Anda di halaman 1dari 49

Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

PERTEMUAN 1:
PENGERTIAN, SEJARAH SINGKAT, ASAL MULA DAN
DASAR HUKUM LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN
BUKAN BANK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda harus mampu:
1. Menjelaskan pengertian lembaga keuangan bank dan bukan bank
2. Menjelaskan sejarah singkat lembaga keuangan bank
3. Menjelaskan asal mula dan dasar hukum lembaga keuangan bank dan bukan bank

B. URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN
a. Lembaga Keuangan Bank
Bank dalam menjalankan usahanya menhimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan
fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan.
Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 :
(1) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
(2) Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalulintas pembayaran
(3) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran

1
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank


Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di
bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif
Peran Lembaga Keuangan Bukan Bank :
1) Membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang / jasa
2) Memperlancar distribusi barang
3) Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan
Jenis Lembaga keuangan Bukan Bank :
1) Perusahaan Asuransi
Perusahaan yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan resiko atas
kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum pada pihak ketiga karena
peristiwa ketidakpastian
2) Perusahaan Dana Pensiun ( TASPEN )
Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat
pensiun
3) Koperasi Simpan Pinjam
menghimpun dana dari masyarakat dan meminjamkan kembali kepada anggota atau
masyarakat
4) Bursa Efek / Pasar Modal
Tempat jual beli surat-surat berharga saham dan obligasi
5) Perusahaan Anjak Piutang
Badan Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau
pengalihan serta pengurusan piutang.
6) Perusahaan Modal Ventura
Badan Usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam
perusahaan
7) Pegadaian
Ssuatu usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah dengan jaminan barang
bergerak
8) Perusahaan Sewa Guna
Pembelian secara angsuran, namun sebelum angsurannya selesai (lunas), hak barang
yang diperjualbelikan masih dimiliki oleh penjual.

2
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

2. SEJARAH PERBANKAN
Asal mula dikenalnya perbankan itu sendiri dimulai dari zaman kerajaan tempo dulu
di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para
pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh
Bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia,
Afrika maupun Benua Amerika.
Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman Babylonia kemudian dilanjutkan
ke zaman Yunani Kuno dan Romawi Kegiatannya semula hanya sebatas kegiatan
menukarkan uang, sehingga dalam sejarah perbankan arti bank dikenal sebagai meja
tempat menukarkan uang, pada saat itu hanya dilakukan antarkerajaan. Kemudian
dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan perbankan berkembang menjadi tempat
penitipan uang dan tempat peminjaman uang. Bank-bank yang sudah terkenal saat itu
adalah Bank Venesia di Benua Eropa tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genos
dan Bank of Barcelona tahun 1320.
Sejarah Perbankan di Indonesia tidak lepas dari sejak zaman penjajahan Hindia
Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di
Hindia Belanda, bank-bank tersebut yaitu :
a. De Javache NV
b. De Post Paar Bank
c. De Algemenevolks Crediet Bank
d. Nederland Handles Maatscappij (NHM)
e. Nationale handles bank (NHB)
f. De Escompto Bank NV

Di zaman kemerdekaan perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang


lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank
yang ada di zaman awal kemerdekaan, antara lain:
Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 kemudian menjadi BNI
1946.
Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari
DE ALGEMENE VOLKCREDIET bank atau Syomin Ginko.
Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo.
Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.

3
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.


Indonesia Banking Corporation tahun 1946 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank
Amerta.
NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1949.
Kalimantan Corporation Trading di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan
Bank Pasipik.
Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari, kemudian merger
dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Bank Central di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13 Tahun
1986. Kemudian ditegaskan lagi dengan UU No 23 Tahun 1999. Bank ini sebelumnya
berasal dari De Javasche Bank yang dinasionalisasi tahun 1951.

3. ASAL MULA DAN DASAR HUKUM LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN


BUKAN BANK
a. Lembaga Keuangan Bank
Asal mula bank berasal dari bahasa Itali yaitu Banko yang pada awalnya merupakan
kegiatan para penukar uang (money-changer) di pelabuhan-pelabuhan yang banyak
kelasi kapal dan para wisatawan yang datang dan pergi. Mulanya kegiatan ini
dilakukan denagan cara meletakkan uang penukar di atas meja di tempat-tempat
umum. Meja tempat meletakkan uang itulah yang disebut Banko.
Dengan demikian istilah bank merupakan pengembangan lebih lanjut dari istilah
banko yang sebenarnya dimaksudkan sebagai symbol bagi alat penukaran.
Dasar huku bank adalah UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-
38/MK/IV/1972, lembaga keuangan bukan bank (LKBB) adalah semua lembaga
(badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara langsung atau
tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga,

4
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi


perusahaan-perusahaan

Dasar hukum lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank di
Indonesia berkembang sejak tahun 1972. Dasar hukum lembaga keuangan bukan bank
adalah Surat Keputusan Menteri Keuangan No.38/KMK/IV/I1972 yang kemudian
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No.280/KMK.01/1989 tentang
pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan bukan bank dan peraturan perundang-
undangan lain yang berkaitan dengan usaha yang dijalankan.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan pengertian lembaga keuangan bank dan bukan bank !
2. Jelaskan sejarah perbankan !
3. Jelaskan dasar hukum lembaga keuangan bank dan bukan bank !

5
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Siamat, Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia

6
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

PERTEMUAN 2 :
DEFINISI DAN FUNGSI BANK, BANK SENTRAL, BANK
UMUM DAN BPR

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda harus mampu:
1. Menjelaskan definisi dan fungsi bank
2. Menjelaskan bank central
3. Menjelaskan bank umum
4. Menjelaskan BPR

B. URAIAN MATERI
1. DEFINISI DAN FUNGSI BANK
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Menurut Undang-undang no 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dilihat dari segi Fungsinya menurut Undang-undang Pokok Perbankan No 14 Tahun
1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari :
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung Desa
g. Bank Pegawai
h. dan bank lainnya

7
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan No 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi
dengan keluarnya Undang-undang RI No 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri
dari :
a. Bank Umum
b. Bank Perkreditan Rakyat ((BPR)
Dimana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsi menjadi Bank
Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank Pegawai
menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan UU No 10
Tahun 1998 adalah sbb :
a. Bank Umum
Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prisnsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti
dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah
operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank Umum sering disebut bank
komersil
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Menurut kegiatannya, bank terdiri atas bank sentral, bank umum dan bank perkreditan
rakyat.
a. Bank Sentral
b. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
giro, deposito berjangka, dan tabungan, memberikan pinjaman dan jasa lalu lintas
pembayaran dalam bidang keuangan kepada masyarakat
c. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan dari
masyarakat hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya
disamakan dengan itu dan memberikan pinjaman kepada masyarakat

8
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

2. BANK SENTRAL
Bank sentral yang merupakan lembaga negara independen, bebas dari campur
tangan pemerintah dan pihak-pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalarn undang-undang. Bank Indonesia merupakan bank sentral di Indonesia
yang didirikan berdasarkan undang-undang. pada umumnya bank sentral atau otoritas
moneter memiliki ciri tugas seperti berikut :
1. Memiliki hak untuk mengeluarkan atau mengedarkan central bank money atau
uang kartal sebagai alat pembayaran yang sah dan berlaku di negara yang
bersangkutan.
2. Mempunyai tugas pokok sebagai pengendali moneter, dalam arti mengambil
kebijakan moneter yang juga sering berfungsi sebagai pemegang kas negara.
3. Bertugas sebagai pengelola cadangan devisa di negara yang bersangkutan.
4. Bertugas untuk mengatur dan mengawasi perbankan dalam rangka membangun
sistem perbankan yang sehat, kuat dan mempunyai keunggulan dalam bersaing.
Dalam praktek, pelaksanaan tugas-tugas tersebut sangat erat berkaitan satu
dengan yang lain, disamping terdapat unsur saling melengkapi. Bank sentral pada
dasarnya merupakan lembaga yang tidak bermotif mencari untung, namun harus
menghayati makna bisnis dan memahami bagaimana bank melakukan bisnisnya.
Sebelum membahas Bank Indonesia sebagai bank sentral dan otoritas moneter negara
Republik Indonesia, kiranya akan lebih baik jika dibahas fungsi-fungsi bank sentral
secara umum sebagai berikut:
1. Pengendalian moneter yang merupakan tugas utama Bank sentral dilakukan dengan
menggunakan berbagai piranti moneter untuk mengatur uang beredar agar mampu
memenuhi kebutuhan uang, dengan tetap menjaga agar laju inflasi tetap berada pada
tingkat yang wajar. Disamping itu, kurs mata uang setempat dapat dipelihara pada
tingkat yang relatif stabil. Dengan demikian uang dapat berfungsi dengan baik sebagai
alat tukar yang merupakan fungsi utama uang. Pengendalian moneter dianggap
berhasil apabila otoritas moneter mampu menjaga agar laju inflasi dan perubahan kurs
valuta asing dapat dikendalikan dalam tingkat yang yang relatif rendah dan stabil,
tanpa gejolak yang berarti.
Dalam melaksanakan pengendalian moneter, Bank sentral menggunakan berbagai
piranti moneter, antara lain sebagai berikut:
a. Direct quantitative control of bank credit, merupakan penetapan pagu kredit yang
lazimnya dilakukan karena reserve requirement saja tidak mampu menghambat laju

9
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

pertumbuhan pemberian kredit bank sehingga keadaan moneter menjadi sangat


expansif. Piranti ini cenderung digunakan sebagai instrument of last resort;
b. Selective credit control, merupakan cara pengawasan atau pengendalian kredit
kualitatif yang dilakukan dengan menentukan sektor atau sub sektor yang boleh atau
yang tidak boleh diberikan kredit oleh perbankan;
c. Discount rate, untuk mempengaruhi tingkat suku bunga, sejalan dan saling
melengkapi dengan kebijakan lain. Dengan mengubah-ubah tingkat suku bunga
acuan, Bank sentral dapat memberikan sumbangan cukup berarti dalam menjaga
stabilitas tingkat suku bunga;
d. Open market operation, merupakan kegiatan Bank sentral untuk menjual atau
membeli surat berharga di pasar uang dan pasar modal, dengan tujuan untuk
mempengaruhi uang beredar.
e. Moral suasion, merupakan himbauan bagi perbankan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu, dan lazimnya merupakan pasangan dari piranti lain.
2. Pengawas dan pembinaan bank merupakan salah satu tugas Bank sentral yang
sangat penting dilakukan, disamping karena industri perbankan modal kegiatan
usahanya sebagaian besar berasal dari masyarakat, juga demi keberhasilan upaya
menciptakan sistem perbankan yang sehat dan stabil.
3. Pengaturan terhadap sistem pembayaran merupakan salah satu core function Bank
sentral yang juga dilakukan oleh kebanyakan bank sentral di negara lain, karena
diperlukan dalam rangka menjaga stabilitas keuangan. Tujuan utamanya adalah untuk
menciptakan sistem pembayaran yang aman dan efisien, diantaranya dengan mengatur
penyelenggaraan kliring dan real time gross settlement. Dalam kaitan sistem
pembayaran tersebut, Bank sentral mempunyai hak tunggal untuk menerbitkan dan
mengedarkan uang kartal.
4. Hubungan dengan pemerintah dan lembaga-lembaga lain di masing-masing negara
pada umumnya diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada
umumnya, bank sentral di negara-negara maju benar-benar telah mandiri, sehingga
tidak mungkin diintervensi pemerintah. Kemandirian ini nampak terutama dalam
pelaksanaan pengendalian moneter.
5. Selain fungsi-fungsi di atas, di negara-negara berkembang terdapat pula bank
sentral yang diberikan tugas-tugas tambahan, terutama yang berkaitan dengan
pembangunan. Hal ini antara lain tampak di dalam pengawasan dan pengarahan
pemberian kredit bank, misalnya dalam rangka mendorong sektor-sektor ekonomi

10
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

tertentu atau dalam rangka mendorong terciptanya pemerataan pembangunan. Peranan


seperti ini ternyata tidak tampak di negara-negara maju, karena berkaitan dengan
proses pembangunan dan pemerataannya sudah berlangsung secara otomatis di dalam
suatu sistem yang hidup dan berkembang di negara tersebut.

3. BANK UMUM
Bank umum adalah bank yang dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
giro, deposito berjangka, dan tabungan, memberikan pinjaman dan jasa lalu lintas
pembayaran dalam bidang keuangan kepada masyarakat.
Usaha bank pada dasarnya semata-mata mengandalkan pada kepercayaan masyarakat,
oleh sebab itu bank seyogyanya beroperasi berdasarkan prinsip kehati-hatian bank
(prudential banking). Apabila kepercayaan masyarakat terhadap bank luntur, maka
perkembangan usaha bank dimaksud akan terhambat. Hal tersebut disebabkan
sebagian besar dana operasional bank berasal dari masyarakat, sedang modal pemilik
dalam hal ini hanya merupakan sebagian kecil dari asset bank secara keseluruhan.
Dengan demikian pengurus bank harus berhati-hati menjalankan kegiatan operasional
banknya agar kepercayaan masyarakat dapat senantiasa terjaga. Apabila bank secara
konsisten mampu menjaga kepercayaan masyarakat, maka bank akan dapat leluasa
berkreasi untuk mengembangkan produk-produknya.
Dalam sistem perbankan di Indonesia, produk dan kegiatan usaha bank umum dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Produk Bank Umum
Semakin maju industri perbankan suatu negara maka persaingan antar bank akan
semakin kompetitif, dan dampaknya terhadap produk perbankan akan semakin positif.
Nasabah semakin dimanjakan dengan munculnya produk-produk baru yang makin
variatif, dan setiap bank akan menonjolkan keunggulan-keunggulan tersendiri dari
produk yang ditawarkannya.
Berikut ini akan diuraikan beberapa produk Bank Umum yang dikenal luas
masyarakat di Indonesia yaitu:
Berbagai macam kegiatan usaha bank umum sesuai ketentuan yang diatur dalam
undang-undang perbankan yang berlaku
a. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan;

11
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

b. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank;
c. Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan;
d. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
Syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan
atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Produk tabungan cukup menarik
karena bunga yang diberikan biasanya lebih tinggi dibandingkan jasa giro. Mengingat
banyaknya animo masyarakat terhadap tabungan, maka terdapat inovasi-inovasi baru
pada tabungan seperti bermunculannya produk tabungan haji, tabungan yang
dikaitkan dengan asuransi dan sebagainya
e. Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas
kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari
penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar
uang;
f. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jenis kredit meliputi :
1) Kredit Modal Kerja (KMK).
Kredit yang diberikan untuk keperluan pembiayaan modal kerja dengan jangka waktu
pada umumnya 1 tahun.
2) Kredit Investasi
Kredit yang diberikan untuk keperluan pembiayaan barang modal seperti
pembangunan gedung, instalasi, perkebunan dan sebagainya, dengan jangka waktu di
atas 1 tahun.
3) Kredit Konsumsi
Kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi antara lain kendaraan bermotor, alat-
alat rumah tangga, KPR dan sebagainya dengan jangka waktu bervariasi. Skim
pembiayaan;
g. Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tabungan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil;

12
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

h. Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan perjanjian atau kontrak antara


Bank Umum dan penitip, dengan ketentuan Bank Umum yang bersangkutan tidak
mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut;
i. Wali Amanat adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum untuk
mewakili kepentingan pemegang surat berharga berdasarkan perjanjian antara Bank
Umum dengan emiten surat berharga yang bersangkutan.
2. Kegiatan Usaha Bank Umum
Usaha bank secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kegiatan menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, namun demikian
secara lebih rinci dan spesifik kegiatan usaha bank umum yang diatur dalam Undang-
Undang tentang Perbankan meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, serifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Melakukan kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan surat berharga seperti :
1) menerbitkan surat-surat wesel termasuk membeli surat wesel yang diakseptasi oleh
bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat dimaksud;
2) menerbitkan surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
3) membeli dan menjual kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
4) menyalurkan dana/menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI);
5) menerbitkan, membeli atau menjual obligasi;
6) membeli atau menjual surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
7) membeli atau menjual instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai
dengan 1 (satu) tahun.
e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah;
f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada
bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;

13
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan atau antar pihak ketiga;
h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak;
j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
k. membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya;
l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
m. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip
Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
n. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia;
o. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta
lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia melakukan kegiatan penyertaan modal sementara
untuk mengatasi akibat kegagalan kredit, dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
q. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
r. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Kegiatan Bank Umum yang dilarang:
a. melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf o
dan huruf p;
b. melakukan usaha perasuransian;
c. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada angka 2.

14
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

4. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)


Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro,
kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam
penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu,
Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan
lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah.
Jenis layanan yang diberikan BPR :
1. Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau
bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun
Kredit Konsumsi
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat
yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas.
Jenis layanan yang tidak boleh dilakukan BPR :
Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh
dilakukan BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah :
1. Menerima simpanan berupa giro.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam Valuta Asing
3. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap
layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.
4. Melakukan usaha perasuransian.
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam
usaha BPR.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan definisi dan fungsi bank !
2. Jelaskan pengertian dan tugas bank sentral !
3. Jelaskan pengertian bank umum dan BPR serta jelaskan perbedaannya !

15
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Siamat, Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia

16
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

PERTEMUAN 3 :
JASA-JASA BANK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda harus mampu:
1. Menjelaskan pengertian transfer
2. Menjelaskan pengertian kliring
3. Menjelaskan pengertian inkaso
4. Menjelaskan pengertian bank garansi
5. Menjelaskan pengertian safe deposit box

B. URAIAN MATERI
1. TRANSFER
Transfer rupiah adalah pengiriman uang rupiah yang dilaksanakan secara
pemindahbukuan dari satu rekening ke rekening lain atas permintaan dan atas beban
Pengirim yang pelaksanaannya bisa dilakukan :
a. antar rekening dalam satu Cabang.
b. antar Cabang dalam satu Bank.
c. antar Bank dalam satu Negara.
- SKNBI
adalah sistem Kliring BI yang meliputi Kliring Debet dan Kliring Kredit yang
penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
- RTGS Real Time Gross Settlement
RTGS merupakan suatu fasilitas yang digunakan untuk mentransfer uang melalui sistem
BI RTGS yang dilakukan langsung secara elektronik. Penerima dapat langsung
menerima dananya pada hari yang sama.
- Transfer valuta asing adalah perintah bayar tak bersyarat yang dikirim dari bank
pengirim di dalam atau di luar negeri kepada bank penerima dalam bentuk valuta asing
atas permintaan dan untuk kepentingan pengamanat dengan menggunakan sarana yang
authenticated

17
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

2. KLIRING
Kliring merupakan transaksi atau kegiatan untuk menyelesaikan utang-piutang antar
nasabah dan/atau antar bank dalam bentuk giral dimana bank penerima dan bank
tertariknya berada dalam satu wilayah kliring dengan jadual pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
Maksud dan tujuan Kliring adalah
1. Meningkatkan pelayanan kepada nasabah
2. Memperlancar lalu lintas pembayaran giral
3. Sebagai suatu kegiatan jasa untuk memperoleh pendapatan.

Bank Indonesia
Lembaga Kliring
Cek Bank A Cek Bank A
Kliring keluar
Kliring masuk

Bank A Bank B

DR. Acc Nasabah A CR. Acc Nasabah B Cek Bank A

Nasabah Giro A Nasabah Giro B


Transaksi
Cek

3. INKASO
Inkaso adalah pengiriman warkat (cek / bilyet giro, wesel) ke bank tertarik untuk
mendapatkan pembayaran karena tidak dapat diselesaikan melalui sarana kliring (bank
tertariknya di luar wilayah kliring).
Pihak terkait Inkaso :
a. Nasabah adalah orang / badan yang menyerahkan warkat.
b. Cabang Pengirim adalah cabang yang menerima warkat, menerbitkan Surat Penagihan
(SP) dan mengirimkan ke Cabang Penerus.
c. Cabang Penerus adalah cabang yang menerima SP dan berada dalam satu wilayah
kliring dengan bank tertarik

18
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

d. Bank Tertarik adalah bank yang mengelola dana milik penarik (drawer) dan
membayar tagihan warkat inkaso.
Jenis-jenis Inkaso : Inkaso Keluar misalnya Antar Cabang Bank dalam satu bank,
melalui bank lain (dilaksanakan jika di kota bank tertarik tidak ada Cabang Bank yang
bersangkutan), Inkaso Masuk misalnya diterima dari Cabang lain, diterima dari Bank
lain.

4. BANK GARANSI
Bank Garansi dalah jaminan yang diberkan oleh bank atas permintaan nasabah untuk
memenuhi kewajibannya kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak
memenuhi kewajibannya. Bank garansi yang diterbitkan suatu bank merupakan
pernyataan tertulis untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan apabila dikemudian
hari pihak terjamin tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan sesuai
dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang lebih ditentukan. Oleh karena itu terdapat 3
pihak terkait yaitu bank sebagai penjamin, terjamin yaitu nasabah atas permintaan dan
penerimaan jaminan. Bank dalam pemberian garnsi ini, biasanya meminta setoran
jaminan yang besarnya 10% sd 30% dari total nilai objek yang dijaminkan. Disamping
itu bank memungut provisi dan mengenakan bunga atas jumlah nilai jaminan.

5. SDB (SAFE DEPOSIT BOX)


Safe deposit box merupakan jasa layanan bank berupa penyewaan kotak yang dirancang
secara khusus untuk menyimpan harta/surat berharga.
Karakteristik Safe Deposit Box :
a. Penyewa adalah pemegang rekening (perorangan / badan usaha)
b. Tidak boleh atas nama bersama
c. Jangka waktu minimal 1(satu) tahun & kelipatannya
d. Penyewa bertanggung jawab atas segala risiko kerusakan
e. Barang yang tidak boleh disimpan antara lain : senjata api, bahan peledak, barang yang
menurut hukum, kepatutan, ketertiban umum dilarang disimpan / dikuasai seseorang
f. Membayar biaya sewa & jaminan kunci
g. Penyewa wajib memperlihatkan isi sdb kepada bank bilamana diperlukan
h. Terdiri atas tipe kecil, sedang, besar

19
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan yang anda ketahui tentang transfer melalui SKNBI dan RTGS !
2. Jelaskan perbedaan antara kliring dan inkaso !
3. Jelaskan apa yang dimaksud bank garansi ! apa fungsinya ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud SDB ?

20
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Siamat, Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia

21
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

PERTEMUAN 4 :
SUMBER DAN ALOKASI DANA BANK SERTA
PERHITUNGAN BUNGA SIMPANAN DAN KREDIT

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda harus mampu:
1. Menjelaskan sumber dana bank
2. Menjelaskan alokasi dana bank
3. Menjelaskan perhitungan bunga simpanan
4. Menjelaskan perhitungan bunga kredit

B. URAIAN MATERI
1. SUMBER DANA BANK
Sumber dana bank terdiri dari :
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
a. Setoran modal dari pemegang saham
b. Cadangan-cadangan bank, yaitu cadangan laba pada tahun lalu yang
tidak dibagi kepada para pemegang saham. Cadangan ini sengaja disediakan untuk
mengantisipasi laba tahun yang akan datang
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada
tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfatkan sebagai modal untuk sementara
waktu
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas
Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk :
1. Simpanan Giro
2. Simpanan Tabungan
3. Simpanan Deposito
Simpanan giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga yang dibayar lebih
murah jika dibandingkan dengan simpanan tabungan dan deposito.
3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian
sumber dana pertama dan kedua. Pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal dan

22
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

sifatnya hanya sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini
digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana
ini antara lain diperoleh dari :
1. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank
Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya.
2. Pinjaman antar bank (call money) biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank
yang mengalami kalah kliring didalam lembaga kliring
3. Pinjaman dari bank-bank luar negri
4. Surat berharga pasar uang (SPBU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SPBU
kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat
Dalam hal ini pembahasan lebih ditekankan kepada sumber dana dari masyarakat luas,
secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi kedalam tiga jenis yaitu :
1. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Undang –undang perbankan No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 menjelaskan
bahwa yang dimaksud giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau
dengan cara pemindahbukuan.
Jenis sarana penarikan rekening giro adalah sbb :
a. Cek (Cheque)
Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan didalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Syarat hukum dan penggunaan cek diatur dalam KUH Dagang Pasal 178 dengan syarat
yaitu :
1. Pada surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar uang sejumlah
tertentu
2. Nama bank yang harus membayar (tertarik)
3. Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
4. Tandatangan penarik
Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank adalah :
1. Tersedianya dana
2. Ada materai yang cukup
3. Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pembari cek
4. Jumlah uang yang tertulis diangka harus sama dengan terbilang

23
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

5. Masa kadaluarsa cek adalah 70 hari + 6 bulan


6. Tandatangan atau stempel perusahaan harus sama dengan specimen
7. Tidak diblokir pihak berwenang
8. Resi cek sudah kembali
9. Endorsment cek benar
10. Rekening belum tutup, dll
Jenis – jenis cek :
a. Cek atas nama
b. Cek atas Unjuk
c. Cek Silang
b. Bilyet Giro (BG)
Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut untuk melakukan pemindahbukuan sejumlah uang dari
rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya
Syarat-syarat yang berlaku untuk BG yaitu :
1. Terdapat nama bilyet giro dan no seri
2. Nama dan tempat bank tertarik
3. Jumlah dana yang dipindahkan angka dan terbilang harus sama
4. Nama pihak penerima
5. TTD penarik atau stempel penarik
6. Tanggal dan tempat penarikan
7. Nama bank penerima
8. Masa berlaku 70 hari + 6 bulan
c. Alat Pembayaran lainnya
Adalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada kertas yang di TTD
oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada
pihak lain
2. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Pengertian tabungan menurut UU Perbankan No 10 Tahun 1998 adalah simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan /atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Alat- alat yang dimaksud adalah sbb :
a. Buku Tabungan

24
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

b. Slip Penarikan
c. Kartu ATM
3. Simpanan Deposito
Menurut UU No 10 thn 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank.
Jenis-jenis deposito:
a. Deposito berjangka
merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu, yaitu 1,3,6,12,18
dan 24 bulan.
b. Deposito on call
Merupakan deposito berjangka dengan jumlah hari tertentu denga nominal yang lebih
besar daripada deposito berjangka.

2. ALOKASI DANA BANK


Alokasi dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana
dalam bentuk simpanan, alokasi dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau
lebih dikenal dengan kredit.
Menurut Undang-undang perbankan No 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
a. Prinsip pemberian kredit
Kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang
benar-benar menguntungkan dengan analisi 5C dan 7P.
Analisi 5C adalah:
1. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit
benar-benar dapat dipercaya.
2. Capacity

25
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan
dengan pendidikannya, kemampuan bisnis, juga diukur dengan kemampuannya dalam
memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangannya.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non
fisik.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan
masa yang akan datang.
Metode Analisis 7P adalah:
1. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya.
2. Party
Mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas,
serta karakternya
3. Purpose
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit
4. Prospect
Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang meguntungkan atau tidak.
5. Payment
Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kedit yang telah diambil
6. Profitabitlity
Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan
Ukuran kualitas kredit menurut Bank Indonesia :
1. Lancar
2. Dalam perhatian khusus
3. Kurang lancar
4. Diragukan
5. Macet

26
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

3. PERHITUNGAN BUNGA SIMPANAN


a. Perhitungan Jasa Giro
Jasa giro akan dicadangkan harian di GL BYMHD (Biaya yang masih harus dibayar)
Jasa Giro = Nominal X Suku Bunga % X Jumlah hari / Jumlah hari dalam 1th – Pajak
20%
Note : Tidak dikenakan Pajak 20% bila nominal tidak melebihi Rp. 7.500.000,-
Jurnal :
Dr. Biaya Jasa Giro
Cr. BYMHD
Dr. BYMHD
Cr. Rekening Nasabah
Dr. Rekening Nasabah
Cr. Hutang Pajak
Contoh :
PT. ABC melakukan pembukaan rekening giro pada tanggal 1 September 2016 dan
melakukan setoran awal sebesar Rp. 100.000.000,- kemudian pada tanggal 13
September 2016 PT ABC melakukan pembayaran kepada kliennya dengan menggunakan
cek sebesar Rp. 5.000.000,- berapa jasa giro yang akan PT ABC dapatkan pada tanggal
30 September 2016 dengan asumsi bunga 3% ?
1. Tgl 1 sd 12 September saldo PT ABC adalah Rp. 100.000.000
Rp.100.000.000 X 3% X 12 / 366 = Rp. 98.360
2. Tgl 13 sd 30 September saldo PT ABC adalah Rp. 100.000.000 – Rp.5.000.000 = Rp.
95.000.000
Rp. 95.000.000 X 3% X 18 / 366 = Rp. 140.163
Bunga yang akan diterima pada tgl 30 September 2016 adalah :
Bunga Gross Rp.98.360 + Rp.140.163 = Rp. 238.523
Pajak 20% = Rp. 47.704
Bunga Net = Rp. 190.819
Jurnal :
Dr. Biaya jasa giro Rp. 98.360
Cr. BYMHD Rp. 98.360
Dr. Biaya jasa giro Rp. 140.163
Cr. BYMHD Rp. 140.163
Dr. BYMHD Rp. 238.523

27
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Cr. Rekening Nasabah Rp. 238.523


Dr. Rekening Nasabah Rp. 47.704
Cr. Hutang Pajak Rp. 47.704
b. Perhitungan bunga tabungan
Bunga tabungan akan dicadangkan harian di GL BYMHD (Biaya yang masih harus
dibayar)
Bunga Tabungan = Nominal X Suku Bunga % X Jumlah hari / Jumlah hari dalam 1th –
Pajak 20%
Note : Tidak dikenakan Pajak 20% bila nominal tidak melebihi Rp. 7.500.000,-
Jurnal :
Dr. Biaya Bunga Tabungan
Cr. BYMHD
Dr. BYMHD
Cr. Rekening Nasabah
Dr. Rekening Nasabah
Cr. Hutang Pajak
Note : Cara perhitungan bunga tabungan sama dengan perhitungan jasa giro
c. Perhitungan bunga deposito
Bunga deposito akan dicadangkan harian di GL BYMHD (Biaya yang masih harus
dibayar)
Bunga Deposito = Nominal X Suku Bunga % X Jumlah hari / Jumlah hari dalam 1th –
Pajak 20%
Note : Tidak dikenakan Pajak 20% bila nominal tidak melebihi Rp. 7.500.000,-
Jurnal :
Dr. Biaya Bunga Deposito
Cr. BYMHD
Dr. BYMHD
Cr. Rekening Nasabah
Cr. Hutang Pajak
Contoh :
Pada tanggal 3 September 2016 Bapak Bajuri melakukan penempatan deposito sejumlah
Rp. 200.000.000 dengan jangka waktu 1 bulan, berapa bunga yang diterima Bapak Bajuri
pada saat jatuh tempo dengan asumsi bunga 7% ?
Rp. 200.000.000 X 7% X 30 / 366 = Rp. 1.147.540

28
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Pajak 20% = Rp. 229.508


Bunga Net = Rp. 918.032
Jurnal :
Dr. Biaya bunga deposito Rp. 1.147.540
Cr. BYMHD Rp. 1.147.540
Dr. BYMHD Rp. 1.147.540
Cr. Rekening Nasabah Rp. 918.032
Cr. Hutang Pajak Rp. 229.508

3. PERHITUNGAN BUNGA KREDIT


Rumus perhitungan bunga kredit :
Bunga = SP x i x(30/360)
SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = suku bunga pertahun
30 = jumlah hari dalam 1 bulan
360 = jumlah hari dalam 1 tahun.
Bunga efektif bulan 1
= Rp 24.000.000.00 x 10% x (30 hari/360 hari)
= Rp 200.000,00
Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah
Rp 1.000.000,00 + 200.000,00 = Rp 1.200.000,00
Bunga efektif bulan 2
= Rp 23.000.000.00 x 10% x (30 hari/360 hari)
= Rp 191666.67
Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2 adalah
Rp1.000.000,00 + 191666.67 = Rp 1.191 .666,67
Angsuran bulan kedua Iebih kecil dari angsuran bulan pertama. Demikian pula untuk
bulan-bulan selanjutnya, besar angsuran akan semakin menurun dari waktu kewaktu.

29
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan sumber dana dan alokasi dana bank !
2. PT. Cangkudu melakukan pembukaan rekening giro pada tanggal 5 September 2016
dan melakukan penyetoran sebesar Rp. 70.000.000, pada tanggal 10 September 2016 PT
Cangkudu menerima transer masuk sebesar 50.000.000 dan pada tanggal 20 September
2016 PT Cangkudu melakukan pembayaran kepada kliennya dengan menggunakan bilyet
giro sebesar Rp. 10.000.000, berapa jasa giro yang akan diterima PT Cangkudu pada tgl
30 September 2016 dengan asumsi jasa giro 4% dan berikan jurnalnya !
3. Ibu Lidia melakukan penempata deposito pada tanggal 10 September 2016 sebesar Rp.
500.000.000 jangka waktu 1 bulan dengan asumsi bunga adalah 8% , berapa bunga yang
akan Ibu Lidia terima pada saat jatuh tempo ! berikan jurnalnya !

30
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Siamat, Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia

31
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

PERTEMUAN 5 :
PENDIRIAN, BENTUK HUKUM KEPEMILIKAN, JENIS
KANTOR BANK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda harus mampu:
1. Menjelaskan pendirian, bentuk hukum kepemilikan dan jenis kantor bank
2. Menjelaskan pembinaan dan pengawasan bank

B. URAIAN MATERI
1. PENDIRIAN dan BENTUK HUKUM KEPEMILIKAN
Bagi perbankan sebelum melakukan kegiatannya harus memperoleh izin dari Bank Indonesia,
untuk memperoleh izin usaha bank persyaratan yang wajib dipenuhi menurut UU No 10
Tahun 1998 adalah :
1. Susunan Organisasi dan Kepengurusan
2. Permodalan
3. Kepemilikan
4. Keahlian di bidang perbankan
5. Kelayakan Rencana Kerja
Menurut bentuk hukum sesuai dengan UU No 10 Tahun 1998 Bank Umum adalah :
-Perseroan terbatas
- Koperasi atau
-Perseroan Daerah
Bentuk hukum Bank Perkreditan rakyat sesuai dengan UU No 7 Tahu 1992 adalah :
-Perusahaan Daerah (PD)
- Koperasi
- Perseroan Terbatas (PT)
Berdasarkan kepemilikannya, bank dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Bank milik pemerintah
BNI, BRI dan BTN.
b. Bank milik pemda

32
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur,
BPD Sumatera Utara, BPD Sumatera Selatan dll
c. Bank milik swasta nasional
Bank Muamalat, BCA, Bumi Putera, Danamon, Mega, Capital, dll.
d. Bank milik koperasi
Bank Bukopin.
e. Bank milik asing
Bank of Tokyo, Hongkong Bank, City Bank, Bankok Bank dll

2. JENIS-JENIS KANTOR BANK


Yang dimaksud dengan jenis-jenis kantor bank dapat dilihat dari luasnya kegiatan
jasa-jasa bank yang ditawarkan dalam suatu cabang bank. Luasnya kegiatan ini tergantung
dari kebijakan kantor pusat bank tersebut. Disamping itu, besar kecilnya kegiatan cabang
bank tersebut tergantung pula dari wilayah operasinya.
Jenis-jenis kantor bank yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1 Kantor Pusat
Merupakan kantor dimana semua kegiatan perencanaan sampai kepada pengawasan
terdapat di kantor ini. Setiap bank memiliki satu kantor pusat dan kantor pusat tidak
melakukan kegiatan operasional sebagaimana kantor bank lainnya, akan tetapi
mengendalikan jalannya kebijaksanaan kantor pusat terhadap cabang-cabangnya. Dapat
diartikan pula bahwa kegiatan kantor pusat tidak melayani jasa bank kepada masyarakat
umum.
2 Kantor Cabang Penuh
Merupakan salah satu kantor cabang yang memberikan jasa bank paling lengkap. Dengan
kata lain, semua kegiatan perbankan ada di kantor cabang penuh dan biasanya kantor
cabang penuh membawahi kantor cabang pembantu.
3 Kantor Cabang Pembantu
Merupakan kantor cabang yang berada di bawah kantor cabang penuh dimana kegiatan
jasa bank yang dilayani hanya sebagian saja. Perubahan status dari cabang pembantu ke
cabang penuh dimungkinkan apabila memang cabang tersebut sudah memenuhi kriteria
sebagai cabang penuh dari kantor pusat.
4 Kantor Kas
Merupakan kantor bank yang paling kecil dimana kegiatannya hanya meliputi teller/kasir
saja. Dengan kata lain, kantor kas hanya melakukan sebagian kecil dari kegiatan

33
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

perbankan dan berada di bawah cabang pembantu atau cabang penuh. Bahkan sekarang
ini banyak kantor kas yang dilayani dengan mobil dan sering disebut kas keliling.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan mengenai pendirian dan bentuk hukum kepemilikan
2. Sebutkan dan jelaskan dari jenis-jenis kantor bank!

34
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Siamat, Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia

35
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

PERTEMUAN 6 :

MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI ANTAR BANK


UMUM DAN BPR

A. TUJUAN PERKULIAHAN

Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:

1. Menguraikan pengertian dan maksud dari merger, konsolidasi dan akuisisi perusahaan
bank umum dan BPR
2. Menjelaskan alasan perushaan Bank melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi
3. Menguraikan persyaratan perusahaan perbankan dalam melakukan merger,
konsolidasi dan akuisisi.

B. URAIAN MATERI

Sebelum melakukan penggabungan Pihak perbankan dapat memilih beberapa bentuk


penggabungan dan masing-masing bentuk tersebut memiliki keunggulan dan kerugian
tergantung pada tujuan perusahaan perbankan tersebut.

Adapun penggabungan yang dapat dipilih atau yang biasa dilakukan di Indonesia
adalah sebagai berikut:

1. Merger
Adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan
berdirinya salah satu dari bank dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa
melikuidasi terlebih dahulu.

Penggabungan tersebut dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh saham


bank lainnya yang ikut bergabung menjadi satu dengan bank yang dipilih untuk
dijadikan bank akan dipertahankan. Biasanya bank hasil merger memakai salah satu
nama yang dipilih secara bersama.

36
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Sebagai contoh: Bank ABC melakukan merger dengan Bank XYZ dan disepakati
memakai nama Bank ABC, maka Bank XYZ diganti menjadi Bank ABC.
2. Konsolidasi
Adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan
membubarkan bank-bank tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu.
Sebagai contoh: Bank ABC melakukan konsolidasi dengan Bank XYZ, maka nama
kedua bank tersebut dibubarkan dan menamakan bank yang baru misalnya Bank
AYA.
3. Akuisisi
Adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank yang berakibat beralihnya
pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk akuisisi biasanya
nama bank yang diakuisisi tidak berubah dan berubah hanyalah kepemilikannya.
Sebagai contoh diatas misalnya Bank ABC diakuisisi oleh Bank XYZ, maka nama
Bank ABC tidak berubah dan yang berubah adalah kepemilikannya saja, yaitu
menjadi milik Bank XYZ.

Sebelum melakukan penggabungan badan usahanya, setiap perusahaan tentu


mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapainya.

Ada beberapa alasan suatu bank melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi, yaitu:

a. Masalah kesehatan bank, apabila bank sudah ditetapkan tidak sehat oleh Bank
Indonesia untuk beberapa periode maka sebaiknya bank tersebut melakukan merger
dengan bank yang sehat atau dengan melakukan konsolidasi degan bank yang sama-
sama tidak sehat serta dapat pula diakuisisi oleh bank lain yang berminat.
b. Modal yang dimiliki relatif kecil sehingga untuk melakukan ekspansi terlalu sulit.
Dengan adanya penggabungan atau usaha peleburan otomatis lebih mudah untuk
mengembangkan usahanya. Yang jelas setelah melakukan penggabungan modal dari
beberapa bank yang ikut bergabung modal bank yang baru bertambah besar.
c. Manajemen bank yang berantakan dan kurang professional sehingga perusahaan terus
merugi dan sulit untuk berkembang. Jenis bank inipun sebaiknya melakukan
penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan bank yang lebih professional.
d. Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional, sebaiknya bank melakukan
penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan adminitrasinya menjadi baik.

37
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

e. Ingin menguasai pasar, tujuannya tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar
biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut merger. Dengan adanya
penggabungan dari beberapa bank, maka jumlah cabang dan jumlah nasabah yang
dimiliki bertambah. Tujuan ini juga untuk menghilangkan atau melawan pesaing yang
ada.

Untuk mengadakan penggabungan bank baik penggabungan merger, konsolidasi dan


akuisisi dapat dilakukan atas:

1. Inisiatif bank yang bersangkutan atau


2. Permintaan Bank Indonesia atau
3. Inisiatif bank khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan bank.

Adapun izin untuk melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

1. Telah memperoleh persetujuan dari RUPS bagi bank yang berbentuk badan hukum
perseroan terbatas atau rapat sejenis bagi bank yang berbentuk lainnya.
2. Memenuhi rasio kecukupan modal yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
3. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak termasuk daftar orang yang tercela
di bidang perbankan.
4. Dalam hal akuisisi, maka bank wajib memenuhi ketentuan mengenai pengertian
modal oleh bank yang diatur oleh Bank Indonesia.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Sebutkan perbedaan antara merger dan akuisisi!
2. Terkait dari soal no.1 tolong berikan contoh salah satu bank swasta/pemerintah di
Indonesia yang pernah melakukan merger/akuisisi dan jelaskan secara singkat sejarah
bank tersebut sebelum dan sesudah merger/akuisisi!

38
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persada

39
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

PERTEMUAN 7 :

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BANK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:

1. Menguraikan pembinaan, pengaturan dan pengawasan bank.


2. Mengetahui prinsip dasar pengawasan bank yang efektif.
3. Memahami independensi Bank Sentral.
4. Menguraikan pengaturan dan pengawasan sistem pembayaran.

B. URAIAN MATERI

Tujuan utama pengawasan bank adalah memelihara kepercayaan masyarakat dan


memelihara sistem keuangan. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk dapat meminimalkan
risiko serta kerugian masyarakat penyimpan maupun para kreditor. Otoritas pengawas harus
mendorong terciptanya disiplin pasar melalui pengaturan dan pengawasan yang baik, harus
mempunyai independensi dan kewenangan yang cukup dalam pengambilan keputusan. Bank
Sentral sebagai pengawas bank komersial bertugas memantau dan memeriksa apakah pemilik
dan pengelola bank telah melaksanakannya. Dengan pengawasan, maka akan dapat segera
dilakukan langkah-langkah yang diperlukan apabila terdapat peraturan atau ketentuan yang
tidak dilaksanakan.

Pengawasan bank dapat dilaksanakan secara:

 Langsung (on site)


 Tidak langsung (off-site)
 Kombinasi keduanya

A. Prinsip Dasar Pengawasan Bank Yang Efektif

Prinsip-prinsip dasar pengawasan bank yang efektif di beberapa negara yang lazim
dan terbaik secara internasional dikenal dengan sebutan 25 Core Principles for Effective

40
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Banking Supervision yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS). Berikut
mencakup tujuh aspek penting (25 prinsip dasar), yaitu:

1. Kelembagaan
Sistem pengawasan bank yang efektif memerlukan penetapan tanggung jawab
dan tujuan yang jelas bagi lembaga terkait dalam tugas-tugas pengawasan
bank, harus memiliki independensi operasional dan sumber daya yang cukup.
Diperlukan konsensus untuk tukar menukar informasi antar lembaga otoritas
pengawas dan perlindungan kerahasiaan data yang diperlukan.
2. Perizinan
Bank merupakan lembaga yang diberi izin operasi dan diawasi dalam kegiatan
yang diperbolehkan.
Otoritas perizinan harus memiliki kewenangan untuk menetapkan dan
menolak segala pengajuan/proposal dalam pendirian bank yang tidak
memenuhi standar. Proses perizinan mencakup penilaian struktur kepemilikan
organisasi bank, komisaris dan direksi, rencana operasi dan pengendalian
internal, proyeksi laporan keuangan dan juga permodalan.
Otoritas pengawasan harus memiliki kewenangan untuk mengkaji ulang dan
menolak berbagai pengajuan/proposal mengenai pemindahan kepemilikan atau
pengendalian bank secara signifikan.
Otoritas pengawasan harus memiliki kewenangan untuk menetapkan kriteria
untuk mengkaji ulang akuisisi atau investasi mayoritas oleh bank, dan dapat
memastikan bahwa afiliasi/struktur perusahaan tidak membawa bank pada
risiko yang berlebihan atau mengganggu efektifitas pengawasan.
3. Persyaratan dan Ketentuan kehati-hatian
Otoritas pengawasan harus menetapkan kebutuhan penyediaan modal
minimum (KPMM) untuk semua bank berdasarkan prinsip kehati-hatian, yang
sekurang-kurangnya mencerminkan risiko yang diambil dan kemampuan baik
untuk menyerap kerugian. Khusus bagi bank yang beroperasional secara
internasional, persyaratan tersebut sekurang-kurangnya adalah sebagaimana
yang ditetapkan oleh Based Capital Accord.
Sistem pengawasan bank telah mencakup penilaian terhadap kebijakan,
praktik-praktik dan prosedur perkreditan dan penanaman, termasuk portofolio
aset bank.

41
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Otoritas pengawas harus dapat memastikan bahwa bank telah menetapkan dan
melaksanakan kebijakan, praktik-praktik dan prosedur dalam melakukan
penilaian terhadap kualitas aset bank.
Otoritas pengawas harus dapat memastikan bahwa bank telah memiliki sistem
informasi manajemen untuk mengidentifikasi konsentrasi risiko dalam
portofolio bank. Otoritas harus menetapkan batasan maksimum eksposur
risiko terhadap nasabah individual dan grup baik terkait maupun tidak terkait.
Dalam rangka menghindari penyalahgunaan kredit kepada pihak yang terkait,
otoritas pengawas harus menetapkan batas maksimal pemberian kredit
(BMPK) bagi pihak terkait, dan bank telah melakukan pemantauan secara
efektif termasuk upaya-upaya bank lainnya dalam mengatasi timbulnya risiko.
Otoritas pengawas harus dapat memastikan bahwa bank memiliki kebijakan
dan prosedur yang memadai untuk mengidentifikasi, memantau, dan
mengendalikan country risk atau transfer risk dalam kegiatan perbankan
internasional, termasuk kecukupan cadangan untuk mengantisipasi risiko.
Otorisasi pengawas harus dapat memastikan bahwa bank telah memiliki
sistem yang dapat menghitung secara akurat, memantau dan mengendalikan
risiko pasar (market risk) secara memadai, dan jika perlu otoritas harus
memiliki kewenangan untuk menetapkan special limit/capital charge tertentu
atas risk exposure.
Otoritas pengawas harus dapat memastikan bahwa bank telah memiliki proses
manajemen risiko yang komprehensif, termasuk kompetensi manajemen,
untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan berbagai
risiko potensial, dan jika perlu, bank harus menyediakan modal untuk
menopang risiko tersebut.
Otoritas pengawas harus menetapkan bahwa bank telah memiliki pengendalian
internal yang memadai, sebanding dengan jenis ukuran bisnis bank, antara lain
mencakup delegasi kewenangan dan tanggung jawab, tugas dan fungsi,
rekonsiliasi, pengamanan aset, dan audit internal/eksternal independen.
Otoritas pengawas harus menetapkan bahwa bank telah memiliki kebijakan,
praktik-praktik dan prosedur yang memadai, termasuk “strict know your
customer rules” untuk meningkatkan standar etika dan profesionalisme dalam
sektor keuangan dan mencegah terjadinya praktik-praktik kriminal.

42
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

4. Metode Pengawasan Bank


Sistem pengawasan bank yang efektif sekurang-kurangnya mencakup atau
merupakan kombinasi dari bentuk on site examination dan off site supervision.
Pengawas bank harus melakukan kontak secara teratur dengan manajemen
bank dan memiliki pemahaman yang seksama terhadap kegiatan bank yang
diawasi.
Kegiatan pengawasan bank mencakup tahap-tahap pengumpulan data,
pengkajian dan analisis terhadap laporan-laporan bank (prudential), baik
secara individual maupun konsolidasi.
Pengawas bank harus melakukan kegiatan pembuktian secara independen
terhadap kebenaran informasi pengawasan, baik melalui on site examination
maupun menggunakan jasa auditor eksternal.
Kegiatan Pengawasan bank untuk mengawasi grup perbankan secara
konsolidatif.
5. Informasi
Pengawas bank harus dapat memastikan bahwa bank telah memiliki catatan
akuntansi yang memadai berdasarkan kebijakan dan prinsip-prinsip yang
berlaku dan diterapkan konsisten, sehingga dapat
menyajikan/mempublikasikan secara berkala laporan keuangan dan hasil
usaha bank dengan wajar dan benar.
6. Kewenangan Formal Lembaga Pengawas
Otoritas pengawas harus memiliki kewenangan untuk melakukan langkah-
langkah tindak lanjut pengawasan apabila dijumpai adanya bank yang tidak
mampu memenuhi ketentuan kehati-hatian seperti ketentuan Capital Adequacy
Ratio/CAR, pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku, atau adanya hal-hal
lain yang dapat mengancam kepentingan nasabah.
7. Pengawasan Lintas Negara (Cross Border Banking)
Pengawasan bank harus melakukan pemantauan dan pengawasan bank secara
konsolidasi dan global serta penerapan ketentuan kehati-hatian secara
memadai terhadap seluruh aspek kegiatan dari unit-unit usaha bank yang
beroperasi di luar negeri seperti: kantor cabang, agency, bank campuran dan
subsidiaries.

43
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Secara konsolidatif pengawas bank perlu melakukan kontak dan tukar-


menukar informasi bank yang diawasi secara teratur dengan otoritas
pengawasan negara lain, terutama host country supervisory authority.
Otoritas pengawas harus mensyaratkan bahwa kegiatan operasional kantor
cabang bank asing diperlakukan sama dengan bank lokal, dan otoritas
pengawas harus memiliki kewenangan untuk tukar menukar informasi yang
diperlukan oleh pengawas negara asalnya.

Pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam penilaian suatu bank yang
mengalami kesulitan dan membahayakan kelangsungan hidup bank tersebut, maka
tindakakan yang harus dilakukan adalah:

1. Pemegang saham menambah modal


2. Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank
3. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
macet dan menghitungkan kerugian bank dengan modalnya.
4. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain.
5. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban.
6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak
lain.
7. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan/atau kewajiban kepada bank atau pihak
lain.

Apabila tindakan diatas tidak mampu untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank
dan menurut penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan sistem perbankan, maka Bank
Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan dapat menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim
likuidasi.

B. Independensi Bank Sentral

Beberapa studi menunjukkan bahwa krisis perbankan yang terjadi di beberapa negara
karena kurangnya independensi lembaga pengatur dan pengawas perbankan dari berbagai
tekanan dan intervensi politik dan pemerintah. Dan hasil studi mendorong argumen bahwa
pengaturan dan pengawasan bank sebaiknya memiliki independensi dan terpisah dari bank
sentral. Independensi didefinisikan sebagai kebebasan dari pengaruh, instruksi/pengarahan,

44
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

atau kontrol dari pihak lain. Independensi bank sentral menurut fraser (1994) dalam Bank
Indonesia (2004) diartikan sebagai kebebasan bank sentral untuk dapat melaksanakan
kebijakan moneternya yang bebas dari pertimbangan-pertimbangan politik.

Ada lima aspek independensi Bank Sentral, yaitu:

1. Kebebasan terhadap campur tangan pemerintah dan atau pihak lain (institutional
independence).
2. Kebebasan dalam mencapai sasaran akhir (goal independence).
3. Kebebasan dalam menggunakan instrumen dan menetapkan sendiri sasaran kebijakan
moneter (instrument independence).
4. Kebebasan dewan gubernur bank sentral dalam melaksanakan tugas-tugas yang
ditetapkan undang-undang (personal independence).
5. Kebebasan untuk menetapkan dan mengelola anggaran dan aset kekayaannya tanpa
persetujuan oleh parlemen (financial independence).

C. Pengaturan dan Pengawasan Sistem Pembayaran

Bank Sentral terlibat dalam sistem pembayaran karena sistem pembayaran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem keuangan dan perbankan suatu negara.
Keberhasilan sistem pembayaran akan menunjang perkembangan sistem keuangan dan
perbankan, sebaliknya risiko ketidaklancaran atau kegagalan sistem pembayaran akan
berdampak negatif pada kestabilan ekonomi. Namun tidak semua bank sentral pada negara
tersebut melaksanakan tugas ini sepenuhnya, tetapi bersama-sama dengan lembaga
independen lainnya, berikut tampak pada beberapa negara dibawah ini:

Negara Otoritas Moneter Pengatur Sistem Pembayaran


Afrika Selatan Ya Ya Tidak
Amerika Ya Sebagian Sebagian
Australia Ya Tidak Ya
Belanda Ya Sebagian Ya
Brasil Ya Ya Sebagian
Brunei Ya Tidak Tidak
Hongkong Ya Tidak Tidak

45
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

India Ya Ya Sebagian
Indonesia Ya Ya Ya
Inggris Ya Tidak Tidak
Italia Ya Sebagian Ya
Jepang Ya Tidak Ya
Jerman Ya Sebagian Ya
Malaysia Ya Ya Ya
Prancis Ya Sebagian Sebagian
Selandia Baru Ya Ya Ya
Singapura Ya Ya Sebagian
Sumber: Bank Indonesia, 2004

1. Sistem Pembayaran Tunai


Kebijakan Bank Indonesia dibidang pembayaran tunai mencakup tiga aspek pokok,
yaitu:
a. Pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal
Kebijakan ini diarahkan untuk menyediakan uang yang layak edar dan jumlah
yang cukup, baik dari segi nominal maupun jenis pecahan yang sesuai, secara
tepat waktu.
b. Menjaga kualitas uang layak edar
c. Melakukan tindakan preventif serta represif dalam mengurangi peredaran uang
palsu.
2. Sistem Pembayaran Non Tunai
Dalam kebijakan sistem pembayaran ini Bank Indonesia mengutamakan penurunan
risiko dan penigkatan efisiensi sistem pembayaran.
Sistem pembayaran non tunai adalah suatu sistem yang mencakup pengaturan,
kontrak/perjanjian, fasilitas operasional, dan mekanisme tehnis yang digunakan untuk
penyampaian, pengesahan dan penerimaan instruksi pembayaran, serta pemenuhan
kewajiban pembayaran melalui pertukaran “nilai” antar perorangan, bank, dan
lembaga lainnya baik domestik maupun antar negara.
Instrumen dalam sistem pembayaran non tunai berupa:
a. Warkat/dokumen: cek, bilyet giro, nota debet, nota kredit, dll.
b. Kartu: kartu kredit, kartu debet, kartu ATM, smart card
c. Internet/telepon: internet banking dan telephone banking.

46
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Proses penyelesaian pembayaran tersebut dapat dilakukan secara sebagai berikut:

a. Sistem Batch
Intruksi pembayaran dikumpulkan terlebih dahulu, sedangkan pemrosesannya
dilakukan kemudian dalam jumlah tertentu sekaligus pada waktu tertentu
(sistem tertunda atau deffered).
b. Sistem real time (seketika)
Penyampaian dan pemrosesan instruksi pembayaran dilakukan satu demi satu
seketika setiap datangnya instruksi pembayaran. Pada umumnya pembayaran
yang bernilai besar menggunakan sistem Real Time Gross Settlement (RTGS)
yaitu sistem penanganan yang memproses setiap transaksi secara individual,
berkesinambungan dan seketika. Tiap transaksipun diselesaikan pada rekening
bank yang bertransaksi yang berada di bank sentral, secara bruto, dan bersifat
segera, final dan irrecovable (tidak dapat dibatalkan) sehingga tidak memiliki
risiko kredit, dan meminimalkan risiko manajemen.

Menurut The Committee on Payment and Settlement Sistems Bank International


Settlement (CPSS BIS,1996), terdapat lima jenis risiko pembayaran, yaitu:

1. Risiko kredit
Risiko ketika salah satu peserta dalam sistem pembayaran tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo atau di masa mendatang.
2. Risiko likuiditas
Risiko ketika salah satu peserta dalam sistem pembayaran tidak memiliki cukup dana
untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, meskipun barangkali mampu
pada waktu yang akan datang.
3. Risiko hukum
Risiko ketika kerangka hukum yang lemah atuu ketidakpastian hukum yang dapat
menyebabkan atau memperburuk risiko kredit dan risiko likuditas.
4. Risiko operasional
Risiko yang timbul oleh faktor-faktor operasional, seperti tidak beefungsinya secara
teknis atau kesalahan operasional, yang dapat menyebabkan atau memperburuk risiko
kredit atau risiko likuiditas.
5. Risiko sistemik

47
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

Risiko ketika ketidakmampuan salah satu peserta untuk memenuhi kewajibannya atau
gangguan pada sistem, menyebabkan ketidakmampuan peserta lain. Selanjutnya,
kegagalan pembayaran tersebut menyebar secara luas sehingga membahayakan sistem
dan pasar keuangan.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan bagaimana Bank Sentral melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
bank-bank!

48
Modul Bank dan Lembaga Keuangan Lain S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

DAFTAR PUSTAKA

Dr. kasmir, bank dan lembaga keuangan lainnya edisi revisi, pt rajagrfindo persada,
jakarta, 2014.
Ktut silvanita, bank dan lembaga keuangan lain, penerbit erlangga, 2009.

49

Anda mungkin juga menyukai