Anda di halaman 1dari 23

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara umum bank merupakan suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan
fungsi untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan
dana tersebut atau sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana
berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang memiliki kelebihan
dana (surplus spending unit) kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang
membutuhkan dana (deficit spending unit).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998
tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Sedangkan yang dimaksud Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya atau lembaga keuangan yang berperan sangat vital dalam aktivitas
perdagangan internasional serta pembangunan nasional. Pada dunia ekonomi modern saat ini,
masyarakat sangat bank minded. Ini dapat dilihat dari makin maraknya minat masyarakat
untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Hal ini
menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat dilihat dari tumbuhnya bank-
bank swasta baru walaupun pemerintah semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan.
Bank Rakyat Indonesia merupakan bank milik pemerintah pertama yang memberikan
pelayanan berupa penyimpanan dana dan penyaluran dana, serta kegiatan jasa lainnya.
Sebagaimana mestinya fungsi dan tugas perbankan indonesia, BRI juga merupakan agent of
development yang bertujuan meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sepanjang sejarah keberadaannya, BRI senantiasa setia pada maksud dan tujuan di
awal berdirinya. BRI menjadi ujung tombak dalam mendukung pembangunan perekonomian
nasional. BRI dalam mendukung pembangunan perekonomian nasional diwujudkan melalui
fokus bisnisnya di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Bank Rakyat Indonesia sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia baik
dipelosok desa sampai pada wilayah perkotaan. Oleh karena itu, BRI telah tersebar di seluruh
wilayah di Indonesia bahkan di daerah-daerah terpencil yang dapat membantu dan
membeikan pelayanan keuangan bagi masyarakat khususnya yang berada di pelosok.
BRI Cab. Kolaka merupakan salah satu cabang BRI yang terdapat di Kabupaten
Kolaka dengan berpusat pada BRI Cabang Makassar. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kolaka
memfasilitasi masyarakat dalam memberikan kredit untuk pengembangan usaha. Salah satu
bentuk pemebrian kredit dari BRI Cab. Kolaka yaitu memberikan kredit baik berupa kredit
Investasi maupun Kredit Modal Kerja kepada para petani, dan pengusaha yang bergerak di
sektor pertanian.
Terkait dengan memberikan kredit pihak bank harus memiliki strategi atau kiat dalam
pemberian kredit, untuk menjaga agar kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak
macet. Begitupun halnya dengan pihak BRI Cab. Kolaka harus memiliki strategi atau kiat
dalam mengatasi hal tersebut.
Adanya praktek lapangan Perbankan ini dapat memberikan pengetahuan dan
pegalaman bagi mahasiswa tentang Bank dalam menjalankan fungsinya secara nyata
dilapangan dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada laporan ini yaitu untuk mengetahui:
1. Gambaran sekilas Bank Rakyat Indonesia
2. Deskripsi kegiatan dan usaha Bank Rakyat Indonesia khususnya BRI Cabang Kolaka
3. Analisa laporan keuangan BRI
4. Deskripsi nasabah Bank Rakyat Indonesia.
II. GAMBARAN SEKILAS BANK RAKYAT INDONESIA
2.1. Sejarah BRI
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu bank milik
pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan
di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank
der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi
yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian
dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja Pada periode setelah
kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan
bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi
perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk
sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949
dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui
PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij
(NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965. BKTN
diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani
dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang
pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu,
Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama
Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara
Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok
Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral,
yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara
Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua
Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya
berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI
sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah.
Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
mengalami beberapa perubahan yaitu:
a) Anggaran Dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., yang seluruh perubahannya
dimuat dalam Akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 yang telah disetujui Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia RI No.AHU-48353.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 06 Agustus 2008
beserta perubahan-perubahannya. Akta Penyertaan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Perusahaan PERSERO) PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT. Bank
Rakyat Indoesia (Persero) Tbk No.51tanggal 26 Mei 2008.
b) Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa perusahaan
Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Nomor 7 Tanggal 13 Februari 2009.
c) Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan
Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Nomor 4 Tanggal 2 Februari 2009.
PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada
masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pembiayaan kepada
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini tercermin dari penyaluran KUK (Kredit
Usaha Kecil) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar. Atas keberhasilannya sebagai bank
pertama yang dapat menyalurkan kredit mikro (KUR) kepada masyarakat dalam jumlah yang
besar, kinerja BRI mendapat pujian dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada AFI
Global Policy Forum di Bali 27 September 2010.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai
saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri
dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang
(dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York
Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6
Kantor Mobi Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa. BRI Unit
Kolaka tempat penulis melaksanakan kerja praktek didirikan dengan Akte Pendirian nomor
026/KM/08/1976 tahun 1976. Tapi tidak ada tulisan yang menyatakan dengan jelas tanggal
pendiriannya.

2.2. Visi Misi BRI

Visi BRI
Menjadi bank komersial yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
Misi BRI
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada
usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar
luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi
informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good
Corporate Governance (GCG) yang sangat baik
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (Stakeholders).
2.3 Susunan Organisasi dan Karyawan
Struktur Organisasi Bank BRI
a. Direksi
Gambar 1. Dewan Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Tahun 2019.

Sunarso (direktur utama) Catur Budi Harto (wakil direktur utama) Supari (direktur bisunis mikro) Priyastomo (direktur bisnis kecil ,dan menengah)

Handayani (direktur konsumer) Herdy Rosadi (direktur human capital) ) Haru Koesmahargyo (direktur keuangan) Indra Utoyo (direktur informasi)
Agus Sudiarto (direktur manajemen) Agus Noorsanto (direktur BUMN) Azizatun (direktur kepatuhan) Ahmad Solichin (direktur naringan)

b. Komisaris
Gambar 2. Dewan Komisaris PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Andrinof A. Chaniago wahyu kuncoro A. Fuad Rahmany A. Sonny Keraf

(President Commisioner) (Vice Presiden Commisioner) (Komisaris Independen) (Kommisaris Independen)

Rofikoh Rakhim Hendrikus Ivo Nicolaus Teguh Budi Harjanto Hardiyanto

(Komisaris Independen) (Komisaris Independen) (Komisaris ) (Komisaris)


Struktur Organisasi BRI Cabang Kolaka
Struktur organisasi menggambarkan tanggung jawab dan kewajiban setiap karyawan
sehingga dalam menjalankan tugas dan wewengannya dapat dilakukan sesuai dengan jabatan
atau posisinya didalam organisasi tersebut. Dengan demikian ada pemisahan tugas, wewenang
dan tanggungjawab secara jelas sehingga masing-masing karyawan dapat menyelesaikan
pekerjaan secara efisien sehingga menjamin adanya kelancaran kerja dalam pelayanan
nasabah.
Struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dipimpin oleh beberapa
komite yang membawahi setiap biro. Kedudukan tertinggi adalah RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) yang membawahi Dewan Pengawas Syariah, Dewan Komisaris dan
Direktur Utama. Garis besar truktur organisasi Kantor PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk Cabang Kolaka adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kendari

Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kolaka (2019).
2.4. Komposisi Kepemilikan Saham BRI

Pada tahun 1992 Bank BRI menjadi Bank Persero, yang artinya bahwa suatu saat
bank tersebut boleh dimiliki juga oleh umum, sehingga pada tahun 2018 sebagian saham BRI
dijual ke public. Sehingga posisinya saat ini saham BRI yang dimilki oleh pemerintah ialah
sebesar 60,75% dan dimiliki public sebesar 48,25%. Secara ringkas, komposisi kepemilikan
saham Bank BRI dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. Komposisi Kepemilikan Saham BRI


Olehnya itu, seiring dengan berkembangnya waktu maka komposisi pada setiap
tahunnya mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Komposisi Kepemilikan Saham
Shareholders composition

Sharehorder 2014 2015 2016 2017 2018

Goverment 56,75% 56,75% 56,75% 58,57% 60,20%

Public 43,25% 43,25% 43,25% 45,56% 47,28%

Foreign 83,09% 78,12% 78,44% 79,65% 78.43%

Domestic 16,91% 21,88 21,56% 22,02% 24,46%


III. DESKRIPSI KEGIATAN DAN USAHA BANK RAKYAT INDONESIA

3.1. Gambaran Sumber dan Jumlah Dana Pihak Ketiga


Sumber dana pihak ketiga merupakan sumber dana terpenting bagi bank karena
sumber terbesar dan menjadi ukuran dari keberhasilan bank. Karena sumber dana dari
masyarakat adalah sumber dana utama. Untuk memperoleh dana dari masyarakat bank
menawarkan simpanan yang terdiri dari berbagai macam dan masyarakat juga akan
memperoleh bunga. Pengertian simpanan adalah dana yang dipercaya kan oleh masyarakat
kepada bank dalam bentuk giro, tabungan atau deposito berjangka, sertifikat deposito, atau
yang dapat dipersamakan dengan itu.
Sumber dana yang diperoleh pihak Bank Rakyat Indonesia terus mengalami
peningkatan tiap tahunnya, yang mana sumbernya berasal dari simpanan yaitu: tabungan,
deposito, dan giro. Pada tahun 2015 berjumlah sebesar Rp 995.668.000.000.000. Secara
detail, sumber dana yang diperoleh pihak Bank Rakyat Indonesia dijelaskan pada tabel
berikut.
Tabel 2.Sumber Dana yang Diperoleh Pihak Bank Rakyat Indonesia

Uraian 2016 2017 2018


Tabungan 830.857 845.256 860.857
Giro 47.501 52.625 58.501
Deposito 193.522 195.265 198.644
Jumlah 1.071.880 1.093.146 1.118.002
Sumber: Keragaan Gabungan Kanca Kolaka
3.2. Simpanan, Kredit, dan Suku Bunga BRI
Simpanan yang ada di bank BRI cabang Kolaka terdiri atas tiga yaitu tabungan, giro
dan deposito.
 Tabungan adalah simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan
yang telah ditatapkan oleh bank.
 Giro adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank Rakyat Indonesia) mengeluarkan
produk giro dalam dua jenis, yaitu GiroB RI Rupiah, produk ini ditujukan untuk
transaksi dalam mata uang rupiah dan Giro BRI Valas untuk mata uang asing.
 Deposito adalah Layanan bank untuk produk deposito BRI terdiri dari tiga produk
utama, yaitu Deposito Rupiah, Deposito Valas, dan Deposito On Call (DOC) BRI. PT
Bank Rakyat Indonesia Tbk mengeluarkan produk DOC dengan fasilitas invesment gain
yang cukup tinggi.
Kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu “credere” atau “credo” yang berarti
kepercayaan (trust atau faith). Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
suatu perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah uang, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan. Kredit di bank BRI cabang Kolaka terdiri dari kredit Ritten Komersial sebesar
31,75%, Konsumer (pegawai, beli mobil/rumah) sebesar 3,76%, dan Program (petani) sebesar
6,55%.
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu
kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut
apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase
dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu
disebut "suku bunga".
Jenis suku bunga yang ada di bank BRI cabang Kolaka itu berbeda-beda. Jika di usaha
mikro seperti flet, dengan bunga sebesar 1,2% terhitung dari awal pengambilan kredit,
sedangkan di kantor cabang digunakan sistem bunga efektif, yaitu berap besar sisa kredit mak
itulah yang dibayar. Bagi pihak Bank yang menghilangkan anggunan nasabah maka akan di
beri sangksi dan pihan Bank akan mengganti. Dalam BRI cabang Kolaka telah melayani
Devisa ekspor pertambangan. Hal ini disebabkan karena Daerah Kolaka kaya akan tambang.
Produk pinjaman mikro BRI terdiri dari Kupedes dan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Mikro. Kupedes adalah kredit mikro BRI dengan plafon pinjaman sampai dengan Rp100 juta
yang dilayani BRI Unit dan Teras BRI. Kupedes terbagi atas kredit modal kerja, kredit
investasi, dan Kupedes untuk nasabah berpenghasilan tetap serta Kupedes untuk berbagai
tujuan lainnya. Kredit ritel komersial yang dipasarkan oleh BRI berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan pelaku bisnis usaha kecil di semua sektor ekonomi. Selain produk kredit investasi
dan kredit modal kerja, BRI memiliki alternatif skema kredit sesuai kebutuhan dan
karakteristik usaha nasabah, diantaranya adalah kredit waralaba, kredit SPBU (Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum), kredit untuk PPTKIS (Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta), kredit untuk PIHK (Pemberangkatan Ibadah Haji Khusus), Kredit Ekspres,
Kredit Resi Gudang, Kredit dengan Agunan Kas dan Kredit Konstruksi dan kredit kemitraan.
Kredit Program BRI dibedakan menjadi Kredit Program Komersial (Commercial Program
Loan), Kredit Program Bersubsidi (Subsidized Program Loan), dan Kredit Kelolaan
(Channeling Loan). Kredit program komersial dan kredit program bersubsidi dicatat secara
on-balance sheet, sedangkan kredit channeling dicatat secara off-balance sheet karena BRI
hanya memberikan jasa sebagai penyalur kredit yang bersumber dari dana Pemerintah dan
tidak memiliki risiko kredit.
3.3. Produk BRI Lainnya
Produk BRI lainnya yang ada di bank BRI cabang Kolaka adalah
1. Britama
2. Simpanan
3. Jasa bank
4. Pinjaman
5. Kemitraan
6. Britama Junio.
Dari ketiga produk diatas produk yang unggul adalah britama. Tapi sebelum adanya
produk junio itu, dulu yang paling unggulan dalah Simpedes. Untuk itu BRI selalu
mengadakan Pesta Rakyat Simpedes, yang mana dalam pesta tersebut terdapat banyak hadiah
seperti mobil, sepeda motor, dan alat-alat elektronik.
3.4. Profil Nasabah BRI
Profil nasabah BRI cabang Kolaka adalah hampir seluruh masyarakat yang ada di
kolaka baik itu pegawai negeri, petani, pedagang maupun pengelola tambak. Bagi masyarakat
yang bekerja dibidang pertanian meliputi petani penggilingan pdai, cengkeh, kelapa sawit,
padi, kakao dan kelapa.
Sementara itu secara umum jenis usaha yang dilayani oleh BRI Cabang Kolaka yaitu
Pertambangan, Perindustrian, Listrik, Gas, dan Air, Konstruksi, Perdagangan, Restoran, dan
Hotel, Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi, Jasa-Jasa dan Ekonomi Kreatif.
3.5. Profil Nasabah Pertanian BRI
BRI cabang Kolaka memberikan banyak kredit kepada masyarakat baik untuk usaha
pertanian, perdagangan, peternakan dan jenis usaha lainnya seperti halnya beberapa nasabah
yang memiliki kredit terbesar yaitu di bidang pertanian seperti usaha pegilingan padi dan
pengusaha tambak udang. Para petani dan pengusaha tersebut memilih untuk mengambil
kredit karena untuk mengembangkan usaha mereka. Kredit-kredit tersebut digunakan untuk
membeli saprodi (sarana produksi pertanian), alat-alat dan mesin pertanian untuk
mengembangkan usaha dibidang pertanian dan peternakan, dan jenis usaha lainnya.
3.6. Masalah, Tantangan dan Kiat BRI Mencari dan Mempertahankan Nasabah
Masalah yang dihadapi oleh pihak BRI cabang Kolaka adalah banyak nasabah yang
sering kali mengalami kemacetan dalam pengembalian dana atau dikenal dengan istilah kredit
macet. Hal ini disebabkan oleh kondisi perekonomian masyarakat. Apakah itu berkaitan
dengan faktor bisnis, ataupun yang sifatnya berpengaruh dari kebijakan pemerintah, dan juga
karena manajemen perusahaan yang salah dalam mengelola kredit.
Dengan semakin banyaknya bank swasta yang tersebar di daerah Kolaka, maka
tantangan yang dihadapi oleh pihak BRI cabang Kolaka adalah banyak nasabah yang
meminjam kredit untuk keperluan usaha, tetapi pada kenyataannya dana yang berasal dari
bank tidak digunakan semaksimal mungkin untuk usahanya.
Adapun kiat-kiat BRI untuk menangani masalah dan tantangan tersebut adalah dengan
cara melakukan segmentasi pasar, seperti di kecamatan ada BRI unit. Disana kita pasarkan
yang namanya simpedes, kalau dikota umumnya disebut britama. Selain itu, pihak Bank harus
memperkenalkan berbagai macam pinjaman terhadap masyarakat sehingga masyarakat mau
bekerjasama dengan pihak Bank dan pihak Bank juga memberikan segala fasilitas untuk dapat
menjamin para nasabah.
Dalam mengelola kredit bermasalah yaitu dengan meringankan beban masyarakat
dengan cara menurunkan bunga namun tidak di bawah bunga rata-rata. Dalam hal ini BRI
melakukan dua cara yaitu:
1. Penjadwalan pembayaran suku bunga
2. Penjadwalan pembayaran penunda/ bayaran tertunda

Cara mempertahankan nasabah adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada


setiap nasabah, dan selalu memberikan informasi kepada nasabah yang membutuhkan dan
juga kepuasan bagi setiap nasabah.
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
1. Neraca

    INDIVIDUAL CONSOLIDATED
No.     DESCRIPTION
        December 31, 2017 December 31, 2016 December 31, 2017 December 31, 2016
ASSET
S  
1. Cash 24,437,571 24,865,133 24,797,782 25,212,024
2. Placements with Bank Indonesia 97,260,008 124,851,387 103,225,325 128,429,011
3. Placements with other banks 16,783,506 15,861,414 15,219,349 15,320,138
4. Spot and derivative receivables 145,928 93,649 145,928 91,657
5. Securities        
a. Measured at fair value through
  profit and loss 501,467 - 1,762,263 666,169
  b. Available for sale 119,934,114 64,816,396 125,314,678 68,855,281
  c. Held to maturity 41,761,290 51,227,650 50,959,716 58,503,054
  d. Loans and receivables 5,623,717 9,345,472 5,623,717 9,345,472
Securities sold under repurchase
6. agreement (repo) 12,200,619 7,358,032 12,200,619 7,358,032
Securities purchased with
agreement to resell (reverse
7. repo) 16,496,292 1,557,370 18,011,026 1,557,370
8. Acceptances receivables 5,637,833 5,602,843 5,693,425 5,692,583
9. Loans        
a. Measured at fair value through
  profit and loss - - - -

  b. Available for sale - - - -

  c. Held to maturity - - - -
  d. Loans and receivables 708,011,042 635,304,499 718,992,665 643,484,253
10. Sharia financing - - 17,287,612 17,256,787
11. Finance lease receivables - - 2,385,483 2,070,300
12. Investments in shares 6,727,814 5,783,220 73,821 2,439
Impairment on financial assets
13. -/-        
  a. Securities - - -758 -758
  b. Loans (29,062,262) (21,944,371) (29,423,380) (22,184,296)
  c.Others - - - -
14. Intangible assets - - 491,128 491,128
Accumulated amortisation for
  intangible assets -/- - - -21,742 -21,742
15. Premises and equipment 32,692,513 31,232,047 33,972,363 32,262,349
Accumulated depreciation on
  premises and equipment-/- (8,674,305) (7,255,098) (9,226,057) (7,747,290)
16. Aset non produktif        
  a. Abandoned properties 24,151 26,314 24,151 26,314
  b. Foreclosed assets 34,542 31,89 362,576 269,138

  c. Suspense account - - - -

  d.Inter office assets        


 
a. Operational activities
  conducted in Indonesia - - - -

 
 
b. Operational activities
  conducted outside Indonesia - - - -
Impairment on non financial
17. assets -/- - - - -
18. Finance leased - - - -
19. Deferred tax assets 2,989,066 2,328,530 3,270,231 2,520,930
20. Other assets 22,913,160 12,914,313 25,106,521 14,184,083

  TOTAL ASSETS 1,076,438,066 964,000,690 1,126,248,442 1,003,644,426

Lanjutan Neraca

  INDIVIDUAL CONSOLIDATED

No.
   
  Description December 31, 2017 December 31, 2016 December 31, 2017 December 31, 2016

LIABILITIES AND SHAREHOLDERS' EQUITY        

  LIABILITIES        

1. Demand deposits 144,432,274 140,764,079 145,529,168 141,419,020

2. Savings deposits 342,759,191 297,649,283 343,420,737 298,110,406

3. Time deposits 316,135,105 285,432,096 326,417,937 293,029,378

4. Revenue sharing Invesment - - 26,288,608 21,967,570

5. Liabilities to Bank Indonesia 167,472 109,664 167,472 109,664

6. Liabilities to other banks 6,065,850 2,295,091 5,906,797 2,739,697

7. Spot and derivative payable 197,633 344,865 200,858 347,217


Liabilities on securities sold under
repurchase agreements
 
 
8.  
    12,136,684 7,302,398 12,136,684 7,302,398

9. Acceptances payable 5,637,833 5,602,843 5,693,425 5,692,583

10. Securities issued 30,323,802 24,936,730 30,619,658 24,800,781

11. Fund borrowings 29,265,900 34,619,213 30,373,565 36,000,783

12. Margin deposits received 14,224 13,49 18,679 14,172

13. Inter office liabilities        


Operational activities
  a. conducted in Indonesia - - - -
Operational activities
  b. conducted outside Indonesia - - - -

14. Deferred tax liabilities - - - -

15. Other liabilities 24,254,891 19,473,220 32,127,360 25,298,167

16. Profit sharing Invesment - - - -

    TOTAL LIABILITIES 911,390,859 818,542,972 958,900,948 856,831,836

           

  EQUITY        

17. Share capital        

  a. Authorised capital 15,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000


  b. Unpaid‐in capital -/- (8,832,709) (8,832,709) (8,832,709) (8,832,709)

  c. Treasury stock -/- (2,418,948) (2,418,948) (2,418,948) (2,418,948)

18. Additional Paid‐in Capital        

  a. Agio 2,773,858 2,773,858 2,773,858 2,773,858

  b. Disagio -/- - - - -

  c. Donated capital - - - -

  d. Funds for paid up capital - - - -

  e. Others - - - -

19. Other comprehensive gain (loss)        


a. Translation adjusment from foreign
  currency 54,199 23,49 54,199 23,49
b. Gain (loss) on value changes of
  financial assets      
categorized as available for
    sale 1,621,265 103,891 1,813,625 75,618

  c. Effective portion of cash flow - - - -

  d. Difference in fixed asset revaluation 13,824,692 13,824,692 13,824,692 13,824,692


e. Portion of other comprehensive
  income from associates      

          - - - -
f. Gain (loss) on Gain defined benefit
  actuarial program      
          705,117 654,637 706,403 665,87
g. Income tax of other comprehensive
  Income - - - -

  h. Others - - - -

20. Difference in quasi reorganization - - - -


Difference in restructuring under
21. commmon control - -    

22. Other equity - - - -

23. Reserve        

  a. General reserve 3,022,685 3,022,685 3,022,685 3,022,685

  b. Appropriated reserves - - - -

24. Retained Earning        

  a. Previous years 110,827,813 95,552,666 111,760,678 96,058,795

  b. Current year 28,469,235 25,753,456 29,044,334 26,227,991


TOTAL EQUITIES
    ATRIBUTABBLE        

    TO OWNERS 165,047,207 145,457,718 166,748,817 146,421,342

           

25. Minority interest     598,677 391,248

             

    TOTAL EQUITIES 165,047,207 145,457,718 167,347,494 146,812,590

                 

  TOTAL LIABILITIES AND EQUITIES 1,076,438,066 964,000,690 1,126,248,442 1,003,644,426


2. Laporan Rugi Laba

      INDIVIDUAL CONSOLIDATED
No D
.       ESCRIPTION
December 31, December 31, December 31, December 31,
          2017 2016 2017 2016
OPERATING INCOME AND
EXPENSES        
A. Interest Income and Interest
expenses        

1. Interest income        

  a. Rupiah 93,542,614 86,064,351 98,150,625 90,030,456

  b. Foreign currencies 4,711,165 3,951,016 4,748,667 3,963,703

2. Interest expenses        

  a. Rupiah 25,052,629 24,574,699 27,107,761 26,172,971

  b. Foreign currencies 2,772,604 2,347,294 2,786,044 2,348,851


Net interest income
  (expenses) 70,428,546 63,093,374 73,005,487 65,472,337

3. Premium Income - - 3,788,965 2,474,579

4. Expense Claims - - 3,403,551 2,410,192


Premium Income (Expense
  Claims) Net - - 385,414 64,387
Income (Expense) Interest
and Sharia - as well as the
  Net        
Premium Income (Expense
  Claims) Net 70,428,546 63,093,374 73,390,901 65,536,724

           
B. Other Operating Income and
Expenses        

1.   Other Operating Income        


a. Increase in fair value of
financial assets (mark to
  market)        

    i. Securities 3,217 - 50,915 31,025


ii
    . Loans - - - -

    iii. Spot and derivative 399,826 75,425 399,826 75,425


iv. Other financial
    assets - - - -
b. Decrease in fair value of
financial assets (mark to
  market) - - - -
Gain from sale of
  c. financial assets        

    i. Securities 705,361 373,72 784,667 447,58


ii
    . Loans - - - -
iii. Other financial
    assets - - - -
d. Gain from spot and
derivative transaction
  (realised) - - 2,122 231

  e. Dividend 41,903 27,29 40 235


Gain from investment
in shares with equity
  f. method 56 18,564 56 18,564
Fees/commissions and
  g. admnistrative 10,303,072 9,209,654 10,442,240 9,222,558
Correction on
allowance for
  h. impairment - - - -

  i. Other income 7,463,696 7,049,982 7,646,846 7,500,942

             

2.   Other Operating Expenses        


a. Decrease in fair value of
financial assets (mark to
  market)        

    i. Securities - - - -
ii
    . Loans - - - -

    iii. Spot dan derivative - - - -


iv. Other financial
    assets - - - -
b. Increase in fair value of
financial assets (mark to
  market) - - - -
Losses from sale of
  c. financial assets        

    i. Securities - - - -
ii
    . Loans - - - -
iii. Other financial
    assets - - - -
d. Losses from spot and
derivative transaction
  (realised) 224,295 347,086 217,974 349,489

  e. Impairment        

    i. Securities - - - -
ii
    . Loans 16,659,697 13,319,763 16,792,106 13,454,978

    iii. Sharia financing - - 202,009 244,266


iv. Other financial
    assets - - 2,273 996
Losses related to
  f. operational risk 470,029 340,41 470,029 340,41
Losses from
investment in shares
  g. under equity method - - - -
Fees/commissions and
  h. admnistrative - - 77,747 -
Losses from decreses
in value of non financial
  i. assets - - - -
Salaries and employee
  j. benefits 18,902,404 17,071,256 19,796,639 17,952,644

  k. Promotion expenses 1,262,035 1,264,541 1,295,973 1,294,862

  l. Other expenses 15,673,610 14,080,205 17,051,891 15,232,994


Other Operating Income
  (expenses) (34,274,939) (29,668,626) (36,579,929) (31,574,079)

           
INCOME FROM
  OPERATIONS 36,153,607 33,424,748 36,810,972 33,962,645
IV. DESKRIPSI NASABAH BANK RAKYAT INDONESIA

4.1. Identitas Nasabah


A. Nasabah I
Nasabah BRI yang pertama yaitu:
Nama : H. Hamzah
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Pengusaha (Pernggilingan Padi)
Jenis Usaha : Usaha Manufaktur
B. Nasabah II
Nasabah BRI yang kedua yaitu :
Nama : H. Ansar Kadir
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Pengusaha (Tambak Udang)
Jenis Usaha : Usaha Dagang
4.2 Profil Usaha
A. Profil Usaha Nasabah I
Usaha Bapak H. Hamzah merupakan usaha yang bergerak di bidang pertanian
yaitu penggilingan padi. Awal mula berdirinya usaha bapak hamzah pada tahun 1983
karena melanjutkan usaha dari orang tua. Modal awal yang di gunakan oleh bapak
Hamzah sebanyak Rp 200. Kemudian usaha ini semakin berkembang dan mulai
bekerjasama dengan pihak BRI pada tahun 2012 sampai saat ini.
Untuk mengembangkan usaha ini bapak H. Hamzah memperoleh pinjaman
dari pihak BRI berupa pinjaman Modal kerja dan pinjaman Investasi. Bapak H.
Hamzah meminjam 670 juta, dimana 400 juta sebagai modal kerja dan 270 juta
sebagai modal investasi, dengan masa pengembalian selama 5 tahun. Dalam masa
pengembalian kredit ada kesepakatan antara pihak bank dengan bapak H. Hamzah
yaitu tiba panen baru kemudian menggunakan dana BRI.
Pinjaman tersebut sangat berpengaruh pada usaha bapak H. Hamzah, dimana
dengan pinjaman tersebut dapat memgembangkan usaha bapak H. Hamzah secara
bertahap. Alasan bapak H. Hamzah menjadi nasabah BRI yaitu BRI terdapat di setiap
daerah bahkan di wilayah pelosok, BRI menawarkan pembelian mesin berupa kredit
investasi, memberi keringanan dalam pengembalian kredit, pelayananya yang
memuaskan dan selalu memberikan informasi kepada nasabanya.

B. Profil Usaha Nasabah II


Usaha bapak H. Ansar Kadir merupakan jenis usaha tambak udang (PT.
Wisma Jaya Mandiri). Bapak H. Ansar Kadir membuka usaha tambak pada tahun
1990 di kolaka. Beliau juga mulai bermitra dengan pihak BRI pada tahun 1995.
Awal mula usaha bapak H. Ansar Kadir yaitu mengontrak ruko dengan
mengambil kredit pada pihak BRI sebesar 700 juta. Setelah 2 tahun berjalan, usaha
beliau semakin berkembang dan beliau memutuskan untuk membeli sebuah gudang.
Selama 2 tahun menjalankan usaha bapak H. Ansar Kadir sudah memperoleh kredit
dari BRI sebesar 1,5 M.
Pinjaman dari pihak BRI sangat membantu dalam pengembangan usaha bapak
H.Ansar Kadir secara bertahap. Pada awalnya sebelum bermitra dengan BRI hanya
mempunyai 1 unit tambak tetapi setelah bermitra dengan BRI sudah mempunyai 13
unit tambak. Dari usaha tersebut tidak hanya memberi dampak positif untuk bapak H.
Ansar Kadir dalam memperoleh keuntungan, melainkan dengan usaha tersebut para
petani juga merasa terbantu dalam menjual hasil panen mereka.
Alasan bapak H. Ansar Kadir menjadi nasabah BRI, karena BRI mempunyai
pelayanan yang bagus, selalu memberikan informasi kepada nasabahnya mengenai
cara pengembangan usaha dan memberikan kemudahan dalam hal pembayaran.
4.3. Jenis Kredit dan Besarnya Kredit yang Diperoleh
A. Nasabah I
Kredit yang diperoleh bapak H. Hamzah dalam mengembangkan usahanya ada
2 Jenis kredit yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit yang diperoleh itu
secara bertahap. Adapun pengambilan kredit yang nilainya cukup besar untuk
pengembangan usaha, yang pertama yaitu kredit modal kerja sebesar 400 juta
kemudian kredit investasi sebesar 270 juta.
B. Nasabah II
Jenis Kredit yang diperoleh bapak H. Ansar Kadir dalam mengembangkan
usahanya yaitu Kredit KMK. Adapun kredit yang diperoleh dan digunakan untuk
mengembangkan usahanya senilai 1,5 M.
4.4. Masa Pengembalian Kredit dan Suku Bunga
A. Nasabah I
Masa pengembalian kredit yang diperoleh bapak H. Hamzah dari pihak BRI
yaitu selama 4 tahun. Untuk pengembalian kredit pokoknya pihak bank tidak
memberikan jadwal tertentu yang artinya beliau dapat membayar ketika siap untuk
membayar. Hal ini dilakukan karena bapak H. Hamzah dipercaya oleh pihak bank,
bukan hanya dilihat dari jenis usahanya namun bapak H. Hamzah sudah lama menjadi
nasabah BRI dan kebanyakan transaksinya untuk menabung.
B. Nasabah II
Untuk masa pengembalian kredit yang diperoleh bapak H. Ansar Kadir
berbeda dari jenis kredit modal kerja dan kredit investasi. Beliau memperoleh jenis
kredit yaitu KMK. Untuk pengembalian kredit KMK, pihak bank memberi keringanan
kepada nasabahnya yaitu pengembalian pokok pinjaman diserahkan kepada nasabah
kapan akan mengembalikan namun bunga harus dibayar setiap bulannya.
4.5. Frekuensi Pengambilan Kredit
A. Nasabah I
Frekuensi pengambilan kredit pada usaha bapak H. Hamzah dalam hal ini
usaha penggilingan padinya yaitu tergantung kebutuhan. Beliau mengambil kredit
apabila dalam usahanya memerlukan bantuan modal dalam pembelian gabah. Selain
untuk modal, pengambilan kredit juga digunakan untuk pengembangan usaha bisa
dilihat dari penambahan luas gudang dan penambahan mesin dalam proses
penggilingan padi. Saat ini bapak H. Hmazah sudah mempunyai 2 penggilingan padi.
B. Nasabah II
Frekuensi pengambilan kredit pada usaha bapak H. Ansar Kadir yaitu Selama
5 tahun menjalankan usahanya bapak H. Andar Kadir tidak lepas dari peran BRI
dalam memberikan kredit untuk membantu kelancaran usahanya.
4.6. Kemajuan Usaha Dengan Memperoleh Kredit dari BRI
A. Nasabah I
Setelah medapat pinjaman dari pihak BRI, usaha bapak H. Hamzah semakin
berkembang. Kecepatan usaha lebih cepat, masalah penyediaan mesin juga dapat
terselesaikan. Selain mendapat bantuan kredit, bapak H. Hamzah juga memperoleh
banyak informasi dalam mengembangkan usaha, dikarenakan BRI selain memberi
bantuan berupa kredit mereka juga melakukan pola pendampingan terhadap nasabah
yang menjalankan usaha.
B. Nasabah II
Setelah mendapat pinjaman dari pihak BRI, usaha bapak H. Ansar Kadir dapat
berkembang dengan cepat. Bantuan modal kerja sangat membantu dalam pembelian
bibit udang, pakan yang berasal dari pengumpul dan petani. Selain itu dengan kredit
tersebut bapak H. Ansar dapat membuat gudang penyimpanan dan penambahan luas
gudang usahanya. Selain itu semenjak bekerjasama dengan BRI saat ini beliau sudah
mempunyai 13 tambak udang dan pemasarnnya sampai keluar daerah.
4.7. Masalah dan Tantangan dalam Mengembangkan Usaha
A. Nasabah I
Masalah dan tantangan yang dihadapi bapak H. Sudirman dalam menjalankan
usaha penggilingan padi yaitu pada saat beliau belum memiliki mesin dryer, dimana
gabah yang basah sulit untuk dilakukan penggilingan. Sehingga beliau mendapat
tantangan dalam mengeringkan gabah terlebih dahulu sebelum melakukan
penggilingan. Untuk saat ini masalah yang dihadapai adalah kondisi cuaca, dimana
cuaca yang terjadi saat ini begitu panas sehingga kemungkinan bisa menurunkan
produktivitas padi. Untuk pemasarnnya saat ini dalam keadaan lesu karena munculnya
pesaing dimana biasanya, ketika panen Bulog langung membeli tapi saat ini dalam
keadan tidak stabil.
B. Nasabah II
Masalah dan tantangan yang dihadapi bapak H. Ansar Kadir dalam
menjalankan usahanya yaitu telah banyak pengusaha yang mengusahakan tambak
udang tersebut, sehingga persaingan sangat dirasakan oleh beliau khusnya pengusaha
yang berasal dari india. Selain itu karena kondisi cuaca yang tidak menentu dan
banyaknya teknisi lapangan yang dibutuhkan.
V. KESIMPULAN
\Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan bank milik pemerintah pertama yang
memberikan pelayanan berupa penyimpanan dana dan penyaluran dana, serta kegiatan jasa
lainnya. BRI merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia yang berdiri sejak 16 Desember
1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada tahun 1992 Bank BRI
menjadi Bank Persero, saham BRI yang dimilki oleh pemerintah ialah sebesar 56,75% dan
dimiliki publik sebesar 43,25%. BRI dalam mempertahankan nasabahnya dengan cara
melakukan pelayanan prima, sesuai dengan moto BRI adalah malayani dengan setulus hati,
selain itu mengupayakan agar nasabah merasakan kepuasan. Produk simpanan BRI meliputi
giro, deposito dan tabungan.
Bank Rakyat Indonesia khususnya BRI Cab. Kolaka menyediakan kredit program
bagi para nasabah yang hendak mengambil kredit. Untuk pelaku usaha yang bergerak
dibidang pertanian, pihak BRI memberi kredit berupa Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi
dan Kredit Koran. Untuk suka bunga yang ditetapkan berupa suku bunga efektif dimana
nasabah tersebut hanya perlu membayar bunga setiap bulannya sedangkan pengembalian
pokok dilakukan 2 kali pembayaran selama satu tahun.
BRI dalam mengatasi Kredit Macet ada dua cara yaitu restrukturisasi dan
penyelesaian. Restrukturisasi dengan cara penambahan jangka waktu kredit, suku bunga
diturunkan dan penambahan modal dengan melihat kriteria. Sedangkan untuk penyelesaian
ada dua jalur yaitu dibawah tangan dan saluran hukum.
Adanya pemberian kredit bagi pelaku usaha khususnya yang bergerak dibidang
pertanian memberikan kemudahan bagi mereka untuk mengembangkan usaha. Contohnya
pada tiga nasabah BRI Cab. Kolaka yaitu Bapak H.Sudirman Laempang (Pemilik PB. Alena
Jaya), Bapak H. Amdar (Pengepul Hasil Bumi) dan Bapak Nelis (Petani Cengkeh), mereka
merasa sangat terbantu dalam menjalankan dan mengembangkan usaha setelah bermitra
dengan pihak BRI.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Augusty Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang : Badan Penerbit Undip.
Darsono, dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, edisi pertama,
Penerbit : Andi, Yogyakarta.
Hall, James. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Ayukusumaning. 2014. Proposal Analisis Kelayakan Pemberian Kredit Wirausaha Kepada
Bank BRI Bangkalan. https://ayukusumaning.wordpress.com/2014/06/19/proposal-
analisis-kelayakan-pemberian-kredit-wirausaha-kepada-bank-bri-bangkalan/.
Diakses tanggal 30 November 2019.
LAMPIRAN

Gambar 1. Foto bersama dikantor BRI cabang kolaka

Gambar 2. Penyerahan plakat kepada manager BRI cabang kolaka.

Gambar 3. Proses wawancara dengan responden pertama.


Gambar 4. Penyerahan plakat kepada responden bapak H. Hamzah.

Gambar 5. Gudang dan mesin penggilingan padi milik responden 1 bapak H.hamzah

Gambar 6. Proses wawancara bersama responden kedua bapak H. Ansar Kadir.

Gambar 7. Proses pemanen udang panami dan siap dikirim

Anda mungkin juga menyukai