Anda di halaman 1dari 23

I.

PENGANTAR HUKUM PERBANKAN


1. PENGERTIAN

G.M Verryn Stuart, badan yg usaha utamanya menciptakan kredit yg bertujuan


memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri atau dengan uang
yg diperoleh dari orang lain maupun dengan jalan mengedarkan alat penukaran baru
berupa uang giral.

B.N. Ajuha, bank menyalurkan modal dari mereka yg tidak dapat menggunakan secara
menguntungkan kepada mereka yg dapat membuatnya lebih produktif untuk keuntungan
masyarakat.
S.P. Hasibuan, lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur
kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter, serta dinamisator
pertumbuhan perekonomian.
A. Abdurrachman, lembaga keuangan yg melaksanakan berbagai jasa, seperti
memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, mengawasi peredaran mata uang,
menyimpan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain.
UU No. 10/1998, badan usaha yg menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masayarakat dalam bentuk kredir dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. FUNGSI PERBANKAN
1. Lembaga jasa penitipan uang, emas,perak,
2. Melakukan transaksi pertukaran mata uangsatu negara dengan negara lainnya,
3. Kasir, pemegang kas dari pemegang rekening,
4. Mengelola uang yg didepositokan nasabah,
5. Pemberi kredit.

3. SUMBER HUKUM PERBANKAN


 UU No.7/1992 tentang Perbankan yg diubah dengan UU No.10/1998,
 UU No. 23/1999, UU No.3/2004, UU No. 6/2009 tentang Bank Indonesia
 UU No. 24/2004, UU No.7/2009 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
 UU No. 21/2008 tentang perbankan syariah
 PP No. 2/1999 tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank
 Peraturan BI No. B/26/PBI/2006 tentang BPR
 Peraturan BI No. 11/1/PBI/2009 tentan BU

1
4. JENIS-JENIS PERBANKAN
1. bank sentral
2. bank tabungan, menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito
3. bank pembangunan
4. bank lain yg ditetapkan undang-undang.

Bank dari segi usahanya


1. Bank Umum, memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
2. Bank Perkreditan rakyat, tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
3. Bank Khusus, melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, pengembangan
koperasi, pengembangan ekspor nonmigas, pengembangan pembangunan perumahan .

II. LEMBAGA PERBANKAN

1. Pengertian bank :
O.P. Simorangkir, bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan
yanag bertujuan memberikan kredit dan jasa.
K.b.b.I, bank adalah badan usaha dibidang keuangan yang menarik dan
mengeluarkan uang dimasyarakat, terutama memberikan kredit dan jasa dilalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.
2. Jenis-jenis Bank
Bank sentral ialah Bank Indonesia
Bank tabungan, bank yang mengumpulkan dana dalam bentuk deposito dan kegiatan
usahanya memberikan kredit jangka pendek.
Bank pembangunan, bank yang mengumpulkan simpanan dalam bentuk deposito,
menerbitkan kertas/surat berharga jangka menengah dan jangka panjang serta
memberikan kredit jangka menengah dan jangka panjang di bidang pembangunan.
Kepemilikan Bank
 Bank lain yang ditetapkan dengan UU.
 Bank umum hanya dapat didirikan oleh (pasal 22 uu no.10/1998) :
1. Warga negara indonesia dan atau badan hukum Indonesia, atau
2. Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara
asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.
 Ketentuan mengenai persyaratan pendirian yang wajib dipenuhi pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan oleh BI.
4. Bentuk badan hukum bank umum :
a. Perseroan Terbatas, badan hukum persekutuan modal didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU
serta peraturan pelaksanaan.
b. Koperasi UU no.25/1992, badan usaha yg beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.
c. Perseroan daerah UU no.5/1962 tentang perusahaan daerah.

2
5. Bentuk badan hukum bank perkreditan rakyat :
Perusahaan daerah
Koperasi
Perseroan terbatas
Bentuk lain yg ditetapkan pemerintah

III. BANK UMUM

a. Pengertian bank umum, bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Fungsi Bank Umum

- Penciptaan uang,
- Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran
- Penghimpun dana simpanan masyarakat
- Mendukung kelancaran transaksi internasional
- Penyimpanan barang-barang berharga
- Pemberian jasa lainnya.

c. Pengelompokan Bank Umum

1. Bank Negara Indonesia 1946 (BNI), adalah bank komersial tertua di Indonesia.
Bank ini didirikan pada tanggal 5 juli 1946 untuk menjadi bank sirkulasi atau bank
sentral yang bertanggungjawab dalam menerbitkan dan mengelola mata uang
RI.
2. Bank Dagang Negara, semula bernama Escomptobank, kemudian
dinasionalisasi dengan PP no.13 Tahun 1960, merupakan satu-satunya bank
umum pemerintah yang berada diluar Negara Indonesia. Pada juli 1999 bank ini
ditutup dan bnak dagang ini demerger dengan bank bumi daya, bank ekspor
impor Indonesia dan bank pembangunan Indonesia.
3. Bank Bumi Daya, bank pemerintah yang pernah ada, awalnya bernama
Nederlansch Indische Handelsbank didirikan pada tahun 1863, dinasionalisasi
menjadi bank umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1999 dimerger
dengan bank dagang Indonesia, bank ekspor-impor Indonesia, bank
pembangunan Indonesia menjadi bank Mandiri.
4. Bank Rakyat Indonesia, merupakan salah satu bank milik pemerintah terbesar di
Indonesia atau bank pemerintah pertama setelah kemerdekaan RI, didirikan
pada 16 desember 1895, merupakan lembaga keuangan yang melayani orang-
orang yang berkebangsaan Indonesia (pribumi).

3
5. Bank Umum Swasta, bank bali, bnak dagang nasional Indonesia, bnak umum
nasional, bank niaga, bnak buana Indonesia, bank pacific pan Indonesia (Panin),
bank central asia, bank duta overseas express bank.
6. Bank Ekspor Impor Indonesia, adalah bank milik pemerintah sebagai spesialis
dalam bidang pembiayaan perdangan.
7. Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO), didirikan untuk mendukung
pembangunan sector ekonomi tertentu khususnya perkebunan, industry dan
pertambangan.
8. Bank Tabungan Negara

d. Usaha bank Umum

1. Usaha bank umum milik negara :


BNI 1946 pada sektor industri
Bank Dagang Negara pada sektor pertambangan
Bank Bumi Daya pada sektor perkebunan dan kehutanan
BRI membantu koperasi, tani dan nelayan
Bank Ekspor Impor pada sektor produksi, pengolahan pemasaran bahan ekspor
Bank pembangunan Indonesia, kredit jangka pendek dan menengah untuk investasi
modal tetap
BTN, mengumpulkan deposito dan tabungan negara.

2. Usaha Bank Umum Swasta

 Menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito


 me,mberikan kredit jangka pendek, menengah, dan jangka panjang
 memindahkan uang
 Menerima dan membayar kembali uang
 Mendiskonto surat wesel
 Membeli dan menjual wesel
 Memberi jaminan bank, menyewakan tempat menyimpan barang berharga

IV. SUMBER DANA PERBANKAN INDONESIA

A. Dana yang bersumber dari bank


Adalah dana berbentuk modal setor yang berasal dari para pemegang saham dan
cadangan serta keuntungan bank yang belum dibagikan kepada para pemegang saham.

B. Dana yg bersumber dari masyarakat


1. simpanan giro, simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
pemindahbukuan.
2. deposito, simpanan yg penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

4
3. sertifikat deposito, simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan.
4. simpanan yg penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat ketentuan yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lain yg
dipersamakan dengan itu.

C. Dana yg bersumber dari BI


1. kredit likuiditas BI, kredit yg diberikan oleh BI untuk membiayai kredit program
pemerintah yg disalurkan melalui bank umum.
2. bantuan likuiditas BI (BLBI), dana yg dikucurkan oleh BI kepada bank yg
mengalami kesulitas likuiditas dalam operasinya sehari-hari.
3. kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, kredit yg diberikan kepada
bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek dari bank yang
bersangkutan.

D. Dana yg bersumber dari lembaga keuangan lain


1. Pinjaman antar bank, pemberian pinjaman dari bank yg kuat ke bank yang relatif
lemah, mis, bank pemerintah ke bank swasta nasional.
2. Call money, dana talangan atau tambahan yg bersumber dari lembaga keuangan
bank.
3. Pinjaman dana dari luar negeri, keseluruhan dana yang diperoleh dari pinjaman
luar negeri baik yang berasal dari lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan
bukan bank yang menimbulkan kewajiban bagi bank penerima pinjaman untuk
mengembalikan dana tersebut kepada pihak pemberi pinjaman dalam jangka waktu
tertentu.

1. Pengertian Sumber Dana Bank

Sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi bank tersebut. Sesuai dengan fungsi bank sebagai
lembaga keuangan di mana kegiatan sehari-harinya adalh bergerak dibidang keuangan,
maka sumber-sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang
kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan pinjaman), bank harus lebih dahulu
membeli uang (menghimpun dana), sehingga dari selisih bunga tersebut bank
memperoleh keuntungan.
Kemampuan bank memperoleh sumber-sumber dana yang diinginkan sangat
mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber dana, bank harus
mempertimbangkan beberapa faktor seperti kemudahan untuk memperoleh dana

5
tersebut, jangka waktu sumber dana serta biaya yang harus dikeluarkan untuk
memperoleh dana tersebut. Dalam hal ini, bank harus pintar menentukan untuk apa
dana tersebut digunakan, seberapa besar dana yang dibutuhkan, sehingga tidak salah
dalam menentukan pilihan.

2. Jenis-jenis Sumber Dana Bank


Jenis-jenis sumber dana bank terdiri dari :
a. Dana yang berasal dari Bank itu sendiri.
b. Dana yang berasal dari lembaga lain.
c. Dana yang berasal dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga).
3. Dana yang berasal dari bank itu sendiri.
Sumber dana ini berasal dari modal bank itu sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah
modal setoran dari para pemegang sahamnya. Apabila saham yang terdapat belum
habis terjual, sedangkan kebutuhan akan dana masih perlu, maka dapat dilakukan
dengan menjual saham kepada pemegang saham lama.

Secara garis besar dapat disimpulkan sumber dana yang berasal dari bank itu sendiri
terdiri dari :
a. Setoran modal dari pemegang saham.
Dalam hal ini pemilik saham lama dapat menyetor dana tambahan atau membeli saham
yang dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Cadangan-cadangan bank.
Merupakan cadangan laba tahun sebelumnya yang tidak dibagi kepada pemegang
saham. Digunakan untuk antisipasi laba masa yang akan datang.
c. Laba bank yang belum dibagi.
Merupakan laba yang memang belm dibagikan pada tahun yang bersangkutan
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.
d. Agio Saham.

4. Dana yang bersumber dari lembaga lain.

6
Sumber dana ini merupakan sumber dana tambahan jika bank mengalami kesulitan
dalam pencarian dana selain dana pihak ketiga dan dana yang berasal dari bank
sendiri. Pencarian dana ini relative lebih mahal dan hanya sementara waktu. Dana ini
digunakan untuk membiayai transaksi-transaksi tertentu.
Sumber dana ini terdiri dari :
a. Kredit Likuiditas Bank Indonesia.
Merupakan kredit yang diberikan oleh BI kepada bank yang membutuhkan dana guna
memenuhi penarikan-penarikan yang dilakukan oleh nasabah.
b. Pinjaman Antar Bank.
Untuk memenuhi kebutuhan dananya, bank dapat pula melakukan pinjaman dari bank
lainnya.
c. Surat Berharga Pasar Uang.
Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU dan kemudian diperjualbelikan
kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non-keuangan.

5. Sumber Dana Masyarakat (Dana Pihak Ketiga).

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting dalam kegiatan operasi suatu
bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari
sumber dana ini.
Pentingnya sumber dana dari masyarakat luas disebabkan sumber dana dari
masyarakat merupakan sumber dana yang paling utama bagi bank. Sumber dana yang
yang disebut juga dengan “Dana Pihak Ketiga” ini disamping mudah mencarinya juga
tersedia banyak di masyarakat.
Untuk memperoleh sumber dana dari masyarakat luas, bank dapat menawarkan
berbagai jenis simpanan. Pembagian jenis simpanan kedalam beberapa jenis
dimaksudkan agar para nasabah mmpunyai banyak pilihan sesuai dengan tujuannya
masing-masing.

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi kedalam tiga jenis, yaitu :
a. Simpanan Giro (Demand Deposit)

7
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
c. Simpanan Deposito (Time Deposit)

A. Simpanan Giro
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor. 10 Tahun 1998, Simpanan Giro adalah
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro dan sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan.
Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, tabungan.
Simpanan giro merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat.
Pengertian penarikan dapat dilakukan setiap saat, yaitu uang yang disimpan dalam
rekening giro dapat ditarik berkali-kali dalam sehari selama saldo mencukupi.
Penarikan uang di rekening giro dapat menggunakan sarana penarikan berupa cek dan
bilyet giro. Apabila penarikan dilakukan secara tunai, maka sarana penarikannya
menggunakan cek. Sedangkan penarikan non-tunai menggunakan bilyet giro.

B. Tabungan

Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor. 10 Tahun 1998


adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan cek maupun
bilyet giro.

C. Simpanan Deposito

Deposito berjangka merupakan produk perbankan yang dipilih nasabah untuk


melakukan investasi dalam bentuk surat berharga. Pemilik deposito disebut dengan
deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi
bank, bunga yang diberikan kepada deposan merupakanbung tertinggi jika dibandingka

8
dengan tabungan dan giro, sehingga deposito oleh sebagian bank dianggap sebagai
“dana mahal”.
Pengertian deposito menurut Undang-Undang Perbankan Nomor. 10 Tahun 1998
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank.

V. JASA –JASA PERBANKAN

1. Pengiriman uang, pelayanan bank dengan bersedia melaksanakan amanat nasabah


untuk mengirimkan sejumlah uang, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing yg
ditujukan kepada pihak lain ditempat lain baik didalam maupun luar negeri.
2. Inkaso, pemberian kuasa kepada bank oleh perusahaan atau perorangan untuk
menagihkan, atau meminta persetujuan pembayaran atau penyerahan begitu saja
kepada pihak yang bersangkutan di tempat lain atas surat-surat berharga, dalam rupiah
atau valuta asing seperti cek, wesel, kuitansi, surat aksep, dll.
3. Kliring, perhitungan hutang piutang antara para peserta secara terpusat disatu tempat
dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yg telah
ditetapkan untuk dapat diperhitungkan.
4. Bank Garansi, jaminan yg diberikan oleh bank berupa pengakuan tertulis yg isinya
menyetujui mengikatkan diri kepada penerima jaminan dalam jangka waktu tertentu dan
syarat-syarat tertentu apabila dikemudian hari ternyata siterjamin tidak memenuhi
kewajibannya kepada si penerima jaminan.
5. Kotak pengaman simpanan, bentuk menyewakan boks dengan ukuran tertentu untuk
menyimpan barang-barang berharga dengan jangka waktu tertentu dan nasabah
menyimpan sendiri kunci boks pengaman tersebut.
6. Kartu kredit, alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek.
7. Perdagangan valuta asing,
8. Kustodian, jasa penitipan efek atau harta lain yg berkaitan dengan efek serta jasa lain,
termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek,
dan mewakili pemegang rekening yg menjadi nasabah.
9. Letter of credit, bank bertindak atas permintaan nasabah yang berkedudukan sebagai
importir untuk melakukan pembayaran kepada pengekspor atau pihak ketiga.

VI. KREDIT DAN JAMINAN BANK

1. Pengertian kredit
Kamus besar BI, pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara
mengangsur atau pinjaman hingga hingga batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh
bank atau badan lain.
Pasal 1 butir 11, penyediaan uang atau tagihan yg dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yg

9
mewajibkan pihak penjamin untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga.

2. Jenis kredit
a. Kredit investasi , kredit jangka menegah atau panjang untuk membiayai barang modal
dalam rangka rehabilitasi, perluasan dll.
b. Kredit modal kerja,pembiayaan yg diperlukan oleh perusahaan untuk operasi
perusahaan sehari-hari.
c. Kredit konsumsi, kredit jangka pendek atau panjang diberikan kepada debitur untuk
membiayai barang kebutuhan atau konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yg
pelunasannya dari pengahasilan bulanan.

3. Persyaratan umum Kredit


a. Mempunyai feasibility study yang dalam penyusunannya melibatkan konsultan yang
terkait,
b. Mempunyai dokumen administrasi dan izin-izin usaha misalnya akta perusahaan,
NPWP, SIUP, dll,
c. Maksimum jangka waktu kredit dalam 15 tahun dan masa tenggang waktu
maksimum 4 tahun,
d. Agunan utama adalah usaha yang dibiayai, debitur menyerahkan agunan tambahan
jika menurut penilaian bank diperlukan,
e. Maksimum pembiayaan bank adalah 65 % dan self financing adalah sebesar 35 %,
f. Penarikan atau pencaiaran kredit biasanya didasarkan atas dasar prestasi proyek,
dalam hal ini biasanya melibatkan konsultan pengawas independen untuk
menentukan progress proyek.
g. Pencairan biasanya dipindahbukukan kerekening giro,
h. Rencana angsuran ditetapkan atas dasar cash flow yang disusun berdasarkan
analisis dalam feasibility study,
i. Pelunasan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

4. Dasar Pemberian Kredit


a. Pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dibuat dalam
bentuk perjanjian tertulis,
b. Bank harus memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah
debitur yang antara lain diperoleh dari penilaian yang saksama terhadap watak,
kemampuan, modal agunan dan proyek usaha dari nasabah debitur,
c. Kewajiban bank untuk menyusun dan menerapkan prosedur pemberian kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
d. Kewajiban bank untuk memberikan in formasi yang jelas mengenai prosedur dan
persyaratan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
e. Larangan bank untuk memberikan kredit atau pembiayaan berdasrkan prinsip
syariah dengan persyaratan yang berbeda kepada nasabah debitur atau pihak
terafiliasi,
f. Penyelesaian sengeketa.

10
Untuk mencegah terjadinya kredit bermasah dikemudian hari, maka permohonan
kredit dilakukan dengan berpedoman kepada formulir 4P dan formulir 5C.

Formulir 4P diuraikan sebagai berikut :

1. Personality, dalam hal ini pihak bank mencari data secara lengkap mengenai
kepribadian si pemohon kredit, antara lain mengenai riwayat kehidupannya,
pengalamannya dalam berusaha, pergaulan dalam masyarakat, dll.
2. Purpose, selain mengenai kepribadian dari pemohon kredit, bank juga harus
mencari data tentang tujuan atau penggunaan kredit tersebut sesuai line of
business kredit bank yang bersangkutan.
3. Prospect, dalam hal ini bank harus melakukan analisis secara cermat dan
mendalam tentang bentuk usaha yang akan dilakukan oleh pemohon kredit,
4. Payment, bahwa dalam penyaluran kredit, bank harus mengetahui dengan jelas
mengenai kemampuan dari pemohon kredit untuk melunasi utang kredit dalam
jumlah dan jangka waktu yang ditentukan.

Formulir 5C diuraikan sebagai berikut :

1. Character, bahwa calon debitur memiliki watak, moral, dan sifat-sifat pribadi yang
baik,
2. Capacity, kemampuan calon nasabah debitur untuk mengelola kegiatan
usahanya dan mampu melihat prosfektif masa depan, sehingga usahanya akan
dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan,
3. Capital, bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap modal yang
dimiliki oleh pemohon kredit,
4. Collateral, jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan sarana
pengaman atas risiko yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah debitur
dikemudian hari, misalnya terjadi kredit macet,
5. Condition of economy, dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi
secara umum dan kondisi sector usaha pemohon kredit perlu memperoleh
perhatian dari bank untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi yang
diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut.

Kredit dan Pembiayaan

Menurut undang-undang perbankkan no 10 tahun 1998 kredit adalah


penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
11
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah janka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

D. Unsur-Unsur Kredit

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit :

1. Kepercayaan, Dimana pihak perbankan memiliki kepercayaan terhadap pihak


peminjam, kepercayaan ini dapat diperoleh pihak bank bila telah melakukan
analisis pada saat mengajukan proposal, sesuai dengan prosedur terhadap
pihak peminjam.

2. Kesepakatan, Pada saat proposal pengajuan kredit telah disetujui oleh pihak
bank yang bersangkutan maka selanjutnya dilakukan kontrak kesepakatan dan
ditandatangani oleh pihak bank dan pihak peminjam.

3. Jangka waktu, Setiap kredit yang diajukan pasti terdapat jangka waktu tertentu,
hal ini akan disesuaikan dengan jangka waktu yang telah disepakati pada saat
kontrak kesepakatan. Jangka waktu dapat berbentuk jangka pendek, jangka
menengah ataupun jangka panjang.

4. Resiko, Semakin panjang waktu pinjaman maka akan membuat pengembalian


pokok dan bunganya jauh lebih besar bila kita memilih jangka pendek karena hal
ini akan berkaitan dengan resiko tidak tertagihnya kredit. Sebab sejauh ini yang
menanggung resiko adalah pihak bank.

5. Balas jasa, Balas jasa didalam bank umum adalah berupa bunga dan biaya
administrasi. Hal ini merupakan keuntungan yang dapat diperoleh oleh pihak
bank.

Jenis-Jenis Kredit

Ada beberapa macam kredit yang di berikan oleh bank umum dan bank
perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari beberapa jenis :

12
1. Dilihat dari jenis kegunaanny

a. Kredit investasi, Kredit ini diberikan kepada perusahaan yang baru akan
berdiri untuk keperluan membangun pabrik baru.

b. Kredit modal kerja, Kredit ini diberikan kepada perusahaan yang telah berdiri,
namun membutuhkan dana unutk meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Misalnya dalam hal membayar gaji pegawai atau unutk
membeli bahan baku.

2. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian, diberikan untuk membiayai sektor perkebunan atau pertanian


rakyat.

b. Kredit peternakan, diberikan untuk jangka pendek misalnya untuk peternakan


ayam dan janghka panjang misalnya untuk kambing ataupun sapi

c. Kredit industri, diberikan untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

d. Kredit perumahan, diberikan untuk membiayai pembangunan atau pembelian


rumah.

Jaminan Kredit

Dalam melakukan peminjaman, pihak peminjam dapat memberikan jaminan


atau tanpa jaminan. Namun di Indonesia pihak bank selama ini masih memberikan
pinjaman dengan jaminan sedangkan untuk pinjaman tanpa jaminan belum lazim
diterapkan di Indonesia. Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh
calon bank yang akan memberikan pinjaman adalah sebagai berikut :

Dengan jaminan

a. Jaminan benda berwujud yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan


seperti :

13
- Tanah

- Bangunan

- kendaraan bermotor

- mesin-mesin

- barang dagangan

- tanaman

b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda yang merupakan surat surat yang
dijadikan jaminan seperti :

- Sertifikat Saham

- Sertifikat Obligasi

- Sertifikat Deposito

- Wesel

Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Dalam memberikan kredit agar masing-masing pihak merasa aman maka ada
hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masing-masing pihak. Pihak perbankkan akan
melakukan penilaian pada calon peminjam dengan kriteria 7P, berikut
penjelasannya :

1. Personality, Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan


nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party, Menggolongkan nasabah berdasarkan klasifikasinya masing-masing,


misalnya nasabah yang loyal secara karakter, modal.

14
3. Perpose, Hal ini untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
tujuan pengambilan kredit misalnya untuk modal kerja atau investasi.

4. Prospect, Pihak bank dalam hal ini akan menilai seberapa menguntungkan
prospek usaha nasabah yang mengajukan kredit.

5. Payment, Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit


yang telah diambil atau dari mana saja dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitabilitas, Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam


mencari laba, apakah setiap periode mengalami peningkatan atau tidak.

7. Protection, Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan


mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau
jaminan asuransi

VII. SURAT-SURAT BERHARGA dan WARKAT BANK

1. Wesel
a. Istilah Wesel
Belanda = wisselbrief
Jerman = weschsek
Prancis = lettre de change
Inggris = bill of exchange
Italia = cambio
Latin = vicis

Surat wesel adalah surat yang memuat kata wesel, yang diterbitkan pada tanggal dan
tempat tertentu, dengan mana penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada tersangkut untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang atau penggantinya,pada tanggal dan
tempat tertentu.

H.M.N. Purwosutjipto, surat wesel adalah surat berharga yang memuat kata wesel
didalamnya, ditanggali dan ditandatangani di suatu tempat, dalam mana penerbit member
perintah tidak bersyarat kepada tersangkut untuk membayar sejumlah uang pada hari bayar
kepada orang yang ditunjuk oleh penerbit yang disebut penerima atau penggantinya di suatu
tempat tertentu.

b. Pihak-pihak yang tekait dengan wesel :

15
a). Penerbit atau penarik, yaitu orang yang membuat atau menerbitkan atau
mengeluarkan surat wesel,

b). tersangkut atau tertaris, yaitu orang yang mendapat perintah dari penerbit untuk
membayar sejumlah uang pada hari bayar kepada penerima,

c). penerima, yaitu orang yang ditunjuk oleh penerbit untuk menerima sejumlah uang
sebagaimana disebut didalam surat wesel pada hari bayar,

d). Pemegang, adalah orang yang memperoleh surat wesel dari penerima atau
pemegang lainnya,

e). endosan, adalah kedudukan penerima atau pemegang yang menyerahkan surat
wesel kepada orang lain, sedangkan orang yang menerima penyerahan surat wesel itu disebut
pemegang.

c. Syarat-syarat Wesel

1). Kata-kata surat wesel yang dimuat dalam teks dan dituliskan dalam bahasa yang
dipakai untuk wesel tersebut.

2). Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu,

3). Nama tertarik (orang yang harus membayarnya),

4). Tanggal pembayaran,

5). Penetapan tempat pembayaran,

6). Nama orang yang kepadanya atau kepada orang yang ditunjuknya wesel tersebut
harus dibayar.

7). Tanggal dan tempat surat wesel ditaris atau diterbitkan,

8). Tandatangan penerbit wesel (penarik).

2. Cek
Menurut Munir Fuady, cek adalah surat berharga bertanggal dan menyebutkan
tempat penerbitnya, yang merupakan perintah tanpa syarat oleh penarik untuk
membayar kepada pihak pemegang atau pembawanya, pembayaran mana
dilakukan oleh pihak pembayar yaitu bank dari pihak penerbit/penarik.
KBBI, cek adalah perintah tertulis pemegang rekening kepada bank yang
ditunjuknya supaya membayar sejumlah uang pemegangnya.
Pihak-pihak yang terkait dengan cek,
a. Penerbit, yaitu orang yang mengeluarkan surat cek,
b. Tersangkut, yaitu banker yang diberi perintah tanpa syarat untuk
membayar sejumlah uang tertentu,

16
c. Pemegang, yaitu orang yang diberi hak untuk memperoleh pembayaran
dan yang namanya tercantum dalam cek,
d. Pembawa, yaitu orang yang ditunjuk untuk menerima pembayaran tanpa
menyebutkan namanya dalam surat cek,
e. Pengganti, yaitu orang yang menggantikan kedudukan pemegang surat
cek dengan jalan endosemen, dimana dalam hal ini cek diterbitkan
dengan klausul atas pengganti dengan mencantumkan nama pemegang
dalam surat cek.

Syarat-syarat surat cek :

Nama cek dimuat dalam teksnya sendiri dan diistilahkan dalam bahasa
cek itu ditulisnya.
Perintah tak bersyarat untum membayar sejumlah uang tertentu,
Nama orang yang harus membayarnya, penetapan tempat dimana
pembayaran harus dilakukan,
Tanggal dan tempat cek ditariknya,
Tanda tangan orang yang mengeluarkan cek itu.

3. Bilyet Giro
Surat edaran BI No.4/760/HPPB/PbB Tgl 24 Januari 1972, Bilyet Giro adalah
surat perintah nasabah yang telah distandarisasi bentuknya kepada penyimpan
dana untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan
kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau
pada bank lainnya.
Pasal 1 butir 6 UU No. 10 Tahun 1998, bilyet giro adalah cara untuk melakukan
pemindabukuan terhadap simpanan dalam bentuk giro yang dapat dilakukan
setiap saat oleh nasabah yang bersangkutan.
Syarat formal bilyet giro :
a. Mencantumkan nama bilyet giro dan monor seri pada formulir BG,
b. Perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah dana
atas beban saldo penarik,
c. Nama dan tempat bank tertarik, kepada siapa perintah terse but
ditujukan,
d. Nama pihak yang harus menerima pemindabukuan dana secara
administrasi tersebut dan jika dianggap perlu juga alamatnya,
e. Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam
huruf,
f. Tanda tangan penarik dan cap badan usaha jika sipenarik merupakan
suatu perusahaan berbentuk badan usaha,
g. Tempat dan tanggal penarikan,
h. Tanggal mulai efektif berlakunya amanat dalam BG,
i. Nama bank di mana pihak yang harus menerima dana pemindahbukuan
tersebut mempunyai rekening, sepanjang nama bank si penarik diketahui
oleh penarik.

17
4. Promes
Promes adalahsurat perjanjian dagang yang berisi pengakuan utang dari pihak
yang terutang dan bernilai uang sekian sehingga surat promes itu dapat
diperdagangkan.
H.M.N. Purwosutjipto, surat sanggup atau promes adalah surat yang berisi
kesanggupan seorang debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada
seorang kreditur atau penggantinya.
5. Sertifikat BI
SK Direksi BI no.31/67/KEP/DIR, sertifikat BI adalah surat berharga atas unjuk
dalam rupiah yang diterbitkan BI sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek dengan system diskonto, system diskonto adalah dimana pihak yang
member sertifikat BI menerima pembayaran bunganya dimuka/seketika itu
dengan ketentuan bunga yang telah diterimanya itu akan diperhitungkan pada
saat sertifikat BI dibayarkan kembali tepat pada tanggal jatuh tempo.
Surat berharga pasar uang, adalah surat berharga jangka pendek yang bisa
diperjualbelikan secara diskonto dengan bank Indonesia atau dengan lembaga
keuangan yang ditunjuk oleh BI.
6. Commercial Paper
Commercial paper adalah suatu surat berharga berupa pengakuan utang
berjangka pendek 2 sampai dengan 270 hari, yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan kepada pihak lain (investor) yang mempunyai dana segar untuk
membeli obligasi tersebut, utang tersebut tanpa memberikan suatu jaminan
utang, utang mana diberikan diskon tertentu meskipun ada juga yang diberikan
dengan memberikan suatu bunga tertentu.
Pihak-pihak yang terkait dengan commercial paper :
a. Pihak penerbit,
b. Pihak penanam modal
c. Pihak pengatur penerbitan,
d. Pihak agen penerbit
e. Pihak agen pembayar,
f. Pihak pedagang efek,
g. Pihak perusahaan pemeringkat.

VIII. RAHASIA BANK

1. Pengertian rahasia bank


UU no.10 Tahun 1998, pengertian rahasia bank adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.
Rahasia bank adalah larangan bagi perbankan untuk member keterangan atau informasi
kepada siapapun juga mengenai keadaan keuangan dan hal-hal lain yang patut
dirahasiakan dari nasabahnya, untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan
dari bank itu sendiri.
2. Teori rahasia bank
TEORY MUTLAK (absolute theory)

18
Menurut teory ini, rahasia bank bersifat mutlak. Semua keterangan mengenai nasabah
dan keuangannya tercatat dibank wajib dirahasiakan tanpa pengecualian dan
pembatasan. Dengan alas an apapun dan oleh siapapun kerahasiaan mengenai
nasabah dan keuangannya tidak boleh dibuka (diungkapkan). Apabila terjadi
pelanggaran terhadap kerahasiaan tersebut, bank yang bersangkutan harus
bertanggungjawab atas segala akibat yang ditimbulkannya.
TEORY RELATIF(relarive theory)
Menurut teory ini, rahasia bank bersifat relative (terbatas). Semua keterangan tentang
nasabah dan keuangannya yang tercatat di bank wajib dirahasiakan. Akan tetapi, jika
ada alasan yang dapat dibenarkan oleh undang-undang, rahasia bank mengenai
keuangan nasabah boleh dibuka kepada pejabat yang berwenang, misalnya pejabat
perpajakan, pejabat penyidik tindak pidana ekonomi.
3. Pengecualian rahasia bank
a. Kepentingan peradilan pidana
Pimpinan BI dapat memberikan izin kepada polisi, jaksa atau hakim untuk
memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka atau terdakwa
pada bank, dan pihak bank wajib memberikan keterangan yang diminta. Izin
sebagaimana dimaksud diatas diberikan secara tertulis dari kepala kepolisian RI,
Jaksa Agung, atau Ketua MA. Pemberian izin oleh BI harus dilakukan selambat-
lambatnya 14 hari setelah dokumen permintaan diterima secara lengkap.
b. Kepentingan tukar-menukar informasi antar bank
Direksi bank dapat memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada
bank lain. Tukar menukar informasi antarbank dimaksudkan untuk memperlancar
dan mengamankan kegiatan usaha bank, antaralain untuk mencegah kredit
rangkap serta mengetaui keadaan dan status dari suatu bank yang lain. Dengan
demikian bank dapat menilai tingkat risiko yang dihadapi, sebelum melakukan
transaksi dengan nasabah atau dengan bank lain.
c. Untuk kepentingan perpajakan
Untuk kepentingan perpajakan, pimpinan BI atas permintaan menteri keuangan
berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada bank agar memberikan
keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai
keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat pajak.
d. Untuk kepentingan penyelesaian piutang bank
Untuk penyelesaian piutang bank yang telah diserahkan kepada Badan Urusan
Piutang dan Lelang Negara, pimpinan BI memberikan izin kepada pejabat Badan
Urusan Piutang dan Lelang Negara untuk memperoleh keterangan dari bank
mengenai simpanan nasabah debitur.
e. Dalam perkara perdata antar bank dengan nasabah
Dalam perkara perdata antara bank dengan nasabahnya, direksi bank yang
bersangkutan dapat menginformasikan kepada pengadilan tentang keadaan
keuangan nasabah yang bersangkutan dan memberikan keterangan lain yang
relevan dengan perkara tersebut.
f. Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah atau ahliwarisnya

19
Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan yang dibuat
secara tertulis, bank wajib memberikan keterangan mengenai simpanan nasabah
penyimpan pada bank yang bersangkutan kepada pihak yang ditunjuk oleh
nasabah penyimpan tersebut.
Dalam hal nasabah penyimpan telah meninggal dunia, ahli waris yang sah dari
penyimpan yang bersangkutan berhak memperoleh keterangan mengenai
simpanan nasabah penyimpan tersebut.

IX. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH

1. Perlindungan Langsung, dapat dikemukakan dalam dua hal, yaitu :


a. Hak Preferen Nasabah Penyimpan Dana
Hak preferen adalah suatu hak yang diberikan kepada seorang kreditur
untuk didahulukan dari kreditur-kreditur yang lain. Dalam system
perbankan Indonesia, nasabah penyimpan merupakan kreditur yang
mempunyai hak preferen, dalam arti bahwa nasabah penyimpan yang
harus didahulukan dalam menerima pembayaran dari bank yang sedang
mengalami kegagalan atau kesulitan dalam memenuhi kewajiban-
kewajibannya.
b. Lembaga Asuransi Deposito
Misi dari lembaga asuransi deposito ini adalah memelihara stabilitas dari
system keuangan Negara dengan cara mengasuransikan para deposan
bank dan mengurangi gangguan-gangguan terhadap perekonomian
nasional yang disebabkan kegagalan-kegagalan yang dialami oleh
perbankan.
2. Perlindungan Tidak Langsung
a. Prinsip kehati-hatian
Prinsip kehati-hatian mengharuskan pihak bank untuk selalu berhati-hati
dalam menjalankan kegiatan usahanya, dalam arti harus selalu konsisten
dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang
perbankan berdasarkan profesionalisme dan itikad baik. Pasal 29 ayat (2)
UU No.10 tahun 1998”bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank
sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas
anajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang
berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha
sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
b. Batas Maksimum Pemberian Kredit
Mengenai batas maksimum pemberian kredit, oleh BI telah ditetapkan
bahwa untuk peminjam atau kelompok peminjam yang merukan pihak
tidak terkait adalah sebesar 20% dari modal, sedangkan untuk peminjam
atau kelompok peminjam yang terkait adalah sebesar 10% dari modal.
c. Kewajiban Mengumumkan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi
Adanya ketentuan yang mewajibkan bank untuk menyampaikan dan
mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi sebagaimana diatur

20
dalam pasal 34 dan 35 UU no.10 tahun 1998, dapat memberikan
informasi kepada masyarakat, terutama nasabah penyimpan mengenai
tingkat kesehatan bank dan hal-hal lain yang terkait dengan bank
tersebut.
d. Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank
Dalam pelaksanaan merger, konsolidasi dan akuisisi harus
memperhatikan kepentingan dari semua pihak, yaitu kepentingan bank,
kepentingan kreditur, kepentingan pemegang saham minoritas dan
karyawan bank, juga kepentingan rakyat banyak, dan persaingan yang
sehat dalam melakukan usaha bank.

X. KEJAHATAN PEREKONOMIAN BIDANG PERBANKAN

a. Pengertian kejahatan bidang perbankan


Tindak pidana perbankan adalah tindakan baik berupa melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu, yang menggunakan produk perbankan sebagai sarana
tindakan pelaku atas produk perbankan sebagai sasaran tindakan pelaku yang
telah ditetapkan sebagai tindak pidana oleh UU secara legal dan formal, atau
yang ditetapkan sebagai tindak pidana oleh UU Perbankan Indonesia.
b. Tindak pidana di bidang perbankan
Salah satu tindak pidana yang berhubungan dengan dunia perbankan adalah
tindak pidana pencucian uang. Dengan perkataan lain, tindak pidana pencucian
uang adalah salah satu bentuk tindak pidana yang menggunakan jasa
perbankan berhubungan dengan hasil kejahatan yang dilakukannya. Hal itu
dapat dilihat dari rumusan ketentuan pasal 1 UU No.25 tahun 2003 yang
merumuskan pemcucian uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer,
membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan menitipkan,
membawa keluar negeri, menukarkan atau perbuatan lainnya atas harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana
dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta
kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah.
c. Upaya penanggulangan
Untuk memperlancar dan mempercepat proses penanganan dalam
penyimpangan dibidang perbankan, khususnya yang mengandung unsure
pidana, BI telah menjalin kerjasama dengan instansi terkait lainnya, yaitu
kejaksaan agung RI dan Kepolisian RI. Kerjasama itu dituangkan dalam surat
Keputusan Bersama anata Jaksa Agung RI, Kapolri, dan Gubernur BI No.
KEP.126/ja/11/1997,KEP/10/XI/1997,30/6/KEP/GBI, tanggal 6 November 1997
tentang kerjasama penanganan kasus tindak pidana di bidang perbankan.
Melalui wadah kerjasama tersebut, diharapkan segala bentuk penyimpangan di
bidang perbankan, khususnya yang mengandung unsure pidana, dapat ditangani
secara cepat dan lebih professional berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, penanganan

21
penyimpangan di bidang perbankan tersebut dapat memberikan kontribusi bagi
keinginan untuk membentuk system perbankan yang sehat.
Pembentukan unit khusus investigasi perbankan diharapkan dapat menimbulkan
announcement effect terhadap dunia perbankan, yaitu :
1. Bahwa law enforcement dalam kegiatan perbankan tetap dilaksanakan dan
ditegakkan.
2. Bahwa segala bentuk penyimpangan yang dilakukan akan membawa
konsekuensi hukum bagi para pelakunya.

XI. OTORITAS JASA KEUANGAN

22
a. Pengertian dan Status OJK
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan bebas
dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam UU No.21 tahun 2011.
Status kelembagaan OJK adalah lembaga yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, sehingga secara yuridis bebas
dari campur tangan pihak lain.
Independensi OJK tercermin dalam kepemimpinan OJK. Secara orang
perseorangan, pimpinan OJK memiliki kepastian masa jabatan dan tidak
dapat diberhentikan, kecuali memenuhi alas an yang secara tegas diatur
dalam UU OJK. Untuk mendapatkan pimpinan OJK tang tepat, dalam UU
OJK diatur juga mekanisme seleksi yang transparan, akuntabel, dan
melibatkan partisipasi public melalui suatu panitia seleksi yang unsure-
unsurnya terdiri atas pemerintah, BI dan masyarakat sector jasa
keuangan.

b. Asas, Tujuan dan Fungsi OJK


Asas-asas OJK dalam penjelasan umum UU OJK adalah sebagai
berikut :
Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang OJK dengan tetap sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Asas kepastian hukum, yakni asas dalam Negara hukum yang
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan
dalam setiap kebijakan penyelenggaraan OJK,
Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi
kepentingan konsumen dan syarakat serta memajukan kesejahteraan
umum,
Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan OJK, dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan, serta rahasia Negara,
termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
c. TUGAS DAN Wewenang OJK

23

Anda mungkin juga menyukai