Keterampilan
Negosiasi
Pembahasan:
a. Pengertian negosiasi
b. Tipe negosiasi dasar
c. Perilaku negosiasi
d. Trend di dalam bernegosiasi
Fakultas
Program Studi
Teknik
Teknik Industri
Tatap Muka
Kode MK
10
Disusun Oleh
Erna Multahada, S.HI., S.Psi., M.Si.
Abstract
Kompetensi
Keterampilan Negosiasi
3. Pengertian Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih, yang pada
awalnya memiliki pemikiran berbeda hingga akhirnya mencapai kesepakatan. Idealnya,
negosiasi akan menghasilkan kesepakatan yang bijaksana dan akan meningkatkan
relationship di antara kedua belah pihak.
13
Titik sasaran
Pihak A
Rentang Penyelesaian
Titik tolakan
Titik tolakan
Titik sasaran
Pihak A
Pihak B
Pihak B
13
meninggalkan satu pihak sebagai kalah. Negosiasi ini memberikan ruang perpecahan
apabila individu-individu berada dalam suatu kerja sama yang terus berjalan.
Gambar-2. Negosiasi Distributif lawan Integratif
Ciri-ciri Negosasi
Sumber daya tersedia
Negosiasi Distributif
Negosiasi Integratif
Jumlah sumber daya untuk Jumlah sumber daya untuk
dapat dibagi tetap
dapat dibagi sesuai dengan
pihak yang bernegosiasi
Motivasi primer
Kepentingan primer
Saling berlawanan
Jangka pendek
Jangka panjang
Secara Bersama:
Mengklarifikasi kepentingan
2.
Mengidentifikasikan pilihan-pilihan
mendiskusikan
resiko)
3.
4.
13
pasar
Menyeleksi kesepakatan
nilai
dengan
elemen-elemen
nilai
Menganalisis
paket-paket
kesepakatan Mendiskusikan
dan
memilih
paket
5.
Menyempurnakan kesepakatan
Mendiskusikan masalah yang tidak
terselesaikan
Mengembangkan kesepakatan tertulis
Membangun
hubungan
untuk
negosiasi berikut
baik tidak
Deskripsi/Klarifikasi/Tingkat
Pokok masalah untuk kebohongan dapat termasuk batas,
alternatif, niat negosiator, otoritas tawar menawar, komitmen
lain, kemampuan menerima tawaran lawan, tekanan waktu, dan
ketersediaan sumber daya.
Membesar-besarkan
Penipuan
Memperlemah lawan
13
alternatif
lawan,
mencela
tindakan
lawan,
menggunakan
posisi Taktik ini termasuk membangun sumber daya orang itu sendiri,
seseorang
Tidak mengungkapkan
Eksploitasi informasi
kelemahannya,
permintaan
yang
menutup
menentang
alternatif,
lawan,
atau
memperlemah aliansi-aliansinya.
Mengubah pemikiran
Gangguan
Maksimalisasi
13
5.
Perilaku Negosiasi
Menurut Jackman (2005) memilih perilaku yang tepat pada saat bernegosiasi bisa
menjadi faktor penentu keberhasilan atau kegagalan. Ketika berhadapan dengan lawan
negosiasi, ada empat macam perilaku yaitu: a) asertif, b) agresif, c) pasif) dan
manipulatif.
a. Perilaku Asertif
Negosiator yang memilih berlaku asertif dalam negosiasi akan memperlakukan
orang lain dengan hormat dan tulus. Berlaku asertif berarti menerima karakteristik diri,
baik yang positif maupun negatif. Dengan berlaku demikian, Kita juga akan lebih mudah
menerima keberadaan orang lain. Hasilnya, kita tidak perlu merasa mengalahkan lawan
karena tidak merasa harus selalu menang. Perilaku asertif meliputi:
Bertanggung jawab atas pilihan dan perilaku sendiri
Menentukan batasan sehingga lawan mengetahui posisi mereka saat sedang
bersama kita
Berkomunikasi dengan jelas
Berlaku asertif berarti memilih pendekatan yang positif dan proaktif. Perilaku ini
berakar pada penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri. Berlaku asertif berarti mau
berkompromi dan bernegosiasi untuk mencapai hasil win-win.
Saya berlaku aserif dalam negosiasi jika saya:
Mengatakan apa yang saya inginkan dengan jelas dan ringkas
Mengambil keputusan untuk diri sendiri
Tidak mudah patah semangat
Memperlakukan diri sendiri dan lawan negosiasi dengan hormat serta menjunjung
tinggi kesetaraan
Menyadari sepenuhnya bahwa saya bertanggung jawab atas setiap tindakan dan
perasaan saya
Meminta maaf jika merasa menyesal
Jika perlu, saya bisa bersikap tegas dan mempertahankan pendirian
Mengutarakan pendapat lawan dengan seksama
Bersikap tenang, santai, dan percaya diri
Mengharapkan win-win ketika menghadapi perbedaan pendapat
13
b. Perilaku Agresif
Perilaku agresif adalah perilaku yang kompetitif. Tujuan utama perilaku ini, baik
yang terlihat maupun tidak, adalah untuk menjadi pemenang. Dalam kondisi ini harus
ada seseorang yang kalah. Negosiator agresif biasanya mencapai tujuannya dengan
mematahkan semangat lawan negosiasi atau mengabaikan perasaan, keinginan, dan hak
mereka. Negosiator agresif tidak mau mempertimbangkan sudut pandang lawan. Ketika
dihadapkan
pada
sebuah
konflik
atau
konfrontasi,
negosiator
agresif
akan
13
c. Perilaku Pasif
Seseorang yang menunjukkan perilaku pasif bisa dianggap sebagai korban yang
tidak berdaya. Tipe orang seperti ini target dari taktik agresif yang telah disebutkan
sebelumnya.
Negosiator pasif kurang percaya diri dan memainkan peran yang hampir tidak
terlihat selama negosiasi. Mereka akan menghindar dari keharusan mengambil
keputusan karena merasa lebih mudah lepas tangan dan membiarkan lawan negosiasi
melakukannya atas nama mereka.
Negosiator pasif memiliki cara pandang negatif. Hal itu membuatnya frustasi karena
merasa tidak mempunyai kemauan atau mudah menyerah. Di dalam dirinya, selalu ada
penyangkalan diri dan sikap mengasihani diri sendiri. kemungkinan timbulnya konfrontasi
juga akan membuat mereka langsung menghindar dan melarikan diri. Perilaku pasif
sering dipicu oleh kurangnya rasa percaya diri atau persiapan. Perilaku pasif bukanlah
perilaku yang efektif untuk bernegosiasi karena negosiator seperti ini berpeluang sangat
kecil untuk meraih yang diinginkan. Mereka seringkali harus menerima hasil lose-win.
Untuk jangka panjang, negosiator pasif tidak akan diperhitungkan.
d. Perilaku Manipulatif
Perilaku seperti ini kadang kala disebut sebagai agresi tidak langsung karena
didasari oleh keinginan untuk menang dengan cara apa pun.Dibandingkan dengan taktik
agresif yang mencolok, perilaku tidak langsung lebih samar dan tersembunyi. Negosiator
13
Bersikap tidak langsung dan berharap orang lain mengetahui apa yang saya inginkan
Meninggalkan petunjuk
Membujuk, merayu, dan pura-pura memuji
Bersikap sarkastik
Memanipulasi lawan dengan mempermainkan perasaan mereka (biasanya perasaan
bersalah)
Bersikap pasif dengan niat yang agresif
Merasa frustasi, marah, dan tidak berdaya
Seringkali mendapat hasil win-lose ketika menghadapi perbedaan pendapat
6.
Trend
Berbagai ulasan baik riset experimen atau teoritis lebih banyak mengarahkan ke
negosiasi menang-menang (win-win). Tracy dan Peterson (dalam Meiyanto & Soedarjo,
1999) dan Jackman (2005) menemukan bahwa pendekatan atau taktik negosiasi
13
10
13
11
Daftar Pustaka
Jacman, A. 2005. How to Negotiate Teknik Sukses Bernegosiasi: Jadilah Negosiator Ulung
dan Raihlah Win-win Solution. Jakarta: Erlangga
Kreitner & Kinicki. 2004. Organizational Behavior. 6-th ed. Mc. Graw-Hill Companies, Inc.
Meiyanto, E & Soedarjo. 1999. Negosiasi Saat Ini: Semua Menang. Yogyakarta: Buletin
Psikologi Universitas Gadjah Mada. Tahun VII, No. 2 Desember.
Robbins, S.P. 2003. Organizational Behavior. Jakarta: PT Indeks kelompok Gramedia.
13
12