Sejarah terbentuknya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berakar sejak jaman penjajahan
Belanda, Perkreditan Rakyat di Indonesia dimulai sejak abad 19 dengan berdirinya Bank
Kredit Rakyat (BKR) dan Lumbung Desa, yang dibangun dengan tujuan membantu para
petani, pegawai, dan buruh agar dapat melepaskan diri dari jeratan para lintah darat (rentenir)
yang membebankan dengan bunga sangat tinggi.
Pada masa Pemerintahan Koloni Belanda, Perkreditan Rakyat dikenal masyarakat
dengan istilah Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa, yang saat itu
hanya ada di Jawa dan Bali.
Th.1929 berdiri badan yang menangani kredit di pedesaan yaitu, Badan Kredit Desa (BKD)
yang terdapat di pulau Jawa & Bali, sementara untuk Pengawasan dan Pembinaan,
Pemerintah Kolonial Belanda membentuk Kas Pusat dan Dinas Perkreditan Rakyat, dengan
nama lembaga yaitu Instansi Kas Pusat (IKP).
Setelah Indonesia merdeka, Pemerintah mendorong pendirian bank-bank Pasar yang
terutama sangat dikenal karena didirikan dilingkungan pasar dan bertujuan untuk
memberikan pelayanan jasa keuangan kepada para pedagang pasar. Bank-bank Pasar tersebut
kemudian berdasarkan Pakto 1988 dikukuhkan menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Sejak itu BPR di Indonesia tumbuh dengan subur.
Bank-bank yang didirikan antara 1950-1970 didaftarkan sebagai Perseroan Terbatas
(PT), CV, KOPERASI, MASKAPAI ANDIL INDONESIA (MAI), YAYASAN, DAN
PERKUMPULAN.
Pada masa tersebut berdiri beberapa lembaga keUangan yang dibentuk oleh
Pemerintah Daerah ; Bank Karya Produksi Desa (BKPD) di Jawa barat, Badan Kredit
Kecamatan (BKK) di Jawa Tengah, Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK) di Jawa Timur,
Lumbung Pitih Nagari (LPN) di Sumatera Barat, dan Lembagai Perkreditan Desa (LPD) di
Bali.
Pada tangal 27 Oktober 1988 Pemerintah menetapkan kebijakan diregulasi PerBankan
yang dikenal sebagai Pakto 88, sebagai kelanjutan dari Pakto 88, Pemerintah mengeluarkan
beberapa Paket ketentuan dibidang perbankan yang merupakan penyempurnaan ketentuan
sebelumnya. Sejalan dengan itu, Pemerintah menyempurnakan UU No.14 Th.1967, .
Tentang pokok-pokok perbankan, dengan mengeluarkan undang-undang No.7
Th.1992 tentang perbankan. Undang-undang tersebut disempurnakan lebih lanjut dalam
Undang-undang No.10 th.1998. Dalam undang-undang ini secara tegas ditetapkan bahwa
jenis Bank di Indonesia adalah Bank Umum & Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Bank ; Badan Usaha yang menghimpun Dana dari Masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank Umum ; Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ; Bank yang melaksanakn kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Berawal dari rasa keinginan untuk membantu dan mensejaterakan para petani,
pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat para pelepas uang (rentenir) yang selalu
memberikan kredit dengan bunga tinggi,maka dengan itu lembaga perkreditan rakyat mulai
didirikan. Sekilas ini dapat dipaparkan runtutan sejarah pendirian BPR di indonesia:
Abad ke-19 : dibentuklah Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, serta Bank Dagang
Desa. Pasca kemerdekaan Indonesia: didirikan Bank Pasar, Bank Karya Produksi Desa
(BKPD)
awal 1970an : Kemudian didirikan Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP) oleh
Pemerintah Daerah.
1988 : Kemudian pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 yaitu (PAKTO
1988) melalui adanya Keputusan Presiden RI No.38 yang telah menjadi momentum awal
pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut telah memberikan kejelasan mengenai
keberadaan dan kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat atau BPR
1992 : Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, BPR telah diberikan landasan
hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum yang ada di indonesia.
PP No.71/1992 Sebagai lembaga Keuangan bukan bank yang telah memperoleh izin usaha
dari Menteri Keuangan serta lembaga-lembaga keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung
Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan
lembaga-lembaga lainnya yang telah dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai
BPR dengan memenuhi persyaratan serta tata cara yang telah ditetapkan untuk menjadi BPR
dalam jangka waktu hingga dengan 31 Oktober 1997.
Landasan Hukum BPR ialah UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan membuat UU No.10/1998. Dalam UU tersebut secara tegas telah disebutkan
bahwa BPR adalah Bank yang melaksanakan segala kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil serta
masyarakat di daerah pedesaan pada dasarnya. Bentuk hukum BPR dapat berupa Perseroan
Terbatas maupun Perusahaan Daerah, atau Koperasi.
Kegiatan Usaha BPR
1. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Memberikan kredit.
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),seperti deposito
berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada Bank lain.
2. Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh BPR
Menerima jenis simpanan berupa giro dan ikut serta dalam melakukan lalu lintas
pembayaran.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pelaku pedagang valuta asing
(dengan izin Bank Indonesia).
Melakukan penyertaan modal.
Melakukan usaha perasuransian.
Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana disebutkan pada butir 1
SUMBER
1. http://nofrianus.wordpress.com/2011/02/28/sejarah-singkat-bank-perkreditan-rakyat-bpr/
2. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/05/24/fakta-menarik-seputar-perkembangan-
bpr-konvensional-di-indonesia-562899.html
3. http://kliping.mediabpr.com/p/apa-itu-bank-perkreditan-rakyat-bpr.html
4. http://belajarperbankangratis.blogspot.com/2012/07/peeran-bpr-dalam-sistim-keuangan-
di.html
5. http://bprkita.blogspot.com/2010/11/asas-fungsi-tujuan-bpr.html
6. http://udin.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11201/Kegiatan+Bank.doc
7. http://46372ishere.blogspot.com/2011/02/bank-perkreditan-rakyat.html