Anda di halaman 1dari 20

BANK UMUM

KELOMPOK 2:
1. Anugrah aditya (17600016)
2. Gabriliana haloho (18600335)
3. Ramot hasibuan (17600016)
4. Michelle lucky (18600324)
5. Yulia pakpahan (17600030)
BAB I PENDAHULUAN
• Mengenai arti bank bisa dipastikan semua orang sudah mengerti, baik yang pernah
mengenyam pendidikan di sekolah ataupun yang tidak sekolahpun pasti tahu arti
umum dari bank. Meskipun tidak semua orang mempunyai tabungan di bank, tapi kata
bank sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari, seperti iklan di TV yang sering
menampilkan iklan bank, atau ketika bepergian kita melihat gedung bank. Kami rasa
kita semua sepakat bahwa arti pendek dari bank adalah tempat menyimpan uang atau
menabung, dan juga tempat untuk meminjam uang. Pada artikel ini akan dibahas
mengenai pengertian bank secara lengkap, mulai asal kata bank, pengertian bank
secara umum, dan pengertian bank menurut udang-undang pemerintah.

• Asal dari kata bank adalah dari bahasa Italia yaitu “banca” yang berarti tempat
penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi
keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan
uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank
note. Sedangkan pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
RUMUSAN MASALAH
• Rumusan Masalah
• 1. Pengertian bank umum serta fungsinya ?
• 2. Apa saja jenis-jenis bank umum serta lapangan usaha bank
umum ?
• 3. Apa yang menjadi resiko usaha bank umum ?
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Bank Umum
• Bank umum disebut juga sebagai bank komersial. Bank umum pada dasarnya melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang kegiatannya
memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank
Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya
dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank
komersial (commercial bank).

• Di dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perbankan, bank didefinisikan sebagai badan usaha yang
menghimpun atau mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau deposito
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

• Dari definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa ada dua kegiatan pokok dari bank umum, yaitu
yang pertama adalah kegiatan pengumpulan dana atas dasar kepercayaan dari masyarakat.
Kegiatan kedua adalah penyaluran dana kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat
• Fungsi Dari Bank Umum
Pada dasarnya, fungsi sebuah bank adalah sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediation). Dana yang ada di
masyarakat (unit surplus) dihimpun untuk kemudian disalurkan
kepada masyarakat (individu dan perusahaan) yang membutuhkan
(unit defisit). Di sini Bank berperan sebagai lembaga keuangan yang
berfungsi menghubungkan pihak-pihak yang memiliki kelebihan
dana (unit surplus) dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana
(unit defisit).

Fungsi mendasar dari bank umum adalah sejalan dengan pengertian


bank, yaitu berperan sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat atau sektor riil, atau
dunia usaha yang memerlukan. Adapun Peran dan fungsi bank
umum yang terdiri dari bank pemerintah, bank swasta nasional, dan
bank asing atau campuran secara spesifik antara lain sebagai berikut:
• Penciptaan Uang.
Bank umum mempunyai fungsi penciptaan uang dalam hal ini uang giral, yaitu alat
pembayaran melalui mekanisme pemindahbukuan. Kemampuan bank umum dalam
menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsi bank umum menjadi sangat
penting dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
 
• Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran.
Bank umum berfungsi untuk mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal
tersebut dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah
jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Contohnya, penerimaan
setoran, transfer uang, dan kliring.
 
• Penghimpunan Dana Simpanan
Fungsi bank umum adalah menghimpun dana masyarakat. Dana yang paling banyak
disimpan oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia, dana simpanan terdiri
dari tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito.
 
• Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga memiliki fungsi yang sangat dibutuhkan untuk memudahkan atau
memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang atau jasa maupun
transaksi modal. Kesulitan-kesulitan dalam transaksi antarnegara akibat berbagai
kendala seperti perbedaan letak geografis, budaya, dan sistem moneter akan dapat
diatasi melalui kehadiran bank umum, sehingga transaksi menjadi lebih mudah, cepat,
dan efisien.
• Penyimpanan Surat Berharga.
Bank umum dapat berfungsi sebagai lembaga untuk menyimpan
surat-surat berharga. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat
menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan
sekuritas atau surat-surat berharga.

• Pemberian Jasa-Jasa Lainnya.


Bank umum dapat memberikan beragam jasa keuangan lain yang
dapat mempermudah kegiatan ekonomi masyarakat umumnya. Di
Indonesia, pemberian jasa oleh bank umum antara lain penyediaan
fasilitas pembayaran telepon, transfer uang lewat ATM, Anjungan
Tunai Mandiri/Automatic Teller Machine, dan pembayaran gaji
karyawan.
Jenis-Jenis Bank Umum Serta Lapangan Usaha Bank Umum 
• Jenis-jenis Bank Umum
Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 1967 yang dimaksud dengan bank umum ialah bank
yang dalam pengumpulan danannya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito
dan dalam usahanya terutama memberikannya kredit jangka pendek.

Bank-bank umum terdiri dari bank-bank umum pemerintah, bank-bank umum swasta, bank-bank
umum asing dan bank umum koperasi. Bank-bank umum pemerintah adalah Bank Negara
Indonesia 1946, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor
Impor Indonesia.
• Bank Negara Indonesia 1946
Bank Negara Indonesia 1946, semula bernama Bank Indonesia yang didirikan dengan UU No. 2
Prp Tahun 1946 Jo. UU No. 2 Drt Tahun 1955. Dengan UU No. 2 Prp Tahun 1946 bank tersebut
didirikan dengan maksud untuk berfungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi, akan tetapi
karena perubahan situasi, dengan UU No. 2 Drt Tahun 1955 bank tersebut ditetapkan sebagai bank
umum.

Bank Negara Indonesia kemudian dilebur ke dalam Bank Tunggal Bank Negara Indonesia
berdasarkan penetapan Presiden No. 17 Tahun 1965 dan menjalankan usahanya dengan nama Bank
Negara Indonesia unit III berdasarkan UU No. 14 Tahun 1967 dengan UU No. 17 Tahun 1968,
didirikanlah Bank Negara Indonesia 1946
• Bank Dagang Negara
Bank Dagang Negara, semula bernama escomptobank (didirikan dakam tahun
1857), kemudian dinasionalisir dengan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1960.
Bank ini didirikan dengan UU No. 13 Prp Tahun 1960 jo Penetapan Presiden No. 21
Tahun 1965. Dengan Penetapan Presiden No. 21 Tahun 1965 ditetapkan bahwa Bank
Dagang Negara perlu tetap dilangsungkan berdasarkan undang-undang
pendiriannya dan selalu menyerasikan kegiatan-kegiatannya yang bersifat moneter
teknis dengan Bank Negara Indonesia. Dengan demikian Bank Negara merupakan
satu-satunya bank umum pemerintah yang berada di luar Bank Negara Indonesia.
Dengan UU No. 18 Tahun 1968 dicabut UU No. 13 Tahun 1960 dan Penetapan
Presiden No. 21 Tahun 1965 kemudian ditetapkan landasan hukum baru bagi Bank
Dagang Negara yang disesuaikan dengan isi dan jiwa UU No. 14 Tahun 1967.

• Bank Bumi Daya


Bank Bumi Daya semula adalah Nederlandsch-Indische-Handelsbank (didirikan
dalam tahun 1863) yang kemudian menjadi Nationale Handelsbank. Pada tahun
1959, Nationale Handelsbank dengan Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1959 dan
berdasarkan UU No. 1 Tahun 1959, menjadi Bank Umum Negara. Dalam tahun 1965,
Bank Umum Negara dilebur ke dalam Bank Tunggal. Bank Negara Indonesia
berdasarkan penetapan Presiden No. 17 Tahun 1965 dan menjalankan usahanya
dengan nama BNI unit IV.
Berdasarkan UU No. 14/1967 dan UU No. 13 Tahun 1968, BNI Unit IV dipisahkan
kembali dari Bank Tunggal dan berdasarkan UU No. 19 Tahun 1968 didirikanlah bank
umum milik negara dengan nama Bank Bumi Daya.
• Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia
Bank Rakyat Indonesia yang nerupakan bank pemerintah pertama
sesudah kemerdekaan Republik Indonesia mula-mula didirikan
dengan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946. Sebelumnya bank
tersebut berturut-turut bernama Algemene Volkcredietbank (didirikan
pada tahun 1934) dan Syomin Ginko.
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 1967 dan UU No. 13 Tahun 1968,
BNI Unit II Bidang Rural dan Eksim dipisahkan menjadi milik
negara dengan nama:
• Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hak dan
kewajiban serta kekayaan dan perlengkapan-perlengkapan BNI
Unit II Bidang Rural, dengan UU No. 21 Tahun 1968.
• Bank ekspor impor Indonesia yang menampung segala hak dan
kewajiban serta kekayaan dan perlengkapan BNI Unit II Bidang
Eksim. Dengan UU No. 22 Tahun 1968.
• Bank-bank Umum Swasta
Di samping bank-bank umum pemerintah yang sudah dikemukakan di atas, terdapat pula bank-bank umum swasta
yang kantor pusatnya tersebar di seluruh Indonesia. Diantara bank-bank tersebut terdapat pula bank-bank Devisa ,
yaitu:
1. Bank Bali
2. Bank Dagang Nasional Indonesia
3. Bank Umum Nasional
4. Bank Niaga
5. Bank Buana Indonesia
6. Bank Pacific
7. Pan Indonesia Bank (Panin)
8. Bank Central Asia
9. Bank Duta
10.Overseas Express Bank
Selain itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1968, pada waktu ini telah dizinkan bank-bank asing dan
bank campuran. Bank-bank asing tersebut adalah:
• Bank of America
• America Express
• Chase Manhattan Bank
• City Bank
• Standard Chatered Bank
• European Asian Bank
• Hong Kong and Shanghai Banking Corporotioan
• Bank of Tokyo
• Bankok Bank
• Algemene Bank Nederland
• Lapangan Usaha Bank Umum
Sebagaimana telah dikemukakan, bank umum adalah bank yang pengumpulan dananya,
terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan depsito, dan dalam usahanya
memberikan kredit jangka pendek.
Dengan demikian lapangan usaha bank umum harus disesuaikan dengan ketentuan-
ketentuan tersebut di atas, yang secara terinci adalah sebagai berikut:
• Menerima simpanan terutama dalam bentuk giro dan deposito;
• Memberi kredit terutama kredit jangka pendek dengan tanggungan efek, hasil bumi,
barang, juga dengan tanggungan dokumen pengankutan dan dokumen penyimpanan
atau yang mewaikili barang itu, begitu juga dengan tanggungan kertas berharga yang
mewakili barang;
• Memberi kredit jangka menengah, panjang, atau turut dengan perusahaan dengan
persetujuan dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
• Memindahkan uang, dengan pemberitahuan secera telegram maupun surat, atau dengan
jalan memberikan wesel tunjuk di antara sesama kantornya. Penarikan atas saldo kredit
yang ada pada koresponden, dilakukan secara telegram atau wesel tunjuk atau dengan
cek;
• Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, menjalakan perintah
untuk pemindahan uang, menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga.
• Mendiskonto
1. Surat wesel dan surat order dengan dua penangguang jawab atau lebih secara
padu dan dengan masa berlaku yang tidak lama dari pada kebiasaan dalam
perdagangan;
2. Surat wesel dan surat degang yang lain yang tidka lebih lama masa berlakunya
daripada kebiasaan dalam perdagangan, baik yang ditarik dengan jaminan surat
kredit maupun dengan jaminan dokumen pengangkutan;
3. Surat pembendaharaan atas beban negara;
4. Surat hutang dengan pelunasan dalam enam bulan dan selama diskontonya
turut bertanggung jawab secara padu;
5. Mandat atau surat perintah membayar atas kas negara untuk rendemen lelang.

• Membeli dan menjual


1. Wesel yang diakseptasi oleh bank yang waktu berlakunya tidak lebih lama dari
kebiasaan dalam perdagangan;
2. Surat pembendaharaan atas beban negara;
3. Surat hutang yang tercatat pada suatu bursa efek yang resmi atas beban negara
atau bunga/pelunasannya dijamin oleh negara
• Membeli dan menjual cek, surat wesel, surat dagang yang lain, dan
pembayaran dengan surat dan telegram, dan ada jaminan yang lazim berlaku
untuk hal itu.
• Memberi jaminan bank (bank guarantie) dengan tanggungan yang cukup.
• Menyewakan tempat penyimpanan barang berharga.
• Menjalankan usaha lain yang lazim dilakukan dalam suatu bank umum.

Lapangan Usaha Bank Umum Milik Negara


Di samping usaha-usaha tersebut di atas, kepada bank umum milik negara
diberikan tugas khusus yang diarahkan kepada perbaikan ekonomi rakyat dan
pembangunan nasional dengan jalan melakukan usaha bank umum dengan
pengutamaan tugas sebagai berikut:
• Bank Negara Indonesia, dengan pengutamaan tugas di sektor industri.
• Bank Dagang Negara, dengan pengutamaan tugas di sektor pertambangan.
• Bank Bumi Daya, dengan pengutamaan tugas di sektor perkebunan dan
kehutanan.
• Bank Rakyat Indonesia, dengan pengutamaan tugas sebagai berikut:
a. Memberikan kredit kepada sektor koperasi, tani, dan nelayan dengan:
• Membantu perkembangan koperasi, terutama dalam bidang pertanian dan
perikanan;
• Membantu kaum tani dan nelayan yang belum tergabung dalam koperasi
untuk mengembangkan usaha-usahanya dibidang pertanian dan perikanan,
dan mendorong serta membimbing ke arah usaha bersama dan asas sendi
perkoperasian;
• Membantu rakyat yang belum tergabung dalam koperasi, dan menjalankan
kegiatan dalam bidang kerajinan, perindustrian rakyat, perusahaan rakyat
dan perdagangan kecil.
b. Memberi bantuan terhadap usaha negara dalam rangka pelaksanaan agraria.
c. Memberi bantuan terhadap usaha pemerintah dalam pembangunan
masyarakat desa.
d. Membina dan mengawasi bank desa, lembung desa, bank pasar dan bank-
bank sejenis lainnya berdasarkan petunjuk dan pimpinan Bank Indonesia.
e. Bank Ekspor Impor Indonesia, dengan pengutamaan tugas disektor
produksi, pengolahan dan pemasaran barang-barang ekspor.
Resiko Usaha Bank Umum
• Bank memiliki berbagai jenis resiko yang terdiri dari 8 resiko yaitu:
1. Resiko Kredit
Adalah resiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
bank. Resiko kredit pada umumnya terdapat pada seluruh aktifitas bank yang kinerjanya tergantung
pada kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja pinjaman dana (borrower).
Resiko kredit juga dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah
geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Resiko ini lazim disebut resiko
konsentrasi kredit dan wajib diperhitungkan pula dalam penilaian resiko inheren.
2.Resiko Pasar
Adalah resiko pada posisi neraca dan rekening administrative termasuk transaksi derifatif, akibat
perubahan dari kondisi pasar, termasuk resiko perubahan harga option. Resiko pasar meliputi antara
lain resiko suku bunga, resiko nilai tukar, resiko ekuitas, dan resiko komoditas. Resiko ini dapat
berasal baik dari posisi tranding book maupun posisi banking book.
3. Resiko likuiditas
Adalah resiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban dan jatuh tempo dari
sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari asset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,
tanpa menggangu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Resiko ini disebut juga resiko likuiditas
pendanaan (funding liquidity risk).
4. Resiko Hukum
Adalah resiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Resiko ini juga
dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau
kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
5. Resiko Operasional
Adalah resiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Sumber
resiko ini antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.
6. Resiko Stratejik
Adalah resiko akibat ketidaktepatan bank dalam mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu
keputusan stretejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber resiko
stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan
dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis.
7.Resiko Kepatuhan
Adalah resiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber resiko kepatuhan antara lain timbul karena
kurangnya pemahaman atau kesadara hukum terhadap ketentuan maupun standart bisnis yang berlaku
umum.
8.Resiko Reputasi
Adalah resiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif
terhadap bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber resiko reputasi
bersifat tidak langsung ( below the line) dan bersifat langsung (above the line).
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas mengenai bank umum dapat ditarik kesimpulan bahwa :
• Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Serta berfungsi berperan
sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat atau sektor riil, atau dunia usaha yang memerlukan.
• Didalam menjalankan tugasnya, bank-bank umum terbagi atas bank-bank
umum pemerintah, bank-bank umum swasta, bank-bank umum asing dan
bank umum koperasi. Bank-bank umum pemerintah adalah Bank Negara
Indonesia 1946, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Rakyat
Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.
• Didalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi jasa dalam lalu lintas
pembayaran, bank umum juga mendapatkan beberapa resiko yang harus
ditanggung. Diantaranya resiko kredit, pasar, liquidasi, hukum, dan lain-lain.
• Dalam melakukan pendirian bank umum haruslah melakukan
pengurusan izin terlebih dahulu supaya status hukum dari bank
umum tersebut jelas dan tidak dianggap illegal.
• Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai
alternatif investasi. Ketatnya peraturan dari otoritas moneter
(BI) dan juga semakin tajamnya persaingan antar Dalam hal
upayanya menghimpun dan memobilisasi dana dari
masyarakat, bank selalu berupaya agar dana yang ditarik dari
masyarakat tersebut dapat dibeli dengan biaya yang relatif
murah, tetapi hal tersebut merupakan hal yang sangat sulit
dilakukan sebab semakin bank.
DAFTAR PUSTAKA
• Thomas Suyatno. dkk. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 1988.
• Munir Fuady. Hukum Perbankan Modern. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.1999.
• Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta:
Prenada Media Group. 2011.
• Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers.
2014.
• Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta:
Prenada Media. 2005.

Anda mungkin juga menyukai