maupun secara syariah dalam kegiatannya memberikan jasa keuangan dalam lalu lintas pembayaran.

Aktivitas perbankan yang petama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan
istilah di dunia perbankan adalah kegiatan fuding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah
mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.

B. Sejarah Bank Pemerintah

Seperti diketahui bahwa bangsa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahannya yaitu
Belanda.Oleh karena itu, sejarah perbankan pun tidak terlepas dari pengaruh negara yang
menjajahnya, baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional.
Berikut ini sejarah singkat bank – bank milik pemerintah, yaitu :

1|Page
a. Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah bank indonesia (BI) berdasarkan UU No.13 Tahun 1968.
Kemudian ditegaskan lagi dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999. Bank ini
sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang dinasionalisasi tahun 1951.

b. Bank Rakyat Indoneisa dan Bank Ekspor Impor


Bank ini berasal dari De Algemene Volkcrediet Bank, kemudian dilebur setelah menjadi bank
tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI)Unit II yang bergerak di bidang rural
dan eksim dipisahkan lagi menjadi:
1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan UU No. 21
Tahun 1968
2. Yang membidangi exim dengan UU No. 22 Tahun 1968 menjadi Bank Ekspor Impor
Indonesia

c. Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)


Bank ini menjalankan fungsi BNI unit III dengan UU Nomor 17 Tahun 1968 berubah menjadi
Bank Negara Indonesia 1946.

d. Bank Dagang Negara (BDN)


BDN berasal dari Escompto Bank yang dinasinalisasi dengan PP Nomor 13 Tahun 1968,
namun PP ini dicabut dengan diganti dengan UU No. 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang
Negara. BDN satu-satunya bank pemerintah yang berada di luar Bank Negara Indonesia Unit.

e. Bank Bumi Daya (BBD)


BBD semula berasal dari Nerderlandach Indische Handles Bank kemudian menjadi Nationle
Handlesbank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan
UU No. 19 Tahun 19 1968 menjadi Bank Bumi Daya.

f. Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO)


BAPINDO didirikan dengan UU No. 21 Tahun 1960 yang merupakan kelanjutan dari Bank
Industri Negara (BNI) tahun 1951.

g. Bank Pembangunan Daerah (BPD)


Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukum pendirianya adalah UU No. 13
Tahun 1962.

2|Page
h. Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun
1950.Selanjutnya menjadi Bank Indonesia unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan
Negara dengan UU No. 20 Tahun 1968.

i. Bank Mandiri
Bank ini merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara
(BDN), Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO) dan Bank Ekspor Impor (Bank
Eksim).Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.

C. Jenis-Jenis Bank
Menurut Undang-Undang Perbankan, praktik perbankan di Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis
bank yang dilihat dari berbagai segi yaitu jenis bank yang dilihat dari segi fungsinya, kepemilikannya,
status dan dari segi cara menentukan harganya.

1. Dilihat dari Segi Fungsi


Undang-Undang No 7 tahun 1992 yang kemudian ditegaskan dalam Undang-Undang Perbankan
No 10 tahun 1998, jenis bank dilihat dari fungsinya, antara lain:

a. Bank Sentral, yaitu sebuah badan keuangan milik negara yang diberikan tanggung jawab
untuk mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan lembaga-lembaga keuangan dan menjamin
agar kegiatan badan-badan keuangan tersebut akan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi
yang stabil.
b. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara konvensional
dan/atau berdasarkan pada prinsip syariah Islam yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sifat umum disini adalah memberikan seluruh jasa perbankan
yang ada dan beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Bank Umum kemudian dikenal
dengan sebutan bank komersil (commercial bank).
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan perbankan secara
konvensional maupun prinsip syariah Islam dimana dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR lebih sempit daripada bank umum, dimana BPR
hanya melayani penghimpunan dana dan penyaluran dana saja. Bahkan dalam menghimpun
dana, BPR dilarang menerima simpanan giro. Dalam wilayah operasi pun, BPR juga dibatasi
operasinya pada wilayah tertentu. Larangan lain yaitu tidak ikut kliring dan transaksi valuta
asing.

3|Page
2. Dilihat dari Segi Kepemilikan

a. Bank Milik Pemerintah: Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah sehingga seluruh kauntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh
:Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Tabungan Negara dan lain-lain.
b. Bank Milik Swasta Nasional: Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keunungannya untuk keuntungan swasta. Contoh :Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank
Danamon dan lain sebagainya.
c. Bank Milik Koperasi: Kepemilikan saham – saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi. Contoh : Bank Umum Koperasi Indonesia
d. Bank Milik Asing: Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing atau pemerintah asing. Contoh :Citibank, Standard Chartered Bank dan
lain sebagainya.
e. Bank Campuran: Kpemilikan sahan bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional yang mayoritas dipegang oleh warga negara Indoensia. Contoh :Mitsubishi
Buana Bank, Interpacifik Bank, Bank Sakura Swadarma, dan bank lainnya.

3. Jenis Bank Dilihat dari Status


Status yang menjadi acuan pembagian jenis bank disini yang dimaksud adalah ukuran kemampuan
bank dalam melayani masyarakat dalam segi jumlah produk, modal serta kualitas pelayanan

a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi ke luar negeri atau
kegiatannya berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contohnya: transfer ke
luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque.

b. Bank Non Devisa merupakan bank yang mempunyai hak untuk melaksanakan transaksi
sebagai bank devisa namun wilayah operasinya dibatasi untuk negara-negara tertentu saja.

4. Jenis Bank Dilihat dari Cara Menentukan Harga


a. Bank yang berdasarkan prinsip Konvensional: Menerapkan metode penetapan harga
sesuai tingkat suku bunga (spread base) dan metode fee base (menghitung biaya-biaya yang
dibutuhkan).

b. Bank yang berdasarkan prinsip Syariah: Menerapkan aturan perjanjian sesuai hukum
Islam antara bank dengan pihak lain dalam menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan
lainnya. Dalam menentukan harga, bank syariah menerapkan prinsip syariah sebagai berikut:

4|Page
a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabah)
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
e. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtana)

D. Kegiatan-Kegiatan Bank
1. Bank Umum
a) Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk :
 Simpanan Giro (Demand Deposit)
 Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
 Simpanan Deposit (Time Deposit)
b) Menyalurkan dana ke msyarakat (Lending) dalam bentuk :
 Kredit Investasi
 Kredit Modal Kerja
 Kredit Perdagangan
c) Memberikan jasa – jasa bank lainnya (services) seperti :
 Transfer (Kiriman Uang)
 Inkaso (Collection)
 Kliring (Clearing)
 Safe Deposit Box
 Bank Card
 Bank Notes
 Bank Garansi
 Referensi Bank
 Bank Draft
 Letter of Credit (L/C)
 Cek Wisata (Travellers Cheque)
 Jual Beli Surat – Surat Berharga

2. Bank Perkreditan Rakyat


a) Menghimpun dana dalam bentuk :
 Simpanan Tabungan
 Simpanan Deposito

5|Page
b) Menyalurkan dana dalam bentuk :
 Kredit Investasi
 Kredit Modal Kerja
 Kredit Perdagangan
c) Larangan – larangan bagi Bank Pekreditan Rakyat adalah sebagai berikut :
 Menerima Simpanan Giro
 Mengikuti kliring
 Melakukan kegiatan Valuta Asing
 Melakukan kegiatan Perasuransian
3. Bank Campuran dan Bank Asing
Kegiatan bank umum campuran dan bank asing di Indonesia dengan ini adalah sebagai berikut :
a) Dalam mencari dana baik asing dan bank campuran dilarang menerima simpanan dalam
bentuk simpanan tabungan
b) Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang – bidang tertentu seperti :
- Perdangan Internasional
- Bidang Industri dan Produksi
- Penanaman Modal Asing / Campuran
- Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional
c) Untuk jasa – jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum campuran dan asing
sebagaiman layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti berikut ini :
- Jasa Transfer
- Jasa Kliring
- Jasa Inkaso
- Jasa Jual Beli Valuta Asing
- Jasa Bank Card
- Jasa Bank Draft
- Jasa Safe Deposit Box
- Jasa Pembukaan dan Pembayaran L/C
- Jasa Bank Garansi
- Jasa Refernsi Bank
- Jasa Jual Beli Travellers Cheque

E. Izin Pendirian dan Badan Hukum Bank


1. Persyaratan Pendirian Bank

Menurut UU nomor 10 tahun 1998 dan SK DIREKTUR BI Nomor 32/33/KEP/DIR tanggal 12


mei 1999 , menetapkan ketentuan bagi pendirian bank umum dan BPR meliputi izin prinsip dan
izin usaha.

6|Page
d) Izin Prinsip
Izin prinsip adalah persetujuan dalam rangka melakukan persiapan pendirian bank.
1. rancangan akta pendirian badan hukum
2. daftar kepemilikan
3. rencana organisasi
4. rencana kerja tahun pertama
5. bukti setoran modal minimal 30% dari modal disetor dalam bentuk bilyet giroBI
6. surat pernyataan dari pemilik
7. persetujuan selambat lambatnya diberikan selama 60 hari setelah dokumen
permohonan diterima
8. persetujuan prinsip berlaku selama 360 hari

e) Izin Usaha
Izin untuk melakukan kegiatan usaha yang dilakukan setelah selelesainya persiapan pendirian
bank.
1. akta pendirian badan hukum
2. data kepemilikan berupa data pemegang saham atau data anggota
3. daftar susunan komisaris dan direksi
4. bukti kesiapan profesional
5. surat pernyataan dari bank bahwa bukti pelunasan modal telah disetor
6. surat pernyataan bahwa tidak merangkap jabatan tidak melebihi ketentuan bagi
anggota komisaris
7. surat pernyataan tidak merangkap jabatan bagi anggota direksi
8. surat pernyataan bahwa anggota komisaris dan direksi tidak memiliki hubungan
kekeluargaan
9. surat pernyataan bagi anggota direksi bahwa memiliki saham tidak melebihi 25% dari
jumlah modal yang disetor kepada perusahaan lain
10. persetujuan diberikan selambat lambatnya 60 hari
11. kegiatan usaha dilakukan selambat lambatnya 60 hari setelah persetujuan
12. memberikan laporan sejak 10 hari setelah kegiatan operasional dilaksanakan

Bentuk badan hukum bank berarti bank memiliki pertanggung jawaban sendiri, menuntut dan
dituntut dimuka pengadilan, berbadan hukum (sah dimata hukum), memiliki harta kekayaan
sendiri yang terisah dari hak dan kewajiban para pengurus, anggota dan pendirinya.

7|Page
Bentuk badan hukum bankdapat disesuaikan sesuai ketentuan.badan hukum bank sesuai dengan
ketentuan UU NOMOR 10 TAHUN 1998 Bentuk badan hukum bank umum
yaitu:PerseroanTerbatas (PT), Koperasi, Perseroan Daerah (PD).

Sedangkan bentuk badan hukum Bank Pengkreditan Rakyat sesuai dengan UU NOMOR 7
TAHUN 1992 dapat berupa:Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, Perseroan Daerah (PD), dan
bentuk lainnya yang ditetapkan pemerintah.

F. Jenis-jenis Kantor Bank


Jenis kantor bank pada umumnya dikelompokkan menjadi 5 jenis diantaranya:

1. Kantor Pusat

Kantor pusat bank adalah kantor tempat semua kegiatan perencanaan sampai kepada pengawasan
terdapat di kantor pusat ini. Jadi di setiap bank memiliki satu kantor pusat dan fungsi dari kantor
pusat tidak untuk melakukan kegiatan operasional seperti kantor cabang, melainkan hanya
mengendalikan jalannya kebijakan kantor pusat terhadap cabang-cabangnya.

2. Kantor Cabang Penuh

Kantor cabang penuh adalah kantor cabang yang secara lengkap dalam memberikan jasa layanan
bank. Dalam praktiknya semua kegiatan perbankan ada di kantor cabang penuh dan biasanya
kantor cabang penuh membawahi kantor cabang pembantu.

3. Kantor Cabang Pembantu

Kantor cabang pembantu adalah kantor cabang yang posisinya berada dibawah pengawasan
kantor cabang penuh, atau kegiatan jasa bank yang dilayani hanya sebagian saja. Kator cabang
pembantu bisa saja naik menjadi kantor cabang penuh setelah mendapat persetujuan dari kantor
pusat.

4. Kantor Kas

Kantor kas adalah kantor bank yang paling kecil, artinya kegiatan jasa layanan banknya hanya
meliputi teller/kasirnya saja. Kantor kas hanya melayani sebagian kecil dari kegiatan perbankan,
menurut posisinya kantor kas berada di bawah kantor cabank pembantu. Saat ini kantor kas
bahkan sangat mudah kita temukan, karena kas bank banyak yang melakukan pelayanan dengan
mobil maka sering disebut juga sebagai kas keliling.

G. Penilaian kesehatan Bank


Penilaian untuk menentukan kondidi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELAS.

8|Page
1. Aspek permodalan

Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal
minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequaci Ratio) yang telah
ditetapka BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (AMTR) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8%.

2. Aspek kualitas asset

Yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan
peraturan oleh bank indonesia dengan mempertimbangkan antara aktiva produktif yang
diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyelisian penghapusan aktiva
produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasiakn. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah
dilaporkan secara berkala kepada bak indonesia.

3. Aspek kualitas manajemen (management)

Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga dinilai kualitas manajemennya.Kualitas


manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja.Kualitas manajemen juga dilihat
dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawan dalam menangani dari berbagi kasus-kasus
yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas
aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas,dan manajemen likuiditasi. Penilaian kesehatan
di bidang manajemen tidak lagi didasarkan pada 250 aspek yang berkaitan dengan permodalan,
likuiditasi, kualitas aset, dan rentabilitas.Tetapi kini penilainnya didasarkan pada seratus aspek
saja.

4. Aspek likuiditas

Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua
utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan depasito pada saat ditagih dan dapat pula
memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibayari.Secara umum rasio ini merupakan rasio
antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.

Yang dianalisi dalam rasio ini adalah:

 Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva


 Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, tabungan, deposito,
dan lain-lain.

9|Page
5. Aspek rentabilitas

Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap periode atau
untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang
bersangkutan.Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat.
Penilaian juga dilakukan dengan:

 Rasio laba terhadap total aset (ROA)


 Dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)

Semua aspek penilaian di atas dikenal dengan penilian analisis CAMEL (Capital, Asset,
Managemet, Earning,dan Liquidity). Di samping dengan penilaian analisis CAMEL yang juga
memengaruhi hasil penilaian terhadap kesehatan bank adalah terhadap:

 Ketentuan pelaksanan pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK) & pelaksanaan kredit ekspor
 Pelanggaran ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK)atau sering disebut legal
leanding limit
 Pelanggaran posisi devisa netto

6. Aspek sensitivitas (sensitivity)

Aspek ini dimulai diberlakukan oleh bank indonesia sejak bulan mei 2004. Seperti kita ketahui
dalam melepaskan kerditnya, perbankkan harus memperhatikan dua unsur yaitu; tingkat
perolehan laba yang harus dicapai dan resiko yang harus dihadapi.Pertimbangan risiko yang harus
diperhitungkan berkaitan erat dengan sensitivitas perbankan.Senstivitas terhadap risiko ini penting
agar tujuan memperoleh laba dapat tercapai dan pada akhirnya kesehatan bank juga
terjamian.Risiko yang dihadapi terdidri dari risiko lingkungan, risiko manajemen, risiko
penyerahan, dan risiko keuangan.

Selanjutnya masing-masing aspek di atas iberikan nilai, kemudian dijumlahkan secra keseluruhan
dari komponen yang dinilai, hasil dari penilian ini ditetapkan daei komponen yang dinilai, hasil
dari penilaian ini ditetapkan ke dalam empat golongan predikat kesehatan bank sebagai berikut:

Nilai kredit Predikat


81 – 100 Sehat
66 - < 81 Cukup sehat
51 - < 66 Kurang sehat
0 - < 51 Tidak sehat

10 | P a g e
H. Penggabungan Usaha Bank
Tujuan utama didirikan perusahaan adalah agar dapat hidup terus (survie). Adakalahnya perusahan
hanya bertahan dua atau tiga tahun kemudian bubar dan ada pula yang sampai beranak pinak dari
generasi ke generasi berikutnya. Hal ini disebabkan berbagai faktor, terutama disebabkan oeleh faktor
manajemennya. Untuk mencapai tujuan agar tetap survive, memang tidak mudah, hal ini disebabkan
banyak hal yang sulit untuk diprediksi apa yang terjadi di masa depan.

Bagi perusahan yag mengalami kesulitan dan kemudian akan mengancam kehidupannya banyak cara
yang dapat dilakukan agar hidup dan berkembang terus. Salah satu caranya adalah bergabung dengan
perusahan lainnya. Hal ini akan lebih baik dari pada dibubarkan begitu saja.

Adapun penggabungan yang dapat dipilih atau yang bisa dilakukan di indonesia adalah sebagai
berikut:

1. Merger

Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan
berdirinya salah satu dari bank yang ikut merger dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa
melikuidasi terlebih dulu. Penggabungan tersebut dapat dilakukan dengan cara meng¬gabungkan
seluruh saham bank lainnya yang ikut bergabung menjadi satu dengan bank yang dipilih untuk
dijadikan bank yang akan dipertahankan. Biasanya bank hasil merger memakai salah satu nama
yang dipilih secara bersama. Sebagai contoh: Bank Maras melakukan merger dengan Bank
Menumbing dan disepakati memakai nama Bank Maras, maka nama Bank Menumbing diganti
menjadi bank Maras.

2. Konsolidasi

Yaitu penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan
membubarkan hank-bank yang ikut konsolidasi tersebut tanpa melikuidasi terlebih dulu. Contoh
konsolidasi, misalnya Bank Maras melakukan konsolidasi dengan Bank Menumbing, maka nama
kedua bank tersebut dibubarkan dan menamakan bank yang baru, misalnya Bank Mangkol.

3. Akuisisi

Merupakan pengambil-alihan kepemilikan suatu bank yang berakibat beralihnya pengendalian


terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk akuisisi biasanya nama bank yang diakuisisi
tidak berubah dan yang berubah hanyalah kepemilikannya. Contoh di atas misalnya Bank Maras
diakuisisi oleh Bank Menumbing maka nama Bank Maras tidak berubah dan yang berubah adalah
kepemilikannya saja yaitu menjadi milik Bank Menumbing.

11 | P a g e
Usaha penggabungan model di atas sering disebut dengan penggabungan model horizontal. Jenis
penggabungan lainnya yang sering dilakukan penggabungan secara vertikal yaitu dengan cara
menggabungkan beberapa usaha mulai dari usaha yang bergerak dalam industri hilir ke usaha yang
bergerak dalam usaha industri hulu. Dengan kata lain mulai dari perusahaan penyedia bahan baku
sampai dengan perusahaan yang menjual barang jadi dari bahan baku beralasan Penggabungan.

Untuk memutuskan bergabung dengan perusahaan lain bukanlah perkara yang mudah. Keputusan
bergabung diambil karena setiap perusahaan tentu mempunyai maksud tertentu yang ingin dicapainya.

Terdapat beberapa alasan suatu bank atau suatu perusahaan untuk melakukan penggabungan baik
penggabungan secara Merger, Konsolidasi maupun Akuisisi. Alasan yang biasa dipakai yaitu antara
lain :

a) Masalah Kesehatan

Apabila bank sudah dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia setelah melalui beberapa
perbaikan sebelumnya, maka sebaik¬nya bank tersebut melakukan penggabungan.Pilihan
penggabungan tentunya dengan bank yang sehat. Jika bank yang digabungkan sama-sama
dalam kondisi tidak sehat maka sebaiknya pilihan penggabungan adalah konsolidasi atau dapat
pula diakuisisi oleh bank lain yang sehat.

b) Masalah Permodalan

Apabila modal suatu bank dirasakan kecil sehingga sulit untuk melakukan perluasan usaha,
maka bank dapat bergabung dengan satu atau beberapa bank sehingga modal dimiliki menjadi
besar. Sebagai contoh Bank Maras hanva memiliki modal 5 milyar dengan 12 buah cabang
bergabung dengan Bank Mangkol yang memiliki modal 10 milyar clan memiliki 20 cabang.
Gabungan kedua bank tersebut sekarang memiliki modal 15 milyar dan 32 cabang.Dengan
adanya penggabungan atau usaha peleburan otomatis lebih mudah untuk mengembangkan
usahanya. Yang jelas setelah melakukan penggabungan modal dan cabang dari beberapa bank
yang ikut bergabung akan bertambah besar.

c) Masalah Manajemen

Manajemen bank yang sembrawut atau kurang profesional sehingga, perusahaan terus merugi
dan sulit untuk berkembang.Jenis bank inipun sebaiknya melakukan penggabungan usaha atau
peleburan usaha dengan bank yang lebih profesional yang terkenal dengan kualitas
manajemennya.

12 | P a g e
d) Teknologi dan Administrasi

Bank yang menggunakan teknologi yang masih tradisional sangat menjadi masalah.Dalam
perkembangan yang sedemikian cepat diperlukan teknologi yang canggih.Untuk memperoleh
teknologi yang canggih diperlukan modal yang tidak sedikit.JaIan keluar yang dipilih adalah
melakukan penggabungan dengan bank yang sudah memiliki teknologi yang canggih.Demikian
pula bagi bank yang kurang teratur dan masih tradisional dalam hal administrasinya, sebaiknya
bank melakukan penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan administrasinya menjadi
lebih baik.

e) Ingin Menguasai Pasar

Tujuan ingin menguasai pasar tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar dan biasanya
hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut bergabung.Dengan adanya penggabungan dari
beberapa bank, maka jumlah cabang dan jumlah nasabah yang dimiliki bertambah.Tujuan ini
juga dilakukan untuk menghilangkan atau melawan pesaing yang ada.

Keinginan untuk mengadakan penggabungan bank, baik penggabungan secara merger, konsolidasi
atau akuisisi dapat dilakukan atas :

a. Inisiatif bank yang bersangkutan


b. Permintaan Bank Indonesia
c. Inisiatif badan khusus Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)

Izin untuk melakukan Merger, Konsolidasi atau Akuisisi harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

1. Memenuhi rasio kecukupan modal yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak termasuk daftar orang yang tercela dibidang
perbankan.
3. Dalam hal akuisisi, maka bank wajib memenuhi ketentuan mengenai pengertian modal oleh bank
yang diatur oleh Bank Indonesia

I. Pembinaan dan Pengawasan Bank

Kegiatan perbankan yang dilakukan sehari-hari, baik oleh bank umum maupun bank perkreditan
rakyat tidak terlepas dari berbagai kesalahan.Kesalahan ini dapat dilakukan secara sengaja maupun
tidak sengaja.Oleh karena itu, agar dunia perbankan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan bank terhadap seluruh aktivitas yang
dilakukan oleh Bank Indonesia.

13 | P a g e
Dalam hal pembinaan dan pengawasan bank tersebut, Bank Indonesia menetapkan kesehatan bank
meliputi aspek kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas,
solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Kemudian pihak perbankan wajib memelihara kesehatan bank tersebut sesuai dengan aturan yang
berlaku dan wajib menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan Bank Indonesia dan wajib pula
menyediakan informasi mengenai berbagai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan
dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank. Demikian pula Bank Indonesia berhak untuk
memerikasa semua catatan dan berkas-berkas yang ada baik secara berkala maupun atau setiap waktu
jika diperlukan.

Perbankan wajib pula menyampaikan kepada Bank Indonesia tentang laporan keuangannya, baik
berupa neraca, laporan laba rugi tahunan maupun laporan perubahan modal dalam waktu dan bentuk
yang telah ditetapkan.

Apabila menurut penilaian Bank Indonesia menilai suatu bank mengalami kesulitan atau
membahayakan kelangsungan hidupnya, maka Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar :

 Pemegang saham menambah modal


 Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank
 Bank menghapuskan buku kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang macet dan
memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya
 Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
 Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban
 Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain
 Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan/atau kewajiban kepada bank atau pihak lain.

Kemudian apabila tindakan di atas tidak mampu untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank dan
menurut penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan sistem perbankan, maka pimpinan Bank
Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan memerintahkan direksi bank untuk meneyelenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi.

Oleh karena itu, pembinaan dan pengawasan bank perlu untuk terus dijalankan agar pihak perbankan
mematuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan. Pembinaan dan pengawasan bank ini juga ditujukan
untuk kepentingan dan kemajuan bank itu sendiri agar jangan menderita kerugian di samping
kepentingan nasional. Pembinaan dan pengawasan bank yang dijalankan harus tetap konsisten agar
dalam pelaksanaan di lapangan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

14 | P a g e
J. Rahasia dan Sanksi Administratif
Dikarenakan kegiatan dunia perbankan mengelola uang masyarakat, maka bank wajib pula menjaga
kepercayaan yang diberikan masyarakat. Bank wajib pula menjaga kepercayaan yang diberikan
masyarakat. Bank wajib menjaga keamanan uang tersebut agar benar-benar aman. Agar keamanan
nasabahnya terjamin pihak perbankan dilarang untuk memberikan keterangan tercatat pada bank
tentang keadaan keuang dan hal-hal lain dari nasabahnya. Dengan kata lain, bank harus menjaga
rahasia tentang keadaan keuangan nasabah dan apabila melanggar kerahasian ini perbankan akan
dikenakan sanksi.

Namun, dalam kasus tertentu kerahasian bank tidak berlaku untuk nasabah. Misalnya:

 Untuk kepentingan perpajakan pimpinan bank indonesia atas permintaan menteri keuangan
berwenangan mengeluarkan permintaan tertulis kepada bank agar memberkan keterangan dan
memperlihatkan bukti-bukti tentang keuangan nasabahnya penyimpanan tentu kepada pejabat
pajak.
 Untuk penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada badan usaha piutang
negara/panitia piutang urusan negara. Pimpinan bank indonesia memberikan izin kepada pejabat
badan urusan piutang negara untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan
masalah debitur.
 Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, pimpinan bank indonesia dapat memberikan
izin kepada polisi, jaksa atau hakim untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan
tersangka atau terdakwa pada bank.
 Dalam rangka tukar-menukar informasi antarbank, direksi bank memberitahuakan keadaan
keuangan nasabahnya kepada bank lain.

Bagi pihak yang merasa dirugikan oleh keterangan yang diberikan oleh bank, mereka berhak untuk
mengetahui isi keterangan tersebut dan meminta pembetulan jika terdapat kesalahan dalam keterangan
yang diberikan. Pelanggaran terhadap berbagi aturan yang berlaku, termasuk kerahasian bank, maka
adakn dikenakan sanksi terentu sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998.

Sanksi juga diberikan kepada siapa saja yang melakukan kegiatan perbankan seperti menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin usaha dari pimpinan bank indonesia.
Pelanggaran tersebut diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 10.000.000.000; (sepuluh miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 200.000.000; (dua ratus miliar rupiah).

Kemudian sanksi juga diberikan kepada anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank atau
pihak terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan seperti

15 | P a g e
memberikan keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan simpananya diancam dengan pidana
sekurang-kurangnya 2(dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun serta denda sekurang-kurangnya
Rp 4.000.000.000; (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000; (delapan milar
rupiah).

Perbankan juga harus menyampaikan laporan keuangan berupa nerca dan laporan laba rugi serta
penjelasannya secara verkala dalam waktu dan bentuk yang telah ditetapkan dan telah pula diaudit
oleh akuntan publik.

Selanjutnya apabila anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank dengan sengaja:

 Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam laporan
maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank
 Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak dilaukannya pencatatan dalam
pembukuan atau laporan kegiatan usaha, laporan tansaksi atau rekening suatu bank
 Mengubah, mengaburkan atau menyembunyikan, menghapuskan atau menghilangkan adanya
suatu pencataan dalam pembukuan atau dalam laopran maupun dalam dokumen atau laporan
kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening atau dengan sengaja bank mengubah,
mengaburkan menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatan pembukuan diancam
dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
serta denda sekurang-kurangnya Rp 10.000.000.000; (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak
Rp 200.000.000.000; (dua ratus miliar rupiah).

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai