Anda di halaman 1dari 21

ARTIKEL

MANAJEMEN USAHA BOGA


“Pangsa Pasar”

Dosen Pengampu:

Wiwik Gusnita, S.Pd., M.Si

Ranggi Rahimul Insan, SP., M.Si

Disusun Oleh :

LAILA UKHTIA HAZIZI

18075158

PROGRAM STUDI S1 TATABOGA


PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan artikel tentang Manajemen Usaha Boga ini
dengan sebaik-baiknya, meskipun banyak kekurangan di dalamnya. artikel yang berjudul
Pangsa Pasar disusun dalam rangka memenuhi salah satu mata kuliah Manajemen Usaha
Boga yang diampu oleh Ibuk Wiwik Gusnita, S.Pd., M.Si dan Bapak Ranggi Rahimul Insan,
SP., M.Si.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Oleh sebab itu, kritik, saran serta
usulan demi perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.

Besar harapan kami makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang Manajemen Usaha Boga. Semoga makalah ini bisa dipahami
dengan baik oleh pembaca dan berguna untuk semua. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk kebaikan di masa yang akan datang.

Demikian yang bisa kami sampaikan,semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari
karya ini.

Pekanbaru, 24 September 2020

Laila Ukhtia Hazizi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
A. Identifikasi Pangsa Pasar ...............................................................................2
B. Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja ..........................................................5
C. Menentukan Struktur Organisasi ...................................................................8
D. Menentukan Cara Pendistribusian Produk Ke Konsumen ............................11
E. Menentukan Perolehan Modal Usaha ...........................................................14
BAB III PENUTUP .................................................................................................17
F. Kesimpulan ....................................................................................................17
G. Saran ..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan pangsa pasar menjadi pangsa peluang adalah efek dari
perubahan zaman. Sehingga pada abad 21 ini perusahaan-perusahaan
internasional atau MNCs Multinational Corporations harus merubah pola-
pola strateginya untuk bisa bertahan atau memenangkan dalam persaingan
pasar internasional oleh karena itu seorang manajer atau pelaku bisnis
memerlukan analisis yang baik terhadap segala sesuatu seperti kekuatan,
kelemahan, dan peluang serta ancaman yang mempengaruhi perusahaan
secara berkesenambungan. Bisnis dan strategi pemasaran ekspor perlu
terus berinovasi untuk memperoleh peluang-peluang serta untuk
menghindari ancaman dan meminimalisir masalah baik faktor internal
maupun eksternal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pangsa pasar :
1. Apa yang dimaksud dengan identifikasi dari pangsa pasar?
2. Bagaimana menghitung kebutuhan tenaga kerja?
3. Bagaimana menentukan struktur organisasi?
4. Bagaimana menentukan cara pendistribusian produk ke konsumen?
5. Bagaimana menentukan perolehan modal usaha?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pangsa pasar :
1. Menjelaskan identifikasi dari pangsa pasar
2. Menjelaskan cara menghitung kebutuhan tenaga kerja.
3. Menjelaskan cara menentukan struktur organisasi.
4. Menjelaskan cara pendistribusian produk ke konsumen.
5. Menjelaskan cara menentukan perolehan modal usaha.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Pangsa Pasar


1. Konsep Bisnis dan Strategi Produk
Pangsa Pasar Adalah sebuah strategi pemasaran yang mencakup
sasaran pasar yang luas menjadi kumpulan dari beberapa bagian kecil
diantaranya konsumen, bisnis ataupun negara yang mempunyai
kebutuhan umum atau sebuah kepentingan dan memiliki prioritas dan
kemudian merancang sebuah strategi untuk menjadikannya sasaran.
biasanya pangsa pasar digunakan untuk menganalisa target pasar
sebuah produk yang tergantung pada permintaan yang spesifik
dansesuai dengan segmentasi produk.
Saat ini masyarakat menginginkan produk-produk yang unik dan
kreatif. Seiring dengan perkembangan zaman yang sangat identik
dengan kemajuan teknologi, selera masyarakatpun beralih sehingga
mereka mulai melupakan kekayaan tradisional bangsa Indonesia, salah
satunya adalah kergaman bahasa daerah di Indonesia. Hal inilah yang
merupakan tugas bagi generasi bangsa untuk melestarikan budaya
bangsa kita, agar tidak terkikis oleh pengaruh kebudayaan asing.
Pendistribusian produk yang kreatif dan inovatif ini diperlukan media
untuk mengenalkan kepada masyarakat akan kekayaan bahasa daerah
di nusantara Oleh karena itulah pelaksana menciptakan usaha “Outlet
Nusantara”.
Target utama produk ini adalah mahasiswa, karena sebagai calon
penerus bangsa diharapkan melalui produk ini akan dapat
meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan tradusional Indonesia.
Selain itu, pada dasarnya memiliki keterktarikan terhadap produk-
produk yang unik dan inovatif. Dari sinilah, pelaksana mencoba untuk
mempengaruhi mereka dengan hal-hal yang dapat membangun
kecintaan terhadap kekayaan budaya Indonesia.

2
Produk-produk yang pelaksana sediakan juga disesuaikan dengan
produk yang sekiranya dapat menarik perhatian mahasiswa. Misalnya
kaos, mug, pin, gantungan kunci, dan goodie bag. Berikut pelaksana
cantumkan beberapa contoh sederhana desain kaos tersebut.
2. Strategi Harga
Produk-produk yang ada di Outlet Nusantara ini didatangkan dari
starpin, namun untuk desain produknya diproduksi oleh pelaksana
sendiri. Hal ini dilakukan karena keterbatasan pelaksana dalam
membuat dan memproduksi sendiri produk sehingga setelah
mendapatkan produk-produk ini, selanjutnya pelaksana merancang
harga yang sesuai dengan harga produk asli (dari produsen), biaya
transportasi. biaya distribusi dan perhitungan keuntungan yang akan
dihasilkan. Adapun jumlah penentuan keuntungan akan dijelaskan
secara detil pada bagian analisis biaya dan keuntungan. Setiap produk
memiliki harga sendiri yang sudah tertera di dalam brosur. Harga yang
pelaksana tawarkan untuk produk yang unik dan inovatif ini tehitung
cukup terjangkau.
3. Strategi Promosi Dan Pemasaran
1. Pemasaran menggunakan media internet
Internet merupakan media yang banyak digunakan oleh
mahasiswa. Pemasaran melalui media internet ini sangat
menguntungkan, karena mahasiswa maupun masyarakat tidak
perlu datang ke tempat penjualan untuk melihat ataupun
mengetahui produk-produk yang kami tawarkan. Selain itu,
pemasaran melalui media internet juga lebih mudah dikenal oleh
masyarakat karena dapat dipromosikan dari orang yang satu ke
orang yang lain. Pemanfaatan fasilitas internet ini, seperti website,
blog, dan social network (terutama Facebook, Twitter, dan
Blackberry group).
2. Dari mulut ke mulut
Pelaksana melakukan promosi baik kepada teman-teman
sesama mahasiwa, kerabat dekat maupun masyarakat umum

3
dengan memberitahukan secara personal atau kelompok, sehingga
diharapkan orang-orang yang mengetahui dan tertarik pada produk
outlet nusantara ini semakin bertambah.
3. Iklan di media cetak
Tingkat kecintaan terhadap membaca dari mahasiswa
cukup besar. Terutama untuk media cetak yang memang bisanya
digandrungi oleh remaja, seperti majalah, tabloid, dan koran.
Selain itu, masyarakat umum juga memilki ketertarikan yang besar
untuk membaca koran harian.
4. Pemasangan poster, brosur, dan flayer
Pemasaran produk dapat juga dilakukan melalui media
poster. Poster yang dibuat menarik dan sepersuasif mungkin, serta
ditempel di tempat-tempat yang strategis akan membuart semakin
banyak orang yang mengenal produk yang ada di outlet nusantara
ini. Selain itu juga akan dibagikan brosur dan flyer kepada
mahasiswa maupun masyrakat umum.
5. Pembuatan Katalog
Katalog bisa menjadi media yang cocok digunakan dalam
pelaksanaan promosi dan pemasaran. Katalog ini memuat sampel-
sampel dari setiap item. Sehingga dengan adanya katalog ini
menjadikan masyarakat lebih mudah untuk melakukan pembelian
dan pembeli juga dapat melakukan pemesanan sesuai dengan
model yang diinginkannya.
6. Membuat Kios “Outlet Nusantara”
Kios “Outlet Nusantara” akan menjadi base camp atau
pusat dari penjulan dan distribusi dari produk-produk Outlet
Nusantara. Kios ini terletak Jalan Akses UI Gang Material No. 43
RT 01 RW 001 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa
Jakarta Selatan 12604. Tempat ini diambil karena memiliki letak
yang cukup strategis. Letaknya berada di lingkungan UI, dan akses
tranportasinya juga dapat dengan mudah dijangkau.

4
B. Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja
Di dalam produksi, kita sering dihadapi dengan beberapa
perhitungan untuk mengetahui jumlah Tenaga kerja dan Jumlah Waktu
kerja untuk mendapatkan Output yang diinginkan agar mencapai
Produktivitas yang telah ditentukan. Di dalam Produksi, Produktivitas
100% merupakan persentase acuan untuk melakukan Perhitungan. Yang
harus kita ketahui adalah Waktu Standar atau Standard Time (ST) yang
diperlukan dalam mengerjakan satu unit produk. Waktu Standard
(Standard Time atau ST) ini biasanya telah diperhitungkan dan ditentukan
oleh para designer produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Contoh sederhana Standard Time (ST) :
 Memasangkan Komponen Resistor 1 unit : 3 detik
 Memasangkan Komponen Kapasitor 2 unit : 6 detik
 Melakukan Penyolderan 4 kaki komponen    : 8 detik
 Melakukan Pemeriksaan Visual : 8 detik
 Melakukan Inspeksi Function : 10 detik
 Melakukan Packaging (Pembungkusan) : 5 detik
Total : 40 detik (dijadikan menit menjadi 0.6 menit)
Perhitungan ST (Standard Time) biasanya menggunakan Menit.
Rumus Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja, Waktu dan Output
Menghitung Jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan untuk menghasilkan
Output tertentu di Waktu Kerja yang telah ditentukan :
 Jumlah Tenaga Kerja  =  (ST x Output) / Waktu Kerja
Menghitung Waktu  Kerja yang diperlukan untuk menghasilkan Output
tertentu dengan menggunakan Jumlah Tenaga Kerja yang telah
ditentukan:
 Waktu Kerja  = (ST x Output) / Jumlah Tenaga Kerja
Menghitung Output yang didapat jika menggunakan Jumlah Tenaga Kerja
dan Waktu Kerja tertentu :
 Output  = (Waktu Kerja x Jumlah Tenaga Kerja) / ST
Untuk Menghitung Standard Time (ST), rumusnya adalah sebagai berikut:

5
 Standard Time = (Waktu Kerja x Jumlah Tenaga Kerja) / Output
Contoh Kasus I :
A berencana untuk memproduksi Kalkulator dengan merek A, Standard
Time (ST) yang telah diperhitungkan dan ditentukan oleh para Designer
Kalkulator adalah 10 menit untuk merakit sebuah Kalkulator. Waktu
Kerja dalam sehari sesuai dengan peraturan pemerintah adalah 420 menit
perhari dan PT. A menargetkan untuk menghasilkan Output 1.000 unit
kalkulator dalam 1 (satu) hari. Berapakah Tenaga Kerja yang diperlukan
untuk mencapai Target Output tersebut?
Penyelesaiannya :
Diketahui :
ST                         = 10 menit
Waktu Kerja       = 420 menit
Target Output     = 1.000 unit
Dicari :
Tenaga Kerja yang diperlukan = ?
Jawaban :
Tenaga Kerja = (ST x Output) / Waktu Kerja
Tenaga Kerja = (10menit x 1.000) / 420menit
Tenaga Kerja = 23,8 orang (atau dibulatkan menjadi 24 orang)
Maka berdasarkan perhitungan diatas, Untuk menghasilkan Output
1.000 unit dengan waktu 420menit diperlukan Tenaga kerja sebanyak
24 orang.
Catatan :
 Waktu Kerja  = Working Time
 Tenaga Kerja = Manpower
Disamping itu, metode yang digunakan dalam menentukan
kebutuhan tenaga kerja adalah berupa analisis beban kerja (work loading
analysis) dan analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis).
Menurut Martoyo (1996:26) bahwa: “yang dimaksud dengan analisis
kebutuhan tenaga kerja adalah melakukan analisis terhadap kemampuan
tenaga kerja yang sekarang untuk memenuhi kebutuhan jumlah

6
karyawan”, dan menurut Komaruddin (1996:41) bahwa: “analisis
kebutuhan tenaga kerja bertujuan untuk menetapkan kebutuhan akan
personalia yang digunakan untuk dapat mempertahankan
kesinambungan norma suatu perusahaan”.
1. Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis)
Analisis beban kerja (work load analysis) menurut Ranupandojo dan
Suad Husnan (1990: 322) serta oleh Komarrudin (1996 :43)
diformulasikan sebagai berikut:
WLA = (TMH/MHU) x1 man
dimana:
TMH = Total man hour
WLA = Work load analysis
MHU = Man hour per unit
Hasil langsung dari analisi beban kerja adalah penetapan bilangan
jumlah karyawan yang diperlukan untuk melaksanakan sejumlah
pekerjaan tertentu selama waktu tertentu.
2. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja ( Work Force Analysis )
Menurut Martoyo (1996: 26) menyatakan bahwa “analisis kebutuhan
tenaga kerja adalah untuk mengetahui tenaga kerja senyatanya yang
diperlukan, ikut diperhitungkan juga tingkat absensi dan tingkat
perputaran tenaga kerja (labour turn over)”.
WFA = WLA + (% Ab x WLA + % LTO x WLA)
Dimana :
WFA = Work force analysis = analisa kebutuhan tenaga kerja
WLA = work load analysis = analisa jumlah beban kerja
%Ab = %absence = % ketidakhadiran tenaga kerja dalam periode
tertentu.
LTO = labour turn over = perputaran tenaga kerja dalam periode
tertentu.
Menurut Gorda (1994: 39) tingkat absensi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
% absensi = (HKH/HKT) x 100%

7
dimana:
HKH = Hari kerja yang hilang = hari krywn tdk bekerja dlm periode
tertentu
HKT = Hari kerja karyawan yang tersedia
Persentase perputaran karyawan (labour turn over) oleh Komaruddin
(1996:4) dirumuskan sebagai berikut :
% PK = (JGK/RKP) x 100%
Dimana:
JGK = Jumlah pergantian karyawan = jumlah karyawan yg keluar
dalam periode tertentu
PK = Perputaran karyawan
RKP = Rata-rata karyawan satu periode = total jumlah karyawan
satu periode dibagi periode tersebut .
Selain itu untuk mengetahui kebutuhan perawat dalam sebuah
rumah sakit dapat menggunakan berbagai pilihan metode. Berikut ini
macam metode yang dapat digunakan dalam menghitung kebutuhan
tenaga perawat :
a. Metode Rasio
b. Metode Need
c. Metode Douglas
d. Metode Demand
e. Metode Gillies
f. Metode Swandsburg
g. Metode Nina
A. Menentukan Struktur Organisasi
Struktur organisasi kitchen akan berbeda menurut besar kecilnya
perusahaan dan jenis perusahaan tersebut dalam hal ini adalah Hotel atau
Restaurant. Misalnya dalam sebuah Restaurant yang dapat menampung
300 – 400 orang dengan menghidangkan makanan secara ala’ carte akan
berbeda struktur organisasinya dibandingkan dengan Restaurant yang
menampung kurang dari itu atau bahkan lebih dan mempunyai beberapa
seksi/bagian atau outlet seperti di Hotel- hotel besar. Walaupun pada

8
kenyataanya ada dua Restaurant atau Hotel yang boleh dikatakan sama
namun dalam struktur organisasinya pasti akan ditemui adanya perbedaan
tergantung kepada menu makanan yang dijual, adanya beberapa seksi/
bagian atau outlet, volume pekerjaan yang tidak sama dan aturan –
aturannya yang berbeda, tergantung siapa yang menjadi Chef nya. Pada
umumnya dapat dijumpai struktur organisasi kitchen sebagai berikut :

1. Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi Kitchen


a. Chief Cook ( Executive Chef )
Biasa disebut juga Chef De Cuisin atau dipanggil dengan “Chef”
saja. Pekerjaan seorang Chef lebih banyak bersifat administrative.
Pada Hotel kecil seorang Chef masih dituntut untuk turun tangan
mengolah makanan.
Tugas dan tanggung jawab seorang Chef antara lain sebagai
berikut:
 Mengelola dapur yang menjadi tanggung jawabya.

9
 Menyusun Menu
 Membuat standard recipe beserta food cost nya
 Membuat purchase order ( bahan-bahan ).
 Membuat perkiraan ( forecast ) yang akan dicapai.
 Memimpin staff dan bawahannya.
 Mengawasi jalannya operasional kitchen terutama pada saat
Hotel atau restaurant buka.
b. Assistant Chief Cook ( Sous Chef )
Tugas dan tanggung jawabnya adalah menggantikan kedudukan
Chef apabila dia berhalangan atau sedang libur ( day off ).
c. Chef de Partie
Chef de Partie bertugas mengawasi kelancaran jalannya
operasional pada salah satu seksi yang menjadi tanggung
jawabnya. Mengorganisasi dan membagi tugas dan pekerjaan
pada bawahannya, dan ikut secara Langsun turun tangan
mengolah makanan.
d. Demi Chef
Demi Chef adalah wakil Chef de Partie, tugas dan tanggung
jawabnya sama.
e. Cook / Commis
Setiap Chef de Partie dibantu oleh juru masak ( Cook ) dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnyadan jumlahnya
tergantung pada volume pekerjaan masing – masing
bagian.
Commis 1 atau 1 st Cook ( Senior Cook ) adalah pangkat yang
biasanya diberikan Kepada seorang Cook yang dianggap mampu
untuk mengambil alih tanggung jawab atasannya dan untuk
beberapa hal dia diberi wewenang untuk bertindak sebagai “Chef
de Partie/Demi Chef” apa bila yang bersangkutan berhalangan,
misalnya sakit, cuti, libur (day off), sedangkan Commis 2,
Commis3/Cook Helper adalah sebagai pelaksana yang bekerja

10
atas perintah atasannya. Kepangkatan mereka dinilai berdasarkan
kecakapan/kemampuan dan lamanya bekerja.
B. Menentukan Cara Pendistribusian Produk Ke Konsumen
Strategi distribusi merupakan metode penyebaran barang dan jasa pada
konsumen akhir. Menetapkan metode distribusi yang tepat untuk bisnis
adalah kunci untuk menaikkan pendapatan dan meningkatkan loyalitas
pelanggan. Dua jenis utama dari strategi distribusi produk adalah secara
langsung dan tidak langsung. Ada juga “percabangan” dari strategi ini
yaitu kategori distribusi intensif, selektif, dan eksklusif yang akan kita
bahas nanti. 
1. Strategi Distribusi Langsung
Strategi yang satu ini diterapkan dengan cara produsen menjual
bahkan mengirim produknya ke konsumen secara langsung. Ada
beberapa cara berbeda dalam menerapkan metode ini. Beberapa
perusahaan memilih pendekatan yang lebih modern dengan
memanfaatkan situs e-commerce sehingga konsumen dapat membeli
secara online.
Opsi ini sangat efektif untuk perusahaan dengan klien yang
berpengetahuan tentang teknologi, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan spesifik pada merek tertentu dalam penjualan online.
Metode distribusi langsung bisa juga diterapkan dengan pesanan
telepon atau katalog. Opsi ini lebih menargetkan pelanggan yang lebih
tua atau pengguna yang biasa melakukan pembelian dengan metode
seperti ini.
Faktor penting untuk yang perlu Anda pertimbangkan ialah jumlah
investasi yang dibutuhkan saat menerapkan strategi tersebut.
Misalnya, sebuah produsen perlu tambahan Gudang, staf pengiriman,
kendaraan, serta portofolio agar distribusi barang lebih efektif.
2. Strategi Distribusi Tidak Langsung
Dalam hal distribusi, istilah “perantara” akan sangat membantu
suatu kelompok atau organisasi dalam mendapatkan barang untuk
dijualkan pada konsumen.

11
Strategi ini melibatkan perantara yang membantu dalam hal
logistic dan penempatan produk sehingga mereka dapat mencapai
pelanggan secara cepat dan efektif pada lokasi yang optimal
berdasarkan preferensi konsumen.
Dalam strategi tidak langsung, terdapat berbagai jenis perantara
dan manfaat (distribusi intensif, selektif, dan eksklusif) yang akan
dibahas pada artikel ini. Namun, alasan dibalik penerapan strategi ini
adalah kebutuhan bisnis, target klien, serta jenis produk yang Anda
miliki.
Pembelian rutin seringkali luput dari perhatian pelanggan. Contoh
pembelian rutin adalah produk pasta gigi atau makanan instan. Untuk
produk seperti ini, metode terbaik adalah distribusi tidak langsung.
Perbedaan Jenis-jenis Profil Distributor
1. Distributor
Distributor sendiri merupakan grosir yang bertanggung jawab
ekstra dalam memenuhi pesanan pengecer dan aktif menjual produk
atas nama produsen. Mereka yang mengelola pesanan, hingga
bertindak sebagai “perwakilan” penjualan produk dan menjadi
perantara antara pengecer dan produsen. 
Keuntungan menggunakan distributor sebagai perantara ialah
produsen tak perlu berurusan dengan urusan logistik, transportasi,
hingga biaya pemeliharaan staf dan bahan pengiriman.
Seorang distributor akan melakukan analisis pasar untuk mencari
peluang baru dan mencapai kinerja penjualan puncak. Mereka
berfokus pada area pasar tertentu yang memungkinkan untuk
mengembangkan hubungan dengan produsen.
Berbeda dengan pedagang grosir, mereka berkemungkinan untuk
memiliki afiliasi kuat dengan perusahaan tertentu.
Sebagai contoh, satu distributor bisa menyepakati perjanjian
dengan perusahaan minuman yang bekerja secara teratur. Sedangkan
pedagang grosir bekerja berdasarkan kebutuhan. Mereka memiliki

12
opsi untuk menjual langsung ke konsumen dan bisnis, atau menjual
pada pengecer dan penjual lainnya.
Distributor juga melakukan pengemasan berbagai barang menjadi
sebuah entitas sebelum dijualkan pada pengecer.
Misalnya, distributor mendistribusikan perusahaan remote televisi
dan perusahaan lainnya yang menjalankan usaha baterai. Distributor
dapat mengemas barang ini bersamaan sehingga mereka bisa
menciptakan produk yang lebih menarik dan meningkatkan penjualan.
2. Pedagang Besar
Pedagang Besar merupakan sumber produk pesanan pengecer yang
akan menjualkan barang yang didapatkan ke konsumen. Biasanya,
pedagang besar akan membeli barang dalam jumlah besar sehingga
dapat menurunkan harga baik dari produsen maupun distributor. Hal
inilah yang menjadi keuntungan sebagai pedagang besar atau grosir.
Dengan begitu, sangat memungkinkan bagi pedagang besar meraup
keuntungan lebih tinggi saat menjual kembali pada pengecer dalam
paket yang lebih kecil. Mereka menandai pendapatan mereka sendiri
saat menjual pada pengecer. Berbeda dengan distributor, pedagang
besar atau grosir hanya berurusan dengan penyimpanan atau stock dan
pengiriman barang.
Biasanya, banyak pedagang besar mengharuskan pengecer untuk
membeli produk dalam jumlah tertentu, bisa dalam jumlah besar agar
perputaran bisnis tetap berjalan maksimal.
3. Pengecer
Pengecer merupakan komponen akhir dalam saluran distribusi.
Berupa outlet yang memungkinkan konsumen membeli produk yang
mereka butuhkan. Bisa seperti toko kelontong atau minimarket di
sudut jalan. Pengecer menjualkan barang yang didapatkan dari
distributor atau grosir dalam etalase atau memanfaatkan media online.
Pengecer biasanya membeli barang pada grosir / pedagang besar,
bisa juga langsung pada produsen. Pengecer membeli produk dengan

13
harga rendah untuk mendapatkan keuntungan saat mereka menjualkan
kembali produknya.
Pengecer tidak selalu menggunakan etalase, banyak juga yang
memanfaatkan katalog, telepon, serta media online. Dengan maraknya
pengguna internet tentu membuat banyak pengecer memutuskan
menambah Haluan dengan mengelola situs e-commerce mereka alih-
alih toko dalam proses penjualan.
C. Menentukan Perolehan Modal Usaha
1. Sumber Internal /Modal Sendiri (Pemilik Usaha) :
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha.
Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai suatu
usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga. Kerugian menggunakan
modal sendiri jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit
memperolehnya. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal
dari :
a. Tabungan sendiri
b. Setoran dari pemegang saham
c. Menjual barang yang kurang produktif
d. Menjual barang yang menguntungkan (pada saat menjual, lebih
mahal serta lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan saat
membeli)
e. Fasilitas/tempat milik sendiri (tanah, bangunan, garasi, mesin
dan sebagainya)
2. Sumber Eksternal (BODOL : Berani Optimis Duit Orang
Lain)
Modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan
modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan terkena beban
biaya, biaya administrasi, provisi dan komisi serta bunga yang
besarnya relative. Kemudian adanya kewajiban untuk mengembalikan
pinjaman setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian sebelumnya.
Cara memperoleh modal usaha dari sumber ekternal, diantaranya :

14
a. Modal Pinjaman
1) Pinjaman dari lembaga keuangan syariah, seperti :dari
Baitul Maal wa Tamwil (BMT), pegadaian syari’ah, bank
syari’ah, dan sebagainya.
2) Pinjaman dari perbankan : Bank, BPR
3) Pinjaman dari lembaga lain, diantaranya: pinjaman dari
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), asuransi, kelurahan,
koperasi, dan lain-lain.
4) Pinjaman dari perorangan: pinjaman dari isteri/suami, orang
tua/mertua, saudara, tetangga, teman sekolah/kuliah, teman
kerja, dan sebagainya.
5) Pinjam ke teman-teman Anda (teman bermain, kuliah, olah
raga, santai, band, dan sebagainya).
Tips untuk mencari modal dengan cara ini, ikuti langkah berkut
ini :
 Tetapkan berapa jumlah modal yang Anda butuhkan.
Misalnya 2 juta atau 5 juta atau berapa saja terserah
Anda , yang penting logis.
 Buatlah daftar nama teman-teman Anda, semakin
banyak makin bagus
 Bikinlah sebuah surat yang isinya permohonan pinjam
uang ke teman-teman Anda itu
 Jadikan surat permohonan ini sebagai jaminan Anda,
dan buatlah teman Anda untuk percaya kepada Anda.
 Fotocopy surat tadi sebanyak nama yang telah Anda
buat di daftar nama
 Mulailah datangi teman-teman Anda satu persatu dan
berikan surat permohonan Anda tadi
 Jika anda beruntung , dan Allah menghendaki, Insya
Allah i’tikad baik Anda akan mudah
 terpenuhi.
Ilustrasi :

15
 Jika umpamanya anda membutuhkan modal 2 juta ,
 Dan anda telah mendaftar sebanyak 100 nama teman.
 Maka untuk setiap nama teman itu akan anda pinjam
uangnya : 2 jt /100 = 20 rb .
 Jika anda punya 200 teman : maka satu teman = 2 jt/200
= 10 rb .
 Semakin banyak nama teman anda , akan semakin kecil
jumlah pinjaman ke masing masing teman , dan akan
semakin besar peluang anda mendapatkan pinjaman itu.
b. Modal dari Uang Muka
Berupa uang muka yang diperoleh dari konsumen Anda sewaktu
melakukan transaksi.
3. Gabungan (Internal dan Ekternal)
1) Modal Pribadi dan Pinjaman
2) Kerjasama
Kerja sama dengan teman, cari teman yang kira-kira punya
modal tetapi masih bingung untuk diinvestasikan. Anda bisa
menawarkan kepada mereka untuk berkoalisi, syaratnya
Anda harus sudah memiliki model bisnis yang jelas, agar
nantinya Anda percaya diri dalam urusan ini.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pangsa Pasar Adalah sebuah strategi pemasaran yang mencakup
sasaran pasar yang luas menjadi kumpulan dari beberapa bagian kecil
diantaranya konsumen, bisnis ataupun negara yang mempunyai kebutuhan
umum atau sebuah kepentingan dan memiliki prioritas dan kemudian
merancang sebuah strategi untuk menjadikannya sasaran. biasanya pangsa
pasar digunakan untuk menganalisa target pasar sebuah produk yang
tergantung pada permintaan yang spesifik dansesuai dengan segmentasi
produk.
Di dalam produksi, kita sering dihadapi dengan beberapa
perhitungan untuk mengetahui jumlah Tenaga kerja dan Jumlah Waktu
kerja untuk mendapatkan Output yang diinginkan agar mencapai
Produktivitas yang telah ditentukan. Di dalam Produksi, Produktivitas
100% merupakan persentase acuan untuk melakukan Perhitungan. Yang
harus kita ketahui adalah Waktu Standar atau Standard Time (ST) yang
diperlukan dalam mengerjakan satu unit produk. Waktu Standard
(Standard Time atau ST) ini biasanya telah diperhitungkan dan ditentukan
oleh para designer produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi kitchen akan berbeda menurut besar kecilnya
perusahaan dan jenis perusahaan tersebut dalam hal ini adalah Hotel atau
Restaurant.
Strategi distribusi merupakan metode penyebaran barang dan jasa
pada konsumen akhir. Menetapkan metode distribusi yang tepat untuk
bisnis adalah kunci untuk menaikkan pendapatan dan meningkatkan
loyalitas pelanggan
B. Saran
Taka ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini
yang jauh dari kesempurnaan. Makalah dari itu, kritik dan saran sangat
membantu penulis dalam mencapai tujuan yang lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Assauri ,Sofyan. 2001.Pangsa PasarJakarta: Lembaga Penerbit


Universitas Indonesia

Noviar, Adi, Miswar. 2012. Analisis Strategi Pemasaran Dengan


Menggunakan Metode BCG. Penelitian Tugas Akhir tidak dipublikasikan.
Surakarta: Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Cartwright, L. M., & Kardigantara, S. Manajemen Jasa Boga.Bandung:


STP Bandung.

Anda mungkin juga menyukai