Anda di halaman 1dari 5

Sistem Perbankan dan Lembaga Keuangan di Indonesia

Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokan dalam dua bentuk yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun
1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan
yang rnelalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan
menyalurkan uang tersehut kembali ke masyarakat. Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada
nasabah atau menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan (finansial market).
Lembaga keuangan juga menawarkan bermacam – macam jasa keuangan mulai dan perlindungan
asuransi, menjual program pensiun sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga dan
penyediaan suatu mekanisme untuk pemhayaran dana dan transfer dana.
Pengertian lembaga keuangan non Bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di
bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan
jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai
investasi perusahaan. Lembaga keuangan berkembang sejak tahun 1972, dengan tujuan untuk
mendorong perkembangan pasar modal serta membantu permodalan perusahaan- perusahaan
ekonomi lemah.1 Beberapa jenis lembaga keuangan non bank diantaranya yaitu perusahaan
asuransi, perusahaan leasing, perusahaan dana pensiun, reksadana, bursa efek, pegadaian,
perusahaan modal ventura dll.
Lembaga Perbankan di Indonesia yang terus berkembang menjadikan perbankan sebagai
komponen penting dalam perekonomian nasional saat ini, lembaga perbankan sudah dikenal di
Indonesia sejak VOC mendirikan Bank Van Leening pada tahun 1746 yang kemudian menjadi De
Bank Courant en Bank Van Leening pada tahun 1752 di Jawa yang merupakan bank pertama di
Indonesia. 2

Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang berperan penting dalam perekonomian di
sebuah negara termasuk Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, Bank
merupakan lembaga perantara keuangan, dimana bank bertugas untuk menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito dan kemudian menyalurkan dana tersebut ke
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
orang banyak. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peran bank adalah suatu lembaga
perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana

1
Dilla Catellya, Nur Holis. 2020. Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Banyuwangi :
2
Theresia Anita Christiani, 2012, Dinamika Asas Keseimbangan Kepentingan dalam Perkembangan
Pengaturan Perlindungan Nasabah Bank di Indonesia, Universitas Atama Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta, hlm. 1.
(surplus of funds) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit of funds).
Bank menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito. Dana yang
dihimpun dari masyarakat tersebut kemudian disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat.
Penyaluran kredit usaha kepada dunia usaha akan membantu dunia usaha untuk bertumbuh secara
berkelanjutan. Penyaluran kredit konsumer secara terkendali akan mendorong peningkatan
permintaan masyarakat atas produk dan jasa dari dunia usaha. Pelaksanaan aktivitas perbankan
yang sehat bermuara pada pertumbuhan ekonomi suatu negara, dimana pertumbuhan ekonomi
sangat dibutuhkan untuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan suatu bangsa.
Di Indonesia, industri perbankan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi
Indonesia, mengembangkan dunia usaha, dan dampaknya mengurangi tingkat pengangguran
ataupun kemiskinan Indonesia. Jadi, sebagai salah satu penopang perekonomian Indonesia,
fungsi bank sebagai perantara keuangan harus berjalan dengan baik.
Selain menjalankan aktivitas penghimpunan dana dan penyaluran dana, Bank juga melakukan
aktivitas pelayanan jasa perbankan kepada masyarakat seperti jasa pengiriman uang, jasa
pembayaran (bill payment), jasa penampungan pembayaran tagihan (collection), jasa penitipan
barang berharga (safe deposit box) dan lain-lain. Sebagian besar jasa-jasa tersebut memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan transaksi keuangan, sehingga transaksi keuangan
antar masyarakat akan semakin cepat, efektif dan efisien.3 Dasar perikatan antara nasabah dan
bank adalah rasa kepercayaan, yang mengharuskan bank agar dapat terus menjaga kepercayaan
nasabah/masyarakat dalam setiap bentuk kegiatan operasionalnya, oleh karena itu kegiatan
perbankan membutuhkan aturan hukum yang dapat menjaga hubungan bank dan nasabah, hukum
perbankan yang berisi segala norma hukum yang berlaku dan mengikat dalam bentuk peraturan
perundang-undangan dan praktek perbankan yang diakui baik secara tertulis maupun yang tidak
tertulis4.
Bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya dituntut untuk menjaga kepercayaan dari
nasabah/masyarakat hal ini tergambar dalam Pasal 29 UU No.10 Tahun 1998 Tentang Perubahan
Atas UU No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, terutama dalam Pasal 29 ayat (3) yang
menekankan asas kepercayaan nasabah dan Pasal 29 ayat (2) yang menekankan prinsip kehati-
hatian yang berlaku umum dalam usaha perbankan yang menjalankan kegiatan usahanya.
Menurut Theresia Anita Christiani:
“Hubungan kepercayaan merupakan hubungan yang esensial dalam beroperasinya sebuah
Bank. Sebuah Bank tidak dapat beroperasi dan melakukan usahanya secara terus-menerus
bila tidak mendapatkan kepercayaan dari masyrakat. Hal tersebut terjadi karena dalam
praktik masyarakat mempunyai berbagai pilihan untuk mempercayakan dananya, seperti
di lembaga asuransi ataupun pasar modal atau bisa jadi masyarakat lebih memilih

3
Otoritas Jasa Keuangan. 2019. Buku 2 Perbankan Seri Literasi Keuangan. Jakarta : Gramedia, Hlm 20-22
4
Gunarto Suhardi, 2003, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, Kanisius, Yogyakarta, hlm. 23.
untuk menyimpan kelebihan uang mereka dengan membeli tanah ataupun perhiasan”5.
 Jenis- Jenis Bank
Berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 terdapat berbagai jenis
bank, dalam hal ini akan dibahas tiga jenis lembaga perbankan, yaitu
dilihat dari fungsinya dari segi pemilikannya.
Dari segi fungsinya dikenal beberapa jenis bank seperti:
• Bank Sentral {Central Bank) ialah Bank Indonesia sebagai dimaksud dalam
Undang-undang Dasar 1945 dan yang didirikan berdasarkan Undang-undang
Nomor 13 Tahun 1968.
• Bank Umum {Commercial Bank) ialah bank yang dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam
usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
• Bank Tabungan {Saving Bank) ialah bank yang dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya.
Terutama menetapkan bunga atas dana dalam bentuk kertas berharga.
• Bank Pembangunan {Development Bank) ialah bank yang dalam
pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito
dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, serta
dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang
di bidang pembangunan.
• Bank Desa {Rural Bank) ialah bank yang menerima simpanan dalam bentuk
uang dan natura (padi, jagung, dan sebagainya) dan dalam usaha memberikan
kredit jangka pendek dalam bentuk uang maupun dalam bentuk natura kepada
sektor pertanian dan pedesaan.
2. Dari segi Pemiliknya
a) Bank Milik Negara
• Bank Sentral atau Bank Indonesia yang didirikan dengan Undang-undang
Nomor 13 Tahun 1968.
• Bank-bank Umum Milik Negara yang terdiri dari: Bank Negara Indonesia
1946 (BNI 1946) yang didirikan dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun
1968, Bank Dagang Negara (BDN) yang didirikan dengan Undang-undang
Nomor 19 tahun 1968, Bank Bumi Daya (BbD) yang didirikan dengan

5
Theresia Anita Christiani, 2010, Hukum Perbankan Analisis Independensi Bank Indonesia, Badan
Supervisi, LPJK, Bank Syariah, dan Prinsip Mengenal Nasabah, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta, hlm. 33.
Undang-undang Nomor 19 Tahun 1986, Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang
didirikan dengan Undang-undang Nomor 21 tahun 1968, Bank Ekspor
Impor Indonesia (Bank Eksim) yang didirikan dengan Undang-undang
Nomor 22 tahun 1968.
• Bank Tabungan Negara (BTN) yang didirikan dengan Undang-undang
Nomor 20 tahun 1968.
• Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) yang didirikan dengan Undang-
Undang Nomor 21 Prp 1960.
b) Bank Milik Pemerintah Daerah
Pada dewasa ini bank milik pemerintah daerah adalah bank-bank pembangunan
daerah yang terdapat pada setiap Daerah Tingkat I, bank ini didirikan
berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1962.
c) Bank-Bank Milik Swasta
Bank-bank milik swasta dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
Bank-bank milik swasta nasional, yaitu bank-bank yang seluruh sahamnya
dimiliki warga negara Indonesia dan atau badan-badan hukum yang
peserta dan pimpinannya terdiri atas warga negara Indonesia. Pendirian
bank-bank milik swasta didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor Kep/603/M/IV/12/1968 tanggal 18 Desember 1968,
bank milik swasta ini dapat berbentuk: Bank Umum Swasta, Bank
Tabungan Swasta dan Bank Pembangunan Swasta. Bank-bank milik
swasta ini bergabung dalam Perhimpunan Bank-bank Nasional Swasta
(Perbanas) yang didirikan sejak tahun 1953. Beberapa di antara bank-
bank swasta nasional telah ditetapkan sebagai bank devisa, yaitu bank
yang dapat melakukan transaksi dengan valuta asing (membeli dan
menjual valuta asing transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri dan
pembukaan Letter of Credit (L/C) ke luar negeri). Bank-bank Devisa
tersebut diantaranya adalah; Bank Umum Nasional (BUN), Bank Bali,
Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), Bank Buana Indonesia, Bank
Pacific, Bank Niaga, Bank Duta, Pan Indonesia BaNk (Panin Bank),
Bank Central Asia (BCA) dan Overseas Express Bank (OEB) semua
bank-bank tersebut berkedudukan di Jakarta.
• Bank-bank Milik Swasta Asing. Bank milik swasta asing adalah bank-
bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara asing dan atau
badan- badan hukum yang peserta dan pimpinannya terdiri atas warga
negara asing. Bank ini didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 034/MK/IV/2/1968 tanggal 20 Februari 1968. Bank-
bank milik swasta asing ini terdiri dari: Bank Umum Asing, Bank
Pembangunan Asing, dan Bank Tabungan Asing. Bank asing yang
banyak beroperasi di Indonesia (Jakarta) adalah Bank-bank asing yang
membuka Kantor Cabang di Jakarta, seperti: Bank yang berasal dari
Amerika Serikat yaitu Bank of Amerika, City Bank, American Express
dan Chase Manhattan Bank; Bank yang berasal dan Inggris yaitu
Standard Chartered Bank, Eropa yaitu European Asian Bank (European
Bank); Cina Hongkong yaitu Shanghai Banking Corporation; Jepang
Bank of Tokyo; Belanda yaitu Algemena Bank Nederland, Thailand
yaitu Bangkok Bank.
• Kerjasama antara bank Swasta Nasional dengan Bank Swasta Asing;
Dewasa ini ada sebuah bank gabungan swasta nasional (Indonesia) dengan
swasta asing (Jepang) yaitu bank Perdagangan Indonesia (Perdania), yang
didirikan pada tanggal 26 September 1965 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan Nomor J.A5/15/11.
d) Bank Koperasi
Bank koperasi adalah bank yang modalnya berasal dari perkumpulan-
perkumpulan koperasi. Bank Koperasi ini didirikan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep. 800/MK/IV/II/1969 tanggal 22
November 1969 dan Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan
Mentraskop Nomor 19a/GBI/72per 350/KPTS/MENTRANSKOP/’92 tanggal
16 Agustus 1972. Dewasa ini terdapat satu buah bank umum koperasi yaitu
Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) yang diresmikan tahun 1987.6

6
Thamrin Abdullah, Shinta. 2018. Bank Dan Lembaga Keuangan. Jakarta :Wacana Media Partner. Hal 4-10

Anda mungkin juga menyukai