Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Perubahan

I. Pendahuluan
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang sering terjadi dengan sendirinya tanpa disadari. Perubahan
mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu lembaga atau organisasi, tanpa adanya perubahan maka
usia organisasi tidak akan dapat bertahan lama. Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis
melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan di bidang
pelayanan kesehatan adalah peningkatan kesadaran pasien akan pelayanan yang berkualitas. Perubahan dapat
dibedakan atas dua macam yaitu, perubahan tidak berencana dan perubahan berencana. Perubahan tidak
berencana terdiri dari, perubahan perkembangan (Developmental change)dan perubahan secara tiba-tiba
(Accidental change),sedangkan perubahanberencana adalah perubahan yang disengaja atau bahkan
direkayasa oleh pihak manajemen. Perubahan yang dilakukan secara sengaja, lebih banyak dilakukan atas
kemauan sendiri, sehingga proses perubahan itu lebih banyak diusahakan oleh system itu sendiri. Bahkan
kita sering berfikir tentang perubahan padahal justru pada saat itu sedang terjadi perubahan.menurut Wibowo
(2008:9) perubahan adalah sesuatu menjadi berbeda, perubahan merupakan penggeseran dari keadaan
sekarang suatu organisasi menuju pada keadaan yang diinginkan di masa depan dengan faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri faktor ini
merasakan adanya kebutuhan akan perubahan yang dirasakan. Oleh karena itu, setiap organisasi menghadapi
pilihan antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan.faktor internal di dalam organisasi dapat
pula menjadi pendorong untuk perlunya perubahan. Adapun yang termasuk dalam faktor internal adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan ukuran dan struktur organisasi
Perubahan yang terjadi menyebabkan banyak organisasi melakukan restrukturisasi, dan biasanya
diikuti dengan Donsijing dan otsorcing. Restrukturisasi cenderung membentuk organisasi yang lebih datar
dan berbasis tim. Obsocing dimaksudkan untuk menarik tenaga professional guna meningkatkan kinerja
organisasi. Perubahan ukuran dan struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperoleh SDM yang sesuai
dengan tugas atau Job description yang diberikan, sehingga organisasi itu memperoleh orang yang ahli di
dalam bidangnya dan manajemen sekolah berjalan dengan baik.
2. Perubahan dalam system administrasi
Perubahan system administrasi dimaksudkan untuk memperbaiki efisiensi, merubah citra sekolah,
atau untuk mendapatkan kekuasaan dalam organisasi. Perubahan system administrasi dimaksudkan agar
organisasi lebih kompetetif.
3. Introduksi teknologi baru
Perubahan teknologi baru berlangsung secara cepat dan mempengaruhi cara bekerja orang-orang
dalam organisasi. Teknologi baru di harapkan membuat organisasi semakin kompetitif. Teknologi telah
merubah pekerjaan dan organisasi. Pengantian pengawasan dengan menggunakan computer menyebabkan
rentang kendali manajer semakin luas dan semakin lebih datar.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar lembaga atau organisasi, yaitu keseluruhan
faktor yang berasal dari luar organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi,
seperti: Ekonomi, Politik, Hukum, Teknologi, Kebudayaan, Sumber alam, Demografi, sosiologi dan
sebagainya. Faktor eksternal lainnya antara lain adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain dapat
menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan budaya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua
masyarakat, mempunyai kecendrunganuntuk menemukan pengaruh timbal balik, artinya masing-masing
masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat lain itu.1

2.2. Pengertian Manajemen Perubahan


Manajemen perubahan merupakan suatu proses yang sistematis dalam menerapakan pengetahuan,
sarana dan sumberdaya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena
dampak dari proses tersebut. Manajemen perubahan juga dipahami sebagai upaya yang ditempuh oleh para
pemimpin untuk mengelola perubahan secara efektif,dimana diperlukanpemahaman tentang persoalan
motivasi, kepemimpinan, kelompok,konflik,komunikasi dan disiplin. Dengan demikian manajemen
perubahan semestinya memiliki strategi yang baik sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang atau akan
terjadi. Manajemen perubahan itu sendiri adalah merupakan proses, alat, dan teknik untuk mengelola barang
orang melalui proses perubahan untuk meningkatkan disiplin, sehingga tujuan lembaga dapat tercapai.2
Menurut wibowo dalam bukunya Manajemen Perubahan, Manajemen perubahan adalah suatu proses secara
sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang di perlukan untuk mempengaruhi
perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses tersebut.3

1
Ediie Bibbs, Kepemimpinan Gereja Massa Mendatang,(Jakarta:BPK-GM,2011),109
2
Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:BPFE,2000),21-28
3
Wibowo,Manajemen Perubahan, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2006),193
Menurut Prof. Dr. J. Winardi, manajemen perubahan adalah upaya yang ditempuh manajer untuk
memanajemen perubahan secara efektif, dimana diperlukan pemahaman tentang persoalan motivasi,
kepemimpinan, kelompok, konflik dan komunikasi.4

2.3.Tujuan dan Manfaat Manajemen Perubahan


Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan
maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan bertujuan agar organisasi
tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan zaman keajuan teknologi.
Jika tidak mengalami perubahan maka pasti organisasi tersebut akan mengalami kesulitan, dissorientasi,
bahkan mungkin tidak bisa bertahan. Jadi, perubahan bukan lagi merupakan suatu kebutuhan ataupun
pilihan, melainkan sudah menjadi keharusan. Tanpa perubahan takan ada daya jual untuk terus bertahan dan
terus eksis. 5 perubahan dilakukan untuk mengatasi krisis yang akan dihadapi organisasi, terutama krisis pada
masa yang akan datang. Krisis dalam organisasi biasanya terjadi karena kurang adaktifnya organisasi
menghadapi berbagai perubahan, baik perubahan individual jajaran organisasi, krisis internal oraganisasi
maupun krisis yang disebabkan faktor eksternal organisasi.6

2.4.Langkah-Langkah Management Perubahan

Gambar 1: Enam Langkah dalam Change Manajemen Manajemen

Terdapat enam langkah


Envisioning Activating
yang perlu dilakukan dalam
mempraktekkan
Manajemen Perubahan
yaitu: envisioning,
Supporting Installing
activating, supporting,
installing, ensuring dan
recognizing. Perhatikanlah
bambar 1 berikut ini:7

Ensuring Recognizing

4
J. Winardi, Manajemen Perubahan, (Jakarta:Kencana,2008)61
5
http://sks-kuliah.blogspot.co.id/2016/11/manajemenperubahan.html Diakses pada tgl 2 November 2019
6
Drs.Amiruddin Siahaan, M.Pd dan Wahyu Lius Zen, S.E., M.Pd, Manajemen Perubahan, (Bandung: Citapustaka Media
Perintis,2012), 44
7
https://zainulmuchlas.files.wordpress.com/2012/10/manajemen-perubahan.pdf, Diakses pada hari senin, 04 November 2019,
pukul 14.48 WIB.
Envisioning, merupakan langkah pertama di mana manajer memberikan inspirasi dan ide mengenai
perubahan kepada staf manajemen di perusahaan. Termasuk di dalamnya mengenai dampak perubahan
terhadap masa depan perusahaan dan pentingnya perusahaan untuk berubah.

Activating, Proses sosialisasi dari inspirasi dan ide mengenai perubahan yang harus dilakukan kepada
seluruh bagian dalam organisasi sehingga seluruh anggota organisasi perusahaan menyadari penuh perlunya
perubahan dilakukan untuk memastikan masa depan perusahaan.

Supporting, melakukan identifikasi akan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk perubahan yang akan
dilakukan dalam manajemen perusahaan. Sumber daya ini dapat berupa sumber daya fisik, sumber daya
manusia, ataupun metode mutakhir untuk melakukan perubahan. Dalam melakukan identifikasi ini pastikan
bahwa seluruh bagian dalam organisasi semaksimal mungkin dilibatkan.

Installing, setelah ide dan rencana perubahan di identifikasika, maka langkah berikutnya adalah
pengambilan keputusan mengenai perubahan yang akan dilakukan untuk kemudian disosialisasikan untuk
dijalankan di seluruh bagian perusahaan.

Ensuring, setelah rencana disosialisasikan kepada seluruh bagian perusahaan, langkah berikutnya adalah
memastikan bahwa seluruh kegiatan ataua rencana berjalan dengan lancar.

Recognizing, langkah terakhir dari Manajemen Perubahan adalah melakukan identifikasi atas segala hal
yang belum dilakukan dan menentukan apa saja yang belum tercapai oleh perusahaan sehubungan dengan
perubahan yang terjadi.

Berdasarkan Gambar 1, garis yang menghubungkan dari satu langkah ke langkah berikutnya tidak hanya
bersifat sequence atau berkesinambungan (hitam tebal), namun terhubung juga ke seluruh bagian dari setiap
langkahnya. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu kunci dalam penerapan manajemen perubahan dalah
adanya fleksibilitas dalam proses manajerialnya. Hal ini terkait dengan sifat adaptabilitas dan dinamis yang
tinggi harus dilakukan dalam manajemen perubahan yang diharapkan mampu mengimbangi setiap terjadinya
perubahan secara adaptabilitas dan dinamis.

2.5.Tahap dalam Manajemen Perubahan


Hampir semua perubahan terjadi melalui tahap-tahap. Demikianlah juga dalam manajemen perubahan.
Tahap-tahap manajemen perubahan ada empat, yaitu:
1. Tahap identifikasi perubahan
Pada tahap ini diharapkan seseorang dapat mengenal perubahan apa yang dilakukan/ terjadi. Dalam tahap ini
seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tife perubahan.
2. Tahap perencanaan perubahan
Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional teknik, pemilihan strategi umum dan
pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya faktor pendukung sehingga perubahan dapat
terjadi dengan baik.
3. Tahap implementasi perubahan.
Pada tahap ini terjadi proses pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu
perubahan sedang terjadi kemungkinan timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan monitoring perubahan.
4. Tahap evaluasi dan umpan balik.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi dan memerlukan data, oleh karena itu tahap ini dilakukan pengumpulan
catatan evaluasi data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat diumpan balik kepada tahap pertama sehingga
memberi dampak pada perubahan yang diinginkan berikutnya.8

2.6.Tipe Manajemen Perubahan


Perubahan teridiri dari tiga tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi manajemen perubahan
yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah:
1. Perubahan Rutin, dimana telah direncanakan dan dibangun melalaui proses organisasi.
2. Perubahan peningkatan, yang mencakup keuntungan dan nilai yang telah dicapai organisasi.
3. Perubahan inovatif, yang mencakup cara bagaimana organisasi memberikan pelayanannya.

Pada dasarnya tidak ada satupun pendekatan yang sesuai untuk manajemen perubahan. Metode-metode yang
digunakan untuk komunikasi kepemimpinan dan koordinasi kegiatan harus disesuaikan dalam menemukan
kebutuhan-kebutuhan masing-masing situasi perubahan.9

2.7. Teori Manajemen Peubahan10


a. Teori Motivasi
Bachard dan Harris menyimpulkan perubahan akan berubah bila ada sejumlah syarat, yaitu:
1. Mamfaat biaya, bahwa mamfaat yang diperoleh harus lebih besar daripada biaya perubahan
2. Persepsi hari esok, manusia dalam organissi menolak hari esok dipersiapkan lebih baik
3. Ketidak puasan, bahwa ada praktis yang dapat ditempuh untuk keluar dari situasi sekarang

8
Gottfried Osei, Pemimpin yang Menjadi Pelayan, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2010), 30
9
http://sks-kuliah.blogspot.co.id/2016/11/manajemenperubahan.html Diakses pada tgl 2 November 2019
10
https://zainulmuchlas.files.wordpress.com/2012/10/manajemen-perubahan.pdf, Diakses pada hari selasa, 05 November 2019,
pukul 12:00 WIB.
Hal menunjukan pentingnya efisiensi dalamn perubahan, agar mamfaat yang diperoleh cukup
memotivasi perubahan. Untuk hal ini diperlukan upaya-upaya mendiskretkan keadaan sekarang
sebagai keadaan yang buruk, sehingga kita merasa perlu untuk segera bergerak. Agar kita fokus ke
hari depan dari pada berbica tentang masa lalu yang telah memberikan dampak negative pada hari ini.

b. Teori Proses Perubahan Managerial

Teori ini mengadopsi pula pentingnya upaya-upaya mengurangi stress dalam perubahan dan
desain pekerjaan yang lebih memuaskan. Menurut teori ini, untuk mengasilkan perubahan secara
managerial perlu dilakukan hal-hal berikut ini.

a. Memobilisasi energy para stakoholders untuk mendukung perubahan


b. Mengembangkan visi dan strategi untuk menghasilkan dan mengelola daya saing yang positif
c. Mengkonsolidasi perubahan melalui kebijakan strategi yang diformalisasikan, struktur, system
dan sebagainya.
c. Teori Contigency
Teori ini lebih cocok digunakan oleh seorang pemimpin dalam organisasi-organisasi yang
akan mengolah suatu perubahan. Seseorang dapat memilih gaya dari kepemimpinanya, mulai dari
sangat otoratif serta fartisipatif. Kepemimpinan partisipatif, eksekutif melibatkan karyawannya dalam
berbagai hal. Misalnya dalam pengumpulan data, mendiaknosis masalah, mencapai persetujuan, dan
sebagainya. Sebaliknya dalam kepemimpinan yang otoriter kita bisa melakukan banyak hal, tetapi
membiarkan karyawan berbeda dalam kegelapan.
III. Tanggapan
IV. Kesimpulan
V. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai